PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 10 TAHUN 2000 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SLEMAN

dokumen-dokumen yang mirip
PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 9 TAHUN 2000 TENTANG PERATURAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SLEMAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 18 TAHUN 2000 SERI D NOMOR SERI 13

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMPUNG BARAT NOMOR 10 TAHUN 2000 T E N T A N G ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA PEKON (APBP)

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMPUNG BARAT NOMOR: 10 TAHUN 2000 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA PEKON (APBP) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN

LEMBARAN DAERAH K A B U P A T E N K E N D A L NOMOR 13 TAHUN 2000 SERI D NOMOR 12

PEMERINTAH KABUPATEN PURBALINGGA

BUPATI GUNUNGKIDUL PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 01 TAHUN 2006 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 19 TAHUN 2000 T E N T A N G ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DESA

PEMERINTAH KABUPATEN BARITO UTARA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 19 TAHUN 2000 T E N T A N G PENYUSUNAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA NOMOR 6 TAHUN 2004 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 64 TAHUN 1999 TENTANG PEDOMAN UMUM PENGATURAN MENGENAI DESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PASIR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASIR NOMOR 10 TAHUN 2000 TENTANG PENYUSUNAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 7 TAHUN 2007 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN JENEPONTO LEMBARAN DAERAH NOMOR : 11 TAHUN 2000 SERI : NOMOR : 11 PERATURAN DAERAH KABUPATEN JENEPONTO NOMOR : 12 TAHUN 2000

PERATURAN DAERAH KABUPATEN GRESIK NOMOR 19 TAHUN 2000 TENTANG PENYUSUNAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 4 TAHUN 2001 TENTANG PENYUSUNAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI PAKPAK BHARAT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR 7 TAHUN 2001 SERI D PERATURAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR 7 TAHUN 2001 T E N T A N G

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJAR NOMOR 28 TAHUN 2000 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANJAR,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN

PEMERINTAH KABUPATEN JENEPONTO LEMBARAN DAERAH NOMOR : 13 TAHUN 2000 SERI : NOMOR : 13 PERATURAN DAERAH KABUPATEN JENEPONTO NOMOR : 14 TAHUN 2000

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SELAYAR NOMOR 13 TAHUN 2006 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DESA

PERATURAN DAERAH PROPINSI LAMPUNG NOMOR 10 TAHUN 1995 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR LAMPUNG,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKAMARA NOMOR 09 TAHUN 2006 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 13 TAHUN 2001 T E N T A N G SUMBER PENDAPATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEMBRANA,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 14 TAHUN 2002 SERI D NOMOR 14 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 9 TAHUN 2002

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA NOMOR : 10 TAHUN 2000 T E N T A N G SUMBER PENDAPATAN DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BUNGO NOMOR 29 TAHUN 2000 TENTANG SUMBER PENDAPATAN DAN KEKAYAAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BUNGO,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BERAU

SALINAN TENTANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : 12 TAHUN 2004 SERI : E PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR 12 TAHUN 2004

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR : 22 TAHUN 2006 TENTANG KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LUWU TIMUR,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 13 TAHUN 2003 SERI D PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 9 TAHUN 2003 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 2 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAH DESA

PEMERINTAH KABUPATEN SIDOARJO

SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA NOMOR 12 TAHUN 2002 BANTUAN PEMERINTAH DAERAH KEPADA DESA BUPATI BANGKA,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DONGGALA NOMOR 16 TAHUN 2000 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI PEMERINTAH DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI DONGGALA,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNAGI TENGAH NOMOR 30 TAHUN 2000

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 3 TAHUN 2001 TENTANG SUMBER PENDAPATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MAGELANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG. Nomor 18 Tahun 2004 Seri E PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 18 TAHUN 2004 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PASIR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASIR NOMOR 9 TAHUN 2000 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DONGGALA NOMOR 11 TAHUN 2001 TENTANG PEMBENTUKAN, PEMEKARAN, PENGHAPUSAN DAN PENGGABUNGAN DESA

