28 ZIRAA AH, Volume 38 Nomor 3, Oktober 2013 Halaman ISSN

dokumen-dokumen yang mirip
212 ZIRAA AH, Volume 40 Nomor 3, Oktober 2015 Halaman ISSN ELEKTRONIK

Analisis Pemasaran Kakao Pola Swadaya di Desa Talontam Kecamatan Benai Kabupaten Kuantan Singingi

EFISIENSI PEMASARAN CABAI MERAH (Capsicum annuum L.) Nida Nuraeni (1) Rina Nuryati (2) D. Yadi Heryadi (3)

ARTIKEL MEIFY SUMAMPOW / JURUSAN SOSIAL EKONOMI, FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SAM RATULANGI MANADO

ANALISIS PENDAPATAN DAN PEMASARAN USAHATANI SEMANGKA DI DESA MARANATHA KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI

ANALISIS PEMASARAN LADA PERDU (Studi Kasus di Desa Marga Mulya Kecamatan Kawali Kabupaten Ciamis) Abstrak

ANALISIS PEMASARAN TEMPE PADA INDUSTRI RUMAH TANGGA MULTI BAROKAH DI KOTA PALU

Kata Kunci : Pemasaran, Ikan Gurami, Efisiensi

EFISIENSI PEMASARAN EMPING MELINJO DI KABUPATEN BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

ANALISIS PEMASARAN BERAS DI DESA SIDONDO I KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI

ANALISIS MARGIN DAN EFISIENSI SALURAN PEMASARAN KAKAO DI KABUPATEN KONAWE

Nurida Arafah 1, T. Fauzi 1, Elvira Iskandar 1* 1 Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala

HUBUNGAN SALURAN TATANIAGA DENGAN EFISIENSI TATANIAGA CABAI MERAH

Program Studi Agribisnis FP USU Jln. Prof. A. Sofyan No. 3 Medan HP ,

ANALISIS USAHATANI DAN PEMASARAN KEDELAI DI KECAMATAN KETAPANG KABUPATEN SAMPANG

ANALISIS PEMASARAN BAWANG MERAH DI DESA OLOBOJU KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Secara umum pemasaran adalah proses aliran barang yang terjadi di dalam pasar.

ANALISIS PEMASARAN KOPRADI DESA TAMBU KECAMATAN BALAESANG KABUPATEN DONGGALA

ANALISIS PEMASARAN JAMUR TIRAM PUTIH ORGANIK DI KABUPATEN DELI SERDANG

ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN DURIAN DI DESA WONOAGUNG, KECAMATAN KASEMBON, KABUPATEN MALANG

RANTAI NILAI BERAS IR64 DI KECAMATAN WANAREJA KABUPATEN CILACAP

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam mengambil sampel responden dalam penelitian ini

ANALISIS EFISIENSI SALURAN PEMASARAN BAHAN OLAHAN KARET RAKYAT (BOKAR) LUMP MANGKOK DARI DESA KOMPAS RAYA KECAMATAN PINOH UTARA KABUPATEN MELAWI

ANALISIS MARGIN PEMASARAN AYAM BROILER DI PASAR TRADISIONAL KOTA MANADO (Study kasus di Pasar Bersehati Calaca dan Pinasungkulan Karombasan)

ANALISIS PEMASARAN BAWANG MERAH (Allium ascalonicum) DI DESA SUNGAI GERINGGING KECAMATAN KAMPAR KIRI KABUPATEN KAMPAR

Analisis Efisiensi Pemasaran Pisang Produksi Petani di Kecamatan Lengkiti Kabupaten Ogan Komering Ulu. Oleh: Henny Rosmawati.

