GAMBARAN STRES PSIKOLOGIS SEBAGAI PENCETUS SERANGAN ULANG NYERI DADA PADA KLIEN PENYAKIT JANTUNG KORONER BERDASARKAN KARAKTERISTIK DI RUANG PERAWATAN VIII RS. DUSTIRA CIMAHI Evangeline Hutabarat dan Wiwin Wintarsih ABSTRAK Penyakit jantung koroner (PJK) merupakan penyebab kematian nomor 1 dinegara-negara maju dan merupakan penyebab kematian bermakna atas peningkatan angka kesakitan dan kematian di negara berkembang. Berdasarkan temuan terbaru tentang interaksi pikiran tubuh diperkirakan bahwa sebanyak 80 % dari semua masalah yang berkaitan dengan kesehatan diperburuk dengan stres. Di Rumah Sakit Dustira Cimahi angka kejadian perawatan berulang pada penderita Penyakit Jantung Koroner (PJK) dalam 3 bulan terakhir September sampai dengan Nopember 2006 sebanyak 136 orang dan sebesar 44,11 % pencetusnya diakibatkan oleh stres psikologis. Untuk mengetahui Gambaran tentang Stres Psikologis yang berhubungan dengan masalah keluarga dan pekerjaan sebagai Pencetus Nyeri Dada pada Klien Penyakit Jantung Koroner. Metode penelitian adalah metode deskriptif. Penelitian ini dilakukan pada seluruh pasien dengan penyakit jantung koroner yang mengalami serangan ulang nyeri dada akibat stres psikologis yang dirawat di Ruang VIII Rumah Sakit Dustira. Populasi sebanyak 240 pasien dengan pengambilan sampel menggunakan teknik sampling aksidental sebanyak 10% yaitu sebanyak 24 pasien. Data diperoleh dengan angket dan data di analisis secara univariat. Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data diperoleh dari hasil penelitian menunjukan bahwa sumber stres psikologis sebagai pencetus serangan ulang nyeri dada yang paling dominan dengan persentase (95,8%) ditimbulkan dari beban kerja yang dinilai terlalu berat dan masalah ekonomi keluarga dengan persentase (91,7%) Studi stres psikologis yang berhubungan dengan keluarga dan pekerjaan sebagai pencetus serangan ulang nyeri dada pada klien PJK menunjukan adanya fariasi sumber stres psikologis yang ditimbulkan oleh lingkungan keluarga dan pekerjaan Kata Kunci : Deskriptif, stres psikologis, pasien penyakit jantung koroner, A. PENDAHULUAN Penyakit jantung koroner (PJK) merupakan penyebab kematian nomor 1 dinegaranegara maju dan merupakan penyebab kematian bermakna atas peningkatan angka kesakitan dan kematian di negara berkembang (Cermin Dunia Kedokteran, 1999). Sedangkan di Indonesia hasil Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) Depkes Tahun 2000 menyatakan prevalensi Penyakit Jantung Koroner (PJK) meningkat dan merupakan penyebab kematian tertinggi. Supargo (1999) dalam makalahnya yang berjudul Aspek Psikososial pada Rehabilitasi Penderita Penyakit Kardiovaskuler menyatakan bahwa orang dengan stres kronis akan mengalami 1,5 kali lebih besar untuk menjadi penyakit jantung koroner dibandingkan dengan yang tidak mengalami stres. Council (2004) menyatakan berdasarkan temuan terbaru tentang interaksi pikiran tubuh diperkirakan bahwa sebanyak 80 % dari semua masalah yang berkaitan Jurnal Kesehatan Kartika Stikes A. ni
