dari pengalaman tertentu dalam karya seninya melainkan formasi pengalaman emosional yang bukan dari pikiranya semata. 2.

dokumen-dokumen yang mirip
2015 PERTUNJUKAN KESENIAN EBEG GRUP MUNCUL JAYA PADA ACARA KHITANAN DI KABUPATEN PANGANDARAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia terdiri dari banyak suku yang tersebar dari Sabang sampai

PEMBELAJARAN MUSIK YANG MENYENANGKAN. Drs. Heri Yonathan Susanto, M.Sn. Pembelajaran musik di sekolah di sekolah dapat dijadikan media untuk

BAB I PENDAHULUAN. depan yang lebih baik untuk memperbaiki budaya saat ini. Seperti yang dikatakan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bab pertama ini akan diuraikan secara berturut-turut : (1) latar

BAB II SENI TARI DAN UNSUR VISUAL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kehidupan sosial, adat istiadat. Indonesia memiliki beragam kebudayaan yang

BAB V PENUTUP. a. Musik sebagai identitas atau simbol masyarakat daerah kalibawang. b. Musik sebagai pembelajaran tentang agama islam, musik yang

48. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR SENI BUDAYA SMA/MA/SMK/MAK

14 Alat Musik Tradisional Jawa Tengah, Gambar dan Penjelasannya

BAB I PENDAHULUAN. Provinsi Jawa Barat yang lebih sering disebut sebagai Tatar Sunda dikenal

PROGRAM PEMBELAJARAN SENI BUDAYA DAN KETRAMPILAN SEKOLAH DASAR KELAS III SEMESTER 2

BAB IV PENUTUP. mempertahankan adat istiadat yang telah diwariskan oleh generasi terdahulu secara

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berkualitas dan bermanfaat untuk kemajuan bangsa. Di Indonesia,

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesenian merupakan bagian dari kebudayaan, sebagian wrisan nenek

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Bali secara umum memiliki peran di dalam keberlangsungan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bangsa Indonesia. Akar tradisi melekat di kehidupan masyarakat sangat

KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR SEKOLAH MENENGAH ATAS/MADRASAH KEJURUAN/MADRASAH ALIYAH KEJURUAN (SMA/MA/SMK/MAK)

BAB I PENDAHULUAN. lebih teratur dan mempunyai prinsip-prinsip yang kuat. Mengingat tentang

BAB I PENDAHULUAN. (blackberry massanger), telepon, maupun jejaring sosial lainnya. Semua itu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki ribuan pulau

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Prima Suci Lestari, 2013

UKDW LATAR BELAKANG. Sebagai tempat wisata dan edukasi tentang alat musik tradisional jawa. Museum Alat Musik Tradisional Jawa di Yogyakarta.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari, kita ketahui terdapat beberapa jenis seni yang di

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah , 2014 Pembelajaran Rampak Bedug Pada Ekstrakurikuler Di SDN Cilegon-2 Kecamatan Jombang Banten

3. Karakteristik tari

BAB I PENDAHULUAN. Kesenian merupakan segala hasil kreasi manusia yang mempunyai sifat


BAB I PENDAHULUAN. Kediri. Tari Jaranan bukan hanya sekedar untuk penyambutan tamu-tamu penting

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berkaitan dengan pengungkapan rasa keindahan. Menurut kodratnya

PENGARUH KEBUDAYAAN SUNDA DALAM KESENIAN EBEG DI KABUPATEN CILACAP JAWA TENGAH. (Kajian Antropologi-Sosiologi) ARTIKEL

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENELITIAN RELEVAN

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia disatupadukan dari kebudayaan nasional dan kebudayaan. daerah. Kebudayaan nasional Indonesia merupakan puncak puncak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta BAB IV PENUTUP. A. Kesimpulan. Dari hasil penelitian mengenai perpaduan sastra dan musik dalam karya

BAB 1 PENDAHULUAN. Pradopo (1988:45-58) memberi batasan, bahwa karya sastra yang bermutu

BAB V KESIMPULAN A. KESIMPULAN

PROGRAM PEMBELAJARAN SENI BUDAYA DAN KETRAMPILAN SEKOLAH DASAR KELAS III SEMESTER 1

I PENDAHULUAN. Manusia dan kebudayaan adalah dua hal yang tidak bisa dipisahkan. Keberadaan