Saluran dan Marjin Pemasaran cabai merah (Capsicum annum L)

margin pemasaran dapat dihitung dengan rumus matematis sebagai berikut:

ANALISIS TATANIAGA AYAM RAS PEDAGING DI KABUPATEN SERDANG BEDAGAI

ANALISIS TATANIAGA KELINCI (Orictolagus, Spp.) DI KABUPATEN KARO ABSTRAK

PEMASARAN MINYAK KELAPA DI KABUPATEN PURWOREJO ABSTRAK

Staf Pengajar Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Unja ABSTRAK

KAJIAN RANTAI PASOK BERAS DI DISTRIK TANAH MIRING KABUPATEN MERAUKE ABSTRACT

Analisis Pemasaran Gabah di Kecamatan Kubu Kabupaten Rokan Hilir. Analize Of Rice Marketing At Sub - District Of Kubu District Of Rokan Hilir

ANALISIS PEMASARAN DAN TRANSMISI HARGA PADA PETANI BAHAN OLAHAN KARET (BOKAR) DI DESA SEI TONANG KECAMATAN KAMPAR UTARA KABUPATEN KAMPAR

Efisiensi Pemasaran Mangga Gedong Gincu (Mangifera Indica L) di Kabupaten Majalengka

ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN BERAS ORGANIK DI KABUPATEN SRAGEN Ragil Saputro, Heru Irianto dan Setyowati

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ANALISIS EFISIENSI SALURAN PEMASARAN IKAN LELE DI DESA RASAU JAYA 1 KECAMATAN RASAU JAYA KABUPATEN KUBU RAYA

ANALISIS PEMASARAN CENGKEH DI DESA JONO OGE KECAMATAN SIRENJA KABUPATEN DONGGALA

IV. METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS PEMASARAN GETAH DAMAR DI DESA MALINO JAYA KECAMATAN SOYO JAYA KABUPATEN MOROWALI UTARA

ANALISIS SALURAN TATANIAGA DAN MARJIN TATANIAGA KELAPA DI KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR. Siti Abir Wulandari 1 *, Rogayah 2 *

ANALISIS PEMASARAN KARET POLA SWADAYA DI KECAMATAN PANGKALAN KURAS KABUPATEN PELALAWAN

dwijenagro Vol. 5 No. 1 ISSN :

ANALISIS RANTAI NILAI PEMASARAN IKAN AIR TAWAR DI KABUPATEN LOMBOK BARAT ABSTRAK

ANALISIS PEMASARAN BERAS DI KABUPATEN KLATEN

ANALISIS PEMASARAN BIJI KAKAO DI KECAMATAN PAYAKUMBUH SELATAN KOTA PAYAKUMBUH PROVINSI SUMATERA BARAT

ANALISIS SALURAN PEMASARAN DAN TRANSMISI HARGA KARET (Havea brasiliensis) PADA PETANI SWADAYA DI DESA PULAU JAMBU KECAMATAN KUOK KABUPATEN KAMPAR

Analisis Pemasaran Karet Rakyat di Kabupaten Sijunjung. Oleh : Lismarwati. (Di bawah bimbingan Yonariza dan Rusda Khairati) RINGKASAN

ANALISIS PENDAPATAN DAN PEMASARAN USAHA PEMBUATAN GARAM DI KELURAHAN TALISE KECAMATAN MANTIKULORE KOTA PALU

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data 4.3 Metode Pengambilan Responden

ANALISIS PEMASARAN TOMAT DIDESA LABUAN TOPOSO KECAMATAN LABUAN KABUPATEN DONGGALA

KERAGAAN PEMASARAN GULA AREN

ANALISIS MARKETING BILL KOMODTI CABAI MERAH DI KOTA MEDAN. Staff Pengajar Program Studi Agribisnis Fakultas PertanianUniversitas Sumatera Utara

BAB IV METODE PENELITIAN

MARGIN PEMASARAN BUNGA POTONG KRISAN (Chrysanthemum morifolium) DI KELURAHAN KAKASKASEN DUA KECAMATAN TOMOHON UTARA

