SOUTH CENTRE MENGENAI KERJA SAMA DALAM KEGIATAN PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN

dokumen-dokumen yang mirip
1REPUBLrK NDONESIA. Article I OBJECTIVE

dimana berbagai pandangan yang berbeda dapat disampaikan dan didiskusikan secara terbuka, guna meningkatkan pemahaman dan kerjasama yang lebih luas;

MEMORANDUM SALING PENGERTIAN ANTARA INSTITUT PENELITIAN EKONOMI UNTUK ASEAN DAN ASIA TIMUR DENGAN SADAN PUSAT STATISTIK REPUBLIK INDONESIA TENTANG

KEMENTERIAN LUAR NEGERI REPUBLIK INDONESIA

''hd. pada kawasan yang dilanda konflik dan rawan konflik; manajemen konflik, serta mediasi kemanusiaan;

MEMORANDUM SALING PENGERTIAN ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH NEGARA PALESTINA TENTANG KERJASAMA Dl BIDANG PARIWISATA

PENYUSUNAN NASKAH PERJANJIAN INTERNASIONAL

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

REPUBLIK INDONESIA. MEMPERCAYAI bahwa kerja sama yang dilakukan akan membawa manfaat bagi para Pihak;

KEMENTERIAN LUAR NEGERI REPUBLIK INDONESIA TENTANG

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Mengakui pentingnya asas-asas persamaan dan saling menguntungkan; Sesuai dengan hukum dan perundang-undangan yang berlaku di rnasingmasing

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

MEMORANDUM SALING PENGERTIAN ANT ARA

REPUBLIK INDONESIA. Memorandum Saling Pengertian an tara. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia dan

Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia dan Departemen Luar Negeri dan Perdagangan Pemerintah Australia, selanjutnya disebut 'Para Pihak';

PERSETUJUAN ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH FEDERASI RUSIA MENGENAI KERJASAMA EKONOMI DAN TEKNIK

REPUBLIK INDONESIA MEMORANDUM SALING PENGERTIAN ANT ARA KEMENTERIAN PEROAGANGAN REPUBLIK INDONESIA DAN

REPUBLIK INDONESIA PASAL1 TUJUAN

REPUBLIK INOONESIA MEMORANDUM SALING PENGERTIAN ANT ARA KOMISI PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA DAN KANTOR PEMILIHAN FIJI

REPUBLIK INDONESIA PEMBUKAAN

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

~ ' REPUBLIK INDONESIA

Departemen Luar Negeri Indonesia dan Kementerian Luar Negeri Romania (selanjutnya disebut sebagai "Para Pihak";

REPUIP 1 ' 1 "J')(l FSL\

REPUBl.JK INDONESIA. Pemerintah Kata Jayapura, Republik Indonesia dan Pemerintah Kata Wewak, Papua Nugini, selanjutnya disebut sebagai para "Pihak";

PASAL1 "PASAL4 MITRA KERJA

SESUAI dengan hukum dan peraturan perundang-undangan yang berlaku di kedua negara. TELAH DICAPAI kesepahaman sebagai berikut: PASALI TUJUAN

BERHASRA T unruk meningkatkan hubungan baik berdasarkan kemitraan clan kerjasama antara penduduk kedua kota;

Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia dan Parlemen Republik Fiji, yang selanjutnya disebut sebagai "Para Pihak";

REPUBLIK INDONESIA. SESUAI dengan hukum dan peraturan perundang-undangan yang berlaku di masing-masing negara; PASALI TUJUAN

REPUBLIK INDONESIA CONCERNING SISTER CITY COOPERATION

Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Kerajaan Denmark yang selanjutnya secara tunggal disebut "Pihak" dan secara bersama disebut "Para Pihak";

MEMORANDUM SALING PENGERTIAN TENTANG K.ERJA SAMA EKONOMI DAN TEKNIS ANTARA PEMERINTAH REPUBUK INDONESIA DAN PEMERINTAH REPUBLIK RAKYAT TIONGKOK

REPUBLIK INDONESIA. MEMPERHA TIKAN kebutuhan untuk mengembangkan dan membina pengembangan sumber daya manusia perminyakan dan sumber daya energi;

REPUBLIK INDONESIA PASAL1

MEMPERTIMBANGKAN kepentingan bersama dalam mengembangkan kerja sama energi baru terbarukan antara Republik Indonesia dan Republik Federal Austria.

