ANALISIS PELAKSANAAN UJIAN KOMPETENSI PRODUKTIF DALAM PEMBENTUKAN SUMBER DAYA MANUSIA UNGGUL

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. erat. Hal ini terbukti dengan adanya fakta bahwa perkembangan ilmu

BAB I PENDAHULUAN. atau anak didik sesuai dengan kebutuhan dan perkembangannya.

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan mutu Sumber Daya Manusia (SDM). Dalam rangka. mewujudkan tujuan yang dimaksud dan sekaligus mengantisipasi tantangan

BAB I PENDAHULUAN. potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dunia pendidikan merupakan kehidupan yang penuh dengan tantangan

BAB I PENDAHULUAN. perwujudan kebijaksanan Link and Match. Dalam prosesnya, PSG ini

, 2016 PENGARUH PELAKSANAAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI TERHADAP KESIAPAN KERJA SISWA KELAS XI JURUSAN TPHP DI SMKN 4 GARUT

BAB I PENDAHULUAN. commit to user

BAB I PENDAHULUAN. output yang dihasilkan dan tanpa memperhatikan proses pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. mengembangkan pola kehidupan bangsa yang lebih baik. berorientasi pada masyarakat Indonesia seutuhnya, menjadikan pembangunan

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lutfia, 2013

I PENDAHULUAN. dimana perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat dan

BAB I PENDAHULUAN. SDM yang berkemampuan dan berketerampilan, mampu diandalkan dan. mampu menghadapi tantangan persaingan era pasar bebas.

BAB I PENDAHULUAN. bidang pendidikan, bidang sosial dan lain sebagainya, sehingga memberikan

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan saat ini memegang peranan penting dalam kelangsungan

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia (SDM). Oleh karena itu, perkembangan sumber daya. pengetahuan maupun penguasaan tinggi sangat diperlukan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. ini, banyak usaha atau bahkan industri yang menolak para pelamar kerja karena

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi membawa dampak perubahan baru, yaitu persaingan

BAB I PENDAHULUAN. adanya keterbukaan informasi serta persaingan yang ketat di antara organisasiorganisasi.

BAB I PENDAHULUAN. negara. Pendidikan tidak terlepas dari Kurikulum pendidikan yang telah

BAB I PENDAHULUAN. Menjelang tahun 2020 perekonomian Indonesia akan berubah dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Manusia (SDM) melalui kegiatan pembelajaran. Kegiatan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha untuk mengembangkan potensi sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan diharapkan mampu memberikan peranan besar dalam meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan sekolah menengah umum dan kejuruan sedikit ada. perbedaan, dimana Sekolah menengah umum lebih menekankan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Scoreboard (2009), dituntut untuk memiliki daya saing dalam dunia usaha internasional.

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu program SMK adalah dengan adanya Pendidikan Sistem Ganda (PSG)

BAB I PENDAHULUAN. kependidikan sebagai unsur yang mempunyai posisi sentral dan strategis

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas tamatan / lulusan agar lebih sesuai dengan tuntutan kebijaksanaan

BAB I PENDAHULUAN. Toshiko Kinosita (Kompas, 24 Mei 2002) mengemukakan bahwa sumber

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

2015 PENGARUH KOMPETENSI SISWA TERHADAP DAYA SAING LULUSAN PADA PROGRAM ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMKN 11 BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. lulusan yang siap terjun secara profesional dan ikut bergerak di dunia usaha atau

BAB I PENDAHULUAN. dalam meningkatkan sumber daya manusia Indonesia. Salah satu jenis

BAB I PENDAHULUAN. Tuntutan sumber daya manusia yang memiliki kompetensi sesuai dengan

I. PENDAHULUAN. Menghadapi dan memasuki persaingan dunia kerja sekarang ini diperlukan SDM

BAB I PENDAHULUAN. Dimulainya AFTA (Asean Free Trade Area) dan AFLA (Asean Free Labour

