Apa pentingnya mengolah data?

dokumen-dokumen yang mirip
DUKUNGAN TEKNOLOGI INFORMASI DALAM PENATAAN SIMPUS

RANCANGAN PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR TAHUN 2017 TENTANG TATA KELOLA PEMERINTAHAN BERBASIS SISTEM ELEKTRONIK

Manajemen Sistem Informasi Publik

WALIKOTA GORONTALO PROVINSI GORONTALO PERATURAN WALIKOTA GORONTALO NOMOR 22 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2008 TENTANG

E-GOVERNMENT : TANTANGAN, IMPLEMENTASI dan INTEGRASI

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

KERANGKA ACUAN KERJA KEGIATAN PENGEMBANGAN APLIKASI SIMPEG PADA SKPD PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2017

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEHUTANAN. Penyelenggaraan. Sistem Informasi.

BERITA DAERAH No. 7, 2015 PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG

PEMERINTAH KOTA TANGERANG

Penerapan E-Government Untuk Integrasi dan Transformasi Pemerintahan

BUPATI BANTUL PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 73 TAHUN 2008 T E N T A N G RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA INSPEKTORAT KABUPATEN BANTUL

BAB III LANDASAN TEORI

Penataan Tata Laksana Dalam Rangka Penerapan e-government

BAB I PENDAHULUAN. kewenangannya masing-masing guna terlaksananya pengembangan e-government

BUPATI POLEWALI MANDAR

DAFTAR ISI. WebSIGIT - Web Sistem Informasi Geografis Infrastruktur Terpadu

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang

Daftar Isi. KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... vii

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SABU RAIJUA NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS-DINAS DAERAH KABUPATEN SABU RAIJUA

PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR TAHUN 2017 TENTANG TATA KELOLA PEMERINTAHAN BERBASIS ELEKTRONIK

BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1

BAB 1 PENDAHULUAN. bertugas membantu Presiden di sektor kehutanan. Salah satu eselon II di

DAFTAR ISI PENGANTAR... I DAFTAR ISI... II DAFTAR TABEL... V DAFTAR GAMBAR... VI BAB I PENDAHULUAN... I-1

MEMUTUSKAN : PERATURAN WALIKOTA TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

Kantor Komunikasi dan Informatika Kota Bogor 2013

- 6 - TUNJANGAN KINERJA JABATAN STRUKTURAL

BAB I PERMASALAHAN DAN SOLUSI UMUM SISTEM INFORMASI PENDIDIKAN

PEMERINTAH KABUPATEN PURBALINGGA

DATA WAREHOUSE PERTEMUAN I S1 TEKNIK INFORMATIKA TITUS KRISTANTO, S.KOM

BAB I PENDAHULUAN. Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kota Bandung merupakan lembaga

TUGAS POKOK DAN FUNGSI CAMAT CICALENGKA TUGAS POKOK FUNGSI

Sistem Informasi Manajemen (dan Bisnis)

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 29 TAHUN 2014 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG

PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 20 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN SUMBAWA

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Konsep Dasar Sistem, Informasi Dan Akuntansi

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA,

KONSEP DASAR SISTEM INFORMASI DALAM BISNIS

Tantangan Manajemen. Teknologi. Informasi. Sistem. Informasi. Konsep-konsep Dasar

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI LAMONGAN PERATURAN BUPATI LAMONGAN NOMOR 09 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM INFORMASI DAN TELEMATIKA KABUPATEN LAMONGAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG BARAT,

PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2014 TENTANG

Gubernur Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta

2018, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transa

WALIKOTA PROBOLINGGO

PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN BUPATI PURBALINGGA TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH.

2017, No serta Kinerja Pegawai di Lingkungan Badan Koordinasi Penanaman Modal; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam hu

BUPATI BOGOR PERATURAN BUPATI BOGOR

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN WALIKOTA TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA BADAN PENDAPATAN DAERAH

BUSINESS INTELLIGENCE. Management Database & Informasi

PERTEMUAN 14 DATA WAREHOUSE

PERATURAN BUPATI PURWAKARTA NOMOR : 60 TAHUN 2013 TENTANG

KODE SURAT UNIT ORGANISASI DI LINGKUNGAN KANTOR PUSAT DIREKTORAT JENDERAL PAJAK NO. NAMA UNIT ORGANISASI KODE SURAT

PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG

LAMPIRAN. PR : Tapi salah satu tupoksi di Pengelolaan Informasi kan juga mengelola aplikasi-aplikasi di DJMBP?

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Agenda. Ruang Lingkup Pertimbangan Evaluasi Peraturan-peraturan Kerangka Fungsional Kelompok Aplikasi Sub-dimensi Aplikasi Checklist

DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL... v BAB I. PENDAHULUAN... 1 A. Dasar Hukum... 7 B. Gambaran Umum Daerah

BAB I PENDAHULUAN. pendayagunaan informasi dalam volume yang besar secara cepat dan akurat.

