KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 1980 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

dokumen-dokumen yang mirip
PROSEDUR PELAKSANAAN PEMBERIAN INSENTIF Rp,3.- (TIGA RUPIAH) PER-KILOGRAM GABAH KERING GILING KEPADA PETANI INSUS

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 1973 TENTANG PEMBELIAN BERAS DALAM NEGERI UNTUK TAHUN 1973/1974 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2005 TENTANG KEBIJAKAN PERBERASAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2005 TENTANG KEBIJAKAN PERBERASAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG KEBIJAKAN PERBERASAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

GUBERNUR KEPALA DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR KEPUTUSAN NOMOR 112 TAHUN 1980 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN INTENSIFIKASI TEMBAKAU RAKYAT TAHUN 1980

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN PERBERASAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

WALIKOTA PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN WALIKOTA PASURUAN NOMOR 18 TAHUN 2015 TENTANG

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 1979 TENTANG BADAN KOORDINASI BIMAS PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG KEBIJAKAN PERBERASAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN PERBERASAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG KEBIJAKAN PENGADAAN GABAH/BERAS DAN PENYALURAN BERAS OLEH PEMERINTAH

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Indonesia merupakan negara agraris dimana pertanian memegang peranan

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG KEBIJAKAN PENGADAAN GABAH/BERAS DAN PENYALURAN BERAS OLEH PEMERINTAH

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 1990 TENTANG PERUSAHAAN UMUM (PERUM) JASA TIRTA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI PERTANIAN KETUA HARIAN DEWAN KETAHAN PANGAN NOMOR: 24/Permentan/PP.330/4/2008 TENTANG

INPRES 32/1998, PENETAPAN HARGA DASAR GABAH SERTA HARGA PEMBELIAN GABAH DAN BERAS

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BANTUAN PENGHIJAUAN DAN REBOISASI TAHUN 1983/1984 Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 9 Tahun 1983 Tanggal 7 Mei 1983 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

GUBERNUR KEPALA DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR NOMOR 7 TAHUN 1992 TENTANG IURAN PELAYANAN IRIGASI

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 1979 TENTANG BADAN KOORDINASI BIMAS PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

GUBERNUR KEPALA DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR KEPUTUSAN NOMOR 42 TAHUN 1992 TENTANG

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 1981 BANTUAN PENGHIJAUAN DAN REBOISASI TAHUN 1981/1982 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

GUBERNUR KEPALA DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR KEPUTUSAN NOMOR 94 TAHUN 1980

PERATURAN MENTERI PERTANIAN Nomor : 05/Kpts/OT.140./1/2005 TENTANG

*47693 KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA (KEPPRES) NOMOR 67 TAHUN 1998 (67/1998) TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 562 KMK. 02/2004 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 1990 TENTANG PENGENAAN, PEMUNGUTAN DAN PEMBAGIAN IURAN HASIL HUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

a. Menetapkan kebijakan daerah di bidang pendapatan dan pengelolaan keuangan daerah; b. Melaksanakan pembinaan dan pengarahan guna peningkatan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN,

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 6 TAHUN 2010

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2000 TENTANG BADAN URUSAN LOGISTIK PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 1983 TENTANG BANTUAN PEMBANGUNAN DAERAH TINGKAT II TAHUN 1983/1984 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEUANGAN. Subsidi Beras. Masyarakat. Pendapatan Rendah.

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 42 TAHUN 2010 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENDISTRIBUSIAN BERAS MISKIN DI KOTA SURABAYA TAHUN 2010

LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI NOMOR : 44 TAHUN : 2000 SERI : D NO.38 GUBERNUR BALI KEPUTUSAN GUBERNUR BALI NOMOR 87 TAHUN 2000 TENTANG

2017, No Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lem

: Tugas dari Petugas pemungut pajak bumi dan bangunan perdesaan dan perkotaan sebagaimana dimaksud pada diktum kedua adalah: 1. Bupati Banyuwangi,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1976 TENTANG PROGRAM BANTUAN PENGHIJAUAN DAN REBOISASI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI KEBUMEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 5 TAHUN 2018 TENTANG