dengan kesehatan diperburuk dengan stres. Kristanto (1999) dalam penelitiannya dari 42 orang klien yang mengalami penyakit jantung koroner di Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung ditemukan bahwa kontribusi stres psikologis sebagai pencetus nyeri dada sebesar 35,7 %. Dari data yang diperoleh peneliti di Rumah Sakit Dustira Cimahi angka kejadian perawatan berulang pada penderita Penyakit Jantung Koroner (PJK) dalam 3 bulan terakhir September sampai dengan Nopember 2006 sebanyak 136 orang dan sebesar 44,11 % pencetusnya diakibatkan oleh stres psikologis (Rekam Medis RS. Dustira, 2006). Klien penyakit jantung koroner sebagai mahluk sosial saat berinteraksi dengan orang lain baik dalam masyarakat, keluarga dan pekerjaan beresiko mengalami stres psikologis. Keluarga dan pekerjaan tempat dimana seseorang paling banyak menghabiskan waktu seharihari memberikan pengaruh yang besar terhadap trejadinya stress psikologis. Terjadinya stres psikologis sangat berkaitan dengan kemampuan atau koping seseorang dalam mengatasi masalah. Pelayanan yang bersifat preventif, kuratif, rehabilitatif dan promotif yang ditujukan pada klien PJK yang mengalami stres psikologis berperan penting dalam usaha untuk menurunkan dan mencegah serangan ulang nyeri dada melalui pencegahan stres psikologis. Maka bagi perawat penting untuk mengetahui sumber-sumber stres psikologis sebagai faktor pencetus serangan ulang nyeri dada pada klien PJK sehingga diharapkan intervensi keperawatan yang diberikan lebih tepat dan memberikan hasil yang bermanfaat. B. METODOLOGI PENELITIAN Rancangan Penelitian yang digunakan adalah deskriptif yaitu suatu penelitian yang menggambarkan suatu keadaan atau suatu fenomena (Arikunto, 1998). Variabel dalam penelitian ini adalah stress psikologis yang timbul dari lingkungan keluarga dan pekerjaan sebagai pencetus serangan ulang nyeri dada pada klien penyakit jantung koroner (PJK) di Rumah sakit Dustira. Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah pasien dengan penyakit jantung koroner yang mengalami serangan ulang nyeri dada akibat stres psikologis yang dirawat di Ruang VIII Rumah Sakit Dustira pada bulan Oktober Desember 2007 yaitu sebanyak 240 responden. Metode pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampling aksidental. Adapun pengambilan sampel dalam penelitian ini di hitung berdasarkan rumus Notoatmojo (1998) yaitu sebesar 24 responden. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini tekhnik adalah dengan menggunakan quesioner. Adapun data dianalisa secara univariat. Dengan waktu penelitian dilaksanakan dari Jurnal Kesehatan Kartika Stikes A. ni
tanggal 3 Maret 5 April 2007 di Ruang Perawatan VIII Rumah Sakit Dustira Cimahi dengan sampel sebanyak 24 orang. C. HASIL PENELITIAN dan PEMBAHASAN Tabel 1. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Karakteristik Pasien PJK dengan Nyeri Dada di R VIII RS Dustira No. Kategori Frekuensi 24 1 40 50 tahun 10 41,7 2 > 50 tahun 14 58,3 Jumlah 24 24 1 9 37,5 2 15 62,5 Jumlah 24 Jenis 24 1 11 45,8 2 10 41,7 3 3 12,5 Jumlah 24 Kategori an 24 1 3 kali 3 12,5 2 > 3 kali 21 87,5 Jumlah 24 Tabel 2. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Kelompok Stres Psikologis ng Berhubungan Dengan Masalah Keluarga Sebagai Pencetus Nyeri Dada Pada Klien PJK Di R VIII RS Dustira No. Sumber Stres Jawaban Frekuensi Persentasi 1 Ketidak-cocokan dengan kehidupan sosial anggota keluarga lainnya 2 Ketidak-cocokan dengan karakter anggota keluarga lainnya 3 memiliki tujuan yang sama dalam keluarga 4 Ketidak-cocokan dalam memandang fungsi keluarga 5 Masalah ekonomi dalam keluarga 6 Perasaan tidak diperhatikan 15 62,5 9 37,5 16 8 15 62,5 9 37,5 12 50 12 50 22 91,7 2 8,3 14 58,3 10 41,7 Jurnal Kesehatan Kartika Stikes A. ni
