BAB III PRAKTIK UTANG-PIUTANG DI ACARA REMUH DI DESA KOMBANGAN KEC. GEGER BANGKALAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III PRAKTIK UTANG PIUTANG HEWAN TERNAK SEBAGAI MODAL PENGELOLA SAWAH DI DESA RAGANG

BAB III PERAMPASAN HAK MILIK PEMBELI ATAS KETERLAMBATAN PEMBAYARAN DENGAN JAMINAN YANG DITANGGUHKAN

BAB III MEKANISME GADAI TANAH SAWAH DI DESA BAJUR KECAMATAN WARU KABUPATEN PAMEKASAN

BAB III SANKSI TERHADAP NIKAH SIRRI YANG DIKENAKAN DENDA JIKA MELEWATI 3 BULAN DI DESA RAGANG KECAMATAN WARU KABUPATEN PAMEKASAN

BAB III GAMBARAN TERHADAP TRADISI PENITIPAN BERAS DI TOKO BERAS DI DUSUN BANYUURIP DESA SUMBERINGIN KECAMATAN SANAN KULON KABUPATEN BLITAR

BAB III PRAKTIK PERNIKAHAN DENGAN MENGGUNAKAN WALI HAKIM KARENA ORANG TUA DI LUAR NEGERI DI DESA DAMPUL TIMUR KECAMATAN JRENGIK KABUPATEN SAMPANG

BAB III PRAKTEK HIBAH SEBAGAI PENGGANTI KEWARISAN BAGI ANAK LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN DI DESA PETAONAN

BAB III DESKRIPSI ADAT SAMBATAN BAHAN BANGUNAN DI DESA KEPUDIBENER KECAMATAN TURI KABUPATEN LAMONGAN

BAB III PRAKTEK DARI HUTANG PIUTANG KE JUAL BELI DI DESA KARANGMALANG WETAN KECAMATAN KANGKUNG KABUPATEN KENDAL

BAB III GAMBARAN UMUM DESA BATUR KECAMATAN GADING DAN PRAKTEK HUTANG PANENANAN KOPI BASAH. 1. Sejarah Desa Batur Kecamatan Gading

BAB III SEJARAH TRADISI TUTUS DI DESA RAGANG KECAMATAN WARU KABUPATEN PAMEKASAN. Kecamatan Waru Kabupaten Pamekasan Propinsi Jawa Timur, Adapun jarak

BAB III PRAKTEK PELAKSANAAN GADAI TANAH DAN PEMANFAATAN TANAH GADAI DALAM MASYARAKAT KRIKILAN KECAMATAN SUMBER KABUPATEN REMBANG

BAB III PRAKTIK UTANG PIUTANG DENGAN SISTEM NGAMBAK DI DUKUH BURAN KELURAHAN BABAT JERAWAT KECAMATAN PAKAL KOTA SURABAYA

BAB III PANDANGAN TOKOH AGAMA DALAM PRAKTIK TRANSAKSI JUAL BELI SAWAH TAHUNAN DI DESA MADIGONDO

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Seberang Pulau Busuk merupakan salah satu desa dari sebelas desa di

BAB III DISKRIPSI WILAYAH PENELITIAN DAN SISTEM PINJAM MEMINJAM UANG DENGAN BERAS DI DESA SAMBONG GEDE MERAK URAK TUBAN

BAB III PRAKTIK AKAD UTANG PIUTANG BERHADIAH DI DESA SUGIHWARAS KECAMATAN CANDI KABUPATEN SIDOARJO

BAB III PRAKTIK ARISAN BERSYARAT DI DUSUN WATUKARAS DESA JENGGRIK KECAMATAN KEDUNGGALAR KABUPATEN NGAWI

BAB III DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN DAN TRADISI TUKAR-MENUKAR RAMBUT DENGAN KERUPUK DI DESA SENDANGREJO LAMONGAN

BAB III SISTEM PELAKSANAAN PENGEMBALIAN GADAI YANG BELUM JATUH TEMPO DISERTAI GANTI RUGI DI DESA TIMBUL SLOKO KEC. SAYUNG KAB.

