BAB IV ANALISIS HEDGING TERHADAP KENAIKAN HARGA BAHAN BAKAR MINYAK-BBM DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV. Setelah dipaparkan pada bab II tentang fatwa Dewan Syariah Nasional dan

BAB IV ANALISIS SISTEM PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI DI PT. FIRST STATE FUTURES SURABAYA

INTENSIFIKASI PELAKSANAAN ZAKAT FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA TENTANG

BAB IV REKSADANA EXCHANGE TRADED FUND DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

BAB III PROSES IJMA MENURUT ABDUL WAHAB KHALLAF DAN PROSES PENETAPAN HUKUM DALAM KOMISI FATWA MUI

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PERSEPSI NASABAH TENTANG APLIKASI MURA<BAH}AH DI BMS FAKULTAS SYARIAH

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor 17 Tahun 2013 Tentang BERISTRI LEBIH DARI EMPAT DALAM WAKTU BERSAMAAN

BAB VII PENUTUP. Penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Pendapat ulama Banjar terhadap akad nikah tidak tercatat secara resmi di

HUKUM JAMA SHALAT (Studi Analisis terhadap Faktor-faktor Jama Shalat dalam Konteks Kekinian)

BAB I PENDAHULUAN. hidup atau sudah meninggal, sedang hakim menetapkan kematiannya. Kajian

Biografi Singkat Empat Iman Besar dalam Dunia Islam

BAB VI PENUTUP. 1. konsep upah perspektif Hizbut Tahrir adalah sebagai berikut:

BAB II GAMBARAN UMUM GADAI EMAS (AR-RAHN) DALAM FATWA DEWAN SYARIAH NASIONAL-MAJLIS UALAMA INDONESI (DSN-MUI) TENTANG RAHN DAN RAHN EMAS

BAB IV DASAR PERTIMBANGAN MAHKAMAH AGUNG TERHADAP PUTUSAN WARIS BEDA AGAMA DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor: 40 Tahun 2011 Tentang BADAL THAWAF IFADHAH (PELAKSANAAN THAWAF IFADHAH OLEH ORANG LAIN)

BAB IV ANALISA DATA. jual beli lada melalui perantara Tengkulak, diperkenankan oleh syara ; apabila

Objektif. Topik yang akan dipelajari SIMPOSIUM 2015 METODOLOGI PENGELUARAN HUKUM DALAM ISLAM. Ciri-Ciri Syariat Islam Ustaz Sayid Sufyan b Jasin

Dan Janganlah kamu mendekati harta anak yatim, kecuali dengan cara yang lebih baik (bermanfa at) sampai ia dewasa penuhilah janji; sesungguhnya janji

KAIDAH FIQHIYAH. Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN. di dalamnya juga mencakup berbagai aspek kehidupan, bahkan cakupannya

Halal Guide.INFO - Guide to Halal and Islamic Lifestyle

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBERIAN UPAH DENGAN KULIT HEWAN KURBAN DI DESA JREBENG KIDUL KECAMATAN WONOASIH KABUPATEN PROBOLINGGO

BAB III ANALISIS. Pada dasarnya hukum islam tidak memberatkan umatnya. Akan tetapi

BAB IV ANALISIS TERHADAP PELAKSANAAN PERNIKAHAN WANITA HAMIL DI LUAR NIKAH DI KUA KECAMATAN CERME KABUPATEN GRESIK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Lahirnya ini disebabkan munculnya perbedaan pendapat

FATWA MUI TENTANG TRADING FOREX

BAB IV ANALISIS TENTANG AKAD QIRAD}{ DI GERAI DINAR SURABAYA

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor: 23 Tahun 2012 Tentang MENYEMIR RAMBUT

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRODUK KEPEMILIKAN LOGAM MULIA (KLM) DI PT. BRI SYARIAH KCP SIDOARJO

A. Pengertian Fiqih. A.1. Pengertian Fiqih Menurut Bahasa:

Perdagangan Perantara

BAB IV ANALISA HUKUM ISLAM TERRHADAP COVERED WARRANT DALAM PASAR MODAL INDONESIA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP KONTRAK OPSI SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA SURABAYA

