FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN LOW BACK PAIN PADA PEKERJA FURNITURE

dokumen-dokumen yang mirip
Putri AS, Saftarina F, Wintoko R Faculty of Medicine of Lampung University

PENGARUH POSISI DUDUK TERHADAP KEJADIAN LOW BACK PAIN PADA KARYAWAN BANK BRI CABANG TEBING TINGGI. Oleh : NURANNISA

BAB 1 PENDAHULUAN. lumbal atau lumbo-sakral dan sering disertai dengan penjalaran nyeri ke arah


Ira Purnasari, Paulina dan Salbiah Kastari Jurusan Kesehatan Lingkungan Poltekkes Kemenkes Pontianak

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. Negara-negara maju pernah mengalami low back pain. Prevalensi tahunannya

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

BAB I PENDAHULUAN. Low Back Pain (LBP) merupakan salah satu masalah pada. muskuloskeletal paling umum dan saat ini menjadi masalah paling luas

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELUHAN NYERI PINGGANG PADA PENGRAJIN SONGKET DI DESA TALANG AUR KECAMATAN INDRALAYA KABUPATEN OGAN ILIR

I. PENDAHULUAN. dari berbagai sebab (kelainan tulang punggung/spine sejak lahir, trauma,

SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA TINGGI HAK SEPATU DENGAN KELUHAN NYERI PUNGGUNG BAWAH MIOGENIK PADA PRAMUNIAGA DI LIPPO MALL BADUNG BALI

BAB 1 : PENDAHULUAN. nomor 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan pada pasal 86, menjelaskan

HUBUNGAN ANTARA POSTUR KERJA DENGAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PEKERJA BAGIAN PRESS DRYER UD. ABIOSO, BOYOLALI

Repository.unimus.ac.id

Kata kunci : asap rokok, batuk kronik, anak, dokter praktek swasta

ABSTRAK HUBUNGAN POSISI KERJA DOKTER GIGI TERHADAP LOW BACK PAIN DI RSKGM KOTA BANDUNG

Hubungan Sikap Tubuh Saat Mengangkat dan Memindahkan Pasien pada Perawat Perempuan dengan Nyeri Punggung Bawah

GAMBARAN KEJADIAN LOW BACK PAIN (LBP) PADA TENAGA ANGKUT SAMPAH DKP KOTA DENPASAR

BAB V PEMBAHASAN. yang cukup kuat untuk menyebabkan peningkatan resiko keluhan low back

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit akibat kerja merupakan suatu penyakit yang diderita pekerja dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1 UU Nomor 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja) (Kuswana,W.S, 2014).

I. PENDAHULUAN. Low Back Pain (LBP) adalah suatu sindroma nyeri yang terjadi pada daerah

GAMBARAN FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NYERI PUNGGUNG BAWAH PADA BURUH KAPAL

PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA KONDISI PASKA OPERASI HERNIA NUCLEUS PULPOSUS DI VERTEBRA L5-S1 DI RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

I. PENDAHULUAN. Keluhan low back pain (LBP) dapat terjadi pada setiap orang, dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN NYERI PINGGANG PADA PENGERAJIN BATIK TULIS DI KECAMATAN DANAU TELUK KOTA JAMBI TAHUN 2012

ABSTRAK. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Insidensi Nyeri Pungggung Bawah. Januari-Desember 2009

HUBUNGAN SIKAP KERJA DINAMIS DENGAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PERAWAT BAGIAN BANGSAL KELAS III DI RSUD DR. MOEWARDI

MASA KERJA, SIKAP KERJA DAN KELUHAN LOW BACK PAIN (LBP) PADA PEKERJA BAGIAN PRODUKSI PT SURYA BESINDO SAKTI SERANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELUHAN OTOT SENDI PADA OPERATOR KOMPUTER BAGIAN KEUANGAN UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR

ADLN -PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA UMUR DAN DURASI MENGEMUDI DENGAN KELUHAN NYERI PINGGANG PADA SOPIR TRAYEK KOTAMOBAGU MANADO DI CV PARIS 88 KOTAMOBAGU

Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro, **) Dosen Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro Semarang

HUBUNGAN POSISI DUDUK DAN LAMA DUDUK TERHADAP KEJADIAN NYERI PUNGGUNG BAWAH (NPB) PADA PENJAHIT SEKTOR INFORMAL DI KECAMATAN LAWEYAN KOTA SURAKARTA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

