LAPORAN PRATIKUM FISIKA FARMASI PENENTUAN VISKOSITAS LARUTAN NEWTON DENGAN VISKOMETER BROOKFIELD

dokumen-dokumen yang mirip
LAPORAN PRATIKUM FISIKA FARMASI PENENTUAN TEGANGAN PERMUKAAN

DEFINISI. Kata Rheologi berasal dari bahasa YUNANI. menggambarkan aliran zat cair atau perubahan bentuk (deformasi) zat di bawah tekanan

PENENTUAN VISKOSITAS ZAT CAIR

LAPORAN PRATIKUM FISIKA FARMASI PENENTUAN KERAPATAN DAN BOBOT JENIS

LAPORAN PRATIKUM FISIKA FARMASI DISPERSI KOLOIDAL DAN SIFAT-SIFATNYA. Di susun oleh: : Linus Seta Adi Nugraha No. Mahasiswa : 09.

JENIS-JENIS VISKOMETER (Viskometer Hoppler & Viskometer Cone and Plate) MAKALAH. Tugas Mata Kuliah TA Fisika Tahun Ajaran 2014/2015

MODUL II VISKOSITAS. Pada modul ini akan dijelaskan pendahuluan, tinjauan pustaka, metodologi praktikum, dan lembar kerja praktikum.

III. METODOLOGI PENELITIAN. Laboratorium Peternakan Universiatas Muhammadiyah Malang dan Laboratorium

VISKOSITAS DAN TENAGA PENGAKTIFAN ALIRAN

Pada kehidupan sehari-hari kita kerap kali menjumpai zat-zat cair yang selalu ada di

LAPORAN PRAKTIKUM FARMASETIKA I

VISKOSITAS CAIRAN. Selasa, 13 Mei Raisa Soraya* ( ), Siti Masitoh, M.Ikhwan Fillah. Jurusan Pendidikan Imu Pengetahuan Alam

PENGUKURAN VISKOSITAS. Review Viskositas 3/20/2013 RINI YULIANINGSIH. Newtonian. Non Newtonian Power Law

Volume 5 No. 2 Juni 2017 ISSN: STUDI PERBANDINGAN VISKOSITAS SAOS SAMBAL ANEKA MERK PRODUK. GITA SRIHIDAYATI

Rheologi. Rini Yulianingsih

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA KIMIA FISIK II. VISKOSITAS CAIRAN Selasa, 08 April 2014

RHEOLOGI Dhadhang Wahyu Kurniawan Laboratorium Farmasetika Unsoed Facebook: Dhadhang Wahyu Kurniawan Twitter: Dhadhang_WK

8. FLUIDA. Materi Kuliah. Staf Pengajar Fisika Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya

yang lain.. Kekentalan atau viskositas dapat dibayangkan sebagai peristiwa gesekan

PRAKTIKUM FARMASI FISIKA II PERCOBAAN II PENENTUAN VISKOSITAS LARUTAN NEWTON DENGAN VISKOMETER OSTWALD

ALIRAN FLUIDA. Kode Mata Kuliah : Oleh MARYUDI, S.T., M.T., Ph.D Irma Atika Sari, S.T., M.Eng

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Evaluasi kestabilan dari formula Hair Tonic sari lidah buaya (Aloe vera L.) dengan

PENGUKURAN KEKENTALAN ZAT (VISKOSITAS) Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Karakterisasi Fisika Material

V. PENGUKURAN VISKOSITAS

BAB I PENDAHULUAN. 1.2 Prinsip Pengukuran tegangan permukaan berdasarkan metode berat tetes

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA I VISKOSITAS CAIRAN BERBAGAI LARUTAN

PERTEMUAN IV DAN V VISKOSITAS

ACARA III VISKOSITAS ZAT CAIR

LAPORAN MINGGUAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR SIFAT-SIFAT FISIK DARI ZAT

VISKOSITAS CAIRAN. Nurul Mu nisah Awaliyah, Putri Dewi M.F, Ipa Ida Rosita. Pendidikan Kimia. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