PERSEPSI MASYARAKAT DAN PERKEMBANGAN KESENIAN TRADISIONAL JARAN KEPANG MUDO LANGEN BUDOYO DI DESA KEDUNG PUCANG KECAMATAN BENER KABUPATEN PURWOREJO

SILABUS PENGALAMAN BELAJAR. Mendengarkan penjelasan guru tentang macammacam

PROGRAM PEMBELAJARAN SENI BUDAYA DAN KETRAMPILAN SEKOLAH DASAR KELAS V SEMESTER 2

PEMBELAJARAN EKSTRAKURIKULER KARAWITAN DI SMPN 1 SRENGAT BLITAR

BAB I PENDAHULUAN. umum musik yang meliputi pitch, dinamika, kualitas sonik dari timbre dan

53. Mata Pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunanetra (SDLB A)

BAB I P E N D A H U L U A N. Pendidikan seni berperan penting dalam pengembangan kecerdasan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelilitian

PROGRAM PEMBELAJARAN SENI BUDAYA DAN KETRAMPILAN SEKOLAH DASAR KELAS V SEMESTER

BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakang Pembelajaran Layeutan Suara Pada Kegiatan Ekstrakurikuler Di Smp Pasundan Katapang Kabupaten Bandung

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Musik merupakan simponi kehidupan manusia, menjadi bagian yang mewarnai kehidupan

BAB II KAJIAN TEORITIK. menyangkut segala sesuatu yang baik atau buruk sebagai abstraksi,

Rancang Bangun Aplikasi Gamelan Sintetis Laras Pelog

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. pada masa indonesia di tahun lalu. saat ini mayoritas penikmat musik

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. cara hidup sehari-hari masyarakat. Kesenian tradisional biasanya bersumber pada

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Catharsis: Journal of Arts Education

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Pada dasarnya, dalam penelitian apa pun sangat diperlukan sebuah

BAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Belitung Timur merupakan bagian dari wilayah Provinsi

Kerangka Materi, Narasi, dan Hasil Produk

Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) Mata Pelajaran Seni Musik Sumber: KTSP 2006

pergelaran wayang golek. Dalam setiap pergelaran wayang golek, Gending Karatagan berfungsi sebagai tanda dimulainya pergelaran.

PERGESERAN MAKNA SENI TARI PRAJURITAN DESA TEGALREJO KECAMATAN ARGOMULYO

BAB V KESIMPULAN. Campursari karya Manthous dapat hidup menjadi musik. industri karena adanya kreativitas dari Manthous sebagai pencipta

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

PENDIDIKAN SENI TARI ANAK USIA DINI MELALUI STIMULUS BERKREASI TARI NUSANTARA

BAB I PENDAHULUAN. Kesenian adalah ciptaan dari segala pikiran dan perilaku manusia yang

2. Fungsi tari. a. Fungsi tari primitif

BENTUK, MAKNA, DAN FUNGSI PERTUNJUKAN KUDA LUMPING TURONGGO TRI BUDOYO DI DESA KALIGONO KECAMATAN KALIGESING KABUPATEN PURWOREJO

2015 PELATIHAN ANGKLUNG SUNDA DI SANGGAR BAMBU WULUNG DI KECAMATAN SITURAJA KABUPATEN SUMEDANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Kompetensi Materi Kegiatan. Dasar Pembelajaran Pembelajaran Teknik Bentuk Contoh Instrumen Waktu Belajar. Indikator SILABUS. Penilaian Alokasi Sumber

BAB I PENDAHULUAN. belakang budaya yang sama dan. beraneka ragam seni tradisi banyak yang hidup dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

RINGKASAN SKRIPSI INKULTURASI MUSIK GAMELAN JAWA PADA MUSIK LITURGI DALAM EKARISTI DI GEREJA HATI KUDUS TUHAN YESUS PUGERAN YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. dan persaingan kualitas dalam dunia pendidikan. Salah satu faktor yang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan, yaitu tentang analisis

KRUMPYUNG LARAS WISMA DI KECAMATAN KOKAP KABUPATEN KULON PROGO: KELANGSUNGAN DAN PERUBAHANNYA. Skripsi

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang kaya keanekaragaman seni dan budaya.