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN

FATWA DEWAN SYARIAH NASIONAL Nomor: 55/DSN-MUI/V/2007 Tentang PEMBIAYAAN REKENING KORAN SYARIAH MUSYARAKAH

$!%#&#$ /0.#'()'*+, *4% :;< 63*?%: #E Orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya

BAB IV. PERTIMBANGAN HAKIM DALAM PUTUSAN NOMOR 732/Pdt.G/2008/PA.Mks DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

TENTANG MA MUM MASBUQ

Halal Guide.INFO - Guide to Halal and Islamic Lifestyle

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kekayaan mereka tersedia hak peminta-minta dan orang-orang yang hidup

4. Firman Allah SWT QS. al-baqarah [2]: 275: &$!%#*#$ 234 +#,-.,(/01 '() )5'(2%6.789:;<= & #AB7CDE3" Orang yang makan (mengambil) riba ti

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP MEKANISME PEMBAYARAN IMBALAN. A. Analisis Terhadap Mekanisme Pembayaran Imbalan

Ji a>lah menurut masyarakat Desa Ngrandulor Kecamatan Peterongan

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan sehari-hari, dan dalam hukum Islam jual beli ini sangat dianjurkan

KAWIN MIS-YAR MENURUT HUKUM ISLAM (Kajian Fatwa Kontemporer Yusuf Qardhawi)

BAB IV ANALISIS TERHADAP HUKUM JUAL BELI CABE TANPA KESEPAKATAN HARGA

Fatwa Seputar Badal Haji dan Umrah. Serta Hukum Melaksanakan Umrah Berkali-Kali Bagi Jama'ah Haji Saat Berada di Makkah

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK JUAL BELI EMAS DI TOKO EMAS ARJUNA SEMARANG

SEBAB-SEBAB PARA ULAMA BERBEDA PENDAPAT. (Dirangkum dari kitab Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah Raf ul Malaam an Aimatil A laam )

PENENTUAN ARAH QIBLAT

BAB IV ANALISIS KETENTUAN KHI PASAL 153 AYAT (5) TENTANG IDDAH BAGI PEREMPUAN YANG BERHENTI HAID KETIKA MENJALANI MASA IDDAH KARENA MENYUSUI

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP OPERASIONALISASI DANA DEPOSITO DI BNI SYARI AH CAB. SURABAYA

KEPUTUSAN KOMISI B-1 IJTIMA ULAMA KOMISI FATWA MUI SE INDONESIA III tentang MASAIL FIQHIYYAH MU'ASHIRAH (MASALAH FIKIH KONTEMPORER)

Konversi Akad Murabahah

BAB IV ANALISIS PRAKTEK MAKELAR. A. Praktek Makelar Dalam Jual Beli Mobil di Showroom Sultan Haji Motor

ISTINBATH HUKUM TERHADAP UPAH MENGAJAR AL-QUR'AN (ANALISIS PENDAPAT FUQAHA KLASIK DAN KONTEMPORER)

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG PENARIKAN KEMBALI HIBAH OLEH AHLI WARIS DI DESA SUMOKEMBANGSRI KECAMATAN BALONGBENDO KABUPATEN SIDOARJO

BAB IV ANALISIS TERHADAP PRAKTIK BISNIS JUAL BELI DATABASE PIN KONVEKSI. A. Analisis Praktik Bisnis Jual Beli Database Pin Konveksi

BAB IV. A. Mekanisme Penundaan Waktu Penyerahan Barang Dengan Akad Jual Beli. beli pesanan di beberapa toko di DTC Wonokromo Surabaya dikarenakan