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG LOKASI PENELITIAN. Desa Pagaran Dolok merupakan salah satu desa dari Kecamatan Hutaraja

BAB III KERJA SAMA PENGAIRAN SAWAH DI DESA KEDUNG BONDO KECAMATAN BALEN KABUPATEN BOJONEGORO. Tabel 3.1 : Batas Wilayah Desa Kedung Bondo

BAB III TRADISI PELAKSANAAN UTANG PIUTANG BENIH PADI DENGAN SISTEM BAYAR GABAH DI DESA MASARAN KECAMATAN MUNJUNGAN KABUPATEN TRENGGALEK

KWINTALAN DI DESA TANJUNG KECAMATAN KEDAMEAN

BAB III PRAKTIK SEWA TANAH PERTANIAN DENGAN PEMBAYARAN UANG DAN BARANG DI DESA KLOTOK PLUMPANG TUBAN

BAB III PELAKSANAAN JUAL BELI SAWAH BERJANGKA WAKTU DI DESA SUKOMALO KECAMATAN KEDUNGPRING KABUPATEN LAMONGAN

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

BAB III PRAKTEK PELUNASAN UTANG SAPI UNTUK PENANAMAN TEMBAKAU BERDASARKAN KETENTUAN KREDITUR DI DS. SEJATI KEC. CAMPLONG KAB.

BAB III TRANSAKSI GADAI SAWAH DI DESA BETON KECAMATAN SIMAN KABUPATEN PONOROGO

BAB II. KONDISI WILAYAH DESA ONJE A. Letak Geografi dan Luas Wilayahnya Desa Onje adalah sebuah desa di Kecamatan Mrebet, Kabupaten

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Letak Geografis dan Demografis Desa Sungai Keranji

BAB III PELAKSANAAN PEMBAYARAN HUTANG DENGAN MEMPEKERJAKAN DEBITUR STUDI KASUS DI DUSUN JERUK KIDUL DESA MABUNG KECAMATAN BARON KABUPATEN NGANJUK

BAB III PELAKSANAAN UTANG PIUTANG EMAS DI KEBOMAS GRESIK

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. terkecil lingkup Balai Besar TNBBS berbatasan dengan:

BAB III PRAKTEK SEWA SUNGAI KALIANYAR DAN PEMANFAATANNYA DI DESA SUNGELEBAK KECAMATAN KARANGGENENG KABUPATEN LAMONGAN

BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN. klasifikasi data rendah. Dusun Mojosantren merupakan dusun yang strategis

BAB IV PRAKTIK UTANG-PIUTANG DI ACARA REMUH DI DESA KOMBANGAN KEC. GEGER BANGKALAN DALAM TINJAUAN HUKUM ISLAM

BAB III IMPLEMENTASI HUTANG PUPUK DENGAN GABAH DI DESA PUCUK KECAMATAN DAWARBLANDONG KABUPATEN MOJOKERTO

BAB III PELAKSANAAN SEWA MENYEWA RUKO DI DESA KUWASEN KECAMATAN GUNUNGPATI SEMARANG

BAB II GAMBARAN UMUM DESA TELUK BATIL KECAMATAN SUNGAI APIT KABUPATEN SIAK. Sungai Apit Kabupaten Siak yang memiliki luas daerah 300 Ha.

BAB III PENANAMAN NILAI-NILAI KEAGAMAAN PADA ANAK USIA SEKOLAH DASAR DI LINGKUNGAN KELUARGA. 1. Letak Georgafis Desa Tahunan Baru, Tegalombo, Pacitan

BAB IV GAMBARAN UMUM KONDISI MASYARAKAT DESA GEDANGAN. Arteri Sekunder (jalan provinsi) yang cukup startegis membujur arah Utara-

BAB 11 PROFIL DESA KOTO PERAMBAHAN. Kampar Timur Kabupaten Kampar. Menurut beberapa tokoh masyarakat, Desa

BAB III PENYITAAN BARANG AKIBAT HUTANG PIUTANG YANG TIDAK DITULISKAN DI DESA BERAN KECAMATAN NGAWI KABUPATEN NGAWI

BAB III TRANSAKSI UTANG PIUTANG DI DESA BRUMBUN KECAMATAN WUNGU KABUPATEN MADIUN. A. Gambaran Umum Desa Brumbun Kecamatan Wungu Kabupaten Madiun

BAB IV GAMBARAN UMUM DUSUN NONGKO DESA SUMBERAGUNG KECAMATAN NGARINGAN KABUPATEN GROBOGAN

BAB III PRAKTIK GADAI KTP DI KELURAHAN SIMOLAWANG KECAMATAN SIMOKERTO SURABAYA

BAB II GAMBARAN UMUM MASYARAKAT DESA PENANGGUNGAN KECAMATAN WANAYASA KABUPATEN BANJARNEGARA. daerahnya sejuk dan sangat berpotensial.