JURNAL PRAKTIKUM KIMIA FISIKA II VISKOSITAS Sabtu, 05 April 2014

RHEOLOGI. Di tulis untuk memenuhi pra-syarat MATA KULIAH KIMIA FISIKA. Disusun oleh : Agus Khaerun Umar ( ) Annong Dhika Pradana ( )

METODE PENGUJIAN VISKOSITAS ASPAL MINYAK DENGAN ALAT BROOKFIELD TERMOSEL

ANALISIS KELAYAKAN-PAKAI MINYAK PELUMAS SAE 10W-30 PADA SEPEDA MOTOR (4TAK) BERDASARKAN VISKOSITAS DENGAN METODE VISKOMETER BOLA JATUH

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIK

Cara uji viskositas aspal pada temperatur tinggi dengan alat saybolt furol

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari 2017 Februari 2017 di

Tahapan-tahapan disintegrasi, disolusi, dan difusi obat.

LAMPIRAN 1 CARA KERJA PENGUJIAN FISIKOKIMIA

Rheologi. Stress DEFORMASI BAHAN 9/26/2012. Klasifikasi Rheologi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan Laboratorium Peternakan Universitas

FENOMENA PERPINDAHAN. LUQMAN BUCHORI, ST, MT JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK UNDIP

BAB III METODE PENELITIAN. Proses polimerisasi stirena dilakukan dengan sistem seeding. Bejana

Dasar Pengukuran Mekanik

MODUL PRAKTIKUM SATUAN OPERASI II

Cairan mempunyai gaya gesek yang lebih besar untuk mengalir daripada gas. Sehingga cairan mempuyai koefisien viskositas yang lebih besar daripada

Kata Kunci : densitas, viskositas, aquadest, santan Kara, susu kental Indomilk, viskometer Ostwald, piknomter

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK KIMIA IV DINAMIKA PROSES PADA SISTEM PENGOSONGAN TANGKI. Disusun Oleh : Zeffa Aprilasani NIM :

IV. RHEOLOGI. Setelah mempelajari materi dalam modul ini diharapkan mahasiswa dapat memahami tentang dasardasar reology

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Pengamatan dan Hasil Ekstrak Daun Binahong (Anredera cordifolia

LABORATORIUM PERLAKUAN MEKANIK

BAB III METODE PENELITIAN. Peralatan yang digunakan untuk proses pencampuran biodiesel dan minyak

MEKANIKA FLUIDA CONTOH TERAPAN DIBIDANG FARMASI DAN KESEHATAN?

Ciri dari fluida adalah 1. Mengalir dari tempat tinggi ke tempat yang lebih rendah

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian bersifat eksperimental yaitu dilakukan pengujian pengaruh

TEGANGAN PERMUKAAN MATERI POKOK

HUKUM STOKES. sekon (Pa.s). Fluida memiliki sifat-sifat sebagai berikut.

UNIVERSITAS GUNADARMA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

METODE SEDERHANA PENENTUAN HARGA BARU KONSTANTA KAPILARITAS VISKOMETER (C) UNTUK PENGUJIAN VISKOSITAS KINEMATIK ASTM D 445

BAB III BAHAN DAN METODE

PENGARUH VISKOSITAS ASPAL DAN DAMPAKNYA TERHADAP KARAKTERISTIK MARSHALL

SMP kelas 9 - FISIKA BAB 11. KLASIFIKASI BENDALatihan Soal 11.1

EFEK PENAMBAHAN ZAT ADITIF PADA MINYAK PELUMAS MULTIGRADE TERHADAP KEKENTALAN DAN DISTRIBUSI TEKANAN BANTALAN LUNCUR

FENOMENA PERPINDAHAN. LUQMAN BUCHORI, ST, MT JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK UNDIP

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Metode Penelitian. asetat daun pandan wangi dengan variasi gelling agent yaitu karbopol-tea, CMC-

FENOMENA PERPINDAHAN LANJUT

SMP kelas 7 - FISIKA BAB 2. Klasifikasi BendaLatihan Soal 2.1

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Alat-alat gelas, Neraca Analitik (Adam AFA-210 LC), Viskometer

