MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS MELALUI KEGIATAN MELIPAT KERTAS DI KELOMPOK A TK HARAPAN BANGSA JONO OGE KECAMATAN SIGI BIROMARU

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS MELALUI KEGIATAN MELIPAT KERTAS DI KELOMPOK B TK DHARMAWANITA LABUAN PANIMBA

2014 MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK USIA DINI MELALUI KEGIATAN MENGANYAM

PENGARUH METODE PEMBERIAN TUGAS TERHADAP KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK KELOMPOK B2 DI TK SAMPOROA DHARMA WANITA PERSATUAN KOTA PALU. Ari Okta Pratiwi 1

PERANAN KEGIATAN MENGGAMBAR DALAM MENINGKATKAN MOTORIK HALUS PADA ANAK DI KELOMPOK B TK BUNGAMPUTI DWP UNTAD PALU

BAB I PENDAHULUAN. dalam menghadapi persaingan global yang semakin ketat di zaman modren saat. Pendidikan Nasional Pasal 1 ayat 14 dinyatakan bahwa :

Peni Dwi Harsari Maryadi ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Usia dini (0 6 tahun) merupakan usia peka dimana pada usia ini anak memiliki

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Anak usia dini pada hakikatnya merupakan anak yang berusia 0-6 tahun

MENINGKATKANN KETERAMPILAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI

BAB I PENDAHULUAN. ditujukan untuk anak usia 0-6 tahun. Aspek yang dikembangkan dalam

Program Studi PG-PAUD, Universitas Sebelas Maret 2

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia dini pada hakikatnya adalah anak yang berusia 0-6 tahun yang

SKRIPSI Diajukan Untuk Sebagian Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd.) Pada Jurusan PG-PAUD OLEH :

MENINGKATKAN KETERAMPILAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN MELIPAT KERTAS

PENERAPAN KEGIATAN MELIPAT KERTAS ORIGAMI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK TK AISYIYAH BUSTANUL ATHFAL

Peningkatan Keterampilan Motorik Halus Melalui Metode Demonstrasi dengan Corrugated Paper Peserta Didik Kelompok B RA Permata Hati Jebres Surakarta

BAB I PENDAHULUAN. masa keemasan karena pada masa itu keadaan fisik maupun segala. kemampuan anak sedang berkembang cepat.

BAB I PENDAHULUAN. Ea Siti Julaeha, 2014 Meningkatkan keterampilan motorik halus dengan alat peraga edukatip (APE) berbasis bahan lingkungan sekitar

Peningkatan Motorik Halus Melalui Kegiatan Paper Quilling Pada Anak Kelompok B3 Di TK. Darul Falah Cukir Diwek Jombang

PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN KOLASE DARI BAHAN BEKAS DI TAMAN KANAK-KANAK AISYIYAH SIMPANG IV AGAM.

Kemampuan Motorik Halus Anak Usia Dini di TK Khasanah Islamic Entrepreneur Preschool

Peningkatan Kemampuan Motorik Halus Melalui Kegiatan Melipat Kertas Asturo Pada Anak Kelompok A Tk Dewi Sartika

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN MENGANYAM DI KELOMPOK B TK ABA II PANTOLOAN

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia akan melalui tahap perkembangan dari masa bayi hingga

PENDAHULUAN. Nur Wulan Rahmawati 1, Chumdari 2, Lies Lestari 2 1 Program Studi PG-PAUD, Universitas Sebelas Maret 2

MENGEMBANGKAN MOTIRIK HALUS MELALUI ORIGAMI PADA KELOMPOK B TK DHARMA WANITA KALI RUNGKUT SURABAYA. Sumilah PRODI S1 PG PAUD FIP UNESA.

KARYA ILMIAH OLEH WIDIA PERMATA SARI NPM A1I111039

BUKU PANDUAN BAGI GURU DALAM MENSTIMULASI PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK USIA 3-4 TAHUN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

UPAYA MENINGKATKAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN ORIGAMI VARIATIF PADA KELOMPOK A USIA 4-5 TAHUN DI KB-TK DAQU SCHOOL SEMARANG

I. PENDAHULUAN. pembinaan dan pengembangan potensi anak dari usia 0-6 tahun. Untuk itu

BAB I PENDAHULUAN. yang dalam proses pembelajarannya menekankan pada prinsip bermain

BAB I PENDAHULUAN. pembinaan dan pengembangan potensi anak dari usia 0-6 tahun. Untuk itu

KEGIATAN LATIHAN GERAK DAN LAGU (JERUK BALI) UNTUK MENINGKATKAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR PADA ANAK USIA DINI