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 33/Permentan/OT.140/7/2006 TENTANG PENGEMBANGAN PERKEBUNAN MELALUI PROGRAM REVITALISASI PERKEBUNAN

KEPPRES 31/1983, BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN *42361 KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA (KEPPRES) NOMOR 31 TAHUN 1983 (31/1983)

TENTANG PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PENYALURAN BERAS MISKIN DI KOTA SURABAYA TAHUN 2012 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA,

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 016 TAHUN 2016

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 64 TAHUN 2009 TENTANG

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 1997 TENTANG PROGRAM PENGEMBANGAN TEBU RAKYAT PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

WALIKOTA PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 1982 TENTANG BANTUAN PENGHIJAUAN DAN REBOISASI TAHUN 1982/1983 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2017, No menyebabkan berkurangnya pendapatan petani dan turunnya penyerapan gabah dan beras; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dima

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BULUKUMBA NOMOR 42 TAHUN 2017 TENTANG

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 1981 TENTANG BANTUAN PEMBANGUNAN DAERAH TINGKAT II TAHUN 1981/1982 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2016, No Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5433); 4. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2014 tentang Perdagangan (Lembaran Negara Repu

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 127/PMK.07/2006 TENTANG

TENTANG MENTERI KEUANGAN,

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 353/KMK.02/2004 TENTANG PENETAPAN HARGA PENYERAHAN BERAS PINJAMAN PL-480

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA TENTANG BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG BUPATI PANDEGLANG,

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 1982 TENTANG DEWAN GULA INDONESIA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2000 TENTANG BADAN KEBIJAKSANAAN DAN PENGENDALIAN PEMBANGUNAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN NASIONAL

MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

KELIMA : Semua pengeluaran keuangan yang berhubungan dengan pelaksanaan keputusan ini, dibebankan pada anggaran dari masing-masing unit kerja.

BERITA DAERAH KOTA PADANG PANJANG Tahun

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 1981 TENTANG PEMBINAAN USAHA PETERNAKAN AYAM

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR : 152 /PMK.07/2007 TENTANG

10. Satuan kerja beras miskin yang selanjutnya disebut Satker Raskin adalah petugas yang melayani dan bertangung jawab atas pengambilan dan

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 1981 TENTANG PEMBINAAN USAHA PETERNAKAN AYAM PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 1977 TENTANG PROGRAM BANTUAN PENGHIJAUAN DAN REBOISASI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 38 TAHUN 2011 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENDISTRIBUSIAN BERAS MISKIN DIKOTA SURABAYA TAHUN 2011

WALIKOTA YOGYAKARTA PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 21 TAHUN 2014

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 1973 TENTANG UNIT DESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

IJIN LOKASI DAN PENETAPAN LOKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 10 TAHUN 2015

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2009 TENTANG TIM DOKTER KEPRESIDENAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PROGRAM BANTUAN PENGHIJAUAN DAN REBOISASI Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 8 Tahun 1976 Tanggal 1 April 1976 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 1979 TENTANG BANTUAN KREDIT PEMBANGUNAN DAN PEMUGARAN PASAR TAHUN 1979/1980

MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2009 TENTANG TIM DOKTER KEPRESIDENAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 82/KMK.04/2000 TENTANG

WALIKOTA TASIKMALAYA

Gubernur Jawa Barat PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 43 TAHUN TAHUN 2011 TENTANG OPERASI PASAR MURAH KEBUTUHAN POKOK MASYARAKAT

GUBERNUR KEPALA DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR KEPUTUSAN NOMOR 154 TAHUN 1980 TENTANG

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI GORONTALO PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI PROVINSI GORONTALO (ANGKA TETAP 2014 DAN ANGKA RAMALAN I 2015)

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1979 TENTANG BANTUAN PEMBANGUNAN DESA TAHUN 1979/1980 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DANA BAGI HASIL YANG BERSUMBER DARI PENERIMAAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 1982 TENTANG BANTUAN PEMBANGUNAN DESA TAHUN 1982/1983 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT,

