gawang agar terhindar dari PENDAHULUAN kemasukan bola. Oleh karena itu teknik Permainan Bola Tangan di Indonesia pada masa sekarang ini belum

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. Permainan bola tangan dimainkan oleh dua tim yang masing-masing tim

terbentuknya perkumpulan-perkumpulan PENDAHULUAN bola atletik dari usia pemula/ dini sampai Atletik merupakan induk dari

2015 PERBANDINGAN EFEKTIVITAS SHOOTING

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran. Hal ini sejalan dengan filosofi yang mendasari pendidikan jasmani,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam setiap penelitian diperlukan suatu metode. Penggunaan metode

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Rusli Lutan (2007:199) menjelaskan mengenai metode korelasional

KONTRIBUSI KELINCAHAN DAN KECEPATAN TERHADAP KETERAMPILAN MENGGIRING BOLA DALAM PERMAINAN BOLA BASKET

BOLA TANGAN. Materi Bola Tangan Kelas XI 1 design by Bramasto

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Metode adalah salah satu cara yang ditempuh untuk mencapai suatu tujuan.

III. METODE PENELITIAN. digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitian. Metode penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam suatu penelitian membutuhkan suatu metode yang sesuai untuk

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2010:3). Metode

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Metode adalah salah satu cara yang ditempuh dalam mencapai suatu

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH KEKUATAN OTOT TUNGKAI DAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP AKURASI JUMP SERVIS DALAM PERMAINAN BOLA VOLI. Loan Subarno*) ABSTRAK

I. PENDAHULUAN. dengan baik dan menarik perhatian para penontonya. keterampilan tersebut. dapat berupa keterampilan dasar serta keterampilan khusus.

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu bentuk shooting yang paling sering digunakan dalam

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Rusli Lutan (2007:199) menjelaskan mengenai metode korelasional

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Lokasi Dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian 1. Lokasi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Dalam sebuah penelitian diperlukan suatu metode penggunaan metode dalam

BAB II KAJIAN PUSTAKA. ayunan. Terdapat berbagai macam lari, misalnya: sprint (lari cepat), lari

BAB III METODE PENELITIAN. adalah cara atau jalan yang ditempuh untuk mencapai tujuan. Dalam

PENGARUH KEKUATAN OTOT TUNGKAI DAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP AKURASI JUMP SERVIS DALAM PERMAINAN BOLA VOLI. Loan Subarno*) ABSTRAK

BAB III PROSEDUR PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. masalah. Tujuannya untuk menemukan jawaban terhadap persoalan yanag signifikan,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. mengukur seberapa besar hubungan dan tingkat singinifikan antara power otot

BAB 1 PERMAINAN BOLA BESAR

KONTRIBUSI ANTARA POWER OTOT LENGAN DAN KELENTUKAN TOGOK TERHADAP KEMAMPUAN MELEMPAR BOLA (THROW-IN) PADA KLUB SEPAKBOLA PERSAS SABANG TAHUN 2011

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang sesuai dengan masalah dan tujuan penelitian yang hendak di teliti,

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN PANJANG TUNGKAI, DAYA LEDAK TUNGKAI, DAN KESEIMBANGAN DENGAN KEMAMPUAN LOMPAT JAUH MURID SD INPRES NO. 132 BUTTALE LENG KABUPATEN JENEPONTO

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan(S.Pd.) Program Studi Pendidikan Jasmani, Kesehatan Dan Rekreasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. variabel merupakan obyek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

KONTRIBUSI POWER OTOT TUNGKAI, POWER OTOT LENGAN DAN FLEKSIBILITAS PERGELANGAN TANGAN TERHADAP HASIL LAY UP SHOOT DALAM PERMAINAN BOLA BASKET

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

SEMINAR NASIONAL PENINGKATAN KUALITAS PENULISAN KARYA ILMIAH STOK BINA GUNA, SABTU 16 SEPTEMBER 2017 PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN SIDE SHUFFLE

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Tujuan utama penelitian ini adalah mengungkapkan efektifitas strategi dalam