PEMERINTAHAN KABUPATEN BINTAN

LEMBARAN DAERAH K A B U P A T E N K E N D A L NOMOR 20 TAHUN 2000 SERI D NOMOR 19

PEMERINTAH KABUPATEN JENEPONTO LEMBARAN DAERAH NOMOR : 10 TAHUN 2000 SERI : NOMOR : 10 PERATURAN DAERAH KABUPATEN JENEPONTO NOMOR : 11 TAHUN 2000

2. Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 60, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3839);

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PINRANG NOMOR : 6 TAHUN 2008

PEMERINTAH KABUPATEN NGAWI PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGAWI NOMOR 12 TAHUN 2000 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU TAHUN 2006 NOMOR : 9 SERI : E.6 PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR : 9 TAHUN 2006 TENTANG KEUANGAN DESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

PEMERINTAH PROPINSI DAERAH TINGKAT I J A W A T I M U R

PERATURAN DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA BARAT NOMOR 12 TAHUN 2006 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 17 TAHUN 2001 PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA

BUPATI BOMBANA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOMBANA NOMOR 21 TAHUN 2012 TENTANG KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUPANG NOMOR 11 TAHUN 2001 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUPANG,

PEMERINTAH KABUPATEN MUARO JAMBI

LEMBARAN DAERAH K A B U P A T E N B A N D U N G NOMOR 13 TAHUN 2007 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 13 TAHUN 2007 TENTANG

BUPATI BANYUMAS ERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 2 TAHUN 2000 TENTANG PEDOMAN SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAH DESA

PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBU PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BADUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 4 TAHUN 2007 TENTANG PERANGKAT DESA LAINNYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 76 TAHUN 2001 TENTANG PEDOMAN UMUM PENGATURAN MENGENAI DESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG

PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 17 TAHUN 2006 TENTANG KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUDUS,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TOLITOLI NOMOR 3 TAHUN 2007 SERI E NOMOR 02

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENDAPATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SLEMAN,

KEPUTUSAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 64 TAHUN 1999 TENTANG PEDOMAN UMUM PENGATURAN MENGENAI DESA MENTERI DALAM NEGERI,

LEMBARAN DAERAH K A B U P A T E N K E N D A L NOMOR 14 TAHUN 2000 SERI D NOMOR 13

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMPUNG BARAT NOMOR 09 TAHUN 2000 T E N T A N G SUMBER PENDAPATAN PEKON DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN JENEPONTO

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG SUMBER PENDAPATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BENGKAYANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 2 TAHUN 2000 T E N T A N G SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAH DESA DI KABUPATEN MAGELANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUSI BANYUASIN NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 5 TAHUN 2001 TENTANG SUMBER PENDAPATAN DESA DAN KEKAYAAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Tingkat I Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur (Lembaran Negara Tahun 1958 Nomor 115, Tambahan Lembaran Negara Nomor 1649);

BUPATI BOGOR PERATURAN DAERAH KABUPANTEN BOGOR NOMOR 8 TAHUN 2000 TENTANG: SUMBER PENDAPATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BOGOR,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 3 TAHUN 2004 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SLEMAN,

PEMERINTAH KABUPATEN JENEPONTO LEMBARAN DAERAH NOMOR : 03 TAHUN 2000 SERI : NOMOR : 03 PERATURAN DAERAH KABUPATEN JENEPONTO NOMOR : 04 TAHUN 2000

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG

BUPATI BOGOR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR NOMOR 9 TAHUN 2000 TENTANG: PENYUSUNAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DESA,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 16 TAHUN 2007 TENTANG SUMBER PENDAPATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CIAMIS, Menimbang : a.