BAB I PENDAHULUAN. perwujudan kebijaksanan dan Link and Match. Dalam prosesnya, PSG ini. relevansi pendidikan dengan tuntutan kebutuhan tenaga kerja.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gustini Yulianti, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dera Fitria, 2014 Studi Relevansi Antara Program Studi Ketenagalistrikan Dengan Dunia Kerja

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyebabnya bukan saja anggaran pemerintah yang relatif rendah tetapi juga

BAB I PENDAHULUAN. sebenarnya bukan baru-baru ini saja terjadi. Fenomena pengangguran terdidik telah

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan kualitas pendidikan baik secara kuantitas maupun kualitas yang

BAB I PENDAHULUAN. mencetak tenaga yang terdidik dan siap memasuki dunia kerja. di antara sesama tenaga kerja yang semakin ketat.

BAB I PENDAHULUAN. Menengah Kejuruan (SMK). Posisi SMK menurut UU Sistem Pendidikan. SMK yang berkarakter, terampil, dan cerdas.

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA PROGRAM KELAS AKSELERASI DI SMA NEGERI 1 KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. nasional yang bertujuan untuk menyiapkan tenaga kerja yang mempunyai. dapat mengikuti perkembangan zaman yang terjadi dengan cepat.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam era informasi saat

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat sarjana S-1 Pendidikan Kewarganegaraan. disusun oleh: FEBRI ARIFIN A

Disusun Oleh : LINA FIRIKAWATI A

BAB I PENDAHULUAN. produktif. Di sisi lain, pendidikan dipercayai sebagai wahana perluasan akses.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu unsur yang memiliki peranan penting

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor penting untuk menjamin. pelaksanaan pembangunan serta dalam menghadapi era globalisasi.

BAB I PENDAHULUAN. perannya yang signifikan dalam mencapai kemajuan di berbagai bidang. kehidupan: sosial, ekonomi, politik, dan budaya.

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi.

BAB I PENDAHULUAN. Ganda (PSG), sebagai perwujudan kebijaksanan dan Link and Match. Dalam. Dikmenjur (2008: 9) yang menciptakan siswa atau lulusan:

ANALISIS KEBIJAKAN PENAMBAHAN SEKOLAH MENENGAH NEGERI BARU DI KABUPATEN KEBUMEN TAHUN 2004

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan nasional dilaksanakan melalui tiga jalur yaitu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini akan membahas tentang: 1) latar belakang penelitian, 2) fokus

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 P E N D A H U L U A N

BAB I PENDAHULUAN. Berkembangnya kompetisi antarnegara di dunia sebagai akibat. tumbuhnya era perdagangan bebas menyebabkan semakin meningkatnya

BAB I PENDAHULUAN. perilaku seseorang sebagai usaha mencerdaskan manusia melalui kegiatan. manusia dewasa, mandiri dan bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. manusia seutuhnya. Dalam undang-undang No 20 Tahun 2003 disebutkan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. pekerti (kekuatan batin), pikiran (intelek), dan jasmani anak-anak, selaras. membantu peserta didik agar nantinya mampu

BABI PENDAHULUAN. kompetensi, mulai dari kurikulum tahun 1994, tahun 1999, tahun 2004 dengan

BAB I PENDAHULUAN. Tuntutan masa depan pembangunan bangsa mengharapkan penduduk yang

FAKTOR-FAKTOR YANG MELATARBELAKANGI MAHASISWA AKUNTANSI DALAM PEMILIHAN KARIER SEBAGAI AKUNTAN PUBLIK DAN NON AKUNTAN PUBLIK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi yang sangat cepat pada saat ini

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas pendidikan di Indonesia masih tergolong rendah. Indikator paling nyata

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Perkembangan Perguruan Tinggi Swasta di Jawa Barat dan Banten

BAB I PENDAHULUAN. segala bidang khususnya di dunia usaha sangat begitu ketat dan diikuti dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan manajemen sekolah baik yang konvensional maupun yang

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional, bab IV ayat 5 yang menyebutkan : Setiap warga

BAB I PENDAHULUAN. mencakup segala aspek kehidupan masyarakat. Seiring dengan perkembangan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eka Purwanti Febriani, 2013

BAB I PENDAHULUAN. disesuaikan dengan kebutuhan pembangunan di. meningkatkan produktivitas kreativitas, kualitas, dan efisiensi kerja.