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Lebih lanjut Surakhmad (1998, hlm. 131) menjelaskan bahwa:

HUBUNGAN ANTARA PANJANG TUNGKAI DAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI TERHADAP KEMAMPUAN MENENDANG PADA PEMAIN SSB ANEUK RENCONG BANDA ACEH TAHUN 2010

PETUNJUK PELAKSANAAN BARROW MOTOR ABILITY TEST. a. Tujuan : Untuk mengukur komponen power otot tungkai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. mencapai tujuan dari penelitian itu. Macam-macam penelitian dikemukakan oleh

III. METODE PENELITIAN. variabel satu dengan variabel yang lain. Sedangkan menurut Soekidjo

PERBANDINGAN PENGARUH LATIHAN ANTARA SINGLE LEG HOP DENGAN DOUBLE LEG HOP TERHADAP PENINGKATAN POWER OTOT TUNGKAI

METODOLOGI PENELITIAN. metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah survei. Hal ini sesuai

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI

KORELASI ANTARA KESEIMBANGAN DAN KOORDINASI MATA KAKI TERHADAP KEMAMPUAN DRIBBLE PADA PERMAINAN SEPAKBOLA MINI

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH PERMAINAN FUTSAL TERHADAP MOTOR ABILITY SISWA DI SDIT BANI SALEH 6 KOTA BEKASI. Oleh : Memet Muhamad, Drs., MPd.

BAB III METODE PENELITIAN

bab 1 gerak dasar kata kunci berjalan memutar melempar berlari mengayun menangkap melompat menekuk menendang

BAB III METODE PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN. sendiri (Suharsimi Arikunto, 1998:131). Berdasarkan tujuan dalam penelitian

Materi Permainan Bola Basket Lengkap

HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN DAN DAYA LEDAK OTOT KAKI DENGAN KEMAMPUAN LOMPAT JAUH GAYA HANG PADA SISWA PUTRA SMK PGRI 4 KOTA KEDIRI TAHUN 2015 SKRIPSI

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. pelaksanaan penelitian adalah hal yang sangat penting, sebab dengan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Universitas Negeri Yogyakartasebagai berikut ini:

PERBEDAAN EFEKTIFITAS TENDANGAN PENALTI DENGAN MENGGUNAKAN KAKI BAGIAN DALAM DAN PUNGGUNG TIM SEPAK BOLA UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI TAHUN 2015

PERBANDINGAN ANTARA LATIHAN KEKUATAN OTOT LENGAN DENGAN GERAKAN BENCH PRESS DAN PUSH UP TERHADAP HASIL TEMBAKAN FREE THROW DALAM PERMAINAN BOLA BASKET

BAB III METODOLOGI PENLITIAN

3. Terdapat hubungan yang signifikan antara panjang tungkai dengan prestasi. lompat jauh, dengan nilai r hitung sebesar 0,515

HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN LARI DAN POWER OTOT TUNGKAI TERHADAP HASIL LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK PADA SISWA KELAS V SD NEGERI CIWIRU KECAMATAN DAWUAN

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan PJKR OLEH:

HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN DAN DAYA LEDAK OTOT KAKI DENGAN KEMAMPUAN LOMPAT JAUH GAYA HANG SISWA KELAS VIII MTS PANCASILA GONDANG MOJOKERTO SKRIPSI

III. METODOLOGI PENELITIAN. Menurut Arikunto Suharsimi (2006:160) Metode penelitian adalah cara yang di

I. PENDAHULUAN. berkualitas adalah melalui pendidikan. Pendidikan adalah upaya yang. negara. Pada negara-negara yang baru berkembang pendidikan

BAB III METODE PENELITIAN

PERBANDINGAN HASIL TEMBAKAN ANTARA DRIBBLE JUMP SHOOT DENGAN PASSING JUMP SHOOT DALAM PERMAINAN BOLA BASKET

BAB I PENDAHULUAN. satunya adalah penjaga gawang. Cabang olahraga ini asal mulanya dari cabang

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan PENJASKESREK OLEH :

BAB IV HASIL PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA. A. DESKRIPTIF PEMBELAJARAN PERMAINAN BOLATANGAN di

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan PJKR OLEH:

PENGARUH PANJANG TUNGKAI DAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI TERHADAP SERVIS DALAM PERMAINAN SEPAK TAKRAW PADA TIM PSTI KEDIRI

Esra Fitriyanti Kedo ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang penelitian Anggi Sugiyono, 2015

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. faktor yang sengaja ditimbulkan oleh peneliti dengan mengurangi atau

ARTIKEL SKRIPSI. Oleh: KARTONO NIM P

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (FKIP) UNIVERSITAS NUSANTARA PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA UNP KEDIRI 2015

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

III. METODE PENELITIAN. diinginkan. Menurut Arikunto (2006 : 3) penelitian eksperimen adalah suatu penelitian

BAB III PROSEDUR PENELITIAN

Transkripsi:

PENDAHULUAN Permainan Bola Tangan di Indonesia pada masa sekarang ini belum memasyarakat bila dibandingkan dengan cabang olahraga lainnya seperti sepak bola, bola basket, bola voli dan lain-lain. Salah satu faktor belum memasyarakatnya permainan bola tangan adalah belum adanya induk organisasi. Namun usaha untuk memasyarakatkan permainan bola tangan sudah mulai dilakukan yaitu antara lain dengan dimasukkannya permainan bola tangan di dalam kurikulum sekolah. Dengan dimasukkannya permainan bola tangan di dalam kurikulum sekolah maka secara perlahan-lahan permainan bola tangan akan dikenal oleh siswa dan mahasiswa sehingga diharapkan akan banyak pertandingan bola tangan yang diadakan baik dari sekolah maupun dari perguruan tinggi dan juga dari organisasi pemuda. Tujuan permainan bola tangan adalah memasukkan ke gawang lawan sebanyak-banyaknya dan mempertahankan gawang agar terhindar dari kemasukan bola. Oleh karena itu teknik menembak bola ke gawang perlu dikuasai dengan baik oleh pemain bola tangan. Ada beberapa teknik menembak seperti yang dikemukakan oleh Ridwan Haris (1991 : 35) sebagai berikut: 1. The standing shot (Menembak dalam sikap berdiri) 2. The jump shot (Menembak pada saat melompat ke atas) 3. The dive shot (Menembak pada saat melompat ke depan) 4. The fall shot (Menembak sambil menjatuhkan diri ke samping atau ke depan) 5. The side shot (Menembak dari samping badan) 6. The flying shot (Menembak pada saat melayang) 7. The reverse shot (Tembakan membalik/memutar) Pemain penyerang dapat melakukan salah satu dari ke tujuh teknik menembak bola ke gawang lawan sesuai

dengan situasi permainan pada saat itu, misalkan teknik flying shot. Teknik ini biasanya banyak dilakukan bila pemain penyerang yang lain terhalang oleh pemain bertahan sehingga dapat melakukan kerja sama. Berdasarkan pengamatan penulis dalam kejuaraan bola tangan antar SMP Pontang Kecamatan Pontang maka teknik menembak yang paling sering dilakukan oleh pemain penyerang dan banyak menghasilkan gol ke gawang adalah teknik flying shot. Oleh karena itu penulis mengambil kesimpulan bahwa teknik flying shot harus betul-betul dikuasai dengan baik oleh pemain bola tangan. Hal ini disebabkan teknik flying merupakan teknik menembak yang paling efektif dalam usaha memasukkan bola ke gawang lawan. Sejalan dengan itu, Ridwan Haris (1991:42) mengemukakan tentang flying shot sebagai berikut: Teknik flying shot merupakan senjata ampuh dalam permainan dan cara menembak ini adalah cara yang paling efektif untuk memasukkan bola ke gawang lawan, bila dibandingkan dengan cara menembak yang lain. Teknik flying shot pada umumnya dilakukan di dalam daerah gawang lawan sehingga dapat memberikan keuntungan bagi pemain penyerang. Adapun keuntungan menembak di dalam daerah gawang yaitu selain untuk memperpendek jarak lemparan ke gawang lawan juga ada unsur psikologis bagi penjaga gawang bila berhadapan terlalu dekat dengan pemain penyerang. Oleh karena itu pemain bola tangan dituntut untuk melakukan lompatan yang jauh ke depan. Agar dapat melakukan lompatan yang jauh ke depan tentunya harus didukung oleh kondisi fisik yang baik. Adapun unsur kondisi fisik yang diperlukan untuk lompatan yang jauh kedepan adalah power tungkai. METODE PENELITIAN Guna membuktikan kebenaran hipotesis yang telah diajukan, maka di dalam penelitian ini penulis menggunakan deskriptif. Tujuan pemilihan metode deskriptif ini adalah untuk memperoleh