HUBUNGAN POSTUR TUBUH MENJAHIT DENGAN KELUHAN LOW BACK PAIN (LBP) PADA PENJAHIT DI PASAR SENTRAL KOTA MAKASSAR

HUBUNGAN ANTARA DIMENSI KURSI DAN KELUHAN NYERI PUNGGUNG BAWAH MAHASISWA FK UNDIP LAPORAN HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN GIZI KURANG PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PURWOKERTO SELATAN KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2012

BAB 1 PENDAHULUAN. Nyeri Punggung Bawah (NPB) merupakan gangguan musculoskeletal yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Nyeri tulang belakang atau yang sering disebut low back pain adalah

BAB I PENDAHULUAN. Health Association) adalah beberapa kondisi atau gangguan abnormal

SEBAGAI PEROKOK. Oleh: ARSWINI PERIYASAMY

*Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi

ANALISA DETERMINAN YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENYAKIT TUBERKULOSIS (TBC) DI RSUD PROF. DR. MARGONO SOEKARJO

SKRIPSI. Hubungan Posisi Duduk dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah Non Spesifik pada Pengemudi Angkutan Kota di Terminal Ubung

BAB I PENDAHULUAN. dengan pekerjaan manual handling. Suatu hal yang sangat beralasan,

ANALISIS FAKTOR RISIKO KEJADIAN GOUTHY ARTHRITIS

HUBUNGAN PAPARAN ASAP ROKOK ORANG TUA DAN LINGKUNGAN RUMAH TERHADAP KEJADIAN LEUKEMIA PADA ANAK DI RSUP H. ADAM MALIK MEDAN KARYA TULIS ILMIAH.

HUBUNGAN ANTARA DIMENSI KURSI DAN KELUHAN NYERI PUNGGUNG BAWAH MAHASISWA FK UNDIP

FAKTOR RISIKO LOW BACK PAIN PADA MAHASISWA JURUSAN ORTOTIK PROSTETIK POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. merupakan gejala terbanyak kedua, setelah masalah saluran pernapasan atas, yang

Kata Kunci: Umur, Jenis Kelamin, IMT, Kadar Asam Urat

BAB I PENDAHULUAN. sekitar 270 juta kasus kecelakaan kerja pertahun di seluruh dunia (Ferusgel,

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitik dengan desain cross

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana Kedokteran

HUBUNGAN ANTARA POSISI DUDUK DENGAN KELUHAN NYERI PUNGGUNG BAWAH PADA MAHASISWA STIKES KATOLIK ST VINCENTIUS A PAULO SURABAYA

BEBERAPA FAKTOR PADA KEGIATAN PENGANGKUTAN TERHADAP KELUHAN SAKIT OTOT PINGGANG PADA KARYAWAN BAGIAN GUDANG PT.SUMBER MAKMUR TASIKMALAYA JURNAL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. paling sering terjadi. Menurut Harrianto (2009) NPB banyak diderita oleh

BAB V PEMBAHASAN. Jumlah pekerja pelintingan rokok di PT. Djitoe Indonesia Tobako

BAB I PENDAHULUAN. Menurut International Labor Organization (ILO) dalam Nurhikmah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Nyeri punggung bawah atau Low Back Pain (LBP) merupakan. sehingga dengan demikian walaupun etiologi LBP dapat bervariasi dari yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. manual yang memerlukan tuntutan dan tekanan secara fisik yang berat. Aktivitas

BAB I PENDAHULUAN. manusia pada umumnya, hasil karya dan budaya, untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut International Association for Study of Pain (IASP) dalam Potter & Perry

Kata Kunci: Aktivitas Fisik, Kebiasaan Merokok, Riwayat Keluarga, Kejadian Hipertensi

PERBEDAAN ANGKA KEJADIAN NYERI MUSKULOSKELETAL ANTARA PRIA DAN WANITA PADA KELOMPOK TANI NIRA DI DUSUN NGUDI MULYO PAJANGAN BANTUL

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado **Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado

BAB I PENDAHULUAN. akibat nyeri punggung. Nyeri punggung bagian bawah merupakan penyebab

ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. sebaliknya kesehatan dapat mengganggu pekerjaan. Tujuan pengembangan ilmu dan