BAB I PENDAHULUAN. cukup mendasar, terutama setelah diberlakukannya Undang-Undang Republik

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. wilayah tanah air Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu unsur penting yang memiliki peran dalam

BAB I PENDAHULUAN. sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah atau

BAB I PENDAHULUAN. hubungan antar kelompok manusia atau antar negara yang berbeda benua

PRESTASI BELAJAR SISWA DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN DISIPLIN BELAJAR PADA SISWA KELAS X AKUNTANSI SMK NEGERI 1 PEDAN TAHUN AJARAN 2009/ 2010

BAB I PENDAHULUAN. anak yang perlu bagi kehidupannya dalam masyarakat, baik sebagai anggota. hidup di dalam masyarakat (Purwanto, 2007: 24).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sejak awal Millenium ketiga Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK)

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu yang sangat besar dan mendasar, karena

BAB I PENDAHULUAN. dalam arti cerdas dan takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa tertuang didalam

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dihadapkan pada tantangan-tantangan yang berat khususnya dalam

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan, Indonesia dapat sejajar dengan bangsa-bangsa yang sudah maju.

BAB I PENDAHULUAN. baik dalam bidang ekonomi, sosial, maupun budaya. Kondisi ini akan

BAB I PENDAHULUAN. seperti petani, karyawan, mahasiswa, pegawai pemerintah, guru, dan lain sebagainya. Hal

Transkripsi:

ANALISIS PELAKSANAAN UJIAN KOMPETENSI PRODUKTIF DALAM PEMBENTUKAN SUMBER DAYA MANUSIA UNGGUL (Studi Kasus Pada Siswa Program Keahlian Akuntansi SMK Negeri 1 Surakarta Tahun Ajaran 2007/2008) SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Gelar S-1 Jurusan Pendidikan Ekonomi Akuntansi Disusun Oleh: IKA NOVIANA A 210 040 067 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2008

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Era globalisasi membawa dampak ganda pada setiap negara. Di satu sisi membawa iklim yang semakin terbuka untuk bekerjasama saling melengkapi demi kepentingan yang saling menguntungkan bagi pihak yang bekerjasama. Namun di sisi lain, era ini melahirkan persaingan yang semakin ketat dalam berbagai bidang. Era globalisasi menjanjikan masa depan yang cerah bagi Negara yang sungguhsungguh mempersiapkan diri untuk menghadapi proses globalisasi. Apalagi dihubungkan dengan adanya pasar bebas Asean yaitu Asean Free Trade Area (AFTA) tahun 2003, yang sebagaimana diketahui Indonesia berada dikawasan ini. Kawasan yang telah melahirkan beberapa negara industri maju, tetapi juga beberapa negara yang tertelan menjadi korban kemajuan negara tetangga. Realitas tersebut merupakan tuntutan untuk menyiapkan SDM dengan standar kompetensi dan keahlian sebagai pelaku ekonomi, sehingga unggul bersaing di pasar domestik maupun internasional. Sebagaimana yang diutarakan oleh Qodri Azizy (2003:27) yang menyatakan bahwa, Kompetisi SDM, termasuk penyediaan tenaga profesional dan, juga akan terjadi kompetisi bebas. Penyediaan ini meliputi kesiapan mental dan sekaligus kesiapan kemampuan skill atau profesional. Sumber Daya Manusia adalah penentu keberhasilan pembangunan di setiap negara. Oleh karena itu, tidak mengherankan apabila salah satu bidang yang terkait 1