ANALISIS EFISIENSI SALURAN PEMASARAN IKAN TONGKOL HASIL TANGKAPAN NELAYAN DI DESA SERAYA TIMUR KECAMATAN KARANGASEM

ANALISIS PEMASARAN KEDELAI (Suatu Kasus di Desa Langkapsari Kecamatan Banjarsari Kabupaten Ciamis) Abstrak

ANALISIS PEMASARAN KOPI DI KECAMATAN BERMANI ULU RAYA KABUPATEN REJANG LEBONG

Analisis Pemasaran Sawi Hijau di Desa Balun Ijuk Kecamatan Merawang Kabupaten Bangka ( Studi Kasus Kelompok Tani Sepakat Maju)

ANALISIS SALURAN PEMASARAN KOMODITAS PANDANWANGI DI DESA BUNIKASIH KECAMATAN WARUNGKONDANG KABUPATEN CIANJUR

Sosio Ekonomika Bisnis Vol 18. (2) 2015 ISSN Tinur Sulastri Situmorang¹, Zulkifli Alamsyah² dan Saidin Nainggolan²

Jurnal UNIERA Volume 2 Nomor 2; ISSN

Analisis Pemasaran Domba dari Tingkat Peternak Sampai Penjual Sate di Kabupaten Sleman

ANALISIS SISTEM TATANIAGA KARET PADA PETANI KARET EKS UPP TCSDP DI DESA BINA BARU KECAMATAN KAMPAR KIRI TENGAH KABUPATEN KAMPAR

ANALISIS PEMASARAN JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus) DI KOTA PEKANBARU


ANALISIS SALURAN PEMASARAN GULA AREN (Sebuah Kasus di Industri Rumah Tangga di Desa Cigemblong Kecamatan Cigemblong Kabupaten Lebak)

AGRISTA : Vol. 3 No. 3 September 2015 : Hal ISSN

ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN JAGUNG (Zea mays) DI KABUPATEN GROBOGAN (Studi Kasus di Kecamatan Geyer)

Indonesian Journal of Agricultural Economics (IJAE)

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data 4.3 Metode Pengumpulan Data

ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN JERUK SIAM DI KECAMATAN TEBAS KABUPATEN SAMBAS

ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN PISANG KEPOK DI KABUPATEN SERUYAN ABSTRACT

ANALISIS SALURAN PEMASARAN GULA AREN (Suatu Kasus di Desa Cikuya Kecamatan Culamega Kabupaten Tasikmalaya)

MARGIN PEMASARAN IKAN CAKALANG (Katsuwonus pelamis) DI TEMPAT PENDARATAN IKAN SODOHOA KOTA KENDARI PROVINSI SULAWESI TENGGARA

TATA NIAGA SALAK PONDOH (Salacca edulis reinw) DI KECAMATAN PAGEDONGAN BANJARNEGARA ABSTRAK

ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN BUNGA MAWAR POTONG DI DESA KERTAWANGI, KECAMATAN CISARUA, KABUPATEN BANDUNG BARAT. Abstrak

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Desa Ciaruten Ilir, Kecamatan Cibungbulang,

ANALISIS PEMASARAN SAPI BALI DI KECAMATAN BANTAENG KABUPATEN BANTAENG

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian di Indonesia masih memegang peranan penting dari

I. PENDAHULUAN. di Indonesia. Selain sebagai sumber pendapatan masyarakat tani pekebun,

JIIA, VOLUME 2 No. 3, JUNI 2014

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan batasan operasional merupakan pengertian dan petunjuk

ANALISIS PEMASARAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN USAHATANI KUBIS DI DESA SUMBERJO KECAMATAN AMBULU KABUPATEN JEMBER

ANALISIS PEMASARAN PADI DI DESA RAJA BEJAMU KECAMATAN SINABOI KABUPATEN ROKAN HILIR

ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN UBI JALAR DI KABUPATEN LAMPUNG TENGAH. (Analysis of the Marketing Efficiency of Sweet Potato In Central Lampung Regency)