BAB I PENDAHULUAN menyebabkan banyak bank yang menjalankan prinsip syariah. Perbankan

secara tunai (murabahah naqdan), melainkan jenis yang

Berpegang kepada Al-Qur'an dan As-Sunnah, dan tidak bertaqlid kepada seseorang

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia, bukan hanya dalam permasalahan ibadah ubūdiyah saja

BAB IV ANALISIS MAS{LAH{AH MURSALAH TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI JANGKRIK DENGAN SISTEM PERKIRAAN DI DESA KACANGAN KECAMATAN ANDONG KABUPATEN BOYOLALI

ANALISIS FATWA DEWAN SYARI AH NASIONAL TENTANG PEMBOLEHAN JUAL BELI EMAS SECARA TIDAK TUNAI

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI AR-RANIRY

ULANGAN HARIAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM KELAS XI

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI BARANG SERVIS DI TOKO CAHAYA ELECTRO PASAR GEDONGAN WARU SIDOARJO

TINJAUAN UMUM Tentang HUKUM ISLAM SYARIAH, FIKIH, DAN USHUL FIKIH. Dr. Marzuki, M.Ag. PKnH-FIS-UNY 2015

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP KASUS TAUKIL WALI NIKAH VIA TELEPON

BAB I PENDAHULUAN. Hal tersebut sebagaimana dijelaskan Allah SWT


BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP TRANSAKSI PEMBAYARAN DENGAN CEK LEBIH PADA TOKO SEPATU UD RIZKI JAYA

BAB IV ANALISIS PENDAPAT MAZHAB H{ANAFI DAN MAZHAB SYAFI I TENTANG STATUS HUKUM ISTRI PASCA MULA> ANAH

BAB I PENDAHULUAN. yang wajar dan dalam ajaran nabi, pernikahan ditradisikan menjadi sunnah beliau. dan Anas melihatnya, dan beliau bersabda:

ANALISIS PENDAPAT IMAM ABU HANIFAH TENTANG SAHNYA WANITA HAID THAWAF TANPA SUCI SKRIPSI

BAB IV JUAL BELI SEPATU SOLID DI KECAMATAN SEDATI SIDOARJO DALAM PERSPEKTIF MASLAHAH MURSALAH

Proposal Ke-11 Permintaan Opini Dewan Pengawas Syariah (DPS) Tentang Pengolahan Daging Qurban Menjadi Sosis atau Kornet

BAB IV ANALISIS DATA. Yogyakarta, 2008, hlm Dimyauddin Djuwaini, Pengantar fiqh Muamalah, Gema Insani,

BAB IV KUALITAS MUFASIR DAN PENAFSIRAN TABARRUJ. DALAM SURAT al-ahzab AYAT 33

BAB I PENDAHULUAN. konvensional. Namun, orang awam dan orang-orang mengenal bank syari ah dari

Adab Membaca Al-Quran, Membaca Sayyidina dalam Shalat, Menjelaskan Hadis dengan Al-Quran

Dan tolong-menolonglah dalam (mengerjakan) kebajikan dan taqwa dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertaqwalah kamu kep

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PEMIMPIN. 1) Mengetahui atau mengepalai, 2) Memenangkan paling banyak, 3)

BAB I PENDAHULUAN. Berbicara tentang warisan menyalurkan pikiran dan perhatian orang ke arah suatu

FATWA DEWAN SYARI AH NASIONAL

karena sesungguhnya orang yang paling baik yang kamu ambil untuk bekerja (pada kita) adalah orang yang kuat lagi dapat dipercaya. 3. Firman Allah SWT

BAB IV ANALISIS SUKUK IJĀRAH AL-MUNTAHIYA BITTAMLIK DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

Asuransi syariah: usaha saling melindungi & tolong-menolong di antara sejumlah orang/pihak melalui investasi dlm bentuk aset dan/atau tabarru (hibah)

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor: 13 Tahun 2011 Tentang HUKUM ZAKAT ATAS HARTA HARAM

