BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP,DANLANDASAN TEORI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. cara pengungkapannya. Puisi merupakan karya sastra yang disajikan secara

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa sangat penting dalam kehidupan manusia, baik komunikasi. kehidupan masyarakat. Manusia membutuhkan bahasa sebagai alat untuk

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN MODEL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. yang objeknya adalah manusia dan kehidupannya dengan menggunakan

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. atau pengertian yang diabstrakkan dari peristiwa konkret; (3) ling gambaran

Bab 2. Landasan Teori. Dalam bab dua ini penulis akan membahas tentang teori-teori yang akan digunakan

BAB I PENDAHULUAN. membicarakan secara langsung, menyampaikan lewat media-media elektronik,

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. Kajian pustaka menjelaskan gagasan, pemikiran atau studi-studi mutakhir

bentuk karya sastra yang menggunakan kata-kata yang indah dan kaya makna.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. 2.1 Tinjauan Pustaka Dewi Lestari adalah salah seorang sastrawan Indonesia yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. berkembang mengiringi kebudayaan dari zaman ke zaman.akibat perkembangan itu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sendiri mempunyai kelebihan yang tidak dimiliki oleh makhluk lainnya. Salah

I. PENDAHULUAN. Menulis merupakan kegiatan komunikasi berupa penyampaian pesan secara

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI, 2007:588), konsep adalah

BAB I PENDAHULUAN. yang tinggi melalui bahasanya yang padat dan bermakna dalam setiap pemilihan

ANALISIS DIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LAGU ANAK-ANAK CIPTAAN A.T. MAHMUD

BAB I PENDAHULUAN A. Bahasa Karya Sastra

Samuel Taylor Coleridge mengemukakan puisi itu adalah kata-kata yang terindah dalam susunan terindah.

BAB I PENDAHULUAN. kreatif dalam rupa atau wujud yang indah. Pengertian indah, tidak semata-mata merujuk pada

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN MODEL PENELITIAN. hasil penelitian sebelumnya. Kajian pustaka bersifat mutakhir yang memuat teori,

BAB I PENDAHULUAN. pikiran dan perasaannya bilamana tidak saling menyerap tanda-tanda yang

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. penelitian, maka pada subbab ini akan dijelaskan rancangan-rancangan tersebut.

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. seperti morfem, kata, kelompok kata, kalusa, kalimat. Satuan-satuan tersebut

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1

BAB II KAJIAN TEORI. A. Hasil Penelitian yang Relevan. Penelitian sebelumnya yang terkait dengan penelitian ini adalah Pengaruh

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan karya sastra Bali khususnya kidung masih mendapat tempat di hati

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran bahasa Indonesia adalah menyimak, berbicara, membaca, dan. kesatuan dari aspek bahasa itu sendiri (Tarigan, 2008: 1).

BAB I PENDAHULUAN. yang berbudaya dan bermasyarakat. Tak ada kegiatan manusia yang tidak disertai

Dr. WAHYU WIBOWO Fakultas Bahasa dan Sastra Universitas Nasional 2012

NILAI-NILAI NASIONALISME ENAM PUISI DALAM KUMPULAN PUISI POTRET PEMBANGUNAN DALAM PUISI KARYA W. S. RENDRA: TINJAUAN SEMIOTIK SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Puisi menurut Kamus Besar Besar Bahasa Indonesia terdapat dua macam

BAB I PENDAHULUAN. memperhitungkan efek yang ditimbulkan oleh perkataan tersebut, karena nilai

BAB I PENDAHULUAN. Tutur merupakan salah satu jenis teks sastra tradisional yang mengandung

BAB 2 LANDASAN TEORETIS. menjadi hasil seni sastra yang kata-katanya disusun menurut syarat tertentu

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN TEORI

ANALISIS GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DAN HIPERBOLA LAGU-LAGU JIKUSTIK DALAM ALBUM KUMPULAN TERBAIK

BAB I PENDAHULUAN. sastra merupakan penjelasan ilham, perasaan, pikiran, dan angan-angan (cita-cita)

BAB 1 PENDAHULUAN. Karya sastra muncul karena karya tersebut berasal dari gambaran kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. terlepas dari peristiwa komunikasi untuk mengungkapkan gagasan, ide,