BAB III TRANSAKSI UTANG PINTALAN DI DESA BUDUGSIDOREJO KECAMATAN SUMOBITO KABUPATEN JOMBANG

BAB II GAMBARAN UMUM DESA PUJUD KECAMATAN PUJUD KABUPATEN ROKAN HILIR

BAB III PRAKTEK TRANSAKSI NYEGGET DEGHENG DI PASAR IKAN KEC. KETAPANG KAB. SAMPANG

BAB III PRAKTIK PENGGARAPAN TANAH SAWAH DENGAN SISTEM SETORAN DI DESA LUNDO KECAMATAN BENJENG KABUPATEN GRESIK

BAB III PRAKTIK TRADISI PENGEMBALIAN HUTANG BERAS DI KELURAHAN SIMOLAWANG KECAMATAN SIMOKERTO SURABAYA

BAB III PRAKTEK GADAI (RAHN) TANPA BATAS WAKTU DALAM MASYARAKAT DESA KERTAGENA DAYA KEC. KADUR KAB. PAMEKASAN

TAWKI><L I><JA<B QABU> <L CALON PENGANTIN LAKI-LAKI TUNAWICARA

BAB II KONDISI OBJEKTIF DESA CIPETE KEC. PINANG KOTA TANGERANG BANTEN

BAB III PENERAPAN ANTARA PEMILIK KAPAL DAN NELAYAN DI DESA PALOH KECAMATAN PACIRAN KABUPATEN LAMONGAN

BAB III PRAKTIK KERJASAMA BUDIDAYA LELE ANTARA PETANI DENGAN PEMASOK BIBIT DI DESA TAWANGREJO KECAMATAN TURI KABUPATEN LAMONGAN

BAB IV MENELUSURI DESA DI TENGAH PERSAWAHAN

BAB III PRAKTEK PENGADAAN AIR SALURAN IRIGASI PERTANIAN DI DESA SUMBERAGUNG KECAMATAN PLAOSAN KABUPATEN MAGETAN

BAB III PELAKSANAAN PEMBAGIAN WARISAN AHLI WARIS ANAK YANG DIASUH OLEH IBU TIRI DI KELURAHAN PEGIRIAN KECAMATAN SEMAMPIR KOTA SURABAYA

BAB II KONDISI UMUM KELURAHAN LOMANIS. kelurahan di wilayah Kecamatan Cilacap Tengah Kabupaten Cilacap.Lokasinya

BAB III PRAKTIK PERSEWAAN ALAT-ALAT PESTA MAHKOTA INDAH DI KELURAHAN BIBIS KARAH KECAMATAN JAMBANGAN SURABAYA

BAB III PELAKSANAAN WAKAF PRODUKTIF KEBUN APEL DI DESA ANDONOSARI KECAMATAN TUTUR KABUPATEN PASURUAN

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB III PELAKSANAAN PERJANJIAN SEWA SAWAH SAWAH NGGANTUNG PARI DI DESA BECIRONGENGOR KECAMATAN WONOAYU KABUPATEN SIDOARJO

BAB III PRAKTEK JUAL BELI ANYAMAN KEPANG DI DESA RINGINHARJO KEC. GUBUG KAB. GROBOGAN

BAB II PROFIL DESA KASIKAN. Propinsi. Desa Kasikan merupakan desa paling ujung sebelum Desa Talang

BAB III PRAKTIK AKAD MUKHA>BARAH DI DESA BOLO KECAMATAN UJUNGPANGKAH KABUPATEN GRESIK. sebagaimana tertera dalam Tabel Desa Bolo.

BAB III PRAKTIK JAMINAN HUTANG BERUPA AKTA KELAHIRAN ANAK DI DESA WARUREJO KECAMATAN BALEREJO KABUPATEN MADIUN

LOKASI PENELITIAN. Desa Negera Ratu dan Negeri Ratu merupakan salah dua Desa yang berada

BAB II GAMBARAN UMUM DESA SIMPANG PELITA. A. Geografis dan demografis desa Simpang Pelita

BAB II KONDISI OBJEKTIF DESA MERAK KECAMATAN SUKAMULYA KABUPATEN TANGERANG PROVINSI BANTEN

BAB III PELAKSANAAN HIBAH OLEH PEWARIS PADA SAAT SAKIT YANG DISETUJUI OLEH SEBAGIAN AHLI WARIS DI DESA PEGIRIAN KECAMATAN SEMAMPIR SURABAYA