2 dengannya yaitu pendidikan selalu mendapat perhatian yang istimewa dari berbagai pihak, baik dari sisi finansial maupun moral. Untuk mewujudkan tujuan pendidikan yaitu meningkatkan kualitas manusia Indonesia, maka bidang ini selalu dimasukkan dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN). Sebab selain ditujukan untuk meningkatkan kualitas manusia, bidang ini diharapkan mampu mempersiapkan tenaga yang memiliki kualitas akademik dan profesional serta tanggap terhadap kebutuhan pembangunan. Hal tersebut tertuang dalam Garis- Garis Besar Haluan Negara (GBHN) yaitu : Pendidikan prasekolah, pendidikan dasar, pendidikan menengah, pendidikan tinggi, pendidikan luar sekolah dan pendidikan kejuruan terus ditingkatkan pemeratan kualitas dan pengembangannya untuk menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan akademik dan profesional serta kemampuan kepemimpinan yang tanggap terhadap kebutuhan pembangunan serta pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (1998 : 177). Berdasarkan rumusan di atas dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa pendidikan yang dilaksanakan bertujuan untuk meningkatkan kemampuan profesional, ini berarti bahwa output dari pendidikan mempunyai keterampilan sesuai dengan kebutuhan pembangunan, lebih luas lagi diharapkan dapat mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Komitmen bangsa Indonesia terhadap bidang pendidikan tersebut merupakan tujuan bidang pendidikan yang dikembangkan melalui iklim belajar mengajar yang kondusif dengan menambahkan rasa percaya diri serta sikap perilaku yang inovatif dan kreatif dalam upaya mengantisipasi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sebagaimana telah diketahui bahwa arti pendidikan sekolah adalah usaha sadar untuk mempersiapkan

3 peserta didik melalui kegiatan pembimbingan, pengajaran dan atau latihan bagi peranannya di masa yang akan datang pada lembaga formal yaitu sekolah dan penyelenggaraannya secara berjenjang dan berkesinambungan. Maksudnya dalam proses pendidikan tersebut didasarkan pada tingkat perkembangan siswa, keluasan serta kedalaman bahan pengajaran dan cara penyajian bahan pengajaran. Sebagai usaha pencapaian tujuan pendidikan nasional, pemerintah mengeluarkan kebijakan tentang sistem penjenjangan di sekolah. Kebijakan penjenjangan sekolah tersebut terdiri dari pendidikan dasar, mendidikan menengah dan pendidikan tinggi. Setiap jenjang memiliki bentuk yang diterapkan dan tujuan yang akan dicapai. Hal tersebut dimaksudkan dalam rangka pembangunan pendidikan, khususnya mengenai pemerataan yang harus menjangkau di seluruh lapisan masyarakat. Dalam hubungannya dengan pembangunan, pendidikan merupakan proses penyediaan tenaga kerja yang mampu ikut serta dalam menjamin keberhasilan pembangunan bangsa. Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang sangatlah membutuhkan tenaga kerja yang memiliki kualitas kerja yang tinggi dalam segala bidang untuk mencapai keberhasilan pembangunan bangsa. Akan tetapi dewasa ini salah satu masalah yang dihadapi dalam pembangunan Indonesia adalah masalah ketenagakerjaan, yaitu berupa ketidakseimbangan antara lapangan pekerjaan dengan jumlah pencari kerja. Permasalahan ini akan menimbulkan persaingan yang ketat antar pencari kerja untuk memperoleh pekerjaan yang ada, dengan demikian kualitas seorang pencari kerja akan menentukan keberhasilannya memperoleh pekerjaan.