PERATURAN DAERAH NOMOR 14 TAHUN 2000 TENTANG PERATURAN DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 9 TAHUN 2001 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN PERWAKILAN DESA ( BPD ) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DESA NANGGUNG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DESA TAHUN ANGGARAN 2001

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 5 TAHUN 2001 TENTANG SUMBER PENDAPATAN DESA DAN KEKAYAAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

LEMBARAN DAERAH PROPINSI DAERAH TINGKAT I BALI

PEMERINTAH KABUPATEN GRESIK PERATURAN DAERAH KABUPATEN GRESIK NOMOR 20 TAHUN 2006 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 7 TAHUN 2001 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI PEMERINTAHAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 1 TAHUN 2006 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2006

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 10 TAHUN 2001 PEDOMAN PEMBENTUKAN BADAN PERWAKILAN DESA

Transkripsi:

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 10 TAHUN 2000 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SLEMAN Menimbang : a. Bahwa sumber-sumber pembiayaan yang dimiliki desa harus dikelola berdasarkan prinsip hemat, terarah dan terkendali sesuai dengan rencana program/kegiatan serta fungsi pemerintah desa; b. Bahwa agar pengelolaan sumber-sumber pembiayaan dimaksud yang tertuang dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa dapat lebih efektif dan efisien, maka perlu adanya pedoman dalam penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa; c. Bahwa untuk melaksanakan maksud tersebut perlu diatur dan ditetapkan Peraturan Daerah Kabupaten Sleman tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa; Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 15 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerahdaerah Kabupaten Dalam Lingkungan Daerah Istemewa Jogjakarta; 2. Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 60, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3839); 3. Undang-undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah; 4. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1950 tentang Penetapan mulai berlakunya Undang-undang Nomor 12, 13, 14 dan 15 dari Hal Pembentukan Daerah Kabupaten di Propinsi Jawa Timur/Tengah/Barat dan Daerah Istimewa Yogyakarta;

5. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 4 Tahun 1999 tentang Pencabutan Beberapa Peraturan Menteri Dalam Negeri, Keputusan Menteri Dalam Negeri dan Instruksi Menteri Dalam Negeri mengenai pelaksanaan Undang-undang Nomor 5 Tahun 1979 tentang Pemerintahan Desa; 6. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 63 Tahun 1999 tanggal 6 September 1999 tentang Petunjuk Pelaksanaan dan Penyusunan Peristilahan dalam Penyelenggaraan Pemerintahan Desa dan Kelurahan; 7. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 64 Tahun 1999 tentang Pedoman Umum Pengaturan Mengenai Desa. Dengan Persetujuan DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN SLEMAN MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DESA. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini, yang dimaksud dengan : a. Daerah Kabupaten adalah Kabupaten Sleman. b. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Sleman. c. Bupati adalah Bupati Sleman; d. Camat adalah perangkat daerah yang mengepalai wilayah kerja kecamatan; e. Desa adalah Kesatuan masyarakat hukum yang memiliki kewenangan untuk mengatur dan mengurus kepentingan msyarakat setempat berdasarkan asal-usul dan adat istiadat

setempat yang diakui dalam sistem Pemerintahan Nasional dan berada di wilayah daerah Kabupaten; f. Badan Perwakilan Desa yang selanjutnya disebut BPD adalah Badan Perwakilan di Desa yang berfungsi mengayomi adat istiadat, membuat Peraturan Desa, menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat, serta melakukan pengawasan terhadap penyelenggaraan Pemerintahan Desa; g. Lurah Desa ialah pemimpin desa yang dipilih langsung oleh penduduk desa yang bersangkutan; h. Pemerintahan Desa adalah kegiatan pemerintahan yang dilakukan oleh Lurah Desa dan Badan Perwakilan Desa; i. Pemerintah Desa adalah Lurah Desa dan Pamong Desa. j. Peraturan Desa adalah peraturan yang dibuat oleh Lurah Desa dan Badan Perwakilan Desa; BAB II PENGELOLAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DESA Bagian Kesatu Pengelolaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa Pasal 2 (1) Pengelolaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa meliputi penyusunan anggaran, pelaksanaan tata usaha keuangan, perubahan dan perhitungan anggaran. (2) Pengelolaan anggaran dipertanggungjawabkan setiap akhir tahun anggaran oleh Lurah Desa kepada BPD dalam bentuk perhitungan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa. (3) Pengeluaran keuangan desa tidak dapat dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa jika untuk pengeluaran dimaksud tidak tersedia atau tidak cukup dananya dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa. (4) Lurah Desa dilarang melakukan pengeluaran atas beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa untuk tujuan lain diluar yang telah ditetapkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa.