PENGARUH SISTEM PEMASARAN KACANG PANJANG TERHADAP PENDAPATAN PETANI DI DESA KURIPAN KECAMATAN BABAT KABUPATEN LAMONGAN

IV. METODE PENELITIAN

Elvira Avianty, Atikah Nurhayati, dan Asep Agus Handaka Suryana Universitas Padjadjaran

SKRIPSI OLEH: LIZA MEUTHIA DE SHAH SEP AGRIBISNIS

ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN KAKAO ( Studi Kasus : Desa Lau Sireme, Desa Lau Bagot, Desa Sukandebi, Kecamatan Tigalingga, Kabupaten Dairi )

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Kerangka Teoritis Kelayakan Usahatani

ANALISIS PEMASARAN BENGKUANG (Pachyrryzus erosus) DI DESA BUKIT PAYUNG KECAMATAN BANGKINANG SEBERANG KABUPATEN KAMPAR

Analisis Pemasaran Ternak Sapi Potong di Kecamatan Playen Kabupaten Gunungkidul

BAB III METODE PENELITIAN. ke konsumen membentuk suatu jalur yang disebut saluran pemasaran. Distribusi

ANALISIS PENDAPATAN DAN PEMASARAN USAHATANI PEPAYA MINI (Carica papaya L.) DI KELURAHAN TERITIP KECAMATAN BALIKPAPAN TIMUR KOTA BALIKPAPAN

ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN JAMBU AIR DI DESA MRANAK KECAMATAN WONOSALAM KABUPATEN DEMAK SKRIPSI. Oleh ZAKKIYATUS SYAHADAH

ANALISIS PEMASARAN DODOL SIRSAK

Transkripsi:

28 ANALISIS PEMASARAN AGRIBISNIS LADA (Piper nigrum L) DI DESA MANGKAUK KECAMATAN PENGARON KABUPATEN BANJAR KALIMANTAN SELATAN (Marketing Analysis of Pepper (Piper nigrum L) Agribussines in the Mangkauk Village of Pengaron of Banjar district South Kalimantan) Hastirullah Fitrah Fakultas Pertanian Universitas Achmad Yani, Banjarbaru ABSTRACT The purpose of this study is Knowing the pattern of marketing channels, analyze and share the marketing margin, and to analyze the level of marketing efficiency pepper in the Mangkauk village. Based on field observations and analysis of data tabulation is known that selling price pepper producer farmers of IDR/Kg and the consumer final purchase price of 61,000 IDR, with the margin 11,000 IDR, and the share of 81.967%, the pattern of 1's, producers farmers to sell directly to the end consumer, profit of 10.800 IDR/Kg. Marketing patterns 2nd, there is a longer marketing chain, namely: farmer producers, traders and retailers. The selling price of pepper at the producers farmers level, same with a pattern 1's is IDR/Kg, the selling price of traders level is 61.000 USD/Kg, and the selling price retailers level is 72.000 IDR/Kg, so that the end consumer buy at a price of 72.000 IDR /Kg. the level producer farmes, marketing margin of 69,44%, traders of 11.000 IDR, and share of 69,44%, and retailers of 22.000 IDR, with share of 84,722%. Gains derived by 10.300 IDR/Kg traders with a share of 14.305%, while retailer profits earned 10.800 IDR/Kg with a share of 84.722%. Value of marketing efficiency in pattern 1 by 1.97% and the 2 patterns, traders is 1.14% and 0.27% retailers, based on the results of these calculations the chain or the most efficient marketing channel is the retailer level, efficient because the value lies between 0.1% - 50%. Key words : Marketing, pattern, margin, share, profit, efficiency PENDAHULUAN Pembangunan pertanian sebagai bagian dari pembangunan nasional adalah pembangunan yang berkesinambungan atau kelanjutan, yang berorientasi pada agribisnis, dengan berbagai tujuan, seperti ; memaksimalkan kualitas dan kuantitas produksi, meningkatkan kesejahteraan petani, memperluas lapangan pekerjaan, kesempatan berusaha, menunjang pembangunan industri, meningkatkan ekspor dan menunjang pembangunan daerah, dengan demikian pembangunan pertanian diarahkan untuk menumbuhkan perekonomian pedesaan dalam menunjang pembangunan nasional (Sjarifuddin, 1997). Politik ekonomi nasional diarahkan untuk menghasilkan struktur ekonomi nasional, agar terwujud pengusaha menengah yang kuat dan besar jumlahnya, serta terbentuknya kaitan dan kemitraan yang saling menguntungkan antar pelaku ekonomi, seperti ; usaha kecil, mengengah, koperasi, usaha-usaha besar dan BUMN yang saling memperkuat untuk mewujudkan demokrasi ekonomi dan efisiensi nasional yang berdaya saing tinggi. (Boedi, 2).