I. PENDAHULUAN. Tari adalah gerak-gerak dari seluruh bagian tubuh manusia yang disusun selaras

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta

2016 PROSES PEMBELAJARAN RAMPAK KENDANG DI SANGGAR SENI KUTALARAS CIRANJANG-CIANJUR

BAB I PENDAHULUAN. mulia, keterampilan untuk hidup mandiri, mengikuti pendidikan lebih lanjut.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan seni di sekolah dalam kurikulum pendidikan terdapat dalam

BAB I PENDAHULUAN. Kesenian ronggeng gunung merupakan kesenian tradisional masyarakat

PROGRAM PEMBELAJARAN SENI BUDAYA DAN KETRAMPILAN SEKOLAH DASAR KELAS VI SEMESTER 2

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan lagu dikenali hampir seluruh umat manusia. Bahkan,

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pentingnya penyelenggaran pendidikan diupayakan untuk membangun

BAB I PENDAHULUAN. Prinsip pendidikan seni dan budaya meliputi pengembangan dimensi

UCAPAN TERIMA KASIH...

ANALISIS BENTUK DAN NILAI PERTUNJUKAN JARAN KEPANG TURANGGA SATRIA BUDAYA DI DESA SOMONGARI KECAMATAN KALIGESING KABUPATEN PURWOREJO

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kekayaan seni budaya Indonesia merupakan warisan berharga bagi

BAB I PENDAHULUAN. menghawatirkan, baik dari segi penyajian, maupun kesempatan waktu dalam

Transkripsi:

A. Pendahuluan 1. Latar Belakang Masalah Musik sebagai bagian dari kebudayaan suatu bangsa, merupakan ungkapan serta ekspresi perasaan bagi pemainnya. Kebudayaan juga merupakan cerminan nilai-nilai personal, sosial dan religi yang dapat menghidupkan kebudayaan secara menyeluruh, termasuk nilai nilai tradisi yang merupakan salah satu elemen kesenian di mana sangat mempengaruhi tradisi budaya sekitarnya. Mengenai hal itu masyarakat mengganggap musik tradisi merupakan budaya muatan lokal yang perlu dilestarikan keberadaannya. Kesenian Jathilan adalah sebuah kesenian yang menyatukan antara unsur gerakan tari dengan magis. Jenis kesenian ini dimainkan dengan properti berupa kuda tiruan yang terbuat dari anyaman bambu atau kepang. Mengenai asal-usul dari kesenian Jathilan ini, tidak ada catatan sejarah yang dapat menjelaskan dengan rinci, hanya ceritacerita verbal yang berkembang dari satu generasi ke generasi lain. Dalam hal ini, ada beberapa versi tentang asal-usul adanya kesenian Jathilan. 2. Fokus Masalah Dari latar belakang masalah yang tertulis di atas, penelitian tentang Bentuk Penyajian Musik Iringan pada Kesenian Jathilan Ngesti Budaya di Kabupaten Temanggung, dukuh Padangan kelurahan Temanggung 1 kecamatan Temanggung merupakan keterlibatan gamelan dalam sebuah penyajian kesenian Jathilan difokuskan pada bentuk alat musik yang digunakan dan pola iringan kesenian Jathilan di Kabupaten Temanggung.

3. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini ialah untuk mendeskripsikan bentuk penyajian dan pola iringan yang dimainkan dalam pementasan kesenian Jathilan Ngesti Budaya di Kabupaten Temanggung sebagai apresiasi dan pelestarian budaya bangsa Indonesia. 4. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan berguna untuk. a. Secara teoritis: 1) Mahasiswa Jurusan Pendidikan Seni Musik FBS UNY untuk mengenal kebudayaan daerah yang keberadaannya mulai diabaikan. 2) Penelitian ini dapat mengembangkan mengenai bentuk penyajian musik iringan dalam pementasan Jathilan yang berupa musik iringan, komposisi, notasi dan alat musik. b. Secara praktis: Memotivasi kelompok seni Jathilan untuk mengembangkan bentuk penyajian musik iringan yang dimainkan pada pementasan Jathilan. B. Kajian Teori 1. Pengertian Seni Dunia seni pada hakikatnya bukanlah sekedar materi yang bersifat keterampilan belaka, tetapi juga merupakan wahana siswa untuk mengembangkan kreatifitas, budi, dan kepekaan akan keindahan (estetika). Menurut K. Langer dalam Dharsono (2004:2), menyatakan bahwa seni merupakan simbol dari perasaan. Seni merupakan kreasi bentuk simbolis dan dari perasaan manusia. Bentuk-bentuk simbolis yang mengalami transformasi yang merupakan universalisasi dari pengalaman, dan bukan merupakan terjemahan

