HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN BUDAYA AKSEPTOR KB TERHADAP PEMILIHAN METODE AKDRDI WILAYAH KERJA PUSKESMAS ANGGADITA KABUPATEN KARAWANG

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN PENDIDIKAN, PENGETAHUAN, USIA DAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PEMILIHAN KONTRASEPSI IUD DI DESA TANGGAN GESI SRAGEN NASKAH PUBLIKASI

Volume 3 / Nomor 1 / April 2016 ISSN :

Associated Factors With Contraceptive Type Selection In Bidan Praktek Swasta Midwife Norma Gunung Sugih Village

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN TINGKAT EKONOMI DENGAN PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI DI WILAYAH PUSKESMAS SEKAMPUNG KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

PENGETAHUAN DAN SIKAP SUAMI PASANGAN USIA SUBUR DENGAN KEIKUTSERTAAN MENJADI AKSEPTOR KB PRIA. Darwel, Popi Triningsih (Poltekkes Kemenkes Padang )

Universitas Muhammadiyah Semarang.

PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI PADA PASANGAN USIA SUBUR USE OF CONTRACEPTION BY COUPLES OF CHILDBEARING AGE

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN MOTIVASI PASANGAN USIA SUBUR (PUS) TERHADAP PEMAKAIAN KONTRASEPSI KB

: LULUK ERDIKA GRESTASARI J

ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN SIKAP DAN PERILAKU PASANGAN USIA SUBUR TERHADAP PEMILIHAN KONTRASEPSI IUD DI PUSKESMAS SUKAWARNA TAHUN 2010

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RENDAHNYA PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI MKJP PADA PUS DI PUSKESMAS TEMBILAHAN HULU

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SUAMI DAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI INTRA UTERINE DEVICE (IUD)

HUBUNGAN USIA PARITAS DAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PEMILIHAN KONTRASEPSI IUD DI DUSUN GETASAN KAB. SEMARANG TAHUN 2013 NASKAH PUBLIKASI

FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RENDAHNYA PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM (AKDR) DI PUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN

ANALISIS FAKTOR PENGGUNAAN KONTRASEPSI SUNTIK DI PUSKESMAS CIMANDALA KABUPATEN BOGOR

PENGARUH PENGETAHUAN AKSEPTOR DENGAN PEMILIHAN KONTRASEPSI IMPLANT. Yunik Windarti

Desi Andriani * Kaca Kunci : Pengetahuan, Pendidikan, AKDR. Daftar pustaka : 16 ( )

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KB SUNTIK 3 BULAN DENGAN KEPATUHAN IBU MELAKUKAN KUNJUNGAN ULANG DI SIDOHARJO

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMAKAIAN ALAT KONTRASEPSI PADA PASANGAN USIA SUBUR (PUS) DI DESA KARANGJATI KABUPATEN SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. kependudukan. Sejak 2004, program keluarga berencana (KB) dinilai berjalan

Imelda Erman, Yeni Elviani Dosen Prodi Keperawatan Lubuklinggau Politeknik Kesehatan Palembang ABSTRAK

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI KONDOM DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS KASOKANDEL KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN

FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI INTRA UTERINE DEVICE

HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU DENGAN PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI IUD DI PUSKESMAS MERGANGSAN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETIDAKIKUTSERTAAN PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI PADA PASANGAN USIA SUBUR

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan penduduk maka semakin besar usaha yang dilakukan untuk. mempertahankan kesejahteraan rakyat. Ancaman terjadinya ledakan

HUBUNGAN PEMBERIAN KONSELING PADA AKSEPTOR KB TERHADAP KETEPATAN PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI DI PUSKESMAS TEGALREJO YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

Correlation Between Mother s Knowledge and Education On Use Of Contraceptive In Yukum Jaya Village Central Lampung In 2013

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DAN JUMLAH ANAK DENGAN PEMILIHAN PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI PADA AKSEPTOR KB (Di RW 03 Kelurahan Kedung Cowek Surabaya)

Beberapa Faktor yang Berhubungan dengan Pemilihan Alat Kontrasepsi IUD pada Wanita PUS di Desa Pasekan Kecamatan Ambarawa Kabupaten Semarang

PUBLIKASI ILMIAH Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Starta I pada Jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. Masalah kependudukan di Indonesia merupakan salah satu masalah

GUSTI AYU RATNA ADI SARI

GAMBARAN PENGETAHUAN WANITA USIA SUBUR TENTANG AKDR DI PUSKESMAS CIKOLE PANDEGLANG 2012 JURNAL

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN

HUBUNGAN DUKUNGAN PASANGAN USIA SUBUR DENGAN PENGGUNAAN METODE KONTRASEPSI SENGGAMA TERPUTUS DI KELURAHAN METESEH KECAMATAN TEMBALANG KOTA SEMARANG

