PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG ABORSI TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA PUTRI TENTANG ABORSI DI SMK WIDYA PRAJA UNGARAN

dokumen-dokumen yang mirip
PERBEDAAN PENGETAHUAN REMAJA SEBELUM DAN SETELAH DILAKUKAN PENYULUHAN TENTANG ABORSI DI SMPN 1 MULAWARMAN BANJARMASIN ABSTRAK

PENGARUH KONSELING KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP SEKSUAL REMAJA (STUDI DI SMAN 1 MARGAHAYU BANDUNG

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA TENTANG DATING VIOLENCE DI SMA NEGERI 2 UNGARAN

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN SIKAP MAHASISWI PROGRAM STUDI D-III KEBIDANAN TERHADAP TINDAKAN ABORSI

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN SEKSUAL TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP SEKS BEBAS PADA REMAJADI SMK NEGERI 1 BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG KEHAMILAN TIDAK DIINGINKAN (KTD) DENGAN SIKAP TERHADAP ABORSI DI KELURAHAN NGEMPLAK SIMONGAN KOTA SEMARANG

60 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes. Volume VII Nomor 1, Januari 2016 ISSN: PENDAHULUAN

Fristia Hidayat b023 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Ngudi Waluyo Ungaran Progran Studi Diploma IV Kebidanan

HUBUNGAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN PERILAKU SEKS PRANIKAH PADA SISWA KELAS XI DI SMA N COLOMADU

Heni Hirawati P, Masruroh, Yeni Okta Triwijayanti ABSTRAK

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU SEKS PRANIKAH REMAJA `KELAS VII DAN VIII DI SMP NEGERI 7 KOTA SUKABUMI

PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KEHAMILAN TIDAK DIINGINKAN PADA REMAJA PUTRI DI SMA 1 PUNDONG BANTUL YOGYAKARTA

Oleh : Yuyun Wahyu Indah Indriyani ABSTRAK

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Alma Ata Yogyakarta Jalan Ringroad Barat Daya No 1 Tamantirto, Kasihan, Bantul, Yogyakarta 2

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KEPUTIHAN DENGAN KEJADIAN KEPUTIHAN DI SMK NEGERI 3 KABUPATEN PURWOREJO. Asih Setyorini, Deni Pratma Sari

Perbedaan Pengetahuan Remaja Putri Sebelum Dan Sesudah Penyuluhan Tentang Aborsi 35

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA TENTANG BAHAYA SEKS BEBAS DI SMK KESEHATAN JURUSAN FARMASI KABUPATEN KONAWE TAHUN 2017

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN PERILAKU SEKS BEBAS PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 6 SURAKARTA

Dewi Puspitaningrum 1), Siti Istiana 2)

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN SIKAP MENGENAI PERILAKU SEKSUAL REMAJA DI SMK KESEHATAN DONOHUDAN BOYOLALI TAHUN 2016

Volume 4 No. 2, September 2013 ISSN : GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA KELAS VII TENTANG PERUBAHAN SEKS SEKUNDER DI SMP N 1 MAYONG JEPARA

Pengaruh Promosi Kesehatan Tentang HIV/AIDS Terhadap Tingkat Pengetahuan Remaja

Yusnidar 1*) ABSTRAK. 1. Pendahuluan

: Pengetahuan, Sikap, Kehamilan Remaja Diluar Nikah

Susi Susanti a116 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Ngudi Waluyo Ungaran Program Studi Ilmu Keperawatan

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA TERHADAP SIKAP SEKSUAL REMAJA DI SMK PIRI 3 YOGYAKARTA 2012

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN SIKAP REMAJA PUTRI TENTANG SEKS PRANIKAH

Endang Prasetyowati, Aris Budiarti Program Studi Diploma 3 Akademi Kebidanan Wira Husada Nusantara Malang

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 1, April 2015 ISSN HUBUNGAN PERUBAHAN FISIK USIA REMAJA DENGAN RASA PERCAYA DIRI PADA SISWI KELAS 7

TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG BENDUNGAN SALURAN ASI DI BPM SUWARNI SIDOHARJO SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN. dari 33 menjadi 29 aborsi per wanita berusia tahun. Di Asia

Tri Viviyawati 1 1 Mahasiswa Program Studi S-1 Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta

Putri Kusumawati Priyono

PERBEDAAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI SEBELUM DAN SESUDAH PENYULUHAN DI SMA NEGERI 2 UNGARAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2011

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN REPRODUKSI TERHADAP SIKAP REMAJA PUTRI KELAS XI TENTANG DAMPAK PERNIKAHAN DINI DI SMA NEGERI 1 TANGEN KAB.

Kesehatan Reproduksi Remaja Putri di SMA Negeri 2 Takengon

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PENGETAHUAN KADER TENTANG TUGAS KADER POSYANDU

Diyah Paramita Nugraha 1, Mujahidatul Musfiroh 2, M. Nur Dewi 2 INTISARI

Oleh : Yeni Rosyeni dan Isti Dariah Stikes A. Yani Cimahi

PENGETAHUAN SISWA TENTANG HIV/AIDS SEBELUM DAN SESUDAH PENYULUHAN

Devita Zakirman Stikes Jend. A. Yani Cimahi

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DENGAN KESIAPAN ANAK MENGHADAPI MASA PUBERTAS

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN KEHAMILAN TIDAK DIINGINKAN PADA REMAJA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PAKEM SLEMAN TAHUN 2015

Riska Megayanti 1, Sukmawati 2*, Leli Susanti 3 Universitas Respati Yogyakarta *Penulis korespondensi

EFEKTIFITAS PENYULUHAN TERHADAP PENGETAHUAN WANITA USIA SUBUR TENTANG KANKER SERVIKS DI WILAYAH UPT PUSKESMAS GAYAMAN MOJOANYAR MOJOKERTO

Dinamika Kebidanan vol. 2 no.2. Agustus 2012

PENGARUH PENDIDIKAN SEKSUAL TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP SISWA KELAS X TENTANG KEHAMILAN DI LUAR NIKAH DI SMA NEGERI 1 LUMBUNG KABUPATEN CIAMIS

Maria Ulfa dan Ika Agustina STIKes Patria Husada Blitar

Elisa Dosen Prodi Keperawatan Poltekkes Kemenkes Semarang ABSTRAK

Muhammadiyah Semarang Kedung Mundu 50727, Semarang, Indonesia. 2. Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan, Universitas Muhammadiyah

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP SIKAP PENCEGAHAN HIV/AIDS PADA REMAJA KELAS X DI SMA N 1 GAMPING NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. masa remajanya dengan hal-hal yang bermanfaat. Akan tetapi banyak remaja

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG ANC DENGAN KETERATURAN ANC

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN PEREMPUAN DENGAN KEJADIAN PERNIKAHAN USIA DINI DI KUA WILAYAH KERJA KECAMATAN PURBOLINGGO

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP KADER DENGAN DETEKSI DININ FAKTOR RISIKO KEHAMILAN DIN WILAYAH KERJA PUSKESMAS KOTABARU KABUPATEN KOTABARU TAHUN 2013