MEMORANDUM SALING PENGERTIAN ANTARA

PASALI TUJUAN PASAL II RUANG LINGKUP KERJASAMA. Ruang lingkup kerjasama di bawah Memorandum Saling Pengertian ini adalah sebagai berikut:

REPUBLIK INDONESIA MEMORANDUM SALING PENGERTIAN TENTANG KERJA SAMA MARITIM ANT ARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH AMERIKA SERIKAT

Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Republik Singapura (selanjutnya disebut "Para Pihak");

PENGATURAN ANTARA KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA DAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN SELANDIA BARU TENTANG KERJASAMA BIDANG PENDIDIKAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Australia; menimbulkan ancaman yang nyata terhadap stabilitas dan keamanan masyarakat kedua negara;

bidang penanggulangan bencana untuk kesejahteraan dan keselamatan rakyat di kedua negara;

MENGAKUI pentingnya peningkatan kualifikasi dan kompetensi sumber daya manusia Indonesia;

REPUBLIK INDONESIA. PASALI Tujuan

EMORANDUM SALING PENGERTIAN ANTARA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA DAN ARSIP NASIONAL PUSAT REPUBLIK YAMAN MENGENAI KERJASAMA KEARSIPAN

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Pasal 1. Kedua pihak sepakat untuk meningkatkan dan saling tukar menukar pengalaman di bidang penerangan, mencakup :

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

University di bidang pelatihan dan peningka.tan kapasitas para diplomat Indonesia dalam hal isu-isu terkait diplomasi;

~ j.. ~~ REPUBLIK IIIDONBSIA MEMORANDUM SALING PENGERTIAN ANTARA KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA DAN

PERSETUJUAN ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH REPUBLIK MOZAMBIK MENGENAI KERJSAMA EKONOMI DAN TEKNIK

MEMORANDUM SALING PENGERTIAN ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH NORTHERN TERRITORY OF AUSTRALIA TENT ANG

BERKEINGINAN untuk memperkuat ikatan persahabatan dan kerja sama antara kedua pihak dan untuk meningkatkan arus perdagangan pada masingmasing

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERSETUJUAN ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH TURKMENISTAN MENGENAI KERJASAMA EKONOMI DAN TEKNIK

REPUBLIK INDONESIA. Mengakui kedekatan hubungan dan persahabatan yang telah terjalin di antara Para Pihak;

NOTA KESEPAHAMAN ANT ARA DAN JAPAN EXTERNAL TRADE ORGANIZATION TENT ANG

w,= REPUBLIJ[ INDONESIA MEMORANDUM SALING PENGERTIAN ANTARA KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM REPUBLIK INDONESIA DAN

REPIJBl,IK INDONESIA

Kementerian Pariwisata Republik Indonesia dan Kementerian Bisnis, lnovasi, dan Tenaga Kerja Selandia Baru selanjutnya disebut "Para Peserta":

MEMORANDUM SALING PENGERTIAN

di bidang pengembangan sumber daya manusia khususnya perminyakan dan petrokimia; pengembangan sumber daya manusia penninyakan dan petrokimia;

MEMORANDUM SALING PENGERTIAN MENGENAI BANTUAN HIBAH YANG BERHUBUNGAN DENGAN KERJASAMA EKONOMI DANTEKNIK ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN

Kementerian Perdagangan Republik Indonesia dan Kementerian Perdagangan dan Perindustrian Republik Liberia (selanjutnya disebut sebagai "Para Pihak"),

(selanjutnya masing-masing disebut sebagai "Pihak" dan secara bersama sebagai "Para Pihak"),

Pemerintah Selandia Baru dan Pemerintah Republik Indonesia (selanjutnya disebut sebagai "Para Pes ~ rta ");

PERSETUJUAN ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH REPUBLIK DJIBOUTI MENGENAI KERJASAMA EKONOMI DAN TEKNIK

Pasal 1 Tujuan Kerjasama

MEMPERTIMBANGKAN pentingnya kerjasama internasional dan peran dari negara sahabat dalam memperkuat kapasitas di bidang manajemen kebakaran hutan; dan

Mempertimbangkan kepedulian bersama terhadap konservasi dan rehabilitasi lahan dan hutan tropis terdegradasi;