4. Firman Allah SWT QS. al-baqarah (2): dan Allah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba Firman Allah SWT QS. al-baqarah (2):27

PERNYATAAN KEASLIAN. Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, saya:

MENTASHARUFKAN DANA ZAKAT UNTUK KEGIATAN PRODUKTIF DAN KEMASLAHATAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN. tidak mau seorang manusia haruslah berinteraksi dengan yang lain. Agar kebutuhan

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor 4 Tahun 2003 Tentang PENGGUNAAN DANA ZAKAT UNTUK ISTITSMAR (INVESTASI)

PASAR UANG DAN PASAR MODAL SYARIAH. Elis Mediawati, S.Pd.,S.E.,M.Si.

BAB IV ANALISIS PENDAPAT YUSUF QARDHAWI TENTANG ZAKAT INVESTASI

Bab 26 Mengadakan Perjalanan Tentang Masalah Yang Terjadi dan Mengajarkan kepada Keluarganya

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP APLIKASI RIGHT ISSUE DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) SURABAYA

Transkripsi:

BAB IV ANALISIS HEDGING TERHADAP KENAIKAN HARGA BAHAN BAKAR MINYAK-BBM DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM Analisis Hedging Terhadap Dampak Kenaikan Harga BBM Ditinjau Dari Hukum Islam. Sebagaimana dijelaskan dalam bab terdahulu bahwa hedging adalah suatu upaya untuk menekan resiko dampak dari kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM). Jangan engkau menjual sesuatu yang tidak ada padamu," sabda Nabi Muhammad SAW, dalam sebuah hadits riwayat Abu Hurairah. Oleh sementara fuqaha (ahli fiqih Islam), hadits tersebut ditafsirkan secara taken for grented, yakni dipahami hanya secara harfiyah. Sehingga, setiap praktek jual beli yang tidak ada barangnya pada waktu akad, haram. Penafsiran secara demikian itu, tak pelak lagi, membuat fiqih Islam sulit untuk memenuhi tuntutan zaman yang terus berkembang dengan perubahan-perubahannya. 67 Karena itu, sejumlah ulama klasik yang terkenal dengan pemikiran cemerlangnya, menentang cara penafsiran yang terkesan sempit tersebut. Misalnya, Ibn al-qayyim. Ulama bermazhab Hambali ini berpendapat, bahwa tidak benar jual-beli barang yang tidak ada dilarang. Baik dalam Al Qur an, sunnah maupun fatwa para sahabat, larangan itu tidak ada. 67 http://www.bappebti.go.id/publikasi/displayberita.asp?idi=205

Dalam Sunnah Nabi, hanya terdapat larangan menjual barang yang belum ada, sebagaimana larangan beberapa barang yang sudah ada pada waktu itu akad. Causa legis atau illat larangan tersebut bukan ada atau tidak adanya barang, melainkan garar, ujar Dr. Syamsum Anwar, MA dari IAIN SUKA Yogyakarta menjelaskan pendapat Ibnu al-qayyim. Garar adalah ketidakpastian tentang apakah barang yang diperjual-belikan itu dapat diserahkan atau tidak. Misalnya, seseorang menjual unta yang hilang. Atau menjual barang milik orang lain, padahal tidak diberi kewenangan oleh yang bersangkutan. Jadi, meskipun pada waktu akad barangnya tidak ada, namun ada kepastian diadakan pada waktu diperlukan sehingga bisa diserahkan kepada pembeli, maka jual beli tersebut sah. Sebaliknya, kendati barangnya sudah ada tapi karena satu dan lain hal tidak mungkin diserahkan kepada pembeli, maka jual beli itu tidak sah. Perdagangan berjangka, jelas, bukan garar. Sebab, dalam kontrak berjangkanya, jenis komoditi yang dijual-belikan sudah ditentukan. Begitu juga dengan jumlah, mutu, tempat dan waktu penyerahannya. Semuanya berjalan di atas rel aturan resmi yang ketat, sebagai antisipasi terjadinya praktek penyimpangan berupa penipuan satu hal yang sebetulnya bisa juga terjadi pada praktik jual beli konvensional. a. Salam mirip bursa berjangka Kalau ditelusuri, pada zaman Nabi Muhammad SAW sendiri, sudah ada praktik jual beli yang mirip perdagangan berjangka, meskipun tentu saja