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN SUAMI TENTANG KB DENGAN PARTISIPASI SUAMI DALAM BER-KB DI KELURAHAN KEMANG KABUPATEN BOGOR

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG PROFIL KB IUD PADA IBU PRIMIGRAVIDA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS DONOROJO PACITAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN PERSEPSI REMAJA TENTANG SEKS PRANIKAH KELAS XI DI SMA I SEWON BANTUL

BAB I PENDAHULUAN. dari program kesehatan reproduksi remaja adalah untuk membantu remaja

BAB 1 PENDAHULUAN. Remaja merupakan masa peralihan dari anak-anak ke masa dewasa,

PENGARUH PELATIHAN DETEKSI DINI TUMBUH KEMBANG BALITA (DTKB) TERHADAP MOTIVASI DAN KETRAMPILAN KADER DI DUSUN SORAGAN NGESTIHARJO KASIHAN BANTUL

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP WANITA USIA SUBUR DENGAN PENCEGAHAN KISTA OVARIUM DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RAWASARI KOTA JAMBI TAHUN 2014

PENGETAHUAN IBU TENTANG PERKEMBANGAN PSIKOSEKSUAL ANAK DENGAN JENIS APE YANG DIBERIKAN PADA ANAK USIA 1-12 BULAN. Ihda Mauliyah ABSTRAK

Sri Wahyuni, Endang Wahyuningsih ABSTRAK

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA TENTANG SEKS BEBAS (STUDI PADA SISWA KELAS XI DI SMA NEGERI 1 TELAGA)

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA DALAM MENGHADAPI DYSMENORRHEA PADA SISWI KELAS XI SMA NEGERI 3 SLAWI

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN REPRODUKSI TERHADAP SIKAP DAMPAK SEKS BEBAS SISWA KELAS X USIA TAHUN DI SEKOLAH MAN GANDEKAN BANTUL 2013

RELATION BETWEEN KNOWLEDGE AND ADOLESCENT POSITION ABOUT HIV-AIDS WITH BEHAVIOR OF SEX BEFORE MARRIEDINDIUM SMA PGRI 1 SEMARANG ABSTRAK

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh : SYAMSUR RIJAL

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP BIDAN DENGAN PELAKSANAAN ASUHAN PERSALINAN NORMAL (APN) DI RSUD CIDERES KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2015.

ANALISIS TINGKAT KECEMASAN IBU KEHAMILAN PERTAMA DALAM MENGHADAPI PERSALINAN

PENGARUH EDUKASI SUPORTIF TERSTRUKTUR TERHADAP PEMILIHAN KONTRASEPSI PADA IBU MENYUSUI 0-6 BULAN

PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH PADA SISWA SMA NEGERI 1 PALU Oleh: Rizal Haryanto 18, Ketut Suarayasa 29,

Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 8, No. 2 Juni 2012 ETIKA PERGAULAN MAHASISWA KOS DALAM PERSPEKTIF MASYARAKAT DUKUH KRUWED SELOKERTO SEMPOR

HUBUNGAN PENGETAHUAN MAHASISWA KEBIDANAN TINGKAT III TENTANG SADARI DENGAN FREKUENSI MELAKUKAN SADARI. Nanik Nur Rosyidah

DEWI SUSANTI ( S)

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU REMAJA TERHADAP PERSONAL HYGIENE (GENETALIA) SAAT MENSTRUASI DI SMAN 2 CIKARANG UTARA TAHUN 2015

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG IMUNISASI DI PUSKESMAS PEMBANTU BATUPLAT

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN UNINTENDED PREGNANCY PADA REMAJA DI PUSKESMAS GAMPING I SLEMAN NASKAH PUBLIKASI

ABSTRAK. Gambaran Pengetahuan Dan Sikap Remaja Putri Tentang Kehamilan Usia Dini Di Desa Swadaya Kecamatan Libureng Kabupaten Bone Tahun 2015

BAB I PENDAHULUAN. menyenangkan. Apalagi pada masa-masa sekolah menengah atas. Banyak alasan. sosial yang bersifat sementara (Santrock, 1996).

PERAN ORANG TUA DAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG PUBERTAS DI SALAH SATU SMP NEGERI BOYOLALI

Eka Sofiyatul Luthfiyah Zebua ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN. Remaja merupakan tahapan seseorang dimana ia berada di antara fase anak

Jurnal Keperawatan, Volume IX, No. 2, Oktober 2013 ISSN HUBUNGAN USIA IBU DENGAN KOMPLIKASI KEHAMILAN PADA PRIMIGRAVIDA

Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 8, No. 3, Oktober 2012

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh : NUR ALIEF MAHMUDAH

Hubungan Pengetahuan dengan Sikap Ibu Hamil tentang Pemanfaatan Kelas Ibu Hamil di Desa Nagrak Kecamatan Cianjur Kabupaten Cianjur

Dinamika Kebidanan vol. 2 no. 1. Januari 2012 STUDI DISKRIPTIF TENTANG GAYA PACARAN SISWA SMA KOTA SEMARANG. Asih Nurul Aini.

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN KECEMASAN MENGHADAPI MENARCHE PADA SISWI KELAS VI

Oleh : Rita Nurhayati, Ruri Yuni Astari, M.Keb SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes) YPIB MAJALENGKA ABSTRAK

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TRIMESTER I TENTANG ANTENATAL CARE DIPUSKESMAS JEPON KABUPATEN BLORA. Oleh

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN PELAKSANAAN METODE PENUGASAN DALAM MODEL PRAKTEK KEPERAWATAN PROFESIONAL (MPKP) DI RSUD WATES

BAB I PENDAHULUAN. dari kemacetan hingga persaingan bisnis serta tuntutan ekonomi kian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. terselesaikan hingga sekarang. Pada tahun 2013 Wolrd Health Organization

BAB I PENDAHULUAN. Perilaku seksual khususnya kalangan remaja Indonesia sungguh

SIKAP REMAJA PUTRI USIA TAHUN TENTANG MENARCHE DI SMP N BANDARKEDUNGMULYO KABUPATEN JOMBANG ABSTRAK

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KB SUNTIK 3 BULAN DENGAN KEPATUHAN IBU MELAKUKAN KUNJUNGAN ULANG DI SIDOHARJO

PENGARUH PROMOSI KESEHATAN TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA TENTANG SEKS PRANIKAH DI SMA MUHAMMADIYAH 4 KARTASURA

PENGARUH PENYULUHAN MENARCHE TERHADAP TINGKAT KECEMASAN MENGHADAPI MENARCHE SISWI KELAS V DAN VI DI SD NEGERI BERBAH 1 SLEMAN NASKAH PUBLIKASI

Transkripsi:

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG ABORSI TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA PUTRI TENTANG ABORSI DI SMK WIDYA PRAJA UNGARAN Fera Yulistina 030112b022 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Ngudi Waluyo Ungaran Progran Studi Diploma IV Kebidanan e-mail : ferayulistina@gmail.com ABSTRAK Banyaknya kasus aborsi khususnya dikalangan remaja terjadi akibat kesenjangan informasi terhadap kesehatan reproduksi. Berdasarkan data yang diperoleh dari 10 siswi didapatkan 7 siswi belum mengerti tentang aborsi, dan sikap terhadap tindakan aborsi 4 siswi bersikap positif, 1 siswi bersikap netral, dan 5 sisiwi bersikap. Informasi sangat penting diberikan untuk meningkatkan pengetahuan dan memberikan sikap yang positif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan dan sikap remaja putri tentang aborsi di SMK Widya Praja Ungaran kelas XI. Penelitian ini menggunakan desain penelitian pra eksperimen dengan rancangan pre testpost test with control group design. Populasi dalam penelitian yaitu siswi SMK Widya Praja Ungaran Kelas XI sejumlah 248, sampel penelitian meliputi 30 siswi kelas XI SMK Widya Praja Ungaran dengan menggunakan teknik simple random sampling. Alat ukur dalam penelitian ini menggunakan kuesioner. Analisis data yang digunakan uji t-test. Hasil penelitian pada kelompok intervensi terhadap pengetahuan remaja putri 7 reponden (46,7%) kategori pengetahuan cukup dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan tentang aborsi sebanyak 9 responden (60,0%) kategori pengetahuan baik dengan p value 0,000 < α (0,05), sikap remaja putri sebanyak 9 responden (60,0%) bersikap negatif dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan tentang aborsi sebanyak 13 (86,7%) bersikap positif dengan p value 0,000 < α (0,05). Ada pengaruh pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan remaja putri tentang aborsi dengan p value 0,001 < α (0,05). Ada pengaruh pendidikan kesehatan terhadap sikap remaja putri tentang aborsi dengan p value 0,008 < α (0,05). Saran yang bisa disampaikan peneliti yaitu diharapkan menambah pengetahuan remaja putri dan menghilangkan anggapan bahwa aborsi boleh dilakukan pada kehamilan yang tidak dikehendaki, pihak sekolah dapat memberikan informasi tentang kesehatan reproduksi lebih dini kepada para siswa. Kata kunci : Pengetahuan, Sikap, aborsi PENDAHULUAN Kesehatan reproduksi remaja adalah suatu kondisi sehat yang menyangkut sistem, fungsi dan proses reproduksi yang dimiliki oleh remaja. Pengertian sehat disini tidak semata-mata berarti bebas penyakit atau bebas dari kecacatan namun juga sehat secara mental serta sosial kultural (Marmi., 2013). Remaja tidak lepas dari beberapa permasalahan yang selalu menjadi kondisi tertentu dalam tahap masa remaja. Masalah remaja dikenal dengan masa Kenakalan Remaja. Kenakalan remaja biasanya identik dengan perilaku dan sikap menyimpang dari remaja (Kartini, 2010). Salah satu contoh kenakalan remaja adalah seks bebas atau free seks dimana kenakalan remaja tersebut merupakan salah satu kondisi yang sekarang ini banyak terjadi dikalangan anak muda atau remaja. Bahkan hal tersebut dianggap 1

sebagai hal yang wajar dan biasa. Perggaulan yang salah menyebabkan hal tersebut menjadi ciri dari anak muda atau remaja yang gaul atau dibilang up todate. Banyak remaja yang menjadikan seks bebas sebagai bagian dalam kehidupan mereka dalam bergaul dengan lawan jenis maupun dengan yang lain (Kartini, 2010). Dampak pergaulan bebas dikalangan remaja mengantarkan pada kegiatan menyimpang seperti seks bebas atau seks pranikah sehingga mengakibatkan menularnya penyakit kelamin dan terjadinya kehamilan yang tidak diinginkan (KTD). Ada 2 hal yang bisa dilakukan oleh remaja, yaitu mempertahankan kehamilan atau mengakhiri kehamilan dengan cara aborsi (Soetjiningsih, 2009). Aborsi (abortus) adalah berakhir atau gugurnya kehamilan sebelum kandungan mencapai usia 20 minggu, yaitu sebelum janin dapat hidup di luar kandungan secara mandiri (Kusmiran, 2012). Aborsi yang dilakukan oleh remaja pada umunya adalah aborsi ilegal yang dilarang oleh pemerintah dan dilakukan dengan cara cara yang tidak aman, misalnya meminta bantuan dukun beranak, minum ramuan peluntur dan lain-lain. Oleh karena itu aborsi yang dilakukan sering mengancam keselamatan wanita yang melakukan aborsi, hal tersebut akan menyebabkan tingginya angka kematian wanita karena melakukan aborsi (Soetjiningsih, 2009). Menurut organisasi kesehatan dunia (WHO) secara global terdapat 28 kasus aborsi per 1.000 perempuan setiap tahunnya. Angka kejadian aborsi di Indonesia berkisar antara 2-2,6 juta pertahun. Berdasarkan data Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI, Rakyat Merdeka, Tahun 2006) yang merujuk pada data Terry Hull dkk (1993) dan Utomo dkk (2011) didapatkan bahwa 2,5 juta perempuan pernah melakukan aborsi per tahun, 27 % (sekitar 700.000) dilakukan oleh remaja dan sebagian besar dilakukan secara tidak aman (BKKBN, 2011) METODE Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pra eksperiment design dengan menggunakan pre test-post test with control group design, yaitu dimana sebelum diberikan intervensi dilakukan pre test (01) pada kedua kelompok tersebut dan diikuti intervensi (X) pada kelompok eksperimen setelah beberapa waktu, dilakukan post test (02) pada kedua kelompok tersebut. Polulasi penelitian 248 responden dengan menggunakan Simple Random Sampling didapat 30 responden. Untuk mengetahui perbedaan pengetahuan dan sikap remaja putri tentang aborsi sebelum dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol menggunakan uji paired t-test dengan nilai r lebih dari dari 0,05. Pengaruh pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan dan sikap remaja tentang aborsi menggunakan uji independent t-test dengan nilai r lebih dari 0,05. HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Univariat Gambaran Pengetahuan Remaja Putri tentang Aborsi Sebelum Diberikan Pendidikan Kesehatan pada Kelompok Intervensi dan Kontrol Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pengetahuan Remaja Putri tentang Aborsi Sebelum Diberikan Pendidikan Kesehatan pada Kelompok Intervensi di SMK Widya Praja Ungaran, 2014 Pengetahuan Kurang Cukup Baik 7 46,7 2 13,3 6 40,0 2