HUBUNGAN SIKAP KERJA DUDUK DENGAN KELUHAN NYERI PUNGGUNG BAWAH PADA PEKERJA RENTAL KOMPUTER DI PABELAN KARTASURA

PERBANDINGAN EFEKTIVITAS SATU PAKET PROGRAM TERAPI SWD DAN TENS TERHADAP PENGURANGAN NYERI PADA PASIEN LOW BACK PAIN MEKANIK

BAB I PENDAHULUAN. yang dipakai. Menurut American Hospital Association, 1974 dalam

HUBUNGAN SIKAP KERJA DENGAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PENGRAJIN PATUNG KAYU DI DESA KEMENUH, GIANYAR TAHUN 2015

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Manusia dituntut untuk berusaha atau bekerja dalam rangka memenuhi

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN RISIKO LOW BACK PAIN PADA PENGEMUDI BUS PO. JEMBER INDAH KABUPATEN JEMBER SKRIPSI

BAB V PEMBAHASAN. terbanyak pada usia 35 tahun sebanyak 76 responden (80.00%) dan

HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH (IMT) DENGAN TINGKAT NYERI PADA PENDERITA LOW BACK PAIN

Disusun untuk Memenuhi Persyaratan dalam Pengambilan Gelar Sarjana Fisioterapi

Skripsi ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat. Disusun Oleh : ADI OKANANTO J

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan keperawatan merupakan bagian integral dari sistem pelayanan

PENGARUH POSISI KERJA ERGONOMI TERHADAP LOW BACK PAIN (LBP) PADA PEKERJA BATIK DI KAUMAN SOKARAJA

HUBUNGAN SIKAP DUDUK DAN LAMA DUDUK TERHADAP KELUHAN NYERI PUNGGUNG BAWAH PADA PENGRAJIN PERAK DI DESA CELUK, KECAMATAN SUKAWATI, KABUPATEN GIANYAR

Patria Asda 1, Ariana Sumekar 2, Yosef Fabianus Ngongo 3

SKRIPSI HUBUNGAN POSISI DUDUK DENGAN TIMBULNYA NYERI PUNGGUNG BAWAH PADA PENGEMUDI MOBIL

HUBUNGAN KEMAMPUAN FUNGSIONAL DAN DERAJAT NYERI PADA PASIEN LOW BACK PAIN MEKANIK DI INSTALASI REHABILITASI MEDIK RSUP DR.

TINGKAT PARTISIPASI MAHASISWA DALAM IMPLEMENTASI KAWASAN TANPA ROKOK (KTR) DI UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO SEMARANG

HUBUNGAN ANTARA INDEKS MASSA TUBUH DENGAN KEJADIAN HERNIA INGUINALIS DI POLI BEDAH RSUD DR. SOEHADI PRIJONEGORO SRAGEN

SIKAP DUDUK ERGONOMIS MENGURANGI NYERI PUNGGUNG BAWAH NON SPESIFIK PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI FISIOTERAPI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA

HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA FISIK DENGAN KELUHAN NYERI PUNGGUNG PADA BURUH BAGASI DI PELABUHAN LAUT MANADO

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dan sebaliknya kesehatan dapat mengganggu pekerjaan. Tujuan pengembangan

Zaman, Hubungan Beberapa Faktor Dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah Pada Karyawan Kantor 2014

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI DI PUSKESMAS MAKRAYU KECAMATAN BARAT II PALEMBANG

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

Transkripsi:

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN LOW BACK PAIN PADA PEKERJA FURNITURE Mario Polo Widjaya*, Haeril Aswar**, Semuel Pala langan*** *Bagian Ilmu Bedah FK UHO **Bagian Ilmu Penyakit Dalam FK UHO ***Program Studi Pendidikan Dokter FK UHO ABSTRACT Low back pain is a sensation of pain in the lumbosacral and sacroiliaka region. The main causes of low back pain is mechanical factors include strain and sprain that occurs in severe and repeated physical activity. The aim of this study was investigated the relationship between stance and position of work, age, smoking habits and overweight with the low back pain incidence among furniture workers in Kambu District Kendari City. This study used cross-sectional study design. There were 100 samples in this study, chosen using cluster sampling. Data collection was derived from direct observation workplace and analyzed using Chi-Square statistical test. The study result show that 43 respondents (43%) were LBP and 57 respondents (57%) were not LBP. The low back pain incidence was found mostly in the stance and position of work (> 45 o ) (74,4%), age group 36-45 year (37,21%), mild smokers (60,5%) and overweight (51,2%). The bivariate analysis results show that age variable related with low back pain incidences (p=0,004), overweight variable related with low back pain incidences (p=0,011), stance and position of work variable related with low back pain incidences (p=0,00) dan smoking habits variable didn t related with low back pain incidences (p=0,307). The conclusion of this study that there were a relationship between stance and position of worker, age and overweight with the low back pain incidences, whereas smoking habits were not relating to the low back pain incidences. Keywords : low back pain, stance and position of work, age, smoking, overweight PENDAHULUAN Perkembangan di bidang industri telah membawa kemudahan bagi hidup manusia. Namun, terdapat persoalanpersoalan dalam dunia kerja yang tidak dapat diatasi dengan teknologi yang ada. Sehingga interaksi antara pekerja dengan lingkungan dan alat kerja dapat menimbulkan dampak negatif bagi manusia (Basuki, 2009). Kota kendari merupakan daerah yang sedang berkembang pesat, salah satunya adalah dalam bidang industri manufaktur. Hal ini terlihat dengan banyaknya industri manufaktur dalam skala rumah tangga dengan jumlah tenaga kerja yang kurang dari 20 orang. Pekerja furniture yang bekerja dalam industri tersebut biasanya bekerja menggunakan tenaga dengan posisi tertentu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian low back pain pada pekerja furniture di Kecamatan Kambu Kota Kendari. METODE Penelitian ini merupakan survei analitik dengan desain cross sectional study. Besar sampel penelitian 100 pekerja, dihitung dengan menggunakan Rumus Lemeshow (Sugiyono, 2012). Pengambilan sampel penelitian menggunakan metode cluster sampling. Sampel diambil dengan kriteria inklusi pekerja furniture dengan jam kerja 15 85

jam/minggu dan masa kerja 1 tahun, jenis kelamin laki-laki dan bersedia ikut dalam penelitian. Pekerja yang menderita LBP sebelum menjadi pekerja furniture, atau mengalami penyakit metabolik/sistemik berat dan pasca operasi bagian punggung tidak dimasukkan dalam penelitian. Diagnosa LBP ditetapkan jika terdapat nyeri di daerah lumbosakral dan sakroilliaka. Pemeriksaan fisik deconditioning (Verbunt, 2003) dan provokasi bersin (Widhiana, 2002) digunakan untuk menegakkan diagnosis low back pain. Faktor-faktor yang diteliti adalah umur, kebiasaan merokok, overweigth serta sikap dan posisi kerja. Kebiasaan merokok dihitung dengan menggunakan Indeks Brinkman yaitu rata-rata jumlah rokok yang dihisap sehari dikali lama merokok (dalam tahun) (Saito, 2012). Overweigth ditentukan berdasarkan Indeks Massa Tubuh dan sikap dan posisi kerja merupakan sudut lengkungan punggung pekerja saat melakukan pekerjaan dan diukur dengan menggunakan goniometer. HASIL Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 100 pekerja. Dari jumlah sampel tersebut, pasien yang mengalami LBP sebanyak 43 orang (43%) dan yang tidak mengalami LBP sebanyak 57 orang (57%).Dari seluruh subjek yang mengalami LBP, kelompok umur < 25 tahun sebanyak 3 orang (6,98%), kelompok umur 25-35 tahun sebanyak 14 orang (32,55%), kelompok umur 36-45 tahun sebanyak 16 orang (37,21%) dan kelompok > 45 tahun sebanyak 10 orang (23,26%). Subjek dengan status bukan perokok sebanyak 12 orang (27,9%), perokok ringan sebanyak 26 orang (60,5%), dan perokok berat 5 orang (11,6%). Subjek dengan status overweight sebanyak 22 orang (51,2%) dan non overweight sebanyak 21 orang (48,8%). Subjek dengan ergonomi kerja (sikap dan posisi kerja) > 45 o sebanyak 32 orang (74,4%) dan 45 o sebanyak 11 orang (26,6%) (Tabel 1). Tabel 1. Karakteristik Subjek Penelitian Pekerja Furniture LBP NON LBP N (%) N (%) <25 tahun 3 6,98% 20 35,1% Umur 25-35 tahun 14 32,55% 19 33,3% 36-45 tahun 16 37,21% 12 21,1% >45 tahun 10 23,26% 6 10,5% Kebiasaan Merokok Bukan perokok 12 27,9% 24 Perokok ringan 26 60,5% 29 Perokok berat 5 11,6% 4 42,1% 50,9% 7,0% Overweight Overweight 22 51,2% 15 26,3% Non overweight 21 48,8% 42 73,7% Sikap dan Posisi Kerja > 45 o 45 o 32 11 74,4% 25,6% 22 35 38,6% 61,4% 86