BERAT JENIS ZAT CAIR DAN ZAT PADAT

1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA SOLID-LIQUID MIXING

MEKANIKA FLUIDA DI SUSUN OLEH : ADE IRMA

ANALISIS KARAKTERISTIK PENGARUH SUHU DAN KONTAMINAN TERHADAP VISKOSITAS OLI MENGGUNAKAN ROTARY VISCOMETER

PENGARUH TEMPERATUR TERHADAP VISKOSITAS MINYAK PELUMAS. Daniel Parenden Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Musamus

Sifat fisika kimia - Zat Aktif

BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN

METODOLOGI PENELITIAN

LAPORAN PRAKTIKUM FARMASETIKA I

BAB III METODE PENELITIAN

VISKOSITAS SEBAGAI FUNGSI SUHU

FIsika KTSP & K-13 FLUIDA STATIS. K e l a s. A. Fluida

LAPORAN PRATIKUM FARMASETIKA II SEDIAAN INJEKSI AMINOPHYLLIN 2,4%

Rumus bilangan Reynolds umumnya diberikan sebagai berikut:

LAMPIRAN 1 SPESIFIKASI BAHAN

K13 Antiremed Kelas 10 Fisika

Pertemuan 1 PENDAHULUAN Konsep Mekanika Fluida dan Hidrolika

LAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS

Antiremed Kelas 10 Fisika

PREDIKSI UAS 1 FISIKA KELAS X TAHUN 2013/ Besaran-besaran berikut yang merupakan besaran pokok adalah a. Panjang, lebar,luas,volume

Blanching. Pembuangan sisa kulit ari

TEGANGAN PERMUKAAN. alfiah indriastuti

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III LANDASAN TEORI

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA. Tegangan Permukaan. Disusun oleh: Wawan Gunawan

IV. ANALISA DAN PEMBAHASAN. Tabel 6. Data input simulasi. Shear friction factor 0.2. Coeficient Convection Coulomb 0.2

BAB II KAJIAN TEORI. bergerak dalam fluida tersebut. Beberapan ayat dalam Al-Qur an menyebutkan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM FARMASI FISIKA

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Definisi Fluida

KEGIATAN BELAJAR 1 PENGENALAN SISTEM HIDROLIK

Transkripsi:

LAPORAN PRATIKUM FISIKA FARMASI PENENTUAN VISKOSITAS LARUTAN NEWTON DENGAN VISKOMETER BROOKFIELD Di susun oleh: Nama : Linus Seta Adi Nugraha No. Mahasiswa : 09.0064 Dosen Pembimbing : Rini Handayani, S.Si., Apt LABORATORIUM FISIKA FARMASI AKADEMI FARMASI THERESIANA SEMARANG 2010

