BAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN. A. Sejarah Balai Besar Kerajinan dan Batik. Balai Besar Kerajinan dan Batik (BBKB) adalah unit pelaksanan teknis

dokumen-dokumen yang mirip
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2008 TENTANG USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

STATUTA SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI (STIE) DWIMULYA

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : TENTANG PEMBERLAKUAN SNI SEBAGIAN PARAMETER UNTUK HANDUK SECARA WAJIB

UNDANG-UNDANG REPUBUK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2006 TENTANG SISTEM RESI GUDANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2004 TENTANG KEGIATAN USAHA HILIR MINYAK DAN GAS BUMI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2012 TENTANG IZIN LINGKUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG KEINSINYURAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG KEGIATAN USAHA PENYEDIAAN TENAGA LISTRIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1191/MENKES/PER/VIII/2010 TENTANG PENYALURAN ALAT KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA MEMUTUSKAN :

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN TINGGI DAN PENGELOLAAN PERGURUAN TINGGI

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2004 TENTANG PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA DI LUAR NEGERI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2012 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 43 TAHUN 2009 TENTANG KEARSIPAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 1990 TENTANG PENDIDIKAN DASAR PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Menteri Perdagangan Republik Indonesia

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2005 TENTANG

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2014 TENTANG STANDARDISASI DAN PENILAIAN KESESUAIAN

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 1999 TENTANG PEMBERDAYAAN USAHA MENENGAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang. Pedoman Akreditasi final 06/dir.pedoman dan bodang akred 07 1

KOMISI INFORMASI PUSAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KOMISI INFORMASI NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG STANDAR LAYANAN INFORMASI PUBLIK

UU PERLINDUNGAN KONSUMEN UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2003 TENTANG SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

MODUL MATERI UJIAN PERPINDAHAN JABATAN FUNGSIONAL PENGAWAS FARMASI DAN MAKANAN TERAMPIL KE AHLI PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS) BADAN POM RI

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 1999 TENTANG LARANGAN PRAKTEK MONOPOLI DAN PERSAINGAN USAHA TIDAK SEHAT

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2003 TENTANG SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10.TAHUN TENTANG KEPARIWISATAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 2012 TENTANG USAHA JASA PENUNJANG TENAGA LISTRIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Transkripsi:

BAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN A. Sejarah Balai Besar Kerajinan dan Batik Balai Besar Kerajinan dan Batik (BBKB) adalah unit pelaksanan teknis dilingkungan Kementerian Perindustrian yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI). Pada awalnya lembaga ini didirikan pada tahun 1922 dengan nama Textile Inrichting en Batik Proefstation, dengan tujuan untuk memberikan informasi kepada perajin batik dan tekstil, yang perkembangannya kemudian lebih dikenal dengan nama Balai Batik. Menghadapi tugas yang semakin luas, maka tahun 1980 Balai Batik di Yogyakarta berubah menjadi Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Industri Kerajinan dan Batik. Kemudian pada tahun 2002 dalam rangka penyesuaian misi organisasi dengan kebutuhan nyata masyarakat industry dan perdagangan, maka Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Industri Kerajianan dan Batik direorganisasi lagi menjadi Balai Besar Kerajinan dan Batik (BBKB). Gambar 2. 1 Logo Balai Besar Kerajinan dan Batik 51

B. Visi dan Misi 1. Visi: Menjadikan Balai Besar Kerajinan dan Batik sebagai Pusat Pengembangan dan Pelayanan Industri Kerajinan dan Batik yang terdepan, terpercaya, professional dan mandiri. 2. Misi: a. Memberikan pelayanan jasa: pelatihan, pengujian, standarisasi, konsultasi, litbang (riset), rekayasa dan bantuan teknis dalam bidang industri kerajinan dan batik. b. Mewujudkan sumber daya manusia yang professional c. Menjadikan dunia usaha kecil dan menengah kerajinan dan batik sebagai mitra kerja utama. C. Tugas Pokok dan Fungsi Dalam rangka melaksanakan tugasnya, Balai Besar Kerajinan dan Batik melaksanakan fungsi sebagai berikut: 1. Melaksanakan penelitian, pengembangan, kerjasama, standarisasi, pengujian, sertifikasi, kalibrasi, dan pengembangan kompetensi industry kerajinan dan batik sesuai kebijaksanaan teknis yang ditetapkan oleh Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri. 2. Melaksanakan pemasaran, kerjasama, pengembangan dan pemanfaatan teknologi informasi. 52

