dan Tata Cara Pemberian Suara

dokumen-dokumen yang mirip
HASIL PEROLEHAN SUARA PESERTA PEMILU TAHUN 2009 PARTAI POLITIK (DPR RI)

HASIL PEROLEHAN SUARA PESERTA PEMILU TAHUN 2009 PARTAI POLITIK (DPR RI)

HASIL PEROLEHAN SUARA PESERTA PEMILU TAHUN 2009 PARTAI POLITIK (DPR RI)

KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN KARANGANYAR KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN KARANGANYAR. NOMOR : 13 /Kpts-K/KPU-Kab-012.

SALINAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN TUBAN KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN TUBAN. NOMOR : 59 /Kpts/KPU Kab /2010 TENTANG

PEROLEHAN SISA KURSI SISA SUARA 1 PARTAI HATI NURANI RAKYAT III PARTAI KARYA PEDULI BANGSA

KOMISI PEMILIHAN UMUM

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

No.849, 2014 BAWASLU. Kampanye. Pemilihan Umum. Presiden dan Wakil Presiden. Pengawasan.

KOMISI PEMILIHAN UMUM

KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KOTA PANGKALPINANG. NOMOR : 10/Kpts/KPU-Kota /2013 TENTANG

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM TENTANG

TAHAPAN PILPRES 2014 DALAM MEWUJUDKAN BUDAYA DEMOKRASI

PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR 01 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN TATA CARA PENYELENGGARAAN PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH

KOMISI PEMILIHAN UMUM KOTA PONTIANAK

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG

SALINAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN TUBAN KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN TUBAN. NOMOR : 10/Kpts/KPU Kab /2010 TENTANG

- 2 - BAB I KETENTUAN UMUM

KOMISI PEMILIHAN UMUM,

PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2017 TENTANG TAHAPAN, PROGRAM DAN JADWAL PENYELENGGARAAN PEMILIHAN UMUM TAHUN 2019

SEKILAS PEMILU PARTAI POLITIK PESERTA PEMILU

SALINAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN TUBAN KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN TUBAN. NOMOR : 11/Kpts/KPU Kab /2010 TENTANG

KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI JAWA TIMUR KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI JAWA TIMUR. NOMOR : 16/Kpts/KPU-Prov-014/2013 TENTANG

UNDANG-UNDANG NO. 8 TAHUN 2012

2017, No BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Komisi ini yang dimaksud dengan: 1. Pemilihan Umum yang selanjutnya disebut Pemilu adala

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG

BAB 1 PENDAHULUAN. dan Jusuf Kalla, Indonesia mempunyai strategi pembangunan yang

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KOMISI PEMILIHAN UMUM Pemilihan. Kepala Daerah. Pedoman.

-2- BAB I KETENTUAN UMUM

BAB II GAMBARAN UMUM BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERWAKILAN PROVINSI JAWA TENGAH

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB. I PENDAHULUAN. secara damai dan sarana pertanggungjawaban politik. membuka kesempatan partisipasi politik rakyat seluas-luasnya.

PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR 35 TAHUN 2008 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

GUBERNUR JAWA TENGAH

PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 7 TAHUN 2018 TAHUN 2012 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PEDOMAN PENYUSUNAN JAWABAN TERMOHON TERHADAP PERMOHONAN PEMOHON (PERSEORANGAN CALON ANGGOTA DPD)

PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014

PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR 09 TAHUN 2010 TENTANG

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 27 TAHUN 2015 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR 04 TAHUN 2007 TENTANG

GUBERNUR JAWA TENGAH

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

RANCANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, KETUA KOMISI PEMILIHAN UMUM,

KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN TRENGGALEK. SALINAN KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 2 /Kpts/KPU.Kab / 2015 TENTANG

KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN DONGGALA

GUBERNUR JAWA TENGAH

KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN KARANGANYAR

No. Pasal Kualifikasi Delik Unsur Tindak Pidana Sanksi Setiap orang. kehilangan hak Menyebabkan orang lain

KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN WONOGIRI

I. PENDAHULUAN. ini merupakan penjelmaan dari seluruh rakyat Indonesia. DPR dan DPRD dipilih oleh rakyat serta utusan daerah dan golongan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA KOMISI PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA KOMISI PEMILIHAN UMUM,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR...TAHUN... TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG

Peraturan KPU No. 26 Tahun Tentang Pemungutan dan Penghitungan suara di TPS

- 2 - MEMUTUSKAN: BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1. Dalam Peraturan ini, yang dimaksud dengan:

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM,

PROVINSI JAWA TENGAH. Data Agregat per K b t /K t

c. bahwa berdasarkan ketentuan BAB VII Pemungutan dan Penghitungan Suara Pasal 84, Pasal 85, Pasal 86 dan Pasal 87 Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun

KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN PATI

MEMUTUSKAN: BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1. Dalam Peraturan ini, yang dimaksud dengan:

- 2 - MEMUTUSKAN: BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1. Dalam Peraturan ini, yang dimaksud dengan:

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH AGUSTUS 2011: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 5,93 PERSEN

PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR 16 TAHUN 2010 TENTANG

KOMISI PEMILIHAN UMUM KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN SUKAMARA

, No Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011 tentang Penyelenggara Pemilihan Umum (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 101, Tambaha

Lampiran I : KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN NGANJUK Nomor : 02/Kpts/KPU-Kab /2012 Tanggal : 7 Mei 2012

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS

ASPEK : PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMAKAIAN KONTRASEPSI INDIKATOR : HASIL PEROLEHAN PESERTA KB BARU

PRODUKSI CABAI BESAR, CABAI RAWIT, DAN BAWANG MERAH PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013

SALINAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN TUBAN KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN TUBAN. NOMOR : 12/Kpts/KPU Kab /2010 TENTANG

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

KEDUDUKAN, TUGAS, DAN FUNGSI KPU KABUPATEN TABANAN Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Tabanan sebagai suatu sub sistem dari Komisi Pemilihan Umum,

MATERI TES TERTULIS DAN WAWANCARA PPK Materi test tulis : Pancasila dan UUD

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

I. PENDAHULUAN. Pemilihan umum (Pemilu) adalah proses pemilihan orang-orang untuk mengisi

Provinsi, dan DPRD Kabupaten/Kota, serta Pelaksanaan Cuti Pejabat Negara dalam Kampanye Pemilu

- 3 - BAB I KETENTUAN UMUM

KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN KARANGANYAR

Penjelasan Atas Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2008 tentang Partai Politik I. Umum II. Pasal Demi Pasal...

- 3 - BAB I KETENTUAN UMUM

PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR 44 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN TATA CARA PENYELESAIAN PELANGGARAN ADMINISTRASI PEMILIHAN UMUM

KEPUTUSANKOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI JAWA TENGAH. NOMOR : 08/Kpts/KPU-Prov-012/2012 T E N T A N G

TAHAPAN PROGRAM DAN JADWAL PENYELENGGARAAN PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH KABUPATEN TUBAN TAHUN 2011 PUTARAN PERTAMA JADWAL

RANCANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA KOMISI PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA,

PRODUKSI CABAI BESAR, CABAI RAWIT, DAN BAWANG MERAH TAHUN 2014 PROVINSI JAWA TENGAH

ASPEK : PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMAKAIAN KONTRASEPSI INDIKATOR : HASIL PEROLEHAN PESERTA KB BARU

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG PEMILIHAN UMUM ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Dengan Persetujuan Bersama

PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 04 TAHUN 2008 TENTANG

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2001 tentang Otonomi Khusus bagi Provinsi Papua (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

BABAK PENYISIHAN JAWABAN SOAL WAJIB

Transkripsi:

Tahapan dan Tata Cara Pemberian Suara Pegangan Bagi Pemilih KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI JAWATahapan TENGAH dan Tata Cara Pemberian Suara

Tahapan dan Tata Cara Pemberian Suara Pegangan Bagi Pemilih KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI JAWA TENGAH

Naskah : Andreas Pandiangan Divisi Sosialisasi, Pendidikan Pemilih dan Pengembangan SDM Komisi Pemilihan Umum Provinsi Jawa Tengah Februari 2009 ii

Pengantar Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas perkenannya, buku ini bisa diterbitkan untuk menjadi pegangan pemilih guna berpartisipasi dalam Pemilu Anggota DPR, dan DPRD yang dilaksanakan pada tanggal 9 April 2009. Dalam rangka mempersiapkan penyelenggaraan Pemilu Anggota DPR, dan DPRD Tahun 2009, penyelenggara Pemilu perlu menyampaikan informasi dengan sasaran: Pertama, pelaksanaan tahapan. Kedua, metode pemberian suara. Untuk memberi pedoman kepada jajaran penyelenggara dan masyarakat luas berpartisipasi dalam kegiatan penyelenggaraan informasi Pemilu, telah diterbitkan Peraturan KPU No. 23 Tahun 2008 tentang Pedoman Sosialisasi dan Penyampaian Informasi Pemilu Anggota DPR, dan DPRD. Di dalam peraturan tersebut diformulasikan metode, media, kelompok sasaran dan strategi penyampaian informasi sehingga masyarakat memiliki pemahaman yang cukup tentang apakah pemilihan umum itu dan iii

