WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN GANTI RUGI. (Studi Kasus Putusan Pengadilan Negeri Denpasar No.522/Pdt.G/2013/PN.Dps )

dokumen-dokumen yang mirip
KONTRAK SEBAGAI KERANGKA DASAR DALAM KEGIATAN BISNIS DI INDONESIA

AKIBAT HUKUM TERHADAP PARA PIHAK DALAM PERJANJIAN APABILA TERJADI PEMBATALAN PERJANJIAN

AKIBAT HUKUM WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN BAKU. Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas Udayana ABSTRAK

TINJAUAN YURIDIS EKSEKUSI DALAM PERJANJIAN KREDIT DENGAN JAMINAN FIDUSIA YANG TIDAK DIDAFTARKAN

Aspek Hukum Perjanjian Sewa Beli

AKIBAT HUKUM TERHADAP PEMBELI YANG MELAKUKAN WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN SEWA BELI SEPEDA MOTOR

Oleh I Putu Donny Laksmana Putra I Nyoman Darmadha I Nyoman Bagiastra Program Kekhususan Hukum Perdata Universitas Udayana

AKIBAT HUKUM TERHADAP DEBITUR ATAS TERJADINYA FORCE MAJEURE (KEADAAN MEMAKSA)

ASPEK HUKUM PERJANJIAN SEWA BELI. Oleh A.A Putu Krisna Putra I Ketut Mertha Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas Udayana

BATALNYA PENGIKATAN PERJANJIAN JUAL BELI TANAH DAN BANGUNAN KARENA PERBUATAN MELAWAN HUKUM YANG DILAKUKAN OLEH PT. SRIKANDI

AKIBAT HUKUM WANPRESTASI YANG DILAKUKAN OLEH PEMBELI DALAM PERJANJIAN JUAL BELI TANAH YANG BELUM LUNAS DI KABUPATEN BADUNG

PELAKSANAAN PENYELESAIAN WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN JUAL-BELI SMARTPHONE MELALUI PERUSAHAAN PEMBIAYAAN PT ADIRA QUANTUM CABANG DENPASAR

TANGGUNG JAWAB KETUA DALAM PENYELENGGARAAN ARISAN DITINJAU DARI HUKUM PERJANJIAN

STATUS HUKUM MEMORANDUM OF UNDERSTANDING

JUAL BELI HAK MILIK ATAS TANAH LABA PURA LUHUR ULUWATU

Oleh I Wayan Gede Pradnyana Widiantara I Nengah Suantra Hukum Perdata Fakultas Hukum Universitas Udayana ABSTRAK

WANPRESTASI DALAM PELAKSANAAN KONTRAK BISNIS ANTARA BIRO PERJALANAN WISATA GOH DENGAN JAYAKARTA HOTEL DI LEGIAN

DIPONEGORO LAW REVIEW Volume 5, Nomor 2, Tahun 2016 Website :

AKIBAT HUKUM YANG DITIMBULKAN DARI WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN AUTENTIK SEWA-MENYEWA TANAH

PERBEDAAN WANPRESTASI DENGAN PENIPUAN DALAM PERJANJIAN HUTANG PIUTANG

Oleh: Rantika Andreani I Wayan Wiryawan Dewa Gde Rudy Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas Udayana

SUBROGASI SEBAGAI UPAYA HUKUM TERHADAP PENYELAMATAN BENDA JAMINAN MILIK PIHAK KETIGA DALAM HAL DEBITUR WANPRESTASI

Lex Privatum, Vol. III/No. 4/Okt/2015

PERTANGGUNGJAWABAN HUKUM TERHADAP HEWAN PELIHARAAN YANG MENYEBABKAN KERUGIAN TERHADAP HEWAN PELIHARAAN LAIN SEBAGAI PERBUATAN YANG MELAWAN HUKUM