Bagian Kesatu Kepala Biro Ekonomi dan Administrasi Pembangunan Pasal 57. (1), Kepala Biro Ekonomi dan Administrasi Pembangunan mempunyai

BUPATI MOJOKERTO PERATURAN BUPATI MOJOKERTO NOMOR4ATAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAN E-GOVERNMENT DI KABUPATEN MOJOKERTO

2018, No telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Tr

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

Tugas dan Fungsi Kecamatan Katapang

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM INFORMASI KESEHATAN

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BPPTPM PROV. KEP.BABEL

proposal penawaran ANALISA, DESIGN, PENGEMBANGAN, & IMPLEMENTASI SISTEM INFORMASI DAERAH PEMERINTAH DAERAH TINGKAT I/II

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Bab 1 Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. GAMBARAN UMUM ORGANISASI

WALIKOTA TASIKMALAYA

OBJEK PEMBELAJARAN OBJEK PEMBELAJARAN. Pertemuan 1 Konsep Dasar ERP. Gambaran Umum ERP. Definisi Sistem Informasi Klasifikasi Sistem Informasi

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

BAB II LANDASAN TEORI

PEMERINTAH KABUPATEN KULON PROGO

M. Choirul Amri

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

2017, No Badan SAR Nasional Nomor PK. 15 Tahun 2014 tentang Perubahan Ketiga atas Organisasi dan Tata Kerja Badan SAR Nasional (Berita Negara R

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA BARAT NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG

6/26/2011. Menurut W.H. Inmon dan Richard D.H. Menurut Vidette Poe

Komputer Dan Pemerintahan. Universitas Gunadarma Sistem Informasi 2013/2014

BAB V. ARAH PENGEMBANGAN e-government PROVINSI RIAU

PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR 57 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERDAGANGAN KABUPATEN SRAGEN

PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 91 TAHUN 2007 T E N T A N G RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA KANTOR PENGOLAHAN DATA TELEMATIKA KABUPATEN BANTUL

KONSEP & MANAJEMEN TEKNOLOGI INFORMASI M-02

BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG. PENGEMBANGAN e-government DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.346, 2010 KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI. E-GOVERNMENT. Pelaksanaan.

BAB I Pendahuluan Latar Belakang

Sistem Informasi Pendukung Keputusan Manajerial

1.1 Latar Belakang Masalah

TATA NASKAH DINAS ELEKTRONIK (TNDE) Oleh : Dra. ANY INDRI HASTUTI, MM ASISTEN PEMERINTAHAN

Sosialisasi Peraturan Gubernur DIY No. 2 Tahun 2018 tentang Tata Kelola Teknologi Informasi dan Komunikasi

BAB II LANDASAN TEORI. dan belanja daerah atau perolehan lainnya yang sah antara lain:

BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 34 TAHUN 2017 TENTANG SISTEM INFORMASI DESA DI KABUPATEN BLORA

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

GUBERNUR PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

Transkripsi:

Apa pentingnya mengolah data? Produk peraturan hasil pengambilan keputusan Hasil dari pembelajaran data dan informasi Data yang terorganisasi; lebih mudah dipahami Koleksi fakta-fakta

KATEGORI INFORMASI PUBLIK Obligation to tell, informasi yang wajib diumumkan secara serta merta (bencana alam, gempa bumi, keadaan perang); dan informasi yang wajib diumumkan secara berkala (peraturan perundangan, jenis dan prosedur layanan); informasi yang wajib tersedia setiap saat. Obligation to keep secret, informasi yang menyangkut rahasia negara, informasi intelejen, dan sejenisnya. Right to know, informasi yang dapat diberikan atas permintaan sejauh informasi publik tersebut sudah tersedia dan terdokumentasi oleh Badan Publik. 5

PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI 1. Identifikasi Proyek & Seleksi Melakukan pemahaman awal keinginan untuk pembuatan sistem informasi. Mengajukan permintaan formal untuk mengembangkan sistem informasi. 2. Inisiasi Proyek & Perencanaan Menentukan spesifikasi kebutuhan dan bagaimana sistem dapat membantu penyelesaian permasalahan. Permintaan tertulis untuk pembuatan sistem atau mengembangkan yang sudah ada. 3. Analisis Menganalisis situasi bisnis untuk membuat spesifikasi dan mengstrukturkan kebutuhan pengguna serta menseleksi sistem yang lain. Spesifikasi fungsional sistem. 9

