ANALISIS KETIDAKSEIMBANGAN BEBAN TRANSFORMATOR DISTRIBUSI UNTUK IDENTIFIKASI BEBAN LEBIH DAN ESTIMASI RUGI-RUGI PADA JARINGAN TEGANGAN RENDAH

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III KETIDAKSEIMBANGAN BEBAN

BAB III. Transformator

ANALISA PERHITUNGAN SUSUT TEKNIS DENGAN PENDEKATAN KURVA BEBAN PADA JARINGAN DISTRIBUSI PT. PLN (PERSERO) RAYON MEDAN KOTA

STUDI PENGGUNAAN SISTEM PENDINGIN UDARA TEKAN UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI TRANSFORMATOR PADA BEBAN LEBIH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TRANSFORMATOR. magnet dan berdasarkan prinsip induksi elektromagnetik.

BAB II TRANSFORMATOR. elektromagnet. Pada umumnya transformator terdiri atas sebuah inti yang terbuat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Gambar 2.1 Skema Sistem Tenaga Listrik

BAB II TRANSFORMATOR

ANALISA PEMILIHAN TRAFO DISTRIBUSI BERDASARKAN BIAYA RUGI-RUGI DAYA DENGAN METODE NILAI TAHUNAN

Kata Kunci : Transformator Distribusi, Ketidakseimbangan Beban, Arus Netral, Rugi-rugi, Efisiensi

SINGUDA ENSIKOM VOL. 7 NO. 3/ Juni 2014

PENGARUH ARUS NETRAL TERHADAP RUGI-RUGI BEBAN PADA TRANSFORMATOR DISTRIBUSI PLN RAYON JOHOR MEDAN

BAB II TRANSFORMATOR

BAB II DASAR TEORI. melalui gandengan magnet dan prinsip induksi elektromagnetik [1].

AKIBAT KETIDAKSEIMBANGAN BEBAN TERHADAP ARUS NETRAL DAN LOSSES PADA TRANSFORMATOR DISTRIBUSI

BAB II TRANSFORMATOR DAYA DAN PENGUBAH SADAPAN BERBEBAN. Tenaga listrik dibangkitkan dipusat pusat listrik (power station) seperti

BAB II TRANSFORMATOR. II.1 UMUM Transformator atau trafo adalah suatu peralatan listrik yang dapat memindahkan

BAB II TRANSFORMATOR

ANALISIS PERBANDINGAN TORSI START

BAB II TRANSFORMATOR. sistem ketenagalistrikan. Transformator adalah suatu peralatan listrik. dan berbanding terbalik dengan perbandingan arusnya.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK. Pusat tenaga listrik umumnya terletak jauh dari pusat bebannya. Energi listrik

LAPORAN PENELITIAN INTERNAL

atau pengaman pada pelanggan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 2.1 Tiga Bagian Utama Sistem Tenaga Listrik untuk Menuju Konsumen

PENGARUH KETIDAKSEIMBANGAN BEBAN TERHADAP ARUS NETRAL DAN LOSSES PADA TRAFO DISTRIBUSI

BAB II TEORI DASAR. Universitas Sumatera Utara

SINGUDA ENSIKOM VOL. 7 NO. 1/April 2014

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TRANSFORMATOR. maupun untuk menyalurkan energi listrik arus bolak-balik dari satu atau lebih

STUDI PENGARUH PEMBEBANAN TERHADAP SUSUT UMUR TRANSFORMATOR DAYA (APLIKASI PADA GARDU INDUK PEMATANGSIANTAR)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

OPTIMALISASI KUALITAS TEGANGAN TRANSFORMATOR DISTRIBUSI UNTUK PELANGGAN PLN BERDASAR PADA WINDING RATIO

PENGARUH KETIDAKSEIMBANGAN BEBAN TRANSFORMATOR KERING BHT02 RSG GA SIWABESSY TERHADAP ARUS NETRAL DAN RUGI-RUGI

ANALISIS PENGARUH HARMONISA TERHADAP PANAS PADA BELITAN TRANSFORMATORDISTRIBUSI

TRANSFORMATOR. Bagian-bagian Tranformator adalah : 1. Lilitan Primer 2. Inti besi berlaminasi 3. Lilitan Sekunder

