BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

dokumen-dokumen yang mirip
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN BELA NEGARA

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang. Negara Republik Indonesia tahun 1945 berfungsi mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. keadilan sosial. Didalamnya sekaligus terkandung makna tugas-pekerjaan yang harus

KEGIATAN EKSTRAKURIKULER SEBAGAI SALAH SATU JALUR PEMBINAAN KESISWAAN

BAB I PENDAHULUAN. merupakan integrasi dari berbagai cabang Ilmu Sosial. Supardi (2011: 183)

BAB I PENDAHULUAN. kelas. 1 Dalam undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang sistem

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah upaya pengembangan potensi peseta didik. Peserta

I. PENDAHULUAN. Sekolah menyelenggarakan proses pembelajaran untuk membimbing, mendidik,

BAB I PENDAHULUAN. Mahasiswa merupakan subjek yang selalu menarik untuk dibahas.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang diperolehnya seorang warga negara dapat mengabdikan diri

PENGARUH PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN INQUIRY

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Perencanaan pengembangan kinerja dosen di IAIN Sulthan Thaha

Kompetensi Inti Kompetensi Dasar

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Beberapa kesimpulan menjawab rumusan masalah tentang pemahaman nilai

Memahami Budaya dan Karakter Bangsa

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pendidikan mampu manghasilkan manusia sebagai individu dan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Salah satu hal yang perlu diperhatikan dalam merencanakan pembelajaran ialah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

KODE ETIK DOSEN UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SAMARINDA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. sebelumnya tampak bahwa nilai-nilai catur gatra (budi pekerti, rajin dan tekun,

BAB I PENDAHULUAN. antara lain pemerintah, guru, sarana prasarana, dan peserta didik itu sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Globalisasi membuat dunia transparan seolah olah tidak mengenal batas antar Negara.

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan sangat diperlukan untuk mencerdaskan kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. (UAS). Pembelajaran yang baik adalah bersifat menyeluruh dalam. emosi. Hal semacam ini sering diabaikan oleh guru karena guru lebih

SEKILAS MENGENAI.. 1 PROGRAM STUDI ILMU KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS PADJADJARAN

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Dr. H. MUDZAKKIR ALI, MA. Wakil Rektor I Bidang Akademik Universitas Wahid Hasyim

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan bangsa Indonesia untuk menciptakan manusia yang berilmu, cerdas dan terampil di lingkungan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, bangsa dan Negara (UUSPN No.20 tahun 2003).

BAB I PENDAHULUAN. merupakan tempat yang sangat strategis dalam pembangunan di negara kita

I. PENDAHULUAN. secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB 1 PENDAHULUAN. jawab. Sebagaimana yang tertuang dalam pasal 3 Undang-Undang No. 20. tahun 2003 tentang SISDIKNAS yang berbunyi :

KODE ETIK PEGAWAI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM

G.Tata Pamong (Governance) 1. Struktur dan Suasana Organisasi Secara umum, posisi Jurusan Pendidikan Bahasa Indonesia terlihat pada diagram Struktur

BAB I PENDAHULUAN. penyebab gagalnya penanaman nilai dan moral pada siswa dan generasi. muda pada umumnya. Menurunnya moralitas, pejabat yang korup,

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memungkinkan semua

BAB I. A. Latar Belakang Penelitian. sistem yang lain guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendidikan

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. A. Kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian tentang implementasi metode discovery

I. PENDAHULUAN. timbul pada diri manusia. Menurut UU RI No. 20 Tahun 2003 Bab 1 Pasal 1

BAB I PENDAHULUAN. dengan memudarnya sikap saling menghormati, tanggung jawab,

PROSEDUR MUTU SUASANA AKADEMIK UNIVERSITAS NGUDI WALUYO. Ungaran, Februari 2015 LEMBAGA PENJAMIN MUTU UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan dapat diartikan secara umum sebagai usaha proses pembentukan

KODE ETIK DAN DISIPLIN UNIVERSITAS MUHAMADIYAH

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Bab ini menyajikan sejumlah kesimpulan dan rekomendasi hasil penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu permasalahan besar yang dihadapi oleh. umumnya dan dunia pendidikan khususnya adalah merosotnya moral peserta

