BAB II LATAR BELAKANG DIBERLAKUKANNYA MORATORIUM CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL (CPNS)

dokumen-dokumen yang mirip
POKOK-POKOK KEBIJAKAN PEMBANGUNAN SDM APARATUR MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI

2 telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2007 tetapi belum diangkat sebagai Calon Pegawai Negeri Sipil. Dalam Peraturan Pemerintah in

BAB I PENDAHULUAN. Pegawai Negeri Sipil sebagai salah satu unsur Aparatur Negara mempunyai

2016, No diselenggarakan seleksi Calon Aparatur Sipil Negara; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG

PEMERINTAH KOTA MANADO BADAN KEPEGAWAIAN DAN DIKLAT Jalan Balai Kota Nomor 1 Manado Website :

PENATAAN SISTEM MANAJEMEN SDM APARATUR DALAM RANGKA REFORMASI BIROKRASI BIRO KEPEGAWAIAN

PENJELASAN ATAS PERTANYAAN BAPAK AHMAD SAMSUDIN TENAGA HONORER DARI KENDAL, JAWA TENGAH Tanggal 23 April 2010

BAB I PENDAHULUAN. Dalam suatu badan atau organisasi, sumber daya manusia merupakan salah satu

KERANGKA ACUAN PERTEMUAN PENYUSUNAN BEZETTING, KEBUTUHAN CPNS DAN PERENCANAAN REDISTRIBUSI PEGAWAI DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KESEHATAN TAHUN 2012

I. PENDAHULUAN. Pada era globalisasi sekarang ini peran Pegawai Negeri Sipil (PNS) sangat

2 Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi; Mengingat : 1. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFRORMASI BIROKRASI PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 2003 No

PROGRAM PENATAAN SDM APARATUR. Oleh : DEPUTI SDM APARATUR Dalam Sosialisasi Reformasi Birokrasi Pemerintah Daerah Tanggal, 24 April

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KESEHATAN. Organisasi. Tata Kerja.

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan umum sebagai wujud dari tugas umum pemerintahan untuk. mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Birokrasi merupakan instrumen

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERENCANAAN KINERJA Rencana Strategis dan Target Tahun L K I P B K D K o t a B a n d u n g T a h u n

GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 043 TAHUN 2015 TENTANG

ARAHAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI PADA ACARA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BKD KABUPATEN GRESIK 1

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 157 TAHUN 2015 TENTANG TUNJANGAN KINERJA PEGAWAI DI LINGKUNGAN SEKRETARIAT JENDERAL KOMISI PEMILIHAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN. memiliki posisi yang strategis dalam pembuatan kebijakan dan pelayanan publik.

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 164 TAHUN 2015 TENTANG TUNJANGAN KINERJA PEGAWAI DI LINGKUNGAN SEKRETARIAT JENDERAL KOMISI YUDISIAL

RENCANA STRATEGIS BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN BAB I PENDAHULUAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2017, No Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lem

Penerapan Manajemen Sumber Daya Manusia dalam Sektor Publik dan Pusat Kesehatan Masyarakat. Dwi Handono Sulistyo PKMK FKKMK UGM

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 156 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2016 TENTANG TUNJANGAN KINERJA PEGAWAI DI LINGKUNGAN KOMISI APARATUR SIPIL NEGARA

PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI NOMOR : 26 TAHUN 2011

RENCANA KINERJA TAHUN 2012 BIRO ORGANISASI DAN KEPEGAWAIAN. SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN JAKARTA, Juli 2011

2016, No Birokrasi Nomor PER/219/M.PAN/7/2008 tentang Jabatan Fungsional Perkayasa dan angka Kreditnya; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 18 T

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. dan teori perlu berimplikasi pada praktik. Oleh karena itu antara teori dan praktik

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA, Menimbang

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2007 TENTANG PERSYARATAN DAN TATA CARA PENGANGKATAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.378, 2015 KEUANGAN. Tunjangan Kinerja. Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Pencabutan.

PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 89 TAHUN 2012

LATAR BELAKANG KESEHATAN ADALAH HAK ASASI MANUSIA DAN INVESTASI KEBERHASILAN PEMBANGUNAN BANGSA VISI KEMENTERIAN KESEHATAN

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 162 TAHUN 2015 TENTANG

ANALISIS PERMASALAHAN BELANJA PEGAWAI DALAM APBN. Grafik 1. Perkembangan Belanja Pegawai dalam APBN

URGENSI DIKELUARKANNYA PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PPPK.