PEMBEBANAN HAK TANGGUNGAN DALAM PERJANJIAN KREDIT BANK

BAB I PENDAHULUAN. nasional. Menurut Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik

BAB II TINJAUAN UMUM TERHADAP WANPRESTASI. bahwa salah satu sumber perikatan yang terpenting adalah perjanjian sebab

AKIBAT HUKUM PEMBATALAN TERHADAP AKTA PERDAMAIAN (ACTA VAN DADING) OLEH SALAH SATU PIHAK YANG BERPERKARA DI PENGADILAN

AKIBAT HUKUM PERJANJIAN KERJASAMA KOPERASI DENGAN BANK DI DENPASAR DALAM PEMBERIAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH (KPR)

TANGGUNG JAWAB SEWA MENYEWA RUMAH KONTRAKAN

KEDUDUKAN KREDITUR PEMEGANG HAK TANGGUNGAN DALAM HAL DEBITUR WANPRESTASI

BAB I PENDAHULUAN. Tanah merupakan kekayaan alam yang mempunyai arti sangat penting

PENYELESAIAN SENGKETA WANPRESTASI KARENA FORCEMAJEURE PADA PERJANJIAN KERJASAMA DALAM BIDANG JASA HIBURAN

AKIBAT KEPAILITAN TERHADAP ADANYA PERJANJIAN HIBAH

SUATU TINJAUAN HUKUM TERHADAP RETUR PENJUALAN DALAM ASPEK-ASPEK HUKUM PERJANJIAN JUAL BELI

TANGGUNG JAWAB PENYEWA DALAM PERJANJIAN SEWA MENYEWA KENDARAAN RODA EMPAT DI KOTA GIANYAR

KEKUATAN HUKUM DARI SEBUAH AKTA DI BAWAH TANGAN

BAB I PENDAHULUAN. Bisnis waralaba belakangan ini telah menjamur di Indonesia.

KEABSAHAN PERJANJIAN NOMINEE KEPEMILIKAN SAHAM DALAM PENDIRIAN PERSEROAN TERBATAS

TINJAUAN YURIDIS TERHADAP HAMBATAN PENEGAKAN HUKUM PERSAINGAN USAHA OLEH KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA (KPPU)

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN DALAM PERJANJIAN PENGIKATAN JUAL BELI APARTEMEN MELALUI PEMESANAN

KLAUSULA BAKU PERJANJIAN KREDIT BANK RAKYAT INDONESIA DALAM HUBUNGANNYA DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN

KEDUDUKAN HAK RETENSI BENDA GADAI OLEH PT. PEGADAIAN DALAM HAL DEBITUR WANPRESTASI

2 tersebut dapat dipakai dalam jangka waktu tertentu yang telah ditentukan atau dapat dimiliki oleh pembeli. Pengelolah pusat perbelanjaan menawarkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Subekti dan Tjitrosudibio, Cet. 34, Edisi Revisi (Jakarta: Pradnya Paramita,1995), pasal 1233.

PEMBEBANAN SUMPAH PEMUTUS (DECISSOIR) DALAM PERKARA PERDATA (Studi Kasus Perkara Perdata Putusan No. 100/PN.Dps/Pdt/1978.)

DIPONEGORO LAW JOURNAL Volume 5, Nomor 3, Tahun 2016 Website :

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG HUKUM PERJANJIAN. dua istilah yang berasal dari bahasa Belanda, yaitu istilah verbintenis dan

PELAKSANAAN PERJANJIAN SEWA MENYEWA KENDARAAN RODA EMPAT DALAM HAL BERALIHNYA BARANG OBJEK SEWA PADA CV. INDAH JAYA KUTA BADUNG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Manusia dalam kehidupannya sehari-hari memiliki kebutuhankebutuhan

Oleh: Putu Ayu Yulia Handari S. Suatra Putrawan Hukum Keperdataan, Fakultas Hukum, Universitas Udayana