BUPATI SEMARANG PROPINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 1980 TENTANG BANTUAN PEMBANGUNAN DAERAH TINGKAT II TAHUN 1980/1981 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

Regulasi Penugasan Pemerintah kepada Perum BULOG 1

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 1983 TENTANG BANTUAN PEMBANGUNAN SEKOLAH DASAR TAHUN 1983/1984 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR

BERITA DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 6 TAHUN 2015 SERI E.4 PERATURAN BUPATI CIREBON NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 35 TAHUN 2002 TENTANG DANA REBOISASI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR : 95 TAHUN 2009 PENYEDIAAN DAN PENYALURAN CADANGAN PANGAN POKOK DI JAWA BARAT TAHUN 2009

BADAN PERTANAHAN NASIONAL

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Transkripsi:

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 1980 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa partisipasi petani dalam Intensifikasi Khusus (INSUS) perlu ditingkatkan. b. bahwa peningkatan produksi yang dihasilkan oleh INSUS tersebut perlu dilindungi dari kemungkinan tidak mendapatkan harga pasar. c. bahwa kerjasama kelompok tani dalam kegiatan INSUS perlu dikembangkan ke arah penanganan penguasaan hasil. d. bahwa untuk mewujudkan hal-hal tersebut di atas dipandang perlu memberikan perangsang kepada kelompok Tani INSUS yang menjual gabahnya kepada Pemerintah. Mengingat : Pasal 4 ayat (1) Undang-Undang Dasar 1945; MEMUTUSKAN: PERTAMA KEDUA KETIGA KEEMPAT KELIMA KEENAM KETUJUH : Memberikan premi kepada Kelompok Tani Peserta INSUS yang menjual gabah dari hasil para anggotanya kepada Pemerintah. : Besarnya premi ditetapkan sebesar Rp 3.- (tiga rupiah) untuk setiap kg gabah kering giling yang diserahkan oleh Kelompok Tani INSUS tersebut yang diperhitungkan untuk mendapatkan premi adalah sebanyak 50% (lima puluh persen) dari hasil INSUS untuk setiap kelompok tani. : Premi diberikan mulai musim tanam 1980, yaitu untuk INSUS musim tanam 1980 dan seterusnya. : Dana untuk pemberian premi ini diambil dari dana yang disediakan untuk subsidi pangan. : Pemberian premi INSUS ini dilaksanakan menurut pokok-pokok prosedure yang diuraikan dalam Lampiran Keputusan Presiden ini. : Petunjuk pelaksanaan lebih terperinci diberikan oleh masing-masing instansi menurut bidang tanggung jawabnya masing-masing. : Menugaskan: 1. Menteri Pertanian. 2. Menteri Keuangan. 3. Menteri Perdagangan dan Koperasi 4. Menteri Dalam Negeri. 5. Menteri Muda Urusan Produksi Pangan.

6. Menteri Muda Urusan Koperasi. 7. Kepala Badan Urusan Logistik. 8. Gubernur Bank Indonesia; 9. Gubernur Kepala Daerah yang bersangkutan, 10. untuk melaksanakan Keputusan Presiden ini sesuai dengan fungsinya masing-masing. KEDELAPAN : Menugaskan Menteri Muda Urusan Produksi Pangan/Ketua Satuan Pengendali Bimas untuk bertindak sebagai Koordinator operasional dari pemberian premi Insus. KESEMBILAN : Para pejabat tersebut pada diktum KETUJUH Keputusan Presiden ini memberikan petunjuk:-petunjuk serta mengadakan pengawasan atas pelaksanaan Keputusan Presiden ini kepada Instansi dan pejabat di lingkungannya baik secara sendiri-sendiri maupun secara bersama-sama sesuai dengan bidang tugasnya masing-masing. KESEPULUH : Keputusan Presiden ini mulai berlaku pada tanggai ditetapkan. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 19 Juni 1980 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA ttd SOEHARTO