3. Melaksanakan perencanaan, pengolahan dan koordinasi sarana dan prasarana kegiatan penlitian dan pengembangan di lingkungan BBKB, serta pengusunan dan penerapan standarisasi industry kerajinan dan batik. 4. Melaksanakan pengujian dan sertifikasi bahan baku, bahan pembantu, dan produk industry kerajinan dan batik, serta kegiatan kalibrasi mesin dan peralatan. 5. Melaksanakan pelayanan jasa teknis bidang teknologi bahan baku, bahan bantu, proses, produk, peralatan dan pelaksanaan pelayanan dalam bidang pelatihan teknis, konsultasi, alih teknologi serta rancang bangunan dan perekayasaan industri, inkubasi, dan penanggulangan pencemaran industri. D. Sertifikasi 1. Balai Besar Kerajiana dan Batik memiliki dua Lembaga Sertifikasi yaitu: Lembaga Sertifikasi Produk TOEGOE-PCB telah terakreditasi oleh Komite Akreditasi Nasional (KAN) dengan Nomor Sertifikat LSPr 025 IDN dan ruang lingkupnya adalah: Perhiasan/barang-barang emas dan perak Serat tekstil Produk Industri tekstil Lembaga Sistem Manajemen Mutu (LSSM) sedang dalam proses akreditasi oleh KAN dengan ruang lingkup Perhiasan 53

Serat Tekstil dan Produk tekstil Produk logam bukan besi Produk kayu produk kertas 2. Batikmark Berdasarkan Peraturan Menteri Perindustrian Republik Indonesia Nomor: 74/M-IND/PEK/9/2007 tentang Penggunaan Batikmark batik INDONESIA pada batik buatan Indonesia Pasal 6 perusahaan batik yang berminat memperoleh Sertifikat Penggunaan Batikmark mengajukan permohonan kepada Balai Besar Kerajinan dan Batik. Batikmark adalah suatu tanda menunjukan identitas dan ciri batik buatan Indonesia yang terdiri dari tiga jenis: batik tulis, batik cap, batik kombinasi tulis dan cap dengan hak cipta nomor 034100 tanggal 5 Juni 2007. Batikmark diberikan untuk memberikan jaminan mutu batik Indonesia serta untuk meningkatkan kepercayaan konsumen Indonesia disamping juga untuk memberikan perlidungan hukum dari berbagai persaingan di bidang HKI serta memberikan identitas batik agar mudah dikenali. E. Standarisasi 1. Penyusunan rancangan Standar Nasional Indonesia (SNI) yang mencakup standar bahan baku, produk dan cara uji produk kerajianan dan batik. 2. Penerapan, Pengawasan dan revisi Standar Nasional Indonesia (SNI) 54

F. Pengujian Laboratorium Uji dan Kalibrasi Industri Kerajinan dan Batik (LUK-IKB) telah diakreditasi oleh KAN dengan Nomor Sertifikat LP-235-IDN sehingga laporan hasil uji yang dikelurakan telah berlaku secara internasional. Sumber daya manusia yang dimiliki juga telah bersetifikat serta berpengalaman di bidang pengujian. Adapun ruang lingkup pengujian tersebut adalah: Batik dan tekstil Batik (batik tulis, batik cap, batik kombinasi, cacat kain batik dari proses pembatikan) Barang-barang emas/ emas muda Barang-barang perak Bola-bola (Sepak, Voli, Basket, Tenis Meja) (SNI). Metode uji yang digunakan sesuai dengan Standar Nasional Indonesia Laboratorium lain yang dimiliki Balai Besar Kerajinan dan Batik adalah Laboratorium Kalibrasi (sedang dalam Proes akreditasi KAN) dengan ruang lingkup: Masa Suhu G. Fasilitas 1. Balai Besar Kerajinan dan Batik terletak di Jalan Kusumanegara No. 7 Yogyakarta, mempunyai fasilitas antara lain: 55

Luas bangunan : 6.000 m2 Tenaga ahli dan Teknisi : 230 orang 2. Laboratorium Laboratorium Kerajinan bambu, rotan, kayu, sant, kerang dll. Laboratorium Perhiasan Laboratorium proses batik Laboratorium zat warna alam Laboratorium garment / fashion Laboratorium Desain Batik dan Garmen Laboratorium pengujian kimia dan fisika Laboratorium teknologi pencemaran Laboratorium desain dan Engineering Laboratorium Uji Komoditi IK Laboratorium Kertas Seni 3. Tenaga Ahli Desain batik dan garment Desain fashion Teknologi pewarnaan Teknologi Weaving Desain kerajinan Inspeksi, pengujian tekstil dan garment Proses produksi perhiasan Proses anyaman 56

Proses kayu Penanganan limbah Manajemen mutu Pemasaran 4. Perpustakaan Balai Besar Kerajinan dan Batik (BBKB) memiliki perpustakaan yang dilengkapi dengan buku-buku/literature mengenai karajinan dan batik. Dengan lebih dari 12.000 koleksi buku, boleh dikatakan perpustakaan BBKB terlengkap di Indonesia di bidang kerjinan dan batik. BBKB juga memiliki satu (1) terbitan majalah ilmiah Dinamika Kerajinan dan Batik H. Struktur Organisasi Gambar 2.2 Struktur Organisasi Balai Besar Kerajinan dan Batik 57

