HUBUNGAN PANJANG DAN BOBOT IKAN NILA LOKAL, BEST F5 DAN F6 DI PANGKEP, SULAWESI SELATAN PADA UMUR 60 HARI PEMELIHARAAN

dokumen-dokumen yang mirip
1) Staf Pengajar pada Prog. Studi. Budidaya Perairan, Fakultas

515 Keragaan pertumbuhan benih Cherax... (Irin Iriana Kusmini)

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH TEKNIK ADAPTASI SALINITAS TERHADAP KELANGSUNGAN HIDUP DAN PERTUMBUHAN BENIH IKAN PATIN, Pangasius sp.

PRODUKSI IKAN NEON TETRA Paracheirodon innesi UKURAN L PADA PADAT TEBAR 20, 40 DAN 60 EKOR/LITER DALAM SISTEM RESIRKULASI

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

APLIKASI PENGGUNAAN BERBAGAI MACAM MIKROALGA POWDER UNTUK PAKAN JUVENIL IKAN BANDENG (Chanos chanos fork)

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

Keragaan benih ikan mas (Cyprinus carpio) strain rajadanu dengan kepadatan berbeda

KERAGAAN PERTUMBUHAN IKAN NILA SPESIFIK LAHAN GAMBUT F-2, F-1 DENGAN NILA LOKAL

KAJIAN HUBUNGAN PANJANG BERAT DAN FAKTOR KONDISI IKAN NILA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH PADAT TEBAR TINGGI DENGAN PENGUNAAN NITROBACTER TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN LELE (Clarias sp.) FENLYA MEITHA PASARIBU

Jurnal Perikanan dan Kelautan Vol. 3, No. 4, Desember 2012: ISSN :

PENGGUNAAN AERASI AIR MANCUR (FOINTAIN) DI KOLAM UNTUK PERTUMBUHAN IKAN NILA GIFT(Oreochromis niloticus)

ANALISIS GENETIC GAIN IKAN NILA PANDU (Oreochromis niloticus) ANTARA GENERASI F4 DAN F5 PADA UMUR 5 BULAN

PENGGUNAAN TEPUNG ONGGOK SINGKONG YANG DIFERMENTASI DENGAN Rhizopus sp. SEBAGAI BAHAN BAKU PAKAN IKAN NILA MERAH (Oreochromis niloticus) ABSTRAK

ANALISA GENETIC GAIN ANAKAN IKAN NILA PANDU (Oreochromis niloticus) F5 HASIL PEMBESARAN I. Nurin Dalilah Ayu, Sri Hastuti *)

PENGARUH SUBTITUSI PARSIAL TEPUNG IKAN DENGAN TEPUNG TULANG TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN LELE SANGKURIANG (Clarias gariepinus.

PENGARUH FREKUENSI PEMBERIAN PAKAN TERHADAP PRODUKSI PEMBESARAN IKAN MAS (Cyprinus carpio) DI KERAMBA JARING APUNG WADUK CIRATA

REARING OF RIVER CATFISH (Mystus nemurus C.V) ON A RECIRCULATION SYSTEM USING SYSTEM FILTERS ABSTRACT

Nike: Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan. Volume 3, Nomor 1, Maret 2015

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Kelangsungan Hidup Ikan Nila Nirwana Selama Masa Pemeliharaan Perlakuan Kelangsungan Hidup (%)

Effect of Rearing Density of Dumbo Catfish (Clarias sp.) Fry on Production in the Controlled Nitrogen Culture System by Adding Wheat Powder

ABSTRACT. Keywords : Biofilter, Cherax quadricarinatus, Glochidia

PENGGUNAAN TEPUNG DAGING DAN TULANG SEBAGAI ALTERNATIF SUMBER PROTEIN HEWANI PADA PAKAN IKAN NILA MERAH (Oreochromis niloticus) ABSTRAK

KEPADATAN POPULASI IKAN JURUNG (Tor sp.) DI SUNGAI BAHOROK KABUPATEN LANGKAT

GROWTH AND SURVIVAL RATE OF COMMON CARP (Cyprinus carpio L) WITH DIFFERENT BIOFILTER COMBINATION IN RECIRCULATION AQUAPONIC SYSTEM

IV. HASIL DA PEMBAHASA

ARTIFICIAL SUBSTRATES INCREASED SURVIVAL AND GROWTH OF HYBRID CATFISH (Clarias gariepinus and C. macrocephalus)

282 Jurnal Perikanan (J. FISH. Sci) X (2) : ISSN:

PENOKOLAN UDANG WINDU, Penaeus monodon Fab. DALAM HAPA PADA TAMBAK INTENSIF DENGAN PADAT TEBAR BERBEDA

Pengaruh Pemberian Pakan Tambahan Terhadap Tingkat Pertumbuhan Benih Ikan Bandeng (Chanos chanos) Pada Saat Pendederan

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP LOBSTER CAPIT MERAH Cherax quadricarinatus DIPELIHARA PADA SISTEM RESIRKULASI DENGAN KEPADATAN YANG BERBEDA

PENGGUNAAN KOMBINASI BERAGAM PAKAN HIJAUAN DAN PAKAN KOMERSIAL TERHADAP PERTAMBAHAN BOBOT IKAN GURAME (Osphronemus gouramy Lac.)