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PENETAPAN FORMASI DAN PELAKSANAAN PENGADAAN PNS

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 163 TAHUN 2015 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 154 TAHUN 2015 TENTANG TUNJANGAN KINERJA PEGAWAI DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN AGAMA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2013, No Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran

PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR: PER/ 11/M.PAN/08/2007 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 149 TAHUN 2015 TENTANG TUNJANGAN KINERJA PEGAWAI DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN LUAR NEGERI

*48990 KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA (KEPPRES) NOMOR 95 TAHUN 1999 (95/1999) TENTANG BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Pegawai merupakan sumber daya manusia yang sangat penting dalam suatu

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2016 TENTANG TUNJANGAN KINERJA PEGAWAI DI LINGKUNGAN BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 95 TAHUN 1999 TENTANG BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2017, No Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lemb

PERBANDINGAN MATERI POKOK UU NO. 8 TAHUN 1974 JO UU NO. 43 TAHUN 1999 TENTANG POKOK-POKOK KEPEGAWAIAN DAN RUU TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA (RUU ASN)

3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Badan Kepegawaian Daerah Kota Bandung

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 87 TAHUN 2013 TENTANG TUNJANGAN KINERJA PEGAWAI DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 115 TAHUN 2014 TENTANG TUNJANGAN KINERJA PEGAWAI DI LINGKUNGAN SEKRETARIAT JENDERAL KOMISI YUDISIAL

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahu

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2009 tentang Bendera dan Lambang Negara, serta Lagu Kebangsaan (Lembaran Negara Republik

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 102 TAHUN 2014 TENTANG TUNJANGAN KINERJA PEGAWAI DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 160 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 29 TAHUN 2012 TENTANG TUGAS BELAJAR DAN IZIN BELAJAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI SAMBUTAN PADA RAPAT KOORDINASI KEBIJAKAN PROGRAM SDM APARATUR

Politik, Universitas Mulawarman.

SISTEM PEMBINAAN SUMBER DAYA MANUSIA PEMERINTAHAN NEGARA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 106 TAHUN 2014 TENTANG TUNJANGAN KINERJA PEGAWAI DI LINGKUNGAN BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN

RENCANA STRATEGIS BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN BAB I PENDAHULUAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

TENTANG BUPATI BANYUWANGI

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR 17 TAHUN 2016 TENTANG

Transkripsi:

BAB II LATAR BELAKANG DIBERLAKUKANNYA MORATORIUM CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL (CPNS) A. Pengertian Moratorium CPNS Dalam suatu bidang hukum, moratorium (dari Latin, morari yang berarti penundan) otorisasi legal untuk menunda pembayaran utang atau kewajiban tertentu selama batas waktu yang ditentukan. Istilah ini juga sering digunakan untuk mengacu ke waktu penundaan pembayaran itu sendiri 28. Moratorium Calon Pegawai Negeri Sipil adalah bentuk kebijakan pemerintah untuk menata PNS dengan melakukan penundaan sementara penerimaan PNS di Indonesia. Moratorium Calon Pegawai Negeri Sipil tertuang dalam Peraturan Bersama Menteri Negara Pendayaguaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Menteri Dalam Negeri, Menteri Keuangan Nomor 02/SPB/M.PAN-RB/8/2011,Nomor 800-632 Tahun 2011, Nomor 141/PMK.01/2011 Tentang Penundaan Sementara Penerimaan Calon Pegawai Negeri Sipil. Bentuk moratorium atau penundaan sementara yang dilakukan adalah menunda melakukan penerimaan CPNS terhitung dari 1 September 2011 sampai 31 September 2012 sehingga pada jangka waktu tersebut setiap instansi baik pusat maupun daerah tidak dapat melakukan penambahan formasi PNS, namun dalam penundaan penambahan formasi PNS ini ada beberapa hal yang dikecualiakan, yaitu : 1. Bagi kementerian/lembaga yang membutuhkan PNS untuk melaksanakan tugas sebagai tenaga pendidik, tenaga dokter dan perawat pada UPT Kesehatan, jabatan yang bersifat khusus dan mendesak dan memiliki lulusan ikatan dinas sesuai dengan peraturan perundang-undangan. 28 https://id.wikipedia.org/wiki/moratorium diakses pada hari senin, 15 Agustus 2016