PENGARUH EDUKASI SUPORTIF TERSTRUKTUR TERHADAP PEMILIHAN KONTRASEPSI PADA IBU MENYUSUI 0-6 BULAN

JURNAL KESEHATAN DAN KEBIDANAN (JOURNAL OF MIDWIFERY AND HEALTH)

Yeni Elviani Dosen Prodi Keperawatan Poltekkes Kemenkes Palembang

BAB I PENDAHULUAN. jumlah anak dalam keluarga (WHO, 2009). Program KB tidak hanya

BAB 1 PENDAHULUAN. Angka Kematian Bayi (AKB) yang masih cukup tinggi di Indonesia

HUBUNGAN PELAYANAN KONSELING KB TENTANG AKDR DENGAN CAKUPAN AKSEPTOR AKDR

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMAKAIAN ALAT KONTRASEPSI SUNTIK DI PUSKESMAS PAAL X KOTA

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

BAB I PENDAHULUAN. dan misi Program KB Nasional. Visi KB itu sendiri yaitu Norma Keluarga

BAB 1 PENDAHULUAN. keadaan stagnan yang ditandai dengan tidak meningkatnya beberapa indikator

Mitha Destyowati ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PARTISIPASI PRIA DALAM KELUARGA BERENCANA DI LINGKUNGAN IV KELURAHAN TELING ATAS KOTA MANADO

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEIKUTSERTAAN SUAMI PADA PROGRAM KB VASEKTOMI DI WILAYAH KECAMATAN BANJARMASIN TIMUR

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PASANGAN USIA SUBUR (PUS) DALAM PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI DI DESA PASIRANGIN KECAMATAN CILEUNGSI KABUPATEN BOGOR

BAB I PENDAHULUAN. adalah pengendalian tingkat kelahiran dan usaha penurunan tingkat

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan jumlah penduduk merupakan salah satu masalah besar. berkembang. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang dengan

SKRIPSI. Skripsi ini Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat. Disusun Oleh :

e-journal Keperawatan (ekp) volume 3 Nomor 2 Oktober 2015

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMBERIAN STIMULASI BICARA DAN BAHASA PADA BALITA DI PAUD NURUL A LA KOTA LANGSA

GAMBARAN KARAKTERISTIK IBU DENGAN PEMAKAIAN ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM (AKDR) DI RUMAH BERSALIN RACHMI PALEMBANG TAHUN 2014

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KABUPATEN PANDEGLANG

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI PADA WANITA USIA SUBUR DI PUSKESMAS JOMBANG-KOTA TANGERANG SELATAN

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG KONTRASEPSI SUNTIK DENGAN PEMILIHAN KONTRASEPSI SUNTIK

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Ledakan penduduk merupakan masalah yang belum terselesaikan sampai

Masyarakat Universitas Diponegoro. Masyarakat Universitas Diponegoro ABSTRACT

PHARMACY, Vol.06 No. 01 April 2009 ISSN

GAMBARAN PENGETAHUAN WANITA USIA SUBUR (WUS) TENTANG KONTRASEPSI IUD DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS DANUREJAN 1 KOTA YOGYAKARTA

UNIVERSITAS UDAYANA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN EFEK SAMPING PENGGUNAAN KONTRASEPSI IUD DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MENGWI II

Hubungan Antara Paritas Ibu Dan Status Ekonomi Keluarga Dengan Pemakaian Kontrasepsi Suntik Di Rumah Bersalin Citra Palembang Tahun 2013

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Penggunaan Alat Kontrasepsi Dalam Rahim Di Puskesmas Tatelu Kabupaten Minahasa Utara

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PEMILIHAN KONTRASEPSI IUD PADA AKSEPTOR KONTRASEPSI IUD DI PUSKESMAS TEGALREJO TAHUN 2014 NASKAH PUBLIKASI

BAB 1 PENDAHULUAN. negara ke-4 di dunia dengan estimasi jumlah penduduk terbanyak yaitu 256 juta jiwa

AKSEPTOR KB SUNTIK DENGAN PERUBAHAN BERAT BADAN DI KELURAHAN KARAMAT WILAYAH KERJA PUSKESMAS KARANG TENGAH KOTA SUKABUMI

Oleh : Eti Wati ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN. yang muncul di seluruh dunia, di samping isu tentang global warning, keterpurukan