Peningkatan Keterampilan Motorik Halus Melalui Metode Demonstrasi dengan Corrugated Paper Pada Anak Kelompok B RA Permata Hati Jebres Surakarta

HUBUNGAN KEGIATAN MERONCE DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK JURNAL. Oleh

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI PENDEKATAN PAIKEM PADA KELOMPOK B DI TK UMMAHAT DDI

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini merupakan pendidikan yang dimulai dari usia 0-

PENGARUH METODE DEMONSTRASI TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK DI KELOMPOK B TK PEMBINA PALU

Modul 3 PPG-Konten Kurikulum 1

I. PENDAHULUAN. merupakan harta yang tak ternilai harganya. Pada usia dini di mana anak berada

MEWARNAI GAMBAR DAPAT MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS PADA ANAK KELOMPOK B TK PERTIWI BERGOLO KECAMATAN NGAWEN KABUPATEN BLORA

BAB II LANDASAN TEORI

SKRIPSI. DiajukanUntukMemenuhi Sebagian Syarat Guna MemperolehGelarSarjanaPendidikan (S.Pd) PadaProgram Studi PG-PAUD

Peningkatan Kemampuan Motorik Halus Melalui Kegiatan Menganyam Pada Anak Kelompok A di TK Dharma Bhakti Kepuhrejo Kudu Jombang

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS DI KELOMPOK B TK AISYIYAH PARIGI

Mahlan Asmar dan Aulia

MENINGKATKAN KEMAMPUAN DAYA CIPTA ANAK MELALUI METODE BERMAIN PERAN DI KELOMPOK B TK TERATAI SUNJU

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. anak usia dini merupakan pendidikan yang. diselenggarakan untuk mengembangkan pribadi, pengetahuan,

MENINGKATKAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS DI KELOMPOK B TK ALKHAIRAAT MAKU KEC. DOLO

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG UPI Kampus Serang Nova Sri Wahyuni, 2016

MENINGKATKAN KETERAMPILAN MOTORIK HALUS MELALUI PEMBELAJARAN SENI MELIPAT ORIGAMI (Penelitian Tindakan Kelas di Kelompok B2 TK Sandhy Putra Telkom)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Roslinawati Nur Hamidah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Tubuh manusia merupakan hal yang bisa dipelajari, baik bentuk maupun

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tiarah, 2015 Meningkatkan keterampilan motorik halus anak aspek menulis melalui media lilin

Gambar 4.1 Perkembangan Fisik Manusia

PEMANFAATAN MEDIA BALOK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF ANAK USIA 3-4 TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. mandiri ilmu yang dipelajarinya. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia

MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK MELALUI KEGIATAN KOLASE PADA KELOMPOK B TK HERLINA KECAMATAN TILANGO KABUPATEN GORONTALO

BAB I PENDAHULUAN. kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.dalam standar

HUBUNGAN MENGGAMBAR BEBAS TERHADAP KREATIVITAS ANAK DI KELOMPOK B2 TK AL-KHAIRAAT III PALU

Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Pada Anak Melalui Kegiatan Meronce Biji-bijian Di Kelompok Bermain Ceria Gondang Kecamatan Gondang Mojokerto

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL BENTUK GEOMETRI PADA ANAK KELOMPOK B MENGGUNAKAN MEDIA TANGRAM

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH PENGEMBANGAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN MENGGUNTING GAMBAR PADA KELOMPOK B TK PERINTIS MONGKRONG WONOSEGORO

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS PERMULAAN MELALUI MEDIA PASIR PADA ANAK KELOMPOK A TK KYAI HASYIM

MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF ANAK MELALUI MEDIA PUZZLE PADA KELOMPOK B DI TK SISWA BUDI I SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PENERAPAN MELIPAT, MENGGUNTING, MENEMPEL (3M) DALAM UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MOTORIK HALUS ANAK

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS MELALUI KEGIATAN MEREMAS KERTAS PADA ANAK USIA 3-4 TAHUN

IMPROVING FINE MOTOR ABILITY BY THROUGH AIRBRUSH ACTIVITIES IN CHILDREN AGE 5-6 YEARS IN TK ISLAMIC AKRAMUNNAS PEKANBARU

BAB I PENDAHULUAN. yang di miliki. Di dalam diri mereka telah melekat harkat dan martabat sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS PADA KELOMPOK B DI TK AL-KHAIRAAT LOLU