Bagian Kedua Tata Cara Penyusunan Anggaran Pasal 3 Setiap menjelang tahun anggaran baru, Bupati memberikan petunjuk pelaksanaan penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa sesuai aturan yang berlaku kepada Pemerintahan Desa dan BPD. Pasal 4 (1) Lurah Desa menyusun rancangan Peraturan Desa tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa. (2) Dalam menyusun Rancangan Peraturan Desa dimaksud Lurah Desa dapat mengadakan rapat desa dengan masyarakat. (3) Rancangan Peraturan Desa tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa disampaikan kepada BPD untuk mendapatkan persetujuan. (4) Persetujuan terhadap rancangan Peraturan Desa tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa disampaikan kepada Lurah Desa dalam bentuk Keputusan BPD. (5) Atas persetujuan BPD Lurah Desa menetapkan Peraturan Desa tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa tahun anggaran bersangkutan. Pasal 5 Dalam hal rancangan Peraturan Desa tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa tidak mendapat persetujuan dari BPD maka berlaku Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa tahun anggaran sebelumnya. Pasal 6 Peraturan Desa tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa ditetapkan selambatlambatnya 1 (satu) bulan setelah ditetapkannya Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa Kabupaten. Pasal 7

Bentuk dan susunan Peraturan Desa tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa diatur lebih lanjut oleh Bupati dengan berpedoman pada peraturan perundang-undangan yang berlaku. Bagian Ketiga Tata Usaha Keuangan Desa Paragraf 1 Susunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa Pasal 8 (1) Susunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa terdiri dari bagian penerimaan dan bagian pengeluaran. (2) Setiap bagian terdiri dari pos-pos dan setiap pos terdiri dari ayat-ayat. Paragraf 2 Anggaran Pendapatan Pasal 9 Anggaran pendapatan terdiri dari : a. Sisa lebih perhitungan anggaran tahun lalu. b. Sumber pendapatan desa, terdiri dari : 1. pendapatan asli desa; 2. bantuan dari Pemerintah Daerah; 3. bantuan dari Pemerintah Propinsi dan Pemerintah; 4. sumbangan dari pihak ketiga; 5. pinjaman desa; 6. lain-lain pendapatan yang sah.

Pasal 10 (1) Bagian sisa lebih perhitungan anggaran tahun lalu sebagaimana dimaksud dalam huruf a Pasal 9 adalah sisa perhitungan anggaran tahun lalu yang merupakan penerimaan tahun anggaran berikutnya. (2) Pendapatan asli desa sebagaimana dimaksud dalam angka 1 huruf b Pasal 9 terdiri dari : a. Pungutan desa; b. Hasil usaha desa; c. Hasil kekayaan desa; d. Hasil swadaya dan partisipasi; e. Hasil gotong royong; dan f. Lain-lain pendapatan asli desa yang sah. (3) Bantuan dari Pemerintah Daerah sebagaimana dimaksud dalam angka 2 huruf b Pasal 9 terdiri dari : a. Bagian dari perolehan pajak dan retribusi daerah. b. Bagian dari dana perimbangan keuangan pusat dan daerah yang diterima oleh Pemerintah Daerah. c. Sumbangan/bantuan lainnya yang sah. (4) Bantuan dari Pemerintah Propinsi sebagaimana dimaksud dalam angka 3 huruf b Pasal 9 terdiri dari : a. Penyisihan sebagian penerimaan pajak dan retribusi daerah; b. Penyisihan penerimaan pajak bumi dan bangunan bagian Pemerintah Daerah; c. Sumbangan/bantuan lainnya yang sah. (5) Bantuan dari Pemerintah sebagaimana dimaksud dalam angka 3 huruf b Pasal 9 sumbangan berupa dana ganjaran, dana pembangunan desa dan sumbangan/bantuan lainnya. (6) Sumbangan dari pihak ketiga sebagaimana dimaksud dalam angka 4 huruf b Pasal 9 berupa bantuan dan sumbangan yang sah dan tidak mengikat.