BAB I PENDAHULUAN. sangat dipengaruhi oleh bahasa dan aspek-aspek lain. Oleh karena itu, bagi

PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MEMANFAATKAN TEKNIK BRAINWRITING PADA PESERTA DIDIK SD/MI KELAS V

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. penelitian yang ditemukan oleh para peneliti terdahulu yang berhubungan

BAB I PENDAHULUAN. sarana yang berfungsi untuk mengungkapkan ide, gagasan, pikiran dan

banyak orang yang meneliti gaya bahasa puisi kontemporer. Gaya bahasa yang dideskripsikan melalui penelitian Gaya Bahasa dalam

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan adanya sarana agar komunikasi tersebut dapat berjalan dengan

BAB I PENDAHULUAN. sastra menggunakan bahasa sebagai mediumnya. Drama merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN TEORI. Indonesia, yakni tidak memiliki aturan yang baku. Menurut Dresden (dalam

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN TEORI. ada kaitannya dengan penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang.

KRITIK SOSIAL DALAM LIRIK LAGU PADA ALBUM KAMAR GELAP KARYA EFEK RUMAH KACA: TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA DAN IMPLEMENTASINYA DALAM PEMBELAJARAN

12Ilmu. semiotika. Sri Wahyuning Astuti, S.Psi. M,Ikom. Sejarah semiotika, tanda dan penanda, macam-macam semiotika, dan bahasa sebagai penanda.

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan unsur terpenting dalam kehidupan manusia. Hal ini

Analisis Unsur Intrinsik Puisi Tema Guru Karya Siswa Kelas V SDN 1 Nagarasari

intrinsiknya seperti peristiwa, plot, tokoh, latar, sudut pandang, dan lain-lain yang semuanya bersifat imajinatif. Novel adalah karya fiksi yang

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. sekolah. Lerner (dalam Mulyono, 2003:224) berpendapat bahwa menulis adalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mengembangkan potensi

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. bertumpu pada penelaahan kritis dan mendalam terhadap bahan-bahan pustaka yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Puisi merupakan karya sastra tertua (Waluyo, 1987: 1). Waluyo juga

Struktur Fisik dan Struktur Batin Antologi Geguritan Kristal Emas Karya Suwardi Endraswara dan Rencana Pelaksanaan Pembelajarannya di Kelas XI SMA

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan akar dari kebudayaan nasional. Keberadaan karya sastra dapat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Menulis merupakan salah satu keterampilan yang berkaitan erat dengan

PENGUASAAN GAYA BAHASA TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS PANTUN JENAKA

I. PENDAHULUAN. bahan kajian bahasa Indonesia diarahkan kepada penguasaan empat keterampilan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Sampai saat ini tidak banyak penelitian yang memperhatikan tentang

BAB 1 PENDAHULUAN. menggunakan bahasa ringkas, pilihan kata yang konotatif, banyak penafsiran, dan

2015 UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PENGALAMAN (EXPERIENTIAL LEARNING)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan alat komunikasi yang dapat digunakan secara lisan

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. karena kajian pustaka merupakan langkah awal bagi peneliti dalam

BAB I PENDAHULUAN. Menulis adalah salah satu kemampuan bahasa bukanlah kemampuan yang

BAB I PENDAHULUAN. informasi dengan menggunakan perantara. Komunikasi bahasa tulis

BAB II KAJIAN TEORI. Penelitian mengenai makna simbol dalam sastra lisan telah banyak

4. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR BAHASA INDONESIA SMA/MA/SMK/MAK (PEMINATAN)

BAB III METODE DAN TEKNIK PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. ekspresinya. Salah satu unsur yang turut membangun terciptanya sebuah syair

BAB I PENDAHULUAN. yang saling berhubungan untuk menghasilkan rasa kepaduan atau rasa kohesi

BAB I PENDAHULUAN. Geguritan merupakan salah satu karya sastra Bali tradisional yang masih

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. mutakhir yang pernah diteliti oleh peneliti sebelumnya yang berkaitan dengan

BAB I PENDAHULUAN. antara sastra Bali dengan kebudayaan Bali, di antaranya: Sastra Bali sebagai