Berdasarkan tabel 5.1 diketahui bahwa sebelum diberikan pendidikan kesehatan tentang aborsi, sebagian besar pengetahuan responden kelompok 70 intervensi dalam kategori kurang, yaitu sejumlah 7 remaja (46,7%), dan untuk kategori baik sejumlah 6 remaja (40,0%). Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pengetahuan Remaja Putri tentang Aborsi Sebelum Diberikan Pendidikan Kesehatan pada Kelompok Kontrol di SMK Widya Praja Ungaran, 2014 Pengetahuan Kelompok Kontrol Kurang Cukup Baik 4 26,7 6 40,0 5 33,3 Berdasarkan tabel 5.2 diketahui bahwa sebelum diberikan pendidikan kesehatan tentang aborsi, sebagian besar pengetahuan responden kelompok kontrol dalam kategori cukup, yaitu sejumlah 6 remaja (40,0%), dan untuk kategori baik sejumlah 5 remaja (33,3%). Gambaran Sikap Remaja Putri tentang Aborsi Sebelum Diberikan Pendidikan Kesehatan pada dan Kontrol Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Sikap Remaja Putri tentang Aborsi Sebelum Diberikan Pendidikan Kesehatan pada Kelompok Intervensi di SMK Widya Praja Ungaran, 2014 Sikap Negatif Positif 9 6 60,0 40,0 Berdasarkan tabel 5.3 diketahui bahwa sebelum diberikan pendidikan kesehatan tentang aborsi, sebagian besar responden kelompok intervensi memiliki sikap negatif tentang aborsi, yaitu sejumlah 9 remaja (60,0%), dan sikap positif tentang aborsi sejumlah 6 remaja (40,0%). Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Sikap Remaja Putri tentang Aborsi Sebelum Diberikan Pendidikan Kesehatan pada Kelompok Kontrol di SMK Widya Praja Ungaran, 2014 Sikap Kelompok Kontrol Negatif Positif 8 7 53,3 46,7 Berdasarkan tabel 5.4 diketahui bahwa sebelum diberikan pendidikan kesehatan tentang aborsi, sebagian besar responden kelompok kontrol memiliki sikap negatif tentang aborsi, yaitu sejumlah 8 remaja (53,3%), dan sikap positif tentang aborsi sejumlah 7 remaja (46,7%). Gambaran Pengetahuan Remaja Putri tentang Aborsi Sesudah Diberikan Pendidikan Kesehatan pada Kelompok Intervensi dan Kontrol Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pengetahuan Remaja Putri tentang Aborsi Sesudah Diberikan Pendidikan Kesehatan pada Kelompok Intervensi di SMK Widya Praja Ungaran, 2014 Pengetahuan Kurang Cukup Baik 0 0 6 40,0 9 60,0 Berdasarkan tabel 5.4 diketahui bahwa sesudah diberikan pendidikan kesehatan tentang aborsi, sebagian besar responden kelompok intervensi telah memiliki pengetahuan baik tentang aborsi, yaitu sejumlah 9 remaja (60,0%), dan yang memiliki pengetahuan cukup yaitu sejumlah 6 remaja (40,40%). 3

Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi Post Test Berdasarkan Pengetahuan Remaja Putri tentang Aborsi terhadap Kelompok Kontrol di SMK Widya Praja Ungaran, 2014 Pengetahuan Kelompok Kontrol Kurang Cukup Baik 3 7 5 20,0 46,7 33,3 Berdasarkan tabel 5.5 diketahui bahwa sesudah diberikan pendidikan kesehatan tentang aborsi, responden kelompok kontrol yang memiliki pengetahuan baik tentang aborsi, yaitu sejumlah 5 remaja (33,3), dan yang memiliki pengetahuan cukup yaitu sejumlah 7 remaja (46,7%). Gambaran Sikap Remaja Putri tentang Aborsi Sesudah Diberikan Pendidikan Kesehatan pada dan Kontrol Tabel 5.7 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Sikap Remaja Putri tentang Aborsi Sesudah Diberikan Pendidikan Kesehatan pada Kelompok Intervensi di SMK Widya Praja Ungaran, 2014 Sikap Negatif Positif 2 13 13,3 86,7 Berdasarkan tabel 5.6 diketahui bahwa sesudah diberikan pendidikan kesehatan tentang aborsi, sebagian besar responden kelompok intervensi telah memiliki sikap positif tentang aborsi, yaitu sejumlah 13 remaja (86,7%), sedangkan yang memiliki sikap negatif yaitu sejumlah 2 remaja (13,3%). Tabel 5.8 Distribusi Frekuensi Post Test Berdasarkan Sikap Remaja Putri tentang Aborsi pada Kelompok Kontrol di SMK Widya Praja Ungaran, 2014 Sikap Kelompok Kontrol Negatif Positif 7 8 46,7 53,3 Berdasarkan tabel 5.7 diketahui bahwa sesudah diberikan pendidikan kesehatan tentang aborsi, responden kelompok kontrol memiliki sikap positif tentang aborsi, yaitu sejumlah 8 remaja (53,3%), sedangkan yang memiliki sikap negatif tentang aborsi uaitu sejumlah 7 remaja (46,7%). Analisis Bivariat 1. Perbedaan Pengetahuan Remaja Putri tentang Aborsi Sebelum dan Sesudah diberikan pendidikan kesehatan pada Hasil dari uji paired t-test diperoleh bahwa p-value 0,000 < α (0,05), ini menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan pengetahuan remaja putri tentang aborsi sebelum dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan pada kelompok intervensi di SMK Widya Praja Ungaran. 2. Perbedaan Sikap Remaja Putri tentang Aborsi Sebelum dan Sesudah Diberikan Pendidikan Kesehatan pada Hasil dari uji paired t-test diperoleh dengan p-value sebesar 0,000. Terlihat bahwa p-value 0,000 < α (0,05), ini menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan sikap remaja putri tentang aborsi sebelum dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan pada kelompok intervensi di SMK Widya Praja Ungaran. 3. Perbedaan Pengetahuan Remaja Putri tentang Aborsi Sebelum dan Sesudah Perlakuan pada Kelompok Kontrol Hasil dari uji paired t-test, diperoleh dengan p-value 0,843. Terlihat bahwa p-value 0,843 > α (0,05), ini menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan 4