2. Pemerintahan daerah yang besaran anggaran belanja pegawai dibawah atau kurang dari 50% dari total Anggaran Pendapatan Belanja Daerah(APBD) Tahun 2011 untuk memenuhi kebutuhan pegawai yang melaksanakan tugas sebagai tenaga pendidik,tenaga dokter,bidan,perawat dan jabatan yang bersifat khusus dan mendesak. 3. Tenaga honorer yang telah bekerja dilembaga pemerintah pada atau sebelum tanggal 1 Januari 2005 dan telah diverifikasi dan divalidasi berdasarkan kriteria yang diatur dalam Peraturan Pemrintah Nomor 48 Thun 2005 jo Peraturan Pemerintah Nomor 43 tahun 2007 sesuai kebutuhan organisasi,redistribusi,dan kemampuan keuangan negara yang akan ditetapkan dalam peraturan pemerintah. Moratorium CPNS ini tetap dapat dilakukan penerimaan PNS sesuai dengan pengecualian yang telah ditetapkan dalam Peraturan Bersama Menteri Negara Pendayaguaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Menteri Dalam Negeri,Menteri Keuangan Nomor 02/SPB/M.PAN-RB/8/2011, Nomor 800-632 Tahun 2011, Nomor 141/PMK.01/2011 Tentang Penundaan Sementara Penerimaan Calon Pegawai Negeri Sipil, yaitu untuk tenaga pendidik, tenaga kesehatan seperti dokter, bidan atau perawat,dan tenaga khusus dan mendesak baik di kementrian/lembaga maupun pemerintah daerah, tenaga honorer yang telah bekerja sebelum tanggal 1 Januari 2005 pun tetap dapat diangkat menjadi PNS. Oleh karena itu, penerimaan PNS hanya dapat dilakukan sebatas pengecualian yang telah ditetapkan oleh peraturan bersama tersebut. B. Dasar Hukum Moratorium CPNS Dasar hukum dalam moratorium CPNS adalah sebagai berikut:

Undang- Undang Nomor 43 Tahun 1999 Tentang Perubahan Atas Undang- Undang Nomor 8 tahun 1974 Tentang Pokok- Pokok Kepegawaian. Peraturan Bersama Menteri Negara Pendayaguaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Menteri Dalam Negeri, Menteri Keuangan Nomor 02/SPB/M.PAN-RB/8/2011, Nomor 800-632 Tahun 2011, Nomor 141/PMK.01/2011 Tentang Penundaan Sementara Penerimaan Calon Pegawai Negeri Sipi. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah. Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 2005 Tentang Pengangkatan Tenaga Honorer Menjadi Calom Pegawai Negeri Sipil. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 1975 Tentang Sumpah/Janji Pegawai Negeri Sipil. Peraturan Pemerintah Nomor 98 Tahun 2000 Tentang Pengadaan Pegawai Negeri Sipil. Peraturan Pemerintah Nomor 97 Tahun 2000 Tentang Formasi Pegawai Negeri Sipil. Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun 2003 Tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 97 Tahun 2000 Tentang Formasi Pegawai Negeri Sipil. Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2000 Tentang Pendidikan dan Pelatihan Jabatan Pegawai Negeri Sipil. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1969 Tentang Pensiun Pegawai dan Pensiun Janda/Duda Pegawai. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2006 Tentang Penetapan Pensiun Pokok Pensiunan Pegawai Negeri Sipil Janda/Duda. C. Latar Belakang Diberlakukannya Moratorium CPNS