4. Perancangan Logika Mendapatkan dan menstrukturkan kebutuhan sistem secara keseluruhan. Spesifikasi rinci data, laporan, tampilan, dan aturan pemrosesan. 5. Perancangan Fisik Mengembangkan spesifikasi teknologi. Struktur program dan basisdata, perancangan struktur fisik. 6. Implementasi Pembuatan program dan basisdata, menginstal dan menguji sistem. Program aplikasi dan dokumentasi. 7. Pemeliharaan Memantau kegunaan/fungsi sistem. Audit sistem secara priodik. Waktu yang diperlukan untuk membangun satu sistem informasi sekitar 2-3 tahun. 10

KOMPONEN SISTEM INFORMASI Perangkat keras (hardware) : mencakup perangkat-perangkat fisik seperti komputer, server, pemindai, dan printer. Perangkat lunak (software) atau program : sekumpulan instruksi yang memungkinkan perangkat keras untuk dapat memproses data. Prosedur : sekumpulan aturan yang dipakai untuk mewujudkan pemrosesan data dan keluaran yang dikehendaki. Orang : semua pihak yang bertanggung jawab dalam pengembangan sistem informasi, pemrosesan, dan penggunaan keluaran sistem informasi. Basisdata (database) : sekumpulan tabel, hubungan, data grafis, dan lain-lain yang berkaitan dengan penyimpanan data. Jaringan komputer dan komunikasi data : sistem komunikasi data yang memungkinkan sumber (resources) dipakai secara bersama atau diakses oleh sejumlah pemakai. 11

BASISDATA (#1) Data Warehouse Perkembangan dari konsep basisdata yang menyediakan sumberdaya data lebih baik dan mencakup beragam data berbasis komputer yang sangat luas. Data warehouse memungkinkan pemakai untuk: - memanipulasi dan menggunakan data secara intuitif; - dapat mengambil kembali (retrievable); - melakukan pembersihan data ekstensif (pembuangan data yang tidak tepat dan tidak konsisten, sehingga dapat mengubah data ke kondisi kualitas lebih tinggi daripada basisdata komersial). 13

BASIS DATA (#2) Data Mart Untuk dapat mencapai suatu tingkatan data warehouse, diperlukan pendekatan lebih sederhana dalam bentuk data mart, yaitu suatu basisdata yang datanya hanya menjelaskan satu segmen dari suatu operasi perusahaan/organisasi, misalnya data mart sumberdaya manusia. Data Mining Suatu proses menemukan hubungan pada data yang tidak diketahui keberadaannya oleh pemakai. Data mining membantu pemakai dengan mengungkapkan berbagai hubungan dan menyajikannya dalam suatu cara yang dapat dimengerti. 14

SISTEM INFORMASI PEMDA Sistem Informasi Daerah adalah suatu sistem informasi yang dikembangkan dan dikelola, baik oleh pemerintah daerah maupun pihak ketiga (seijin pemda) berkaitan dengan pengembangan e-local government. Terbagi dalam tiga grup: fungsi kelembagaan dengan layanan berorientasi pemerintah (government oriented) fungsi kelembagaan dengan layanan berorientasi bisnis (business oriented) fungsi kelembagaan dengan layanan berorientasi publik (public oriented) Tampilan Sistem Informasi Daerah adalah pada web portal pemerintah daerah. 15

APLIKASI E-GOVERNMENT Masyarakat Bisnis Pemerintah Layanan portal publik e-gov portal internal e-gov layanan publik Aplikasi Fungsi Kepemerintahan dan Kelembagaan Sistem Kependudukan Sistem Informasi Geografis Sistem Keuangan Sistem Kepegawaian Aplikasi Dasar Basisdata Penduduk Basisdata Spasial Basisdata Keuangan Basisdata Pegawai Sistem Dokumen Elektronik 16

JENIS DATA DALAM SISTEM INFORMASI DAERAH (#1) Jenis data dan informasi pada sistem informasi daerah meliputi antara lain: Pelayanan Keuangan - kependudukan - anggaran - perpajakan dan ristribusi - kas dan perbendaharaan - pendaftaran dan ijin - akuntasi daerah - bisnis dan investasi Pembangunan Kepegawaian - perencanaan pembangunan daerah - rekrutmen PNS - perencanaan proyek - absensi dan penggajian - pengelolaan dan pemantauan proyek - penilaian kinerja PNS - evaluasi dan informasi pembangunan - pendidikan dan latihan 17

JENIS DATA DALAM SISTEM INFORMASI DAERAH (#2) Kewilayahan Sarana Prasarana - tata ruang dan lingk. hidup - transportasi - sumberdaya daerah - jalan dan jembatan - kehutanan - pelabuhan dan terminal - pertanian, peternakan, perkebunan - sarana umum - perikanan dan kelautan - pertambangan dan energi - pariwisata Kemasyarakatan - kesehatan - pendidikan - ketenagakerjaan - industri dan perdagangan 18