BAB I PENDAHULUAN. proses pemanusiaan dan kemanusiaan sudah diterima sepanjang sejarah

BAB I PENDAHULUAN Penerapan Model Pembelajaran Active Learning Tipe Quiz Team Dengan Keterampilan Bertanya Probing Question

BAB I PENDAHULUAN. demokratis, dan cerdas. Pendidikan ( UU SISDIKNAS No.20 tahun 2003 ) adalah

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. perngorganisasian yang dilakukan dengan cara melibatkan narapidana

BAB VI KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. Kepemimpinan merupakan hubungan antara pemimpin dengan bawahannya yang

BAB I PENDAHULUAN. dinyatakan bahwa disetiap jenis, jalur dan jenjang Pendidikan wajib. DIKTI/ Kep/ 2000 : Perubahan-perubahan yang dihadapi dalam

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu potensi yang dimiliki manusia adalah potensi kreatif. Setiap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

terdahulu, maka kesimpulan peneliti sebagai berikut: semaka makin tinggi motivasi berprestasi guru.

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan pendidikan, sampai kapanpun dan dimanapun ia berada.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. permasalahan degradasi moral. Mulai dari tidak menghargai diri sendiri,

BAB 1 PENDAHULUAN. perlu untuk ditingkatkan dan digali sebesar-besarnya karena hal tersebut

2015 PEMBELAJARAN GITAR DALAM KEGIATAN EKSTRAKURIKULER DI SMP AL-AZHAR SYIFA BUDI PARAHYANGAN PADALARANG

I. PENDAHULUAN. Upaya pemerintah dalam menanamkan kembali nilai-nilai karakter (luhur) dilatar

om KOMPETENSI INTI 13. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan satu dari sekian banyak hal yang tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Indonesia semakin hari kualitasnya semakin rendah. Salah satu

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. karakter di Sekolah Dasar Negeri 2 Botumoputi Kecamatan Tibawa Kabupaten

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian, maka dapat dirumuskan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia adalah Bangsa yang heterogen, kita menyadari bahwa bangsa

BAB I PENDAHULUAN. membentuk sikap serta ketrampilan yang berguna baginya dalam menyikapi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Muhamad Nurachim, 2015

I. PENDAHULUAN. berfungsi secara kuat dalam kehidupan masyarakat (Hamalik, 2008: 79).

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pendidikan bertujuan untuk menjadikan manusia

KODE ETIK DOSEN AKADEMI KEPERAWATAN HKBP BALIGE 2012 KEPUTUSAN DIREKTUR AKADEMI KEPERAWATAN TENTANG KODE ETIK DOSEN AKPER HKBP BALIGE MUKADIMAH

BAB I PENDAHULUAN. mundurnya suatu bangsa ditentukan oleh kreativitas bangsa itu sendiri dan

KEPUTUSAN KETUA SEKOLAH TINGGI PENYULUHAN PERTANIAN BOGOR Nomor : 12/Kpts/SM.140/J.4.5/IV/2013

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. yang telah dilakukan pada setiap siklus, mulai dari siklus I sampai siklus III pada

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. model kecakapan hidup terintegrasi dengan nilai-nilai budaya lokal dalam

BAB I PENDAHULUAN. Dalam situasi masyarakat yang selalu berubah, idealnya pendidikan tidak

KEPUTUSAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 157 TAHUN 2004 TENTANG PEDOMAN PENGASUHAN PRAJA LEMBAGA PENDIDIKAN KEDINASAN DEPARTEMEN DALAM NEGERI

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan dalam bertindak, sedangkan sifat tanggung jawab diperlihatkan

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI. Bab penutup ini berisi dua hal yang akan dikemukakan yakni pada bagian

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan teknis (skill) sampai pada pembentukan kepribadian yang kokoh

I. PENDAHULUAN. secara rinci masing-masing kajian tersebut dikemukakan sebagai berikut. Pendidik di SMK Negeri 1 Candipuro harus mampu

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. A. Kesimpulan. pembelajaran dan penilaian sikap spiritual pada kurikulum 2013 dalam mata

BUPATI DEMAK PERATURAN BUPATI DEMAK NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG PEMBINAAN JIWA KORPS DAN KODE ETIK PEGAWAI NEGERI SIPIL KABUPATEN DEMAK