bagaimana tahapan penyelenggaraannya. Sebagai tindak lanjut pelaksanaan tugas penyampaian informasi Pemilu sebagai diamanatkan dalam UU No. 22 Tahun 2007 tentang Penyelenggaraan Pemilu dan Peraturan KPU No. 23 Tahun 2008, Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Jawa Tengah menerbitkan buku pegangan berjudul Pada Pemilu Legislatif 2009-Pegangan Bagi Pemilih. Materi buku pegangan pemilih ini disampaikan secara ringkas dan padat agar pemilih mudah memahami tahapan penyelenggaraan Pemilu dan bagaimana menggunakan hak pilih untuk mendorong terwujudnya Pemilu yang berkualitas. KPU Provinsi Jawa Tengah berharap semoga penerbitan buku pegangan pemilih ini bermanfaat bagi pemilih dan pemangku kepentingan dalam upaya menyukseskan penyelenggaraan Pemilu Anggota DPR, dan DPRD yang dilaksanakan pada tanggal 9 April 2009. KPU Provinsi Jawa Tengah Ketua Ida Budhiati, SH, MH iv

Daftar Isi Pengantar...III 1. Makna Penting Pemilu Legislatif 2009...1 2. Penyelenggara Pemilu...5 3. Tahapan Pemilu Legilatif 2009...7 4. Peserta Pemilu Legislatif 2009...9 5. Daerah Pemilihan dan Alokasi Kursi...13 6. Kampanye...19 7. Tata Cara Pemberian Suara Pada Surat Suara...23 8. 10 Langkah Pemilih di TPS...29 9. Surat Suara a. Contoh Surat Suara Pemilu Anggota DPR/DPRD...33 b. Contoh Surat Suara Pemilu Anggota...33 c. Contoh Surat Suara Pemilu anggota DPRD Provinsi... 33 d. Contoh Surat Suara Pemilu anggota DPRD Kabupaten/Kota... 33 v

vi

BAB I Makna Penting Pemilu Legislatif 2009 P emilihan Umum (pemilu) legislatif 2009 yang akan dilaksanakan pada hari Kamis, 9 April 2009 mendatang merupakan pemilu yang ke 10 di Indonesia. Pemilu pertama dilakukan pada tahun 1955 dilakukan dua kali. Pertama, 29 September 1955 untuk memilih 257 anggota DPR. Yang kedua, 15 Desember 1955 untuk memilih 520 anggota Dewan Konstituante. Pemilu 1955 diikuti oleh lebih 30-an partai politik (parpol) dan lebih dari seratus daftar kumpulan dan calon perorangan. Lalu pemilu 1971 yang berlangsung 5 Juli 1971 diikuti 10 partai peserta pemilu. Kemudian, sejak pemilu 1977 (2 Mei 1977), pemilu 1982 (2 Mei 1982), pemilu 1987 (4 Mei 1982), pemilu 1987 (23 April 1987), pemilu 1992 (9 Juni 1992) hingga pemilu 1997 (29 Mei 1997), pesertanya hanya 3 yakni Golkar, PPP dan PDI.

Pelaksanaan Pemilu tahun 1999 (7 Juni 1999) yang merupakan pemilu ke 8 diikuti 48 parpol. Lalu pemilu 2004 (5 April 2004) diikuti 24 parpol dan calon perseorangan. Sama seperti pemilu 2004, pemilu 2009 diikuti 44 parpol, termasuk 6 partai lokal di Nanggroe Aceh Darussalam, dan calon perseorangan. (nama peserta pemilu dan no urut dapat dilihat di Bab IV). Cakupan Pemilu UUD 1945 mengamanatkan bahwa pemilu dilaksanakan secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil setiap 5 (lima) tahun. Pemilu diselenggarakan untuk memilih anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Dewan Perwakilan Daerah (), Presiden dan Wakil Presiden dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD). Peserta pemilu untuk memilih anggota DPR dan anggota DPRD adalah partai politik (parpol). Sementara peserta pemilu untuk memilih anggota adalah perseorangan. Pemilu legislatif 2009 merupakan pemilu untuk memilih Anggota DPR, dan DPRD Provinsi, Kabupaten/kota dalam NKRI berdasarkan Pancasila dan UUD RI Tahun 1945. Pemilu 2009 diikuti 44 parpol, termasuk 6 partai lokal di Nanggroe Aceh Darussalam, dan calon perseorangan.