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada penelitian ini subjeknya adalah lirik lagu dalam album musik Klakustik karya

BAB I PENDAHULUAN. Ungkapan dalam berbagai aspek kehidupan sosial masyarakat kerap menjadi

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep adalah gambaran mental dari suatu objek, proses, atau apapun

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI SISWA KELAS VII DENGAN MENERAPKAN METODE BELANJA KATA DI SMPN SATU ATAP PENGAMPON

KARAKTERISTIK PUISI MAHASISWA OFFERING A ANGKATAN 2009 JURUSAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS NEGERI MALANG

PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN

BAB III METODE PENELITIAN

PENGGUNAAN TEKNIK PANGGIL PENGALAMAN DALAM UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI SISWA KELAS X SMA N 5 PURWOREJO

PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE NATURE LEARNING DI KELAS X-1 SMAN 2 CIKARANG PUSAT TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sastra adalah bentuk karya seni yang diungkapkan oleh pikiran

Transkripsi:

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP,DANLANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka Kajian pustaka merupakan penelusuran kepustakaan untuk mengidentifikasi makalah dan buku yang bermanfaat dan ada hubungannya dengan penelitian yang dilakukan dan merujuk serta ada kaitannya dengan penelitian yang dilakukan. Kajian pustaka memuat hasil-hasil penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian yang akan dilakukan. Kajian pustaka dalam menunjang penelitian ini dikelompokkan dalam dua jenis pustaka. Kajian pustaka pertama merupakan penelitian tentang geguritandan puisi dalam analisis struktur dan semiotik, antara lain: Yudana (1999), dalam skripsi yang berjudul Geguritan Sandyaka, Kajian Struktur dan Semiotik menjelaskan bahwa dalam kajian semiotik Kidung Sandyaka membahas aspek-aspek heuristik, hermeneutik, dan makna. Berdasarkan penjelasan dari Yudana mengenai kajian semiotik ini, penulis juga sependapat, karena untuk mengetahui tanda-tanda apa saja yang terdapat dalam sebuah teks karya sastra diperlukan pembacaan secara berulang-ulang, yaitu melalui tahap membaca, yang disebut heuristik (membaca dan mengartikan kata demi kata), kemudian tahap membaca secara hermeneutik (proses penafsiran), lalu yang terakhir adalah mencari makna dari teks tersebut. Yang berbeda dalam tulisan ini adalah tidak membahas secara mengkhusus kedua aspek tersebut.kedua aspek tersebut penulis cantumkan pada tahap penyediaan data dan tahap analisis data. Pada analisis semiotik penelitian ini membahas tentang semiotik dan sastra serta makna-makna yang terdapat dalam KC.

Dewi (2012), dalam skripsi yang berjudul Puisi Keneh, Patut, dan Suluh Karya I Nyoman Musna, Analisis Struktural dan Semiotik menjelaskan bahwa, dalam mengkaji struktur teori yang digunakan adalah teori struktural Wellek tentang strata norma dan teori semiotik kombinasi Saussure dengan Pierce. Analisis strukturnya mengkaji dari unsur-unsur tipografi, bunyi, diksi, gaya bahasa (gaya bahasa retorik dan gaya bahasa kiasan), imajinasi, latar, dan pemikiran yang terdapat dalam puisi (tema dan amanat), sedangkan pada analisis semiotik mengkaji dari unsur simbol saja. Teori yang digunakan sama dengan yang digunakan pada penelitian ini, sedangkan analisis struktur yang dikaji memiliki beberapa perbedaan, mengingat objek yang dikaji berbeda. Dalam skripsinya, Dewi mengkaji puisi Bali modern sedangkan pada penelitian ini objek yang dikaji adalah puisi Bali tradisional dalam bentuk Kidung, sehingga dalam penelitian ini analisis struktur mengkaji dari segi unsur puisi yang meliputi: diksi, imaji, gaya bahasa, ritma dan rima, serta dari segi hakikat puisi yang meliputi: tema, rasa (feeling), nada (tone), dan amanat. Pada analisis semiotik mengkaji makna-makna yang tersirat melalui sebuah makna tunggal yang dikelompokkan ke dalam wujud teks, yaitu ide, perilaku, dan artefak. Pada tulisan Dewi, penelitian ini juga merasa terbantu, karena di sana juga dijelaskan mengenai makna pikiran. Widyatama (2012), dalam skripsi yang berjudul Geguritan Kesehatan Sebuah Kajian Sosiologi Sastra menjelaskan bahwa, dalam mengkaji struktur geguritan kesehatan unsur yang dikaji adalahsatuan bentuk yang meliputi unsur diksi, imaji dan majas, sedangkan dari segi satuan isi mengkaji tema, nada dan amanat. Hal inilah yang membantu penulis dalam penelitian ini, akan tetapi itu saja belum cukup menggambarkan struktur karya sastra dalam bentuk nasihat (tutur) yang tidak memiliki unsur naratif. Oleh sebab itu, pada tulisan ini berdasarkan analisis