I. PENDAHULUAN. sebuah kalimat yang berasal dari lafadz hallala-yuhallilu-tahlilan yang berarti

BAB III DESKRIPSI PRAKTEK HUTANG PIUTANG PUPUK DI LINGKUNGAN PETANI TEBU DI DESA BOTO KECAMATAN JAKEN KABUPATEN PATI

BAB III PRAKTEK SEWA-MENYEWA TANAH SAWAH DIJADIKAN TAMBAK DI DESA MOJOPUROGEDE KECAMATAN BUNGAH KABUPATEN GRESIK

BAB II KONDISI DESA BELIK KECAMATAN BELIK KABUPATEN PEMALANG. melakukan berbagai bidang termasuk bidang sosial.

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB III TRADISI MBAYAR TUKON DALAM PERNIKAHAN DI DESA GEJAGAN KECAMATAN PAKIS KABUPATEN MAGELANG

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. tentang partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan program wajib belajar sembilan

BAB III PELAKSANAAN PRAKTEK SEWA SAWAH DI DESA TAMANREJO KECAMATAN TUNJUNGAN KABUPATEN BLORA

BAB III TRADISI HUTANG PUPUK DIBAYAR DENGAN UANG PRESPEKTIF MASYARAKAT DESA LAJUKIDUL. Desa Laju Kidul adalah sebuah desa yang terletak di wilayah

BAB III PRAKTIK AKAD UTANG PIUTANG UANG DENGAN PELUNASAN BARANG DI DESA KEDUNGRINGIN KECAMATAN BEJI KABUPATEN PASURUAN

BAB III PEMANFAATAN SISTEM GADAI SAWAH DI DESA SANDINGROWO KECAMATAN SOKO KABUPATEN TUBAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Sungai Kampar dan mempunyai luas wilayah kurang lebih ha/m 2.

BAB III PRAKTEK GANTI RUGI DALAM JUAL BELI PADI TEBASAN DI DESA BRANGSONG KECAMATAN BRANGSONG KABUPATEN KENDAL

BAB I PENDAHULUAN. Kranggan, Galur, Kulon Progo. Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata telah

BAB III GAMBARAN LOKASI PENELITIAN

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Desa Naga Beralih adalah salah satu Desa yang ada di Kecamatan Kampar Utara.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Wilayah Pelaksanaan Zakat Tambak Udang di Desa. Sedayulawas Kecamatan Brondong Kabupaten Lamongan

BAB I LATAR BELAKANG

BAB II GAMBARAN UMUM KELURAHAN BANYURIP KECAMATAN PEKALONGAN SELATAN KOTA PEKALONGAN

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. dikenal karena keberadaan Desa Gobah berada diantara Sungai Kampar dan

BAB III PELAKSANAAN TRADISI MIYANG DI DESA WERU KECAMATAN PACIRAN KABUPATEN LAMONGAN. Kecamatan Paciran Kabupaten Lamongan. Adapun jarak Desa Weru

BAB III. PRAKTIK SISTEM PEMBAYARAN DALAM PENGGILINGAN GABAH di DESA DADAPMULYO KECAMATAN SARANG KABUPATEN REMBANG

PROFIL DESA CIHIDEUNG ILIR. Kondisi Geografis. Struktur Kependudukan. ]. k

BAB II PENYAJIAN DATA. A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian di Desa Karang Kembang Kecamatan

BAB III PROSES KHITBAH YANG MENDAHULUKAN MENGINAP DALAM SATU KAMAR (DI DESA WARUJAYENG KECAMATAN TANJUNGANOM KABUPATEN NGANJUK)

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Daerah tersebut merupakan daerah yang mempunyai iklim tropis dimana terdapat

Transkripsi:

37 BAB III PRAKTIK UTANG-PIUTANG DI ACARA REMUH DI DESA KOMBANGAN KEC. GEGER BANGKALAN A. Gambaran Umum Desa Kombangan 1. Letak Lokasi Desa Kombangan merupakan satu desa yang berada di wilayah Kecamatan Geger dan sebuah kabupaten yang berada di pulau madura Propinsi Jawa Timur, yaitu terletak di sebelah Barat Pulau Jawa.Adapun jarak Desa Kombangan ini dari Kecamatan 7 Km dan dari kota kabupaten kira-kira 29 Km dengan luas wilayah 199. 230. 50 m 2. Adapun batas-batas wilayah Desa Kombangan, yaitu sebagai berikut : 1 a. Sebelah Utara : Desa Klapayan b. Sebelah Selatan : Desa Geger c. Sebelah Barat : Desa Kampak d. Sebelah Timur : Desa Katol Barat Desa Kombangan merupakan daratan rendah dengan suhu 30 o C yang sebagian besar tanahnya terdiri dari tanah pemukiman dan pertanian. Sebagian wilayah Indonesia beriklim tropis, begitu juga dengan Desa Kombangan yang terdiri dari dua musim, yaitu musim hujan yang biasa 1 Dokumentasi profil Desa Kombangan.