TINJAUAN YURIDIS PERJANJIAN SEWA MENYEWA BANGUNAN TOKO DALAM BENTUK TIDAK TERTULIS. Oleh :

TANGGUNGJAWAB HUKUM DALAM PERJANJIAN KREDIT KENDARAAN BERMOTOR DI PUTRA UTAMA MOTOR SUKOHARJO

TANGGUNG JAWAB LESSEE TERHADAP MUSNAHNYA BARANG MODAL KARENA KEADAAN MEMAKSA (FORCE MAJEURE) DALAM PERJANJIAN LEASING

PERTANGGUNGJAWABAN PT

KEKUATAN PEMBUKTIAN SEBUAH FOTOKOPI ALAT BUKTI TERTULIS

BAB I PENDAHULUAN. CST. Kansil, Pengantar Ilmu Hukum Dan Tata Hukum Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, 1989, hlm

NASKAH PUBLIKASI SKRIPSI

PERTANGGUNG JAWABAN PIHAK RUMAH SAKIT TERHADAP PASIEN TERLANTAR PENGGUNA JASA BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL ( BPJS ) DI RUMAH SAKIT SANGLAH

BAB II PERJANJIAN SEWA-MENYEWA DAN PENGATURAN HUKUM DALAM KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PERDATA. A. Pengertian Bentuk-bentuk dan Fungsi Perjanjian

BAB III TINJAUAN TEORITIS. dapat terjadi baik karena disengaja maupun tidak disengaja. 2

BAB I PENDAHULUAN. adalah, kendaraan bermotor roda empat (mobil). kendaraan roda empat saat ini

TANGGUNG JAWAB PERUSAHAAN MODAL VENTURA (VENTURE CAPITAL COMPANY) DALAM HAL PERUSAHAAN PASANGAN USAHA MENGALAMI PAILIT

Lex et Societatis, Vol. V/No. 5/Jul/2017. TINDAK PIDANA PENGGELAPAN DALAM PERJANJIAN SEWA-BELI KENDARAAN BERMOTOR 1 Oleh : Febrian Valentino Musak 2

BAB I PENDAHULUAN. untuk mempromosikan produknya. perjanjian itu sah, diatur dalam Pasal 1320 Kitab Undang-Undang Hukum

KECAKAPAN BERDASARKAN BATASAN USIA DALAM MEMBUAT PERJANJIAN DIHADAPAN NOTARIS

ASPEK HUKUM PENGALIHAN PIUTANG ATAS NAMA (CESSIE) KARENA WANPRESTASI PT. BANK SRI PARTHA KEPADA PT. SRI PARTHA PUSAKA DENPASAR

BAB III TINJAUAN TEORITIS TENTANG PERJANJIAN

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sejarah perkembangan kehidupan, manusia pada zaman apapun

HAK AHLI WARIS BERKEWARGANEGARAAN ASING TERHADAP HARTA WARISAN BERUPA TANAH

PENYELESAIAN WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN KREDIT BANK PADA PT. BANK NEGARA INDONESIA (BNI) KANTOR CABANG UNIT (KCU) SINGARAJA

BAB II PERJANJIAN DAN WANPRESTASI SECARA UMUM

PELAKSANAAN PERJANJIAN PINJAM-MEMINJAM DENGAN JAMINAN BENDA TIDAK BERGERAK PADA KOPERASI SIMPAN PINJAM (KSP) SRINADI DI KABUPATEN KLUNGKUNG

BAB I PENDAHULUAN. berbagai cara seperti meminjam dari berbagai sumber dana yang ada. sehingga dapat mengakibatkan pemborosan.

SENGKETA JUAL BELI TANAH YANG DILAKUKAN DENGAN AKTA JUAL BELI FIKTIF. (Studi Putusan Pengadilan Negeri Klaten No.50/PDT.G/2012/PN.