struktur akan mengkaji satuan bentuk dari segi diksi, imaji, gaya bahasa, ritma dan rima, sedangkan dari unsur satuan isi mengkaji tema, nada (tone), rasa (feeling), dan amanat. Kajian pustaka yang kedua merupakan buku-buku yang ada kaitannya dengan KC, antara lain:palguna (2007), dalam bukunya yang berjudul Budaya Kepintaran Sampai Budaya Kekerasan Pikiran yang menyebutkan Bodoh Karena Pintar: Membaca Kidung Cowak. Beliau mengutip bait pertama kidung Cowak serta menguraikan sedikit makna yang terkandung di dalamnya.suardiana (2011), dalam bukunya yang berjudul Crita Manyrita Sajeroning Kasusastraan Bali Purwa. Dalam bukunya disebutkan bahwa, Ida Pranda Bodakeling Nyritayang Cowak ringkidung Prembon. Dalam buku tersebut dibicarakan mengenai Ida Pranda Bodakeling yang menceritakan tentang Kidung Cowak kepada muridnya yang bernama Mpu Sruti(I Ketut Bagus).Beliau memberikan nasihat (tutur) kepada muridnya tersebut sesuai dengan isiyang terkandung didalam Kidung Cowak. 2.2 Konsep Menurut Bahri (2008:30) pengertian konsep adalah satuan arti yang mewakili sejumlah objek yang mempunyai ciri yang sama. Konsep sendiri dapat dilambangkan dalam bentuk suatu kata (lambang bahasa).menurut Singarimbun dan Effendi (2009) pengertian konsep adalahabstraksi mengenai suatu fenomena yang dirumuskan atas dasar generalisasi dari sejumlah karakteristik kejadian, keadaan, kelompok atau individu tertentu. 2.2.1 Kidung Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kidung berarti (1) nyanyian, lagu (syair yang dinyanyikan); (2) puisi.kidung atau yang sering disamakan dengan sekar tengahan merupakan

salah satu karya sastra Jawa.Robson (dalam Saputra, 2012: 140) membedakan pengertian antara kidung sebagai suatu puisi yang berupa tembang dan sekar tengahan dan tengahan sebagai pola metrum serta mengelompokkannya ke dalam sastra Jawa-Bali.Pendapat tersebut didukung oleh Zoetmulder (1983: 33) kebanyakan kidung ditulis di Bali, dan berdasarkan karya-karya yang kita miliki, kita dapat bernalar bahwa semua sastra Jawa Pertengahan yang kita kenal dewasa ini, berasal dari Bali. Sebagai bentuk puisi, kidungmemiliki beberapa pengertian, yaitu: (1) puisi yanag ditulis dengan bahasa Jawa tengahan; (2) pola metrum puisi yang sesuai dengan jenis dan namanya; dan (3) wacana (sastra) berbentuk puisi yang memiliki konstruksi pembaitan secara khas yang mengacu pada susunan pola metrum dalam satu pupuh. 2.2.2 Tutur Istilah tutur di Bali sering diartikan atau disamakan dengan satua (cerita).istilah tutur memiliki pengertian yang sangat luas, seperti dalam kamus Jawa Kuna-Indonesia dijelaskan bahwa kata tutur berarti daya, ingatan, kesadaran, kenang-kenangan, tradisi suci, teks yang berisi doktrin religi (Zoetmulder dan Robson, 2006: 1307).Dalam kamus bahasa Bali-Indonesia (Warna dkk, 1991: 757), tutur berarti nasihat atau cerita.berdasarkan pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa tutur adalah pelajaran yang diteruskan kepada murid atau seseorang yang memenuhi syarat. 2.2.3 Wacana Menurut Tarigan (1987: 27), wacana adalah satuan bahasa yang paling lengkap, lebih tinggi dari klausa dan kalimat, memiliki kohesi dan koherensi yang baik, mempunyai awal dan akhir yang jelas, berkesinambungan, dan dapat disampaikan secara lisan atau tertulis.