dari pengalaman tertentu dalam karya seninya melainkan formasi pengalaman emosional yang bukan dari pikiranya semata. 2. Pengertian Musik Menurut Banoe (2003:288) musik yang berasal dari kata muse yaitu salah satu dewa dalam mitologi Yunani kuno bagi cabang seni dan ilmu; dewa seni dan ilmu pengetahuan. Banoe juga mengungkapkan (2003:288) musik merupakan cabang seni yang membahas dan menetapkan berbagai suara ke dalam pola pola yang dapat dimengerti dan dipahami oleh manusia. 3. Genre Musik Genre musik adalah pengelompokan musik sesuai dengan kemiripannya satu sama lain. Musik juga dapat dikelompokan sesuai dengan kriteria lain, misalnya geografi. Sebuah genre dapat didefinisikan oleh teknik musik, gaya, konteks, dan tema musik. Pengelompokan secara lisan atau gaya musik secara umum dikelompokan menurut kegunaanya, yang dapat dikelompokan dalam tiga ranah besar yaitu musik seni, musik populer, dan musik tradisi 4. Musik Jathilan Menurut Djoko (1995:5) istilah jathil selalu bersangkutan dengan jaran atau kuda dan mempunyai arti menari-nari (Djoko,1995:5). Berdasar pendapat tersebut dapat diartikan bahwa Jathilan merupakan tarian dengan menggunakan tiruan kuda. 5. Musik Iringan Menurut Jazuli (1949:9) iringan atau musik sangat diperlukan untuk penyajian sebuah pertunjukan tari. Musik dan tari adalah ibarat pasangan yang tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya. Keduanya barasal dari sumber yang sama, yaitu dorongan atau naluri ritmis. 6. Teknik Menabuh Gamelan

Menabuh gamelan diperlukan aturan dan teknik. Prier (1985:11) Sikap menabuh gamelan yang baik, pikiran harus tenang, duduk bersila, badan tegap, pandangan mengarah satu sasaran, yaitu alat yang akan ditabuh. Dari pernyataan tersebut jelas terlihat bahwa sikap dan posisi ketika menabuh gamelan sangat diperhatikan. 7. Penelitian yang Relevan a. Muh Salim (2010) dengan judul penelitian : Perubahan Sistem Pembelajaran Musik Iringan Jathilan Turangga Muda. b. Ari Bhayuardi (2012) dengan judul penelitian : Pengaruh Iringan Musik dalam Kesenian Kuda Lumping terhadap Kesadaran Penari Kuda Lumping Turangga Jati di kabupaten Temanggung. Beberapa penelititan tersebut penulis gunakan sebagai acuan penelitian, karena penelitian tersebut sejenis dengan penelitian yang dilakukan yaitu metode kualitatif. Penelitian yang pertama dan kedua menggunakan penelitian deskriptif analisis yaitu menggambarkan atau menceritakan keadaan obyek yang diteliti. 8. Metode Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif. Penelitian yang mengkaji dan menganalisis data secara objektif berdasarkan fakta nyata yang ditemukan mengenai Bentuk Penyajian Musik Iringan pada Kesenian Jathilan Ngesti Budaya di Kabupaten Temanggung dan kemudian memaparkan secara deskriptif. Penelitian kualitatif ini menfokuskan penelitiannya terhadap fenomena masalah atau kejadian alamiah tanpa dimanipulasi pada peristiwa yang dialami oleh subjek penelitian sehingga metode yang digunakan fenomenologi.