Beberapa daerah di Indonesia telah mengalami pembengkakan jumlah dalam pegawai negeri sipil yang tidak di ikuti dengan pelayanan yang efektif dan efisien. Sistem perekrutan CPNS yang tidak efisien, analisis jabatan dan kebutuhan pegawai negeri sipil tidak berjalan sebagaimana diinginkan. Peningkatan jumlah Pegawai Negeri Sipil di daerah yang begitu besar mengakibatkan terjadi ketidakseimbangan antara jumlah Pegawai Negeri Sipil dengan ketersediaan anggaran, serta tidak seimbangnya jumlah Pegawai Negeri Sipil dengan kualitas pelayanan publik yang ada. Pemerintah, dalam rangka reformasi birokrasi telah mengeluarkan satu kebijakan yakni Kebijakan Moratorium penerimaan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS). Kebijakan Moratorium penerimaan CPNS ini merupakan upaya pemerintah dalam melakukan penataan pegawai di instansi-instansi pemerintah. Kebijakan Moratorium Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) yang tertuang dalam peraturan bersama Menteri Pendayaguaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Menteri Dalam Negeri, Menteri Keuangan Nomor 02/SPB/M.PAN-RB/8/2011, Nomor 800-632 Tahun 2011, Nomor 141/PMK.01/2011 Tentang Penundaan Sementara Penerimaan Calon Pegawai Negeri Sipil Kementrian Pendayagunaan Aparatur Negara sebagai sebuah kementrian negara, lembaga ini bertugas membantu presiden dalam merumuskan kebijakan dan koordinasi di bidang pendayagunaan aparatur negara. Untuk melaksanakan tugas tersebut lembaga ini dibebani fungsi: 1. merumuskan kebijakan pemerintah dibidang pendayagunaan aparatur negara; 2. pengkoordinasian dan penigkatan keterpaduan rencana dan program, pemantauan, analisis, dan evaluasi dibidang pendayagunaan aparatur negara; 3. penyampaian laporan hasil evaluasi, saran, dan pertimbangan dibidang tugas dan fungsinya kepada Presiden 29. 29 Sri Hartini, Hj.Setiajeng Kadarsih, Tedi Sudrajad, Op.cit,. Halaman 23

Kewenangan Kantor Menpan sebagaimana tercantum dalam Keppres No. 101 Tahun 2001 khususnya yang berkaitan dengan dengan kepegawaian sering kali bersinggungan dengan lembaga lain yang juga memiliki tanggung jawab yang sama dengan pengembangan SDM aparatur negara, misalnya BKN. Namun demikian Keppres ini telah menempatkan Kantor Menpan sebagai lembaga yang berwenang membuat kebijakan pendayagunaan aparatur negara 30. Faktor yang melatarbelakangi adanya kebijakan moratorium yaitu: 1. Formasi Pegawai Negeri Sipil yang tidak seimbang Dalam pasal 15 ayat 2 Undang-undang Negara Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 1999 tentang Pokok-pokok Kepegawaian, formasi ditetapkan untuk jangka waktu tertantu berdasarkan jenis, sifat, dan beban kerja. Analisis kebutuhan merupakan suatu pedoman dalam penyusunan formasi pegawai negeri sipil. Sebagai bahan untuk menetapkan formasi, perlu disusun analisa kebutuhan Pegawai Negeri Sipil oleh Instansi yang bersangkutan. Analisa kebutuhan Pegawai Negeri Sipil adalah suatu proses analisa secara logis dan teratur dari segala dasardasar/faktor-faktor yang ditentukan untuk dapat menentukan jumlah dan susunan pangkat serta kualitas Pegawai Negeri Sipil yang diperlukan oleh sesuatu satuan organisasi negara untuk mampu melaksanakan tugasnya secara berdayaguna, berhasil guna dan berkelanjutan. Analisa kebutuhan Pegawai Negeri Sipil adalah sebagai salah satu usaha agar setiap Pegawai Negeri Sipil yang ada pada setiap satuan organisasi negara mempunyai pekerjaan tertentu 31. 14 30 Mitfah, Thoha, Manajemen Kepegawaian Sipil di Indonesia, Jakarta, Kencana, 2005, Halaman 11-31 Ahmad Ghufron, Sudarsono, Op.cit,. halaman 28-29.

Instansi yang menetapkan jumlah pegawai yang akan direkrut, yaitu Badan Kepegawaian Negara dan Menpan dengan memperhatikan pertimbangan dari Menteri Keuangan, karena terkait dengan anggaran yang masih menanggung semua gaji PNS. Instansi yang berwenang melakukan rekrutmen pada pemerintahan pusat adalah biro / bagian kepegawaian dari masing-masing instansi, sedang di daerah yang bertanggung jawab adalah Badan Kepegawaian Daerah 32. Penyusunan formasi harus dilakukan dengan tepat. Jika penyusunannya kurang tepat akan menyebabkan adanya ketidak akuratan database formasi pegawai dan berdampak pada pengambilan keputusan yang kurang tepat dalam menejemen kepegawaian. Ketidak akuratan dalam penyusunan formasi pegawai, akan berakibat pula pada kondisi kepegawaian saat ini, disatu sisi terjadi penumpukan tenaga administrasi. Untuk itu, perlunya pemahaman yang tepat dan tanggung jawab pada setiap jabatan, serta kontribusi hasil jabatan tersebut terhadap pencapaian hasil atau tujuan organisasi. Dengan pemahaman ini, analisis jabatan akan menjadi daftar tanggung jawab yang relevan dengan rancangan strategi dan struktur organisasi, termasuk kewenangan, tantangan dan hubungan kerja yang tercakup didalamnya. Prinsipprinsip ini penting untuk dipahami, pasalnya sering terjadi dibanyak organisasi, bahwa uraian jabatan dibuat tanpa batasan standar jabatan yang sebenarnya dibutuhkan oleh organisasi. Pemerintah diharapkan dapat secara profesional mengangkat, memindah, dan juga memberhentikan jumlah pegawai negeri agar menjadi rata di semua bidang. Perlu adanya pengangkatan Calon Pegawai Negeri Sipil yang teratur dan terarah agar semuanya berjalan dengan seimbang. Dalam menempatkan seseorang dalam jabatan atau pengangkatan pegawai dalam suatu pekerjaan, pemerintah harus menggunakan 32 Sri Hartini, Hj.Setiajeng Kadarsih, Tedi Sudrajad, Op.cit,. Halaman 92