gambaran mengenai hubungan di antara variabel-variabel yang di selidiki. Variabelvariabel yang di selidiki adalah power tungkai, jarak lompatan dan hasil lemparan flying shot dalam permainan bola tangan. Metode penelitian deskriptif adalah cara penelitian yang mengarah kepada pemecahan masalah yang ada pada masa sekarang tentang metode penelitian deskriptif adalah peneliti yang berusaha mendeskriditkan suatu gejala, peristiwa, kejadian yang terjadi pada saat sekarang. Dalam penelitian ini pengumpulan data di peroleh melalui tes standing board jump dan tes flaying shot bola tangan. Dari hasil analisa dukungan power tungkai terhadap jarak lompatan dengan hasil lemparan flaying shot bola tangan. Adapun langkah-langkah yang penulis lakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Mengumpulkan data 2. Menyusun dan mengola data 3. Menganalisa data Diantara jenis metode penelitian deskriptif yang biasa digunakan, maka di dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian deskriptif dengan studi korelasi. Selanjutnya, untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam penelitian ini, maka digunakan alat pengukur sebagai pengumpul data. Seperti yang dikemukakan oleh Nurhasan (1991:2) bahwa. Dalam proses pengukuran membutuhkan alat pengukur. Pada penelitian ini alat pengumpul data yang digunakan adalah tes dan pengukuran, yaitu: 1) Pengukuran power tungkai. Dalam mengukur power tungkai penulis menggunakan tes standing broad jump dengan validitas 0,61 dan reliabilitas 0,96 2) Pengukuran hasil lemparan. Dalam mengukur hasil lemparan penulis menggunakan test flying shot bola tangan dengan validitas 0,69 dan reliabilitas 0,80

Sebelum test dilakukan, terlebih dahulu dilakukan persiapan-persiapan administrasi. Selain itu dipersiapkan segala fasilitas yang berkenaan dengan pelaksanaan test dan pengukuran. Dalam pelaksanaan tes dan pengukuran sebelumnya dijelaskan kepada sampel tentang tata cara pelaksanaan tes yang dilakukan. 1. Tes Standing Broad Jump Alat dan perlengkapan: - Tempat melompat yang datar, lunak dan tidak licin - Meteran pengukur panjang - Sapu dan alat untuk meratakan pasir - Alat tulis dan formulir Pelaksanaan tes: Orang coba berdiri dengan kedua ujung jari kakinya tepat dibelakang garis batas tolakan. Setelah siap, orang coba Sebelum melakukan lompatan orang coba diperolehkan mengayun-ayunkan kedua lengannya sambil mengoper. Kedua kaki tetap berhubungan dengan tanah pada saat akan melakukan lompatan. Setiap orang coba diberi kesempatan melakukan lompatan sebanyak tiga kali. Penilaian: Pengukuran hasil lompatan diambil dari jarak yang terjauh dari ketiga lompatan yang dilakukan. Pengukuran dilakukan dari tempat jatuhnya tumit pada tanah sampai garis batas permulaan melompat. Lompatan yang gagal harus diulang. Yang dimaksud dengan lompatan yang gagal yaitu kaki orang coba melewati garis batas tolakan dan pada saat mendarat tidak dapat menguasai keseimbangan dan jatuh kebelakang. (Sumber dari Nurhasan) Tes dan melakukan persiapan untuk melompat, Pengukuran Pendidikan bersamaan dengan itu mengayunkan kedua lengan kedepan, dengan seluruh Olahraga, 1991, Halaman 107). tenaga kaki bersamaan menolak, melakukan lompatan sejauh mungkin.