BAB I PENDAHULUAN. layak dan berkecukupan. Guna mencukupi kebutuhan hidup serta guna

POLA PENYELESAIAN CESSIE DALAM KEGIATAN PERBANKAN PADA BANK RAKYAT INDONESIA (BRI) CABANG UBUD

Lex Crimen Vol. VI/No. 3/Mei/2017

TANGGUNG JAWAB DEBITUR TERHADAP BENDA JAMINAN FIDUSIA YANG MUSNAH DALAM PERJANJIAN KREDIT BANK

PERJANJIAN KERJASAMA ANTARA APOTEKER DENGAN PEMILIK APOTEK

AKIBAT HUKUM TERHADAP PERJANJIAN NOMINEE DALAM KEPEMILIKAN TANAH DI KABUPATEN GIANYAR OLEH ORANG ASING

PENOLAKAN WARIS BERDASARKAN KITAB UNDANG- UNDANG HUKUM PERDATA

PEMBATALAN PERJANJIAN SECARA SEPIHAK OLEH KONSUMEN KEPADA PT. BALI DEWATA MAS SEBAGAI PENGEMBANG PERUMAHAN

BAB I PENDAHULUAN. macam kegiatan untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Untuk dapat memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. Pemahaman atas asas null and void yang belum begitu tepat tersebut

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Surakarta

PENARIKAN BARANG YANG MENJADI OBYEK SEWA BELI DALAM HAL PEMBELI SEWA WANPRESTASI

KEWENANGAN PELAKSANAAN EKSEKUSI OLEH KREDITUR TERHADAP JAMINAN FIDUSIA DALAM HAL DEBITUR WANPRESTASI

WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN KREDIT PADA BANK RAKYAT INDONESIA (PT PERSERO)Tbk CABANG DENPASAR

BAB I PENDAHULUAN. Manusia di dalam kehidupannya mempunyai bermacam-macam kebutuhan

AKIBAT HUKUM BAGI PENERBIT BILYET GIRO KOSONG

MAKALAH KONTRAK. Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengantar Hukum Bisnis DosenPengampu :Andy Kridasusila, SE, MM.

TANGGUNG JAWAB KREDITOR ATAS HILANGNYA BARANG GADAI

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

KEDUDUKAN RISALAH LELANG SEBAGAI UPAYA HUKUM PENEGAKAN HAK-HAK KREDITUR DALAM PERJANJIAN KREDIT BANK

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Perjanjian pengalihan..., Agnes Kusuma Putri, FH UI, Universitas Indonesia

KEDUDUKAN HUKUM SUAMI ISTRI DALAM HAL JUAL BELI DENGAN ADANYA PERJANJIAN KAWIN (KAJIAN UNDANG- UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1974 TENTANG PERKAWINAN)

KEKUATAN HUKUM AKTA PERDAMAIAN MELALUI PROSES PENGADILAN DAN DILUAR PENGADILAN

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari digerakan dengan tenaga manusia ataupun alam. mengeluarkan Peraturan Perundang-undangan No. 15 Tahun 1985 tentang

Transkripsi:

WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN GANTI RUGI (Studi Kasus Putusan Pengadilan Negeri Denpasar No.522/Pdt.G/2013/PN.Dps ) Oleh: Ayu Septiari Ni Gst. Ayu Dyah Satyawati Bagian Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas Udayana ABSTRACT One of the problems that occasionally occurs in the implementation of an agreement is default. Default is non performance or negligence to perform the obligations (performance) as set out in the agreement drawn up between the parties. In the writing of scientific papers entitled "juridical analysis of default case in the indemnity agreement (case study of Denpasar district court s decision)", there is a problem found that is what the legal consequences of default and ground consideration of the judge's decision. The method adopted in this paper is a normative method. The legal consequence if either party performs default in an agreement is a cancellation agreement. And the basis consideration of the judge's decision is Article 1238, 1234 and 1244 of Indonesian Civil Code. Keywords: legal consequences, defaults, agreement, indemnity. ABSTRAK Salah Satu permasalahan yang kadang terjadi di dalam pelaksanaan perjanjian, yaitu wanprestasi. Wanprestasi adalah tidak memenuhi atau lalai melaksanakan kewajiban (prestasi) sebagaimana yang ditentukan dalam perjanjian yang dibuat antara para pihak. Di dalam penulisan karya ilmiah yang berjudul analisis yuridis perkara wanprestasi dalam perjanjian ganti rugi (studi kasus putusan pengadilan negeri denpasar), terdapat permasalahan yaitu apakah akibat hukum wanprestasi dan dasar pertimbangan putusan hakim. Metode yang digunakan dalam penulisan ini adalah metode normatif. Akibat hukum apabila dalam perjanjian salah satu pihak melakukan wanprestasi adalah perjanjian tersebut dapat dibatalkan. Serta yang menjadi dasar pertimbangan putusan hakim adalah pasal 1238, 1234 dan 1244 Kitab Undang-undang Hukum Perdata. Kata kunci : akibat hukum, wanprestasi, perjanjian, ganti rugi. I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam mencapai kebutuhan hidupnya, manusia memerlukan kerjasama, sehingga antara manusia yang satu dengan yang lainnya saling membutuhkan. Suatu perjanjian berawal dari suatu perbedaan atau ketidaksamaan kepentingan diantara para pihak. Melalui 1

negosiasi para pihak berupaya menciptakan bentuk-bentuk kesepakatan untuk saling mempertemukan sesuatu yang diinginkan (kepentingan) melalui proses tawar menawar. 1 Secara yuridis, perjanjian adalah suatu peristiwa dimana seorang berjanji kepada seorang lain atau dimana dua orang itu saling berjanji untuk melaksanakan sesuatu hal. 2 Wanprestasi dapat berupa: Pertama, tidak melaksanakan apa yang disanggupi akan dilakukannya. Kedua, melaksanakan apa yang dijanjikannya, tetapi tidak sebagaimana mestinya. Ketiga, melakukan apa yang dijanjikannya tetapi terlambat. Keempat, melakukan sesuatu yang menurut perjanjian tidak boleh dilakukannya. 3 Seperti perkara yang ditangani pengadilan negeri denpasar mengenai wanprestasi yang dilakukan dalam perjanjian ganti rugi antara tergugat berinisial IB dan penggugat AN. Dimana keduanya sepakat melakukan perjanjian sewa menyewa apartment tetapi IB melanggar perjanjian tersebut dengan membongkar apartment yang telah disewa AN tanpa konfirmasi terlebih dahulu. Setelah itu, IB mencoba menawarkan ganti rugi terhadap apartemen AN yang akan dibongkar dan mereka sepakat untuk membuat perjanjian ganti rugi, namun lagi-lagi IB tidak menepati janjinya untuk membayar ganti rugi yang telah disepakati, sehingga perjanjian ganti rugi pun dibatalkan dan kembali menggunakan perjanjian sebelumnya yaitu perjanjian sewa menyewa apartemen. 1.2 Tujuan Kajian ini bertujuan untuk memahami dan mengetahui akibat hukum wanprestasi dan dasar pertimbangan putusan hakim No.522/Pdt.G/2013/PN.Dps di Pengadilan Negeri Denpasar. II. ISI MAKALAH 2.1 Metode Penulisan Penulisan ini mempergunakan jenis penelitian normatif yaitu penelitian terhadap data sekunder (data perpustakaan) 4, dimana permasalahan yang timbul akan diteliti dan dikaji berdasarkan peraturan perundang undangan yang berlaku yaitu Kitab Undang- 1 Agus Yudha Hernoko, 2008, Hukum Perjanjian Azas Proporsionalitas Dalam Kontrak Komersial, Laksbang Mediatama, Yogyakarta, h.1. 2 R. Wirjono Prodjodikoro, 2000, Azas-Azas Hukum Perjanjian, Mandar Maju, Bandung, h.1. 3 R.Subekti, 1970, Hukum perjanjian Cet.ke-II, Pembimbing Masa, Jakarta, h. 50. 4 Soerjono Soekanto dan Sri Mamuji, 1985, Penelitian Hukum Normatif Suatu Tinjauan Singkat, Rajawali Pers, Jakarta, h.15. 2