BAB VI PENUTUP. pembelajaran PAI berbasis Kurikulum Gontor di MA Al-Mawaddah 1

PROGRAM KERJA WAKIL REKTOR BIDANG KEMAHASISWAAN PEROIDE

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

Implementasi Pengelolaan dan Sistem Perkuliahan di IAIN SU untuk Menciptakan Mahasiswa yang Bertaqwa, Intelektual, dan Profesional

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. modern, makmur dan sejahtera adalah bangsa-bangsa yang memiliki sistem dan

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 tentang Sistem

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia tersebut adalah pendidikan. Tujuan pendidikan adalah

BAB I PENDAHULUAN. prestasi belajar siswa dengan berbagai upaya. Salah satu upaya tersebut

PENGEMBANGAN KEMAHASISWAAN UNIVERSITAS MERCU BUANA YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang Republik Indonesia nomor 20 Tahun 2003, Sistem Pendidikan Nasional, Sinar Grafika, Jakarta, 2003, hlm. 2.

Transkripsi:

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI Dalam Bab V ini dikemukakan mengenai kesimpulan, implikasi dan rekomendasi penelitian secara terpisah. Kesimpulan diambil dari beberapa kecenderungan umum yang dapat digeneralisasi dari deskripsi hasil penelitian. Implikasi mencakup dampak temuan lapangan. Sedangkan Rekomendasi sebagai bagian terakhir dari tulisan ini yang mengetengahkan mengenai masukan dari hasil penelitian pengembangan pendidikan nilai bela negara dalam Pendidikan Kewarganegaraan pada perguruan tinggi melalui model project citizen. A. Kesimpulan Umum Berdasarkan fokus permasalahan dan tujuan penelitian serta dihubungkan dengan hasil analisis dan pembahasannya, baik secara kuantitatif maupun secara kualitatif, maka dapat dirumuskan kesimpulan umum penelitian ini sebagai berikut : 1. Tujuan penelitian ini berhasil memperolah gambaran tentang efektivitas model project citizen melalui Pendidikan Kewarganegaraan dapat meningkatkan kesadaran terhadap nilai-nilai bela negara kepada mahasiswa. Dari hasil analisis penelitian dapat dilihat bahwa secara umum rata-rata model pada kelompok kontrol lebih rendah dari kelompok eksperimen. Hal tersebut mengindikasikan bahwa pada kelompok eksperimen atau model project citizen lebih baik dibandingkan dengan model pembelajaran konvensional. Hasil 192

penelitian juga menunjukkan bahwa model project citizen memberikan dampak positif bagi peningkatan pengetahuan, keterampilan dan sikap mahasiswa dalam menginternalisasi nilai-nilai bela negara. 2. Kuatnya hubungan antara pembelajaran model project citizen dalam Pendidikan Kewarganegaraan untuk mengembangkan nilai-nilai bela negara dapat dianalisis dari beberapa hal. Pertama, model ini lebih menarik bagi mahasiswa; karena dalam proses pembelajarannya tidak hanya menyentuh aspek kognitif saja, tapi juga aspek afektif dan konatif yang sangat penting untuk mengembangkan nilai-nilai kesadaran bela negara bagi mahasiswa. 3. Model pembelajaran project citizen mengandung unsur edukatif, inspiratif dan rekreatif dalam suatu proses pembelajaran perkuliahan Pendidikan Kewarganegaraan dalam rangka mengangkat nilai-nilai bela negara dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Unsur edukatif pada model pembelajaran project citizen, memberikan pengalaman dalam mengembangkan kemampuan mahasiswa yang tidak hanya pada ranah kognisi tetapi juga pada ranah afeksi dan psikomotorik atau perilaku. Mengacu pada taksonomi Bloom maka proses pendidikan seharusnya melibatkan dua aktivitas yaitu, aktivitas berbagi dan membagi pengetahuan yang disebut dengan aktivitas belajar-mengajar (tranfer of knowledge) serta aktivitas berbagi nilai bersama (transfer of value). Kedua aktivitas pendidikan ini diharapkan mampu membentuk manusia yang mampu menerapkan pengetahuan yang dimiliki sesuai dengan nilai-nilai bersama dan mampu berperilaku sesuai dengan pengetahuan dan nilai yang dimiliki dan 193