Hasil penyelenggara lembaga Negara yang dipilih secara langsung oleh rakyat akan mewarnai kebijakan dan dinamika kehidupan pemerintahan, berbangsa dan bernegara baik di tingkat nasional dan daerah. Makna Penting Pemilu Sebagai kegiatan kenegaraan yang rutin, pelaksanaan pemilu memiliki minimal 2 makna penting. Pertama, pemilu legislatif yang merupakan pemilu memilih anggota DPR, dan DPRD Provinsi, DPRD Kabupaten/kota tidak hanya berhenti hingga anggota DPR, dan DPRD Provinsi, DPRD Kabupaten/kota terpilih dilantik. Melainkan, hasil penyelenggara lembaga Negara yang dipilih secara langsung oleh rakyat akan mewarnai kebijakan dan dinamika kehidupan pemerintahan, berbangsa dan bernegara baik di tingkat nasional dan daerah. Ramlan Surbakti (2008) menyebutkan bahwa DPR sebagai hasil pemilihan rakyat langsung akan ikut menentukan pencalonan dan pemilihan personil penyelenggara lembaga Negara lainnya, baik yang ditetapkan dalam UUD maupun yang ditetapkan berdasarkan UU. Seperti anggota Komisi Yudisial, Hakim Agung, Hakim Mahkamah Konstitusi, anggota Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), Bank Sentral, KPU, Komisi Nasional Hak Azasi Manusia, Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) hingga Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU). Dalam konteks lokal, hasil pemilu anggota DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota akan menentukan kebijakan pemerintahan

dan pembangunan di daerah serta pelaksanaan pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah. Kedua, pelaksanaan pemilu merupakan saat masyarakat khususnya yang menggunakan hak pilihnya, untuk melakukan penilaian/evaluasi dan memilih individu yang akan menduduki jabatan di DPR//DPRD.

BAB II Penyelenggara Pemilu KPUD bersifat Nasional, tetap, dan mandiri. Komisi Pemilihan Umum (KPU) adalah lembaga penyelenggara Pemilu yang bersifat nasional, tetap, dan mandiri. Sebagai penyelenggara pemilu KPU berpedoman kepada beberapa azas yakni: mandiri, jujur, adil, kepastian hokum, tertib penyelenggara pemilu, kepentingan umum, keterbukaan, proporsionalitas, profesionalitas, akuntabilitas, efisiensi dan efektifitas. KPU yang kedudukan di ibukota Negara Republik Indonesia beranggota 7 orang. Sementara KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/ Kota masing-masing beranggotakan 5 orang. Dalam melaksanakan tugasnya, KPU, KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota dibantu Kesekretariatan Panitia Pemilihan Guna menyelenggarakan pemilu di tingkat kecamatan, KPU Kabupaten/Kota membentuk Panitia Pemilihan Kecamatan

(PPK) yang beranggotakan 5 orang dan berkedudukan di ibukota Kecamatan. PPK di Jawa Tengah yang dibentuk sebanyak 573 dengan jumlah personil 2.865 orang. Sementara untuk menyelenggarakan pemilu di desa/kelurahan, KPU Kabupaten/Kota membentuk Panitia Pemilihan Suara (PPS) yang beranggotakan 3 orang dan berkedudukan di desa/kelurahan. PPS di Jawa Tengah yang dibentuk sebanyak 8.574 dengan jumlah personil 25.722 orang. Sebagai ujung tombak penyelenggara pemilu, PPS atas nama KPU Kabupaten/Kota mengangkat dan memberhentikan Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS). KPPS adalah kelompok yang dibentuk oleh PPS untuk menyelenggarakan pemungutan suara di tempat pemungutan suara. Pengawas Pemilu UU No. 22 tahun 2007 tentang Penyelenggara Pemilihan Umum menyebutkan bahwa pengawasan penyelenggaraan pemilu dilakukan oleh Bawaslu, Panwaslu Provinsi, Panwaslu Kabupaten/Kota, Panwaslu Kecamatan, Pengawas Pemilu Lapangan dan Pengawas Pemilu Luar Negeri. KPPS adalah kelompok yang dibentuk oleh PPS untuk menyelenggarakan pemungutan suara di tempat pemungutan suara.

