BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang sempurna di muka bumi.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal lain (Alwi

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. untuk memahami hal hal yang ada dalam penelitian. Konsep dipandang sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Pemerolehan bahasa oleh anak-anak merupakan salah satu prestasi

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. yang dijadikan sebagai dasar pengembangan penulisan selanjutnya. Konsep

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa digunakan manusia untuk mengungkapkan ide, gagasan, dan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat komunikasi yang dipelajari secara sosial oleh

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. bahasa, yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal lain (Kridalaksana,

BAB I PENDAHULUAN. agar para siswa terampil berbahasa, yaitu terampil mendengarkan (listening skill),

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum kita bisa melihat bahwa kemampuan berbicara. Ada anak yang perkembangan berbicaranya lebih cepat dan ada juga yang

BAB I PENDAHULUAN. tetapi lebih mendalam yaitu pemberian pengetahuan, pertimbangan dan

BAB I PENDAHULUAN. Pemerolehan bahasa adalah pemerolehan bahasa, seperti fonologi,

BAB I PENDAHULUAN. misalnya di rumah, di jalan, di sekolah, maupundi tempat lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia 4 sampai 5 tahun memiliki rasa ingin tahu dan sikap antusias

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Reza Febri Abadi, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa dan berbahasa adalah dua hal yang berbeda. Bahasa adalah alat verbal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan bagi seseorang telah menjadi kebutuhan pokok dan hak-hak dasar baginya

Rafika Rahmawati

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peran penting dalam kehidupan manusia. Dengan bahasa

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Deteksi Dini Pola Gangguan Artikulasi Pada Anak Tunagrahita Di Indonesia

KAJIAN FONETIS KOSAKATA DASAR BAHASA MELAYU BALI. Umiliyah SMA Situbondo. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian. Sudah berabad-abad yang lalu manusia menggunakan bahasa, baik bahasa tubuh, tulisan,

BAB I PENDAHULUAN. (verbal communication) dan komunikasi nonverbal (non verbal communication).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia pada dasarnya bukan hanya sebagai makhluk individu tetapi juga

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah suatu sistem simbol lisan yang arbitrer yang dipakai oleh

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYUSUN KOSAKATA DASAR MENJADI PARAGRAF DESKRIPSI MELALUI MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS I SD NEGERI I KEPOSONG NASKAH PUBLIKASI

KARYA ILMIAH PEMBELAJARAN DENGAN TEKNIK BERCERITA MELALUI GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN KOSAKATA ANAK DALAM BERBAHASA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tindak tutur terdapat dalam komunikasi berbahasa. Tindak tutur merupakan tindakan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan anak merupakan sebuah proses yang indah di mata

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Erlin Herliana, 2014 Strategi Berbahasa Pada Anak Autis Di SLB Abcde Lob

BAB I PENDAHULUAN. Proses morfologi memunyai tugas untuk membentuk kata. Sebagian besar

Mengapa Pengajaran Bahasa Kita Gagal?

REPRESENTASI KEHIDUPAN SOSIAL ANAK USIA 9-12 TAHUN BERWUJUD BAHASA: KAJIAN LEKSIKON PEMEROLEHAN BAHASA ANAK SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dapat dipastikan dalam kehidupan ini, bahwa setiap pasangan yang

PEMEROLEHAN BAHASA INDONESIA ANAK TUNARUNGU USIA 7-10 TAHUN ( STUDI KASUS PADA TINA DAN VIKI )

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, TINJAUAN PUSTAKA. Konsep dipandang sebagai definisi operasional untuk menegaskan

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Komunikasi merupakan bagian dari kehidupan manusia sehari-hari, bahkan

BAB 1 PENDAHULUAN. sepuluh. Menurut Kridalaksana kelas kata terbagi sepuluh macam sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah secara umum agar

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah suatu sistem simbol lisan yang arbitrer yang dipakai oleh anggota

BAB I PENDAHULUAN. ada dua proses yang terjadi, yaitu proses kompetensi dan proses performansi.