PEMBAHASAN Umur sebagai salah satu sifat karakteristik tentang orang, dalam studi epidemiologi merupakan variabel yang cukup penting karena cukup banyak penyakit yang ditemukan dengan berbagai variasi frekuensi yang disebabkan oleh umur (Noor, 2008). Hasil penelitian terhadap 100 sampel menunjukan bahwa 43 pekerja mengalami LBP, kejadian pada kelompok umur < 25 tahun sebanyak 3 orang (6,98%), kelompok umur 25-35 tahun sebanyak 14 orang (32,55%), kelompok umur 36-45 tahun sebanyak 16 orang (37,21%) dan kelompok > 45 tahun sebanyak 10 orang (23,26%). Berdasarkan hasil analisis uji statistik, diperoleh nilai p = 0,004 (Tabel 2). Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara umur dengan kejadian low back pain. penelitian Zaki (2008), yang mendapatkan bahwa insiden tertinggi LBP terjadi pada kelompok umur 36-45 tahun, sedangkan yang terendah pada kelompok umur 18-25 tahun. Hasil serupa didapat oleh Djais (2002), dimana puncak kejadian LBP pada laki-laki dengan usia rata-rata 45 ± 13,9 tahun. Hal ini sejalan dengan kesimpulan yang didapat Pratiwi et al (2009) bahwa pertambahan umur seseorang akan disertai dengan penurunan kapasitas fisik dan kemampuan fungsional. Salah satu gejala proses penuaan adalah terjadinya degenerasi tulang, yang dapat meningkatkan risiko nyeri punggung bawah. Hal ini terjadi pada saat seseorang berusia 40 tahun ke atas, sehingga kemampuan kerjanya menurun. Peningkatan frekuensi kejadian low back pain seiring dengan peningkatan umur berhubungan dengan proses penuaan. Sejalan dengan meningkatnya usia akan terjadi degenerasi pada tulang. Pada usia 30 tahun terjadi degenerasi yang berupa kerusakan jaringan, penggantian jaringan menjadi jaringan parut, pengurangan cairan. Hal tersebut menyebabkan stabilitas pada tulang dan otot menjadi berkurang. Jadi semakin tua seseorang, semakin tinggi risiko orang tersebut tersebut mengalami penurunan elastisitas pada tulang, yang menjadi pemicu timbulnya gejala gangguan musculoskeletal. Keluhan otot skeletal mulai dirasakan pada usia kerja yaitu 25-65 tahun (Kartana, 2010). kebiasaan merokok diukur dengan menggunakan indeks brinkman yaitu jumlah rata-rata rokok yang dihisap sehari dikalikan dengan lama merokok (dalam tahun). Bukan perokok (0), perokok ringan (1-399) dan perokok berat ( 400). Hasil analisis uji statistik hubungan kebiasaan merokok dengan kejadian low back pain dapat dilihat pada tabel 3. Tabel 2. Analisis Hubungan Umur dengan Kejadian Low Back Pain pada Pekerja furniture Umur LBP Non LBP Total N % N % N % < 25 3 6,98% 20 35,1% 23 23% 13,193 0,004 25-35 36-45 >45 14 16 10 32,55% 37,21% 23,26% 19 12 6 33,3% 21,1% 10,5% 33 28 16 33% 28% 16% 87