4 Dengan adanya masalah tersebut diatas timbulah persaingan yang ketat untuk memperoleh posisi pekerjaan yang ada, tentunya kualitas seorang pencari kerja akan sangat menentukan keberhasilan dalam bersaing untuk mendapatkan pekerjaan tertentu dalam era globalisasi saat ini. Penyediaan tenaga kerja bermutu dan terampil yang siap kerja merupakan permasalahan dan tuntutan yang harus bisa diselesaikan oleh lembaga pendidikan terutama lembaga pendidikan kejuruan. Lembaga pendidikan kejuruan merupakan lembaga pendidikan yang mempunyai tujuan mencetak manusia Indonesia yang siap kerja dan mampu mengembangkan dirinya, baik menjadi tenaga kerja yang terampil maupun melanjutkan pendidikan pendidikan kejenjang yang lebih tinggi sesuai dengan bidangnya. Keterkaitan lembaga pendidikan kejuruan terhadap masalah ketenagakerjaan yang dihadapi negara kita dewasa ini meliputi tiga masalah utama yaitu relevansi, kuantitas dan kualitas. Relevansi adalah langkah-langkah penyesuaian antara jenis keterampilan yang dihasilkan lembaga pendidikan dengan jenis keterampilan yang dibutuhkan oleh lapangan kerja yang ada sekarang. Kuantitas adalah langkah-langkah peningkatan produktifitas lembaga pendidikan dari segi jumlah. Sedangkan kualitas merupakan peningkatan intensitas keterampilan para lulusan lembaga pendidikan sebagai bekal memasuki dunia kerja. Sekolah Menengah Kejuruan sebagai salah satu jalur pendidikan sekolah, yaitu pendidikan kejuruan yang mempunyai peranan dalam usaha membentuk tenaga kerja siap pakai dan berkompetensi tinggi yang tanggap terhadap kebutuhan pembangunan dan mampu bersaing di era globalisasi. Hal ini diperkuat oleh

5 Kepmendikbud No.0490/U/1992 pasal 22 ayat 3, 4 dan 5 yang menegaskan bahwa, SMK sewaktu-waktu dapat melakukan peninjauan bahan kajian dan mata pelajaran adaptif dan produktif, dalam rangka penyesuaian secara terus menerus terhadap tuntutan kebutuhan lapangan kerja yang senantiasa berkembang. Dengan demikian melalui jalur Sekolah Menengah Kejuruan diharapkan akan mampu menghasilkan lulusan yang terampil dan bermutu untuk konsumsi tenaga kerja. Sebagai salah satu wujud usaha SMK untuk memenuhi tuntutan dan menghadapi masalah diatas adalah dengan adanya upaya penyempurnaan kurikulum yaitu dengan diterbitkannya Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Garis-Garis Besar Program Pengajarannya (GBPP)nya. Kurikulum tersebut mengacu kepada kompetensi tamatan dan bertujuan agar tamatan memiliki keunggulan kompetensi untuk memasuki lapangan kerja. Pengembangan kurikulum yang didasarkan pada kompetensi diartikan sebagai suatu proses kurikulum yang didasarkan pada kompetansi atau kemampuan apa saja yang harus dikuasai siswa setelah tamat. Selain usaha itu guna memperoleh kejelasan tentang ukuran dan sekaligus mewujudkan tugas pada profesi tertentu diperlukan adanya standar profesi yang mengacu pada pencapaian profil kemampuan siswa. Usaha yang digunakan untuk mengetahui keberhasilan siswa dalam mencapai kemampuan sesuai standar kompetensi dan profesi dilakukan melalui Ujian Kompetensi Produktif. Ujian Kompetensi Produktif masih merupakan hal yang baru bagi pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan, sebab dalam pelaksanaannya diperlukan keterlibatan dan kesiapan berbagai pihak. Bukan hanya sekolah dengan kelengkapan infrastrukturnya

6 namun juga kalangan dunia kerja. Selain itu, pelaksanaan Ujian Kompetensi Produktif sekarang ini berupa perintah pembuatan Tugas Akhir (TA) yang melibatkan secara langsung peran dari Dunia Kerja. Berdasarkan latar belakang tersebut diatas, maka penulis tertarik untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan uji kompetensi produktif serta permasalahan yang ada didalamnya melalui penelitian dengan judul, ANALISIS PELAKSANAAN UJIAN KOMPETENSI PRODUKTIF DALAM PEMBENTUKAN SUMBER DAYA MANUSIA UNGGUL (Studi Kasus Pada Siswa Program Keahlian Akuntansi SMK NEGERI 1 SURAKARTA Tahun Ajaran 2007/2008). B. Pembatasan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah tersebut diatas serta agar penelitian lebih terarah dan mudah dipahami, maka permasalahan dibatasi pada : 1. Kegiatan Pelaksanaan Ujian Kompetensi Produktif yang dilakukan SMK dalam usahanya membentuk lulusan yang berkualitas. 2. Penelitian ini terbatas pada siswa program keahlian Akuntansi di SMK Negeri 1 Surakarta tahun ajaran 2007/2008. C. Rumusan Masalah Winarno Surachmad (1999:34) mengemukakan bahwa, Masalah adalah setiap kesulitan yang menggerakkan manusia untuk memecahkannya. Untuk