I. PENDAHULUAN. LAMPIRAN KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 1980 TANGGAL 19 Juni 1980 PRO SEDUR PELAKSANAAN PEMBERIAN INSENTIF Rp,3.- (TIGA RUPIAH) PER-KILOGRAM GABAH KERING GILING KEPADA PETANI INSUS 1. Pelaksanaan Itensifikasi Khusus (INSUS) yang dimulai sejak musim tanam 1979 sampai dengan musim tanam 1979/1980, yang dirangsang dengan adanya perlombaan berhadiah ternyata dapat meningkatkan mutu intensifikasi sehingga produktivitas per hektar dapat meningkat melebihi rata-rata produktivitas areal intensifikasi di luar INSUS. 2. Untuk melestarikan kondisi yang telah baik ini, Pemerintah dalam Sidang Kabinet Terbatas pada tanggal 7 Mei 1980, telah memutuskan untuk memberikan premi kepada Kelompok Tani Peserta INSUS yang menjual gabahnya kepada Pemerintah dengan harga dasar. Besarnya premi tersebut adalah Rp 3.- (tiga rupiah) per kg gabah kering giling. Uang premi sebesar Rp 3.- (tiga rupiah) per kg gabah kering giling tersebut adalah hak bersama dari para anggota Kelompok Tani INSUS, yang penggunaannya dapat diarahkan untuk membiayai program Kelompok Tani, sepertii untuk modal bersama, sarana dan jasa dalam rangka meningkatkan usaha taninya pada musim tanam berikutnya Pemberian premi itu diberikan menjelang musim tanam berikutnya serta untuk mendorong agar semua petani/kelompok tani untuk turut serta dalam melaksanakan INSUS. 3. Dengan pemberian premi kepada Kelompok Tani INSUS yang menjual hasil lebih daripada gabahnya kepada Pemerintah maka usaha pengadaan pangan di dalam negeri diharapkan akan lebih meningkat lagi sehingga produksi dapat terus ditingkatkan dengan demikian dapat mengurangi impor besar, sehingga akhirnya dapat berswasembada beras. 4. Untuk merealisir Keputusan Pemerintah ini, disusunlah pedoman pelaksanaan pemberian insentif kepada petani INSUS, yaitu seperangkat petunjuk dan ketentuan yang harus dijadikan pedoman oleh para pelaksana di daerah yang terdiri dari Kelompok Tani, Pemimpin Pertanian Kecamatan, Satuan Pelaksana Bimas Kecamatan, Satuan Pelaksana Bimas Kabupaten, KUD, Sub DOLOG tingkat Kabupaten, dan unsur-unsur pelaksana lainnya yang terlibat di dalam pelaksanaan pengadaan pangan dan pemberian insentif tersebut. II. PERSYARATAN. 1. Premi dibayarkan kepada Kelompok Tani INSUS yang menjual gabahnya kepada Pemerintah (yaitu DOLOG/Sub DOLOG). 2. Gabah yang diserahkan dijual oleh Kelompok Tani INSUS kepada DOLOG/Sub DOLOG adalah gabah kering giling. 3. Dana untuk pemberian presmi INSUS termaksud diambilkan dari dana Subsidi Pangan.