BAB II TRANSFORMATOR

BAB II PRINSIP DASAR TRANSFORMATOR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISA PENGARUH BEBAN TIDAK SEIMBANG TERHADAP RUGI DAYA LISTRIK PADA JARINGAN DISTRIBUSI SEKUNDER HASBULAH

FISIKA LAPORAN PENGAMATAN INDUKSI ELEKTROMAGNETIK (LILITAN & TRANSFORMATOR) Oleh: Wisnu Pramadhitya Ramadhan/36/XII-MIPA 6

ANALISA BERBAGAI HUBUNGAN BELITAN TRANSFORMATOR 3 PHASA DALAM KEADAAN BEBAN LEBIH (APLIKASI PADA LABORATORIUM KONVERSI ENERGI LISTRIK FT.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERBANDINGAN PENGARUH TAHANAN ROTOR TIDAK SEIMBANG DAN SATU FASA ROTOR TERBUKA : SUATU ANALISIS TERHADAP EFISIENSI MOTOR INDUKSI TIGA FASA

BAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK

Abstrak. Kata kunci: kualitas daya, kapasitor bank, ETAP 1. Pendahuluan. 2. Kualitas Daya Listrik

STUDI PENGARUH PERUBAHAN TEGANGAN INPUT TERHADAP KAPASITAS ANGKAT MOTOR HOISTING ( Aplikasi pada Workshop PT. Inalum )

BAB II TRANSFORMATOR. Transformator merupakan suatu alat listrik statis yang mampu mengubah

TRANSFORMATOR. Program Pendidikan Fisika Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Surya, Tangerang 2014

BAB I DASAR TEORI I. TRANSFORMATOR

ANALISIS PEHITUNGAN RUGI-RUGI DAYA PADA GARDU INDUK PLTU 2 SUMUT PANGKALAN SUSU DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM SIMULASI ELECTRICAL TRANSIENT ANALYZER

BAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK. karena terdiri atas komponen peralatan atau mesin listrik seperti generator,

TINJAUAN PUSTAKA. Dalam menyalurkan daya listrik dari pusat pembangkit kepada konsumen

USAHA MENGATASI RUGI RUGI DAYA PADA SISTEM DISTRIBUSI 20 KV. Oleh : Togar Timoteus Gultom, S.T, MT Sekolah Tinggi Teknologi Immanuel Medan ABSTRAK

PENGARUH HARMONISA TERHADAP ARUS NETRAL TRANSFORMATOR DISTRIBUSI (APLIKASI PADA R.S.U SARI MUTIARA MEDAN)

1. Menerapkan konsep kelistrikan dan kemagnetan dalam berbagai penyelesaian masalah dan produk teknologi

BAB II TRANSFORMATOR. dan mengubah tegangan dan arus bolak-balik dari satu atau lebih rangkaian listrik ke

LEMBAR DISKUSI SISWA MATER : INDUKSI ELEKTROMAGNETIK IPA TERPADU KELAS 9 SEMESTER 2

BAB IV ANALISA POTENSI UPAYA PENGHEMATAN ENERGI LISTRIK PADA GEDUNG AUTO 2000 CABANG JUANDA (JAKARTA)

DAYA ELEKTRIK ARUS BOLAK-BALIK (AC)

ANALISIS KINERJA SISTEM KELISTRIKAN UNIVERSITAS LANCANG KUNING

APLIKASI LISTRIK MAGNET PADA TRANSFORMATOR 2012 APLIKASI LISTRIK MAGNET PADA TRANSFORMATOR

ANALISA RUGI-RUGI PADA GARDU 20/0.4 KV

Rudi Salman Staf Pengajar Program Studi Teknik Elektro Universitas Negeri Medan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA

PERHITUNGAN DAN ANALISIS KESEIMBANGAN BEBAN PADA SISTEM DISTRIBUSI 20 KV TERHADAP RUGI-RUGI DAYA (STUDI KASUS PADA PT.

Analisis Pemasangan Kapasitior Daya

STUDI PENGATURAN KECEPATAN MOTOR DC SHUNT DENGAN METODE WARD LEONARD (Aplikasi pada Laboratorium Konversi Energi Listrik FT-USU)

STUDI BEBAN TIDAK SEIMBANG TERHADAP ARUS NETRAL PADA TRANSFORMATOR DISTRIBUSI P70 PADA PLN CABANG PALU

BAB II SISTEM DAYA LISTRIK TIGA FASA

Dari Gambar 1 tersebut diperoleh bahwa perbandingan daya aktif (kw) dengan daya nyata (kva) dapat didefinisikan sebagai faktor daya (pf) atau cos r.

