Hilal Ramadhan Monday, 25 July 2011

dokumen-dokumen yang mirip
Abdul Rachman dan Thomas Djamaluddin Peneliti Matahari dan Antariksa Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN)

Proposal Ringkas Penyatuan Kalender Islam Global

BAB IV PERBEDAAN DAN PERSAMAAN DALAM PENENTUAN AWAL BULAN SYAWAL 1992, 1993, 1994 M DAN AWAL ZULHIJAH 2000 M ANTARA NAHDLATUL ULAMA DAN PEMERINTAH

PREDIKSI KEMUNGKINAN TERJADI PERBEDAAN PENETAPAN AWAL RAMADHAN 1433 H DI INDONESIA. Oleh : Drs. H. Muhammad, MH. (Ketua PA Klungkung)

Unifikasi Kalender Islam di Indonesia Susiknan Azhari

Oleh: Hafidz Abdurrahman

BAB I PENDAHULUAN. dan hari raya Islam (Idul fitri dan Idul adha) memang selalu diperbincangkan oleh

Kapan Idul Adha 1436 H?

Imkan Rukyat: Parameter Penampakan Sabit Hilal dan Ragam Kriterianya (MENUJU PENYATUAN KALENDER ISLAM DI INDONESIA)

Tugas Penulisan Karya Tulis Ilmiah (Materi : Batasan dan Ragam KTI)

Abdul Rachman dan Thomas Djamaluddin Peneliti Matahari dan Antariksa Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN)

Rukyat Legault, Ijtimak Sebelum Gurub, dan Penyatuan Kalender Islam

Idul Fitri 2007, Akankah Kita Berbeda Lagi?

Perbedaan Penentuan Awal Bulan Puasa dan Idul Fitri diantara Organisasi Islam di Indonesia: NU dan Muhammadiyah

BAB III PANTAI NAMBANGAN SURABAYA. A. Sejarah Pelaksanaan Rukyat di Nambangan. yang sepi, masih berupa pantai dan kebun-kebun di daratannya.

Penentuan Awal Bulan Qamariyah & Prediksi Hisab Ramadhan - Syawal 1431 H

Awal Ramadan dan Awal Syawal 1433 H

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB IV ANALISIS KELAYAKAN BUKIT WONOCOLO BOJONEGORO SEBAGAI TEMPAT RUKYAT DALAM PENENTUAN AWAL BULAN KAMARIAH

BAB I PENDAHULUAN. karena itu para ahli hukum Islam menentukan lembaga-lembaga mana yang. berwenang melakukannya, prosedur dan mekanismenya.

Kaedah imaging untuk cerapan Hilal berasaskan Charge Couple Device (CCD) Hj Julaihi Hj Lamat,

TINJAUAN UMUM TENTANG HADIS-HADIS HISAB-RUKYAT DAN TRADISI ISLAM PEMBAHARU DI TIMUR TENGAH DAN INDONESIA... 55

IMKAN RUKYAT: PARAMETER PENAMPAKAN SABIT HILAL DAN RAGAM KRITERIANYA (MENUJU PENYATUAN KALENDER ISLAM DI INDONESIA)

Pengantar Memahami Astronomi Rukyat

ALMANAK KALENDER TAHUN 2017 LEMBAGA FALAKIYAH PWNU JAWA TIMUR

PENGERTIAN DAN PERBANDINGAN MADZHAB TENTANG HISAB RUKYAT DAN MATHLA'

PENGERTIAN DAN PERBANDINGAN MADZHAB TENTANG HISAB RUKYAT DAN MATHLA' (Kritik terhadap Teori Wujudul Hilal dan Mathla' Wilayatul Hukmi) 1

Polemik Ramadhan Ketinggian Hilal Harus 2 derajat?

Penetapan Awal Ramadhan dan Syawal

MENGHITUNG WAKTU IJTIMAK

BAB IV ANALISIS SISTEM HISAB AWAL BULAN QAMARIAH DR. ING. KHAFID DALAM PROGRAM MAWAAQIT. A. Analisis terhadap Metode Hisab Awal Bulan Qamariah dalam

Inilah Hisab 1 syawal 1430 dan prediksi 1 Syawwal 1430 H diperbagai negara «MUSLI...