Undang Hukum Perdata Buku Ketiga Tentang Hukum Perikatan untuk kemudian dikaitkan dengan perkara wanprestasi dalam perjanjian ganti rugi. 2.2 Hasil dan Pembahasan 2.2.1 Akibat Hukum Wanprestasi Pertanggungjawaban hukum dari pihak yang telah melakukan wanprestasi adalah hukuman atau sanksi berupa: 1. Membayar kerugian yang diderita oleh kreditur (ganti rugi); 2. Pembatalan perjanjian; 3. Peralihan resiko. Benda yang dijanjikan obyek perjanjian sejak saat tidak dipenuhinya kewajiban menjadi tanggung jawab dari debitur; 4. Membayar biaya perkara, kalau sampai diperkarakan di depan hakim. 5 Debitur wajib membayar ganti rugi, setelah dinyatakan lalai ia tetap tidak memenuhi prestasi itu. (Pasal 1243 Kitab Undang-undangan Hukum Perdata). Ganti rugi terdiri dari biaya, rugi, dan bunga (Pasal 1244 sampai dengan 1246 Kitab Undang-undang Hukum Perdata). Akibat hukum dari pihak yang telah melakukan wanprestasi adalah perjanjian tersebut dapat dibatalkan. Secara prinsip suatu perjanjian yang telah dibuat dapat dibatalkan jika perjanjian tersebut dalam pelaksanaannya akan merugikan pihak-pihak tertentu. 6 Perjanjian dapat dibatalkan karena terdapat pelanggaran terhadap syarat subyektif dari sahnya suatu perjanjian. 2.2.2 Dasar Pertimbangan Putusan Hakim Dalam Pokok Perkara: - Menimbang, bahwa yang menjadi dalil pokok gugatan para penggugat adalah adanya perbuatan wanprestasi dari tergugat karena tidak melakukan pembayaran ganti rugi sesuai perjanjian ganti rugi seraya meminta perjanjian ganti rugi antara para penggugat dengan tergugat batal dan tidak memenuhi kekuatan hukum apapun, namun para penggugat meminta ganti rugi kepada tergugat secara tanggung renteng berdasarkan perjanjian sewa menyewa; 5 Subekti, 1996, Pokok-pokok Hukum Perdata, Intermasa, Jakarta, h.147. 6 Kartini Muljadi dan Gunawan Widjaja, 2003, Perikatan Yang Lahir Dari Perjanjian, Rajawali Pers, Jakarta, h. 172. 3