DUKUNGAN SUAMI DALAM PEMILIHAN METODE KONTRASEPSI JANGKA PANJANG (Husband s Support in Selecting Method of Long Term Contraception)

I. PENDAHULUAN. metode kontrasepsi tersebut adalah Intra Uterine Device (IUD), implant, kondom, suntik, metode operatif untuk wanita (MOW), metode

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PARTISIPASI SUAMI MENJADI AKSEPTOR KELUARGA BERENCANA (KB) DI DESA KEBET KECAMATAN BEBESEN KABUPATEN ACEH TENGAH

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RENDAHNYA PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI IUD PADA AKSEPTOR KB DI DESA PULO ARA KECAMATAN KOTA JUANG KABUPATEN BIREUEN

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI WANITA USIA SUBUR (WUS) DALAM PEMILIHAN KONTRASEPSI HORMONAL DI DESA BATURSARI KECAMATAN MRANGGEN KABUPATEN DEMAK

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMAKAIAN KB IMPLAN DI DESA PAGERSARI KECAMATAN BERGAS KABUPATEN SEMARANG

Hubungan Karakteristik Ibu dengan Pemilihan Kontrasepsi di Puskesmas Padang Pasir Padang

PENGETAHUAN DAN SIKAP TERHADAP PEMAKAIAN AKDR PADA AKSEPTOR KB DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS I DENPASAR BARAT

GAMBARAN PENGETAHUAN PESERTA KB PIL DAN SUNTIK TENTANG KONTRASEPSI PIL DAN SUNTIK DI BPM LENI INDRAWATI BERBAH SLEMAN YOGYAKARTA TAHUN 2013

Volume 4 No. 1, Maret 2013 ISSN :

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG IMPLANT DENGAN PEMAKAIAN KONTRASEPSI IMPLANT PADA AKSEPTOR DI BPS NY. HJ. FAROHAH DESA DUKUN GRESIK

HUBUNGAN KELOMPOK UMUR PASANGAN USIA SUBUR (PUS) DENGAN PEMILIHAN JENIS ALAT KONTRASEPSI DI DESA PADAMUKTI KECAMATAN SOLOKANJERUK KABUPATEN BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. pasangan usia subur(pus) untuk mengikuti Program Keluarga Berencana. Program Keluarga Berencana (KB) menurut UU No.

PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG KB PRIA DI KABUPATEN DEMAK (Studi Pada Masyarakat Pesisir Dan Masyarakat Kota di Kabupaten Demak)

BAB I PENDAHULUAN. yang mendapat perhatian dan pembahasan yang serius dari ahli

TINGKAT PENGETAHUAN PASANGAN USIA SUBUR (PUS) TENTANG ALAT KONTRASEPSI IUD DI DESA PILANGSARI KECAMATAN NGRAMPAL KABUPATEN SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN. terhadap perkembangan ekonomi dan kesejahteraan Negara (Irianto, 2014).

Rika herawati : Hubungan Berat Badan Ibu Dengan Pemakaian KB Hormonal Di Desa Pekan Tebih Wilayah Kerja Puskesmas Kepenuhan Hulu

Skripsi ini Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat. Disusun Oleh : AHMAD NASRULLOH J

BAB 1 PENDAHULUAN. berdasarkan sensus penduduk mencapai 237,6 juta jiwa. keluarga kecil yang sehat dan sejahtera yaitu melalui konsep pengaturan jarak

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 1, April 2015 ISSN HUBUNGAN LAMA PENGGUNAAN KONTRASEPSI SUNTIK DMPA DENGAN SIKLUS HAID

Nuke Devi Indrawati. Tlp : ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. kekuatan sosial ekonomi (Rismawati, 2012). mengatur jarak kelahiran atau mengurangi jumlah kelahiran dengan

ABSTRAK GAMBARAN AKSEPTOR KB DI KECAMATAN CIAMIS KABUPATEN CIAMIS TAHUN 2015

FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PARTISIPASI PRIA DALAM PROGRAM KB DAN KESEHATAN REPRODUKSI

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh : AHMAD NASRULLOH J

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PRIA PRODUKTIF TERHADAP METODE KONTRASEPSI VASEKTOMI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RAWASARI

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah utama yang dihadapi Indonesia adalah di bidang kependudukan yaitu

Transkripsi:

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN BUDAYA AKSEPTOR KB TERHADAP PEMILIHAN METODE AKDRDI WILAYAH KERJA PUSKESMAS ANGGADITA KABUPATEN KARAWANG CORRELATION OF KNOWLEDGE, THE ATTITUDES AND CULTURAL ACCEPTORS FAMILY PLANNING TO DECISION CHOOSE A CONTRACEPTIVE IN THE UTERUS IN THE WORK AREA PUSKESMAS ANGGADITA DISTRICT KARAWANG Ari Antini 1), Irna Trisnawati 2) 1) Prodi Kebidanan Karawang, Poltekkes Kemenkes Bandung 2) Prodi Kebidanan Karawang, Poltekkes Kemenkes Bandung Email : mahira.ari@gmail.com ABSTRAK Latar Belakang : Indonesia merupakan salah satu negara berkembang dengan salah satu masalah utama yang di hadapi adalah bidang kependudukan yaitu masih tingginya laju pertumbuhan penduduk. Salah satumetode KB yang peminatnyamasihkurangyaitu AKDR, dari target 22,7%, ternyata yang menggunakan AKDR hanya1,41%, angkatersebutmasihjauhdari target yang sudahadapadahal AKDR merupakansalahsatualatkontrasepsi yang efektif. Sementara jumlah peserta KB aktif tahun 2014 di Puskesmas Anggaditasebanyak 4.692 Pasangan Usia Subur (PUS) danhanya 251 (5,34%) yang menggunakanmetode AKDR. Tujuan penelitianiniyaituuntuk mengetahuihubungan Pengetahuan, Sikap danbudaya Akseptor KB Terhadap Pemilihan Metode AKDR di Puskesmas Anggadita Kabupaten Karawang tahun 2015. Metode : Desain penelitin ini adalah metode penelititan deskriptif analitik. Tekhnik pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan secara Random Sampling. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 130orang PUS. Analisis yang digunakan univariat dan bivariate dengan uji Chi-Square. Hasil:Analisis Univariat didapatkan responden yang memilih metode AKDR sebanyak 30 responden (23,1%) dan yang tidak memilih metode AKDR sebanyak 100 responden (76,9%), Hasil Analisis Bivariat dari 3 variabel independent yang diteliti terdapat 2 variabel yang mempunyai hubungan bermakna yaitu variabel pengetahuan dengan nilai (p value 0,000 < 0,05), sikap dengan nilai (p value 0,000 < 0,05) dan terdapat 1 variabel yang tidak memiliki hubungan bermakna yaitu budaya dengan nilai (p value 0,633 > 0,05).Simpulan : Ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan dengan pemilihan metode AKDR, ada hubungan yang bermakna antara sikap dengan pemilihan metode AKDR, dan tidak ada hubungan antara budaya dengan pemilihan metode AKDR. Kata Kunci: Pengetahuan, Sikap, Budaya, Pemilihan Metode AKDR ABSTRACT Background: Indonesia was one of the developing countries with one of the main problem in face is the field of population that is still a very high level of the rate of population growth. One method of family planning that about their enthusiasts is weak namely an a contraceptive in the uterus, of the target 22.7 %, it turns out using contraceptives in the uterus only 1.41 %, this figure still far from target existing in fact a contraceptive in the uterus is one of a contraceptive device effective. While the number of participants family planning active year 2014 at puskesmas anggadita as many as 4.692 of fertile couples and only 251 ( 5,34 % ) who used a method of A contraceptive in the uterus.research objectives is to know the Correlation Of Knowledge, The Attitudes And Cultural Acceptors Family Planning To Decision Choose A Contraceptive In The Uterus In The Work Area Puskesmas Anggadita District Karawang. Method: The design of this research is descriptive analytic method.the sample collection tekhnik in this research was done in random sampling. Sample total in this research is 130 people fertile couple. The analysis used univariat and bivariat chi-square by test.the results obtained univariat analysis of respondents who decision choose a method of a contraceptive in the uterus as many as 30 respondents ( 23.1 %) and who do not decision choose a method of a contraceptive in the uterus as many as 100 respondents ( 76,9 %), the analysis of 3 bivariat independent variable study there are two variables that have meaningful relationship is variable knowledge ( p value 0,000 & p 0.05 ), with the attitude ( p value 0,000 & p 0.05) and there are 1 variable that has no meaningful relationship is the cultural value (p value 0,633 & p > 0.05).Conclusion: there was a significant correlation between knowledge and decision 11