Bab III Tahapan Penyelenggaraan Pemilu T ahapan penyelenggaraan pemilu merupakan rangkaian kegiatan pemilu yang terkait dan saling terkoordinasi satu sama lain sebagai implementasi pilihan akan sistem pemilu tertentu. Komisi Pemilihan Umum (KPU) sebagai penyelenggara pemilu melalui Peraturan KPU No. 9 tahun 2008 tentang Tahapan, Program dan Jadwal Penyelenggaraan Pemilihan Umum Anggota DPR, dan DPRD tahun 2009, dan dirubah dengan Peraturan KPU No. 20 tahun 2008 telah menetapkan tahapan dan jadwal pemilu legislatif 2009 sebagai berikut :

No Tahapan Waktu 1. Pemutakhiran data pemilih dan penyusunan 5 April-24 Oktober 2008 daftar pemilih 2. Pendaftaran Peserta Pemilu =Parpol: 7 April-12 Mei 2008 =Perseorangan: 27 Juni-14 Juli 2008 3. Penetapan Peserta Pemilu =Parpol: 9 Juli 2008 =Perseorangan: 31 Oktober 2008 4. Penetapan jumlah kursi dan penetapan daerah pemilihan 5. Pencalonan anggota DPR, DPRD provinsi, dan DPRD kabupaten/kota 1-20 Juli 2008 9 Agustus-7 Oktober 2008 6. Masa kampanye 12 Juli 2008-5 April 2009 7. Masa tenang 6-8 April 2009 8. Pemungutan dan penghitungan suara 9 April 2009 9. Penetapan hasil Pemilu = DPRD Kab-Kota: 19 April 2009 = DPRD Provinsi: 24 April 2009 = DPR/: 9 Mei 2009 10. Pengucapan sumpah/janji anggota DPR,, DPRD Provinsi, dan DPRD kabupaten/ kota = DPRD Kab-Kota: Juli 2009 = DPRD Provinsi: Agustus 2009 = DPR/: 1 Oktober 2009

Bab IV Peserta Pemilu Legislatif 2009 Tidak berbeda dengan pelaksanaan pemilu legislatif tahun 2004 lalu, UU 10 tahun 2008 tentang Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah mengamanatkan peserta pemilu legislatif tahun 2009 terdiri atas : A. politik untuk pemilu anggota DPR, DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota B. Perseorangan untuk pemilu anggota.

A. Politik Peserta Pemilu 1 PARTAI HATI NURANI RAKYAT 6 7 PARTAI BARISAN NASIONAL PARTAI KEADILAN DAN PERSATUAN INDONESIA 13 14 PARTAI KEBANGKITAN BANGSA PARTAI PEMUDA INDONESIA 20 21 PARTAI DEMOKRASI KEBANGSAAN 27 PARTAI BULAN BINTANG 3 2 PARTAI KARYA PEDULI BANGSA 8 PARTAI KEADILAN SEJAHTERA 15 PARTAI NASIO NAL INDONESIA MARHAENISME 22 PARTAI REPUBLIK NUSANTARA (RepublikaN) 28 PARTAI DEMOKRASI INDONESIA PERJUANGAN 34 PARTAI KEBANGKITAN NASIONAL ULAMA PARTAI PELOPOR 29 PARTAI BINTANG REFORMASI 41 PARTAI MERDEKA 4 PARTAI PENGUSAHA DAN PEKERJA INDONESIA PARTAI PEDULI RAKYAT NASIONAL 5 PARTAI GERAKAN INDONESIA RAYA 9 10 11 12 PARTAI AMANAT NASIONAL PARTAI PERJUANGAN INDONESIA BARU PARTAI KEDAULATAN PARTAI PERSATUAN DAERAH 17 18 19 PARTAI KARYA PERJUANGAN PARTAI MATAHARI BANGSA 16 PARTAI DEMOKRASI PEMBARUAN 23 PARTAI GOLONGAN KARYA 30 PARTAI PATRIOT 24 PARTAI PERSATUAN PEMBANGUNAN 31 PARTAI DEMOKRAT 42 43 PARTAI PERSATUAN NAHDLATUL UMMAH INDONESIA PARTAI SARIKAT INDONESIA 25 PARTAI PENEGAK DEMOKRASI INDONESIA 26 PARTAI NASIONAL BENTENG KERAKYATAN INDONESIA PARTAI DAMAI SEJAHTERA 32 33 PARTAI KASIH DEMOKRASI INDONESIA PARTAI INDONESIA SEJAHTERA 44 PARTAI BURUH Sumber: www.kpu.go.id 10