STUDI TENTANG PENGUKURAN PARAMETER TRAFO DISTRIBUSI DENGAN MENGGUNAKAN EMT (ELECTRICAL MEASUREMENT & DATA TRANSMIT)

STUDI PENGARUH KETIDAKSEIMBANGAN PEMBEBANAN TRANSFORMATOR DISTRIBUSI 20 KV PT PLN (PERSERO) CABANG PONTIANAK

KERJA DAERAH PROGRAM MEDAN. Menyelesaikan. oleh

ANALISIS PENGARUH JATUH TEGANGAN TERHADAP KINERJA MOTOR INDUKSI TIGA FASA ROTOR BELITAN (Aplikasi pada Laboratorium Konversi Energi Listrik FT-USU)

Transformator. Dasar Konversi Energi

TRAFO. Induksi Timbal Balik

ANALISIS PERHITUNGAN LOSSES PADA JARINGAN TEGANGAN RENDAH DENGAN PERBAIKAN PEMASANGAN KAPASITOR. Ratih Novalina Putri, Hari Putranto

PERBAIKAN REGULASI TEGANGAN

BAB 4 ANALISIS HASIL PENGUKURAN

STUDI PENGARUH HARMONISA PADA GARDU TRAFO TIANG DAYA 200 KVA DI PT PLN (Persero) APJ SURABAYA UTARA

SINGUDA ENSIKOM VOL. 7 NO. 2/Mei 2014

ABSTRAK. Kata Kunci: pengaturan, impedansi, amperlilit, potier. 1. Pendahuluan. 2. Generator Sinkron Tiga Fasa

BAB II TRANSFORMATOR

ANALISIS PENGARUH HARMONISA TERHADAP FAKTOR-K PADA TRANSFORMATOR

ANALISA PERBANDINGAN PENGARUH HUBUNGAN SHORT-SHUNT DAN LONG-SHUNT TERHADAP REGULASI TEGANGAN DAN EFISIENSI GENERATOR INDUKSI PENGUATAN SENDIRI

Tarif dan Koreksi Faktor Daya

ANALISIS KINERJA TRANSFORMATOR BANK PADA JARINGAN DISTRIBUSI GUNA MENGURANGI SUSUT TEKNIS ENERGI LISTRIK

waktu. Gaya gerak listrik (ggl) lawan akan dibangkitkan sesuai persamaan: N p dt Substitute Φ = N p i p /R into the above equation, then

BAB II DASAR TEORI. a. Pusat pusat pembangkit tenaga listrik, merupakan tempat dimana. ke gardu induk yang lain dengan jarak yang jauh.

STUDI EFISIENSI TRANSFORMATOR DAYA DI GARDU INDUK GIS LISTRIK. Oleh : Togar Timoteus Gultom, S.T, MT Dosen Sekolah Tinggi Teknologi Immanuel Medan

BAB III LANDASAN TEORI

Bahan Ajar Ke 1 Mata Kuliah Analisa Sistem Tenaga Listrik. Diagram Satu Garis

BAB II TRANSFORMATOR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dibangkitkan oleh pembangkit harus dinaikkan dengan trafo step up. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. yang dipakai adalah tegangan dan arus bolak-balik ( AC). Sedangkan tegangan dan arus

BAB II LANDASAN TEORI. Tenaga listrik dihasilkan di pusat-pusat pembangkit listrik seperti PLTA,

Transkripsi:

SINGUDA ENSIKOM VOL. 7 NO. 3/ Juni ANALISIS KETIDAKSEIMBANGAN BEBAN TRANSFORMATOR DISTRIBUSI UNTUK IDENTIFIKASI BEBAN LEBIH DAN ESTIMASI RUGI-RUGI PADA JARINGAN TEGANGAN RENDAH Yoakim Simamora, Panusur S.M.L. Tobing Konsentrasi Teknik Energi Listrik, Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara (USU) Jl. Almamater, Kampus USU Medan 20155INDONESIA e-mail: akim_jahi@yahoo.com Abstrak Pada dalam sistem 3 fasa, ketidakseimbangan beban transformator sangat sering terjadi. Hal ini merupakan akibat beban listrik yang tidak sama maupun karena banyaknya penambahan beban-beban listrik yang tidak memperhatikan ketidakseimbangan beban sistem. Pada saat perencanaan pembagian beban transformator pada sisi R, S, T pada umumnya dirancang secara seimbang. Akan tetapi pada kenyataan yang terjadi, pembagian bebannya tidak dapat seimbang. Apabila tidak diperhatikan dengan baik, beban listrik yang mengakibatkan ketidakseimbangan beban pada transformator dapat juga menngakibatkan beban lebih pada sistem kelistrikan serta rugi-rugi pada jaringan tegangan rendah. Bila hal ini terjadi kerja transformator menjadi tidak handal. Perhitungan besarnya ketidakseimbangan beban transformator dibutuhkan untuk mengantisipasi terjadinya beban lebih pada transformator akibat penambahanbebanlistrik yang tidak memperhatikan ketidakseimbangan. Tulisan ini bertujuan untuk menganalisis ketidakseimbangan bebantransformator distribusi untuk identifikasi beban lebihdan dapat juga mengetahui besarnya rugi-rugi pada jaringan tegangan rendah akibat arus netral, setelah dilakukan perhitungan dan simulasi diperoleh persentase pembebanan tertinggi sebesar 127,02% pada transformator ML 227, dan rugi-rugi jaringan tegangan rendah adalah sebesar 1,0 kw dan 13,0 kvar pada transformator ML059, serta ada 3 transformator yang di identifikasi berbeban lebih yaitu ML059, ML 354, dan ML425. Kata Kunci: Transformator Distribusi, Ketidakseimbangan Beban, Rugi-Rugi 1. Pendahuluan Pada zaman sekarang ini salah satu sumber tenaga yang paling diperlukan adalah tenaga listrik. Tenaga listrik pada saat ini menjadi salah satu dari kebutuhan pokok manusia. Dan juga semakin berkembangnya teknologi yang menggunakan tenaga listrik maka secara tidak langsung manusia tergantung terhadap tenaga listrik, baik untuk rumah tangga maupun untuk industri. Jadi manusia memerlukan tenaga listrik baik untuk kebutuhan sehari-hari maupun untuk bekerja. Di dalam suatu industri tentunya sangat bergantung pada kehandalan dan efisiensi sistem kelistrikan pada industri tersebut. Salah satu persyaratan keandalan sistem penyaluran tenaga listrik yang harus dipenuhi untuk pelayanan kepada konsumen adalah kualitas tegangan yang baik dan stabil, karena meskipun kelangsungan catu daya dapat diandalkan, namun belum mungkin untuk mempertahankan tegangan tetap pada sistem distribusi karena tegangan jatuh akan terjadi di semua bagian sistem dan akan berubah dengan adanya perubahan beban. Dalam menjaga stabilitas sistem tenaga listrik, kualitas daya merupakan hal yang penting. Untuk menjaga stabilitas tersebut perlu diperhatikan pembebanan pada transformator distribusi. Dimana dalam analisa pembebanan tersebut bertujuan untuk mengidentifikasi beban lebih akibat beban tidak seimbang. Transformator pada umumnya banyak dipergunakan untuk sistem tenaga listrik maupun rangkaian elektronik. Dalam sistem tenaga listrik, trafo dipergunakan untuk memindahkan energi dari satu rangkaian listrik ke rangkaian listrik berikutnya tanpa merubah frekuensi. Biasanya dapat menaikkan atau menurunkan tegangan maupun arus, sehingga memungkinkan transmisi ekstra tinggi, pemakaian pada sistem dapat dibagi menjadi 3 yaitu, Trafo penaik tegangan (step up) atau disebut trafo daya, utuk menaikkan tegangan pembangkit menjadi tegangan transmisi, trafo penurun tegangan (step down), dapat disebut copyright DTE FT USU 137