choose a contraceptive in the uterus, there was a significant correlation between attitude and decision choose a contraceptive in the uterus, and there was no significant correlation between cultural and decision choose a contraceptive in the uterus. Keyword: knowledge, attitude, culture, the selection of a method of an intrauterine device in the uterus PENDAHULUAN Meningkatnya jumlah penduduk merupakan masalah yang sedang dihadapi di Negara maju maupun di Negara berkembang termasuk Indonesia. Jumlah penduduk Indonesia tahun 2010 sebanyak 237,6 juta jiwa, tahun 2011 sebanyak 241 juta jiwa, dan sampai dengan bulan Maret tahun 2012 mencapai 245 juta jiwa ( BKKBN, 2007). Indonesia merupakan salah satu negara berkembang dengan salah satu masalah utama yang di hadapi adalah bidang kependudukan yaitu masih tingginya laju pertumbuhan penduduk. Oleh karena itu pemerintah berupaya untuk menekan laju pertumbuhandengan Program Keluarga Berencana (KB). Berdasarkan hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2007, jumlah peserta KB MKJP di Jawa Barat berturut-turut sebagai berikut: IUD 5,1 persen, implant 1,3 persen, MOW 1,5 persen, dan MOP 0,4 persen. Adapun hasil SDKI 2012 terdiri IUD 4,1 persen, implant 1,4 persen, MOW 3,1 persen, dan MOP 0,1 persen (SDKI, 2012). Dari angka tersebut tampak adanya stagnasi prevalensi implant yang hanya naik 0,1 persen dan penurunan IUD dan MOP. Hanya MOP yang mengalami kenaikkan signifikan. Angka relatif menggembirakan tampak dari statistik rutin BKKBN Jawa Barat. Sampai akhir tahun, peserta IUD mencapai 12%, implant 5%, MOW 3%, dan MOP 1%. Namun perlu dicatat, hasil SDKI tidak bisa dipersamakan dengan statistik rutin. Selalu ada perbedaan mencolok antara data SDKI dengan statistik rutin BKKBN, hasil SDKI selalu lebih kecil dari data rutin BKKBN. Keberhasilan program KB salah satunya ditentukan oleh pengetahuan, sikap 12 dan kebudayaan akseptor KB yang bersangkutan, sehingga akseptor KB tahu tentang seluk buluk dari kontrasepsi itu sendiri dan apa saja kelebihan serta kekurangan pemakaian kontrasepsi tersebut Umumnya masyarakat lebih memilih mengikuti budayanya daripada memilih kontrasepsi-kontrasepsi yang telah dijelaskan oleh petugas kesehatan, misalnya bidan. Berbagai faktor juga harus dipertimbangkan termasuk status kesehatan, efek samping, potensi, konsekuensi kegagalan/kehamilan yang tidak diinginkan, besar keluarga yang diinginkan/direncanakan, persetujuan pasangan bahkan norma budaya lingkungan integral yang sangat tinggi dalam pelayanan KB. Alasan-alasan lain yang berkaitan dengan kondisi sosial pemilihan yaitu biaya terlalu mahal (Indira, 2009). Salah satu alat kontrasepsi yang rasional adalah AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim). AKDR merupakan alat kontrasepsi yang mempunyai reversibilitas dan efektifitas yang tinggi yaitu 0,6 0,8/100 akseptor KB AKDR dalam satu tahun pertama pemakaian dibandingkan dengan alat kontrasepsi suntikan yang saat ini merupakan alat kontrasepsi paling diminati oleh para akseptor keluarga berencana. (Saefuddin, 2009) Target akseptor AKDR menurut BKKBN tahun 2007 sebesar 22,7%, ternyata yang menggunakan AKDR hanya 20,44%. padahal AKDR merupakan salah satu alat kontrasepsi yang efektif karena dapat dipakai pada akseptor KB dengan kondisi memiliki riwayat penyakit kanker payudara, sedang menyusui bayinya, dan masih banyak lagi, karena AKDR ada yang mengandung hormone dan ada juga yang tidak