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

PENINGKATAN KREATIVITAS MELALUI METODE BERMAIN DENGAN BARANG BEKAS PADA ANAK USIA 5-6 TAHUN

II. KAJIAN PUSTAKA. dan perkembangan fisik (koordinasi motorik halus dan kasar), kecerdasan

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS MERONCE MELALUI METODE DEMONSTRASI ANAK KELOMPOK B

BAB I PENDAHULUAN. usia enam tahun menurut Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI PERMAINAN PAPAN PASAK KARET GELANG DI PAUD MAWADDAH KOTA PADANG PANJANG

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung dengan sangat cepat, hal ini terlihat dari sikap anak yang terlihat jarang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. hanya melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu saja dan dilakukan oleh otot-otot kecil

PENGARUH BERMAIN LEMPAR TANGKAP BOLA DAN MENGGAMBAR TERHADAP MOTORIK ANAK USIA DINI. Jurnal. Oleh : Anggiat Marudut Gultom

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN MELIPAT KERTAS DENGAN METODE PEMBERIAN TUGAS. Warjiatun

PENGARUH ALAT PERMAINAN EDUKATIF TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK DI KELOMPOK B3 TK AISYIYAH V PALU

MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF ANAK MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS DI KELOMPOK A TK ALKHAIRAAT SUMARI

MEMBATIK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS PADA ANAK KELOMPOK B DI BA ASYIYAH WONOSARI TAHUN AJARAN 2015/2016

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGENAL KATA MELALUI METODE BERCERITA PADA ANAK KELOMPOK B TK ANNUR SEMOLOWARU KEC. SUKOLILO SURABAYA.

BAB I PENDAHULUAN. dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No.2 Tahun 1989 pasal 4. Untuk mencapai tujuan Pendidikan Nasional tersebut, perlu

Ati Kusumawati dan Sunaria Mahasiswa Program Doktoral Fakultas Psikologi Universitas Airlangga ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dunia anak identik dengan dunia bermain, maka kehidupan anak usia

Disusun oleh : WINDITA FITRI ILHAMI A

MENINGKATKAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI ALAT PERMAINAN EDUKATIF PADA KELOMPOK B TK EL. ROY BALEURA KECAMATAN LORE TENGAH

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Deskripsi Pra Tindakan

I. PENDAHULUAN. dalam memasuki jenjang pendidikan selanjutnya. kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan

Tinjauan Mata Kuliah Masa TK : perkembangan fisik dan kemampuan anak berlangsung sangat cepat. Perkembangan Motorik Perkembangan motorik identik denga

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PLAYDOUGH TERHADAP KEMAMPUAN MOTORIK HALUS PADA ANAK KELOMPOK A

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK MELALUI PERMAINAN LOMPAT KELINCI PADA ANAK KELOMPOK A DI TK ISLAM TERPADU CERIA MOJOAGUNG JOMBANG

Transkripsi:

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS MELALUI KEGIATAN MELIPAT KERTAS DI KELOMPOK A TK HARAPAN BANGSA JONO OGE KECAMATAN SIGI BIROMARU Evi Sumiarti 1 ABSTRACT The aim of this research is to improve the study process to affect at the result of learning. The background of problem is caused by less maximal study, so that the ability of child motorik is less expanding. The method used is research of class action becoming its subject is group child of A Harapan Bangsa Kindergarten Jono Oge District of Sigi Biromaru amounting to 20 children. Consist of 9 daughters and 11 boys. Collected data using the observation sheet and also giving of duty and documentation, after that it s analyzed with descriptively qualitative technically percentage to take conclusion. Result of this research can be concluded that skill fold paper can improve growth of child motorik in group of Harapan Bangsa Kindergarten Jono Oge District of Sigi Biromaru proven there is make-up growth of smooth motorik of child at first cycle category very good and good 41,25% and the second cycle mountong to become 81,25% of mount 40%, although there are children still not yet succeeded 18,75%. Kata Kunci : Kemampuan Motorik Halus dan Kegiatan Melipat Kertas PENDAHULUAN Pada dasarnya semua program pembelajaran dalam satuan tingkat pendidikan mempunyai tujuan yang beraneka ragam sesuai dengan bentuk dan jenisnya. Salah satu satuan tingkat pendidikan yaitu PAUD lebih khususlagi adalah taman kanak-kanak yang selanjutnya disingkat TK. Layanan pendidikan TK merupakan wahana yang memberikan rangsangan pendidikan sebagai upaya mempersiapkan anak mengikuti pendidikan selanjutnya. Kompetensi yang dikembangkan meliputi pengembangan perilaku pembiasaan. Sedangkan kemampuan dasar yang dikembangkan adalah nilai-nilai agama dan moral, sosial emosional dan kemandirian, bahasa, kognitif, fisik motorik kasar dan fisik motorik halus. Proses pembelajaran di TK bertujuan untuk membantu anak mengembangkan potensinya agar siap memasuki pendidikan selanjutnya. Proses pembelajaran hendaknya dapat membantu 1 Mahasiswa Program Studi PG PAUD, Jurusan Ilmu Pendidikan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Tadulako, No. Stambuk: A 451 09 022. 26