Djajasudarma (1994: 1) mengemukakan bahwa, wacana adalah rentetan kalimat yang berkaitan, menghubungkan proposisi yang satu dengan proposisi yang lain, membentuk satu kesatuan, proposisi sebagai isi konsep yang masih kasar yang akan melahirkan pernyataan dalam bentuk kalimat atau wacana.dalam pengertian linguistik, wacana adalah kesatuan makna (semantis) antarbagian di dalam suatu bangun bahasa.oleh karena itu wacana sebagai kesatuan makna dilihat sebagai bangun bahasa yang utuh karena setiap bagian di dalam wacana berhubungan secara padu. 2.3 Landasan Teori Landasan teori merupakan bagian dari penelitian yang memuat teori-teori yang berasal dari studi kepustakaan yang berfungsi sebagai kerangka teori dalam menyelesaikan penelitian.teori berfungsi sebagai alat untuk memecahkan masalah penelitian.oleh karena itu, haruslah dipilih teori yang relevan dengan tujuan penelitian (Triyono, 1994: 38).Dalam hal ini penelitian yang dilakukan harus sesuai dengan judul serta rumusan masalah dalam penelitian ini, maka teori yang dipakai adalah teoristruktur dan teori semiotik. 1. Teori Struktural Teori struktural beranggapan bahwa di dalam dirinya sendiri karya sastra merupakan suatu struktur yang otonom yang dapat dipahami sebagai suatu kesatuan yang bulat dengan unsur-unsur pembangunnya yang saling berjalinan (Pradopo, 2007: 119).Analisis struktur merupakan suatu langkah atau alat dalam proses pemberian makna dalam kajian ilmiah (Teeuw, 1984: 154). Langkah itu tidak boleh dimutlakkan tetapi tidak boleh pula ditiadakan atau dilampaui.struktur dalam artian bahwa karya sastra itu merupakan susunan unsur-unsur yang

bersistem, yang antara unsur-unsurnya terjadi hubungan timbal balik, saling menentukan.setiap karya sastra memerlukan metode analisis yang sesuai dengan sifat dan strukturnya.dalam penjabarannya, komposisi struktur meliputi unsur-unsur pembangun keseluruhan karya sastra.nurgiyantoro (1994: 66) menjabarkan bahwa elemen-elemen struktur, yang meliputi: tema, cerita, pemplotan, penokohan, pelataran, penyudut pandangan, dan bahasa. Esten (1978: 21) membedakan antara struktur (alur, latar, pusat pengisahan, penokohan, dan gaya bahasa) dengan isi (tema dan amanat) yang menjalin karya sastra. Beberapa pandangan di atas, menempatkan struktur hanya sebagai struktur cerita. Walaupun ada pembagian seperti Esten, namun hal itu pada prinsipnya sama saja. KidungCowak sebagai karya sastra yang digolongkan ke dalam puisi tradisional Bali dalam bentuk tutur, memerlukan perhatian terhadap unsur pembangun puisi.waluyo (1987: 26) mengatakan bahwa dalam puisi terdapat struktur fisik (hakikat puisi) atau yang disebut pula sebagai struktur kebahasaan dan struktur batin puisi (metode puisi) yang berupa ungkapan batin pengarang.menurut Jabrohim (2001: 34), dalam puisi terdapat 7 unsur struktur fisik, yaitu diksi, pengimajian, kata konkret, majas, versifikasi, tipografi, dan sarana retorika. Sedangkan struktur batin puisi yaitu, tema, nada, perasaan, dan amanat.dick Hartoko (dalam Waluyo, 1987:27) menyebut adanya unsur penting dalam puisi, yaitu unsur tematik atau unsur semantik puisi dan unsur sintaksis puisi. Unsur tematik puisi lebih menunjuk ke arah struktur batin puisi, unsur sintaksis menunjuk ke arah struktur fisik puisi. Dengan berbagai penjabaran tentang elemen struktur di atas, maka melalui kajian strukturnyakc akan dikaji menggunakan metode puisi, yaitu mengkaji dari satuan bentuk yang terdiri dari diksi, imaji, gaya bahasa,ritma dan rima, serta satuan isi yang meliputi tema, rasa, nada, dan amanat, karena teks KC masuk ke dalam katagori sajak atau struktur tutur.setelah