B. Peserta Perseorangan Anggota 11

12

BAB V Daerah Pemilihan dan Alokasi Kursi S istem pemilu proporsional dengan daftar calon terbuka terbatas yang menjadi pilihan UU 10 tahun 2008 tentang Pemilu Anggota DPR, dan DPRD menetapkan Daerah Pemilihan yang berbeda untuk anggota DPR, dan DPRD. Daerah pemilihan (dapil) anggota DPR adalah provinsi atau bagian provinsi. Dapil anggota DPRD provinsi adalah kabupaten/kota atau gabungan kabupaten/kota. Dapil anggota DPRD kabupaten/kota adalah kecamatan atau gabungan kecamatan. Sementara dapil anggota adalah provinsi. 13

Dapil Anggota DPR Provinsi Jawa Tengah terdiri atas 10 Daerah Pemilihan (dapil) yakni : No Dapil Kabupaten/Kota Alokasi Kursi 1 Jawa Tengah I Kab. Semarang, Kab. Kendal, Kota Salatiga dan, Kota Semarang 8 kursi 2 Jawa Tengah II Kab. Kudus, Kab. Jepara dan, Kab. Demak 7 kursi 3 Jawa Tengah III Kab.. Grobogan, Kab. Blora, Kab. Rembang 9 kursi dan, Kab. Pati 4 Jawa Tengah IV Kab. Wonogiri, Kab. Karanganyar dan, Kab. Sragen 7 kursi 5 Jawa Tengah V Kab. Boyolali, Kab. Klaten, Kab. Sukoharjo dan, Kota Surakarta. 6 Jawa Tengah VI Kab. Purworejo, Kab. Wonosobo, Kab. Magelang, Kab Temanggung dan, Kota Magelang 8 kursi 8 kursi 7 Jawa Tengah VII Kab. Purbalingga, Kab. Banjarnegara dan, Kab. Kebumen 7 kursi 8 Jawa Tengah VIII Kab. Cilacap dan Kab. Banyumas 8 kursi 9 Jawa Tengah IX Kab. Tegal, Kab. Brebes dan, Kota Tegal 8 kursi 10 Jawa Tengah X Kab. Batang, Kab. Pekalongan, Kab. Pemalang dan, Kota Pekalongan. Total jumlah kursi 7 kursi 77 kursi Sumber : UU No 10 Tahun 2008 14

Denah daerah pemilihan DPR RI 15

Dapil Anggota DPRD Provinsi Provinsi Jawa Tengah terdiri atas 10 Daerah Pemilihan (dapil) yakni : No Dapil Kabupaten/Kota Alokasi Kursi 1 Jawa Tengah I Kab. Semarang, Kab. Kendal, Kota Salatiga dan, Kota 10 kursi Semarang 2 Jawa Tengah II Kab. Kudus, Kab. Jepara dan, Kab. Demak 9 kursi 3 Jawa Tengah III Kab.. Grobogan, Kab. Blora, Kab. Rembang dan, Kab. Pati 12 kursi 4 Jawa Tengah IV Kab. Wonogiri, Kab. Karanganyar dan, Kab. Sragen 8 kursi 5 Jawa Tengah V Kab. Boyolali, Kab. Klaten, Kab. Sukoharjo dan, Kota Surakarta. 6 Jawa Tengah VI Kab. Purworejo, Kab. Wonosobo, Kab. Magelang, Kab Temanggung dan, Kota Magelang 10 kursi 11 kursi 7 Jawa Tengah VII Kab. Purbalingga, Kab. Banjarnegara dan, Kab. Kebumen 9 kursi 8 Jawa Tengah VIII Kab. Cilacap dan Kab. Banyumas 10 kursi 9 Jawa Tengah IX Kab. Tegal, Kab. Brebes dan, Kota Tegal 11 kursi 10 Jawa Tengah X Kab. Batang, Kab. Pekalongan, Kab. Pemalang dan, Kota Pekalongan. Total jumlah kursi 10 kursi 100 kursi Sumber: Keputusan KPU No. 2425/15/VII/2008 tanggal 21 Juli 2008 tentang Penetapan Daerah Pemilihan dan Jumlah Kursi Anggota DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota dalam Pemilu 2009. 16