anak untuk mengeksplorasi, mengamati, melihat, memperlihatkan dan mengembangkan imajinasi dan kreativitasnya. Pengalaman mengajar di kelompok secara kualitas belum semua dapat terlaksana atau terwujud dengan baik. Hasil belajar yang diharapkan belum dapat diwujudkan secara kualitas maupun kuantitas. Kemungkinan hal itu disebabkan dari saya sendiri yang belum menerapkan keterampilan dasar mengajar. Dampaknya hasil belajar belum maksimal seperti perilaku yang diharapkan belum sesuai. Minat, bakat, kemampuan sosial, intelektual, fisik motorik, seni, ingatan anak pun bisa menjadi pendukung terlaksananya pembelajaran yang berkualitas. Disamping itu, faktor lingkungan sekolah, sarana prasarana, keluarga menjadi pendukung pula terhadap hasil belajar. Salah satu hasil belajar yang belum dapat saya wujudkan secara maksimal adalah keterampilan motorik halus anak. Hal itu dapat saya kemukakan seperti keterampilan memegang gunting, pensil, menggerakkan jari-jari untuk menganyam, menempel, meronce, melipat, mewarnai, menarik, kolase, menggambar, menggunting, membatik belum menunjukkan hasil yang maksimal. Kemampuan motorik halus menjadi fokus perhatian karena anak berpenganruh pada keterampilan lainnya. Upaya yang dilakukan adalah penelitian tindakan kelas dengan tujuan untuk memperbaiki proses pembelajaran yang akhirnya akan meningkatkan kemampuan motorik halus. Tindakan yang akan saya lakukan yaitu dengan memberikan keterampilan melipat kertas. Menurut pendapat Zulkifli L (1987: 31) merumuskan bahwa fisik motorik anak adalah segala sesuatu yang ada hubungannya dengan gerakan-gerakan tubuh. Dalam hal ini yang menentukan ialah otot, saraf dan otak. Ketiga unsur itu melaksanakan masing-masing peranannya secara interaksi positif saling berkaitan, menunjang dan saling melengkapi, sehingga mencapai kondisi motorik yang sempurna. Desmita (2005: 129) menjelaskan bahwa: perkembangan fisik pada masa kanak-kanak ditandai dengan berkembangnya keterampilan motorik, baik kasar maupun halus. Sedangkan menurut Moeslichatoen (1982: 188) bahwa: Keterampilan motorik itu terdiri atas keterampilan motorik kasar dan keterampilan motorik halus. Dalam keterampilan motorik kasar dapat dicontohkan keterampilan bermain sepak bola. Untuk dapat menguasai keterampilan bermain sepak bola bagi anak Taman Kanak-kanak, ada beberapa keterampilan prasyarat yang harus dikuasai terlebih dahulu. Keterampilan-keterampilan yang harus dikuasai meliputi: keterampilan menangkap bola, melempar bola, menendang bola dan melompat. Menurut Corbin (dalam Sumantri, 2005: 48) bahwa: perkembangan motorik adalah perubahan kemampuan gerak dari bayi sampai dewasa yang melipatkan berbagai aspek perilaku dan kemampuan gerak. Aspek perilaku dan perkembangan motorik saling mempengaruhi. Keterampilan motorik halus difokuskan pada koordinasi gerakan tangan yang berkaitan dengan kegiatan meletakkan atau memegang, mencoret, mengambil, menjemput benda dengan 27