- Menimbang, bahwa apa yang telah diakui atau tidak disangkal oleh para pihak, maka tidak perlu di pertimbangkan oleh Majelis Hakim; - Menimbang, bahwa sedang hal yang disangkal adalah sesuai dengan pokok permasalahan diatas, dimana para penggugat meminta ganti rugi sesuai dengan perjanjian sewa menyewa dan meminta perjanjian ganti rugi antara para penggugat dengan tergugat adalah batal dan tidak mempunyai kekuatan hukum apapun; - Menimbang, bahwa dengan demikian pembayaran ganti rugi oleh tergugat kepada para penggugat telah jatuh tempo sehingga tergugat telah dapat dikatakan melakukan wanprestasi kepada para penggugat; - Menimbang bahwa tentang bukti-bukti lainnya dari para penggugat tidak perlu dipertimbangkan lebih lanjut dan dianggap sudah tidak relevan lagi; - Menimbang, bahwa dengan berbagai pertimbangan tersebut diatas, maka gugatan para penggugat dikabulkan untuk sebagian, dan karena tergugat berada pada pihak yang kalah maka kepadanya dihukum untuk membayar ongkos yang timbul didalam perkara ini; Putusan: Dalam Pokok Perkara: - Mengabul gugatan para penggugat untuk sebagian; - Menyatakan hukum tergugat telah melakukan wanprestasi; - Menghukum tergugat untuk membayar ganti rugi kepada para tergugat; - Menyatakan bahwa surat perjanjian ganti rugi antara para penggugat dan tergugat sah dan mempunyai kekuatan hukum mengikat; - Menghukum tergugat untuk membayar ongkos yang timbul dalam perkara ini; - Menolak gugatan para penggugat selain dan selebihnya; Putusan hakim yang menghukum tergugat untuk membayar ganti rugi akibat wanprestasi dari perjanjian ganti rugi antara pihak penggugat dengan pihak tergugat tersebut sesuai dengan pasal 1238 KUHPerdata: Debitur dinyatakan Ialai dengan surat perintah, atau dengan akta sejenis itu, atau berdasarkan kekuatan dari perikatan sendiri, yaitu bila perikatan ini mengakibatkan debitur harus dianggap Ialai dengan lewatnya waktu yang ditentukan., 1243 KUHPerdata: Penggantian biaya, kerugian dan bunga karena tak 4

dipenuhinya suatu perikatan mulai diwajibkan, bila debitur, walaupun telah dinyatakan Ialai, tetap Ialai untuk memenuhi perikatan itu, atau jika sesuatu yang harus diberikan atau dilakukannya hanya dapat diberikan atau dilakukannya dalam waktu yang melampaui waktu yang telah ditentukan. dan 1244 KUHPerdata: Debitur harus dihukum untuk mengganti biaya, kerugian dan bunga.bila ia tak dapat membuktikan bahwa tidak dilaksanakannya perikatan itu atau tidak tepatnya waktu dalam melaksanakan perikatan itu disebabkan oleh sesuatu hal yang tak terduga, yang tak dapat dipertanggungkan kepadanya. walaupun tidak ada itikat buruk kepadanya. III. KESIMPULAN Akibat hukum apabila dalam perjanjian salah satu pihak melakukan wanprestasi adalah perjanjian tersebut dapat dibatalkan. Putusan hakim yang menghukum tergugat untuk membayar ganti rugi akibat wanprestasi dari perjanjian ganti rugi antara pihak penggugat dengan pihak tergugat tersebut sudah sesuai dengan pasal pasal 1238, 1234 dan 1244 Kitab Undang-undang Hukum Perdata. DAFTAR PUSTAKA Buku Hernoko, Agus Yudha, 2008, Hukum Perjanjian Azas Proporsionalitas Dalam Kontrak Komersial, Laksbang Mediatama, Yogyakarta. Muljadi, Kartini dan Gunawan Widjaja, 2003, Perikatan Yang Lahir Dari Perjanjian, Rajawali Pers, Jakarta. Prodjodikoro, R. Wirjono, 2000, Azas-azas Hukum Perjanjian, Mandar Maju, Bandung. Setiawan, Rachmat, 1999, Pokok-pokok Hukum Perikatan, Putra Abardin, Bandung. Soekanto, Soerjono dan Sri Mamuji, 1985, Penelitian Hukum Normatif Suatu Tinjauan Singkat, Rajawali Pers, Jakarta. Subekti, R., 1970, Hukum perjanjian Cet.ke-II, Pembimbing Masa, Jakarta. Subekti, 1996, Pokok-pokok Hukum Perdata, Intermasa, Jakarta. 5

Peraturan Perundang-Undangan Kitab Undang-Undang Hukum Perdata Cet. 37, diterjemahkan dari Burgerlijk Wetboek, R. Subekti dan R. Tjitrosudibio, 2006, Pradnya Paramita, Jakarta. 6