diketahuinya agar menjadi manusia yang terdidik, yaitu individu yang memiliki nilai jiwa patriotik dan cinta tanah air, mempunyai nilai semangat kebangsaan dan kesetiakawanan sosial serta kesadaran pada sejarah bangsa dan sikap menghargai jasa para pahlawan serta berorientasi pada masa depan. Unsur inspiratif dalam model pembelajaran project citizen adalah memberikan inspirasi imajinasi kepada mahasiswa bahwa memiliki rasa cinta pada tanah airnya akan berusaha dengan segala daya upaya yang dimilikinya untuk melindungi, menjaga kedaulatan, kehormatan dan segala apa yang dimiliki oleh negaranya. Rasa cinta tanah air inilah yang mendorong perilaku individu untuk membangun negaranya dengan penuh dedikasi. Sedangkan unsur rekreatif dalam model pembelajaran project citizen adalah bahwa mahasiswa dalam proses mengikuti perkuliahan tidak bosan, mereka kreatif inovatif mengekspresikan dirinya dalam perkuliahan dengan penuh kegairahan dan kegembiraan. 4. Model project citizen dapat terwujud sebagaimana yang diharapkan, jika dalam pelaksanaannya terdapat iklim yang kondusif dan suasana yang menunjang kesiapan para dosen dan kelengkapan sarana-prasarana yang dibutuhkan. B. Kesimpulan Khusus Secara khusus 6 (enam) hipotesis penelitian ini dapat di terima : 1. Terdapat perbedaan antara sikap kesadaran berbangsa dan bernegara mahasiswa yang mendapatkan perkuliahan Pendidikan Kewarganegaraan 194

dengan model pembelajaran project citizen dengan mahasiswa yang mendapat perkuliahan dengan model pembelajaran konvensional. Hal ini mengindikasikan bahwa sikap kesadaran berbangsa dan bernegara antara mahasiswa yang mendapatkan perkuliahan Pendidikan Kewarganegaraan dengan model pembelajaran project citizen lebih baik dibandingkan dengan mahasiswa yang mendapat perkuliahan dengan model pembelajaran konvensional. 2. Terdapat perbedaan antara sikap kecintaan terhadap tanah air mahasiswa yang mendapatkan perkuliahan Pendidikan Kewarganegaraan dengan model pembelajaran project citizen dengan mahasiswa yang mendapat perkuliahan dengan model pembelajaran konvensional. Hal ini mengindikasikan bahwa sikap kecintaan terhadap tanah air antara mahasiswa yang mendapatkan perkuliahan Pendidikan Kewarganegaraan dengan model pembelajaran project citizen lebih baik dibandingkan mahasiswa yang mendapat perkuliahan dengan model pembelajaran konvensional. 3. Terdapat perbedaan antara berperan aktif dalam memajukan bangsa dan negara dengan berkarya nyata dengan belajar yang tekun mahasiswa yang mendapatkan perkuliahan Pedidikan Kewarganegaraan dengan model pembelajaran project citizen dengan mahasiswa yang mendapatkan perkuliahan dengan menggunakan model pembelajaran konvensional. Hal ini mengindikasikan bahwa berperan aktif dalam memajukan bangsa dan negara dengan berkarya nyata dengan belajar yang tekun antara mahasiswa yang mendapatkan perkuliahan Penidikan Kewarganegaraan dengan model 195

pembelajaran project citizen lebih baik dibandingkan dengan mahasiswa yang mendapatkan perkuliahan dengan menggunakan model pembelajaran konvensional. 4. Terdapat perbedaan antara kesadaran dan kepatuhan terhadap hukum/undangundang dan menjunjung tinggi hak azasi manusia mahasiswa yang mendapatkan perkuliahan Pendidikan Kewarganegaraan dengan model pembelajaran project citizen dengan mahasiswa yang mendapat perkuliahan dengan menggunakan model pembelajaran konvensional. Hal ini mengindikasikan bahwa kesadaran dan kepatuhan terhadap hukum/undangundang dan menjunjung tinggi hak azasi manusia antara mahasiswa yang mendapatkan perkuliahan Pendidikan Kewarganegaraan dengan model pembelajaran project citizen lebih baik dibandingkan dengan mahasiswa yang mendapat perkuliahan dengan menggunakan model pembelajaran konvensional. 5. Terdapat perbedaan antara pembekalan mental spiritual di kalangan mahasiswa agar dapat menangkal pengaruh-pengaruh budaya asing yang tidak sesuai dengan norma-norma kehidupan Bangsa Indonesia dengan lebih bertaqwa kepada Allah SWT melalui ibadah sesuai agama/kepercayaan masing-masing mahasiswa yang mendapatkan perkuliahan Pendidikan Kewarganegaraan dengan model pembelajaran project citizen dengan mahasiswa yang mendapat perkuliahan dengan menggunakan model pembelajaran konvensional. Hal ini mengindikasikan bahwa pembekalan mental spiritual di kalangan mahasiswa agar dapat menangkal pengaruh- 196