38 terjadi pada bulan Oktober sampai bulan Maret dan musim kemarau yang biasa terjadi pada bulan April sampai bulan September. 2 Adapun luas wilayah Desa Kombangan menurut kegunaan tanah atau lahan adalah sebagai berikut: 3 a. Pertanian dan Ladang : 1167, 507 Ha b. Industri : 0, 125 Ha c. Pertokoan/ Perdagangan : 0, 125 Ha d. Tanah Wakaf : 0, 50 Ha e. Irigasi Tanah Hujan : 277,79 Ha f. Pekarangan : 17,668 Ha 2. Struktur Organisasi Struktur Pengurus Desa Kombangan Kecamatan Geger Kabupaten Bangkalan Kepala Desa Mat. Suli Wakil Kepala Desa Nur Tajib Sekretaris Husnul Yaqin Bendahara Moh. Syukron Sumber: Struktur Organisasi: 2012 4 2 Ibid., 3 Khusnul Yaqin, Sekretaris Desa, Wawancara, tanggal 13 Mei 2012, jam 12.00. 4 Strukutur Organisasi Desa Kombangan Tahun 2012.

39 3. Keadaan Sosial Ekonomi dan Adat Istiadat Kehidupan Beragama di Desa Kombangan Sebagian besar masyarakat Desa Kombangan penduduknya beragama Islam. Sedangkan mata pencaharian masyarakat Desa Kombangan terdiri dari beberapa macam mata pencaharian antara lain: petani 75 %, karyawan swasta 10 %, pegawai negeri 5 %, dan pekerjaan lainnya 10 %.Hal tersebut berkaitan dengan keadaan dan kondisi Desa Kombangan yang banyak terdapat sawah dan ladang, keadaan tersebut dimanfaatkan untuk usaha pertanian dan cocok tanam khususnya tanaman pangan, namun pada musim kemarau sebagian besar para petani lebih senang menanam tembakau. Selain mata pencaharian yang berbeda-beda di Desa Kombangan terdapat beberapa adat istiadat yang sering dilakukan oleh masyarakat desa, antara lain: 5 1. Upacara kematian, diadakan untuk mendoakan orang yang meninggal dunia dengan dihadiri banyak orang, biasanya dilaksanakan pada hari pertama sampai hari ke tujuh, empat puluh hari, seratus hari, dan seribu hari. 2. Upacara perkawinan, diadakan untuk memeriahkan perkawinan setelah akad nikah berlangsung. 3. Upacara tingkepan, bertujuan untuk mendoakan keselamatan ibu serta bayi yang dikandung, dan merupakan ungkapan kegembiraan akan hadirnya seorang anak, pada saat kandungan berusia tujuh bulan. 4. Maulid Nabi, diadakan untuk memperingati kelahiran Nabi Muhammad SAW, biasanya dilaksanakan di tengah-tengah perkampungan, masjid atau musolla. 5 Maimun, Tokoh Agama, Wawancara, tanggal 13 Mei 2012, jam 12.00.

40 Sebagaimana telah penulis paparkan di atas bahwa keseluruhan masyarakat Desa Kombangan beragama Islam dan mayoritas banyak yang memiliki pemikiranpemikiran baik tentang agama Islam. Hal tersebut dapat dilihat dari kegiatankegiatan keagamaan yang diadakan oleh kelompok remaja, bapak-bapak, dan ibuibu. Seperti: 1. Diskusi atau kajian keagamaan yang diadakan oleh remaja masjid pada setiap bulan. 2. Kelompok yasinan bapak-bapak pada malam jum at. 3. Pengajian rutin satu minggu sekali yang diadakan oleh ibu-ibu disetiap dusun. 4. Kependudukan Berdasarkan data terakhir tahun 2012, jumlah penduduk Desa Kombangan Kecamatan Geger Kabupaten Bangkalan 5582 dengan jumlah KK 938, yang terdiri dari: 6 1. Laki-laki : 2796 Orang 2. Perempuan : 2786 Orang Penduduk Desa Kombangan seluruhnya beragama Islam dan tidak terdapat penduduk yang menganut agama lain atau kepercayaan tertentu. Selain itu di Desa Kombangan ini nilai keagamaannya sangat kental selain terdapat beberapa pondok poesantren juga terdapat beberapa sarana pendidikan masyarakat, antara lain adala: a. Taman Kanak-kanak :15 6 Dokumentasi Profil Desa Kombangan.

