BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hasil belajar mata pelajaran IPS khususnya sejarah, sebelum diadakan penelitian pada siswa kelas VIII C SMP Negeri 1 Binangun relatif rendah. Hasil yang diperoleh siswa secara rata-rata masih dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditentukan oleh kurikulum yaitu 7,5. Kenyataan tersebut terbukti dari setiap hasil ulangan harian yang dilakukan dua kali, nilai rata-rata masih di bawah 6,5. Dari jumlah 40 siswa pada ulangan pertama dengan materi Perkembangan Kolonialisme dan Imperialisme di Indonesia diperoleh hasil 21 siswa memperoleh nilai diatas 7,5 dan 29 siswa mendapat nilai dibawah 7,5. Pada pelaksanaan ulangan kedua dengan materi yang sama diperoleh hasil tidak jauh jauh berbeda yaitu 13 siswa memperoleh nilai di atas 7,5 dan 27 siswa memperoleh nilai dibawah 7,5, dengan nilai rata-rata 6,0-6,8. Berdasarkan pengamatan sementara, penyebab rendahnya hasil belajar sejarah siswa kelas VIII C SMP Negeri 1 Binangun dikarenakan proses pembelajaran yang masih bersifat konvensional dan pendekatan yang dilakukan belum tepat. Pembelajaran masih berorientasi pada guru dan cara yang digunakan masih ekspasitorik yaitu sebagian besar waktu mengajar untuk ceramah, memberikan informasi, menjelaskan dan demonstrasi seadanya, hanya sebagian kecil waktu belajar digunakan untuk kegiatan siswa. Belum meningkatnya hasil belajar sejarah siswa kelas VIII C SMP Negeri 1 Binangun dimungkinkan dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu dari pendidik 1
(guru), peserta didik (siswa), media pembelajaran, lingkungan dan sebagainya. Kurangnya motivasi belajar dari siswa, kurangnya media pembelajaran dan proses pembelajaran guru yang belum didesain secara kreatif yang berorientasi pada siswa, menyebabkan hasil belajar sejarah masih rendah. Hampir sebagian besar materi pada mata pelajaran sejarah berupa pengertian atau hafalan, sehingga membuat peserta didik merasa jenuh atau membosankan. Kondisi ini perlu diatasi agar siswa selama pembelajaran di kelas lebih aktif, berpikir kritis dan tidak pasif. Agar proses pembelajaran sejarah dapat menjadi lebih bermakna dan berorientasi pada siswa serta mendapatkan hasil yang telah ditentukan, maka peneliti perlu mendesain pembelajaran yang kreatif dan inovatif. Guru harus mengubah kaidah mengajar dari tuntutan agar peserta didik dapat meniru dengan tepat apa yang disampaikan oleh guru. Menjadi kaidah pembelajaran yang lebih menekankan kemampuan peserta didik dalam membina skema pengetahuan berdasarkan pengalaman nyata yang dialaminya. Dengan demikian pembelajaran harus diubah dari kaca mata guru menjadi pembelajaran berdasarkan kacamata peserta didik (Tumisem, 2008: 38). Artinya, bukan bagaimana guru mengajar, melainkan bagaiman agar peserta didik dapat belajar, dengan kata lain murid tidak hanya dibekali dengan fakta-fakta melainkan diarahkan pada kemampuan penguasaan dalam proses berpikir dan berkomunikasi. Untuk itu peneliti mencoba menerapkan metode 3M (Membaca, Menulis pertanyaan dan Menjawab pertanyaan) dengan pendekatan diskusi kooperatif. Pendekatan pembelajaran ini lebih mendorong siswa untuk aktif, berpikir kritis, bertanggung jawab, berkomunikasi dengan teman, dan memupuk kepercayaan 2