lemparan di catat oleh petugas pencatat. Orang coba kembali lagi berdiri didalam Gambar 1. Tes Standing Broad Jump (Dikutip dari Penilaian Kesegaran Jasmani dengan Tes A.C.S.P.F.T. Depdikbud, 1997, hlm. 7-8) 2. Test Flying Shot Bola Tangan Alat dan Perlengkapan: - Bola tangan sebanyak 3 buah - Bangku/kursi yang tingginya antara 44 55 cm sebanyak 3 buah - Dinding sasaran dengan ukuran yang telah ditentukan (lihat gambar 3.3) Alat tulis dan formulir: - Kapur Pelaksanaan Tes: Ada tiga bangku, ditiap bangku diletakkan 1 (satu) buah bola. Orang coba berdiri didalam kotak tempat menolak yang telah ditentukan dan dalam keadaan siap. Pada aba-aba ya dengan segera orang berlari menuju bangku pertama yang telah ditentukan, kemudian mengambil bola lalu melakukan rangkaian flying shot dengan menolak dikotak yang telah ditentukan dan mendarat. Jarak lompatan dan hasil kotak tempat menolak pada aba-aba ya dengan segera orang coba berlari menuju bangku kedua yang ditentukan untuk mengambil bola kemudian melakukan rangkaian flying shot dengan menolak didalam kotak yang telah ditentukan dan mendarat. Jarak lompatan dan hasil lemparan dicatat oleh petugas pencatat. Orang coba kembali berdiri didalam kotak tempat menolak dan pada aba-aba ya dengan segera orang coba berlari menuju bangku ketiga untuk mengambil bola kemudian melakukan rangkaian flying shot dengan menolak didalam kotak yang telah ditentukan dan mendarat. Jarak lompatan dan hasil lemparan di catat oleh petugas pencatat. Didalam melakukan rangkai flying shot orang coba diharuskan untuk melakukan dribbling terlebih dahulu. Penilaian: Pengukuran jarak lompatan dilakukan dari tempat jatuhnya kaki bagian tumit pada lantai yang telah diberi

kapur sebagai tanda jatuhnya kaki sampai batas kotak menolak. Adapun hasil lompatan diambil dari ketiga jarak (dikutip dari skripsi Adhi Purnomi, Tes Keterampilan Olahraga Perminan Bola Tangan, 1988, Halaman 43) lompatan flying shot yang dilakukan dibagi tiga. Sedangkan pengukuran hasil lemparan dilakukan dari perkenaan bola pada daerah angka sasaran. Adapun hasil A B 1 2 lemparan diambil dari ketiga hasil lemparan flying shot dibagi tiga. Gambar 2. Target untuk tes Flying Shot Katerangan gambar : 4 = nilai 4, ukurannya 50 x 50 cm 3 = nilai 3, ukurannya 100 x 50 cm 2 = nilai 2, ukurannya 200 x 50 cm 1 = nilai 1, ukurannya 200 x 100 cm Catatan: 4 3 4 2 1 2 4 3 4 Ukuran gawangnya sebesar = 300 x Gambar 3. Sasaran dan Tempat Tolakan Kaki Tes Flying Shot, jarak 5 5 ½ - 7 meter Keterangan gambar: A=Dinding tembok sasaran / target untuk flying shot (ukuran gawang sasaran lihat gambar 3.3) B=Daerah batas menembakkan bola pada tes flying shot dengan ukuran panjang = 600 cm dan lebar = 300 cm C=Daerah tumpuan / tolakan kaki sebelum menembak, dengan ukuran luas = 100 cm persegi 1=Bangku pertama dengan jarak 500 cm 2=Bangku kedua dengan jarak 350 cm 3=Bangku ketiga dengan jarak 750 cm Catatan: Ukuran panjang 600 cm, ini diambil sesuai dengan batas garis daerah gawang yang terdapat dalam peraturan dan permainan bola tangan. 3 200 cm, sesuai dengan peraturan bola tangan.