menggunakan jari tangan. Pada usia 4 tahun koordinasi gerakan motorik halus anak sangat berkembang bahkan hampir sempurna. Walaupun demikian, anak usia ini masih mengalami kesulitan dalam menyusun balok-balok menjadi suatu bangunan. Pada 5 atau 6 tahun koordinasi gerakan motorik halus berkembang pesat. Anak sudah dapat mengkoordinasikan mata, otak dan gerakan tangannya seperti menggambar, mewarnai, menempel, melipat dan menggunting, dll. Sehingga keterampilan motorik halusnya juga sudah mengalami perkembangan seiring dengan bertambahnya usia. Menurut Albert Bandura (dalam Singgih D. Gunarsih, 184) bahwa: Salah satu komponen dalam proses belajar melalui pengamatan yaitu memproduksi gerak motorik, supaya bisa memproduksi tingkah laku secara tepat, seorang harus sudah bisa memperlihatkan kemampuan-kemampuan motorik. Kemampuan motorik ini juga meliputi kekuatan fisik, misalnya seorang anak mengamati ayahnya mencangkul di ladang. Agar anak meniru apa yang dilakukan ayahnya, anak tersebut harus sudah cukup kuat untuk mengangkat cangkul dan melakukan terarah seperti ayahnya. Sebagaimana dijelaskan oleh Mahendra (dalam Sumantri, 2005: 143) keterampilan motorik halus (fine motorik skill) merupakan keterampilan-keterampilan yang memerlukan kemampuan untuk mengontrol otot-otot kecil/halus untuk mencapai pelaksanaan keterampilan yang berhasil. Sedangkan menurut Magil (dalam Sumantri, 2005: 143) keterampilan ini melibatkan koordinasi neuromusculer (syaraf otot) yang memerlukan ketepatan derajat tinggi untuk berhasilnya keterampilan ini. Keterampilan jenis ini sering disebut sebagai keterampilan yang memerlukan koordinasi mata-tangan (hand-eye coordination). Menulis, menggambar, bermain piano adalah contoh-contoh keterampilan tersebut. Kegiatan untuk pengembangan motorik halus anak dimulai dari melatih anak menarik garis lurus, lengkung dan garis zig-zag. Latihan menarik berbagai bentuk garis ini disamping melatih motorik halusnya, juga menjadi dasar untuk membuat huruf maupun angka hingga menjadi bentuk geometri. Akhirnya anak juga dapat menggambar, mewarnai, meronce, menempel, menggunting dan melipat kertas menjadi aneka bentuk. Jika kita perhatikan bentuk huruf latin hijaiyyah huruf Jepang, angka merupakan gabungan dari garis lurus lengkung dan zig-zag. Salah satu kegiatan yang dilakukan di TK untuk mengembangkan motorik anak adalah melipat kertas menjadi aneka bentuk. Kegiatan melipat kertas bukan hanya untuk mengembangkan motorik halus saja, namun juga dapat mengembangkan imajinasi, fantasi, kreativitas, intelektual, perhatian, konsentrasi dan nilai seni anak. Melipat kertas hanya merupakan sarana atau aktivitas yang harus dilakukan anak dalam proses pembelajaran di TK. Kegiatan melipat kertas yang dilakukan sambil bermain akan membantu anak melatih kesabaran, konsentrasi, kreativitas dan mengembangkan imajinasinya disamping kekuatan otot-otot kecil atau motorik halusnya yang 28

dimiliki anak. Kegiatan melipat kertas itu anak memperoleh pengalaman belajar untuk memperbaiki cara belajar yang keliru atau kurang tepat dan dapat meningkatkan cara belajar yang lebih baik. Melalui pemberian tugas melipat kertas, motorik anak dapat terlatih, khususnya motorik halus anak yang meliputi gerakan jari-jari anak. Keterampilan melipat kertas hanya salah satu kegiatan saja yang harus dikerjakan anak untuk mengembangkan motorik halus anak. Semakin kompleks dan beragamlah kemampuan anak yang dapat dikembangkan dalam melipat kertas, bukan hanya motorik halus, namun juga kreativitas, imajinasi, fantasi, kognitif, seni. Motorik halus tidak dapat dipisahkan dengan kemampuan berpikir, indera mata, keterampilan atau gerak jari-jari dan kelenturan tangan. Melipat kertas menjadi aneka bentuk seperti kapal, burung, pesawat, amplop, ikan bukan hanya melibatkan motorik halus saja, namun juga imajinasi, seni, kreativitas dan intelektual, tentu saja harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan dan pengalaman anak. HASIL PEMBAHASAN Sebelum melakukan penelitian tindakan kelas, terlebih dahulu mengamati aktivitas anak selama di kelas, terutama yang berkaitan bidang kemampuan dasar, khususnya kemampuan motorik halus anak. Fokus pengamatan adalah keterampilan motorik halus anak dalam melipat kertas menjadi anek bentuk, serta kecepatannya dalam menyelesaikan tugas. Selama ini saya mengajar kurang menggunakan berbagai media, metode yang bervariasi serta keterampilan dasar mengajar yang dapat meningkatkan efektivitas pembelajaran. Metode yang saya gunakan ceramah, atau bercerita tanpa ditunjang oleh alat bantu yang bervariasi sehingga dapat menarik perhatian anak. Gambaran seperti itulah yang mengakibatkan menurunnya minat, perhatian anak yang akhirnya berdampak pada hasil belajar, khususnya keterampilan motorik halus. Dengan kegiatan melipat kertas ternyata dapat meningkatkan keterampilan motorik halus anak yang diukur dengan keterampilannya melipat kertas menjadi bentuk perahu, burung, amplop dan menjadi aneka bentuk lainnya. Penelitian ini dilaksanakan dua siklus dengan empat kali tindakan, pengamatan dilakukan selama kegiatan berlangsung, baik pada siklus pertama maupun kedua. 29