BAB I PENDAHULUAN. hadirnya hilal. Pemahaman tersebut melahirkan aliran rukyah dalam penentuan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

Hisab dan rukyat - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklop...

MAKALAH ASTRONOMI KALENDER BULAN. Dibuat guna memenuhi tugas mata kuliah Astronomi. Dosen Pengampu: Arif Widiyatmoko, M.Pd.

BAB I PENDAHULUAN. dengan kelangsungan kegiatan peribadatan umat islam. Ketepatan dan

TRIAL ITSBAT RUKYATUL HILAL BASED ON LAW NUMBER 3 OF 2006 ABOUT FIRST CHANGES LAW NUMBER 7 OF 1989 ABOUT RELIGION COURTS

BAB IV ANALISIS KELAYAKAN PANTAI UJUNG PANGKAH GRESIK SEBAGAI TEMPAT RUKYAT AL-HILAL. A. Latar Belakang Penggunaan Pantai Ujung Pangkah Sebagai Tempat

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor 2 Tahun 2004 Tentang PENETAPAN AWAL RAMADHAN, SYAWAL, DAN DZULHIJJAH

BAB III PANTAI KARTINI JEPARA SEBAGAI TEMPAT RUKYAT. A. Letak Geografis dan Sejarah Pantai Kartini Jepara

BAB I PENDAHULUAN. Perbedaan pendapat mengenai penetapan awal bulan Qamariyah kerap

Penetapan Awal Bulan Ramadhan dan Syawal

Kelemahan Rukyat Menurut Muhammadiyah PERMASALAHAN RUKYAT

BAB IV ANALISIS KONSEP MUH. MA RUFIN SUDIBYO TENTANG KRITERIA VISIBILITAS HILAL RHI. A. Kriteria Visibilitas Hilal RHI Perspetif Astronomi

HISAB RUKYAT DALAM ASTRONOMI MODERN. T. Djamaluddin 1

LEBARAN KAPAN PAK?? Oleh : Mutoha Arkanuddin Koord. Rukyatul Hilal Indonesia (RHI)

PENENTUAN AWAL BULAN QOMARIAH DI INDONESIA BERDASARKAN DATA PENGAMATAN HILAL BMKG

BAB III HASIL RUKYAT AL-HILAL DI PANTAI TANJUNG KODOK DAN BUKIT CONDRODIPO. A. Letak Geografis Pantai Tanjung Kodok Dan Bukit Condrodipo

BAB IV ANALISIS KELAYAKAN PANTAI NAMBANGAN SURABAYA SEBAGAI TEMPAT RUKYAT HILAL. A. Analisis Latar Belakang Pemakaian Pantai Nambangan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. kandungan atau makna yang tersirat di dalam suatu nash. Mulai dari ibadah yang

BAB I PENDAHULUAN. Setiap tahun sering kali ditemukan perbedaan dalam penentuan awal

IMPLEMENTASI KALENDER HIJRIYAH GLOBAL TUNGGAL

BAB IV ANALISIS KELAYAKAN PANTAI KARTINI JEPARA SEBAGAI TEMPAT RUKYAT AL-HILAL A. Faktor yang Melatarbelakangi Penggunaan Pantai Kartini Jepara

Peran Pemerintah Minimal Saja

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERBEDAAN IDUL FITRI: HISAB, RU YAH LOKAL, DAN RU YAH GLOBAL

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB IV ANALISIS PEMIKIRAN SUSIKNAN AZHARI TENTANG UNIFIKASI KALENDER HIJRIAH DAN PROSPEKNYA MENUJU UNIFIKASI KALENDER HIJRIAH DI INDONESIA

BAB IV UJI KELAYAKAN DAN VERIFIKASI PANTAI PASIR PUTIH SEBAGAI TEMPAT RUKYAT DALAM PENENTUAN AWAL BULAN KAMARIAH

Sistem Penanggalan Hijriyah/Islam

Modul Pelatihan HISAB - RUKYAT AWAL BULAN HIJRIYAH

BAB II TEORI-TEORI TENTANG KELAYAKAN TEMPAT RUKYAT AL-HILAL. Secara etimologis kata Rukyat berasal dari Bahasa Arab yaitu

Kriteria Imkan Rukyat Kesepakatan Perlu Diubah Disesuaikan dengan Kriteria Astronomis. Posted on 24 Mei 2012 by tdjamaluddin.