pengaruh budaya asing yang tidak sesuai dengan norma-norma kehidupan Bangsa Indonesia dengan lebih bertaqwa kepada Allah SWT melalui ibadah sesuai agama/kepercayaan masing-masing antara mahasiswa yang mendapatkan perkuliahan Pendidikan Kewarganegaraan dengan model pembelajaran project citizen lebih baik dibandingkan dengan mahasiswa yang mendapat perkuliahan dengan menggunakan model pembelajaran konvensional. 6. Terdapat perbedaan prestasi hasil belajar Pendidikan Kewarganegaraan mahasiswa yang mendapatkan model pembelajaran project citizen dengan mahasiswa yang mendapat perkuliahan dengan menggunakan model pembelajaran konvensional. Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata posttest model project citizen lebih besar dibandingkan rata-rata pretest-nya; sebaliknya pada model pembelajaran konvensional tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara antara pretest dan posttest-nya; artinya pada model pembelajaran konvensional, tidak terjadinya peningkatan prestasi belajar mahasiswa. C. Implikasi Hasil Penelitian Pengembangan pendidikan nilai bela negara dalam Pendidikan Kewarganegaraan pada perguruan tinggi melalui model project citizen, menemukan beberapa kaidah yang layak dibahas dalam forum kajian yang lebih luas agar dapat memperkaya khasanah konsep teoritik mengenai model pengembangan pendidikan nilai bela negara dalam Pendidikan Kewarganegaraan. 197

1. Implikasi Teoritis Pengembangan pendidikan nilai bela negara dalam Pendidikan Kewarganegaraan pada Perguruan Tinggi melalui model pembelajaran project citizen, tidak terlepas dari peran dosen dan mahasiswa. Keberhasilan dosen mengimplementasikan model pendidikan nilai bela negara dalam Pendidikan Kewarganegaraan ini, sangat dipengaruhi oleh kesadaran dan komitmen yang kuat dari dosen untuk mewujudkan a better tomorrow bagi dunia pendidikan Indonesia, khususnya bagi kelangsungan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI); bukan sekedar pada pada komitmen terhadap tugas. Dalam implementasi model pendidikan nilai bela negara pada Pendidikan Kewarganegaraan, dosen harus menekankan pentingnya tanggung jawab mahasiswa sebagai calon pemimpin bangsa yang harus menjaga kelangsungan kehidupan bangsa dan negara Indonesia. 2. Implikasi Sosiologis Implikasi sosial dari penelitian ini adalah bahwa pengembangan pendidikan nilai bela negara dalam Pendidikan Kewarganegaraan pada Perguruan Tinggi melalui model pembelajaran project citizen dapat merupakan salah satu faktor yang memungkinkan memobilisasi potensi kebersamaan (sense of belonging), toleransi dan hidup berdampingan secara damai, menghindari konfliks dan memecahkan masalah tanpa kekerasan. 198