41 b. SD/ MI : 18 c. SLTP/ MTS : 6 d. SMA : 6 e. Madrasah : 7 B. Latar Belakang Terjadinya Acara Remuh Remuh adalah acara hajatan yang dilakukan oleh warga desa untuk memperingati atau merayakan acara tertentu dari si penghajat. Remuh biasanya itu dilakukan saat acara resepsi perkawinan, khitanan, atau acara acara lain. Remoh ada dua model, pertama; remoh atau hajatan biasanya dengan berlomba lomba memberikan uang terbanyak kepada si penghajat, dan kedua; remoh dengan berlomba lomba memberikan uang terbanyak kepada si penghajat dan disertai dengan pertunjukkan sandur, yakni kesenian tayub (istilah Jawa) yang penarinya dilakukan oleh laki laki yang berdandan perempuan. Remoh yang kedua ini biasanya yang dilakukan oleh para klebun (kepala desa). 7 Acara remuh ialah suatu acara atau hajatan yang biasa dilakukan oleh masyarakat Kombangan di Desa Kombangan khususnya, dan di Madura Umumnya. Berdasarkan data yang telah peneliti kumpulkan melalui wawancara dengan salah satu sesepuh masyarakat desa Kombangan, yaitu bapak Misnatun. 8 Beliau mengatakan bahwa latar belakang terjadiny acara remuh di desa 7 http://lontarmadura.com/artikel/keblateran-sebuah-konstruk/ 8 Misnatun, Sesepuh Masyarakat, melalui wawancara, pada hari selasa, tanggal 1 Mei, jam 11.00

42 Kombangan Kecamatan Geger Bangkalan berawal dari para blater desa, yaitu orang-orang yang dianggap mempunyai pengaruh di desa atau di beberapa desa dan mempunyai banyak teman untuk menjaring dan menambah pertemanan yang luas, dan dengan acara remuh tersebut perkumpulan para blater dilangsungkan untuk saling menambah informasi dan menaikkan status sosialnya. Di samping itu, acara remuh juga dijadikan oleh para blater sebagai media perkumpulan komunitasnya, baik dari desa sendiri maupun dari desa-desa yang lain dan dijadikan sebagai ajang untuk menentukan tingkat kepengaruhannya karena pada acara remuh tersebut seseorang yang betul-betul sangat berpengaruh akan dihormati oleh para blater lain. C. Tradisi Utang-Piutang di Acara Remuh 1. Proses dan mekanisme utang-piutang pada acara remuh Praktik utang-piutang yang dilakukan oleh masyarakat desa Kombangan Kecamatan Geger Bangkalan pada acara remuh dilakukan dengan mengundang para tamu atau orang-orang terdekat. Pada acara remuh tersebut, orang-orang yang datang membawa uang untuk diberikan kepada tuan rumah atau yang mempunyai hajatan. Dari data yang peneliti peroleh melalui wawancara dengan bapak Subakir, 9 beliau mengatakan bahwa acara remuh merupakan acara yang biasa dilakukan oleh masyarakat Madura, khususnya masyarakat desa 9 Subakir, Tokoh Masyarakat, melalui wawancara, pada hari sabtu, tanggal 12 Mei 2012, jam 08.00

43 Kombangan Kecamatan Geger Bangkalan untuk memperoleh bowo an (uang) melalui acara remuh. Tamu undangan yang datang pada acara tersebut bukan dari seluruh lapisan masyarakat, akan tetapi merupakan orangorang yang sudah ditentukan oleh tuan rumah, dan biasanya yang menjadi tamu undangan pada acara remuh tersebut yaitu orang-orang yang dianggap mempunyai popularitas di desa. Pemberian uang pada acara remuh tersebut, biasanya dilakukan oleh tamu undangan secara satu persatu sebelum meninggalkan tempat melalui pembawa acara, kemudian nomimal uang yang diberikan oleh tamu undangan diumumkan melalui pengeras suara dan di catat pada buku oleh seseorang yang sudah ditugaskan oleh tuan rumah. Peneliti juga melakukan wawancara dengan bapak H. Muhammad Lawi yang merupakan salah seorang blater di Desa Kombangan Kecamatan Geger Bangkalan. 10 Bapak Muhammad Lawi mengatakan, bahwa tradisi utang-piutang di acara remuh yang biasa dilakukan oleh orang Madura sebanarnya bukan merupakan momen acara untuk pinjam-meminjamkan uang atau utang-piutang sebagaimana lazimnya dilakukan oleh manusia karena pada acara remuh tersebut yang memberikan uang yaitu para tamu undangan dengan nominal yang tidak ditentukan, akan tetapi tradisi pemberian uang yang diberikan oleh tamu undangan kepada tuan rumah di 10 Muhammad Lawi, Blater, melalui wawancara, pada hari sabtu, tanggal 12 Mei 2012, jam 14.20