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh gambaran bahwa sumber-sumber stres psikologis yang berhubungan dengan keluarga, dari tingkat tertinggi hingga terendah berdasarkan persentase jawaban ya adalah: 1) masalah ekonomi dalam keluarga (91,7%); 2) ketidakcocokan dengan karakter anggota keluarga (%); 3) ketidak-cocokan dengan kehidupan sosial anggota keluarga (62,5%) dan tidak memiliki tujuan yang sama dalam keluarga (62,5%); 4) merasa kurang diperhatikan (58,3%); dan 5) ketidak-cocokan dalam memandang fungsi keluarga. 64,3 55,6 35,7 44,4 Indikator 1 Indikator 1 72,7 27,3 Indikator 1 Indikator 1 Gambar 1. Perbandingan stres psikologis yang berkaitan dengan ketidakcocokan dengan kehidupan sosial anggota keluarga lainnya berdasarkan perbedaan karakteristik klien PJK di R VIII RS Dustira 57,1 42,9 Indikator 2 Indikator 2 Jurnal Kesehatan Kartika Stikes A. ni
63,6 76,2 36,4 Indikator 2 23,8 Indikator 2 Gambar 2. Perbandingan stres psikologis yang berkaitan dengan ketidakcocokan dengan karakter anggota keluarga lainnya berdasarkan perbedaan karakteristik klien PJK di R VIII RS Dustira 57,1 42,9 Indikator 3 Indikator 3 45,5 61,9 54,5 38,1 Indikator 3 Indikator 3 Gambar 3. Perbandingan stres psikologis yang berkaitan dengan tidak dimilikinya tujuan yang sama dalam keluarga berdasarkan perbedaan karakteristik klien PJK di R VIII RS Dustira Indikator 4 Indikator 4 Jurnal Kesehatan Kartika Stikes A. ni
45,5 52,4 54,5 47,6 Indikator 4 Indikator 4 Gambar 4.Perbandingan stres psikologis yang berkaitan dengan ketidakcocokan dalam memandang fungsi keluarga berdasarkan perbedaan karakteristik klien PJK di R VIII RS Dustira 85,7 88,9 93,3 Indikator 5 Indikator 5 14,3 11,1 6,7 81,8 95,2 Indikator 5 Indikator 5 18,2 4,8 Gambar 5. Perbandingan stres psikologis yang berkaitan dengan masalah ekonomi keluarga berdasarkan perbedaan karakteristik klien PJK di R VIII RS Dustira 64,3 53,3 35,7 46,7 Indikator 6 Indikator 6 Jurnal Kesehatan Kartika Stikes A. ni
54,5 61,9 45,5 38,1 Indikator 6 Indikator 6 Gambar 6. Perbandingan stres psikologis yang berkaitan dengan perasaan tidak diperhatikan berdasarkan perbedaan karakteristik klien PJK di R VIII RS Dustira Tabel 3. Distribusi frekuensi berdasarkan stres psikologis yang berhubungan dengan pekerjaan sebagai pencetus serangan ulang nyeri dada pada klien PJK di R VIII RS Dustira No. Sumber Stres Jawaban Frekuensi Persentasi 1 yang tidak dikehendaki 2 dinilai membosankan 3 Beban kerja yang dinilai terlalu berat 4 Perasaan tertekan dalam pekerjaan 5 Perasaan dituntut untuk selalu memenuhi target 6 mampu menyelesaikan pekerjaan sesuai harapan 7 puas atas fasilitas kerja 8 puas atas insentif kerja 17 70,8% 7 29,2% 12 % 12 % 23 95,8% 1 4,2% 19 79,2% 5 20,8% 13 54,2% 11 45,8% 19 79,2% 5 20,8% 9 37,5% 15 62,5% 15 62,5% 9 37,5% Adapun sumber stres psikologis yang berhubungan dengan