KOMPONEN TEKNOLOGI INFORMASI Informasi Aplikasi Lembaga Relasi Objek Informasi Database Proses Bisnis Aplikasi Jaringan SDM Struktur & Prosedur Kantor Cabang Server Pusat INTRANET Pimpinan Kantor Cabang Pengelola Pimpinan Pengguna Kantor Cabang Kantor Cabang Kantor Cabang 20

REALISASI SISTEM INFORMASI DAERAH Kewilayahan Decision Support System (DSS) Pelayanan Pembangunan Unit Lain Data Warehouse Budgeting Information (BI) Executive Information System (EIS) Data Mart (Kependudukan) BPS Diknas/PU Data Mart (Kesehatan) 21

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS Real World Pengumpulan Data, Pemilihan obyek geografis Data Terpilih Pemasukkan Data (Pembangunan Basisdata) Managemen Data Pekerjaan/ Tindakan Penggunaan dan Pengambilan Data Pemakai (pengambil keputusan) Informasi untuk Pengambilan Keputusan Analisis Data 22

KENDALA E-GOV (1) Data dan Informasi Setiap SKPD beroperasi masing-masing (terkotak-kotak) belum berkoordinasi, sehingga menyulitkan pertukaran data dan informasi secara online. Data milik satu SKPD masih sulit untuk bisa dimiliki SKPD lainnya, sehingga belum dapat menjadi data bersama (data pemda). Pada umumnya back office di kantor pemda tidak didukung dengan ketersediaan informasi yang memadai. Aplikasi Batasan birokrasi diatasi dengan suatu solusi yang IT oriented, rancangan sistem informasi berkembang secara parsial sesuai dengan kebutuhan, sehingga berkembang pulau-pulau sistem informasi di kantor pemda. 23

KENDALA E-GOV (2) Data dan informasi yang dibuat dan berada di luar kewenangan/tupoksi tidak dapat dijamin keakuratan dan tanggungjawab kelayakannya, sehingga akan menjadi suatu area yang berisiko tertinggi. Belum adanya koordinasi sistem informasi antar SKPD, sehingga sulit untuk diintegrasikan antar satu sistem dengan sistem lainnya. Aplikasi sistem informasi yang ada belum merupakan sub-sub sistem dari Sistem Informasi Daerah; masih ada aplikasi yang menggunakan platform desktop, sehingga tidak dapat digunakan oleh banyak pengguna (web based). Infrastruktur Pada sebagian besar kantor pemda sudah terpasang jaringan lokal (Local Area Network), tapi penggunaan untuk akses Internet masih rendah, karena masih dianggap belum merupakan kebutuhan utama. 24

KENDALA E-GOV (3) Organisasi Disebagian besar kantor pemda belum secara jelas SKPD yang diberi tanggungjawab penuh untuk menangani dan mengembangkan sistem dan teknologi informasi (siapa yang menangani back office dan front office?) Anggaran Terbatasnya anggaran pengembangan dan pemeliharaan sistem dan teknologi informasi menyebabkan terhambatnya penyelenggaraan e-government di kantor pemda. Aplikasi yang dibuat menggunakan ABPD, sehingga tidak tersedia anggaran pemeliharaan untuk tahun berikutnya. 25

KENDALA E-GOV (4) Sumberdaya Manusia Kebanyakan kantor pemda tidak banyak memiliki SDM trampil di bidang teknologi informasi dan manajemen perkantoran, sehingga mendapatkan kesulitan di dalam pembangunan dan pengembangan sistem dan teknologi informasi. Pola kerja dengan memanfaatkan teknologi informasi belum menjadi budaya di kantor pemda, sehingga sistem manajemen organisasi jaringan belum dapat dilaksanakan karena adanya hambatan budaya. Masih kurangnya kepedulian pimpinan (tingkat atas, menengah, bawah) untuk mengubah pola kerja dari manajemen konvensional ke manajemen berbasis teknologi informasi. 26

KEMUNGKINAN SOLUSI pembuatan master plan yang meliputi antara lain tentang kebijakan dasar tentang data, aplikasi, infrastruktur, dan organisasi; perubahan pola kerja, dari bentuk konvensional menjadi pola kerja berbasis teknologi informasi (akses Internet dan Intranet menjadikan kebutuhan utama kerja); pembangunan manajemen sumberdaya informasi yang tertib serta terencana untuk membangun Sistem Informasi Daerah; perubahan pola pikir tentang kepemilikan data yaitu dari data milik SKPD menjadi data milik bersama (data milik pemda); peningkatan kualitas SDM antara lain dibidang teknologi, disain sistem, sistem informasi (spasial dan non spasial), perencanaan, dalam bentuk lokakarya, bimbingan teknis, pelatihan, studi lanjut, studi banding. 27