4. Besarnya premi adalah Rp 3.- (tiga rupiah) per kg gabah kering giling. 5. Pembayaran premi dilaksanakan oleh Kantor Cabang Bank Rakyat Indonesia langsung kepada Kelompok Tani INSUS yang bersangkutan. 6. Pembayaran premi dilakukan satu bulan sebelum tanam atau selambat-lambatnya 2 (dua) minggu sebelum tanam padi musim tanam berikutnya. 7. Premi hanya diberikan kepada kelompok tani yang akan melanjutkan melaksanakan INSUS. III. PROSEDUR PELAKSANAAN PEMBERIAN PREMI KEPADA PETANI INSUS. Prosedur ini terbagi atas 3 (tiga) macam yakni: A. PROSEDUR PENYEDIAAN DANA; B. PROSEDUR PENYERAHAN GABAH; C. PROSEDUR PENCAIRAN PREMI INSUS. A. PROSEDUR PENYEDIAAN DANA. 1. Satuan Pengendali Bimas menyusun rencana kebutuhan dana premi dan mengajukan kepada Menteri Keuangan untuk setiap tahun anggaran. Rencana tersebut disusun atas dasar rencana INSUS yang ditetapkan dengan.surat Keputusan Menteri Pertanian/Ketua Badan Koordinasi. Bimas serta diperinci per Kabupaten sesuai dengan Surat Keputusan Gubernur/Ketua Satuan Pembina Bimas Propinsi Daerah Tingkat I yang bersangkutan. 2. Atas dasar permohonan yang diajukan oleh Satuan Pengendali Bimas Pusat tersebut pada butir III.A. 1. di atas, Departemen Keuangan menyediakan dana premi INSUS yang ditampung dalam rekening subsidi pangan di Bank Indonesia. Kemudian dana ini ditransfer ke daerah-daerah/kantor Cabang Bank Rakyat Indonesia yang bersangkutan. 3. Satuan Pengendali Bimas memberitahukan penyediaan dana tersebut kepada Satuan Pelaksana Bimas Kabupaten, melalui Satuan Pembina Bimas Propinsi Satuan Pelaksana Bimas Kabupaten menilai apakah dana yang disediakan atas dasar Surat Keputusan Gubernur tersebut cukup atau tidak. 4. Penilaian kesesuaian dana tersebut. dengan kebutuhan nyata tiap Kabupaten dilakukan oleh Satuan Pelaksana Bimas Kabupaten atas dasar perkiraan kuantum gabah yang akan dijual oleh Kelompok Tani INSUS kepada Sub DOLOG (Model P.A. 1) dan Rekap per Kecamatan yang disusun oleh Satuan Pelaksana Bimas Kecamatan (Model P.A.2). 5. Apabila berdasarkan data dari Kelompok Tani INSUS tersebut dana premi yang sudah disediakan di atas untuk Kabupaten tersebut ternyata kurang, Satuan Pelaksana Bimas Kabupaten mengajukan tambahan dana tersebut dan harus disertai dengan daftar rekapitulasi (Model P.A.3) yang disusun dari Model P.A.2 yang diterimanya dari Kecamatan.

B. PROSEDUR PENYERAHAN GABAH. 1. Setelah Kelompok Tani dengan bekerjasama dengan KUD mengolah gabah ex Kelompok Tani INSUS menjadi gabah kering giling sesuai dengan ketentuan BULOG, maka Kelompok Tani melaporkan kepada KUD setempat tentang kuantum gabah yang akan dijualnya. 2. Atas dasar laporan Kelompok Tani INSUS termaksud pada butir III.B. 1 di.atas KUD dengan segera menghubungi Sub DOLOG. Petugas Sub DOLOG bersama-sama dengan petugas KUD dan surveyor akan mendatangi lokasi gabah kering giling yang ditawarkan oleh Kelompok Tani INSUS. 3. Setelah gabah kering giling masuk ke dalam gudang Sub DOLOG/ DOLOG, setiapkelompok Tani INSUS mendapatkan tanda terima atau bukti penerimaan gudang (Model P.B.3) yang ditanda tangani oleh petugas DOLOG/Sub DOLOG serta petugas KUD. 4. Dalam hal KUD yang bertanggung jawab di sesuatu daerah dimana Kelompok Tani INSUS itu berada, tidak memenuhi persyaratan untuk melakukan kontrak pengadaan pangan dengan DOLOG/Sub DOLOG, maka Sub DOLOG membeli gabah Kelompok Tani INSUS tersebut melalui Satuan Tugas. C. PROSEDUR PENCAIRAN PREMI INSUS. 1. Dengan membawa tanda terima/bukti penerimaan gudang termaksud pada butir III.B.3 di atas dan Surat Keterangan dari PPh (model PC), Kelompok Tani INSUS dapat mengarnbil uang premi INSUS (Rp 3.- per, kg), dari Kantor Cabang Bank Rakyat Indonesia yang bersangkutan. 2. Jangka waktu pengambilan premi INSUS adalah mulai satu bulan sebelum tanam sampai dengan 2 (dua) minggu sebelum tanam padi musim tanam berikutnya. 3. Masa pembayaran untuk sesuatu tahun anggaran berakhir pada tanggal 15 Maret setiap tahun dan semua sisa uang dana premi yang masih tersisa harus disetorkan oleh Bank Rakyat Indonesia Cabang kepada Direktorat Jenderal Moneter Dalam Negeri. Semua Kelompok Tani yang berhak atas premi tetapi yang pada tanggal 15 Maret tersebut belum dapat mengambil uang preminya, harus melaporkan hal tersebut kepada Satuan Pelaksana Bimas atas dasar laporan tersebut Satuan Pelaksana Bimas Kabupaten meminta penyediaan dananya kepada Direktorat Jenderal Moneter Dalam Negeri melalui Satuan Pengendali Bimas Premi akan dibayarkan bersama dengan pembayaran premi tahun berikutnya. IV. TUGAS MASING-MASING INSTANSI. Maksud dan tujuan pemberian uang premi kepada petani INSUS akan berjalan lancar manakala dalam pelaksanaannya, didukung oleh semua unsur swasta dan Pemerintah yang bergabung dalam Satuan Pengendali/Pembina/Pelaksana Bimas. Instansi-instansi Pemerintah/Swasta yang terlibat di dalam pelaksanaan pemberian premi terdiri dari Kelompok Tani, PPL, Pimpinan Pertanian Kecamatan, KUD, Sub DOLOG, Satuan Pelaksana Bimas Kecamatan, Satuan Pelaksana Bimas Kabupaten dan Bank Rakyat Indonesia Cabang. Peranan dan tugas masing-masing di dalam pelaksanaan pemberian premi INSUS ini adalah sebagai berikut:

A. KELOMPOK TANI. 1. Menyiapkan daftar data-data tentang perkiraan kuantum atau jumlah produksi dan kuantum atau jumlah yang akan dijual. 2. Bersama pengurus KUD, pengurus kelompok mengatur waktu dan tempat pelaksanaan penjualan gabah. 3. Menerima.tanda terima/bukti penerimaan gudang. 4. Mengambil uang premi INSUS dengan membawa tanda terima pada butir A.3 kepada Kantor Cabang Bank Rakyat Indonesia. 5. Mengatur penggunaan atau membagikan kepada petani yang bersangkutan uang premi yang telah didapat sesuai musyawarah petani. B. PENYULUH PERTANIAN LAPANGAN (PPL). 1. Membantu Kelompok Tani dalam menyiapkan daftar data-data tentang perkiraan kuantum produksi dan kuantum yang akan dijual. 2. Membantu Kelompok Tani dalam melaksanakan penjualan gabah. 3. Membuat Surat Keterangan tentang identitas Ketua Kelompok Tani dan keterangan waktu tanam untuk Musim Tanam berikutnya. C. SATUAN PELAKSANA BIMAS KECAMATAN. 1. Mengolah/merekap daftar data-data yang dikirim oleh Kelompok Tani. 2. Membantu Kelompok Tani dalam melaksanakan penjualan gabah kering giling. 3. Mengkoordinasikan pertemuan dan musyawarah Kelompok Tani dan KUD dalam menetapkan waktu pengumpulan hasil. D. KUD. 1. Melaksanakan pembelian gabah kering giling dari Kelompok Tani pelaku INSUS sesuai dengan harga yang ditetapkan. 2. Menghubungi sub DOLOG untuk realisasi pembeliannya dan kemudian bersama-sama dengan Surveyor mendatangi lokasi gabah kering giling yang ditawarkan. 3. Memberikan tanda bukti penerimaan setelah di tanda tangani Sub DOLOG dan KUD sendiri. 4. Mengadakan konsultasi dengan semua Kelompok Tani yang bersangkutan untuk menetapkan rencana pelaksanaan hasil gabah kering giling. E. SATUAN PELAKSANA BIMAS KABUPATEN. 1. Mengolah/merekap data-data mengenai perkiraan kuantum produksi dan kuantum penjualan. 2. Mengawasi pelaksanaan pembelian gabah kering giling dari Kelompok Tani INSUS. 3. Mengawasi pembayaran uang premi kepada petani/kelompok Tani INSUS F. SUB DOLOG KABUPATEN. 1. Menerima semua gabah dari petani/kelompok Tani INSUS yang telah dibeli KUD. 2. Dalam hal KUD di sesuatu daerah tidak/belum mampu membeli/menerima gabah dari petani/kelompok Tani INSUS Sub DOLOG melakukan pembelian tersebut dengan melalui Satuan Tugas (Task Force). G. BANK RAKYAT INDONESIA CABANG. 1. Melaksanakan pembayaran premi Rp 3.- (tiga rupiah) per kg gabah kering giling kepada Ketua Kelompok Tani yang bersangkutan.