*) Penulis penanggung jawab

VARIASI PADAT PENEBARAN TERHADAP PERTUMBUHAN BENIH IKAN LELE SANGKURIANG (Clarias sp) YANG DIPELIHARA DALAM HAPA

EFEKTIFITAS SISTEM AKUAPONIK DALAM MEREDUKSI KONSENTRASI AMONIA PADA SISTEM BUDIDAYA IKAN ABSTRAK

PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP IKAN BETOK (Anabas testudineus) YANG DIPELIHARA PADA SALINITAS BERBEDA

PENGARUH PERBEDAAN SUHU TERHADAP LAJU PERTUMBUHAN IKAN TAMBRA (Tor tambra)

PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP IKAN PATIN (Pangasius sp.) YANG DIPELIHARA DALAM SISTEM RESIRKULASI

PENGARUH PADAT PENEBARAN TERHADAP KELANGSUNGAN HIDUP DAN PERTUMBUHAN BENIH IKAN GURAMI Osphronemus gouramy Lac. UKURAN 2 CM

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Hasil Laju Pertumbuhan Spesifik Benih Ikan Mas (SGR)

Arief Vrahmana, Fajar Basuki*, Sri Rejeki

PENGARUH MEDIA YANG BERBEDA TERHADAP KELANGSUNGAN HIDUP DAN PERTUMBUHAN LARVA Chironomus sp.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Lampiran 1. Analisis pengaruh peningkatan kepadatan terhadap tingkat kelangsungan hidup (survival rate) benih ikan nilem

II. TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi lele menurut SNI (2000), adalah sebagai berikut : Kelas : Pisces. Ordo : Ostariophysi. Famili : Clariidae

KERAGAAN PERTUMBUHAN BENIH IKAN MAS (Cyprinus carpio) STRAIN MAJALAYA, LOKAL BOGOR DAN RAJADANU DI KOLAM CIJERUK, BOGOR-JAWA BARAT

PENDAHULUAN. yang sering diamati antara lain suhu, kecerahan, ph, DO, CO 2, alkalinitas, kesadahan,

Udayana, Denpasar. Alamat (Diterima Juli 2017 /Disetujui September 2017) ABSTRAK

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH PERSILANGAN IKAN NILA (Oreochromis niloticus) STRAIN GIFT DENGAN STRAIN NIFI TERHADAP NILAI HETEROSIS PANJANG, LEBAR, DAN BERAT BADAN

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28/KEPMEN-KP/2016 TENTANG PELEPASAN IKAN NILA (OREOCHROMIS NILOTICUS) NIRWANA III

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH PERBEDAAN SUHU TERHADAP KELANGSUNGAN HIDUP DAN PERTUMBUHAN BENIH IKAN BUJUK (Channa lucius Cuvier)

PENGGUNAAN AIR PADA PEMELIHARAAN BENIH PATIN (Pangasius hypophthalmus) DENGAN SISTEM RESIRKULASI

II. BAHAN DAN METODE

HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISIS GENETIC GAIN IKAN NILA KUNTI (Oreochromis niloticus) ANTARA GENERASI F4 DAN F5 PADA UMUR 5 BULAN

Evaluasi Pertumbuhan Empat Populasi Ikan Nila (Oreochromis niloticus) di Kolam Percobaan Cijeruk, Bogor

Sri Yuningsih Noor 1 dan Rano Pakaya Mahasiswa Program Studi Perikanan dan Kelautan. Abstract

KAJIAN LAPANG BUDIDAYA KERAMBA JARING APUNG IKAN NILA MANDIRI DI WADUK CIRATA DAN JATILUHUR

PERBANDINGAN KARBON DAN NITROGEN PADA SISTEM BIOFLOK TERHADAP PERTUMBUHAN NILA MERAH (Oreochromis niloticus)

PERTUMBUHAN IKAN PATIN SIAM (Pangasianodon hypopthalmus) YANG DIPELIHARA DENGAN SISTEM BIOFLOK PADA Feeding Rate YANG BERBEDA

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

Produksi ikan nila (Oreochromis niloticus Bleeker) kelas pembesaran di kolam air tenang

Pertumbuhan Gracilaria Dengan Jarak Tanam Berbeda Di Tambak. Growth of Gracilaria under Different Planting Distances in Pond