INFORMASI HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM TANGGAL 2 JUNI 2011 M PENENTU AWAL BULAN RAJAB 1432 H

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA (MUI) TENTANG MATLA MENURUT FIQH ASTRONOMI SKRIPSI

KAJIAN ALGORITMA MEEUS DALAM MENENTUKAN AWAL BULAN HIJRIYAH MENURUT TIGA KRITERIA HISAB (WUJUDUL HILAL, MABIMS DAN LAPAN)

BAB III GAMBARAN UMUM BUKIT WONOCOLO. A. Sejarah Digunakannya Bukit Wonocolo Bojonegoro sebagai Tempat

KONSEP DAN KRITERIA HISAB AWAL BULAN KAMARIAH MUHAMMADIYAH

FATWA MUI TENTANG PENENTUAN AWAL RAMADHAN, SYAWAL, DAN DZÛ AL-HIJJAH (UPAYA REKONSTRUKSI METODOLOGIS)

BAB I PENDAHULUAN. DARI PENGARUH ORMAS-ORMAS ISLAM SEPERTI NU 1, MUHAMADIYAH 2, PERSIS,

BAB III RESPONS ULAMA NU DAN MUHAMMADIYAH KUDUS TERHADAP UPAYA UNIFIKASI KALENDER HIJRIAH DI INDONESIA PERSPEKTIF ASTRONOMI

PEDOMAN TATACARA PELAKSANAAN ITSBAT RUKYATUL HILAL

BAB I PENDAHULUAN. sebuh aktivitas yang penting dalam setiap penentuan awal bulan kamariah.

IMPLEMENTASI MATLAK WILAYATUL ḤUKMI

PERADABAN TANPA KALENDER UNIFIKATIF: INIKAH PILIHAN KITA? Syamsul Anwar

sebelumnya, dapat dipetakan sebagai berikut: ini ia istilahkan sebagai IQG computerized, yaitu penegasan IQG

INFORMASI ASTRONOMIS HILAL DAN MATAHARI SAAT MATAHARI TERBENAM TANGGAL 8 DAN 9 SEPTEMBER 2010 PENENTU AWAL BULAN SYAWWAL 1431 H

LAMPIRAN FOTO 1. : Wakil Ketua Majelis Tarjih Tajdid PP. Muhammadiyah

HISAB PENENTUAN AWAL BULAN KAMARIAH MENURUT MUHAMMADIYAH (STUDI PENETAPAN HUKUMNYA) NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. Perbedaan penentuan hari-hari besar Islam, khususnya Ramadhan, Idul

BAB III RUKYAT AL-HILAL DI PANTAI ALAM INDAH TEGAL. A. Letak Geografis Pantai Alam Indah Tegal ( PAI )

BAB II RUKYAT AL HILAL DALAM MENENTUKAN AWAL BULAN QAMARIYAH. Masalah penentuan awal bulan Qamariyah adalah hal yang sangat penting

BAB III PANTAI PASIR PUTIH SEBAGAI LOKASI RUKYAT AL-HILAL. Lokasi Pantai Pasir Putih terletak di Desa Pasir Putih, Kecamatan

BAB III KONSEP UNIFIKASI KALENDER HIJRIAH PEMIKIRAN SUSIKNAN AZHARI

1 ZULHIJJAH 1430 HIJRIYYAH DI INDONESIA Dipublikasikan Pada Tanggal 11 November 2009

BAB II TEORI VISIBILITAS HILAL

FIKIH PUASA. Menurut Mazhab Ahlulbait sesuai Fatwa Ayatullah Uzhma Sayyid Ali Khamenei

BAB I PENDAHULUAN. berbeda dengan agama yang lain adalah bahwasannya peribadatan dalam