pengetahuan remaja putri tentang aborsi sebelum dan sesudah perlakuan pada kelompok kontrol di SMK Widya Praja Ungaran. 4. Perbedaan Sikap Remaja Putri tentang Aborsi Sebelum dan Sesudah Perlakuan pada Kelompok Kontrol Hasil dari uji paired t-test, didapatkan dengan p-value sebesar 0,610. Terlihat bahwa p-value 0,610 > α (0,05), ini menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan sikap remaja putri tentang aborsi sebelum dan sesudah perlakuan pada kelompok kontrol di SMK Widya Praja Ungaran. 5. Pengaruh Pendidikan Kesehatan terhadap pengetahuan Remaja Putri tentang Aborsi Untuk menguji pengaruhi ini, dilakukan uji perbedaan pengetahuan sesudah diberikan pendidikan kesehatan antara kelompok intervensi dan kontrol. Jika terdapat perbedaan secara bermakna diantara kelompok intervensi dan kontrol (p-value < 0,05), maka ada pengaruh pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan remaja putri tentang aborsi. Hasil dari uji ini disajikan berikut ini. Hasil dari uji t independen, didapatkan nilai p-value sebesar 0,001. Oleh karena p-value 0,001 < α (0,05), maka dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan yang signifikan pengetahuan remaja putri tentang aborsi sesudah diberikan pendidikan kesehatan antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol di SMK Widya Praja Ungaran. Ini juga berarti bahwa ada pengaruh yang signifikan pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan remaja putri tentang aborsi di SMK Widya Praja Ungaran. 6. Pengaruh Pendidikan Kesehatan terhadap Sikap Remaja Putri tentang Aborsi Hasil dari uji t independen, didapatkan nilai p-value sebesar 0,008. Oleh karena p-value 0,008 < α (0,05), maka dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan yang signifikan sikap remaja putri tentang aborsi sesudah diberikan pendidikan kesehatan antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol di SMK Widya Praja Ungaran. Ini juga menunjukkan bahwa ada pengaruh yang signifikan pendidikan kesehatan terhadap sikap tentang aborsi pada remaja putri di SMK Widya Praja Ungaran. PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dan telah dihubungkan dengan teori-teori yang ada maka di dapatkan hasil pembahasan sebagai berikut. Analisa Uivariat Gambaran Umum Pengetahuan Remaja Putri tentang Aborsi sebelum diberikan Pendidikan Kesehatan tentang Aborsi pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol di SMK Widya Praja Ungaran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan remaja putri tentang aborsi sebelum diberikan Pendidikan Kesehatan tentang Aborsi di SMK Widya Praja Ungaran pada kelompok intervensi dalam kategori pengetahuan kurang yaitu sebanyak 7 responden (46,7%). Sedangkan kelompok kontrol 6 responden (40,0%) termasuk kategori pengetahuan cukup. Responden yang memiliki pengetahuan kurang tentang aborsi, dapat terlihat pada pernyataan tentang jenis aborsi yang disengaja karena malu hamil di luar nikah sebanyak responden 86,7% responden belum menjawab dengan benar, pernyataan tentang jenis-jenis aborsi ilegal dan medis sebanyak responden 53,3% belum menjawab dengan benar, dan pada pernyataan tentang dampak dari aborsi yang tidak aman sebanyak responden 60,0% belum menjawab dengan benar. Pengetahuan responden kurang terutama dalam hal pengetahuan tentang aborsi yang disengaja karena hamil diluar nikah, meraka berpendapat dan 5

membenarkan tindakan aborsi karena hamil diluar nikah, responden belum sepenuhnya mengetahui jenis-jenis aborsi, sehingga mereka hanya memandang jika aborsi hanya dilakukan terhadap kehamilan yang tidak dikehendaki. Meskipun banyak cara untuk mendapatkan informasi di media massa tentang aborsi. Namun tidak semua sumber dapat memberikan informasi yang benar sehingga belum dapat dipahami dengan baik terhadap remaja saat ini. Untuk pembelajaran di sekolah mereka hanya medapatkan materi tentang kesehatan reproduksi secara umum, dan lebih ditekankan pada pembelajaran tiap-tiap jurusan di SMK. Hal tersebut dapat mempengaruhi kurangnya pemahaman responden tentang aborsi. Remaja mempunyai sifat ingin tahu dan mencoba hal-hal baru termasuk ketertarikan dengan lawam jenis, sementara ini rendahnya informasi dan pengetahuan remaja akan kesehatan reproduksi serta informasi dari sumber yang salah, akan mengakibatkan remaja aktif seksual sebelum tercapai kematangan mental dan spiritual (Muhammad, 2006). Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (ovent behavior). Dari pengalaman dan penelitian ternyata perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan (Notoatmodjo, 2003). Gambaran Pengetahuan Remaja Putri tentang Aborsi sesudah diberikan Pendidikan Kesehatan tentang Aborsi pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol di SMK Widya Praja Ungaran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan remaja putri tentang aborsi sesudah diberikan Pendidikan Kesehatan tentang aborsi pada kelompok intervensi dalam kategori pengetahuan baik sebanyak 9 responden (60,0%) sedangkan pada kelompok kontrol yang merupakan kriteria pengetahuan baik hanya 5 responden (33,3%). Responden yang memiliki pengetahuan baik tentang aborsi, yaitu responden yang mampu menjawab pernyataan yang diberikan tentang aborsi, yang meliputi pengertian aborsi sebanyak 100% responden menjawab dengan benar, klasifikasi aborsi yang disengaja dan aborsi yang tidak disengaja sebanyak 93,3 % responden menjawab dengan benar, serta dampak bagi yang melakukan aborsi yang disengaja baik dampak fisik ataupun dampak psikologis bagi yang melakukan aborsi sebanyak 80,0% - 1005 responden menjawab dengan benar. Dimana sebagian besar responden memilki pengetahuan baik setelah mendapatkan pendidikan kesehatan tentang aborsi. Pengetahuan adalah hasil pengindraan manusia atau hasil tahu seseorang terhadap objek. Dengan sendirinya pada waktu penginderaan sampai menghasilkan pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek. Sebagian besar pengetahuan seseorang diperoleh melalui indera pendengaran dan indera penglihatan. Pengetahuan seseorang terhadap objek mempunyai intensitas atau tingkatan yang berbeda-beda (Notoatmodjo, 2010). Pendidikan kesehatan berdasarkan keterampilan merupakan suatau pendekatan untuk menciptakan dan memelihara gaya hidup sehat melalui pengembangan pengetahuan, sikap, dan terutama keterampilan dengan menggunakan berbagai pengalaman belajar. Hasil dari penyelenggraan pendidikan adalah peningkatan kepedulian terhadap ancaman kesehatan, rasa tanggung jawab terhadap kesehatan, dan informasi tentang cara-cara menghindari resiko penyakit serta bagaimana menciptakan lingkungan untuk hidup sehat (Notoatmodjo, 2012). 6