SINGUDA ENSIKOM VOL. 7 NO. 3/ Juni trafo distribusi, untuk menurun tegangan transmisi menjadi tegangan distribusi, trafo instrument, untuk pengukuran yang terdiri dari trafo tegangan dan trafo arus, dipakai menurunkan tegangan dan arus agar dapat masuk ke meter-meter pengukuran. Trafo pada sistem tenaga untuk kapasitas yang besar dapat dihubungkan 3 fasa dan untuk kapasitas yang kecil dapat dihubungkan 1 fasa. Dalam rangkaian elektronik trafo dipergunakan sebagai gandengan impedansi antara sumber dan beban, memisahkan satu rangkaian dari rangkaian lain[1]. 2. Prinsip Kerja Transformator Transformator terdiri atas dua buah kumparan (primer dan sekunder) yang bersifat induktif. Kedua kumparan ini terpisah secara elektris namun berhubungan secara magnetis melalui jalur yang memiliki reluktansi rendah. Apabila kumparan primer dihubungkan dengan sumber tegangan bolak-balik maka fluks bolakbalik akan muncul di dalam inti yang dilaminasi, karena kumparan tersebut membentuk rangkaian tertutup maka mengalirlah arus primer. Akibat adanya fluks di kumparan primer maka di kumparan primer terjadi induksi (self induction) dan terjadi pula induksi di kumparan sekunder karena pengaruh induksi dari kumparan primer atau disebut sebagai induksi bersama yang menyebabkan timbulnya fluks magnet di kumparan sekunder, maka mengalirlah arus sekunder jika rangkaian sekunder di bebani, sehingga energi listrik dapat ditransfer keseluruhan (secara magnetisasi) e (-) N Dimana ; (Volt) (1) e gaya gerak listrik N Jumlah lilitan (turn) perubahan fluks magnet (weber/sec) Perlu diingat bahwa hanya tegangan listrik arus bolak-balik yang dapat ditransformasikan oleh transformator, sedangkan dalam bidang elektronika, transformator digunakan sebagai gandengan impedansi antara sumber dan beban untuk menghambat arus searah sambil tetap melakukan arus bolak-balik rangkaian. Tujuan utama menggunakan inti pada transformator adalah untuk mengurangi reluktansi (tahanan magnetis) dari rangkaian magnetis [2]. 3. Transformator Distribusi Transformator distribusi merupakan alat yang memegang peran penting dalam sistem distribusi. Transformator distribusi mengubah tegangan menengah menjadi tegangan rendah.transformator distribusi yang umum digunakan adalah transformator step-down 20KV/400V. Tegangan fasa ke fasa sistem jaringan tegangan rendah adalah 380V. Karena terjadi drop tegangan, maka pada rak tegangan rendah dibuat di atas 380V agar tegangan pada ujung penerima tidak lebih kecil dari 380V. Pada kumparan primer akan mengalir arus jika kumparan primer dihubungkan ke sumber tegangan bolak-balik, sehingga pada inti tansformator yang terbuat dari bahan ferromagnet akan terbentuk sejumlah garis-garis gaya magnet (fluks Ф). Karena arus yang mengalir merupakan arus bolak-balik, maka fluks yang terbentuk pada inti akan mempunyai arah dan jumlah yang berubah-ubah. Jika arus yang mengalir berbentuk sinusoidal, maka fluks yang terjadi akan berbentuk sinusoidal pula. Karena fluks tersebut mengalir melalui inti yang mana pada inti tersebut terdapat belitan primer dan sekunder, maka pada belitan primer dan sekunder tersebut akan timbul ggl (gaya gerak listrik) induksi, tetapi arah ggl induksi primer berlawanan dengan arah ggl induksi sekunder. Sedangkan frekuensi masing-masing tegangan sama dengan frekuensi sumbernya[3]. 4. Arus Netral Akibat Beban Tidak Untuk arus tiga fasa dari suatu sistem yang tidak seimbang dapat juga diselesaikan dengan metode komponen simetris. Dengan menggunakan notasi-notasi yang sama seperti pada tegangan akan didapatkan persamaan untuk arus fasanya : I I + I + I (2) I a I + ai + I (3) I ai + a I + I (4) Dengan tiga langkah yang dijabarkan dalam menentukan tegangan urutan positif, urutan negatif, dan urutan nol terlebih dahulu, maka arus-arus urutan juga dapat ditentukan dengan cara yang sama, sehingga didapatkan juga : I ( I + ai + a I ) (5) I (I + a I + ai ) (6) I (I + I + I ) (7) Disini terlihat bahwa arus urutan nol adalah sepertiga dari arus netral atau arus baliknya akan copyright DTE FT USU 138