pekerjaan dari tingkat tertinggi hingga terendah adalah: 1) beban kerja yang dinilai terlalu berat (95,8%); 2) perasaan tertekan dalam pekerjaan (79,2%) dan tidak mampu menyelesaikan pekerjaan sesuai harapan (79,2%); 3) pekerjaan yang tidak dikehendaki (70,8%); 4) tidak puas atas insentif kerja (62,5%); 5) perasaan dituntut untuk selalu memenuhi target (54,2%); 6) pekerjaan dinilai membosankan (%); dan 7) tidak puas atas fasilitas kerja (37,5%). Jurnal Kesehatan Kartika Stikes A. ni
78,6 73,3 21,4 Indikator 7 26,7 Indikator 7 72,7 71,4 27,3 Indikator 7 28,6 Indikator 7 Gambar 7. Perbandingan stres psikologis yang berkaitan dengan pekerjaan yang tidak dikehendaki berdasarkan perbedaan karakteristik klien PJK di R VIII RS Dustira 45,5 52,4 54,5 47,6 Indikator 8 Indikator 8 45,5 52,4 54,5 47,6 Indikator 8 Indikator 8 Gambar 8. Perbandingan stres psikologis yang berkaitan dengan pekerjaan dinilai membosankan berdasarkan perbedaan karakteristik klien PJK di R VIII RS Dustira Jurnal Kesehatan Kartika Stikes A. ni
92,9 88,9 Indikator 9 Indikator 9 7,1 11,1 90,9 Indikator 9 Indikator 9 9,1 Gambar 9. Perbandingan stres psikologis yang berkaitan dengan beban kerja yang dinilai terlalu berat berdasarkan perbedaan karakteristik klien PJK di R VIII RS Dustira 71,4 77,8 28,6 Indikator 10 22,2 Indikator 10 81,8 81,0 18,2 Indikator 10 19,0 Indikator 10 Gambar 10. Perbandingan stres psikologis yang berkaitan dengan perasaan tertekan dalam pekerjaan berdasarkan perbedaan karakteristik klien PJK di R VIII RS Dustira Jurnal Kesehatan Kartika Stikes A. ni
57,1 46,7 42,9 53,3 Indikator 11 Indikator 11 72,7 57,1 42,9 27,3 Indikator 11 Indikator 11 Gambar 11.Perbandingan stres psikologis yang berkaitan dengan perasaan dituntut untuk selalu memenuhi target berdasarkan perbedaan karakteristik klien PJK di R VIII RS Dustira 78,6 21,4 Indikator 12 Indikator 12 90,9 81,0 9,1 Indikator 12 19,0 Indikator 12 Gambar 12. Perbandingan stres psikologis yang berkaitan dengan tidak mampu menyelesaikan pekerjaan sesuai harapan berdasarkan perbedaan karakteristik klien PJK di R VIII RS Dustira Jurnal Kesehatan Kartika Stikes A. ni
44,4 55,6 Indikator 13 Indikator 13 36,4 63,6 Indikator 13 Indikator 13 Gambar 13. Perbandingan stres psikologis yang berkaitan dengan ketidakpuasan dengan fasilitas kerja berdasarkan perbedaan karakteristik klien PJK di R VIII RS Dustira 64,3 77,8 53,3 35,7 46,7 Indikator 14 22,2 Indikator 14 81,8 57,1 42,9 Indikator 14 Indikator 14 18,2 Gambar 14. Perbandingan stres psikologis yang berkaitan dengan ketidakpuasan atas insentif kerja berdasarkan perbedaan karakteristik klien PJK di R VIII RS Dustira Dari seluruh sumber stres, beban kerja yang dinilai terlalu berat merupakan sumber stres yang dominan, sedangkan tidak puas atas fasilitas kerja adalah sumber stres yang paling Jurnal Kesehatan Kartika Stikes A. ni