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH PADAT TEBAR TERHADAP PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP IKAN CUPANG (Betta sp.) Yudha Lestira Dhewantara, 1 Ananda Sulistyo Adhi 2,

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH KUALITAS AIR TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN NILA (Oreochromis sp.) DI KOLAM BETON DAN TERPAL

II. BAHAN DAN METODE 2.1 Bahan Penelitian Jenis nutrien Kandungan (%) 2.2 Metode Penelitian Rancangan Penelitian

JOURNAL OF MANAGEMENT OF AQUATIC RESOURCES. Volume 2, Nomor 2, Tahun 2013, Halaman Online di :

II. BAHAN DAN METODE

HASIL DAN PEMBAHASAN

Afriansyah Nugraha*, Yuli Andriani**, Yuniar Mulyani**

Pertumbuhan Ikan Pari (Dasyatis kuhlii, Müller & Henle, 1841) di Perairan Selat Makassar

PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP BENIH IKAN GURAMI (Osphronemus EKOR/LITER

PERTUMBUHAN JANTAN DAN BETINA 24 FAMILI IKAN NILA (Oreochromis niloticus) PADA UMUR 6 BULAN

ANALISIS GENETIC GAIN IKAN NILA PANDU DAN NILA KUNTI (Oreochromis niloticus) F4 HASIL PENDEDERAN I III ABSTRAK

Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia, 2(2) : (2014) ISSN :

PENTINGNYA POPULASI KONTROL INTERNAL DALAM EVALUASI KEBERHASILAN PROGRAM SELEKSI

PENDAHULUAN Ikan Nila (Oreochromis sp.) merupakan salah satu komoditas ikan air tawar yang mendapat perhatian besar bagi usaha perikanan terutama

Tingkat Survival Rate Gelondongan Bandeng (Chanos chanos Forskal) dengan Variasi Kepadatan dalam Bak Penampungan

METODE PENELITIAN. M 1 V 1 = M 2 V 2 Keterangan : M 1 V 1 M 2 V 2

II. METODOLOGI. a) b) Gambar 1 a) Ikan nilem hijau ; b) ikan nilem were.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Grafik pertumbuhan benih C. macropomum yang dihasilkan selama 40 hari

OPTIMALISASI KEPADATAN BENIH IKAN MAS

PEMBERIAN PAKAN PELET YANG DICAMPUR PUPUK ORGANIK CAIR BIOTON TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN NILA GIFT (Oreochromis sp)

TINJAUAN PUSTAKA. tidak dimiliki oleh sektor lain seperti pertanian. Tidaklah mengherankan jika kemudian

HIBRIDISASI IKAN NILA PANDU DAN KUNTI GENERASI F5 TERHADAP EFEK HETEROSIS IKAN NILA LARASATI (Oreochromis niloticus) GENERASI F5 PADA UMUR 5 BULAN

III. BAHAN DAN METODE

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH PADAT TEBAR BERBEDA TERHADAP SINTASAN DAN PERTUMBUHAN BENIH IKAN LELAN (Osteochilus pleurotaenia)

PENGARUH SUMBER ASAM LEMAK PAKAN BERBEDA TERHADAP KINERJA PERTUMBUHAN IKAN BOTIA Botia macracanthus Bleeker

Transkripsi:

Berita Biologi 13(2) - Agustus 2014 HUBUNGAN PANJANG DAN BOBOT IKAN NILA LOKAL, BEST F5 DAN F6 DI PANGKEP, SULAWESI SELATAN PADA UMUR 60 HARI PEMELIHARAAN [The Length Weight Relationship of Local Tilapia, Best F5 and F6 in Pangkep South Sulawesi at Age of 60 Days Maintenance] Irin Iriana Kusmini, Rudhy Gustiano dan Fera Permata Putri Balai Penelitian dan Pengembangan Budidaya Air TawarJl. Sempur No. 1, Bogor 16151 email: putriferapermata@yahoo.co.id ABSTRACT Best tilapia is breed fish developed by Research Center and Development of Freshwater Aquaculture (BPPBAT) Bogor that has been launched since 2008. Best tilapia is the third generation of gift tilapia. In order to obtain a better growth performance, BPPBAT continued the process of breeding, and to date we have obtained the sixth generations of Best tilapia. This study was aimed to determine growth of tilapia through observation of the relationship between the length and weight of local tilapia, F5 and F6 BEST which were maintained in brackish waters in the Pangkep area, South Sulawesi. Fish samples were taken at random, 30 fishes were taken from each population for length and weight measurement. Calculation of the length-weight of fish in the Pangkep area obtained regression coefficient (b) for local fish 2.4361; BEST F5 3.1077 and F6 3.0522. These values indicated that the local tilapia was negatively allometric while BEST was positively allometric, with local fish condition factor ranged between 0.471-1.334, F5; 0.468-1.479 and 0.498-1.534 F6 respectively. This results has indicating the normal condition of the fish. The length-weight relationship of fish had a value of determinant (R 2) ranged from 0.7829-0.9182, and indicated fish variations influenced by other variables was rather small and has suggested close relationship between length and weight. Keywords: Best F5, F6, local tilapia, Pangkep. ABSTRAK Nila BEST merupakan ikan hasil pemuliaan yang dikembangkan oleh Balai Penelitian dan Pengembangan Budidaya air Tawar (BPPBAT) Bogor yang telah diluncurkan sejak tahun 2008, dan merupakan generasi ketiga dari nila GIFT. Untuk memperoleh performa pertumbuhan ikan yang lebih baik lagi, BPPBAT melanjutkan proses pemuliaannya, dan sampai saat ini telah diperoleh generasi keenam Best tilapia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan ikan nila melalui pengamatan hubungan panjang dan bobot antara ikan nila lokal, BEST F5 dan F6 yang dipelihara pada perairan payau di daerah Pangkep, Sulawasi Selatan. Sample ikan diambil secara random, masing-masing populasi diambil sebanyak 30 ekor untuk diukur panjang dan bobotnya. Hasil perhitungan panjang bobot ikan di daerah Pangkep diperoleh nilai koefisien regresi (b) untuk ikan lokal 2,4361, BEST F5 3,1077 dan koefisien regresi F6 3,0522. Nilai ini menunjukan bahwa ikan nila lokal bersifat allometrik negative sedangkan ikan nila BEST bersifat allometrik positif, dengan faktor kondisi ikan lokal berkisar 0.471-1.334, F5 0.468-1.479 dan F6 0.498-1.534. Angka ini menunjukan bahwa kondisi ikan biasa saja, tidak kurus ataupun gemuk. Hubungan panjang-bobot ikan memiliki nilai determinan (R 2 ) berkisar 0,7829-0,9182, yang menunjukan bahwa keragaman ikan dipengaruhi oleh variabel lain cukup kecil dan hubungan antara panjang dan berat ikan sangat erat. Kata Kunci : Best F5, F6, nila lokal, Pangkep. PENDAHULUAN Ikan nila (Oreochromis niloticus) merupakan salah satu komoditas unggulan perikanan air tawar untuk mencapai target peningkatan produksi perikanan budidaya nasional. Sebagai gambaran, proyeksi kebutuhan akan benih ikan maupun udang dan catfish yaitu sebesar 5.401.000 ekor benih. Berdasarkan data Statistika Kelautan dan Perikanan (2009), produksi ikan nila mencapai 378.300 ton. Jumlah ini meningkat dari tahun 2005 dengan kenaikan rata-rata 26,76 %. Strategi industrialisasi perikanan budidaya KKP tidak hanya berpedoman pada peluang ekspor, tetapi lebih pada upaya untuk menciptakan pertumbuhan ekonomi sekaligus pemerataan pendapatan bagi masyarakat perikanan. Meski saat ini keberadaan strain ikan nila telah banyak di masyarakat pembudidaya, namun tidak semua strain ikan nila dapat dijadikan komoditas andalan dalam dunia usaha perikanan. Beberapa strain unggulan telah diperkenalkan kepada para pembudidaya guna meningkatkan produksi perikanan tawar, diantaranya adalah ikan nila BEST yang merupakan hasil seleksi BPPBAT Bogor. Untuk itu sebelum ikan ini diproduksi secara masal dan disebar luaskan kepada seluruh masyarakat pembudidaya di wilayah pengembangan maka terlebih dahulu dilakukan pengamatan performa ikan nila BEST dan diuji banding dengan ikan nila dari strain *Diterima: 28 Mei 2014 - Disetujui: 7 Agustus 2014 121