29 Menurut Swastha dan Irawan (3) mendefinisikan pemasaran merupakan suatu sistim dari kegiatan-kegiatan usaha dalam rangka merencanakan, menentukan harga, dan memperkenalkan barang dan jasa yang memenuhi kebutuhan baik kepada para pembeli, namun demikian pemasaran bagi kebutuhan agribisnis harus memenuhi konsep efisien dan pemerataan, hal ini disebabkan barang yang sampai ke konsumen akhir dari produsen, apakah ada keterlibatan lembaga pemasaran, dan apakah ada pemerataan diantara lembaga pemasaran tersebut, karena makin panjang rantai pemasaran maka makin tidak efisien pertukaran barang tersebut. Tanaman lada (Piper nigrum L) merupakan tanaman tropis yang merupakan tanaman perkebunan yang berperan sebagai tanaman ekspor dan tersebar di beberapa daerah di Indonesia, seperti ; Lampung, Sumatera Selatan, Kalimantan Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan dan Sulawesi Selatan. Tanaman Lada merupakan sebagai tanaman yang dapat menghasilkan devisa Negara non migas dan sumber pendapatan pedapatan petani (Dirjenbun Direktorat Bina Pembenihan, 1995). Desa Mangkauk merupakan salah satu desa yang ada di kecamatan Pengaron Kabupaten Banjar Provinsi Kalimantan Selatan. Usahatani tanaman lada di desa ini merupakan salah satu dari produk perkebunan yang bersifat tahan lama, penyumbang pendapatan dan devisa Negara. Namun petani lada dalam hal pemasaran, mengalami kendala, karena kesulitan dalam memasarkan hasilnya, pada umumnya yang berperan dalam tataniaga lada di desa ini adalah para tengkulak dan pedangang pengumpul yang langsung datang kerumah-rumah petani lada, dengan kondisi yang demikian produsen atau petani lada selalu memperoleh pendapatan yang rendah apabila dibandingkan dengan hasil panennya dijual langsung tanpa perantara, sehingga dengan kondisi yang demikian agribisnis lada tidak akan berkembang dan terus mengalami penurunan, apalagi ada pengaruh dari perkebunan kelapa sawit dan pertambangan. Sehubungan dengan permasalahan tersebut diatas maka peneliti menganalisis mengenai pemasaran lada di desa mangkauk. Adapun tujuan Penelitian ini adalah : Mengetahui pola saluran pemasaran lada di Desa Mangkauk, menganalisis margin dan share pemasaran lada di Desa Mangkauk, menganalisis tingkat efisiensi pemasaran di Desa Mangkauk METODE PENELITIAN Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Mangkauk Kabupaten Banjar Provinsi Kalimantan Selatan. Metode Penarikan Contoh Penelitian ini menggunakan metode survey dengan teknik observasi. Karena jumlah petani lada yang sangat sedikit, maka teknik pengambilan contoh dilakukan secara sensus, jumlah sampel diambil keseluruhan petani lada yakni 20 orang. Untuk lembaga pemasaran pengambilan contoh secara accidental sampling, sebanyak 2 orang. Analisis Data Model analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Untuk menganalisis margin pemasaran lada menurut Basu dan Irawan (1990) merupakan perbedaan antara harga di tingkat produsen dan harga ditingkat konsumen, secara matematis sebagai berikut : Mr = Pr Pf.(1) Mr = Margin pemasaran (Rp) Pr = Harga ditingkat pengecer (Rp) Pf = Harga ditingkat Produsen (Rp) Margin pemasaran, merupakan jumlah dari biaya dan profit (keuntungan) suatu pemasaran, maka keuntungan suatu pemasaran dapat diketahui sebagai berikut :