No. Kategori Tabel 1 Rekapitulasi Hasil Pengamatan Siklus Pertama Kemampuan Anak yang Diamati A B C D f % F % f % f % Ratarata/ % 1. Sangat baik 4 20 5 25 3 15 4 20 20 2. Baik 4 20 4 20 5 25 4 20 21,25 3. Kurang baik 12 60 11 55 12 60 12 60 58,75 No. Kategori 20 100 20 100 20 100 20 100 100 Tabel 2 Rekapitulasi Hasil Pengamatan Siklus Kedua Kemampuan Anak yang Diamati A B C D f % f % f % f % Ratarata/ % 1. Sangat baik 8 40 9 45 7 35 8 40 40 2. Baik 8 40 8 40 9 45 8 40 41,25 3. Kurang baik 4 20 3 15 4 20 4 20 18,75 20 100 20 100 20 100 20 100 100 1. Sebelum tindakan diberikan Data yang dikumpulkan, baru 2 anak atau 100% yang menunjukkan kemampuannya dalam melipat kertas menjadi bentuk perahu kategori sangat baik. Begitu pula baru 2 anak yang memiliki kemampuan dengan indikator cukup baik. Selanjutnya masih ada 16 anak atau 80% belum menunjukkan kemampuannya. Sementara pada kemampuan melipat kertas menjadi bentuk kipas sebagai ukuran kemampuan motoriknya baru ada 3 anak yaitu 15% yang menunjukkan indikator sangat baik. Sedangkan indikator kemampuan motorik halusnya yang cukup ada 10%, bahkan yang belum berhasil melipat kertas menjadi bentuk kipas selama proses pembelajaran berlangsung masih ada 75%. Selanjutnya dalam pembelajaran ini diamati pula kemampuan anak dalam melipat kertas menjadi bentuk amplop baru 5% yang berhasil sangat baik, sedangkan kemampuan dengan indikator cukup baik ada 10%. Selanjutnya masih ada 85% sangat kurang kemampuannya dalam melipat kertas menjadi bentuk amplop sebagai ukuran motorik halusnya. Selanjutnya kemampuannya menyelesaikan tugas diamati adalah kecepatan melipat kertas dengan standar yang ditetapkan sangat baik dan baik dalam menyelesaikan tugas baru ada 10% dan 5%, masih ada 85% yang belum mampu menyelesaikan tugas dengan baik atau kurang. Dengan demikian pada pra tindakan baru berkisar 5-15% yang bisa dikategorikan berhasil masih sekitar 85% 30

yang belum berhasil menunjukkan kemampuannya sesuai dengan kategori dan ukuran yang telah ditetapkan dalam rencana kegiatan harian. 2. Hasil pengamatan siklus pertama Dalam proses pembelajaran yang dimulai dari kegiatan awal, inti dan penutup dengan 4 kemampuan motorik halus anak yang akan diamati yaitu: kemampuannya melipat kertas menjadi bentuk perahu, kipas, amplop dan kecepatannya melipat kertas menjadi aneka bentuk lainnya, atau dapat menyelesaikan tugas secara keseluruhan dari tiga ukuran tersebut. Berdasarkan tabel 5 sudah menunjukkan adanya peningkatan kemampuan dalam melipat kertas menjadi bentuk perahu, meskipun belum maksimal. Hal itu terbukti karena baru ada 4 anak atau 20%, dengan standar hasil sangat baik, jadi meningkat 4 anak yang memiliki kemampuan sangat baik. Sedangkan indikator cukup baik meningkat menjadi 4 anak (20%) atau ada ketambahan 2 anak dalam melipat kertas menjadi bentuk perahu. Namun demikian, masih ada anak yang belum maksimal dalam melipat kertas menjadi bentuk perahu 56%. Sedangkan kategori sangat baik untuk kemampuan melipat kertas menjadi bentuk kipas sudah pula meningkat menjadi 5 anak, atau 25% berarti meningkat 2 anak, termasuk kategori cukup baik menjadi 4 anak (20%) atau rata-rata meningkat 2 anak. Meskipun demikian pada siklus pertama ini masih ada anak yang belum menunjukkan kemampuannya dalam melipat kertas menjadi bentuk kipas karena masih ada 50%. Selanjutnya pada kemampuannya melipat kertas menjadi bentuk amplop selama pembelajaran berlangsung pada peningkatan menjadi 3 anak berarti ada 2 anak ketambahan atau 15%. Begitu pula termasuk dalam kategori cukup baik ada peningkatan menjadi 5 anak atau ada 3 anak. Sedangkan yang belum berhasil masih ada 12 anak atau 60%, jika dibandingkan dengan sebelum tindakan termasuk dalam kategori kurang maksimal. Pada ukuran sangat baik dalam menyelesaikan tugas dalam arti sangat cepat pada peningkatan jika dibandingkan dengan sebelum tindakan ada 4 anak atau 20%. Sedangkan pada siklus pertama ini masih ada 12 anak atau 60% yang belum dapat menunjukkan kemampuannya. Berdasarkan pembahasan tersebut, secara umum sudah menunjukkan peningkatan jika dibandingkan dengan sebelum tindakan rata-rata 15% dari semua kemampuan yang berhasil diamati. Dapat dibahas bahwa pada siklus pertama ini sudah menunjukkan peningkatan meskipun belum maksimal. Dapat pula dianalisa masih ada beberapa anak yang belum menunjukkan hasil yang maksimal atau belum meningkat kemampuan dalam beberapa kategori yang diukur. 31