Kusmini et al. - Hubungan Panjang dan Bobot Ikan Nila Lokal, Best F5 & F6 di Pangkep, Sulawesi Selatan pada Umur 60 Hari Pemeliharaan lainnya melalui pengamatan hubungan panjang dan bobot ikan yang dipelihara pada waktu, tempat dan umur yang sama dalam satu sistim budidaya dengan kepadatan yang sama pula. Analisis hubungan ini dapat mengukur variasi bobot harapan ikan untuk ukuran panjang tertentu, baik secara individu maupun kelompok sebagai petunjuk tentang kemontokan ikan (Ayoade dan Ikulala, 2007). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh informasi tentang perbandingan panjang dan bobot antara ikan nila lokal, nila BEST F5 dan F6 di daerah Pangkep, Sulawesi Selatan. BAHAN DAN CARA KERJA Kegiatan ini dilakukan di daerah Pangkep, Sulawesi Selatan. Daerah Pangkep merupakan dataran rendah dan sumber air berasal dari sumur bor serta airnya merupakan air payau. Kegiatan ini terdiri dari dua ulangan dengan menggunakan dua unit kolam masing-masing seluas 1500 m 2, kemudian setiap kolam disekat menjadi tiga bagian. Setiap petakan dalam satu kolam yang berukuran 500 m 2 masing-masing ditempati oleh BEST F6, F5 dan ikan nila lokal dengan padat tebar 6 ekor/m 2.. Ikan uji yang digunakan pada kedua lokasi ini berukuran 7-9 cm dengan bobot rata-rata 11 g. Dalam kegiatan ini, ikan nila BEST F6 hasil seleksi diuji banding dengan ikan lokal dan nila BEST F5. Selama pemeliharaan pakan diberikan sebanyak 3-5% per hari yang disesuaikan dengan bobot tubuh ikan setiap bulannya, dengan lama waktu pemeliharaan dilakukan selama dua bulan. Koleksi data pertumbuhan dilakukan untuk mendeteksi potensi keunggulan pertumbuhan biomas ikan uji, seperti panjang total dan bobot tubuh, serta sintasan masing-masing populasi ikan di akhir pemeliharaan. Sampling dilakukan sebanyak 40 ekor ikan yang dilakukan secara acak per petak setiap kolam. Parameter kualitas air yang diamati : suhu, ph, alkalinitas, amonia, nitrat dan nitrit. Perhitungan hubungan Panjang-bobot dan SR menggunakan rumus sebagai berikut: Hubungan Panjang-bobot (Effendie, 1975): W= al b Keterangan : W = Bobot ikan (g) L = Panjang ikan (mm) a dan b= Konstanta Bobot prediksi (Ws) dan Berat relatif (Wr), (Rypel dan Richter, 2008) : Ws = al b Wr = W/ Ws x 100 Sintasan : SR = Pt/Po x 100% Keterangan : SR = Sintasan Pt = Jumlah akhir populasi ikan Po= Jumlah saat tebar HASIL Hubungan Panjang-Bobot Dari hasil pengukuran panjang total dan bobot tubuh antara ikan nila lokal, nila BEST F5 dan nila BEST F6 yang dipelihara pada waktu yang bersamaan pada lingkungan yang sama, ukuran dan wadah yang sama serta kepadatan yang sama pula menunjukan bahwa BEST F5 dan F6 memberikan hasil yang lebih bagus. BEST F5 memiliki keunggulan panjang sebesar 14,12 mm (8,88%) terhadap ikan nila lokal sedangkan BEST F6 lebih unggul sebesar 17,9 mm (11,26%). Sedangkan untuk pertumbuhan bobot ikan BEST F5 unggul sebesar 21,52 g (25,78%) terhadap ikan nila lokal dan BEST F6 memiliki keunggulan bobot terhadap ikan nila lokal sebesar 33,82 g (40,51%) (Tabel 1 dan 2). Tabel 1. Rataan Pertumbuhan Panjang dan Bobot (The average growth, lenght and weight) Rataan (Average) Panjang (mm) (Length) Bobot (g) (Weight) Nila Lokal (Local tilapia) 158,9 ± 17.965 83,48 ± 26,71 F5 173,02 ± 14,11 105 ± 26,566 BEST F6 176,8 ± 12,338 117,3 ± 27,16 122

Berita Biologi 13(2) - Agustus 2014 Tabel 2. Hubungan panjang-bobot dan faktor kondisi ikan nila lokal, BEST F5 dan F6 (The length-weight relationship and condition factor of local tilapia, BEST F5 and F6) Parameter (Parameter) Rataan panjang (Average length) (mm) Rataan bobot (Average weight) (g) Rata-rata Ws (Average Ws) Rata-rata Wr (Average Wr) Nila Tilapia Lokal (Local) F5 BEST 157,488 ± 16,288 173,024 ± 14,108 176,8 ± 12,338 81,195 ± 23,931 105,127 ± 26,566 117,298 ± 27,164 80,248 ± 20,266 104,783 ± 24,773 116,848 ± 25,229 101,212 ± 15,72 100,291 ± 7,979 100,441 ± 10,006 R² 0,8212 0,9182 0,7829 b 2,4361 3,1077 3,0522 F6 Hubungan panjang-bobot (Length-weight relationship) W=0,00035 L 2,44 W=1,13761E-05 L 3,11 W=1,59E-05L 3,05 Sintasan Untuk mengetahui tingkat adaptasi ikan-ikan uji terhadap lingkungannya, maka pada akhir kegiatan dilakukan penghitungan sintasan pada masing-masing populai ikan uji. Dari hasil analisis diketahui bahwa ikan nila lokal memiliki sintasan yang paling kecil dan ikan nila BEST F6 menempati urutan terbesar. Nilai sintasan BEST F6 lebih tinggi 39,16% dibanding nila lokal dan diikuti BEST F5 sebesar 11,1% (Tabel 3). Tabel 3. Rataan sintasan ikan nila lokal, BEST F5 dan F6 dari dua ulangan (Survival average of local tilapia, BEST F5 and F6 of two replications) Lokasi (Location) Ikan Nila (Tilapia) (Survival rate, SR) (%) 1 2 Kualitas Air Air merupakan media utama dalam pemeliharaan ikan; jika kualitas air media sesuai dengan kebutuhan dan nilai toleransi ikan yang menenpatinya maka ikan tersebut dapat hidup, tumbuh dan berkembang dengan baik. Hasil pengukuran kualitas air kolam pemeliharaan diketahui bahwa faktor fisika air seperti suhu sedikit melebihi nilai standar baku namun masih dapat ditolerir oleh ikan yang hidup di dalamnya (Tabel 4). Sedangkan kimia air kolam seperti nitrit, fospat dan alkalinitas masih berada dibawah standar baku dan diperkirakan tidak akan memberikan reaksi buruk terhadap kelangsungan hidup ikan. Namun kondisi ph perairan kurang menguntungkan karena berada sedikit di atas ambang kematian. Lokal (Local) 19,5 19,067 Pangkep F5 35,7 41,267 F6 58,35 58,533 123