PENENTUAN VISKOSITAS LARUTAN NEWTON DENGAN VISKOMETER BROOKFIELD I. TUJUAN 1. Mempelajari cara penentuan viskositas larutan Newton dengan viskometer Brookfield. 2. Mempelajari pengaruh kadar larutan terhadap viskositas larutan. II. DASAR TEORI Viskositas adalah suatu pernyataan tahanan untuk mengalir dari suatu sistem yang mendapat suatu tekanan. Makin kental suatu cairan, makin besar gaya yang dibutuhkan untuk membuatnya mengalir pada kecepatan tertentu (Moechtar, 1989). Istilah reologi berasal dari bahasa Yunani rheo (mengalir) dan logos (ilmu pengetahuan), digunakan untuk memerikan aliran zat cair dan deformasi zat padat. Viskositas adalah suatu ungkapan yang menyatakan tekanan yang mencegah zat cair untuk mengalir. Makin tinggi viskositasnya, makin besar tekanannya. Zat cair sederhana dapat diperikan dengan viskositas absolut. Tapi sifat-sifat reologik dari sistem dispersi heterogen lebih kompleks dan tidak dapat dinyatakan dengan satuan tunggal (Moechtar, 1989). Sifat reologi dari sistem farmasi dapat mempengaruhi pemilihan peralatan untuk prosessing yang digunakan dalam pembuatannya. Selanjutnya kekeurangmampuan memilih alat yang tepat dapat menghasilkan produk yang tidak dikehendaki, setidak-tidaknya yang menyangkut sifat alirnya (Moechtar, 1989). Jika zat diklasifikasikan menurut tipe alir dan deformasi, maka pada umumnya zat dibagi menjadi dua kategori, yaitu : sistem Newton dan sistem bukan Newton. Pemilihannya tergantung dari apakah sifat alirnya sesuai dengan hukum alir Newton atau tidak (Moechtar, 1989). Sistem Newton, Hukum aliran dari Newton diilustrasikan oleh gambar. Gambar diasumsikan sebuah balok cairan yang terdiri dari lapisan-lapisan molekul paralel, bagaikan setumpuk kartu. Jika bidang cairan paling atas bergerak dengan suatu kecepatan konstan, setiap lapisan di bawahnya akan bergerak dengan suatu kecepatan yang berbanding lurus dengan jarak dari lapisan dasar yang diam. Digunakan istilah : Rate of shear (D) dv/dr untuk menyatakan perbedaan kecepatan (dv) antara dua bidang cairan yang dipisahkan oleh jarak yang sangat kecil (dr).

Shearing stress (τ atau F ) F /A untuk menyatakan gaya per satuan luas yang diperlukan untuk menyebabkan aliran. π = F /A = dv/dr F G Viskositas π merupakan perbandingan antara Shearing stress F /A dan Rate of shear dv/dr. Satuan viskositas adalah poise atau dyne detik cm -2. Fluiditas merupakan kebalikan dari viskositas. Satuan fluiditas adalah centipoise (cps). 1cps= 0,01poise (Martin, A. N., 1993). Viskositas kinematik, USP (United States Pharmacopoeia) dan NF (National Formulary) memuat penjelasan mengenai viskositas kinematik yang disamakan dengan viskositas absolut dan didefinisikan sebagai koefisien viskositas (π) dibagi dengan kerapatan zat cair (ρ). Viskositas kinematik = π/ρ Satuan viskositas kinematik adalah stoke dan sentistoke. Skala lain seperti Saybolt, Reedwood, Engler dan lain-lain, untuk pengukuran viskositas telah digunakan dalam berbagai industri. Mereka kadang-kadang harus dikonversikan dengan menggunakan tabel atau rumus-rumus menjadi viskositas absolut dan sebaliknya (Moechtar, 1989). III. ALAT 1. Viskometer Brookfield 4. Baskom plastik 2. Matglass 5. Beaker glass 3. Thermometer IV. BAHAN 1. Air 4. Larutan gula 60 % 2. Alkohol 96% 5. Air es

V. CARA KERJA A. Penentuan viskositas air pada suhu 25oC dan 20oC 1. Ukur air (aquadest) 600 ml pada beaker glass. 2. Rendam dalam baskom berisi air es hingga suhu 20oC 3. Ukur viskositasnya, lakukan replikasi 1 kali. 4. Tunggu hingga suhu 25oC, kemudian ukur viskositas pada suhu tersebut. B. Penentuan viskositas alkohol 96% pada suhu 25oC dan 20oC 1. Ukur alkohol 96% 600 ml pada beaker glass. 2. Rendam dalam baskom berisi air es hingga suhu 20oC 3. Ukur viskositasnya, lakukan replikasi 1 kali. 4. Tunggu hingga suhu 25oC, kemudian ukur viskositas pada suhu tersebut. C. Penentuan viskositas air gula 60% pada suhu 25oC dan 20oC 1. Larutkan gula yang telah dihitung beratnya ke dalam aquadest hingga 600 ml 2. Rendam dalam baskom berisi air es hingga suhu 20oC 3. Ukur viskositasnya, lakukan replikasi 1 kali. 4. Tunggu hingga suhu 25oC, kemudian ukur viskositas pada suhu tersebut. D. Penentuan viskositas air es 1. Ukur aquadest 600 ml pada beaker glass 2. Rendam dalam baskom berisi air es hingga suhu 20oC 3. Ukur viskositasnya