melalui kajian struktur, untuk penyempurnaan dan mengungkapkan lebih jauh tentang makna pada KC, sebagai rangkaian suatu tanda-tanda yang bermakna, maka untuk mencari makna yang terkandung dalam KC digunakan teori semiologi menurut Saussure yang dikombinasikan dengan teori semiotik menurut Pierce. 2. Teori Semiotik Secara etimologi,cobley dan Janz (dalam Kaelan, 2009: 162) menyebutkan semiotik berasal dari bahasa Yunani, yaitu dari kata semion tanda, maka semiotik berarti ilmu tanda. Dalam kajian semiotik, tanda merupakan konsep utama yang dijadikan sebagai bahan analisis dimana didalam tanda terdapat makna sebagai bentuk interpretasi pesan yang dimaksud.secara sederhana, tanda cenderung berbentuk visual atau fisik yang ditangkap oleh manusia. Tanda adalah sesuatu yang bagi seseorang berarti sesuatu yang lain.bahasa sebagai medium dari karya sastra sudah merupakan sistem semiotik atau ketandaan, yaitu sistem ketandaan yang mempunyai arti.medium karya sastra bukanlah bahan yang bebas (netral) seperti bunyi pada seni musik ataupun pada lukisan. Warna cat sebelum dipergunakan dalam lukisan masih bersifat netral, belum mempunyai arti apa-apa; sedangkan kata-kata (bahasa) sebelum dipergunakan dalam karya sastra sudah merupakan lambang yang mempunyai arti yang ditentukan oleh perjanjian masyarakat atau ditentukan oleh konvensi (perjanjian) masyarakat. Sistem ketandaan itu disebut semiotik.menurut Ferdinand de Saussure (dalam Pradopo, 2007: 121), dalam pengertian tanda ada dua prinsip, yaitu penanda (signifiant) atau hal yang menandai, yang merupakan bentuk tanda, dan petanda (signifie) atau hal yang ditandai, yang merupakan arti tanda.berdasarkan hubungan antara penanda dan petanda, ada tiga jenis tanda yang pokok, yaitu ikon, indeks, dan simbol.jenis tanda tersebut perlu dikaji secara semiotik untuk menemukan makna maupun pesan-

pesan yang ingin disampaikan oleh pengarang kepada pembaca. Meskipun demikian ada perbedaan antara bahasa sebagai tanda dengan karya sastra sebagai tanda. Perbedaan tersebut dikemukakan oleh Lotman (dalam Teeuw, 1984: 99).Bahasa disebutnya sebagai sistem tanda primer, yaitu sistem tanda yang secara primer membentuk model dunia bagi pemakainya, model itulah pada prinsipnya digunakan untuk berkomunikasi, berpikir, menginterpretasikan segala sesuatu, termasuk bahasa itu sendiri.bahasa adalah suatu sistem atau struktur tanda-tanda, karena itu, bahasa mempunyai satuan-satuan yang bertingkattingkat, mulai dari fonem, morfem, kalimat, hingga wacana.sastra disebut sebagai sistem tanda sekunder yang membentuk model, yaitu yang tergantung pada sistem primer yang diadakan oleh bahasa. Hal ini merupakan pemanfaatan bahasa oleh sastrawan untuk merumuskan pemikirannya dalam bentuk tanda bahasa secara artistik. Bagaimanapun juga, karena sastra itu karya (imajinatif) yang bermedium bahasa, maka tanda-tanda yang utama dalam karya sastra itu adalah tanda-tanda kebahasaan meskipun ada konvensi ketandaan sastra yang lain yang merupakan konvensi tambahan.