Kusmini et al. - Hubungan Panjang dan Bobot Ikan Nila Lokal, Best F5 & F6 di Pangkep, Sulawesi Selatan pada Umur 60 Hari Pemeliharaan Tabel 4. Data kualitas air kolam (Water pond quality) Parameter (Parameters) Satuan (Unit) Lokasi (Location) Pangkep 1 2 Nilai Standar baku (Standar deviation) Suhu (Temperature) C 33-35 25-30 ph mg/l 5,5 5,7 6,5-8,5 Nitrit (N0 2 ) mg/l 0,065 0,048 5 Fosfat (Posphate) mg/l 0,063 0,058 0,06 Alkalinitas (Alkalinity) mg/l 159,28 150,04 30-200 PEMBAHASAN Berdasarkan data di atas dapat diketahui bahwa F5 dan F6 lebih unggul pertumbuhan dibanding dengan ikan nila lokal. Kondisi ini diduga bahwa penyerapan nutrisi makanan pada nila BEST F5 dan F6 sebagian besar digunakan untuk pertumbuhannya (pembentukan masa tubuh), sedangkan ikan nila lokal diprediksi energi yang diperoleh dari nutrisi makanan lebih banyak digunakan untuk mobilitas, aktivitas fisiologis dan untuk pertumbuhan gonad. Hal ini terbukti dengan adanya salah satu ikan sampel nila lokal yang diambil secara acak telah mengerami telur-telurnya. Dengan demikian energi yang diperoleh telah terbagi dan tidak lagi fokus untuk pertumbuhan masa tubuh serta mobilitas saja melainkan telah terserap pada pembentukan dan pematangan sel-sel gonad. Dari persamaan linear hubungan panjangbobot (Tabel 2) dapat kita lihat bahwa untuk ikan nila lokal diperoleh nilai b 3. Nilai ini menunjukan bahwa pertumbuhan panjang ikan lebih cepat dibandingkan pertumbuhan bobot, yang dikenal juga dengan pertumbuhan allometrik negatif. Sedangkan untuk ikan nila BEST F5 dan F6 nilai b 3; hal ini menunjukan bahwa pertumbuhan bobot lebih cepat dibanding pertumbuhan panjang. Pertumbuhan seperti ini disebut juga dengan allometrik positif. Pertumbuhan allometrik negatif menggambarkan bahwa energi yang diperoleh dari asupan nutrisi yang diberikan pada ikan cenderung lebih banyak digunakan untuk aktivitas fisiologis maupun mobile. Semakin luas lingkungan tempat ia bernaung semakin besar pula energi yang dipergunakan untuk pergerakan sehingga penyerapan nutrisi untuk pertumbuhan berkurang. Sedangkan untuk allometrik positif ada kecenderungan ikan lebih banyak diam, sehingga terjadi penumpukan energi dan kondisi ini dipergunakan untuk pembentukan sel-sel baru sehingga terjadi penambahan masa tubuh ikan. Keunggulan dari nila BEST dapat dipastikan sebagai bentuk perubahan/perbaikan mutu genetik yang merupakan respon positif hasil seleksi yang dilakukan dan terlepas dari faktor lingkungan, sebab kedua generasi tersebut (F5 dan F6) dipelihara pada lingkungan yang sama dan dalam waktu yang bersamaan pula. Hal ini didukung oleh Sumantadinata (1999) bahwa program seleksi dapat memperbaiki karakter penting untuk produktifitas ikan seperti kecepatan pertumbuhan. Dalam melakukan seleksi famili nila BEST dengan cara memilih sebanyak 10% individu terbaik dari masing-masing famili dan mengesampingkan individu-individu yang lambat pertumbuhan dan cepat matang gonad. Gustiano et al. (2008) menunjukkan bahwa perbaikan pertumbuhan ikan dapat dilakukan dengan cara seleksi, baik seleksi individu maupun seleksi famili dapat meningkatkan pertumbuhan ikan. Selain itu Tave (1999) juga membuktikan bahwa seleksi cukup efektif untuk memperbaiki kualitas genetik dan meningkatkan nilai pemuliaan dari populasi. 124