VI. HASIL DAN PENGOLAHAN DATA A. Pengukuran viskositas air pada suhu 20oC dan 25oC Suhu 20oC Data 1 : Spindle 61 Spindle 61 Rpm 4,0 Rpm 4,0 Cp 44 2,9% Cp 44 2,9% Auto Range 1500 100% Auto Range 1500 100% Rata-rata = cp : 4,4 2,9% Suhu 25oC Data 1 : Data 2 : Spindle 61 Spindle 61 Rpm 2,5 Rpm 2,5 Cp 106 4,4% Cp 106 4,4% Auto Range 2400 100% Auto Range 2400 100% Rata-rata = cp : 106 4,4% B. Pengukuran viskositas alkohol pada suhu 20oC dan 25oC Suhu 20oC Data 1 : Spindle 61 Spindle 61 Rpm 2,5 Rpm 2,5 Cp 113 4,7% Cp 103 4,3% Auto Range 2400 100% Auto Range 2400 100% Rata-rata = cp : 108 4,5% Suhu 25oC Spindle 61 Spindle 61 Rpm 2,5 Rpm 2,5 Cp 127 5,3% Cp 127 2,9% Auto Range 2400 100% Auto Range 2400 100% Rata-rata = cp : 127 5,3%

C. Penentuan viskositas air gula 60% Suhu 20 o C Spindle 62 Rpm 2,5 Cp 420 3,5% Auto Range 12000 100% Suhu 25oC Spindle 62 Rpm 2,5 Cp 360 3,0% Auto Range 12000 100% D. Penentuan viskositas air es suhu 20 o C Spindle 61 Rpm 2,5 Cp 89 2,7% Auto Range 2400 100% Data kelompok lain Nama Air Air Es Alkohol 70% Alkohol 96% Aceton Air gula 10% Air Gula 15% 20oC 25oC 20oC 20oC 25oC 20oC 25oC 20oC 25oC 20oC 25oC 20oC 25oC 44 106 1,32 1 2,9% 4,4% 3,5% 107 106 137 9,8 101 2 4,4% 4,8% 5,7% 4,1% 4,2% 44 106 89 108 127 3 2,9% 4,4% 2,7% 4,5% 5,3% 4,6 113 127 108 106 113 142 4 3,1% 4,7% 5,3% 4,5% 4,4% 4,7% 5,6% 115 103 110,5 5 4,8% 4,3% 4,6% 46 125 115 6 3,1% 3,2% 4,8%

Nama Air Gula 20% Air Gula 25% Air Gula 30% Air Gula 35% Air gula 40% Air Gula 50% Air Gula 60% 20oC 25oC 20oC 25oC 20oC 25oC 20oC 25oC 20oC 25oC 20oC 25oC 20oC 25oC 460 430 1 3,8% 3,6% 580 560 2 2,9% 2,8% 420 360 3 3,5% 3,0% 4 127 82 96 101 5 5,2% 3,4% 4,0% 4,2% 113 380 420 440 6 4,7% 3,2% 3,5% 3,7% VII. PEMBAHASAN Viskositas adalah suatu pernyataan tahanan untuk mengalir dari suatu sistem yang mendapat suatu tekanan. Makin kental suatu cairan, makin besar gaya yang dibutuhkan untuk membuatnya mengalir pada kecepatan tertentu (Moechtar, 1989). Dari pengertian tersebut diketahui bahwa semakin kental cairan semakin besar viskositasnya, dan yang mempengaruhi kekentalan suatu cairan atau larutan antara lain, kadar zat yang terlarut serta suhu yang mempengaruhi. Karena semakin rendah suhu semakin rendah pula gerakan molekul zat tersebut, sehingga akan membuat viskositas semakin tinggi. Serta semakin tinggi kadar zat yang terlarut maka semakin besar tahanan yang ditimbulkan oleh molekul-molekul zat yang terlarut. Satuan viskositas kinematik adalah stoke dan sentistoke. Skala lain seperti Saybolt, Reedwood, Engler dan lain-lain, untuk pengukuran viskositas telah digunakan dalam berbagai industri. Mereka kadang-kadang harus dikonversikan dengan menggunakan tabel atau rumus-rumus menjadi viskositas absolut dan sebaliknya (Moechtar, 1989). Dari yang telah diterangkan oleh Moechtar, bahwa banyak terdapat satuan untuk viskositas selain poise dan atau centipoise.