(dikutip dari skripsi Adhi Purnomo Tes Keterampilan Olahraga Permainan Bola Tangan, 1988, Halaman 45). HASIL PENELITIAN Data yang diperolah dari hasil tes akan diolah dan dianalisis sesuai dengan prosedur yang telah dikemukakan dalam pasal terdahulu, hasil pengolahan dan analisa data akan dikemukakan secara terperinci pada uraian berikut ini. Hasil perhitungan nilai rata-rata dan simpangan baku ketiga variabel. Hasil perhitungan nilai rata-rata dan simpangan baku dari ketiga variabel dapat dilihat pada tabel 1 dibawah ini: Tabel 1. Hasil perhitungan Rata-rata dan simpangan baku variabel Power tungkai Jarak lompatan Hasil lemparan Nilai ratarata 49,55 49,95 49,90 Simpangan Baku 9,95 10,14 9,97 Hasil pengujian distribusi normal ketiga variabel. Setelah diketahui hasil penghitungan nilai rata-rata dan simpangan baku dari ketiga variabel, maka langkah selanjutnya adalah melakukan pengujian normalitas dari tiap-tiap variabel. Pengujian normalitas ini menggunakan tes kecocokan Liliefors. Hasil pengujian ini akan menentukan pendekatan mana yang akan digunakan dalam analisis data parametric atau non parametric. Pendekatan parametik digunakan apabila variabel tersebut ternyata normal. Sedangkan non parametric digunakan apabila variabelvariabel tersebut hanya tidak normal. Hasil perhitungan pengujian normalitas data dari setiap variabel dapat dilihat pada tabel 2 di bawah ini. Tabel 2. Hasil Pengujian Dari Setiap Variabel Variabel L hitung L tabel Hipotesis Power tungkai Jarak lompatan Hasil lemparan 0,0954 0,1254 0,1335 0,191 0,191 0,191 normal normal normal KESIMPULAN Berdasarkan hasil perhitungan dan analisis data yang diperoleh dari pengukuran, maka penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Pemain yang mempunyai power tungkai yang tinggi akan dapat menghasilkan lompatan yang jauh ke depan. Berdasarkan hasil penelitian ini, maka dukungan power tungkai terhadap jarak lompatan dalam flying shot bola tangan sebesar 0,84. Angka ini termasuk dukungan yang tinggi sehingga unsur kondisi fisik power tungkai mempunyai dukungan yang tinggi terhadap jarak lompatan flying shot bola tangan 2. Lompatan yang jauh ke depan akan dapat menghasilkan jarak lemparan yang dekat dengan gawang sehingga semakin besar kemungkinan untuk memasukkan bola ke gawang lawan. Berdasarkan hasil penelitian ini, maka hubungan jarak lompatan dengan hasil lemparan dalam flying shot bola tangan DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. (1989) Prosedur Penelitian, suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Bina Aksara. Hadi, Sutrisno. (1990). Metodologi Research. Yogyakarta. andi Offset. Harsono. (1988). Coach dan Aspek-aspek Psikologis Dalam Coaching. Jakarta: CV Tambak Kusuma. Haris Ridwan. (1991). Permainan Bola Tangan dan Peraturan. Bandung: PT. Citra Aditya Bakti. Nasution S. (1991). Metode Research; Penelitian Ilmiah. Bandung: Jammars. Sajoto M. (1990). Peningkatan dan Pembinaan Kekuatan Kondisi Fisik Dalam Olahraga. Semarang: Dahara Prize. Sudjana. (1986). Metode Statistika. Bandung: Tarsito. Surakhmad & Winarno.(1985). Pengantar Penelitian Ilmiah Dasar Metode dan Teknik. Bandung: Tarsito. Pennycook, Lindsay dan Sykes, Robin. (1980). Olympic Hand Ball. Stanley Paul dan Co Ltd, sebesar 0,80. Angka ini termasuk hubungan yang tinggi sehingga jarak lompatan mempunyai hubungan yang tinggi dengan hasil lemparan dalam flying shot bola tangan.