(7) Pinjaman desa sebagaimana dimaksud dalam angka 5 huruf b Pasal 9 adalah dana pinjaman baik yang diberikan oleh pemerintah maupun swasta dan dalam jangka waktu tertentu pemerintah desa wajib mengembalikan. (8) Lain-lain pendapatan yang sah sebagaimana dimaksud dalam angka 6 huruf b Pasal 9 adalah lain-lain pendapatan yang diterima oleh Pemerintahan Desa yang tidak bertentangan dengan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku. Paragraf 3 Anggaran Belanja Pasal 11 Anggaran belanja terdiri dari : a. pengeluaran rutin; dan b. pengeluaran pembangunan. Pasal 12 (1) Bagian pengeluaran rutin sebagaimana dimaksud huruf a Pasal 11 terdiri dari : a. Belanja pegawai; b. Belanja barang; c. Belanja pemeliharaan; d. Belanja perjalanan dinas; dan e. Belanja lain-lain. (2) Bagian pengeluaran pembangunan sebagaimana dimaksud huruf b Pasal 11 terdiri dari : a. Pembangunan sarana dan prasarana pemerintahan; b. Pembangunan prasarana produksi; c. Pembangunan prasarana pemasaran; d. Pembangunan prasarana perhubungan; e. Pembangunan prasarana sosial; dan f. Pembangunan lain-lain.

Pasal 13 Pengeluaran dilakukan berdasarkan prinsip hemat, terarah dan terkendali sesuai dengan rencana program/kegiatan serta fungsi Pemerintah Desa. Bagian Keempat Perubahan Anggaran Pasal 14 (1) Apabila terjadi perubahan penerimaan dan pengeluaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa, dilakukan perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa dengan Peraturan Desa. (2) Peraturan Desa tentang Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa ditetapkan oleh Lurah Desa setelah mendapat persetujuan dari BPD. (3) Penetapan Peraturan Desa tentang Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa dilakukan setelah perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah. Bagian Kelima Perhitungan Anggaran Pasal 15 (1) Setiap akhir tahun anggaran Lurah Desa wajib melakukan perhitungan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan setelah berakhirnya tahun anggaran bersangkutan. (2) Perhitungan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa ditetapkan dengan Peraturan Desa. (3) Peraturan Desa tentang Perhitungan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa ditetapkan oleh Lurah Desa setelah mendapatkan persetujuan dari BPD. BAB III MEKANISME DAN PERSYARATAN PENGANGKATAN BENDAHARAWAN DESA

Pasal 16 Dalam pengelolaan keuangan desa, Lurah Desa mengangkat bendaharawan desa atas persetujuan BPD. Pasal 17 (1) Bendaharawan desa diangkat oleh Lurah Desa dari salah seorang Kepala Urusan pada sekretariat desa. (2) Apabila Kepala Urusan tidak memenuhi syarat, maka Lurah Desa dapat mengangkat salah satu kepala bagian. Pasal 18 Yang dapat dipilih menjadi bendaharawan desa adalah Kepala Urusan atau Kepala Bagian dengan syarat-syarat : a. Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa; b. Setia dan taat kepada Pancasila dan UUD 1945; c. Berkelakuan baik dan jujur; d. Sehat jasmani dan rohani; dan e. Mengetahui administrasi keuangan. BAB IV PENGELOLAAN KEUANGAN DESA Pasal 19 (1) Pengelolaan keuangan desa dilaksanakan oleh bendaharawan desa. (2) Dalam rangka pengelolaan keuangan desa bendaharawan desa wajib menyelenggarakan administrasi keuangan desa. (3) Pelaksanaan penyelenggaraan administrasi keuangan desa berpedoman pada peraturan perundang-undangan yang berlaku.