mengandung hormon. Efektifitasnya pun dapat digunakan hingga menopause. Namun sangat disayangkan karena rendahnya penggunaan alat kontrasepsi ini juga disebabkan karena masih tingginya rumor di masyarakat yang mengatakan bahwa wanita lebih tua tidak boleh memakai metode KB hormonal maupun AKDR/IUD. (Hanafi, 2004). Berdasarkan data prasurvey di Puskesmas Anggadita Kabupaten Karawang tahun 2015 bahwa pengguna metode AKDR masih belum memenuhi target. Ini terlihat dari data peserta KB baru AKDR dari target 1,5% tercapai 0,85% dan peserta KB aktif AKDR dari target 22,7%, tercapai 1,41%. Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang telah dilakukan dengan 10 responden di Wilayah Puskesmas Anggadita Kabupaten Karawang tahun 2015 tentang alasan mereka tidak menggunakan KB AKDR di dapatkan bahwa 4 orang menyatakan bahwa takut untuk menggunakan alat kontrasepsi AKDR, ada 3 yang mengatakan bahwa agama mereka tidak menganjurkan untuk menggunakan alat kontrasepsi AKDR, 1 orang pernah menggunakan tapi merasakan ketidaknyamanan dan 2 orang mengatakan bahwa mereka belum tahu tentang alat kontrasepsi AKDR itu sendiri. Penelitian ini bertujuan Mengetahui Hubungan Pengetahuan, Sikap dan Budaya Akseptor KB Terhadap Pemilihan Metode AKDR di Puskesmas Anggadita Kabupaten Karawang tahun 2015. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan rancangan cross sectional (Arikunto, 2010).Populasi dalam penelitian ini adalah Pasangan Usia Subur (PUS) yang menggunakan alat kontrasepsi di Puskesmas Anggadita Kabupaten Karawang. Sampel dalam penelitian ini adalah Pasangan Usia Subur (PUS) yang menggunakan alat kontrasepsi di Puskesmas Anggadita Kabupaten Karawang yang berjumlah 13 130orang dihitung berdasarkan sampel minimal menurut Lameshow and Lwanga. (Notoarmodjo, 2010)Teknik pengambilan sampel menggunakan random sampling. Teknik analisa data menggunakan analisa univariat dan bivariat dengan menggunakan uji chi square. HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Pemilihan Metode AKDR di Puskesmas Anggadita Kabupaten Karawang tahun 2015. No Pemilihanmetode Frekuensi AKDR 1 Ya 30 2 Tidak 100 Jumlah 130 Berdasarkan tabel 5.1 tersebut diatas diperoleh bahwa dari 130 responden yang memilih metode AKDR sebanyak 30 responden (23,1%) dan yang tidak memilih metode AKDR sebanyak 100 responden (76,9%). Berdasarkan hasil penelitiandidapatkan bahwa masih banyak akseptor KB tidak memilih alat kontrasepsi AKDR untuk digunakan dan relatif sangat rendah. Sebagian masyarakatpun mengatakan bahwa harga pemasangan AKDR yang mahal membuat mereka enggan untuk memilih metode AKDR itu sendiri. Hal tersebut sangat berhubungan dengan tenaga kesehatan pada desa itu sendiri dan menjadi sebuah tugas besar agar masyarakat tahu tentang alat kontrasepsi AKDR dan mau untuk menggunakannya. Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan pengeinderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui pencaindera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain

yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (overt behavior). (Notoatmodjo, 2012) Menurut Sulistyawati (2011) tujuan dari pemilihan kontrasepsi yaitu agar membentuk keluarga kecil sesuai dengan kekuatan sosial ekonomi suatu keluarga, dengan cara pengaturan kelahiran anak agar di peroleh suatu keluarga bahagia dan sejahtera yang dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. (Sulistyawati, 2011) Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Akseptor KB Terhadap Pemilihan Metode AKDR di Puskesmas Anggadita Kabupaten Karawang tahun 2015 No Pengetahuan Frekuensi Persent (%) 1 Baik 65 50,0 2 Kurang 65 50,0 Jumlah 130 100,0 Berdasarkan tabel 5.2 tersebut diatas diperoleh bahwa dari 130 responden yang berpengetahuan baik sebanyak 65 responden (50%) sama dengan responden yang berpengetahuan kurang baik sebanyak 65 responden (50%). Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Sikap Akseptor KB Terhadap Pemilihan Metode AKDR di Puskesmas Anggadita Kabupaten Karawang tahun 2015 No Sikap Frekuensi Persent (%) 1 Baik 73 56,2 2 Kurang 57 43,8 Jumlah 130 100,0 Berdasarkan tabel 5.3 diatas di peroleh informasi bahwa dari 130 responden yang memiliki sikap baik sebanyak 73 responden (56,2%) dan yang memiliki sikap kurang sebanyak 57 responden (43,8%). 14 Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Budaya Akseptor KB Terhadap Pemilihan Metode AKDR di Puskesmas Anggadita Kabupaten Karawang tahun 2015 No Budaya Frekuensi Persent (%) 1 Ya 97 74,6 2 Tidak 33 25,4 Jumlah 130 100,0 Berdasarkan tabel 5.4 diatas di peroleh informasi bahwa dari 130 responden sebanyak 33 responden (25,4%) tidak ada pengaruh budaya dalam pemilihan metode AKDR dan sebanyak 97 responden (74,6%) ada pengaruh budaya dalam pemilihan metode AKDR Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Hubungan Pengetahuan Akseptor KB terhadap pemilihan Metode AKDR di Puskesmas Anggadita Kabupaten Karawang tahun 2015. Pengetahua n Pemilihan metode AKDR Total Ya tidak % % % Baik 6 9,2 59 Kuran g Total 24 30 36, 9 23, 1 41 10 0 90, 8 63, 1 76, 9 65 100 65 100 13 0 100 P Valu e 0,000 Berdasarkan hasil analisis pada tabel 5.5 didapatkan responden yang memiliki pengetahuan kurang sebanyak 24 responden (36,9%) yang memilih metode AKDR sedangkan responden yang memiliki pengetahuan baik sebanyak 6 responden (9,2%) yang memilih metode AKDR. Hasil analisis uji statistic Chi-Square didapatkan (p value 0,000 < 0,05), maka didapatkan adanya hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan pemilihan metode AKDR. Hasil penelitian didapatkan responden yang memiliki pengetahuan kurang sebanyak 24 responden (36,9%) yang memilih metode AKDR sedangkan responden yang memiliki pengetahuan baik sebanyak 6 responden