Oleh: Dibimbing oleh : 1. Dr. Endang Waryanti, M.Pd 2. Dra. Sumiyarsi SRI RAHAYU SETIYA NINGSIH NPM:

BAB I PENDAHULUAN. Menurut pendapat Austin (1962) yang kemudian dikembangkan oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. menunjang dalam kehidupan manusia. Peranan suatu bahasa juga sangat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Komunikasi merupakan suatu proses atau kegiatan yang sukar dihindari

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Debby Yuwanita Anggraeni, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat sebagai salah satu tempat interaksi bahasa berlangsung,

BAB I PENDAHULUAN. melahirkan perasaan, dan memungkinkan individu menciptakan kegiatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. selalu berkaitan dengan menggunakan referensi yang berhubungan, sehingga

2015 KAJIAN FONETIK TERHADAP TUTURAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Orang banyak menyangka bahwa penguasaan tiap bahasa pertama seakanakan

KOSA KATA BENDA BAHASA INDONESIA DALAM BAHASA LISAN ANAK AUTISTIK

BAB II LANDASAN TEORI. pertumbuhan atau perkembangan mengalami kelainan atau penyimpangan

BAB I PENDAHULUAN. Pada bagian pendahuluan ini berisi latar belakang masalah penelitian,

BAB I PENDAHULUAN. merupakan ungkapan manusia yang dilafalkan dengan kata-kata dalam. dan tujuan dari sebuah ujaran termasuk juga teks.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan setiap manusia pasti diikuti dengan beberapa macam

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhluk sosial yang selalu berhubungan dan saling

BABI PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Kompetensi berbahasa secara fonologis hampir dimiliki setiap manusia

BAB I PENDAHULUAN. melakukan interaksi sosial dan hubungan timbalbalik di sekolah khususnya

2015 PENERAPAN METODE BRAINSTORMING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri. Mereka

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi yang sangat dibutuhkan manusia dalam menyampaikan suatu maksud

Bab 7 Memilih dan Belajar Bahasa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

NASKAH PUBLIKASI. Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Pendidikan Bahasa, Sastra, Indonesia, dan Daerah DIAN TITISARI A

PEMEROLEHAN NOMINA BAHASA INDONESIA ANAK USIA 3;5 TAHUN: STUDI KASUS SEORANG ANAK DI LUBUK MINTURUN PADANG

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Dardjowidjojo (2005: 5) untuk berkomunikasi, seseorang tidak dapat

2016 PEMEROLEHAN KALIMAT PASIF BAHASA SUND A PAD A ANAK USIA PRASEKOLAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membaca dan keterampilan menulis. Anak-akan dituntut untuk dapat berbicara,

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan oleh manusia untuk

I. PENDAHULUAN. sangat berperan penting di samping bahasa tulis. Percakapan itu terjadi apabila

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi adalah suatu proses penyampaian pesan (ide, gagasan) dari satu

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan sosial dan keterampilan berbicara merupakan hal yang paling

BAB I. dibedakan dari pembelajaran bahasa (language learning). Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PEMEROLEHAN BAHASA JAWA ANAK USIA 4-6 TAHUN (Studi Kasus: TK Al-Hidayah 06 Candisari Semarang)

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan anak yang sehat secara fisik dan mental. Pada kenyataannya tidak

Bab 2 Anak-anak yang tidak dapat mendengar dengan baik membutuhkan bantuan dini

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi, sebab bahasa adalah alat komunikasi yang sangat penting,

ANALISIS PENGGUNAAN DIKSI PADA ARTIKEL SURAT KABAR SOLOPOS EDISI APRIL - MEI 2010

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dengan lainnya. Setiap manusia memiliki kekurangan. Semua anak manusia tidak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Manusia sebagai mahluk sosial pasti melakukan proses komunikasi dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Setiap anak yang terlahir ke dunia ini secara alamiah telah dilengkapi

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. khusus (ABK) adalah anak yang dalam proses pertumbuhan atau. sosial dan emosional dibanding dengan anak-anak lain seusianya.

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan mendengar dan kemampuan bicara (Somantri, 2006). selayaknya remaja normal lainnya (Sastrawinata dkk, 1977).

KONSEP DAN KOMPONEN. Oleh: Pujaningsih

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari untuk menyampaikan pesan, pendapat, maksud, tujuan dan sebagainya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Disabilitas adalah istilah yang meliputi gangguan, keterbatasan aktivitas,

Analisis Kemampuan Berkomunikasi Verbal dan Nonverbal pada Anak Penderita Autis (Tinjauan psikolinguistik)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia adalah makhluk sosial. Ia hanya hidup, berkembang, dan

Penggolongan Tahapan Perkembangan Normal Bicara dan Bahasa Pada Anak. Oleh: Ubaii Achmad