Karena manusia tidak dapat hidup sendirian tanpa kebersamaan dengan orang lain. Soekanto (1990 :67) mengindikasikan bahwa "manusia pada dasarnya tidak dapat hidup tanpa menghadirkan dirinya dalam lingkungan sekitar. Oleh karena itu manusia dipandang berharga dan bernilai apabila ia mampu menghadirkan dirinya dalam lingkungan masyarakat sekitar. Begitu pula dengan kampus; kampus dinilai berkualitas apabila civitas akademika mampu menghadirkan dirinya dalam segenap unsur masyarakat secara komprehensip. Hubungan sosial ini terjadi pula diantara dosen Pendidikan Kewarganegaraan, mahasiswa dan masyarakat. Hubungan sosial yang dilakukan dosen, mahasiswa dan segenap civitas akademika, mengandung prinsip moralitas sosial. Chang (1998 :156) menyebutkan prinsip moralitas sosial ini didasarkan pada asumsi bahwa manusia mengakui tindakan dan sikap orang lain, apabila ketika itu seseorang membayangkan serta merasakan dirinya berada dalam situasi orang lain (emphaty). Pandangan ini menjelaskan bahwa moralitas sosial sangat berkaitan dengan sikap sosial yang merupakan perpaduan dari kognisi, perasaan dan tindakan manusia dalam jalinan hubungan sosial. 3. Implikasi Praktis a. Dosen perlu memahami ataupun menambah pengetahuan bela negara, apalagi yang terkait dengan materi perkuliahan Pendidikan Kewarganegaraan, seperti nilai-nilai : kesadaran berbangsa dan bernegara, termasuk menghayati arti demokrasi dengan menghargai perbedaan pendapat 199

dan tidak memaksakan kehendak; kecintaan terhadap tanah air, melalui penggunaan produk-produk dalam negeri dan pengabdian yang tulus kepada masyarakat; berperan aktif dalam memajukan bangsa dan negara dengan berkarya nyata dengan belajar yang tekun (bukan retorika); kesadaran dan kepatuhan terhadap hukum/undang-undang dan menjunjung tinggi hak azasi manusia; pembekalan mental spiritual di kalangan mahasiswa agar dapat menangkal pengaruh-pengaruh budaya asing yang tidak sesuai dengan norma-norma kehidupan bangsa Indonesia dengan lebih bertaqwa kepada Allah SWT melalui ibadah sesuai agama/kepercayaan masing-masing. b. Dosen perlunya meningkatkan kemampuan dalam menentukan target nilainilai dan sikap sebagai hasil belajar yang harus dimiliki oleh mahasiswa. c. Dosen perlu memiliki kemampuan mengorganisir isi (materi) perkuliahan. Hal ini diperlukan karena dosen dihadapkan pada upaya mengorganisir pengetahuan kewarganegaraan dan nilai-nilai bela negara. Pengembangan nilai-nilai bela negara dilakukan berdasarkan persamaan konsep, saling melengkapi, saling mendukung, penyisipan maupun peleburan. d. Dosen perlu mendapat pelatihan model pembelajaran project citizen dengan baik; karena dari hasil penelitian, ternyata model ini efektif dalam rangka merangsang kreativitas, motivasi dan hasil belajar mahasiswa. D. Rekomendasi Berdasarkan hasil analisis data, temuan penelitian, kesimpulan dan implikasi yang telah dirumuskan di atas, maka dapat direkomendasikan kepada sejumlah pihak yang terkait, yaitu kepada : 200

1. Para Dosen Pendidikan Kewarganegaraan a. Sudah semestinya Dosen Pendidikan Kewarganegaraan dalam memberikan kuliah Pendidikan Kewarganegaraan tidak lagi bersifat indoktrinasi. Disamping itu tidak senantiasa menggunakan model pembelajaran konvensional yang menimbulkan kejenuhan pada mahasiswa dan hanya sekedar menyentuh ranah kognitif, sedangkan ranah afektif, konatif dan psikomotorik belum tersentuh. Sebaiknya menggunakan model pembelajaran project citizen, karena terbukti lebih efektif, lebih baik dan lebih produktif, dibandingkan dengan model pembelajaran konversional. b. Semangat yang dikembangkan dari model pendidikan nilai bela negara dalam Pendidikan Kewarganegaraan pada Perguruan Tinggi melalui model pembelajaran project citizen adalah peningkatan kesadaran kecintaan terhadap tanah air, karena itu perlu diteruskan sikap kreativitas dan keterbukaan dosen dalam perannya sebagai pengembang (curriculum develover), menyusun dan mengembangkan silbus perkuliahan sesuai dengan potensi kampus, kebutuhan dan kemampuan mahasiswa serta kebutuhan masyarakat di sekitar kampus. c. Isi materi perkuliahan yang merupakan media bagi pengembangan belajar mahasiswa tidaklah statis, setiap saat dapat mengalami perubahan dan penyempurnaan atau bila perlu pemutahiran isi (materi) sesuai dengan kurikulum berdasarkan Keputusan Dirjen Dikti No. 43/DIKTI/Kep/2006. d. Dosen Pendidikan Kewarganegaraan mempunyai kewajiban untuk meningkatkan kecintaan terhadap tanah air, melalui penggunaan produk- 201