SINGUDA ENSIKOM VOL. 7 NO. 3/ Juni menjadi nol jika dalam sistem tiga fasa empat kawat. Dalam sistem tiga fasa empat kawat ini jumlah arus sama dengan arus netral yang kembali lewat kawat netral, jadi : I + I + I I (8) Dengan mensubsitusikan persamaan (7) ke (8) maka diperoleh [4]. I 3 I (9) 5. Ketidakseimbangan Beban Pengertian Beban Tidak, yang dimaksud dengan keadaan seimbang adalah suatu keadaan dimana : 1. Ketiga vektor arus/tegangan adalah sama besar. 2. Ketiga vektor saling membentuk sudut 120 satu sama lain seperti pada Gambar 1. Gambar 2. Vektor Diagram Arus Keadaan Tidak Dari Gambar 2 menunjukkan vektor diagram arus dalam keadaan tidak seimbang. Disini terlihat bahwa penjumlahan ketiga vektor arusnya (I R I S I T ) adalah tidak sama dengan nol sehingga muncul suatu besaran yaitu arus netral (I T ) yang besarnya bergantung pada seberapa besar factor ketidakseimbangannya[5]. 6. Penyaluran Daya Pada Keadaan Arus Gambar 1. Vektor Diagram Arus Keadaan Dari Gambar 1 menunjukkan vektor diagram dalam keadaan seimbang. Disini terlihat bahwa penjumlahan ketiga vektor arusnya (I I I ) adalah sama dengan nol sehingga tidak muncul arus netral. Sedangkan yang dimaksud dengan keadaan tidak seimbang adalah keadaan dimana salah satu atau kedua syarat keadaan seimbang tidak terpenuhi kemungkinan keadaan tidak seimbang ada tiga yaitu : 1. Ketiga vektor sama besar tetapi tidak membentuk sudut 120 satu sama lain. 2. Ketiga vektor tidak sama besar tetapi membetuk sudut 120 satu sama lain. 3. Ketiga vektor tidak sama besar dan tidak membentuk sudut 120 satu sama lain. Seperti yang terlihat pada Gambar 2. Misalkan daya sebesar P disalurkan melalui suatu saluran dengan penghantar netral. Apabila pada penyaluran dayaini arus-arus fasa dalam keadaan seimbang, maka besarnya daya dapat dinyatakan: P3.[V][I]Cos φ (10) Daya yang sampai pada ujung terima akan lebih kecil dari P karena terjadi penyusutan dalam saluran. Penyusutan dayaini dapat diterangkan dengan menggunakan diagram fasor tegangan saluran model fasa tunggal seperti terlihat pada Gambar 3. Gambar 3. Diagram Fasor Tegangan Saluran Daya Model Fasa Tunggal Model ini dibuat dengan asumsi arus pemuatankapasitif pada saluran cukup kecil sehingga dapat diabaikan.dengan demikian besarnya arus diujung kirim sama dengan arus copyright DTE FT USU 139