jauh lebih sederhana. Seperti tercantum dalam sebuah hadits yang diriwayatkan Bukhari dan Muslim dari Ibnu Abbas. Suatu ketika, demikian hadits itu, Nabi datang ke kota Madinah, dan mendapati umatnya melakukan salam terhadap buah-buahan dalam waktu satu atau dua tahun. Lantas nabi pun bersabda, Barang siapa yang melakukan salam, maka hendaknya dalam takarannya, beratnya dan waktunya ditentukan. Mengutip penjelasan kitab fiqh yang disusun Haji Sulaiman Rasyid, Drs. H. Abdurrachim, dosen IAIN Suka, mengatakan bahwa salam bisa didefinisikan sebagai menjual sesuatu yang tidak dilihat zatnya, hanya ditentukan dengan sifat barang itu ada dalam pengakuan (tanggungan) si penjual. Misalnya, kata si penjual, Saya jual kepadamu satu meja tulis dari jati, besarnya 140x100 cm, tebal 75 cm, sepuluh laci dengan harga Rp. 400. Lantas si pembeli bilang, Saya beli meja dengan sifat tersebut, dengan harga Rp. 400. Dia menyerahkan uangnya sewaktu akad tersebut dilakukan, tapi mejanya belum ada. Sementara itu Prof. Asmuji Abdurrahman dari Majelis Ulama Indonesia mengatakan, hadis dari Ibnu Abbas di atas oleh sebagian ulama dijadikan dasar yang membolehkan jual beli dengan penyerahan barang dikemudikan hari. Asal, dalam pelaksanaannya memenuhi tiga syarat penting. Pertama, objek akad harus dijelaskan secara rinci baik jenisnya, ukurannya, maupun sifat-sifatnya. Kedua, objek akad merupakan sesuatu yang telah biasa dilakukan oleh masyarakat. Dan ketiga, akad ini harus menyebutkan waktu

yang tertentu. Seorang ahli fiqih kontemporer dari Yordania, Mustafa Ahmad Az-Zahrah mengatakan, bahwa pandangan ulama Hanafiah yang membolehkan akad istina istilah yang populer dalam fiqh, yang prakteknya sama dengan salam sangat relevan di masa sekarang, untuk perdagangan komoditi. Sebab, pada umumnya komoditi tersebut diproduksi sesuai pesanan, baik untuk skala lokal, nasional, regional maupun internasional. Perdagangan berjangka sendiri, sebetulnya telah menjadi telaahan ahli fiqh sejak lama. Misalnya, pada 1954 Yusuf Musa membahasnya dalam kaitan berjangka Iskandariah, Mesir, yang memperdagangkan kapas sebagai salah satu komoditi pertanian negeri itu. Menurut hasil analisanya, ada banyak perbedaan antara praktik salam di zaman nabi dengan bursa berjangka. Namun demikian, Yusuf Musa yang memegang doktrin Ibnu Taimiah dan Ibnu Al-Qayyim dalam Kesimpulannya menegaskan bahwa: kontrak berjangka kapas di Mesir adalah sah secara syar i dan tidak bertentangan sedikitpun dengan dasar-dasar dan asas-asas umum fiqih serta tujuan syari ah. Hanya saja, Yusuf Musa tidak berbicara tentang hedging (lindung nilai atau at-taqti ah). Pembicaraannya Cuma terfokus pada soal kontraknya saja, karena memang hedging memang sudah inheren di dalamnya. Yang jelas, hedging berbeda dengan judi, Ujar Syamsul Anwar, karena itu dapat diterima dan mempunyai maslahat ekonomi yang besar. b. Manfaat salam ditinjau dari ekonomi Islam