44 acara remuh tersebut dianggap sebagai utang-piutang oleh masyarakat yang biasa mengadakan acara remuh, dan hal tersebut sudah menjadi kebiasaan. Di samping itu, bapak Muhammad Lawi menambahkan bahwa proses pemberian uang yang diberikan oleh tamu undangan sebagaian besar merupakan orang-orang yang mempunyai pengaruh di Desa- kepada tuan rumah dilakukan pada waktu hendak meninggalkan tempat acara dan biasanya orang yang memberikan uang tersebut menari terlebih dahulu di atas pentas. Adapun nominal yang diberikan oleh tamu undangan pada acara remuh tersebut tidak ditentukan jumlahnya, dan biasanya orang-orang yang dianggap mempunyai pengaruh besar di desa atau para blater enggan untuk memberikan uang dengan jumlah sedikit dengan alasan todus (malu) kepada blater yang lain, bahkan kadang-kadang pada acara remuh para blater berlomba-lomba untuk memberikan uang kepada tuan rumah dengan jumlah nominal yang besar. Demikian dengan bapak Muhammad Lawi, dari hasil wawancara yang telah peneliti lakukan dengan salah seorang masyarakat desa Kombangan yang pernah mengadakan acara remuh, yaitu bapak Mushowi. 11 Beliau mengatakan bahwa proses pemberian uang yang dianggap sebagai utang-piutang dilakukan dengan mengundang para blater, klebun (kepala desa), dan orang-orang yang dianggap mempunyai pengaruh di desa untuk hadir pada acara remuh yang sudah ditetapkan, pada acara remuh 11 Mushowi, Warga, melalui wawancara, pada hari minggu, tanggal 27 Mei 2012, jam 09.30

45 tersebut tamu undangan memberikan uang kepada tuan rumah melalui penerima tamu, kemudian uang yang diberikan diumumkan melalui pengeras suara, dicatat dan disimpan di kotak yang sudah disiapkan oleh tuan rumah. Jumlah nominal uang yang diberikan tamu undangan tidak sama antara satu dengan yang lainnya karena pemberian uang pada acara remuh tersebut dilakukan secara berlomba-lomba, dan para blater akan merasa malu apabila memberikan uang dengan nominal yang sedikit. Untuk menambah informasi mengenai proses dan mekanisme utangpiutang pada acara remuh di desa Kombangan Kecamatan Geger Bangkalan, peneliti melakukan observasi secara langsung untuk menambah data-data yang dibutahkan dalam penelitian ini. Adapun hasil observasi yang telah peneliti lakukan terkait proses dan mekanisme utang-piutang pada acara remuh, dapat penulis paparkan sebagaimana berikut: a. Tamu undangan berdatangan dan memasuki tempat acara b. Para tamu undangan duduk secara lesehan tanpa kursi c. Pemberian uang diberikan pada waktu acara sudah dimulai secara satu persatu, dan dilakukan pada waktu tamu undangan hendak pulang d. Uang diberikan oleh tamu undangan kepada pembawa acara remuh, dan diumumkan melalui pengeras suara, dicatat dan dimasukkan dalam kotak e. Setelah memberi uang, tamu undangan menari di atas pentas sebentar dengan diiringi sandur