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan. Seperti yang sering

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang sempurna di muka bumi. Setiap manusia yang dilahirkan ke dunia ini telah dianugerahi oleh Tuhan dengan pancaindera yang berfungsi untuk menerima kejadian yang terjadi di sekitarnya. Kejadian itu kemudian ditanggapi dan akhirnya diwujudkan dalam bentuk bahasa. Bahasa adalah alat komunikasi antaranggota masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia (Keraf, 1980:1). Bahasa pada hakekatnya merupakan salah satu milik manusia yang tidak dimiliki oleh makhluk lain, karena hanya dapat diucapkan oleh alat ucap manusia. Dalam berkomunikasi, bahasa tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Dengan bahasa inilah manusia dapat menyampaikan informasi sehingga mampu dipahami oleh sesamanya. Bahasa tidak penah lepas dari kehidupan manusia karena senantiasa mengikuti dalam setiap aktivitas kehidupan manusia. Mulai dari bangun pagi sampai jauh malam waktu ia beristirahat, bahkan waktu tidur pun manusia tidak jarang memakai bahasa. Pada waktu manusia kelihatan tidak berbicara pada hakekatnya ia masih juga memakai bahasa, karena bahasa adalah alat yang digunakannya untuk membentuk pikiran dan perasaannnya. Pada umumnya, orang tidak merasakan bahwa menggunakan bahasa merupakan suatu keterampilan yang luar biasa rumitnya. Pemakaian bahasa terasa lumrah karena memang tanpa diajari oleh siapapun seorang bayi akan tumbuh 17

bersama dengan bahasanya. Dardjowidjojo (2005:1) menerangkan bahwa dari umur satu sampai satu setengah tahun seorang bayi akan mengeluarkan bentukbentuk bahasa yang telah dapat kita identifikasikan sebagai kata. Kata inilah yang kemudian berkembang menjadi kosa kata seiring bertambahnya usia anak. Tahap perkembangan bahasa anak dimulai dari usia (0.0-0.5) tahun, usia ini telah mencapai tahap meraban (pralinguistik) pertama; usia (0.5-1.0) = tahap meraban (pralinguistik) kedua = kata nonsens; usia (1.0-2.0) = tahap linguistik I = Holofrastik, kalimat satu kata; usia (2.0-3.0) = tahap linguistik II = kalimat dua kata; usia (3.0-4.0) = tahap linguistik III = pengembangan tata bahasa; usia (4.0-5.0) = tahap linguistik IV = tata bahasa pra-dewasa; dan (5.0- ) = tahap linguistik V = kompetensi penuh (Piaget, 1959:59; Cairns & Cairns, 1976:16; Tarigan, 1985a:7). Jadi, penelitian ini akan membahas pemerolehan bahasa pada anak usia 3-4 tahun (tahap linguistik III = tahap pengembangan tata bahasa). Pada usia 3-4 tahun, seorang anak memasuki tahap pengembangan tata bahasa (tahap linguistik III). Kalimat-kalimat yang dihasilkan anak-anak pada peringkat ini sudah termasuk rumit dan anak-anak ini telah dapat digolongkan sebagai pandai cakap (Simanjuntak, 2009: 122). Dalam proses pemerolehan bahasa, khususnya kosa kata biasanya terjadi karena adanya komunikasi antara anak dengan orang dewasa. Komunikasi ini awalnya terjadi dalam bentuk bahasa lisan. Dalam bahasa lisan, anak akan dapat langsung menangkap bunyi ujaran yang diucapkan oleh orang dewasa melalui indra pendengarannya. Kemudian bunyi itu direpresentasikan dalam bentuk ujaran. Walaupun kata yang di ujarkan si anak belum fasih seperti yang diucapkan 18

oleh orang dewasa, namun pada dasarnya anak sudah dapat mengucapkan kata itu sesuai dengan usia dan kematangan alat sensomotoriknya. Pemerolehan kosa kata terjadi pada semua anak di dunia, tidak terkecuali dengan anak berkebutuhan khusus atau yang lebih dikenal dengan istilah anak autistik. Autistik adalah istilah Psikologi Medis yang digunakan untuk menggambarkan gangguan perkembangan komunikasi dan interaksi sosial pada anak (Hanifah dan Sofwan, 2009:15). Autistik juga merupakan gangguan mental karena kelainan neurobiologis, yaitu ada gangguan di otak atau sistem syarafnya (Soekandar, 2007 dalam Sarwono, 2004). Selain itu, Simanjuntak memberikan defenisi autistik sebagai sebuah penyakit yang disebabkan oleh banyak faktor dan faktor genetik memegang kemungkinan yang sangat besar dan faktor-faktor nongenetik memberikan sumbangan ke dalam rantaian penyebab autisme ini (Simanjuntak, 2009:251). Jadi, dapat disimpulkan bahwa autistik itu sebenarnya adalah sebuah keadaan dimana penderitanya mengalami gangguan dari segi komunikasi dan perilaku yang disebabkan oleh kerusakan pada bagian psikis dan didukung dengan adanya banyak faktor, baik genetik maupun non genetik di dalamnya. Walaupun anak autistik ini berbeda dari anak pada umumnya, bukan berarti mereka tidak berbahasa. Hanya saja dalam berbahasa mereka mengalami keterlambatan dan jumlah kosa kata yang dikuasainya lebih terbatas dari anak seusianya. Namun demikian, mereka tetap dapat menggunakan bahasa untuk mengutarakan isi hatinya. Mereka mengungkapkannya melalui bahasa lisan yang umumnya dimengerti oleh orang-orang yang memiliki kedekatan secara emosional seperti orang tua. Untuk orang-orang yang baru bertemu dan 19