30 π = M C (2) π = Keuntungan pemasaran (Rp) M = Margin Pemasaran (Rp) C = Biaya Pemasaran (Rp) Menurut Soekartawi (2), untuk mengetahui efisiensi pemasaran dapat dianalisis dengan membandingkan total biaya pemasaran dengan produk yang dipasarkan, secara matematis sebagai berikut : EPs = (TB/TNP) x 100% (3) EPs = Efisiensi Pemasaran TB = Total Biaya Pemasaran TNP = Total Nilai Produk yang dipasarkan Kriteria : 1. Jika Ep 0,1% - 50%, berarti system pemasaran tersebut lebih efisien atau efisiensi pemasaran tinggi. 2. Jika Ep 50 % < Ep 100%, berarti system pemasaran tersebut kurang efisien atau efisiensi pemasaran rendah. HASIL DAN PEMBAHASAN Harga dan Biaya Pemasaran a. Harga Harga lada yang berlaku di Desa Mangkauk pada saat ini atau ditingkat petani, sangat berfluktuasi, yakni berkisar antara Rp sampai dengan Rp 80.000. harga yang demikian sangat tergantung pada kualitas lada yang dihasilkan oleh petani. Upaya petani untuk meningkatkan kualitas lada terkendala pada modal petani yang terbatas, sehingga kadangkala petani menjual ke pedagang pengumpul dengan kualitas rendah. Dalam transaksi tersebut pedagang pengumpul menentukan harga yang berdasarkan taksiran atas kadar air yang ditentukan oleh pedagang pengumpul tanpa peralatan apapun. b. Biaya Pemasaran Pada tingkat petani/produsen lada biaya yang dikeluarkan hanya dalam kegiatan pemeliharaan (sebelum panen), panen, pembersihan dan angkut yang dinilai berdasarkan harga jual lada. Adapun biaya tersebut 1. Retribusi Rp 3000/karung/50 Kg (Rp 100/Kg), 2. Sewa tempat 1 kali seminggu Rp 500/karung/50Kg. Pada tingkat pedagang pengumpul biaya yang dikeluarkan meliputi ; 1. Angkutan Rp 8750/Karung/50 Kg (Rp. 175/Kg), 2. Penimbangan Rp 3750/karung /50 Kg (Rp.75/Kg), 3. Penyimpanan dan penjemuran Rp 5000/ karung /50 Kg (Rp 100/Kg). Pada tingkat pedagang pengecer, biaya yang dikeluarkan meliputi ; 1. Bongkar muat/angkutan Rp 7500/karung/50 Kg (Rp 150/Kg), 2. Retribusi Rp 3000/karung (100 Kg). Kegiatan Pemasaran Lada a. Kegiatan Ditingkat Petani Petani lada di Desa Mangkauk mempunyai diversifikasi usahatani yang meliputi ternak sapi dan unggas, padi sawah serta perkebunan, tingkat diversifikasi tersebut sangat mempengaruhi dalam proses pemasaran lada, karena waktu, tenaga dan modal, tidak sepenuhnya untuk pemasaran lada, sehingga kegiatan petani terhadap pemasaran lada hanya sekedar memanen, dan menjual. b. Kegiatan di tingkat pedagang pengumpul Pedagang pengumpul dalam melaksanakan transaksi lada di tempat petani lada atau pedagang datang kerumah-rumah petani lada, penetapan harga ditingkat petani tergantung pada ketersediaan lada, dimana; panen lada umumnya dilaksanakan petani di Desa Mangkauk hanya 1 kali panen dalam satu tahun. Sehingga pedagang pengumpul membeli harga tinggi apabila ketersediaan lada jumlahnya sedikit dan sebaliknya. Namun demikian pedagang pengumpul dimudahkan dengan adanya sarana