SINGUDA ENSIKOM VOL. 7 NO. 3/ Juni diujung terima. Apabila tegangan dan faktor faktor daya pada ujung terima berturut-turut adalah V dan φ,maka besarnya daya pada ujung terima adalah: P 3[V ][I]Cosφ (11) Selisih antara P pada persamaan (10) dan P pada persamaan (11) memberikan susut daya saluran,yaitu: Pl P P (12) 3.[I]Cos φ - 3 [V ] [I] Cos φ (13) 3 [I]{ [V]Cos φ- 3[V ][I]Cosφ } (14) Sementara itu dari Gambar 3: {[V]Cosφ - 3 [V ][I]Cosφ } [I] R (15) Dengan R adalah tahanan kawat penghantar tiap fasa.oleh karena itu persamaan (15) berubah menjadi[4]: Pl3[I] 2 R (16) 7. Penyaluran Daya Pada Keadaan Arus Tidak Jika I adalah besaran arus fasa dalam penyaluran daya sebesar P pada keadaan seimbang, maka pada penyaluran daya yang sama tetapi tidak seimbang besarnya arus-arus fasa dapat dinyatakan dengan koefsien a, b dan c adalah sebagai berikut: [I R ] a [I] (17) [I S ] b [I] (18) [I T ] c [I] (19) Dengan I R, I S, dan I T berturut-turut adalah arus fasa R, S dan T. telah disebutkan diatas bahwa factor daya ketiga fasa dianggap sama walaupun besarnya arus berbeda. Dengan anggapan seperti ini, besarnya daya yang disalurkan dapat dinyatakan sebagai [4]: P 3 (a + b + c) [I] cosφ(20) Apabila persamaan (14) dan persamaan I N 3I ao menyatakan daya yang besarnya sama, maka dari kedua persamaan tersebut dapat diperoleh persyratan koefisien a,b, dan c adalah a + b + c 3 (21) 8. Rugi-Rugi Pada Sistem Distribusi Rugi-rugi daya listrik pada sistem distribusi dipengaruhi beberapa faktor yang antara lain faktor konfigurasi dari sistem jaringan distribusi, transformator, kapasitor, isolasi dan rugi rugi daya listrik dikategorikan dua bagian yaitu rugirugi daya aktif dan daya reaktif seperti Persamaan (22). S P ± jq (VA) (22) Dimana : P Rugi-rugi daya aktif (watt) Q Rugi-rugi daya reaktif (VAR) S Daya semu (VA) Rugi-rugi daya listrik tersebut di atas (VA) akan mempengaruhi tegangan kerja sistem dan besarnya rugi-rugi daya dinyatakankan dengan:[4] (23) (24) P loss n br i n br Q koss i 1 1 I 2 i. r i I 2 i. x i 9. Analisis Ketidakseimbangan Beban Transformator Distribusi untuk Identifikasi Beban Lebih Data arus yang telah didapat baik dari hasil pengamatan maupun pengukuran kemudian dikumpulkan lalu direkap pada Tabel 1 untuk mempermudah perhitungan dan analisa. Tabel 1. Data Pembebanan Transformator Distribusi 200 kva (ML059) Pada Siang Hari LWBP JURUSAN (Siang Hari) TIMUR 1 BARAT TIMUR 2 R (Amp) 25 109 106 S (Amp) 28 66 151 T (Amp) 25 68 168 Data arus yang telah didapat baik dari hasil pengamatan maupun pengukuran kemudian dikumpulkan lalu direkap pada Tabel 2 untuk mempermudah perhitungan dan analisa. Tabel 2. Data Pembebanan Transformator Distribusi 200 kva (ML059) Pada Malam Hari WBP JURUSAN (Malam Hari) TIMUR 1 BARAT TIMUR 2 R (Amp) 25 165 84 S (Amp) 32 83 191 T (Amp) 49 119 167 copyright DTE FT USU 140

SINGUDA ENSIKOM VOL. 7 NO. 3/ Juni 9.1 Menentukan Persentase Pembebanan Trafo Distribusi Sebelum dilakukan perhitungan persentase pembebanan terlebih dahulu dihitung besar arus beban penuh sesuai kapasitas transformator distribusi, Diketahui : S (Daya Semu) 200 kva V 400 V I (I ) 243,09 A Trafo Distribusi 200 kva (ML059) Pengukuran Siang Hari : I R 240 A I S 245 A I T 261 A Persentase pembebanannya adalah I% x 100% a. x 100% 78,98% b. c.,,, x 100% 80,62% x 100% 85,89% Jadi rata-rata pembebanannya adalah,%,%,% 81,83% Pengukuran Malam Hari : I R 274 A I S 306 A I T 335 A Persentase pembebanannya adalah I% x 100% a. x 100% 90,17% b. c.,,, x 100% 100,7% x 100% 110,24% Jadi rata-rata pembebanannya adalah,%,%,% 100,37% 9.2 Analisa Ketidakseimbangan Beban Pada Trafo Distribusi Sebelum dilakukan perhitungan ketidakseimbangan beban terlebih dahulu dihitung arus rata-ratab trafo distribusi sesuai dengan waktu pengamatan masing-masing. Trafo Distribusi 200 kva (ML059) 1. Pengukuran Siang Hari I R 240 A I S 245 A I T 261 A Dari data pengukuran dapat dicari arus rata-rata yaitu : I rata-rata I rata-rata 248,66 Dengan demikian koefsien a, b dan c diperoleh sebagai berikut: a, 0,96 b 0,98, c 1,04, Pada keadaan seimbang, besarnya koefsien a, b dan c adalah 1, dengan demikian rata-rata ketidakseimbangan beban (%) adalah { } x 100% {,,, } x 100% 3,3% 2. Pengukuran Malam Hari I R 274 A I S 306 A I T 335 A Dari data pengukuran dapat dicari arus rata-rata yaitu : I rata-rata I rata-rata 305 Dengan demikian koefsien a, b dan c diperoleh sebagai berikut: a 0,89 b 1,00 c 1,10 Pada keadaan seimbang, besarnya koefsien a, b dan c adalah 1, dengan demikian rata-rata ketidakseimbangan beban (%) adalah { } x 100% {,,, } x 100% 7% 9.3 Identifikasi Adanya Beban Lebih copyright DTE FT USU 141