berkomunikasi dengan mereka biasanya membutuhkan waktu dan pengertian dari orang terdekatnya untuk mendapat perhatian mereka karena mereka cenderung canggung dengan orang baru. Dardjowidjojo (2003:36) menjelaskan bahwa, dalam pemerolehan kosa kata, kata-kata yang konkrit dan yang ada di sekitar anak adalah yang paling awal dikuasai. Demikian juga kata untuk perbuatan dan keadaan dikuasai secara dini. Dalam hal kategori kata, sebagian besar peneliti berpandangan bahwa kata utama selalu dikuasai lebih awal dari pada kata fungsi. Kata utama ini merupakan kosa kata dasar atau basic vocabulary, yaitu kata-kata yang tidak mudah berubah dan sedikit sekali kemungkinannya dipungut dari bahasa lain (Tarigan,1993:3). Kosa kata dasar ini termasuk: 1. Istilah kekerabatan; misalnya ayah, ibu, anak, adik, kakak, nenek, kakek, paman, bibi, menantu, mertua, 2. Nama-nama bagian tubuh; misalnya kepala, rambut, mata, telinga, hidung, mulut, bibir, gigi, lidah, pipi, leher, dagu, bahu, tangan, dsb, 3. Benda-benda universal; misalnya tanah, air, api, udara, langit, bulan, bintang, matahari, binatang, tumbuh-tumbuhan, makanan (Tarigan,1983:9-10). Sesuai dengan teori yang dikemukakan Tarigan di atas, maka dalam penelitian longitudinal Dardjowidjojo terhadap cucunya mengenai kosa kata, dapat pula digolongkan ke dalam kosa kata dasar ini. Untuk istilah kekerabatan Echa telah menguasai beberapa kosa kata seperti, mama, papa, teteh, aak, mbak, uak, eyang dan oom (Dardjowidjojo, 2000:247). Hal ini dikarenakan adanya 20

orang-orang di rumahnya yang dipanggil dengan istilah tersebut sehingga muncul kosa kata kekerabatan itu. Echa juga telah menguasai kosa kata bagian tubuh seperti pada kalimat kakina mbak etsa lepas kakinya mbak Echa lepas (Dardjowidjojo, 2000:252). Selain itu Echa juga menguasai kosa kata benda universal seperti kata makhluk setelah ia menetahui bahwa semua entitas yang bernyawa itu tercakup dalam satu kata ini (Dardjowidjojo, 2000:256). Dari semua kata utama, kebanyakan ahli (seperti Gentner dan Dardjowidjojo) berpandangan bahwa kata utama yang dikuasai anak adalah nomina atau kata benda. Menurut Gentner (1982), pada anak nomina itu secara tipikal merujuk pada benda konkret dan yang dapat dipegang atau kasat mata. Nomina orang (kekerabatan), nomina pakaian, nomina buah-buahan, nomina bagian tubuh, nomina tempat, dan nomina hewan termasuk nomina (kata benda) konkret. Namun, penguasaan terhadap kosa kata benda konkret ini mengalami perbedaan perbendaharaan dari segi jumlah pada setiap jenisnya. Hal ini berlaku untuk anak normal pada pemerolehan kosa kata usia 1-5 tahun. Namun hal ini masih belum dapat dipastikan untuk anak autistik. Karena keterbatasan kemampuan yang mereka miliki, maka hal inilah yang melatarbelakangi penulis untuk melakukan penelitian dengan judul Kosa Kata Benda Bahasa Indonesia dalam Bahasa Lisan Anak Autistik pada Yayasan Ananda Karsa Mandiri (YAKARI). 21