produk dalam negeri dan pengabdian yang tulus kepada masyarakat; oleh karena itu dosen Pendidikan Kewarganegaraan harus berusaha memantapkan pemahaman kepada mahasiswa, bahwa kebanggaan menggunakan produk dalam negeri merupakan salah satu wujud kecintaan terhadap tanah air. Oleh karena itu dosen Pendidikan Kewarganegaraan hendaknya menggunakan model pembelajaran project citizen, karena melalui kuliah Pendidikan Kewarganegaraan, model pembelajaran ini terbukti efektif dalam rangka menumbuhkan kecintaan terhadap kebanggaan penggunaan produk dalam negeri. e. Melalui mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan, wajib ditanamkan nilainilai etik multikulturalisme, yaitu kesadaran perbedaan satu dengan yang lain menuju sikap toleran yaitu saling menghargai dan mengormati perihal perbedaan. Perbedaan yang terjadi pada etnis dan religi justru menjadi bahan perekat kebangsaan apabila antar warganegara memiliki sikap toleran. 2. Kepada Pimpinan UPI, Dekan dan Ketua Prodi a. Sebagai pihak yang secara langsung betanggung jawab terhadap kinerja para dosen, disarankan agar terus memberikan dorongan kepada para dosen untuk dapat mengimplementasikan pembelajaran project citizen dengan cara mempertegas kebijakan maupun dorongan secara langsung. b. Dekan juga perlu memberikan penilaian dan apresiasi kepada para dosen yang telah menunjukkan kreativitasnya dalam upaya implementasi model project citizen untuk meningkatkan mutu dan kualitas perkuliahan. 202

c. Dekan juga perlu memfasilitasi kegiatan para dosen berkenaan dengan pemenuhan fasilitas dan sarana guna mendorong para dosen menerapkan model pembelajaran pendidikan nilai bela negara melalui model pembelajaran project citizen. 3. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi a. Perlu terus mempertegas adanya kebijakan yang mendorong perlunya pengembangan nilai-nilai bela negara di Perguruan Tinggi dalam rangka memperkokoh Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI); disamping itu perlu dipikirkan adanya petunjuk yang kongkrit (JUKLAK) yang dapat dipedomani oleh para dosen. b. Perlu dipikirkan adanya reward bagi perguruan tinggi-perguruan tinggi yang memperlihatkan kreativitasnya; karena pengembangan nilai dan sikap jauh lebih sulit daripada menyampaikan dan mengembangkan materi semata. c. Perlu adanya dukungan fasilitas maupun pendanaan untuk kegiatan diseminasi model pendidikan nilai bela negara dalam Pendidikan Kewarganegaraan pada Perguruan Tinggi melalui model pembelajaran project citizen. Hal ini diperlukan oleh karena para pengambil kebijakan memiliki wewenang dan jaringan birokrasi yang memadai. 4. Kepada peneliti sejenis berikutnya Dalam penelitian ini terdapat keterbatasan-keterbatasan yang masih perlu dicari jawabannya melalui penelitian lanjutan. Oleh karena itu disarankan : 203

a. Perlu penelitian sejenis lainnya dengan sebaran yang lebih luas baik pada perguruan tinggi negeri ataupun swasta. b. Perlu penelitian lanjutan terhadap kegiatan ekstra kurikuler Organisasi Mahasiswa (ORMAWA) di kampus, khususnya unit kegiatan Resimen Mahasiswa; apakah dengan masuknya mahasiswa terhadap organisasi tersebut dapat meningkatkan nilai-nilai bela negaranya? c. Bagi penelitian berikutnya, dapat menjadi informasi awal untuk menindaklanjuti variabel-variabel yang masih perlu diperdalam baik dari sisi metodologi maupun implikasi penerapan model. 204