(4) Setiap pendapatan dan belanja desa harus dicatat dalam buku administrasi keuangan desa. (5) Setiap biaya belanja desa dikeluarkan setelah mendapat persetujuan dari Lurah Desa dan dibukukan beserta bukti pengeluaran yang sah untuk dipertanggungjawabkan. Pasal 20 (1) Untuk meningkatkan tertib administrasi keuangan desa, Lurah Desa membuat Peraturan Desa mengenai mekanisme atau prosedur pengumpulan hasil pungutan desa dan kekayaan desa maupun mekanisme pengeluarannya. (2) Setiap penerimaan dan pengeluaran keuangan desa melalui bendaharawan desa sesuai rencana kerja yang telah ditetapkan. (3) Bendaharawan desa harus mempunyai catatan pos-pos anggaran yang tersebut dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa. (4) Carik Desa dan Kepal Bagian mempunyai catatan pos-pos anggaran yang tersebut dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa. BAB V TATA CARA DAN BENTUK PERTANGGUNGJAWABAN KEUANGAN DESA Pasal 21 (1) Lurah Desa wajib mempertanggungjawabkan pengelolaan keuangan desa kepada BPD selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan setelah berakhir tahun anggaran. (2) Apabila BPD menolak sebagian atau seluruhnya maka BPD harus menyertakan alasan penolakannya secara tertulis. (3) Lurah Desa harus melengkapi kekurangan dan menyempurnakan laporan pertanggungjawaban keuangan desa yang ditolak BPD selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari kerja. (4) Pertanggungjawaban keuangan Lurah Desa yang ditolak BPD menjadi salah satu bahan pertimbangan BPD untuk menerima atau menolak pertanggungjawaban Lurah Desa.

BAB VI PENGAWASAN PELAKSANAAN ANGGARAN Pasal 22 (1) Pengawasan atas ketertiban dan kelancaran pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa dilakukan oleh BPD. (2) Lurah Desa melakukan pengawasan dan pemeriksaan keuangan desa secara rutin kepada bendaharawan desa setiap akhir bulan. BAB VII TUNTUTAN PERBENDAHARAAN DAN TUNTUTAN GANTI RUGI Pasal 23 (1) Bendaharawan desa bertanggung jawab atas administrasi pengelolaan keuangan desa sebagai pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa. (2) Apabila terdapat penyimpangan karena alasan pribadi maka menjadi beban dan tanggung jawab bendaharawan desa secara pribadi. (3) Penyimpangan yang dilakukan karena kebijaksanaan Pemerintah Desa, maka Lurah Desa wajib mempertanggungjawabkan kepada BPD. (4) Terhadap penyimpangan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) dan ayat (3) diselesaikan berdasarkan aturan tentang tuntutan perbendaharaan dan tuntutan ganti rugi yang berlaku serta peraturan perundang-undangan yang terkait dengan penyimpangan dimaksud. BAB VIII KETENTUAN PERALIHAN Pasal 24 Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini maka Anggaran Penerimaan dan Pengeluaran Keuangan Desa berlaku sebagai Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa dan pertanggungjawabannya disesuaikan dengan ketentuan Peraturan Daerah ini.

BAB IX KETENTUAN PENUTUP Pasal 25 Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Daerah ini menjadi pedoman bagi Pemerintah Desa dalam penyusunan Abpd. Pasal 26 Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini sepanjang mengenai pelaksanaannya diatur lebih lanjut oleh Bupati. Pasal 27 Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Sleman. Ditetapkan di Sleman Pada tanggal 31 Oktober 2000 BUPATI SLEMAN, Diundangkan di Sleman Pada tanggal 2 November 2000 IBNU SUBIYANTO SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN SLEMAN Ir. SUTRISNO, MES Pembina Tk. I/Gol. IV. B NIP. 010103580 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2000 NOMOR 11 SERI D