REPUBLIK 11'1>0NESIA

Dalam rangka untuk lebih memperkuat dan memperdalam hubungan persahabatan dan kerja sama yang telah ada antara Para Pihak;

SALING PENGERTIAN ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DENGAN PEMERINTAH REPUBLIK DEMOKRASI MYANMAR

Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia dan Kementerian Luar Negeri Kerajaan Belanda, selanjutnya disebut 'Para Penandatangan':

REPUBLIK INDONESIA. MENYADARI pentingnya prinsip-prinsip kedaulatan, kesetaraan, saling menghargai, dan saling menguntungkan;

REPUBLIK INDONESIA PEMBUKAAN

MEMORANDUM SALING PENGERTIAN ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH REPUBLIK KOLOMBIA MENGENAI PEMBENTUKAN KOMISI BERSAMA

REPUBLIK INDONESIA. terjalin melalui peningkatan kerjasama antara Para Pihak; PASALI TUJUAN

TENT ANG KERJASAMA PENDIDIKAN, PELATIHAN, DAN PENGKAJIAN DI BIDANG PERTAHANAN DAN KEAMANAN

SESUAI dengan hukum dan peraturan perundang-undangan yang berlaku di negara masing-masing; TELAH MENCAPAI KESEPAKATAN SEBAGAI BERIKUT;

Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia dan Kementerian Luar Negeri dan Agama Republik Kosta Rika (selanjutnya disebut sebagai "Para Pihakn);

MEMORANDUM SALING PENGERTIAN ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH MALAYSIA TENTANG KERJASAMA PERTANIAN

REPUBLIK INDONESIA. Berkeinginan untuk memperkuat dan mengembangkan hubungan persahabatan dan kerjasama;

1. Perlukaran program radio dan berita mengenai sosial, pariwisata/tempat menarik, perdagangan, masalah seni dan budaya secara timbal balik.

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PENGATURAN ANTARA. MENGINGAT hubungan dan kerjasama yang bersahabat yang telah ada antara Republik Indonesia dan Kerajaan Kamboja;

REPUBLIK INDONESIA. BERKEINGINAN untuk memajukan dan memperkuat hubungan persahabatan yang telah ada di antara kedua negara;

REPUBLIK INDOl'IESIA. Pasal 1 Ketentuan Umum

Mengingat Memorandum Saling Pengertian antara Pemerintah Republik Indonesia

REPUBLIKINDONESlA. BERKEINGINAN untuk menjalin dan meningkatkan hubungan kerjasama dibidang kepemudaan dan keolahragaan antara Para Pihak;

~~...-;-- ~ ' --;_~ ' - '_.. "'_ -:; REPUBLIK. INDONESIA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

NOTA KESEPAKATAN ANT ARA PEMERINTAH PROVINS! SHAANXI REPUBLIK RAKYAT CHINA DAN DEPARTEMEN PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA

REPUBLIK INDONESIA PERSETUJUAN

Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Republik Rakyat Tiongkok,

REPUBUK INDONESIA. Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia dan Kementerian Luar Negeri Gambia untuk selanjutnya disebut "Para Pihak";

Transkripsi:

MEMORANDUM SALING PENGERTIAN ANT ARA SADAN PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN KEMENTERIAN LUAR NEGERI REPUBLIK INDONESIA DAN SOUTH CENTRE MENGENAI KERJA SAMA DALAM KEGIATAN PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN Sadan Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia (selanjutnya disebut BPPK) dan South Centre selanjutnya bersama-sama disebut sebagai "Para Peserta". MENCATAT perlunya penelitian dan analisa yang inovatif dalam berbagai bidang kebijakan internasional yang relevan bagi pengembangan dan pencapaian kepentingan negara-negara berkembang; MENY ADARI nilai penting South Centre dalam mengaitkan wacana dan kebijakan dalam rangka mendukung kemajuan dan pembangunan dan peran BPPK dalam menghasilkan rekomendasi kebijakan untuk mendukung diplomasi Indonesia yang kreatif, aktif, dan antisipatif; MENIMBANG pentingnya pengkajian dan pengembangan kebijakan dalam lingkungan yang netral dan informal dimana para peserta dapat mengemukakan berbagai pendapat serta perdebatan untuk mendorong pemahaman dan kerja sama yang lebih intensif, MEMPERHATIKAN persetujuan Antar Pemerintah untuk membentuk South Centre MEMPERTIMBANGKAN hukum dan peraturan perundang-undangan yang berlaku di negara masing-masing; TELAH MENCAPAI PENGERTIAN SEBAGAI BERIKUT:

Pasal 1 TUJUAN Tujuan Memorandum Saling Pengertian (MSP) ini adalah untuk membentuk kerjasama jangka panjang antara Para Peserta dan untuk memberikan kerangka bagi Para Peserta dalam penyelenggaraan kegiatan pengkajian dan pengembangan kebijakan. PASAL II LINGKUP KERJASAMA Para Peserta akan bekerjasama dalam mengatur penyelenggaraan diskusi-diskusi, konferensikonferensi, atau kegiatan-kegiatan lainnya secara reguler terkait dengan isu-isu spesifik dalam berbagai materi pembahasan, yang bisa mencakup namun tidak terbatas pada: a. Kebijakan pembangunan; b. Pembangunan berkelanjutan ; c. Perubahan iklim; d. Tata kelola pemerintahan global; e. Pembangunan ekonomi dan sosial; f. Kerja sama Selatan-Selatan; g. Kondisi perekonomian global h. Hak kekakyaan intelektual; i. Alih teknologi dan pengetahuan; j. Kesehatan global; k. Ketahanan pangan; dan I. Perjanjian perdagangan dan investasi. Pasal Ill KONTAK UTAMA 1. BPPK menunjuk Kepala Pusat Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan pada Organisasi lnternasional sebagai kontak utama yang bertanggungjawab daalam pelaksanaan MSP ini.

2. South Centre menunjuk Direktur Eksekutif sebagai kontak utama yang bertanggungjawab dalam pelaksanaan MSP ini. Pasal IV IMPLEMENTASI 1. Para Peserta akan melakukan konsultasi awal untuk menentukan program spesifik yang akan dilakukan dalam rangka pelaksanaan MSP ini. Pasal V PELAKSANAAN DAN PENGATURAN FINANSIAL 1. Pengaturan finansial untuk membiayai pengeluaran dari kegiatan kerjasama yang dilakukan dalam kerangka MSP ini akan disepakati bersama oleh Para Peserta. 2. Tanpa mengesampingkan paragraf 2, MSP ini tidak menimbulkan beban finansial atau kewajiban lainnya bagi masing-masing Peserta kecuali dengan kesepakatan bersama terkait dengan peraturan penyelenggaraaan suatu kegiatan spesifik. Pasal VI PERUBAHAN MSP ini dapat ditinjau kembali atau diubah kapan saja berdasarkan keputusan bersama Para Peserta. Setiap modifikasi hanya bisa dibuat secara tertulis melalui kesepakatan bersama Para Peserta. Peninjauan kembali atau perubahan dlimaksud akan berlaku pada tanggal yang ditentukan bersama oleh Para Peserta dan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari MSP ini. Pasal VII MULAI BERLAKU, MASA BERLAKU, DAN PENGAKHIRAN 1. MSP ini akan mulai berlaku pada tanggal penandatanganan terakhir. 2. MSP ini akan tetap berlaku selama periode tiga (3) tahun dan dapat diperpanjang untuk periode tiga (3) tahun berikutnya atas kesepakatan bersama Para Peserta melalui pemberitahuan tertulis.

3. MSP ini dapat diakhiri kapan saja oleh salah satu Peserta dengan memberikan pemberitahuan awal kepada Peserta satunya enam (6) bulan sebelumnya. Sekiranya MSP ini diakhiri, pengaturan-pengaturan atau program dan kegiatan- kegiatan yang sedang berjalan yang dibuat berdasarkan MSP ini akan tetap berlaku hingga selesai pelaksanaan nya, kecuali disepakati lain oleh Para Pihak. SEBAGAI BUKTI, yang bertanda tangan di bawah ini, yang diberi kuasa penuh untuk menandatangi, telah menandatangani MSP ini. Ditandatangani dalam dua rangkap di Jenewa paola tanggal 1 Februari 2016 dalam bahasa Indonesia dan bahasa lnggris. Seluruh teks memiliki keabsahan yang sama. Sekiranya terdapat perbedaan pemahaman, teks bahasa lnggris yang digunakan. UNTUK BADAN PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN, UNTUK SOUTH CENTRE KEMENTERIAN LUAR NEGERI REPUBLIK INDONESIA SALMAN AL FARISI Pit. Kepala BPPK Atas Nama Menteri Luar Negeri RI Penanggung Jawab Atas Nama Direktur Eksekutif South Centre