Berita Biologi 13(2) - Agustus 2014 Sintasan Data penelitian menunjukan bahwa ikan hasil seleksi (BEST F5 dan F6) bukan hanya memiliki keunggulan pertumbuhan saja melainkan juga memiliki kemampuan untuk beradaptasi dengan lingkungan. Hal ini dapat dibuktikan dengan tingginya nilai sintasan dari kedua generasi BEST jika dibandingkan dengan sintasan ikan nila lokal. Pada pengamatan kelangsungan hidup di Pangkep, Sulawesi selatan pemeliharaan selama dua bulan tercatat rata-rata SR F6 58,44% dan F5 38,48% sedangkan rata-rata SR ikan nila lokal 19,28%. Jika dibandingkan sintasan nila lokal terhadap F5 dan F6 maka F5 unggul 99,58% dan F6 unggul 203,1% terhadap nila lokal. Tingginya sintasan ikan F5 dan F6 diduga hasil positif dari proses selaksi yang dilewati. Dimana ikan-ikan hasil seleksi tidak hanya menunjukan performa pertumbuhan yang bagus tetapi juga lebih toleran terhadap lingkungannya, sehingga akan memiliki sintasan yang lebih tinggi. Kondisi ini semakin mempertegas bahwa program seleksi merupakan cara yang terbaik dan aman dilakukan untuk meningkatkan kualitas keturunan suatu species guna memperoleh hasil yang terbaik. Faktor Kondisi Faktor kondisi merupakan penunjuk dari keadaan ikan. Menurut (Effendie, 2002) faktor kondisi merupakan penunjuk keadaan baik dari ikan yang dilihat dari segi kapasitas fisik untuk survival dan reproduksi. Faktor kondisi dapat menggambarkan ketebalan daging ikan, dengan diketahui faktor kondisi suatu populasi ikan kita dapat memprediksi kondisi fisik ikan tersebut (kurus/gemuk). Faktor kondisi setiap populasi ikan tidak berbeda jauh, rataan nilai faktor kondisi terbesar terdapat pada populasi ikan nila lokal yaitu 1,011 ± 0,298, namun tingkat keragamannya cukup tigggi bila dibandingkan dengan BEST F5 sebesar 1,003 ± 0,254. Faktor Hubungan panjang-berat ikan sample memiliki nilai determinan (R 2 ) berkisar antara 0,783-0,918, ini cukup besar dan mendekati nilai 1. Hal ini menunjukan bahwa variabel lain penyebab keragaman pada ikan cukup kecil, dan hubungan antara panjang dan bobot ikan sangat erat. Kualitas Air Keberhasilan suatu kegiatan budidaya perikanan baik pembenihan maupun pembesaran tidak dapat terlepas dari faktor eksternal, meskipun faktor genetis berperan penting dan merupakan faktor utama untuk pertumbuhan ikan namun habitat sebagai tempat bernaung memberikan pengaruh yang tidak sedikit terhadap pertumbuhan dan pembiakan. Dengan memperhatikan data kualitas air baik suhu, fospat, nitrit, amoniak dan alkalinitas maka kondisi perairan masih memungkinkan digunakan untuk kegiatan budidaya, meskipun dengan ph sedikit rendah namun tidak berada pada titik kematian ikan. ph perairan yang baik untuk pertumbuhan ikan adalah 6-8,7 (Westfall dalam Asnawi,1983). Pada dasarnya kondisi ph perairan ditentukan oleh alkalinitas, namun ada hal lain yang dapat mempengaruhi tinggi rendahnya ph yaitu dengan meningkatnya atau dengan menurunnya nilai karbon dioksida (Tucker dan D Abramo, 2008). Stickney (1979) menjelaskan bahwa, bahan-bahan yang terlarut dalam air ini dapat berupa karbonat atau bikarbonat dan nilai alkalinitas yang baik untuk budidaya ikan antara 30-200 ppm CaCO 3. Nitrit Senyawa ini merupakan hasil penguraian bahan organik yang berasal dari sisa pakan dan metabolisme ikan. Forteath et al. (1993) mengatakan bahwa konsentrasi nitrit yang dapat ditolerir berkisar 0,05 mg/l, sementara jika konsentrasi nitrit melebihi nilai tersebut maka akan menjadi racun bagi organisme akuatik yang sangat sensitif (Moore dalam Effendi, 2000). Boyd (1982) mengatakan bahwa amoniak dihasilkan akibat pemupukan, ekskresi ikan, dekomposisi mikrobia dari komponen nitrogen dan merupakan bahan organik yang biasa ditemukan dari nitrogen. 125