Manfaat atau maslahat ekonomi, memang menjadi salah satu pertimbangan penting oleh para ahli fiqih, untuk menetapkan apakah praktik bursa berjangka dihalalkan atau diharamkan oleh Islam. Sebab pada intinya, sesuatu yang dilarang oleh Islam adalah selalu yang cenderung mendatangkan kerugian atau mudharat. Penyelenggaraan perdagangan berjangka jelas bisa memberikan manfaat yang luas, baik terhadap individu maupun pertumbuhan ekonomi sebuah negara antara lain, lantaran ia mempunyai fungsi pembentukan harga (price discovery) yang transparan. Memang benar di sisi lain, kegiatan perdagangan berjangka bisa dikatakan berisiko tinggi. Tapi, tidak tepat jika lantas disimpulkan bahwa hal itu mengundang praktik spekulasi yang berbau judi. Jelas, ada banyak perbedaan fundamental antara perdagangan berjangka dengan judi, paling tidak jika dilihat dari manfaat ekonomi, penguasaan terhadap pengetahuan kemampuan analisis yang harus dimiliki serta eksistensi risiko itu sendiri. Kalau soal risiko, seperti kata orang bijak, kehidupan manusia tidak bisa dilepaskan dengan resiko. Persoalannya, bagaimana mengantisipasi atau meminimalisir kemungkinan terjadinya resiko. Dalam perdagangan berjangka, justru hal itulah yang dilakukan tepatnya melalui hedging. c. Fiqih Islam tak pernah kuno Sudah jelas, nabi Muhammad saw memberikan arahan dalam urusan dunia, manusia sebagai individu atau kelompok, memiliki kemampuan

menangani dan menyelesaikannya sesuai dengan zaman dan tantangan yang dihadapinya. Manusia, dalam pandangan Islam, telah diciptakan dengan sempurna, sehingga dapat mengerti dan mampu menyelesaikan berbagai persoalan dalam urusan pemenuhan kebutuhan hidup di dunia sesuai dengan arahan yang telah digariskan dalam al-qur an dan al-hadis. Kenyataan membuktikan, bergulirnya waktu telah menciptakan perubahan-perubahan baru. Bahkan, berkat revolusi teknologi informasi, belakangan ini perubahan tersebut berlangsung sangat cepat. Dan, terbukti juga, banyak tokoh Islam yang muncul untuk memberikan bimbingan dengan pemikiran yang bersumber pada al-qur an dan al-hadis. Padahal, sudah pasti, ayat-ayat al-qur an dan al-hadis tidak pernah bertambah, hal itu menunjukkan bahwa kedua sumber hukum Islam tersebut selalu aktual. Jika memang perubahan yang terjadi dalam kehidupan manusia, betul-betul belum di atur dalam al-qur an dan al-hadis, masih tersedia ruang untuk berijtihad, dengan tetap mengindahkan prinsip-prinsip Islam. Diakui, merupakan bentuk perdagangan relatif baru dalam kehidupan manusia, terlebih masyarakat indonesia. Memang di zaman nabi Muhammad sudah ada kegiatan yang mirip dengan itu, seperti salam dan istana. Tapi tidak persis betul. Namun begitu, pada akhirnya, toh para pemikir Islam bisa menemukan argumentasi kuat, untuk membuktikan bahwa praktik perdagangan berjangka

diperbolehkan dalam Islam. Rujukannya pun sangat kuat, mulai dari ayat al Qur an, al-hadis sampai Ijma Ulama. Meskipun, tentu saja, tidak ada salahnya kita melakukan kajian khusus yang lebih mendalam lagi. BAPPEPTI bekerja sama dengan fakultas hukum universitas Indonesia sudah memulainya dengan menggelar seminar bertajuk Perdagangan berjangka komoditi ditinjau dari segi hukum Islam, 12 September 2001 lalu.