BAB IV ANALISIS PANDANGAN MUHAMMADIYAH DAN THOMAS DJAMALUDDIN TENTANG WUJU<DUL HILAL

HISAB PENENTUAN AWAL BULAN KAMARIAH MENURUT MUHAMMADIYAH (STUDI PENETAPAN HUKUMNYA) SKRIPSI

ANALISIS KONSEP MAT}LA DALAM KITAB BUGHYAH AL-MUSTARSYIDIN SKRIPSI

Seputar Perbedaan Ilmu Hisab dan Penentuan Hari Raya

IMKAN AL-RUKYAT MABIMS SOLUSI PENYERAGAMAN KELENDER HIJRIYAH

BAB I PENDAHULUAN. pemeluknya untuk berfikir terbuka, dan menolak setiap aturan, norma, yang menyalahi

BAB III GAMBARAN UMUM BUKIT RAKITAN, SLUKE, REMBANG. Rakitan merupakan salah satu desa dari 14 desa yang ada di Kecamatan Sluke. 1

BAB 1 PENDAHULUAN. nampaknya semua orang sepakat terhadap hasil hisab, namun penentuan awal

Hasil Perhitungan Dengan Winhisab Oleh Laboratorium Falak Dan Komputer Fakultas Syariah

ANALISIS PEMIKIRAN KRITERIA IMKAN AR-RUKYAH. MOHD. ZAMBRI ZAINUDDIN dan APLIKASI di INDONESIA

AKTUALISASI MATLAK WILAYATUL ḤUKMI DALAM PENENTUAN AWAL BULAN KAMARIAH (PERSPEKTIF NAHDLATUL ULAMA DAN MUHAMMADIYAH)

Transkripsi:

Hilal Ramadhan Monday, 25 July 2011 Hilal Ramadhan Sumber: http://www.nu.or.id/page/id/dinamic_detil/14/32814/teknologi/hilal_ramadhan.html KONSEKUENSI ISTIKMAL RAJAB 1432H Laporan dari daerah-daerah menyatakan bahwa ru yah jum at petang 1 Juli 2011 tidak berhasil melihat hilal. Maka atas dasar istikmal, awal sya ban 1432H jatuh pada ahad 3 Juli 2011. Trmksh atas partisipasi Nahdliyyin sekalian." (LFPBNU) ISTIKMAL RAJAB DAN RUKYAT AWAL SYA BAN 1432H Informasi di atas merupakan sebuah pesan singkat dari KH. Ghozalie Masrurie selaku ketua Lajnah Falakiyyah PBNU (LFPBNU) yang mengabarkan hasil pelaksanaan rukyat yang dilaksanakan oleh warga Nadhliyyin diberbagai pelosok Indonesia yang tidak dapat menyaksikan kemunculan hilal. Sehingga, sesuai dengan tuntunan Nabi Muhammad SAW, rajab digenapkan (istikmal) menjadi 30 hari dan 1 Sya ban bertepatan dengan hari Ahad, 3 Juli 2011. Pelaksanaan Rukyat Awal Sya ban memiliki posisi penting karena bulan setelah Sya ban adalah Bulan Suci Ramadhan dimana umat Islam diwajibkan untuk melaksanakan puasa selama satu bulan penuh. Pada dasarnya, Istikmal pada akhir Rajab 1432H sudah dapat diperkirakan dengan pasti melalui perhitungan (Hisab) posisi bulan pada tanggal 29 Rajab 1432H (bertepatan dengan tanggal 1 Juli 2011). Pada tanggal 1 Juli 2011 Ijtima diperkirakan terjadi pada jam 15:54 LT dan matahari tenggelam pada jam 14:54 LT. Hal ini berarti Ijtima terjadi setelah matahari tenggelam sehingga hilal dikatakan belum wujud sehingga dapat dipastikan hilal tidak dapat dirukyat. Oleh karenanya, berdasar ketentuan NU maupun Muhammadiyah, bulan Rajab digenapkan menjadi 30 hari (istikmal). Jika hilal belum wujud pada tanggal 1 Juli 2011, maka hilal Sya ban 1432H baru akan bisa dilihat untuk pertama kalinya pada tanggal 2 Juli 2011. Dari data hisab posisi hilal diperoleh ketinggian hilal pada saat matahari tenggelam pada tanggal 2 Juli 2011 sebesar +12 :41':07". Dengan Ketinggian tersebut, Hilal sering dikatakan pasti dan mudah terlihat, JIKA tidak tertutup awan. Karena jika tertutup awan, Bulan Purnama dan Mataharipun tidak akan dapat dilihat. Namun apakah hilal dengan posisi tersebut memang mudah terlihat? Dengan kondisi cuaca berawan, Tim rukyat PBNU dan PWNU DKI Jakarta telah melakukan pengujian data hisab dan perangkat rukyat yang ada di NUMO (Nahdlotul Ulama Mobile Observatory). Hal ini ditujukan untuk lebih memantapkan jatuhnya awal Sya ban 1432H meskipun hasil yang diperoleh tidak mempunyai implikasi hukum pada penetapan awal bulan Sya ban. Dari pelaksanaan rukyat tersebut diperoleh kesaksian 4 perukyat dapat mengenali keberadaan hilal melalui teleskop tersebut. Meskipun menggunakan sistem teleskop yang memiliki kemampuan robotic yang dapat mengarah dan mengikuti gerak bulan secara otomastis tersebut hilal dapat dikenali untuk pertama kalinya pada jam 18:02 WIB pada