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 10 TAHUN 2000 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DESA I. PENJELASAN UMUM Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah menitikberatkan pelaksanaan otonomi yang luas, nyata dan bertanggung jawab di daerah Kabupaten/kota. Pemerintahan Desa sebagai bagian dari penyelenggaraan pemerintahan Kabupaten dalam penyelenggaraan pemerintahannya merupakan sub sistem dari sistem penyelenggaraan pemerintahan sehingga desa memiliki kewenangan untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat. Desa sebagai kesatuan masyarakat hukum yang memiliki kewenangan untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal usul dan adat istiadat setempat yang diakui dalam sistem pemerintahan nasional dan berada di daerah Kabupaten dalam pelaksanaannya membutuhkan kerangka penyelenggaraan pemerintahan dalam sebuah aturan hukum dan untuk maksud tersebut dalam pengaturannya lebih ditekankan pada keanekaragaman, partisipasi, otonomi asli, demokratisasi dan pemberdayaan masyarakat. Penyelenggaraan pemerintahan desa membutuhkan dukungan dana sebagai sumber pembiayaan penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan. Di desa sumber-sumber pembiayaan terdiri dari pendapatan desa, bantuan pamerintah dan pemerintah kabupaten, pendapatan lain-lain yang sah serta sumbangan pihak ketiga serta pinjaman desa. Dalam rangka pengelolaan sumber-sumber keuangan desa dibutuhkan managemen pengelolaan keuangan yang menerapkan prinsip hemat, terarah dan terkendali sesuai rencana program/kegiatan desa sehingga penggunaan dana yang dimiliki dapat lebih rasional dan realitas. Dalam rangka memberi pedoman penyelenggaraan pengelolaan keuangan desa perlu diatur dan ditetapkan Peraturan Desa tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa.

II. PENJELASAN PASAL DEMI PASAL Pasal 1 Pasal 2 Pasal 3 Pasal 4 Pasal 5 Pasal 6 Pasal 7 Pasal 8 Pasal 9 Pasal 10 Pasal 11 Pasal 12 Pasal 13 Pasal 14 Pasal 15 Pasal 16 Pasal 17 Pasal 18 Pasal 19 Pasal 20 Pasal 21 Pasal 22 Pasal 23 Pasal 24 Pasal 25 Pasal 26 Pasal 27

Lampiran I : Peraturan Daerah Kabupaten Sleman Nomor : 9 Tahun 2000 Tanggal : 31 Oktober 2000 CONTOH PERATURAN DESA : PERATURAN DESA... 1) NOMOR... TAHUN...2) TENTANG (NAMA PERATURAN DESA)...3) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA LURAH DESA...4). Menimbang : a. Bahwa...; b. Bahwa...; c. Bahwa...dst-nya ;... 5)

Mengingat : 1...; 2...; 3. dst-nya ;... 6); Dengan persetujuan BADAN PERWAKILAN DESA...7). MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN DESA... TENTANG...8) BAB I JUDUL BAB Pasal... BAB II JUDUL BAB Bagian Kesatu Judul Bagian Paragraf 1 Judul Paragraf Pasal... Isi pasal Pasal... Peraturan Desa ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya memerintahkan pengumuman Peraturan Desa ini dengan penempatannya pada papan pengumuman Pemerintah Desa...9) Ditetapkan di... 10) Pada tanggal...11) LURAH DESA...12) Tanda tangan NAMA...13) Diumumkan di... 14) Pada tanggal... 15)