7 memecahkan masalah yang dihadapi perlu dilakukan dengan cara-cara ilmiah. Maka dengan perumusan masalah yang jelas dapat memberikan jalan lebih mudah dalam memecahkan masalah. Berpijak pada latar belakang dan pembatasan masalah diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan-permasalahan sebagai berikut : 1. Bagaimana pelaksanaan Ujian Kompetensi Produktif Siswa program keahlian Akuntansi SMK Negeri 1 Surakarta? 2. Aspek kompetensi apakah yang diujikan dalam Ujian Kompetensi Produktif siswa program keahlian Akuntansi SMK Negeri 1 Surakarta? 3. Hal-hal apa yang menjadi kendala dalam pelaksanaan Ujian Kompetensi Produktif Siswa program keahlian Akuntansi SMK Negeri 1 Surakarta? 4. Sumbangan apa yang diberikan dalam pelaksanaan Ujian Kompetensi Produktif Siswa dilihat dari pihak sekolah, pihak dunia usaha/dunia industri (DU/DI) dan pihak siswa sendiri? D. Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah diatas maka dalam penelitian ini mempunyai tujuan untuk : 1. Mengetahui pelaksanaan Ujian Kompetensi Produktif Siswa program keahlian Akuntansi SMK Negeri 1 Surakarta. 2. Mengetahui aspek-aspek kompetensi yang diujikan dalam Ujian Kompetensi Produktif Siswa program keahlian Akuntansi SMK Negeri 1 Surakarta.

8 3. Mengetahui kendala-kendala dalam pelaksanaan Ujian Kompetensi Produktif Siswa program keahlian Akuntansi SMK Negeri 1 Surakarta. 4. Serta untuk mengetahui sumbangan yang diberikan dalam pelaksanaan Ujian Kompetensi Produktif Siswa dilihat dari pihak sekolah, pihak dunia usaha/dunia industri (DU/DI) dan pihak siswa sendiri. E. Manfaat Penelitian 1. Sebagai bahan untuk menambah dan memperluas cakrawala pengetahuan mengenai ilmu evaluasi pengajaran. 2. Untuk menambah bahan referensi dan bahan masukan bagi penelitian berikutnya khususnya mengenai kompetensi siswa. 3. Sebagai bahan pertimbangan bagi SMK Negeri 1 Surakarta mengenai pentingnya pelaksanaan Ujian Kompetensi Produktif siswa program keahlian Akuntansi. 4. Sebagai bahan masukan yang bermanfaat bagi semua pihak yang berkepentingan dalam menetukan kebijaksanaan yang berhubungan dengan pelaksaan Ujian Kompetensi Produktif siswa program keahlian Akuntansi. 5. Memberikan motivasi kepada siswa guna meningkatkan keberhasilannya dalam pelaksaan Ujian Kompetensi Produktif.

9 F. Sistematika Skripsi BAB I PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan tentang Latar Belakang Masalah, Pembatasan Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat dari Penelitian. BAB II LANDASAN TEORI Bab ini berisikan tentang landasan teori mengenai Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), Pendidikan Sistem Ganda (PSG), Pelaksanaan Ujian Kompetensi Produktif serta Kerangka Pemikiran Penelitian. BAB III METODE PENELITIAN Bab ini menjelaskan tentang Jenis Penelitian, Tempat dan Waktu Penelitian, Sumber Data, Teknik Sampling, Teknik Pengumpulan Data, Validitas Data dan Analisis Data. BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Bab ini berisikan tentang hasil-hasil penelitian yang dijabarkan dalam subbab diskripsi dari lokasi penelitian, diskripsi permasalahan penelitian serta pembahasan BAB V PENUTUP Bab ini berisi Kesimpulan, Implikasi dan Saran