Kusmini et al. - Hubungan Panjang dan Bobot Ikan Nila Lokal, Best F5 & F6 di Pangkep, Sulawesi Selatan pada Umur 60 Hari Pemeliharaan Suhu Suhu air kolam saat penelitian berlangsung berkisar 33-35 o C. Badan Standarisasi Nasional (2009) menyatakan bahwa suhu yang disarankan untuk pemeliharaan ikan yang baik adalah berkisar antara 25-32 o C. Lannan et al. (1983) mengatakan bahwa suhu air mempengaruhi ikan terutama berpengaruh pada pertumbuhan, reproduksi dan kelarutan gas-gas pada lingkungan perairan. Disamping itu Landau (1992) menjelaskan bahwa jika suhu perairan lebih rendah dari kebutuhan optimal ikan maka dalam jangka waktu tertentu pertumbuhan ikan tersebut perlahan-lahan akan menurun karena laju metabolismenya menurun. KESIMPULAN Dari kegiatan ini dapat diambil kesimpulan bahwa pertumbuhan panjang pada ikan nila lokal, BEST F5 dan F6 bersifat allometrik. Pertumbuhan panjang ikan nila lokal lebih cepat dibanding pertumbuhan berat (disebut juga dengan allometrik negative). Sedangkan pada ikan nila BEST F5 dan F6, pertumbuhan bobot lebih cepat dibanding dengan pertumbuhan panjang (disebut dengan pertumbuhan allometrik positif). Besarnya nilai faktor kondisi ikan lokal diperkirakan karena rendahnya survival rate (SR), sehingga ruang dan peluang untuk mendapatkan pakan alami tiap-tiap individu ikan dalam jumlah banyak lebih besar. Terbentuknya hubungan yang erat antara panjang dan bobot ikan. DAFTAR PUSTAKA Asnawi S. 1983. Pemeliharaan Ikan dalam Karamba, 81. PT Gramedia. Jakarta. Ayoade AA and AOO Ikulala. 2007. Length-weight relationship, conditions factor and stomach contents of Hemichromis bimaculatus, Sarotherodon melanotheronand Chromidotilapia guentheri (preciformes: Cichilidae) in Eleiyele Lake, Southweatern Nigeria. International Journal Tropical Biologi 55, 696-697. Badan Standarisasi Nasional. 2009 Produksi Ikan Nila (Oreochromis niloticus Bleeker) Kelas Pembesaran di Kolam Air Tenang, 2. SNI 7550, 2009. Effendi H. 2000. Telaah Kualitas air Bagi Pengelolaan Sumber Daya dan Lingkungan Perairan, 258. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, IPB, Bogor. Effendi H. 2000. Telaah Kualitas air Bagi Pengelolaan Sumber Daya dan Lingkungan Perairan, 258. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, IPB, Bogor. Effendie MI. 1975. Metoda Biologi Perikanan,81. Bagian Ichtyologi. Fakultas Perikanan, IPB, Bogor. Effendie MI. 2002. Biologi Perikanan, 163. Yayasan Pustaka Nusantara, Yogyakarta. Forteath N. 1993. Types of Recirculation systems, 33-39. University of Tasmania. Launceston, Australia. Gustiano R, OZ Arifin dan E Nugroho. 2008. Perbaikan Pertumbuhan ikan nila (Oreochromis niloticus) Dengan Seleksi Famili, 8. Media Aquakultur. Landau M. 1992. Introduction to Aquaculture, 45-48. John Wiley and Sons, Inc, New York. Lannan JE, RO Smitherman and G Tchobanoglous. 1983. Principles & Practices of Pond Aquaculture : A state of the Art Review. Pond Dynamic/Aquaculture CRSP Programe Managemant office Oregon state University Marine Science Center. Newpont, Oregon. Rypel AL and TJ Richter. 2008. Emperical percentile standard Weight equation fot the Blacktail Redhorse. North American Journal of Fisheries management 28, 1843-1846. Stickney RK. 1979. Principles of Warmwater Aquaculture, 21-260. John Wily and Sons. Inc, New York. Sumantadinata K. 1999. Program Penelitian Genetika Ikan, 2. INFIGRAD, Jakarta. Tucker CS and D Abramo LR. 2008. Managing High ph in Freshwater Pond, 5. Southern Regional Aquaculture Center. Tave D. 1999. Inbreeding and Brood Stock Managemen, 122. FAO Fisheries Technical Paper. 126