2. Menyusun dan menyampaikan laporan pelaksana pemberian premi pada saat tutup buku. 3. Menyetor kembali semua dana premi yang tersisa segera setelah tanggal penutupan kepada rekening subsidi pangan di Bank Indonesia. PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA ttd SOEHARTO

KELOMPOK TANI: Model : P. A. 1 DESA : MUSIM TANAM : BULAN PANEN : No Nama Anggota AREAL (Ha) TONAGE (Kg) Produksi Jual... 19 Mengetahui PPL WKPP Pengurus Kelompok Tani Ketua (....) (... )

SATUAN PELAKSANAAN BIMAS Model : P. A. 2 KECAMATAN : MUSIM TANAM : No Nama Anggota AREAL (Ha) TONAGE (Kg) Produksi Jual... 19... SATUAN PELAKSANAAN BIMAS KECAMATAN Ketua ( )

Model : P. B. 2 No DAERAH PROPINSI AREAL (Ha) PERKIRAAN PRODUKSI INSUS PEMBERIAN PREMI TOTAL JUAL GKP GKG... 19... SATUAN PENGENDALI BIMAS Ketua ( )

Model : P. B. 3 TANDA TERIMA GABAH ex INSUS Via KUD :... NAMA KELOMPOK TANI : DESA / KECAMATAN : JUMLAH GABAH KERING GILING :...19... KUD.... S u b D O L O G......... (....) (... ) CATATAN UNTUK PENGAIRAN PREMI INSUS Bukti ini dapat diuangkan sekaligus paling cepat Satu bulan dan paling lambat dua minggu sebelum tanam pada musim tanam berikutnya.

Model : P. C SURAT KETERANGAN Yang bertanda tangan dibawah ini: Nama :... Jabatan : PPL di WKPP... Menerangkan dengan sesungguhnya, bahwa: 1. Nama : Jabatan: Alamat: 2. Nama : Jabatan: Alamat: adalah pengurus kelompok tani pelaku INSUS Mt.....yang telah menjual Gabahnya kepada Pemerintah sebanyak.... Kg Kelompok Tani tersebut diatas akan melakukan INSUS dan akan memulai tanam untuk MT...antara tanggal... s/d... sesuai dengan rencana kerja kelompok yang telah disusunnya dan yang telah kami terima periksa seperlunya. Surat keterangan ini diberikan untuk pencairan uang premi INSUS MT Kiranya pihak yang berkepentingan memekluminya... 19... PPL WKPP.... (....)

SATUAN PELAKSANA BIMAS Model : P. A. 3 KECAMATAN : MUSIM TANAM : No DAERAH KECAMATAN JUMLAH KELOMPOK AREAL (Ha) Produksi TONAGE (Kg) Jual... 19... SATUAN PELAKSANA BIMAS KECAMATAN K e t u a, ( )

PROPINSI : MUSIM TANAM : No DAERAH KABUPATEN AREAL INSUS (Ha) Model : P. B. 1 PERKIRAAN KWNTUM GABAH INSENTIFIKASI KHUSUS Produksi Jual... 19... SATUAN PELAKSANAAN BIMAS PROPINSI Ketua ( )