I. Kebijakan Batikmark batik INDONESIA Sesuai Peraturan Menteri Perindustrian RI No. 74/M-IND/PER/9/2007 tentang Penggunaan Batikmark batik INDONESIA pada batik buatan Indonesia, maka BBKB merupakan Balai yang menerima permohonan dan menerbitkan sertifikat batikmark batik INDONESIA Biaya Sertifikasi dan Syarat Mutu Batikmark : 1. Biaya Administrasi Rp. 500.000 2. Biaya Pengujian percontoh uji Rp. 242.000 3. Biaya Pengambilan Contoh Rp. 250.000 4. Biaya Perjalanan dan akomodasi petugas pengambilan contoh dibebankan kepada Perusahaan Syarat Mutu : 1. Memenuhi syarat mutu ciri batik (tulis,cap,kombinasi) 2. Memiliki nilai mengkerut (perubahan dimensi) tidak lebih dari 3% untuk arah lusi dan pakan 3. Memiliki tahan luntur warna terhadap pencucian (perubahan warna lebih baik atau sama dengan nilai 3-4 grayscale, penodaan warna lebih baik atau sama dengan nilai 3 staining scale) 4. Memiliki tahan luntur warna terhadap gosokan (perubahan warna lebih baik atau sama dengan nilai 3-4 grayscale, penodaan lebih baik atau sama dengan nilai 3 staining scale) 58

Prosedur pengajuan Batikmark: 1. Perusahaan mengajukan permohonan tertulis dan dilengkapi dengan profil perusahaan ditujukan kepada Kepala Balai Besar Kerajinan dan Batik di Yogyakarta. 2. Balai Besar Kerajinan dan Batik melaksanakan pengambilan contoh uji di perusahaan. 3. Contoh uji dilakukan pengujian di Laboratorium Uji dan Kalibrasi Industri Kerajinan dan Batik (LUK-IKB) yang terakreditasi oleh Komite Akreditasi Nasional (KAN) No LP-235-IDN untuk diuji sesuai dengan persyaratan mutu yang ditetapkan. 4. Apabila hasil uji memenuhi syarat mutu, maka kepada perusahaan tersebut diberikan sertifkat penggunaan batikmark batik INDONESIA oleh Kepala Balai Besar Kerajinan dan Batik Yogyakarta. 5. Sertifikat akan diserahkan dalam waktu tidak lebih dari 30 hari kerja sejak contoh uji diambil dari perusahaan oleh petugas pengambil contoh yang ditunjuk. Sertifikat Penggunaan Batikmark : 1. Masa berlaku Sertifikat Penggunaan Batikmark selama 3 (tiga) tahun. 2. Perpanjangan masa berlaku Sertifikat Penggunaan Batikmark diberikan apabila memenuhi ketentuan yang berlaku. 3. Perusahaan wajib memberikan data dan informasi yang benar mengenai batik yang dimohonkan Sertifikat Penggunaan batikmark. 59

4. Tidak boleh memindahtangankan batikmark batik INDONESIA kepada pihak yang tidak berhak. 5. Apabila terjadi pelanggaran penggunaan batikmark batik INDONESIA dikenakan sanksi sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku. 6. Melaporkan jumlah batik yang menggunakan batikmark persemester (Minggu pertama bulan Juli dan Januari) J. Batikmark Indonesia Menjaga Kualitas Kain Batik Sertifikasi Batik Mark Indonesia (BMI) dikeluarkan oleh Balai Batik Indonesia, bertujuan agar konsumen lebih terjaga. BMI akan memudahkan konsumen untuk membedakan batik tulis, batik cap, batik kombinasi cap-tulis atau tekstil bermotif batik. Selain itu, BMI juga dapat menjadi pembeda, batik produksi dalam negeri dan luar negeri. Sehingga konsumen akan lebih terjamin dalam mendapatkan produk asli Indonesia, walaupun di pasar internasional. Batikmark adalah label berukuran 2 cm ini ditandai dengan logo batik INDONESIA di atas warna dasar hitam. Batikmark ini memang mudah untuk ditiru, tetapi mudah untuk dikenali karena masing-masing memiliki barcode sendiri. 60

Batik Mark terdiri dari 3 jenis dan beserta logonya, yaitu 1. Batik tulis ditandai dengan label tulisan berwarna emas, 2. Batik cap ditandai dengan label tulisan berwarna perak, 3. Batik kombinasi tulis dan cap ditandai dengan tulisan berwarna Putih. 61