46 f. Tidak terdapat jumlah nominal yang ditentukan dalam pemberian uang di acara remuh 2. Akad yang digunakan dalam utang-piutang Sebagaimanan telah peneliti paparkan sebelumnya di dalam bab ini, bahwa dalam pelaksanaan utang-piutang pada acara remuh di desa Kombangan Kecamatan Geger Bangkalan dilakukan dengan cara tamu undangan membawa uang untuk diberikan kepada tuan rumah atau orang yang mempunyai hajat, dan tanpa kesepakatan atau perjanjian sebelumnya mengenai jumlah nominal uang yang diberikan. Dari hasil pengumpulan data yang peneliti lakukan dengan bapak Muhammad Faqih Zamani, 12 beliau mengatakan bahwa sebenarnya dalam proses utang-piutang pada acara remuh di desa Kombangan Kecamatan Geger Bangkalan tidak terdapat akad antara tamu undangan yang datang memberikan uang dan tuan rumah yang menerima uang karena pada acara remuh tersebut, biasanya uang diberikan oleh tamu undangan kepada pembawa acara untuk diumumkan dan disimpan di kotak yang telah dipersiapkan oleh tuan rumah. Di samping itu, pada transaksi utang-piutang pada acara remuh tersebut tidak terdapat kesepakatan dan perjanjian yang 12 Muhammad Faqih Zamani, Tokoh Masyarakat, melalui wawancara, pada hari selasa, tanggal 29 Mei 2012, jam 09.30.

47 dilakukan oleh tamu undangan dan tuan rumah mengenai uang yang diberikan. Untuk menambah data mengenai akad yang digunakan dalam utangpiutang acara remuh di desa Kombangan Kecamatan Geger Bangkalan, peneliti juga melakukan wawancara dengan bapak Abdul Mu in yang juga merupakan salah satu tokoh masyarakat di desa Kombangan. 13 Beliau mengatakan bahwa pemberian uang di acara remuh dilakukan dengan cara serah terima dan tanpa kesepakatan atau perjanjian sebelumnya, yaitu tamu undangan memberikan uang kepada tuan rumah melalui pembawa acara remuh karena nominal uang tersebut akan diumumkan dan dicatat oleh orang-orang yang telah ditentukan oleh tuan rumah. Pemberian uang pada acara remuh tersebut tidak terdapat ijab dan qabul, yaitu perkataan ucapan yang diucapkan oleh tamu yang memberikan uang dan perkataan atau ucapan oleh tuan rumah yang menerima pemberian uang. Lebih lanjut, bapak Abdul Mu in menambahkan bahwa dalam pemberian uang kepada tuan rumah yang dilakukan oleh masyarakat pada acara remuh tidak terdapat kejelasan mengenai objek serah terima tersebut apakah merupakan utang-piutang atau merupakan pemberian, dan lain sebagainya. 14 13 Abdul Mu in, Tokoh Masyarakat, melalui wawancara, pada hari selasa, tanggal 29 Mei 2012, jam 13.30. 14 Ibid

48 3. Mekanisme pengembalian utang Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya pada latar belakang di bab satu dalam penelitian ini bahwa Pemberian uang pada acara remuh merupakan hutang yang harus dibayar oleh tuan rumah kepada orang yang memberi uang, dan sistem pembayarannya tidak dengan cara ketika tuan rumah sudah mampu membayar atau sudah punya uang, akan tetapi pembayarannya dilakukan ketika orang yang memberi uang mengadakan acara remuh. Di samping itu, dalam tradisi praktik utang-piutang yang terjadi di Desa Kombangan melalui acara remuh tersebut, apabila tuan rumah atau orang yang mempunyai hajatan meninggal dan belum mengembalikan uang yang diberikan oleh tamu undangan, maka pembayaran hutang tersebut dilakukan oleh keturunannya, dengan kata lain bahwa pemberian uang pada acara remuh tetap harus dibayar oleh tuan rumah ketika yang memberi mengadakan acara remuh walaupun ia sudah meninggal. Berdasarkan data yang peneliti kumpulkan melalui wawancara dengan bapak Mushowi salah satu warga yang pernah mengadakan acara remuh. 15 Beliau mengatakan bahwa uang yang diberikan oleh tamu undangan pada acara remuh memang harus dikembalikan sesuai dengan nominal yang diberikan, akan tetapi pengembalian uang tersebut tidak dilakukan dengan batas waktu tertentu atau sesuai perjanjian melainkan 15 Mushowi, Warga, melalui wawancara, pada hari minggu, tanggal 27 Mei 2012, jam 09.30

49 diberikan pada waktu tamu undangan tersebut mengadakan acara remuh. Di samping itu, beliau menambahkan bahwa pengembalian uang sesuai dengan jumlah nominal pada saat diberikan tersebut sudah menjadi keharusan bagi orang-orang atau komunitas yang biasa mengadakan remuh karena uang yang diberikan sudah dicatat oleh orang yang memberi uang dan orang yang menerima uang.