rendah. Hasil penelitian menunjukkan bervariasinya sumber stres psikologis sebagai pencetus serangan ulang nyeri dada menunjukkan bahwa lingkungan keluarga dan pekerjaan berpotensi memicu terjadinya stres psikologis yang berefek pada terjadinya serangan ulang nyeri dada. Hasil ini sesuai dengan pendapat Council (2004) yang menyatakan bahwa stres dapat muncul sebagai akibat persepsi yang tidak tepat atas situasi atau kondisi di dalam lingkungan. Lingkungan secara luas diartikan sebagai lingkungan dimana individu atau manusia tinggal dan beraktivitas yang dapat meliputi lingkungan rumah tangga dan lingkungan kantor atau pekerjaan. Kasus serangan ulang nyeri dada berdasarkan riwayat serangan ulang sebelumnya menunjukkan bahwa hampir seluruh klien yang diteliti telah mengalami serangan ulang nyeri dada lebih dari 3 kali. Persentasenya tujuh kali lipat dibandingkan klien dengan frekuensi serangan ulang nyeri dada kurang dari 3 kali. Hal ini sesuai dengan pendapat Imam Soeharto ( 2001) yang mengatakan bahwa salah satu faktor pencetus angina pektoris atau nyeri dada berulang pada klien penyakit PJK disebabkan oleh stres atau emosi yang berlebihan yang mengakibatkan terjadinya spasme pembuluh darah koroner. D. KESIMPULAN DAN SARAN Dari hasil pemelitian di atas maka kesimpulan yang didapat adalah sebagai berikut : 1. Adanya sumber stres psikologis yang bervariasi yang dari lingkungan keluarga dan pekerjaan yang menyebabkan serangan ulang nyeri dada pada klien penyakit jantung koroner. 2. Adanya keterkaitan antara umur, jenis kelamin, pekerjaan dan frekuensi serangan ulang nyeri dada pada klien penyakit jantung koroner dengan stres psikologis baik dari lingkungan pekerjaan maupun dari lingkungan keluarga. Dari hasil penelitian dan hasil pembahasan diatas maka saran dari penelitian adalah sebagai berikut 1. Bagi Rumah Sakit disarankan untuk mengembangkan program layanan manajemen dan terapi stress khususnya bagi klien penyakit jantung koroner. 2. Bagi Perawat disarankan untuk membantu klien dalam mempelajari serta melatih koping yang efektif dalam mencegah terjadinya serangan ulang nyeri dada dikemudian hari. 3. Diperlukan penelitian lanjutan baik berkaitan dengan pengetahuan, sikap dan perilaku klien PJK dalam melakukan dalam melakukan koping stres psikologis serta memperluas cakupan factor-faktor yang berhubungan dengan stres psikologis. Jurnal Kesehatan Kartika Stikes A. ni
DAFTAR PUSTAKA Keliat, B.A. 1999. Penatalaksanaan Stres. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. Soeharto, I. 2001. Pencegahan dan Penyembuhan Penyakit Jantung Koroner. Jakarta: Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama. Rilantono, L.I. dkk. 2002. Buku Ajar Kardiologi. Jakarta: Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FK UI). Potter dan Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan Konsep, Proses dan Praktik Edisi 4. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. Sumartono dan Aryastami, N.K. 1998. Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah Pada Usia 55 Tahun Menurut Survai Kesehatan Rumah Tangga. Jakarta: Cermin Dunia Kedokteran No. 123. Price, S.A. 2006. Patofisiologi. Alih Bahasa: dr Nrahm U. Pendit dkk. Edisi 6 Volume 1. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. Arikunto, S. 1998. Prosedur Penelitian suatu pendekatan praktek edisi revisi IV. Yogjakarta: Penerbit Rineka Cipta. Council, S. 2004. Manajemen Stres. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. Suprajitno. 2004. Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jurnal Kesehatan Kartika Stikes A. ni