Maka peneliti berusaha untuk lebih meningkatkan proses pembelajaran yang lebih baik serta menerapkan keterampilan dasar mengajar. Di samping itu guru harus lebih memberikan motivasi, dorongan serta semangat dengan apa yang sudah berhasil dilakukan oleh anak. Pemberian motivasi diharapkan dapat mendorong anak untuk lebih bersemangat dalam menyelesaikan tugasnya. Pemberian tugas didukung pula oleh aneka kertas yang berwarnawarni bermacam-macam ukuran agar dapat menarik minat anak. Untuk itu apa yang telah diperbaiki pada siklus kedua sudah menunjukkan peningkatan kemampuan anak dapat dibahas dalam paparan sebagai berikut: 3. Hasil pengamatan siklus kedua Berdasarkan data yang dikumpulkan melalui pengamatan pada siklus kedua ini dengan dua kali tindakan menunjukkan peningkatan yang sangat signifikan jika dibandingkan dengan siklus pertama sudah meningkat menjadi 8 anak atau 40% yang pada siklus pertama hanya 20% dengan ukuran sangat baik. Sedangkan kategori cukup baik meningkat 8 anak juga. Jadi, keterampilan motorik halus melalui kemampuan melipat kertas menjadi bentuk perahu meningkat menjadi 80% untuk dua ukuran baik dan sangat baik atau 40% per kemampuan jika dirata-ratakan. Kemampuan melipat kertas menjadi bentuk kipas juga sudah mengalami peningkatan pula, sangat baik meningkat menjadi 9 anak atau 45%. Sedangkan ukuran cukup baik menjadi 8 anak atau 40%. Dapat dibahas kedua ukuran tersebut mengalami peningkatan menjadi 85% atau rata-rata 42,85% jika dibandingkan siklus pertama. Penelitian tindakan kelas ini hasilnya belum pula maksimal karena masih ada 3 anak atau 15% yang belum menunjukkan kemampuannya atau kurang berhasil perkembangan motoriknya. Pembahasan ini yang diamati pada kemampuan motorik halus dengan melipat kertas menjadi bentuk amplop kategori sangat baik menjadi 7 anak atau 35%, ada ketambahan 4 anak jika dibandingkan dengan siklus pertama, berarti ada peningkatan 20%. Sedang yang termasuk kategori cukup baik menjadi 9 anak atau 45% jadi meningkat dari 25% menjadi 45%, maka ada peningkatan 20%. Oleh karena itu pada siklus kedua ini masih ada 4 anak atau 20% jika dibandingkan dari siklus pertama, yang belum berhasil menunjukkan kemampuannya. Selanjutnya pada kemampuan menyelesaikan tugas dari ketiga kemampuan yang diukur dari kecepatannya menyelesaikan tugas menjadi peningkatan yang sangat signifikan. Pada siklus kedua ini sudah ada 8 anak atau 40% jadi ada 20% peningkatannya. Hal itu karena pada siklus pertama hanya 20% saja. Pada kategori cukup baik menjadi 8 anak juga berarti ada 32