Denah daerah pemilihan DPRD Provinsi Jawa Tengah 17

18

BAB VI Kampanye Kampanye yang dilakukan berpegang pada prinsip bertanggungjawab dan merupakan bagian dari pendidikan politik masyarakat. Peraturan KPU No. 19 tahun 2008 tentang Pedoman Pelaksanaan Kampanye Pemilu Anggota DPR,, dan DPRD menyebutkan bahwa kampanye merupakan kegiatan peserta pemilu untuk menyakinkan para pemillih dengan menawarkan visi, misi, dan program peserta pemilu guna memperoleh dukungan sebesar-besarnya. Prinsip dan Materi Kampanye Kampanye yang dilakukan berpegang pada prinsip bertanggungjawab dan merupakan bagian dari pendidikan politik masyarakat. Yang dimaksud dengan pendidikan politik masyarakat adalah mengikutsertakan masyarakat untuk berpartisipasi dalam Pemilu. Sementara cara penyampaian materi kampanye dilakukan dengan : a. sopan: bahasa atau kalimat yang santun dan pantas ditampilkan 19

kepada umum; b. tertib: tidak ganggu kepentingan umum; c. mendidik: memberikan informasi bermanfaat dan mencerahkan pemilih; dan d. bijak dan beradab: tidak menyerang pribadi, kelompok, golongan atau peserta Pemilu lain. Pemangku Kepentingan Pemangku kepentingan kampanye terdiri atas 3 komponen yakni Pelaksana Kampanye, Peserta Kampanye dan, Petugas Kampanye. Pelaksana kampanye untuk pemilu anggota DPR/DPRD dilakukan pengurus parpol, calon legislatif, juru kampanye, orang-seorang dan organisasi yg ditunjuk (sayap parpol dan EO). Pelaksana kampanye untuk pemilu anggota dilakukan calon anggota, orang-seorang, dan organisasi yang ditunjuk. Peserta Kampanye terdiri dari anggota masyarakat yang merupakan WNI berdomisili di daerah pemilihan tempat pelaksanaan kampanye. Sedangkan Petugas Kampanye terdiri atas seluruh petugas yang menfasilitasi pelaksanaan kampanye. Peserta Kampanye terdiri dari anggota masyarakat yang merupakan WNI berdomisili di daerah pemilihan tempat pelaksanaan kampanye. 20

Metode Kampanye Berbeda dengan pemilu sebelumnya, kampanye pada pemilu 2009 mencakup 7 metode. Adapun ke 7 metode yakni : 1. Pertemuan terbatas; 2. Pertemuan tatap muka; 3. Media massa cetak dan media massa elektronik; 4. Penyebaran bahan kampanye kepada umum; 5. Pemasangan alat peraga di tempat umum; 6. Rapat umum, mulai pukul 09.00 hingga 16.00 waktu setempat; dan 7. Kegiatan lain yang tidak melanggar larangan kampanye dan peraturan perundang-undangan 21

Pelaksanaan Kampanye No Metode Pelaksanaan 1 Non Rapat Umum a. Pertemuan terbatas; b. Pertemuan tatap muka; c. Media massa cetak dan media massa elektronik; d. Penyebaran bahan kampanye kepada umum; e. Pemasangan alat peraga di tempat umum; f. Kegiatan lain yang tidak melanggar larangan kampanye dan peraturan perundang-undangan 12 Juli 2008 sampai dengan 5 April 2009 2 Rapat Umum 15 Maret-5 April 2009 22

BAB VII Tata Cara Pemberian Suara Pada Surat Suara 1. Hanya menggunakan alat yang telah disediakan, berupa ballpoint, di masing-masing bilik suara. 2. Pemberian suara dalam bentuk tanda (centang). 23

3. Pemberian tanda (centang) : a. Pada surat suara DPR/DPRD Provinsi/DPRD Kabupaten/ Kota: HANYA SATU KALI pada kolom nama partai 24

atau di kolom nomor calon 25

atau di kolom nama calon anggota DPR/DPRD Provinsi /DPRD Kabupaten/Kota; 26

b. pada surat suara : HANYA SATU KALI pada kolom foto salah satu calon anggota ; (contoh) 31 Contrenglah Saya 4. Tidak diperbolehkan membubuhkan tulisan dan catatan lain pada surat suara, karena akan dinyatakan tidak sah. 27