Tabel 3. Analisis Hubungan Kebiasaan Merokok dengan Kejadian Low Back Pain pada Pekerja Furniture Kebiasaan Merokok LBP Bukan LBP Total N % N % N % Bukan perokok 12 27,9% 24 42,1% 36 36% 2,361 0,307 Perokok ringan Perokok berat 26 5 60,5% 11,6% 29 4 50,9% 7,0% 55 9 55% 9% Tabel 4. Analisis Hubungan overweight dengan Kejadian Low Back Pain pada Pekerja Furniture LBP Bukan LBP Total IMT N % N % N % Overweight 22 51,2% 15 26,3% 37 37% 6,492 0,011 Non overweight 21 48,8% 42 73,7% 63 62% Merokok dapat menyebabkan penurunan perfusi dan kekurangan gizi otot dan tulang akibat kurangannya aliran darah ke jaringan. Selain itu, merokok juga dapat menyebabkan jaringan tidak efisien untuk merespon stress mekanik yang dapat menyebabkan keluhan nyeri punggung (Tveito, 2004). Hasil penelitian terhadap 100 sampel menunjukan bahwa 43 pekerja mengalami LBP, kejadian pada bukan perokok sebanyak 12 orang (27,9%), perokok ringan sebanyak 26 orang (60,5%), dan perokok berat 5 orang (11,6%). Berdasarkan hasil analisis uji statistik, diperoleh nilai p = 0,307. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara kebiasaan merokok dengan kejadian low back pain. Setiap individu memiliki respon tubuh yang berbeda terhadap agen penyakit. Hal ini disebabkan tiap individu berbeda dari yang lain dalam hal susunan genetik dan interkasi dengan lingkungan (Wilson, 2005). penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Kartana (2010) yang mendapatkan bahwa tidak ada hubungan kebiasaan merokok dengan keluhan low back pain dengan nilai p = 0,734. Berbeda dengan penelitian yang dilakukan Soleha (2009) yang menemukan ada hubungan yang signifikan antar kebiasaan merokok dengan keluhan otot pinggang, khususnya untuk pekerjaan yang memerlukan pengerahan otot, karena nikotin pada rokok dapat menyebabkan berkurangnya aliran darah ke jaringan. Ketika seseorang kelebihan berat biasanya kelebihan berat badan akan disalurkan pada daerah perut yang berarti menambah kerja tulang lumbal. Ketika berat badan bertambah, tulang belakang akan tertekan untuk menerima beban tersebut sehingga mengakibatkan kerusakan dan bahaya pada stuktur tulang belakang. Salah satu daerah pada tulang belakang yang paling berisiko akibat efek dari overweight adalah vertebra lumbal (Purnamasari, 2010). Dalam tabel 4 nampak 43 pekerja mengalami LBP, kejadian pada pekerja dengan status overweight sebanyak 22 orang (51,2%) dan non overweight sebanyak 21 88

Tabel 5. Analisis Hubungan Sikap dan Posisi Kerja Dengan Kejadian Low Back Pain pada Pekerja Furniture di Kecamatan Kambu Kota Kendari Sikap dan LBP Bukan LBP Total Posisi Kerja N % N % N % > 45 32 74,4% 22 38,6% 54 54% 12,662 0,00 45 11 25,6% 35 61,4% 46 46% orang (48,8%). Berdasarkan hasil analisis uji statistik, diperoleh nilai p = 0,011. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara overweight dengan kejadian low back pain. penelitian sebelumnya oleh Purnamasari et al (2001) bahwa seseorang yang overweight lebih berisiko 5 kali menderita LBP dibandingkan dengan orang yang memiliki berat badan ideal. Hasil penelitian ini juga sesuai dengan penelitian yang dilakukan Deyo dan Weinstein (2001) yakni faktor risiko LBP meningkat pada seseorang yang overweight. Low back pain merupakan salah satu masalah kesehatan okupasi (occupational health problems) yang tertua. Penemu ilmu kedokteran okupasi (occupational medicine), yaitu Ramazzini B, menyatakan bahwa gerakan-gerakan tertentu, yang bersifat kasar dan tidak beraturan, disertai posisi tubuh yang tidak alami dapat menyebabkan kerusakan struktur tubuh (Widiyanti, 2010). Tabel 5 menunjukan bahwa 43 pekerja mengalami LBP, kejadian pada pekerja dengan sikap dan posisi kerja > 45 o sebanyak 32 orang (74,4%) dan 45 o sebanyak 11 orang (25,6%). Berdasarkan hasil analisis uji statistik, diperoleh nilai p = 0,00. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara sikap dan posisi kerja dengan kejadian low back pain. penelitian yang dilakukan Widiyanti et al (2010) mendapatkan bahwa adanya hubungan bermakna sikap tubuh dengan keluhan low back pain. Dari data didapat odd ratio 4,5 yang berati perawat yang melakukan pekerjaan dengan membungkuk dengan sudut lengkung punggung >45 mempunyai risiko 4,5 kali untuk terjadinya LBP dibandingkan dengan perawat yang membungkuk dengan sudut lengkung punggung < 45. Hasil penelitian ini sama dengan penelitian Adnan (2003) yang mendapatkan bahwa pekerja dengan sikap tubuh kurang baik mempunyai risiko 3,5 kali untuk terjadinya LBP. SIMPULAN Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan pada masing-masing variabel penelitian, dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara usia, overweight serta sikap dan posisi duduk dengan kejadian low back pain pada pekerja furniture di Kecamatan Kambu Kota Kendari. Tidak terdapat hubungan antara kebiasaan merokok dengan kejadian low back pain pada pekerja furniture di Kecamatan Kambu Kota Kendari. SARAN Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian low back pain terutama faktor ergonomis perlu diperhatikan bagi penelitian selanjutnya dan penilaian terhadap intensitas nyeri pada low back pain sebaiknya dilakukan sebagai indikator penanganan dan keberhasilan terapi. 89