SINGUDA ENSIKOM VOL. 7 NO. 3/ Juni Untuk mengidentifikasi adanya beban lebih pada tiap-tiap phasa trafo distribusi maka harus dibandingkan dengan arus nominal dari trafo dengan arus perphasanya. Untuk menghitung arus nominal. Trafo dengan daya 200 kva, arus nominalnya S 3.V.In S Daya Semu V Tegangan phasa-phasa Maka ; 200.000 3.380.In In, 303,86 Amp Setelah diperoleh nilai arus nominal maka penulis membandingkannya dengan arus tiaptiap phasa pada trafo distribusi. Apabila arus perphasa lebih besar daripada 80% dari nilai arus nominal, maka telah terjadi beban lebih pada phasa tersebut. Tabel 3 Tabel Identifikasi Beban Lebih Trafo Distribusi Arus Arus No Trafo R S T Nominal 80% Ket I R >I n 1 ML059 274 306 335 243,09 I S >I n I T >I n 1 ML354 196 198 240 194,47 I R >I n I S >I n I T >I n 2 ML425 139 145 171 121,54 I R >I n I S >I n I T >I n Dari Tabel 3 dapat dilihat besar masingmasing arus fasa lebih besar dari arus nominal sehingga terjadi beban lebih pada transformator distribusi ML059, ML354, ML 425. 9.4 Analisa Rugi-Rugi Pada Jaringan Tegangan Rendah Setelah menganalisa adanya beban lebih pada trafo, maka penulis menganalisa besarnya rugi-rugi pada jaringan tegangan rendah dengan menggunakan. Untuk menganalisa besarnya rugi-rugi pada jaringan tegangan rendah penulis menggunakan program ETAP 4.0. Setelah mengetahui adanya beban lebih pada trafo ML059, maka dilakukan simulasi menggunakan program ETAP 4.0. Tabel 4 menunjukan rugi-rugi pada trafo ML059. Tabel 4 Hasil Simulasi Pada Trafo ML059 TRAFO DAYA LOSSES (KVA) LWBP WBP ML059 200 kw kvar kw kvar 1,0 9,0 1,0 13,0 Dari hasil simulasi dapat dilihat pada Tabel 4, diperoleh rugi-rugi jaringan tegangan rendah transformator ML059 luar waktu beban puncak sebesar 1,0 kw dan9,0 kvar serta waktu beban puncak 1,0 kw dan 13 kvar Kesimpulan Dari hasil perhitungan dan simulasi maka kesimpulannya adalah sebagai berikut: 1. Persentase pembebanan tertinggi adalah transformator 100 kva (ML227) pada malam hari yaitu sebesar 127,02% 2. Dari Hasil Identifikasi Beban Lebih, ada 3 transformator distribusi berbeban lebih sepanjang penyulang atau feder KI 02 yaitu transformator ML 059, ML354, dan ML425. 3. Semakin besar ketidakseimbangan beban suatu trafo, maka trafo tersebut akan mengalami beban lebih (over load) satu phasa, Hal ini di karenakan semakin besarnya arus yang mengalir pada salah satu phasa pada trafo tersebut. 4. Berdasarkam hasil simulasi ETAP 4.0 rugirigi jaringan tegangan rendah pada penyulang yang paling besar adalah pada trafo ML059 yaitu sebesar 1,0 kw dan 13,0 kvar. Referensi [1]. Berahim, Hamzah., Pengantar Teknik Tenaga Listrik, Yogyakarta : Andi, 1991. [2]. Zuhal, Dasar Tenaga Listrik, Bandung : ITB Bandung, 1991. [3]. Rijono, Yon., Dasar Teknik Tenaga Listrik, Yogyakarta : Andi, 2004. [4]. Gonen, Turan, Modern Power Sistem, JohnWiley and Sons, Inc., Canada.1988. copyright DTE FT USU 142