Sikap Remaja Putri tentang Aborsi sebelum diberikan Pendidikan Kesehatan tentang Aborsi pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol di SMK Widya Praja Ungaran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sikap remaja putri tentang aborsi sebelum diberikan Pendidikan Kesehatan tentang Aborsi di SMK Widya Praja Ungaran pada kelompok intervensi dalam kategori sikap negatif yaitu sebanyak 9 responden (60,0%). Sedangkan kelompok kontrol untuk kategori sikap negatif 8 responden (53,3%). Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatau stimulasi atau objek, sikap secara nyata menunjukkan konotasi adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu yang dalam kehidupan sehari-hari merupakan suatu reaksi yang bersifat emosional terhadap stimulus sosial (Notoatmodjo, 2003). Pengetahuan atau informasi yang benar tentang suatu objek adalah hal paling utama untuk membentuk suatu konsep yang benar terhadap sesuatu sehingga proses perubahan perilaku secara berurutan dapat terbentuk secara optimal. Perubahan perilaku tersebut dapat dilakukan melalui pemberian pendidikan kesehatan. Dimana tujuan pendidikan kesehatan itu sendiri adalah menanamkan pengetahuan, dengan harapan agar pengetahuan tersebut dapat membentuk sikap yang pada gilirannya akan mempengaruhi perilaku (Pickett & George, 2008). Gambaran Sikap Remaja Putri tentang Aborsi sesudah diberikan Pendidikan Kesehatan tentang Aborsi pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol di SMK Widya Praja Ungaran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sikap remaja putri tentang aborsi sesudah diberikan Pendidikan Kesehatan tentang Aborsi di SMK Widya Praja Ungaran pada kelompok intervensi dalam kategori sikap positif yaitu sebanyak 13 responden (86,7%). Sedangkan kelompok kontrol untuk kategori sikap positif 8 responden (53,3%). Sikap remaja putri sesudah diberikan pendidikan kesehatan tentang Sikap merupakan pernyataan evaluatif terhadap objek, orang atau peristiwa sehingga hal ini mencerminkan perasaan seseorang terhadap sesuatu (Budiman & Riyanto, 2013). Terdapat perubahan sikap remaja setelah dilakukan pendidikan kesehatan tentang aborsi, sehingga sebagian besar remaja bersikap positif terhadap tindakan aborsi, hal ini sesuai dengan konsep yang telah ada bahwa sikap dan perilaku seseorang dalam memberikan tanggapan dan respon terhadap stimulasi tertentu dapat dipengaruhi oleh pengetahuan seseorang yang didapat berdasarkan dari proses belajar ataupun pengaruh dari lingkungan. Perubahan perilaku sebagai hasil pendidikan atau promosi kesehatan terjadi secara bertingkat. Pemberian informasi melalui pendidikan kesehatan sebagai bagian dari promosi kesehatan akan meningkatkan sikap terhadap kesehatan, selanjutnya akan berakibat terhadap perubahan praktik hidup sehat (Notoatmodjo, 2012). Analisa Bivariat Perbedaan Pengetahuan Remaja Putri Sebelum dan Sesudah diberikan Pendidikan Kesehatan tentang Aborsi di SMK Widya Praja Ungaran Pada Hasil uji statistik menunjukkan ratarata pengetahuan remaja putri tentang aborsi sebelum diberikan pendidikan kesehatan tentang aborsi pada kelompok intervensi 11,73. Sedangkan rata-rata pengetahuan remaja putri tentang aborsi sesudah diberikan pendidikan kesehatan tentang aborsi 14,33. Hasil uji paired t test didapatkan nilai pvalue sebesar 0,000 oleh karena pvalue < α (0,05) maka dapat dikatakan bahwa ada perbedaan pengetahuan remaja putri tentang aborsi 7

sebelum dan sesudah pemberiaan pendidikan kesehatan tentang Aborsi. Pengetahuan remaja putri tentang aborsi sebelum diberikan pendidikan kesehatan pada kelompok intervensi dalam skor tertinggi termasuk dalam kategori pengetahuan kurang, dimana responden kurang memiliki pengetahuan tentang pengertian dari aborsi, klasifikasi aborsi dan akibat dari aborsi yang tidak aman. Setelah responden mendapatkan pendidikan kesehatan tentang aborsi yang dapat meningkatkan pengetahuan responden tentang pengertian aborsi, klasifikasi aborsi, dan akibat dari tindakan aborsi. Beberapa responden yang memiliki pengetahuan baik dan cukup juga meningkat dari yang sebelum diberikan pendidikan kesehatan mereka hanya mengetahui pengertian aborsi, dan belum sepenuhnya mengetahui jenis dari aborsi serta dampak dari aborsi, sehingga setelah diberikan pendidikan kesehatan tentang aborsi responden yang masuk dalam kategori baik dan cukup bertambah pengetahuannya dan memahami tentang pengertian aborsi, klasifikasi aborsi, dan akibat dari tindakan aborsi. Menurut Machfoed (2008) pendidikan kesehatan adalah kegiatan pendidikan kesehatan yang dilakukan dengan menyebarkan pesan dan menanamkan keyakinan, sehingga masyarakat tidak saja sadar, tahu, dan mengerti, tetapi mau dan melakukan suatu anjuran yang ada hubungannya dengan kesehatan, menurut Nugroho (2010), tujuan pendidikan kesehatan dibedakan menjadi dua yaitu mengubah sikap dan perilaku individu, kelompok, masyarakat dibidang kesehatan sebagai sesuatu yang bernilai dimasyarakat dan supaya masyarakat memiliki pngertian yang lebih baik tentang eksistensi dan perubahanperubahan system dan cara memanfaatkannya dengan efektif dan efisien. Perbedaan Pengetahuan tentang aborsi Sebelum Dan Sesudah Diberikan Pendidikan Kesehatan Pada Kelompok Kontrol Hasil penelitian menunjukkan ratarata pengetahuan remaja putri tentang aborsi pada kelompok kontrol sebelum deberikan pendidikan kesehatan sebesar 11,07, sedangkan pengetahuan remaja putri tentang aborsi sesudah diberikan pendidikan kesehatan pada kelompok kontrol sebesar 11,13. Hasil uji paired t test didapatkan nilai dengan p value sebesar 0,843. Oleh karena p value sebesar 0,843 ( p value > α) maka dapat dikatakan bahwa tidak ada perbedaan pengetahuan remaja putri tentang aborsi sebelum dan sesudah pemberian pendidikan tentang Aborsi. Pengetahuan responden tentang aborsi sebelum dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan pada kelompok kontrol tidak ada perbedaan sebagian besar responden dari kelompok kontrol hanya memiliki pengetahuan cukup dan beberapa diantaranya memiliki pengetahuan baik. Sebagian besar responden kelompok kontrol tidak memahami klasifikasi dari aborsi dan akibat dari tindakan aborsi. Kelompok kontrol merupakan kelompok yang tidak diberikan perlakuan, sehingga tidak terdapat perbedaan setelah perlakuan, pengetahuan responden pada kelompok kontrol sebagian besar masuk dalam ketegori pengetahuan cukup. Kelompok kontrol tidak diberikan perlakuan apapun saat penelitian. Adanya perbedaan pengetahuan sebelum dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan dikarenakan terpengaruhnya jawaban pada posttest terhadap pertanyaan yang sama antara pretest dan posttest. Hal tersebut dikarenakan pengalaman responden pada kelompok kontrol setelah pengisian kuisioner pretest. Pengalaman diartikan sebagai sesuatu yang pernah dialami (dijalani, dirasai, dan ditanggung). Pengalaman merupakan hal yang sangat penting bagi manusia, dan pengalaman juga tidak dapat diberikan kepada siapa 8