prinsip the right man on the right place artinya orang yang tepat ditugaskan pada tempat yang tepat. 2. Besarnya anggaran negara untuk membiayai belanja pegawai Pertumbuhan jumlah Pegawai Negeri Sipil dari tahun ke tahun menunjukkan peningkatan. Hal ini juga diiringi dengan peningkatan beban belanja pegawai yaitu membayar gaji Pegawai Negeri Sipil. Di Indonesia anggaran negara setiap tahun disusun dalam Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN). APBN pada dasarnya sebagai bentuk kepercayaan kepada rakyat kepada pemerintah untuk mengelola keuangan negara sehingga pengelolaan dapat diharapkan memenuhi syarat akuntabilitas, transparan, dan kewajaran. Belanja negara dalam APBN terdiri dari belanja pemerintah pusat dan transfer ke daerah. Belanja pemerintahan pusat meliputi belanja pegawai, belanja barang, belanja modal, pembayaran bunga utang, dan lainnya. Belanja pegawai adalah pengeluaran yang merupakan kompensasi terhadap pegawai baik dalam bentuk uang atau barang, yang harus dibayarkan kepada pegawai pemerintah dalam maupun luar negeri baik kepada pejabat negara, Pegawai Negeri Sipil, dan pegawai yang dipekerjakan oleh pemerintah yang belum berstatus Pegawai Negeri Sipil sebagai imbalan. Sebagai imbalan atas pekerjaan yang telah dilaksanakan dari pemerintah kepada pegawai yang telah mengabdikan dirinya untuk melaksanakan tugas pemerintahan dan pembangunan, perlu diberikan gaji yang layak baginya 33. Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Yuddy Chrisnandi menyatakan, moratorium pegawai negeri sipil (PNS) masih akan berlaku pada 2016. Alasannya, keterbatasan anggaran negara. Pemerintah tidak memiliki cukup uang untuk terus menerus menambah pegawainya. Anggaran belanja pegawai pemerintah pusat saat ini telah melebihi 42% dari Anggaran Pendapatan dan Belanja 33 Sri Hartini, Hj.Setiajeng Kadarsih, Tedi Sudrajad, Op.cit,. Halaman 102

Negara (APBN). Sementara, di tingkat daerah ada yang telah mencapai 80%, sehingga perlu dilakukan penghematan. Oleh karena itu harus penerimaan pegawai negeri sipil (PNS) harus segera ditunda. Meski demikian, untuk pegawai pada sektor pendidikan dan kesehatan. Dua bidang kerja itu masih dapat dilakukan penerimaan karena meski dokter jumlahnya sudah banyak, di daerah-daerah terluar dokter masih dibutuhkan, sekaligus untuk menjaga kedaulatan negara kita, pengangkatan PNS di daerah tertentu juga masih memungkinkan jika ada formasi jabatan yang mendesak harus diisi untuk kepentingan masyarakat, dengan syarat anggaran pegawai di daerah masih memadai. Kebijakan moratorium atau penghentian sementara pengangkatan PNS, menurut Yuddy, ditempuh karena jumlah PNS telah mencapai kurang labih 4.517.000 pegawai. Dengan jumlah itu, rasio kepegawaian terhadap jumlah penduduk secara nasional ada pada angka 1,77. Sementara, banyak daerah yang rasio kepegawaiannya terhadap jumlah penduduk setempat tidak normal yakni mencapai angka 2,5-3. Dengan rasio yang tinggi, maka belanja anggaran pegawainya juga akan membengkak tinggi. Setiap pengadaan satu pegawai akan meningkatkan beban belanja barang dan modal yang terkait dengan pegawai. Tidak cuma gaji, pengadaan baju korpri, kertas, serta belanja barang lainnya ikut membengkak 34. Yuddy merinci, saat awal merekrut maka PNS akan menerima gaji sebesar Rp 2,8 juta plus tunjangan Rp 2,2 juta. Besaran biaya itu diakui tidak memberatkan negara. Tapi, negara juga harus mengeluarkan uang untuk memberikan baju Korpri dan kebutuhan lain seperti komputer. "Belanja barang beli baju Korpri, berapa juta orang dikasih. Sekretaris beli komputer. Jumlah belanja modal, belanja barang, plus belanja pegawai itu angkanya sudah mencapai di atas 80%. Uang negara yang tersedia dari APBN untuk program-program pembangunan kurang dari 20%. Ini postur APBN 34 http://nasional.kompas.com/read/2015/11/25/06421231/menteri.yuddy.moratorium.pns.masih.b erlaku.pada.2016 diakses pada hari rabu, 24 Agustus 2016