31 transportasi yang baik sehingga memudahkan pedagang pengumpul untuk membeli lada. c. Kegiatan di Tingkat Pengecer Pedagang pengecer pada umumnya berada di kecamatan dan dalam melakukan pembelian hanya dari pedagang pengumpul, sehingga pengecer tidak membeli langsung di produsen, karena pedagang pengecer tidak hanya membeli di satu lokasi saja, bahkan ada yang dari luar kecamatan. Pedagang pengecer malakukan pembelian dalam jumlah terbatas, karena pedagang pengecer melihat situasi keberadaan lada dipasaran. Pola Saluran Pemasaran Pola pemasaran lada di Desa Mangkauk Ada 2 pola yakni : Pola I. Pola II. Produsen Konsumen Akhir Produsen Pedagang Pengumpul Pedagang Pengecer Konsumen Akhir Gambar 1. Pola Pemasaran Lada Margin, Share, dan Keuntungan Pemasaran Margin pemasaran merupakan selisih harga di tingkat produsen dan harga ditingkat konsumen. Share adalah perbandingan bagian yang diterima dengan harga yang dibayarkan atau bagian keuntungan dari masing-masing lembaga pemasaran. Adapun margin dan share pemasaran lada di Desa Mangkauk pada masing-masing pola dapat dilihat pada Tabel 1 berikut ini. Tabel 1. Margin Pemasaran, Distribusi Margin,Share dan Keuntungan Pemasaran Pola 1 di Desa Mangkauk No Uraian Rp (Kg) 1. Petani Produsen a. Harga Jual - Retribusi 10.800 d. Margin Pemasaran 11.000 e. Harga Konsumen akhir 61.000 Total Margin Pemasaran 11.000 Sumber : Pengolahan Data Primer Distribusi Margin 1,81 89,09 Share 81,967 0,328 16,066 Tabel 2. Margin Pemasaran, Distribusi Margin,Share dan Keuntungan Pemasaran Pola 2 di Desa Mangkauk No Uraian Rp (Kg) 1. 2.. 3. Petani Produsen Harga Jual Pedagang Pengumpul a. Harga beli - Angkutan - Penimbangan - Penyimpanan d. Margin Pemasaran e. Harga jual Pedagang Pengecer a. Harga Beli - Retribusi d. Margin Pemasaran e. Harga jual Sumber : Pengolahan Data Primer 350 150 10.300 11.000 61.000 61.000 10.800 22.000 72.000 Distribusi Margin 1,591 0,682 0,909 46,818 0,909 49,091 Share 69,444 69,444 0,486 0,208 0,278 14,305 84,722 2,778 11,806 Berdasarkan data pada tabel 1 tersebut diatas, diketahui bahwa harga jual petani produsen lada sebesar Rp /Kg dan harga beli di konsumen akhir sebesar Rp 61.000, dengan margin Rp 11.000, dan share sebesar 81,967%, pada pola 1 ini petani produsen langsung menjual ke konsumen akhir, karena tidak ada pengaruh dari lembaga pemasaran dan biaya yang dikeluarkan tidak banyak, hanya retribusi dan sewa tempat, yakni sebesar Rp 1./Kg, sehingga keuntungan petani produsen dengan pola 1 ini memperoleh keuntungan sebesar Rp 10.800/Kg.