28

BAB VIII 10 Langkah Pemilih di TPS 1. Begitu tiba di TPS, terlebih dahulu daftarkan nama Bapak/ Ibu/Saudara/Saudari pada petugas Pencatat Kehadiran. Ketua KPPS dibantu Anggota KPPS akan mencocokkan nomor dan nama pemilih dengan salinan Daftar Pemilih Tetap (DPT) untuk TPS dan Daftar Pemilih Tambahan. 2. Bapak/Ibu/Saudara/Saudari dipersilakan untuk menunggu panggilan di tempat duduk pemilih. 3. Bapak/Ibu/Saudara/Saudari akan menerima 4 (empat) jenis Surat Suara (DPR,, DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota) dalam keadaan terlipat, baik atau tidak rusak dari Ketua KPPS. 4. Saat menerima surat suara, Bapak/Ibu/Saudara/Saudari wajib memeriksa dan atau meneliti kembali masing-masing surat suara bahwa surat suara dalam keadaan terlipat, baik atau tidak rusak. 5. Setelah itu, Bapak/Ibu/Saudara/Saudari menuju bilik 29

pemberian suara untuk memberikan suara. 6. Sebelum memberi tanda pada surat suara pemilu, masingmasing surat suara diletakkan dalam keadaan terbuka lebarlebar diatas meja yang disediakan, selanjutnya masing-masing surat suara diberi tanda (centang). 7. Setelah menandai surat suara, Bapak/Ibu/Saudara/Saudari diminta untuk melipat kembali surat suara seperti semula. 8. Lalu menuju tempat kotak suara. 9. Di depan kotak suara, perlihatkan kepada Ketua KPPS bahwa surat suara dalam keadaan terlipat dan terlihat tanda tangan KPPS, satu demi satu surat suara dimasukkan ke dalam masing-masing kotak suara. Dimulai dari kotak suara untuk pemilihan umum Anggota DPR,, DPRD Provinsi lalu DPRD Kabupaten/Kota. 10. Setelah itu, Bapak/Ibu/Saudara/Saudari yang telah menggunakan hak pilihnya diberi tanda khusus/tinta pada salah satu jari tangan kiri. 30

Bab IX Surat Suara U ntuk memberikan suara pada pemilu anggota DPR,, DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota dibuat surat suara. Setiap daerah pemilihan (dapil) anggota DPR,, DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota mempunyai surat suara masing-masing. Surat suara untuk calon anggota DPR, DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota berbentuk empat persegi panjang vertikal dengan ukuran 54 x 84 cm dengan bahan kertas HVS 80 gram. Sementara surat suara untuk calon anggota berbentuk empat persegi panjang vertikal dengan ukuran 54 x 43 cm atau 54 x 84 cm dengan bahan kertas HVS 80 gram. Surat suara terdiri dari 2 bagian yakni bagian dalam dan bagian luar. Bagian dalam berisi antara lain kolom nama partai, kolom nomor calon dan kolom nama calon. Untuk surat suara calon anggota, antara terdiri dari kolom 31

foto calon anggota. Sementara bagian luar, antara lain tertulis Surat Suara Pemilihan Umum 2009. Masing-masing tulisan Surat Suara Pemilihan Umum 2009 memiliki warna dasar yang berbeda. Warna dasar KUNING untuk surat suara DPR, Warna dasar MERAH untuk surat suara, Warna dasar BIRU untuk surat suara DPRD Provinsi dan, Warna dasar HIJAU untuk surat suara DPRD Kabupaten/Kota. 32

Contoh Surat Suara Contoh Surat Suara Pemilu Anggota DPR/DPRD Contoh Surat Suara Pemilu Anggota CONTOH CONTOH ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN DAERAH DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 82 83 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 35 81 80 34 33 32 65 31 84 85 86 33

Contoh Surat Suara Yang Sah 34

35

36

Contoh Surat Suara Yang Tidak Sah 37

38

39

40

41

42

43

Informasi lebih lanjut tentang Pemilu 2009 dapat diakses di www.kpujateng.go.id atau menghubungi: KPU Provinsi Jawa Tengah Jln. Veteran No. 1 A Semarang Telp (024) 8413 393, 8312 814, faks (024) 8413 391 KPU Kabupaten/Kota se Jateng- informasi kontak dapat dilihat di www.kpujateng.go.id 44

45

46

Contoh Surat Suara A. Pemilu Anggota DPR/DPRD B. Pemilu Anggota CONTOH CONTOH ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN DAERAH DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 66 67 68 69 70 71 72 74 75 76 77 78 79 82 83 84 34 35 36 37 38 39 40 41 42 85 86 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 81 80 33 73 32 65 31 47