saja untuk digunakan dan menjadi pedoman serta pembelajaran. Perbedaan Sikap tentang Aborsi Sebelum dan Sesudah Diberikan Pendidikan Kesehatan tentang Aborsi Pada Kelompok Intervensi Hasil penelitian menunjukkan ratarata sikap remaja putri tentang aborsi pada kelompok intervensi sebelum deberikan pendidikan kesehatan sebesar 28,80, sedangkan sikap remaja putri tentang aborsi sesudah diberikan pendidikan kesehatan pada kelompok intervensi sebesar 33,73. Hasil uji paired t test didapatkan nilai dengan pvalue sebesar 0,000. Oleh karena pvalue sebesar 0,000 ( pvalue < α) maka dapat dikatakan bahwa ada perbedaan sikap remaja putri tentang aborsi sebelum dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan tentang Aborsi. Sikap remaja putri Kelas XI SMK Widya Praja sebelum diberikan pendidikan kesehatan pada kelompok intervensi dalam kategori sikap negatif, dimana responden antara lain berpendapat bahwa menggugurkan kandungan adalah hak bagi siapa saja, dan antara lain responden juga berpendapat bahwa aborsi boleh dilakukan karena kehamilan yang tidak dikehendaki. Sikap negatif dari responden yang sebelum diberikan pendidikan kesehatan kemudian mengalami perubahan bersikap positif berdasarkan informasi yang telah didapatkan dari perlakuan yang diberikan. Namun ada juga 2 responden yang masih bersikap negatif tentang aborsi setelah diberikan pendidikan kesehatan tentang aborsi. Dimana, mereka berpendapat bahwa aborsi boleh dilakukan karena kehamilan yang tidak dikehendaki, pengguguran kandungan boleh dilakukan selain dengan indikasi medis, serta mereka berpendapat bahwa aborsi adalah hak bagi setiap orang. Hal tersebut dapat terjadi dengan berbagai macam alasan aborsi ilegal yang diungkapkan oleh para remaja antara lain yaitu menutupi rasa malu karena hamil di luar nikah, tekanan dari keluarga karena kehamilan yang tidak dikehendaki, dan merka berpendapat bahwa aborsi adalah hak bagi siapa saja. Alasan-alasan tersebut adalah tindakan rasional serta tindakan afektif yang dapat diklasifikan dalam klasifikasi tindakan sosial. Sesuai dengan teori Azwar (2013) tentang komponen sikap dalam komponen afektif merupakan perasaan individu terhadap objek sikap dan menyangkut masalah emosi. Aspek emosional inilah yang biasanya berakar paling dalam sebagai komponen sikap dan merupakan aspek yang paling bertahan terhadap pengaruh-pengaruh yang mungkin akan mengubah sikap seseorang. Remaja sebenarnya menyadari bahwa aborsi adalah suatu hal yang berdosa dan dilarang oleh hukum maupun agama, namun pada saat yang sama, mereka berpikir bahwa aborsi adalah satusatunya jalan yang memungkinkan pada saat itu. Makna dan tindakan ini terbentuk dari interaksi-interaksi yang terjadi antara remaja dengan lingkungan pergaulannya yang memaklumi aborsi ilegal, sehingga para remaja terkesan memperbolehkan aborsi ilegal yang telah dilakukan. Pendidikan kesehatan pada hakikatnya adalah suatu kegiatan atau usaha untuk menyampaikan pesan kesehatan kepada masyarakat, kelompok, atau individu. Dengan harapan bahwa dengan adanya pesan tersebut masyarakat, kelompok, atau individu dapat memperoleh pengetahuan kesehatan yang lebih baik. Akhirnya pengetahuan tersebut diharapkan dapat mempengaruhi sikap dan perilakunya (Maulana, 2007). Perbedaan Sikap tentang Aborsi Sebelum dan Sesudah Diberikan Pendidikan Kesehatan tentang Aborsi Pada Kelompok Kontrol Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan rata-rata sikap remaja putri tentang aborsi pada kelompok kontrol sebelum diberikan pendidikan kesehatan tentang aborsi sebesar 29,67, sedangkan sikap remaja putri tentang 9

aborsi sesudah diberikan pendidikan kesehatan pada kelompok kontrol sebesar 30,07. Hasil uji paired t test didapatkan nilai dengan pvalue sebesar 0,610. Oleh karena pvalue sebesar 0,610 ( pvalue > α) maka dapat dikatakan bahwa tidak ada perbedaan sikap remaja putri tentang aborsi sebelum dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan tentang Aborsi. Sikap remaja putri Kelas XI SMK Widya Praja sebelum diberikan pendidikan kesehatan pada kelompok kontrol dalam kategori sikap negatif, dimana responden antara lain berpendapat bahwa menggugurkan kandungan adalah hak bagi siapa saja, dan antara lain responden juga berpendapat bahwa aborsi boleh dilakukan karena kehamilan yang tidak dikehendaki. Tidak ada perbedaan sikap remaja putri tentang aborsi sebelum dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan tentang aborsi pada kelompok kontrol, dikarenakan kelompok kontrol adalah kelompok yang tidak diberikan perlakuan sehingga sikap negatif dari responden yang sebelum dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan karena kurangnya informasi yang tidak didapatkan dari pelakuan yang diberikan. Dapat dikatakan bahwa informasi yang diberikan melalui pendidikan kesehatan terhadap responden dapat mempengaruhi pola fikir dan selanjutnya akan mempengaruhi sikap dan perilaku responden dal ini sesuai dengan pendapat Azwar (2013) yang berasumsi bahwa adanya informasi baru mengenai sesuatu hal, dalam hal ini adalah tindakan aborsi, memberikan landasan kognitif baru bagi terbentuknya sikap terhadap hal tersebut. Pesan-pesan sugestif yang dibawa oleh informasi apabila cukup kuat akan memberi dasar afektif dalam menilai, sehingga terbentuklah arah sikap tertentu. Untuk itu, informasi tentang aborsi yang tidak diperoleh oleh kelompok kontrol tidak merubah pandangan dalam pembentukan sikap remaja putri terhadap tindakan aborsi. Pengaruh Pendidikan Kesehataan tentang Aborsi Terhadap Pengetahuan Remaja Putri tentang Aborsi Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan rata-rata pengetahuan remaja putri tentang aborsi pada kelompok kontrol sesudah diberikan pendidikan kesehatan sebesar 11,13, sedangkan rata-rata pengetahuan remaja putri tentang aborsi pada kelompok intervensi sesudah diberikan pendidikan kesehatan tentang aborsi sebesar 14,33. Diperoleh pula bahwa hasil uji independen t-test menunjukkan nilai pvalue sebesar 0,001 < α (α= 0,05). Hal tersebut menunjukkan bahwa ada pengaruh pendidikan kesehatan tentang aborsi terhadap penegtahuan remaja putri tentang aborsi pada kelas XI SMK Widya Praja Ungaran. Pengetahuan merupakan hasil tahu yang diartikan sebagai mengingat materi yang telah dipelajari sebelumnya dan seluruh rangsangan yang diterima, dari intervensi yang diberikan responden akan tahu tentang aborsi, dari tahu maka mereka akan memahami artinya kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dimana dapat menginterpretasikan secara benar. Aplikasi merupakan suatu kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi ataupun kondisi riil (sebenarnya). Analisis sebagai kemampuan untuk menyatakan materi atau suatu objek kedalam komponen-komponen. Sintesis merupakan kemampuan untuk menyusun fenomenal baru dari fenomenal yang ada. Dan yang terakhir yaitu evaluasi yang merupakan kemampuan untuk melakukan penilaian terhadap suatu materi atau objek (Notoatmodjo, 2003). Adanya pengaruh pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan remaja putri tentang aborsi pada kelompok intervensi di pengaruhi oleh pendidikan kesehatan atau perlakuan yang diberikan dimana informasi yang didapatkan akan diketahui, dipahami dan dapat dievaluasi sehingga akan merubah pengetahuan yang 10