MEMORANDUM OF UNDERSTANDING BETWEEN THE POLICY ANALYSIS AND DEVELOPMENT AGENCY OF THE MINISTRY OF FOREIGN AFFAIRS OF THE REPUBLIC OF INDONESIA AND THE SOUTH CENTRE ON PARTNERSHIP IN POLICY ANALYSIS AND POLICY DEVELOPMENT ACTIVITIES The Policy Analysis and Development Agency of the Ministry of Foreign Affairs of the Republic of Indonesia (hereinafter referred to as BPPK) and the South Centre (hereinafter referred to as the South Centre), hereinafter collectively referred to as the "Participants". NOTING the need for innovative research and analysis oriented on various international policy areas that are relevant to the protection and promotion of the development interests of developing countries; RECOGNISING the value of South Centre to forge links between ideas and policy to put South intellect and capacities in the service of progress and development, and the role of BPPK to present policy recommendations in supporting Indonesian diplomacy and foreign policy conduct; TAKING INTO ACCOUNT the importance of policy analysis and policy development in the neutral and informal environment which the Participants create, where differing views can be expressed and openly debated, to encourage understanding and greater cooperation; ACKNOWLEDGING the Intergovernmental Agreement to Establish the South Centre; HAVING REGARD to the prevailing laws and regulations of the respective Participants; HAVE COME TO THE FOLLOWING UNDERSTANDING: Article I OBJECTIVE The objectives of this Memorandum of Understanding (MoU) are to establish a long-term partnership between Participants and to provide a framework for the Participants to conduct policy analysis and policy development activities.

Article II SCOPE OF COOPERATION The Participants will cooperate in organizing discussions, conferences or other events on a regular basis on specific issues within broad subject areas, which may include but are not limited to: a. Development policies; b. Sustainable development; c. Climate change; d. Global governance; e. Economic and social development; f. South-south cooperation; g. Global economic conditions; h. Intellectual property; i. Technology transfer and access to knowledge; j. Global health; k. Food security; and I. Trade and investment agreements. Article Ill PRINCIPLE CONTACT 1. BPPK designates the Head of Center for Policy Analysis and Development on International Organizations as the principal contact responsible for the implementation of this MoU. 2. South Centre designates the Executive Director as the principal contact responsible for the implementation of this MoU.

Article IV IMPLEMENTATION The Participants will hold prior consultation on defining specific programs to be conducted for the implementation of this MoU. Article V FINANCIAL ARRANGEMENT 1. The financial arrangements to cover expenses for the cooperative activities, including specific projects or actions undertaken within the framework of this MoU, will be subject to the mutual agreement of the Participants. 2. Notwithstanding paragraph 2, this MoU will place no financial or other obligation on either Participant except by mutual agreement in conjunction with the organization of a specific activity. Article VI AMENDMENT This MoU can be reviewed or amended at any time by joint decision of the Participants. Any modification will be made only in writing by mutual consent of the Participants. Such revisions or amendments will come into effect on such date as may be determined by the Participants and will form an integral part of this MoU. Article VII COMING INTO EFFECT, DURATION AND TERMINATION 1. This MoU will come into effect on the date of its signing. 2. This MoU will remain in effect for a period of three (3) years and may be extended for a further period of three (3) years as mutually agreed by the Participants through written notifications. 3. This MoU may be terminated by either Participant at any time by giving 6 (six) months prior notice to the other Participant. Should this MoU be terminated, the arrangements or ongoing program and activities made under this MoU shall remain in effect until their completion, unless agreed otherwise by the Participant.

IN WITNESS WHEREOF, the undersigned, being duly authorized to that effect, have signed this MoU. Signed in duplicate in Geneva on 1 February 2016 in Indonesian and English languages, with both texts being equally authentic. In case of any divergence of interpretation, the English texts shall prevail. FOR THE POLICY ANALYSIS AND DEVELOPMENT AGENCY OF THE MINISTRY OF FOREIGN AFFAIRS OF THE REPUBLIC OF INDONESIA FOR SOUTH CENTRE, SALMAN AL FARISI Acting. Head of Policy Analysis of the Republic of Indonesia