peningkatan jika dibandingkan dengan siklus pertama. Masih ada anak yang belum berhasil menunjukkan kemampuan secara maksimal dalam menyelesaikan tugas dengan cepat karena ada 4 anak atau 20% yang dalam kategori kurang cepat dalam melipat kertas. Secara umum peningkatan kemampuan pada anak pada masing-masing kemampuan yang diukur mengalami peningkatan 20% perkemampuannya jika dibandingkan dari siklus pertama. Namun jika dianalisa tidak perkemampuan secara menyeluruh akan nampak peningkatannya antara 40% dari siklus pertama. Oleh karena itu bisa dibahas bahwa siklus pertama dan siklus kedua ada peningkatan yang sangat signifikan. Kalaupun ada anak yang belum maksimal yaitu 4 anak dalam melipat kertas menjadi bentuk perahu. Begitu pula 3 anak dalam melipat kertas menjadi bentuk kipas dan 4 anak dalam melipat kertas menjadi bentuk amplop. Sedangkan pada kemampuan menyelesaikan tugas yang diukur kecepatannya dengan membuat aneka bentuk masih ada 4 anak. Maka dapat dibahas bahwa secara umum sudah terjadi peningkatan dalam kategori baik dan baik rata-rata 81,25%. Dapat dikatakan berhasil meningkatkan kemampuan anak selama proses pembelajaran dengan menggunakan kegiatan melipat kertas untuk meningkatkan perkembangan motorik halus anak. Setelah siklus kedua ini kami berdiskusi karena tujuan penelitian sudah tercapai, maka tidak dilanjutkan ke siklus ketiga. Hasilnya memang belum maksimal karena masih ada 18,75% yang motorik halusnya kurang berkembang. Penelitian ini bertujuan untuk memperbaiki proses pembelajaran yang akan berdampak ke hasil belajar. Namun tidak dapat mengukur semua bidang pengembangan, yang menjadi tujuan pembelajaran di TK khususnya PTK ini hanya difokuskan mengamati perkembangan motorik halus anak, melalui kegiatan melipat kertas sebagai perlakuan. KESIMPULAN DAN SARAN Dapat disimpulkan bahwa kegiatan melipat kertas dapat meningkatkan kemampuan motorik halus anak di kelompok A TK Harapan Bangsa Jono Oge Kecamatan Sigi Biromaru. Hal ini terbukti adanya peningkatan kemampuan melipat kertas menjadi bentuk perahu pada siklus pertama meningkat menjadi 40% kategori sangat baik, dan baik. Kemampuan melipat kertas menjadi bentuk kipas meningkat menjadi 45% kategori sangat baik dan baik dan melipat menjadi bentuk amplop meningkat 40% kategori sangat baik dan baik. Selanjutnya kecepatan menyelesaikan tugas melipat menjadi aneka bentuk meningkat menjadi 40%. Pada siklus kedua terjadi peningkatan dalam kemampuan melipat kertas menjadi bentuk perahu 80%, kategori sangat baik dan baik. Sedangkan melipat kertas menjadi bentuk kipas menjadi 85% kategori sangat baik dan baik. Kemampuan melipat kertas menjadi bentuk amplop 33

kategori sangat baik dan baik meningkat 80% pula, serta kecepatan menyelesaikan tugas melipat menjadi aneka bentuk meningkat menjadi 80%. Maka terjadi peningkatan rata-rata 40% dari masing-masing kemampuan yang diamati dalam kategori sangat baik dan baik. Jika dibandingkan dengan sebelum tindakan terjadi peningkatan rata-rata 62,5%. Sedangkan yang belum menunjukkan kemampuan secara maksimal masih ada 18,75% dari semua ukuran motorik halus yang diamati. Untuk meningkatkan kemampuan motorik halus anak, disarankan untuk: 1. Kepala Taman Kanak-kanak Harapan Bangsa Jono Oge agar selalu memberikan kesempatan bagi para guru untuk melakukan berbagai perbaikan pembelajaran termasuk melakukan penelitian tindakan kelas. 2. Para guru agar termotivasi untuk selalu melakukan berbagai aktivitas dalam meningkatkan profesionalitasnya sebagai upaya memperbaiki proses pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar. 3. Anak-anak agar selalu aktif selama pembelajaran berlangsung, mengikuti aturan yang diterapkan guru agar menjadi anak yang berkarakter, mengembangkan semua potensi yang dimilikinya supaya menjadi anak Indonesia yang diharapkan oleh bangsa dan Negara. DAFTAR PUSTAKA Sudjiono, Anas 1989. Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta: Gramedia. Moeslichatoen, 1999. Metode Pengajaran di Taman Kanak-kanak. Jakarta: Rineka Cipta. Sumantri Mulyani dan Syaordih Nana, 2007. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Universitas Terbuka. 34