32 Pola pemasaran ke 2, terdapat rantai pemasaran yang lebih panjang yakni ; petani produsen, pedagang pengumpul dan pedagang pengecer. Harga jual lada di tingkat petani produsen sama dengan pola 1 yakni sebesar Rp /Kg, harga ditingkat pedagang pengumpul sebesar Rp 61.000/Kg, dan harga ditingkat pedagang pengecer sebesar Rp 72.000/Kg, sehingga konsumen akhir membeli dengan harga Rp 72.000/Kg. margin pemasaran pada tingkat petani produsen sebesar Rp 11.000 dengan share sebesar 69,444%. pedagang pengumpul sebesar Rp 11.000 dan share sebesar 69,44% dan pedagang pengecer Rp 22.000, dengan share sebesar 84,722%. Keuntungan yang diperoleh pedagang pengumpul sebesar Rp 10.300/Kg dengan share sebesar 14,305%, sedangkan pedagang pengecer keuntungan yang diperolehnya adalah sebesar Rp 10.800/Kg dengan share sebesar 84,722%, hal ini sangat besar sekali keuntungan yang diperoleh baik pedagang pengumpul maupun pedagang pengecer, karena petani produsen memerlukan biaya usahatani, sementara pedagang pengumpul dan pedagang pengecer, mengeluarkan biaya angkut, retrebusi dan sewa tempat. Efisiensi Pemasaran Efisiensi pemasaran merupakan perbandingan antara biaya keseluruhan dengan nilai produk keseluruhan yang dipasarkan. Nilai efisiensi pemasaran pada pola 1 sebesar 1,97% dan pada pola 2, pedagang pengumpul sebesar 1,14% dan pedagang pengecer sebesar 0,27%, berdasarkan hasil perhitungan tersebut maka rantai atau saluran pemasaran yang paling efisien adalah pada tingkat pedagang pengecer, karena nilai efisien terletak antara 0,1% - 50%. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil pengamatan dilapangan dan analisis tabulasi data mengenai pemasaran lada di Desa Mangkauk dapat disimpulkan bahwa 1. Terdapat 2 pola saluran pemasaran lada, yakni ; petani produsen menjual ke konsumen akhir dan petani produsen menjual ke pedagang pengumpul, pedagang pengecer. 2. Margin dan share yang tertinggi adalah pada pola ke 2, pada tingkat pedagang pengecer yakni ; margin sebesar Rp 22.000/Kg dan share sebesar 84,722%. 3. Pada pola ke 2 ditingkat pedagang pengecer, pemasaran lada lebih efisien. Saran 1. Petani lada hendaknya sebelum menjual lada, sebaiknya dilakukan pengolahan terlebih dahulu, agar kualitas lada terjamin. 2. Perlu adanya perhatian pemerintah dalam memfasilitasi pemasaran lada. DAFTAR PUSTAKA Basu.,S., dan Irawan.1990. Manajemen Pemasaran Moderan. Liberty. Yogyakarta. Boedi Harsono.2. Hukum Agraria Indonesia Himpunan Peraturan-Peraturan Hukum Tanah. Djambatan.Jakarta. Departemen Pertanian, 1989. Bercocok Tanam Lada. Balai Informasi pertanian Sulawesi Tenggara. Direktorat Jenderal Perkebunan. Direktorat Bina Pembenihan. 1995. Petunjuk Teknis Pembangunan Kebun Induk Tanaman Lada. Jakarta. Soekartawi.2. Prinsip-Prinsip Dasar Manajemen Pemasaran Hasil-Hasil Pertanian: Teori & Aplikasinya. Rajawali Pers. Jakarta. Sjarifuddin Baharsyah. 1997. Media Perkebunan. Memperkuat Struktur Perkebunan Melalui Kemitraan. PT. Grafitia Citra Sembada. Jakarta.