sebelum diberikan pengetahuan tidak tahu maka akan menjadi tahu. Menurut Notoatmodjo (2007), pendidikan secara umum adalah segala upaya yang direncanakan untuk mempengaruhi orang lain, baik individu, kelompok, atau masyarakat, sehingga mereka melakukan apa yang diharapkan oleh pelaku pendidik. Sedangkan pendidikan kesehatan adalah aplikasi atau penerapan pendidikan di dalam bidang kesehatan. Unsur-unsur dari pendidikan yakni, input (sasaran pendidikan individu, kelompok, masyarakat) dan pendidik, proses (upaya yang direncanakan untuk mempengaruhi orang lain), output (hasil yang diharapkan). Hasil (output) yang diharapkan dari suatu pendidikan kesehatan adalah perilaku kesehatan, atau perilaku untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan yang kondusif. Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap Sikap Remaja Putri tentang Aborsi Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan rata-rata sikap remaja putri tentang aborsi pada kelompok kontrol sesudah diberikan pendidikan kesehatan sebesar 30,07, sedangkan rata-rata sikap remaja putri tentang aborsi pada kelompok intervensi sesudah diberikan pendidikan kesehatan tentang aborsi sebesar 33,73. Diperoleh pula bahwa hasil uji independen t-test menunjukkan nilai p value sebesar 0,008 < α (α= 0,05). Hal tersebut menunjukkan bahwa ada pengaruh pendidikan kesehatan tentang aborsi terhadap sikap remaja putri tentang aborsi pada kelas XI SMK Widya Praja Ungaran. Perubahan sikap menurut Azwar (2013) dapat diubah dengan strategi persuasi. Dengan cara memasukkan ide, pemikiran dan bahkan fakta baru lewat pesan yang disampaikan lewat penyuluhan. Sikap dapat dibentuk melalui empat macam cara yaitu: dengan cara adopsi, diferensiasi, integrasi dan trauma. Menurut Sarwono (2007) mengemukakan bahwa sikap seseorang dapat berubah dengan diperolehnya tambahan informasi tentang objek tertentu dari hasil penelitian ini dan teori tersebut dapat diterima bahwa dengan pemberian informasi (penyuluhan) dapat meningkatkan sikap. SIMPULAN DAN SARAN Dari hasil penelitian yang telah dibahas di atas dapat disimpulkan ada pengaruh yang signifikan dari pemberian pendidikan kesehatan terhadap pengeahuan dan sikap remaja tentang aborsi. Diharapkan dapat menambah pengetahuan remaja sehingga remaja berpengetahuan baik tentang kesehatan reproduksi remaja khususnya tentang aborsi dan bahaya aborsi. Dan menghilangkan anggapan bahwa aborsi boleh dilakukan pada kehamilan yang tidak dikehendaki. Sehingga dapat merubah perilaku yang negatif terhadap remaja saat ini. DAFTAR PUSTAKA Agoes, D. 2004. Psikologi Perkembangan Remaja. Bogor: Ghalia Indonesia Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Arisandi Devi, Safitri. 2009. http://safitri.arisandi.devi.skripsi.sikap-terhadap-aborsi-padamahasiswa-universitas-esaunggul.com. Diakses tanggal 05-12-2013. Azwar, Saifuddin. 2013. Sikap Manusia dan Teori Pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Budiman, Dkk. 2013. Pengukuran Sikap. Jakarta: Salemba Medika. Bkkbn. 2011. Angka Kejadian Aborsi Di Indonesia. http://www.jurnas.com /news/71467/bkkbn:_tiap_tah un,_kasus_aborsi_meningkat_15 _Persen_/1/Sosial_Budaya/Keseh atan. Diakses tanggal 05-12-2013. 11

Hidayat, A. 2007. Metodologi Penelitian Kebidanan dan Tenik Analisa Data. Jakarta: Salemba Medika Istiani, 2009. Hubungan Antara Pengetahuan Dan Sikap Remaja Putri Terhadap Aborsi. repository.unhas.ac.id/.../5.%20ju rnal%20kasman. Di akses Tanggal 16 04 2014. Kartini, 2010. Psikologi Sosial II Kenakalan Remaja. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Kusmiran.2012. Kesehatan Reproduksi Wanita. Jakarta: Salemba Medika. Machfoed, I. 2008. Pendidikan Kesehatan Bagian Dari Promosi Kesehatan. Yogyakarta: Fitramaya. Manuaba, I.B.G. 2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana. Jakarta: Buku Kedokteran EGC. Marmi. 2013. Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Mochtar, Rustam. 2011. Sinopsis Obstetri. Edisi 3. Jakarta : EGC Muhammad. 2011. Psikologi Remaja. Bandung: Pustaka Setia Muhammad Al Migwar. 2006. Psikologi Remaja: Petunjuk Bagi Guru dan Orang Tua. Bandung : Pustaka Setia Niskala, S. 2011. Agar Seks Tidak Salah Jalan. Jakarta: Progressio Notoatmodjo, Soejijo.dkk. 2012. Promosi Kesehatan Di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta. Notoatmodjo, Soekijo. 2010. Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi.jakarta: Rineka Cipta. Notoatmodjo, Soekijo. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta:Rineka Cipta Notoatmodjo, Soekijo. 2003. Prinsipprinsip Dasar Ilmu Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Nursalam. 2003. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika. Saryono. 2008. Metodologi Penelitian Kebidanan DIII, DIV, S1, dan S2. Yogyakarta: Mitra Cendikia Soetjiningsih. 2009. Tumbuh Kembang Remaja dan Permasalahannya. Edisi 3. Jakarta: Sagung Seto Sugiono. 2007. Statistika Untuk Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta Sujiatini. 2009. Asuhan Patologi Kebidanan. Yogyakarta: Nuha Medika. Pickett dan George. 2008. Kesehatan Masyarakat Administrasi dan Praktik. Jakarta : EGC Rakhmat, S. 2011. Pendidikan Kesehatan dalam Keperawatan. Yogyakarta: Nuha Medika Republika. 2006. Kasus Aborsi di Indonesia Kian Merisaukan. http://kumpulan beritalama.com/2013/05/republikakasus-aborsi-di-indonesia.html. Diakses tanggal 13 Januari 2014. Robert dan Jodi. 2009. Metode Pendidikan Kesehatan Masyarakat. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC Mardiana. Djuwita. 2002. Gambaran Pengetahuan Remaja Tentang Aborsi http://djuwita.mardiana.gambaran -pengetahuan-remaja-tentangaborsi.com. Diakses tanggal 19-11-2013. Wawan A dan Dewi M. 2010. Pengetahuan, Sikap dan Prilaku Manusia. Yogyakarta: Nuha Medika. Wahyuni. 2013. Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap Pengetahuan dan Sikap Pencegahan Kanker Serviks Pada Siswi di SMK Ma arif 6 Ayah Kabupaten Kebumen. Ungaran: Stikes Ngudi Waluyo WHO. 2010. Tingkat Kejadian Aborsi. http://besarnya-tingkat-kejadianaborsi.com. Diakses tanggal 3-12- 2013. 12