(9,2%) yang memilih metode AKDR. Hasil analisis uji statistik Chi-Square didapatkan (p velue 0,000 < 0,05), maka didapatkan ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan pemilihan metode AKDR. Beberapa kemungkinan kurang berhasilnya program KB diantaranya dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan ibu dan faktor pendukung lainnya. Untuk mempunyai sikap yang positif tentang KB diperlukan pengetahuan yang baik, demikian sebaliknya bila pengetahuan kurang maka kepatuhan menjalani program KB berkurang. (Hanafi, 2003) Pengetahuan mengenai jenis alat dan obat kontrasepsi, efek samping, kontraindikasi, kelebihan, dan kekurangan sangat diperlukan agar para pemakai alat kontrasepsi dapat menggunakan alat kontrasepsi yang berbasis pada rasional, efektivitas, efisien. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Yusuf (2001) yang menyatakan bahwa ibu yang mempunyai pengetahuan tinggi memiliki kemungkinan 2 kali lebih besar untuk menggunakan MKJP (metode AKDR) dibandingkan dengan ibu yang berpengetahuan rendah, namun belum tentu ibu yang berpengetahuan baik memilih metode AKDR karena ibu tersebut sudah mengetahui cara pemasangan, efek samping dan lain sebagainya. Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi Hubungan Sikap Akseptor KB terhadap pemilihan Metode AKDR di Puskesmas Anggadita Kabupaten Karawang tahun 2015. Sikap Pemilihan metode AKDR Total P Ya Tidak Value % % % Baik 8 11,0 65 89,0 73 100 Kurang 22 38,6 35 61,4 57 100 Total 30 23,1 100 76,9 130 100 0,000 Berdasarkan hasil analisis didapatkan responden yang memiliki sikap kurang yaitu sebanyak 22 responden (38,6%), sedangkan responden dengan sikap yang baik yaitu sebanyak 8 responden (11,0%). Hasil analisis uji statistik Chi-Square didapatkan (p value 0,000 < 0,05), maka didapatkan ada hubungan yang signifikan antara sikap dengan pemilihan metode AKDR. Sikap merupakan respon tertutup terhadap stimulus atau objek tertentu yang melibatkan faktor pendapatan dan emosi yag bersangkutan (senang tidak senang, setuju tidak setuju, baik-tidak baik, dan sebagainya). (Notoatmodjo, 2010) Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Soeharti (2000) yaitu hal-hal yang dapat menimbulkan sikap negatif pada Akseptor KB AKDR ini adalah adanya faktor-fator yang sangat tidak menyenangkan tentang kontrasepsi AKDR sehingga hal tersebut dapat berpengaruh terhadap pemilihan kontrasepsi AKDR. Hal ini juga sejalan dengan Penelitian yang dilakukan oleh Sri Wahyuni (2011) yang menyatakan bahwa ada hubungan yang signifikan antara sikap dengan pemilihan metode AKDR. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Asmawahyunita, 2014 yang menyatakan bahwa responden mempunyai sikap mendukung yang memilih AKDR sebanyak 13 responden (93%) yang tidak memilih sebanyak 58 responden (41,5%). Responden mempunyai sikap tidak mendukung memilih AKDR sebanyak 4 responden (2,8%), dan yang tidak mendukung dan tidak memilih sebanyak 65 responden (46,4%). Terdapat hubungan antara sikap ibu dengan pemilihan AKDR dengan hasil p value 0,045. 15