Penelitian ini hanya terbatas pada anak autistik usia 3-4 tahun. Untuk anak normal usia 3-4, tahun tata bahasa mereka sudah memasuki peringkat tata bahasa orang dewasa. Kalimat yang dihasilkan anak-anak pada usia ini sudah termasuk rumit dan anak-anak ini dapat digolongkan sebagai pandai cakap (Simanjuntak, 2009:122). Namun, peneliti ingin melihat sejauh mana perbendaharaan kosa kata anak autistik pada usia 3-4 tahun sebelum akhirnya ia sudah dapat membentuk kosa kata itu ke dalam kalimat yang lebih kompleks. Selain itu, penelitian ini bersifat observasi bukan eksperimen, yaitu tidak membandingkan antara kosa kata benda konkret anak normal dengan kosa kata benda konkret anak autistik. Dengan kata lain, penelitian ini termasuk observasi deskriptif, yaitu hanya mendeskripsikan kosa kata benda konkret yang dikuasai anak autistik saja dengan didukung oleh teori-teori dan pendapat para ahli. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan sebelumnya, maka yang menjadi masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana kosa kata benda konkret bahasa Indonesia dalam bahasa lisan anak autistik pada Yayasan Ananda Karsa mandiri (YAKARI)? 2. Bentuk kosa kata benda konkret apa yang paling banyak muncul dalam bahasa lisan anak autistik pada Yayasan Ananda Karsa mandiri (YAKARI)? 22

1.3 Pembatasan Masalah Suatu penelitian harus dibatasi agar terarah dan tujuan penelitian tercapai dengan baik. Penelitian ini membahas tentang kosa kata benda konkret dalam bahasa lisan anak autistik pada Yayasan Ananda Karsa Mandiri (YAKARI). Anak autistik yang menjadi subjek penelitian adalah usia 3-4 tahun. Penelitian kata benda (nomina) terdiri atas dua bagian, yaitu kata benda konkret dan kata benda abstrak. Kata benda konkret adalah mempunyai ciri-ciri fisik yang nampak (tentang nomina), (Kridalaksana, 2008:132). Sedangkan kata benda abstrak adalah yang secara fisik tidak berwujud (Kridalaksana, 2008:1), Data yang diperoleh dalam penelitian ini hanya berupa kosa kata benda konkret bahasa Indonesia dalam bahasa lisan anak autistik usia 3-4 tahun pada Yayasan Ananda Karsa Mandiri. 1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.4.1 Tujuan Penelitian Berdasarkan masalah yang telah dipaparkan, adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Mendeskripsikan kosa kata benda konkret bahasa Indonesia dalam bahasa lisan anak autistik pada Yayasan Ananda Karsa Mandiri (YAKARI). 2. Mendeskripsikan bentuk kosa kata benda konkret apa yang paling banyak muncul dalam bahasa lisan anak autistik pada Yayasan Ananda Karsa Mandiri (YAKARI). 23

1.4.2 Manfaat Penelitian 1.Manfaat Teoretis Secara teoretis, manfaaat yang diperoleh dari hasil penelitian ini adalah: 1. Diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai kosa kata benda konkret yang dikuasai serta bentuk kosa kata yang paling banyak muncul dalam bahasa lisan anak autistik. 2. Menambah wawasan dan pengetahuan pembaca dalam memahami hasil penelitian. 3. Menambah sumber referensi bagi peneliti lain yang ingin melakukan penelitian di bidang Psikolinguistik dan anak autistik. 2.Manfaat Praktis Hasil penelitian ini secara praktis dapat dijadikan sebagai: 1. Masukan dalam bentuk referensi bagi lembaga-lembaga yang khusus menangani masalah anak autistik, seperti Sekolah Luar Biasa (SLB), Yayasan Pendidikan Anak Cacat (YPAC), serta lembaga lain yang menangani masalah anak berkebutuhan khusus ini. Penelitian ini akan disumbangkan ke perpustakaan Yayasan Ananda Karsa Mandiri (YAKARI). 2. Bahan bacaan serta masukan bagi para orang tua, khususnya para orang tua yang memiliki anak penyandang autistik ini agar lebih memahami lagi tentang kondisi kemampuan berbahasa anak mereka, khususnya kosa kata benda konkret yang dikuasai oleh anak autistik tersebut. 24

3. Pengetahuan baru bagi program studi di luar Sastra Indonesia mengenai kosa kata benda konkret anak autistik. 25