C. Temuan Kesenian Jathilan adalah kesenian rakyat yang hidup subur, merambah banyak lapisan masyarakat hampir diseluruh penjuru pulau Jawa Tengah, Jawa Timur bahkan Jawa Barat. Istilah Jathilan pada mulanya berasal dari dua kata kuda yang berarti nama dari jenis binatang dan Lumping yang berarti kulit. Mengingat keberadaanya merambah hampir di seluruh pulau Jawa, maka Jathilan berkembang sesuai keadaan masyarakat setempat. Adapun penyebutan untuk Jathilan bermacam macam seperti halnya di wilayah Magelang, Temanggung dan Jogja Jathilan juga dikenal dengan istilah Jathilan. Lain halnya di daerah Wonosobo, Banyumas Jathilan dikenal dengan istilah Ebeg. Untuk di wilayah pekalongan disebut Kuda Kepang. Asal mula dari kesenian Jathilan masih belum diketahui, hal ini dikarenakan budaya Indonesia Khususnya Jawa pada umumnya adalah budaya lisan, sehingga pewarisan dan pembelajaran budaya dilakukan secara tutur tinular atau turun temurun. Begitu pula yang terjadi pada seni Jathilan Ngesti Budaya, latihan dan pengenalan yang dilakukan dengan cara seorang anggota yang dianggap senior memberi contoh kepada generasi penerusnya. Pada dasarnya Jathilan merupakan penyajian sebuah karya seni yang menggabungkan antara gerak dan musik. Kesenian Jathilan merupakan kesenian yang menggambarkan prajurit berkuda pada jaman dahulu. Pada umumnya di Indonesia dan Jawa khususnya kuda merupakan sarana titian atau transportasi masyarakat pada jaman dahulu, maka dari itu kuda dipilih dan dibuat tiruannya sebagai kelengkapan dalam kesenian Jathilan. D. Kesimpulan

Jathilan merupakan seni tradisional yang menyajikan bentuk seni gerak, dan lagu. Dalam keberadaanya musik iringan Jathilan mengalami perubahan dan perkembangan secara bertahap dan inovatif. 1. Bentuk alat musik Jathilan Musik pengiring Jathilan yang pada awalnya hanya berbentuk sangat sederhana dan alat musik yang seadanya, berupa kendhang, bendhe, angklung, gong kempul. Dengan demikian iringan yang dimainkan tentu saja terpengaruh oleh alat musik sehingga iringan yang di mainkan sangat sederhana dan monoton. Pada era setelah tahun 1966 secara bertahap terdapat penambahan alat musik gamelan yang digunakan yaitu demung, saron, bonang dengan laras slendro. Kemudian perkembangan berlanjut dengan adanya gamelan gamelan laras pelog yang digunakan, sehingga gendhing yang digunakan sebagai iringanpun lebih variatif. 2. Bentuk pola iringan Bentuk gendhing yang digunakan sebagai pola iringan Jathilan adalah bentuk gendhing lancaran, hal ini dikarenakan lancaran merupakan gendhing yang bersifat cepat, sigrak, sehingga mendukung suasana dalam penyajian Jathilan. Akan tetapi Pola iringan yang dimainkan sangat sederhana dan terkesan monoton menyesuaikan alat musik yang digunakan, dengan bertambahnya alat musik, maka menujang kreativitas pemainnya, sehingga pola iringan pada kesenian Jathilan lebih variatif. DAFTAR PUSTAKA Banoe, Pono. 2003. Kamus Musik. Yogyakarta : Kanisius.

Bhayuardi Ari. 2012. Pengaruh Iringan Musik dalam Kesenian Kuda Lumping Terhadap Kesadaran Penari Kuda Lumping Turangga Jati di Kabupaten Temanggung. Skripsi S1 Pendidikan Seni Musik Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta. Dharsono S, Kartika. (2004). Seni Rupa Modern. Bandung: Rekayasa Sains. Jazuli, Telaah Teoritis Seni Tari. 1994. Semarang. Prier, Karl-Edmund. Sj. 1996. Ilmu Bentuk Musik. Yogyakarta: Pusat Musik Liturgi. Salim, Muh. Perubahan Sistem Pembelajaran Musik Iringan Jathilan Turonggo Mudo. http//etno06.wordpress,com/2010/01/09..