ketinggian sekitar 8 derajat. Hal ini berarti hilal baru dapat dilihat sekitar 12 menit setelah matahari tenggelam atau turun sekitar 4 derajat dari ketinggian semula. Dan tidak satupun dari perukyat yang hadir dapat mengenali hilal tersebut secara langsung dengan mata telanjang. Sehingga hilal dengan ketinggian diatas 10 derajat meskipun dapat dipastikan dapat dilihat ternyata hilal tidak mudah untuk dirukyat. Sayang seklai karena kendala masalah teknis di lapangan penampakan hilal tersebut tidak dapat didokumentasikan melalui kamera yang ada. KONSEKUENSI AWAL RAMADHAN DAN SYAWAL 1432H Baik dari hasil istikmal ataupun hasil rukyat yang telah dilaksanakan dapat dipastikan dengan haqul yakin, 1 Sya ban 1432H bertepatan dengan tanggal 3 Juli 2011. Hal ini akan menjadikan tanggal 31 Juli 2011 bertepatan dengan tanggal 29 Sya ban 1432H. Sehingga kewajiban melaksanakan rukyat Syar i juga dilaksanakan pada tanggal 31 Juli 2011 tersebut. Tabel 1 menunjukkan data hisab posisi bulan pada tanggal 31 Juli 2011 yang dihitung untuk markaz Jakarta. Dari table tersebut dapat dilihat bahwa posisi hilal pada tanggal 31 Juli 2011 memenuhi kriteria penanggalan yang digunakan oleh MABIMS. Sehingga berdasar kriteria tersebut hilal pada posisi MEMUNGKINKAN untuk dapat dilihat. Terlebih jika posisi hilal tersebut dibandingkan dengan posisi rekor hilal yang dapat terekam oleh penulis ketika melakukan pengamatan hilal bersama TIM SIHIRU DPEKOMINFO-ITB maka posisi hilal pada tanggal 31 Juli 2011 mempunyai peluang untuk dapat diamati, tentunya jika hilal tidak tertutup awan. Meskipun demikian, dari pengalaman merukyat hilal pada tanggal 2 Juli 2011 tentunya hilal penentu awal ramadhan 1432H akan lebih sulit untuk dikenali dengan teleskop terlebih jika menggunakan mata telanjang. Dengan kondisi cuaca yang tidak dapat dipastikan tersebut masih memberikan kemungkinan hilal akan tertutup oleh awan. JIkalau hal ini yang terjadi, apakah ketetapan Istikmal yang akan diikbarkan? Berdasar kriteria MABIMS, kemungkinan besar Pemerintah melalui kemenag akan menetapkan awal Ramadhan jatuh pada tanggal 1 Agustus 2011. Tentunya kita berharap, hilal dapat dirukyat pada akhir rajab 1432H sehinga pelaksanaan puasa Ramadhan 1432H dapat dilaksanakan secara serentak di Indonesia. Hal yang lebih rentan akan perbedaan justru dimungkinkan terjadi pada pelaksanaan rukyat hilal akhir Ramadhan 1432H. Berdasar data hisab yang terdapat pada tabel1 dapat dilihat posisi hilal untuk markaz Jakarta tidak semuanya memenuhi kriteria MABIMS. Bahkan dalam penanggalan NU, ketinggian hilal masih di bawah 2 derajat. Hal ini dapat berimplikasi kesaksian yang ada akan ditolak oleh Lajnah Falakiyyah PBNU sebagaimana kasus Bangkalan dikarenakan awal bulan MABIMS merupakan kriteria minimal untuk dapat menerima kesaksian hilal. Jika hal ini yang terjadi maka dimungkinkan bulan Ramadhan 1432H akan diistikmalkan menjadi 30 hari dan Iedul Fitri 1432H akan bertepatan dengan tanggal 31 Agustus 2011. Pada dasarnya ketinggian 2 derajat masih merupakan posisi yang sangat sulit (kalau boleh dibilang mustahil) untuk dapat dirukyat. Terlebih mengingat pengalaman hilal awal sya ban 1432 yang baru dapat dikenali 10 menit setelah matahari tenggelam dengan menggunakan alat bantu