diri, sehingga diharapkan hasil pembelajaran sejarah meningkat, dan nilai mencapai standar yang ditentukan oleh sekolah. B. Identifikasi Masalah Dari latar belakang tersebut di atas, masalah pembelajaran sejarah ini dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Nilai mata pelajaran sejarah rendah, dari siswa 40 yang telah memenuhi KKM baru 32,5%. 2. Perlu menggunakan metode 3M (Membaca, Menulis pertanyaan dan Menjawab pertanyaan) dalam meningkatkan hasil belajar sejarah 3. Melalui metode 3M (Membaca, Menulis pertanyaan dan Menjawab pertanyaan) dapat meningkatkan hasil belajar sejarah 4. Melalui tugas 3M (Membaca, Menulis pertanyaan dan Menjawab pertanyaan) dapat meningkatkan tanggung jawab dan kepercayaan diri siswa 5. Faktor-faktor yang menyebabkan hasil belajar sejarah rendah. C. Pembatasan Masalah Dalam penelitian ini, peneliti membatasi permasalahan pada upaya untuk peningkatan hasil belajar sejarah melalui tugas 3M (Membaca, Menulis pertanyaan dan Menjawab pertanyaan) dengan pendekatan diskusi kooperatif pada siswa kelas VIII C SMP Negeri 1 Binangun tahun pelajaran 2011/2012. Untuk menghindari perbedaan persepsi pada penelitian ini, maka perlu adanya batas permasalahan yaitu: 3
1. Hasil belajar adalah penilaian yang dilakukan oleh guru untuk mengetahui kemajuan belajar siswa, mendiagnosa kesulitan belajar, memberikan umpan balik/perbaikan proses belajar mengajar dan penentuan kenaikan kelas 2. Sejarah adalah rekonstruksi masa lalu tentang apa saja yang mudah diperkirakan, dikatakan, dirasakan, dan dialami oleh orang 3. Metode adalah cara teratur dan terpikir baik-baik untuk mencapai maksud atau cara kerja yang bersistem untuk memudahkan sesuatu kegiatan guru mencapai tujuan yang teratur. D. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Apakah melalui metode 3M (Membaca, Menulis pertanyaan dan Menjawab pertanyaan) dengan pendekatan diskusi kooperatif dapat meningkatkan hasil belajar sejarah pada siswa kelas VIII C SMP Negeri 1 Binangun, Cilacap?. E. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk: 1. Tujuan umum Untuk mengetahui apakah melalui metode 3M (Membaca, Menulis pertanyaan dan Menjawab pertanyaan) dengan pendekatan diskusi kooperatif dapat meningkatkan hasil belajar sejarah. 2. Tujuan khusus Untuk meningkatkan: 4
a. Hasil belajar siswa dengan menggunakan metode 3M (Membaca, Menulis pertanyaan dan Menjawab pertanyaan) b. Siswa memenuhi KKM mencapai 85%. F. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Manfaat teoritis Yaitu mendapat pengetahuan baru sebagai dasar penelitian selanjutnya. 2. Manfaat praktis Penelitian ini bermanfaat bagi: a. Bagi siswa 1) Tumbuhnya motivasi siswa dalam proses pembelajaran 2) Meningkatkan hasil belajar siswa khususnya mata pelajaran sejarah 3) Meningkatkan keterampilan siswa dalam bergaul dengan lingkungan dan sesama temannya 4) Meningkatkan keaktifan siswa dalam belajar. b. Bagi guru 1) Mengetahui strategi pembelajaran yang bervariasi untuk memperbaiki dan meningkatkan pembelajaran sejarah 2) Tumbuhnya motivasi guru dalam mengembangkan proses pembelajaran yang bermutu 3) Diperolehnya strategi pembelajaran yang tepat untuk mata pelajaran sejarah 4) Mendapat pengalaman belajar (learning experience) baru yang tidak keseharian sifatnya. 5
c. Bagi sekolah 1) Meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran sejarah 2) Tumbuhnya iklim pembelajaran siswa aktif di sekolah. 6