DAFTAR PUSTAKA Adnan, S. 2003. Hubungan antara Sikap Tubuh Waktu Bekerja dengan Nyeri Punggung Bawah pada Pengrajin Pelat Logam. Tesis. Jakarta: Universitas Indonesia. Basuki, K. 2009. Faktor Risiko Kejadian Low Back Pain pada Operator Tambang Sebuah Perusahaan Nikel di Sulawesi Selatan. Jurnal Promosi Kesehatan, Vol. 4, pp. 115-121 Deyo, R.A., dan Weinstein, J.N. 2001. Primary Care Low Back Pain. N Engl J M, Vol. 344, pp. 363-370. Kartana, T. 2010. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keluhan Low Back Pain pada Kegiatan Mengemudi Tim Ekspedisi PT Enseval Putera Megatrading Jakarta Tahun 2010. Skripsi. Jakarta: Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah. Noor, N.N. 2008. Epidemiologi Edisi Revisi. Jakarta: Penerbit Rineka Citra. Pratiwi, M., et al. 2009. Beberapa Faktor yang Berpengaruh Terhadap Keluhan Nyeri Punggung Bawah pada Penjual Jamu Gendong. Jurnal Promosi Kesehatan Indonesia, Vol. 4, pp. 61-67. Purnamasari, H., et al. 2010. Overweight sebagai Faktor Risiko Low Back Pain pada Pasien Poli Saraf RSUD Prof. DR. Margono Soekarjo Purwokerto. Mandala of Health, Vol. 4, pp. 26-32. Saito, K., et al. 2012. Relationship Between Cigarette Smoking and Muscle Strength in Japanese Men. J Prev Med Public Health, Vol. 25, pp. 381-386. Soleha, S. 2009. Hubungan Faktor Risiko Ergonomic dengan Keluhan Musculoskeletal Disorder (MSDs) pada Operator Can Plant PT. X, Plant Ciraca Jakarta Timur Tahun 2009. Skripsi. Jakarta: Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah. Sugiyono. 2012. Populasi, Sampel dan Pengujian Normalitas Data. Dalam: Sugiyono. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. Tveito, T.H., et al. 2004. Low Back Pain Interventions at the Workplace: A Systematic Literature Review. Occup Med, Vol. 54, pp. 3-13. Verbunt, J.A., et al. 2003. Disuse and Deconditioning in Chronic Low Back Pain: Concepts and Hyphoteses on Contributing Mechanisms. European Journal of Pain, Vol. 7, pp. 9-21. Widhiana, D.N. 2002. Sensitivitas dan Spesifitas Tes Provokasi Batuk, Bersin dan Mengejan dalam Mendiagnosis Hernia Nukleus Pulposus Lumbal. Tesis PPDS Ilmu Penyakit Saraf. Semarang: Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro. Wilson, L.M. 2005. Konsep Umum Penyakit. Dalam: Hartanto, H., et al. Editor. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit, Vol. 1. Jakarta: EGC. Zaki, A. 2008. Hubungan Aktivitas Fisik Berat dengan Back Pain pada Penduduk Usia Kerja di Jawa dan Bali. Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional, Vol. 2, pp. 186-192. 90