yang kurang sehat. Menurut pemerintah negara baru akan sehat bila belanja untuk PNS di kisaran 30%. Dengan moratorium, belanja barang kebutuhan PNS tentu akan berkurang 35. D. Tujuan Diberlakukannya Moratorium CPNS Sebagaimana diketahui bahwa pemerintah saat ini sedang melaksanakan reformasi birokrasi. Proses reformasi birokrasi belum berjalan dengan maksimal sesuai dengan yang diharapkan, hal ini ditandai dengan pertumbuhan Pegawai Negeri Sipil yang tidak efektif. Sistem perekrutan CPNS yang tidak efisien, analisis jabatan dan kebutuhan PNS tidak berjalan sebagaimana diinginkan. Peningkatan jumlah pegawai negeri sipil di daerah yang begitu besar mengakibatkan terjadi ketidakseimbangan antara jumlah Pegawai Negeri Sipil dengan ketersediaan anggaran, serta tidak seimbangnya jumlah PNS dengan kualitas pelayanan publik yang ada. Salah satu bidang yang direformasi adalah penataan SDM Aparatur yang antara lain meliputi penataan jumlah dan kualitas serta distribusi Pegawai Negeri Sipil. Salah satu langkah dalam penataan SDM Aparatur tersebut telah ditetapkan program moratorium penerimaan CPNS yang dimaksudkan untuk memberikan kesempatan kepada instansi untuk menghitung kebutuhan Pegawai Negeri Sipil berdasarkan analisis jabatan dan analisis beban kerja, namun tetap memberi kesempatan kepada instansi untuk melakukan penerimaan CPNS bagi jabatan yang dikecualikan sepanjang instansi tersebut telah melakukan analisis jabatan dan analisis beban kerja. Penataan ulang Pegawai Negeri Sipil merupakan salah satu langkah untuk memperbaiki formasi Pegawai Negeri Sipil yang tidak seimbang ini. Sejauh ini masih banyak Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang kelebihan pegawai dan ada juga yang 35 http://bisnis.liputan6.com/read/2150941/menteri-yuddy-beber-detail-alasan-moratorium-pns diakses pada hari jumat, 26 Agustus 2016

kekurangan jumlah pegawai. Penataan ini dilakukan agar kinerja PNS lebih maksimal dan diharapkan jumlah PNS dapat disesuaikan dengan beban kerja di setiap SKPD yang ada. Kebijakan Moratorium Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) yang tertuang dalam peraturan bersama Menteri PAN&RB, Menteri Dalam Negeri dan Menteri Keuangan, Nomor 02/SPB/M.PAN-RB/8/2011, Nomor 800-632 Tahun 2011, Nomor 141/PMK.01/2011. Tujuannya yaitu : 1. Guna mengatasi pertumbuhan Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang tidak efektif dan efisien 2. Untuk melakukan penataan organisasi dan Pegawai Negeri Sipil (PNS) 3. Penghematan anggran belanja Pegawai Negeri Sipil (PNS) Dengan demikian, dikeluarkannya kebijakan moratorium CPNS dalam rangka menciptakan birokrasi yang lebih efektif, efisien, dan produktif dalam rangka mewujudkan pemerintahan yang bersih dan tata kelola pemerintahan yang baik, serta mengoptimalkan pelaksanaan otonomi daerah.