Teleskop. JIka dilakukan asumsi yang sama, dimana hilal baru dapat dikenaliu 10 menit setelah matahari tenggelam maka Hilal awal syawal akan tenggelam terlebih dahulu sebelum menampakkan wujudnya pada mata para perukyat. Terlebih jika rukyat tersebut dilaksanakan di Jakarta yang kondisi usuknya sering kali tidak dapat dilihat karena pengaruh polusi smog. Pada dasarnya kemungkinan terjadinya perbedaan dalam mengawali bulan-bulan hijriyyah senantiasa terbuka lebar jika ketinggian hilal positif, berapapun ketinggiannya karena kriteria yang digunakan saat ini dapat dikategorikan sebagai kriteria minimal untuk menerima sebuah kesaksian hilal. Hal ini merupakan sebuah kemajuan yang luar biasa dalam Lajnah Falakiyyah PBNU yang oleh ketua Lajnah Falakiyyah PBNU, KH. Ghozalie Masrurie, disebut telah berlari cepat. Pada mulanya NU hanya menggunakan rukyat, kemudian juga menggunakan hisab untuk memandu rukyat, dan mulai menggunakan kriteria imkan rukyat sebagai nilai minimal diterimanya kesaksian rukyat. LFPBNU juga meningkatkan kemampuan rukyatnya melalui berbagai pelatihan dan perlengkapan rukyat yang baik hal ini bisa dilihat dengan adanya NUMO (Nahdlotul Ulama Mobile Ulama ). Beragam langkah kemajuan tersebut menunjukkan LFPBNU dinamis untuk mencari yang paling baik sebagaimana kaidah yang dipegang al-mukhafadhotul alal Qodimis Sholih wal Akhdu bil jaded al-aslah. Semoga Allah memanjangkan umur kita untuk menjumpai Bulan penuh berkah, Bulan Suci Ramadhan 1432H. Tabel1. Data posisi Hilal pada tangal 2 Juli 2011, 31 Juli 2011 dan 29 Agustus 2011 yang diperkirakan bertepatan dengan tanggal 30 Rajab 1432H, 29 Sya ban 1432H dan 29 Ramadhan 1432H. Posisi Hilal Rekor Hilal 2 Juli 2011 31 Juli 2011

29 Agustus 2011 Kriteria MABIMS Irtifa +06 :11':41" +11 :44':19" +06 :18':37" +01 :05':37" +02 Usia Bulan +15H 37M +24H 05M +16H 50M

+08H 44M +08H Elongasi +08 :36':29" +12 :52':44" +09 :06':36" +06 :18':47" +03 Iluminasi 00.57 % 01.26 % 00.63 %

00.30 % - Oleh : Hendro Setyanto * LitBang LFPBNU * Areng Observatory Wangunsari - Lembang