Sifat reologi dari sistem farmasi dapat mempengaruhi pemilihan peralatan untuk prosessing yang digunakan dalam pembuatannya. Selanjutnya kekeurangmampuan memilih alat yang tepat dapat menghasilkan produk yang tidak dikehendaki, setidak-tidaknya yang menyangkut sifat alirnya (Moechtar, 1989). Selain itu mempelajari viskositas suatu zat dapat digunakan untuk menentukan takaran bahan yang diperlukan dalam pembuatan suatu sediaan terutama sediaan cair. Prinsip kerja dari viskometer Brookfield adalah berdasarkan metode cone and plate yaitu menggunakan instrumen yang terdiri dari rotating cone dengan sudut tumpul dan flat plate yang lebih rendah dan tidak bergerak. Lempeng dinaikan sampai puncak kerucut benar-benar menyentuh permukaan. Cairan diisikan melalui celah segitiga antara cone dan plate. Tegangan permukaan mencegahnya dari penyebaran pada plate. Plate dipertahankan sampai temperatur konstan dengan membentuk sirkulasi air. Cone diatur dengan kecepatan yang teratur. Tarikan kental pada putaran cone mendesak tenaga putaran pada dinamometer dengan gaya gesekan. Sudut yang terbentuk oleh cone dan plate biadsanya + 3o dan rata-rata kedalaman celah + 2mm. Metode selain metode Brookfield diantaranya : a. Falling ball viscometer, mendapatkan nilai viscometer dengan cara mengukur waktu yang dibutuhkan oleh suatu boa jatuh melalui sampel pada jarak tertentu. b. Cup-type viscometer mendapatkan nilai viskositas dengan mengukur waktu yang diperlukan oleh suatu sampel untuk mengalir pada suatu celah sempit. c. Rotational viscometer, mendapatkan nilai viskositas dengan mengukur gaya puntir sebuah rotor silinder (spindle) yang dicelupkan kedalam sampel. Berdasarkan tipe alir, maka pada umumnya zat cair dibagi menjadi dua kategori, yaitu : sistem Newton dan sistem bukan Newton. Pemilihannya tergantung dari apakah sifat alirnya sesuai dengan hukum alir Newton atau tidak (Moechtar, 1989). Dan cairan-cairan dan larutan-larutan yang digunakan pada praktikum kali ini termasuk ke dalam sistem Newton karena merupakan cairan tunggal (Air dan alkohol) dan larutan dari senyawa yang memiliki ukuran molekul kecil (Larutan gula).

IX. KESIMPULAN 1. Pengkuran viskositas harus benar-benar memperhatikan suhu yang digunakan, karena kenaikan suhu pada saat melakukan pengukuran akan menyebabkan hasil berubah tidak stabil. 2. Tujuan dari mempelajari viskositas adalah untuk menentukan alat, bahan, serta metode yang akan digunakan untuk membuat suatu sediaan terutama sediaan cair.

X. DAFTAR PUSTAKA Martin, A. N., 1993, Farmasi Fisika : Bagian Larutan dan Sistem Dispersi, Gadjah Mada University Press, Jogjakarta. Martin, A. N., 2008, Farmasi Fisik : Dasar-Dasar Kimia Fisik dalam Ilmu Farmasetik, Penerbit Universitas Indonesia, Jakarta. Moechtar, 1989, Farmasi Fisika : Bagian Larutan dan Sistem Disperi, Gadjah Mada University Press, Jakarta. http://en.wikipedia.org Praktikan Linus Seta Adi Nugraha