CARIK DESA...16) Tanda tangan NAMA...17) KETERANGAN : A. Kerangka Peraturan Desa : 1. Nama/Judul Peraturan Desa; 2. Pembukaan; 3. Batang Tubuh; 4. Penutup; 5. Penjelasan (jika diperlukan); 6. Lampiran (jika diperlukan). B. CARA PENGISIAN : 1. Nama Desa yang bersangkutan. 2. Nomor dan Tahun ditetapkannya Peraturan Desa. 3. Nama Peraturan Desa adalah nama/judul Peraturan Desa yang bersangkutan, ditulis secara singkat, jelas dan sesuai dengan materi yang diatur dalam Peraturan Desa tersebut. 4. Nama desa yang bersangkutan. 5. memuat uraian singkat mengenai pokok-pokok fikiran yang menjadi latar belakang dan alasan pembuatan Peraturan Desa. 6. memuat dasar hukum yang menjadi dasar kewenangan pembuatan Peraturan Desa, pada bagian ini dimuat peraturan perundang-undangan yang memerintahkan pembuatan Peraturan Desa. 7. Nama desa yang bersangkutan. 8. Nama/judul Peraturan Desa. 9. Nama desa yang bersangkutan. 10. Nama desa yang bersangkutan. 11. Tanggal ditetapkannya Peraturan Desa. 12. Nama desa yang bersangkutan. 13. Nama lurah desa yang bersangkutan 14. Nama desa yang bersangkutan. 15. Tanggal diumumkannya Peraturan Desa. 16. Nama desa yang bersangkutan. 17. Nama Carik desa yang bersangkutan

BUPATI SLEMAN IBNU SUBIYANTO Lampiran II : Peraturan Daerah Kabupaten Sleman Nomor : 9 Tahun 2000 Tanggal : 31 Oktober 2000 CONTOH PERATURAN DESA : PERATURAN DESA... 1) NOMOR... TAHUN...2) TENTANG (NAMA PERATURAN DESA)...3) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA LURAH DESA...4). Menimbang : a. Bahwa...; b. Bahwa...;

c. Bahwa...dst-nya ;... 5) Mengingat : 1...; 2...; 3. dst-nya ;... 6); Dengan persetujuan BADAN PERWAKILAN DESA...7). MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN DESA... TENTANG...8) BAB I JUDUL BAB Pasal... BAB II JUDUL BAB Bagian Kesatu Judul Bagian Paragraf 1 Judul Paragraf Pasal... Isi pasal Pasal... Peraturan Desa ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya memerintahkan pengumuman Peraturan Desa ini dengan penempatannya pada papan pengumuman Pemerintah Desa...9) Ditetapkan di... 10) Pada tanggal...11) LURAH DESA...12) Tanda tangan NAMA...13) Diumumkan di... 14) Pada tanggal... 15)

CARIK DESA...16) Tanda tangan NAMA...17) KETERANGAN : C. Kerangka Peraturan Desa : 1. Nama/Judul Peraturan Desa; 2. Pembukaan; 3. Batang Tubuh; 4. Penutup; 5. Penjelasan (jika diperlukan); 6. Lampiran (jika diperlukan). D. CARA PENGISIAN : 1. Nama Desa yang bersangkutan. 2. Nomor dan Tahun ditetapkannya Peraturan Desa. 3. Nama Peraturan Desa adalah nama/judul Peraturan Desa yang bersangkutan, ditulis secara singkat, jelas dan sesuai dengan materi yang diatur dalam Peraturan Desa tersebut. 4. Nama desa yang bersangkutan. 5. memuat uraian singkat mengenai pokok-pokok fikiran yang menjadi latar belakang dan alasan pembuatan Peraturan Desa. 6. memuat dasar hukum yang menjadi dasar kewenangan pembuatan Peraturan Desa, pada bagian ini dimuat peraturan perundang-undangan yang memerintahkan pembuatan Peraturan Desa. 7. Nama desa yang bersangkutan. 8. Nama/judul Peraturan Desa. 9. Nama desa yang bersangkutan. 10. Nama desa yang bersangkutan. 11. Tanggal ditetapkannya Peraturan Desa. 12. Nama desa yang bersangkutan. 13. Nama lurah desa yang bersangkutan 14. Nama desa yang bersangkutan. 15. Tanggal diumumkannya Peraturan Desa. 16. Nama desa yang bersangkutan. 17. Nama Carik desa yang bersangkutan

BUPATI SLEMAN IBNU SUBIYANTO