Tabel 5.7 Distribusi Frekuensi Hubungan Budaya Akseptor KB terhadap pemilihan Metode AKDR di Puskesmas Anggadita Kabupaten Karawang tahun 2015. Pemilihan metode AKDR Budaya ya tidak Total % % % Ya 21 21,6 76 78,4 97 100 Tidak 9 27,3 24 72,7 33 100 Total 30 23,1 100 76,9 130 100 Berdasarkan hasil analisis didapatkan responden yang tidak memiliki larangan budaya yaitu sebanyak 9 responden (27,3%) dan yang memiliki larangan budaya yaitu sebanyak 21 responden (21,6%). Hasil analisis uji statistik Chi-Square didapatkan (p velue 0,633 > 0,05), maka didapatkan tidak ada hubungan yang signifikan antara budaya dengan pemilihan metode AKDR.Hal tersebut terkait dengan adanya sebuah budaya yang melarang atau tidak memperbolehkan seorang perempuan (PUS) menggunakan metode AKDR. Faktor budaya dapat memengaruhi klien dalam memilih metode kontrasepsi. Faktorfaktor ini meliputi salah pengertian dalam masyarakat mengenai berbagai metode, kepercayaan religius, serta tingkat pendidikan dan persepsi mengenai resiko kehamilan dan status wanita. Penyedia layanan harus menyadari bagaimana faktor-faktor tersebut memengaruhi pemilihan metode di daerah mereka dan harus memantau perubahan perubahan yang mungkin mempengaruhi pemilihan metode. Oleh karena itu, agar program KB dapat berjalan dengan lancar diperlukan pendekatan secara menyeluruh termasuk pendekatan kepada tokoh masyarakat ataupun tokoh agama. Peran tokoh masyarakat dan agama dalam program KB sangat penting karena peserta KB memerlukan pegangan, pengayoman dan dukungan yang kuat yang hanya dapat diberikan oleh tokoh masyarakat ataupun tokoh agama. P Value 0,633 Hasil penelitian diatas tidak sejalan dengan teori dimana kemungkinan alasan akseptor KB tidak memilih metode AKDR bukan karena alasan budaya, namun ada beberapa aspek lain yang mempengaruhinya antara lain kepercayaan religious, dukungan suami serta tingkat pendidikan yang kurang ataupun rasa takut yang membuat akseptor KB tidak menggunakan metode AKDR. SIMPULAN Sebagian besar responden tidak memilih metode AKDR sebanyak 100 responden (76,9%). Mayoritas responden memiliki pengetahuan baik sebanyak 65 responden (50%) dan memiliki sikap baik sebanyak 73 responden (56,2%). Responden yang memiliki pengaruh budaya dalam memilih metode AKDR sebanyak 97 responden (74,6%). Ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan dengan pemilihan metode AKDR, ada hubungan yang bermakna antara sikap dengan pemilihan metode AKDR, dan tidak ada hubungan antara budaya dengan pemilihan metode AKDR. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta Asmawahyunita. 2014. Hubungan sikap ibu tentang alat kontrasepsi dalam rahim dengan pemilihan alat kontrasepsi dalam rahim di RSIA Kumalasiwi Pecangan Kabupaten Jepara. jurnal.akbidalhikmah.ac.id/index.ph p/jkb/article/download/10/10. BkkbN. 2007. Evaluasi Program Kependudukan dan KB. Diakses 15 Mei 2015. 16

Hanafi, 2003.Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta : Pustaka Sinar Harapan Hanafi, 2004.Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta : Pustaka Sinar Harapan K T, Laksmi Indira. 2009. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pemilihan Jenis Kontrasepsi Yang Digunakan pada Keluarga Miskin, Mei 25, 2015. Fakultas Kedokteran UNDIP. http://www.eprints.undip.ac.id Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta. Penerbit EGC Notoatmodjo S. Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka cipta ; 2012. SDKI, 2007 SDKI, 2012 Soeharti, Ayik. 2000. Faktor Yang berpengaruh terhadap penurunan akseptor KB IUD di beberapa kota di Jawa Timur. Media Penelitian dan Pengembangan Kesehatan volume X Nomor 2. Sri Wahyuni. 2011. Karakteristik Penggunaan Kontrasepsi IUD di Wilayah Kerja Puskesmas Alai Hilir Kecamatan Rimbo Lir Kabupaten Tebo Provinsi Jambi Tahun 2011. Skripsi Program Sarjana FKM-UI Depok. Sulistyawati Ari. 2011. Pelayanan Keluarga Berencana. Jakarta: Salemba, Medika Rakerda Karawang, 2014 Saifuddin, AB. 2003.Buku panduan praktis pelayanan kontrasepsi. Jakarta: YBP 17