HUBUNGAN ANTARA TINGKAT STRESS TERHADAP KADAR GULA DARAH PENDERITA DIABETES MELITUS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUKOHARJO I KABUPATEN SUKOHARJO SKRIPSI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Diabetes Mellitus (DM) atau kencing manis merupakan salah satu

UKDW BAB I. Pendahuluan. 1. Latar Belakang. Diabetes adalah penyakit metabolik kronis yang ditandai dengan adanya

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Meraih Derajat Sarjana S-1 Keperawatan. Disusun oleh ENY SULISTYOWATI J

BAB I PENDAHULUAN. menjadi lemah ginjal, buta, menderita penyakit bagian kaki dan banyak

BAB I PENDAHULUAN. menduduki rangking ke 4 jumlah penyandang Diabetes Melitus terbanyak

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan karena adanya peningkatan kadar gula (glukosa) darah

HUBUNGAN KADAR GULA DARAH DENGAN KECEMASAN PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RUMAH SAKIT ISLAM SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Pola penyakit yang diderita masyarakat telah bergeser ke arah. penyakit tidak menular seperti penyakit jantung dan pembuluh darah,

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Meraih Derajat Sarjana S-1 Keperawatan. Disusun oleh:

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan insulin yang diproduksi dengan efektif ditandai dengan

BAB I PENDAHULUAN. berkembang adalah peningkatan jumlah kasus diabetes melitus (Meetoo & Allen,

BAB 1 : PENDAHULUAN. dari 8,4 juta pada tahun 2000 menjadi sekitar 21,3 juta pada tahun Sedangkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. ditandai oleh kadar glukosa darah melebihi normal serta gangguan

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh kegagalan pengendalian gula darah. Kegagalan ini

BAB I PENDAHULUAN. Menurut American Diabetes Association / ADA (2011) DM adalah suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan umat manusia pada abad ke 21. Diabetes mellitus (DM) adalah suatu

BAB I. Pendahuluan. diamputasi, penyakit jantung dan stroke (Kemenkes, 2013). sampai 21,3 juta orang di tahun 2030 (Diabetes Care, 2004).

berkembang akibat peningkatan kemakmuran di Negara bersangkutan akhir-akhir ini banyak disoroti. Peningkatan perkapita dan perkembangan gaya hidup

BAB I PENDAHULUAN. menanggulangi penyakit dan kesakitannya (Sukardji, 2007). Perubahan gaya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. metabolisme gula akibat kurangnya sekresi hormon insulin sehingga terjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. yang ditandai oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia.

BAB I PENDAHULUAN. utama bagi kesehatan manusia pada abad 21. World Health. Organization (WHO) memprediksi adanya kenaikan jumlah pasien

BAB I PENDAHULUAN. pada jutaan orang di dunia (American Diabetes Association/ADA, 2004).

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT DEPRESI DENGAN KEMANDIRIAN DALAM ACTIVITY of DAILY LIVING (ADL) PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

BAB 1 : PENDAHULUAN. pergeseran pola penyakit. Faktor infeksi yang lebih dominan sebagai penyebab

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit kronis menjadi masalah kesehatan yang sangat serius dan

BAB I PENDAHULUAN. menular (PTM) yang menjadi masalah kesehatan masyarakat, baik secara

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Diabetes mellitus merupakan salah satu penyakit degeneratif yang menjadi

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia Indonesia seutuhnya. Visi Indonesia sehat yang diharapkan

BAB I PENDAHULUAN. umat manusia pada abad 21. WHO memperkirakan bahwa pada tahun 2025,

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes melitus merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan

BAB I PENDAHULUAN. mellitus dan hanya 5% dari jumlah tersebut menderita diabetes mellitus tipe 1

BAB I PENDAHULUAN. terbesar di dunia. Menurut data dari International Diabetes Federation (IDF)

BAB I PENDAHULUAN. tipe 2. Diabetes tipe 1, dulu disebut insulin dependent atau juvenile/childhoodonset

BAB I PENDAHULUAN. penyakit gula. DM memang tidak dapat didefinisikan secara tepat, DM lebih

BAB I PENDAHULUAN. membahayakan jiwa dari penderita diabetes. Komplikasi yang didapat

BAB I PENDAHULUAN. adalah diabetes melitus (DM). Diabetes melitus ditandai oleh adanya

BAB 1 PENDAHULUAN. situasi lingkungannya, misalnya perubahan pola konsumsi makanan, berkurangnya


I. PENDAHULUAN. WHO (2006) menyatakan terdapat lebih dari 200 juta orang dengan Diabetes

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Meraih Derajat Sarjana S 1 Keperawatan. Disusun Oleh : Rina Ambarwati J.

PENGARUH SENAM KAKI DIABETIK TERHADAP NYERI KAKI PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS DELANGGU

BAB I PENDAHULUAN UKDW. insulin dan kerja dari insulin tidak optimal (WHO, 2006).

BAB I PENDAHULUAN. ditandai oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia. Glukosa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Era globalisai membawa pengaruh yang sangat besar tidak hanya dalam

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan perolehan data Internatonal Diabetes Federatiaon (IDF) tingkat

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit diabetes melitus (DM) adalah kumpulan gejala yang timbul pada

BAB I PENDAHULUAN. dengan jumlah penderita 7,3 juta jiwa (International Diabetes Federation

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Diabetes Mellitus (DM) merupakan penyakit metabolik yang

BAB I PENDAHULUAN. Menurut WHO Tahun 2013, diperkirakan 347 juta orang di dunia menderita

BAB I PENDAHULUAN. metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena sekresi

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit degeneratif atau penyakit tidak menular akan terus meningkat

BAB I PENDAHULUAN. menanggulangi penyakit dan kesakitannya. Dari data-data yang ada dapat

BAB I PENDAHULUAN. merealisasikan tercapainya Millenium Development Goals (MDGs) yang

BAB I PENDAHULUAN. hiperglikemi yang berkaitan dengan ketidakseimbangan metabolisme

Kesehatan (Depkes, 2014) mendefinisikan diabetes mellitus sebagai penyakit. cukup atau tubuh tidak dapat menggunakan insulin secara efektif, dan

BAB I PENDAHULUAN. yang ditandai dengan meningkatnya glukosa darah sebagai akibat dari

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat secara global, regional, nasional dan lokal. Salah satu penyakit tidak

BAB I PENDAHULUAN. manusia di dunia. Menurut Golostein (2008), bahwa 5% dari populasi penduduk

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes mellitus (DM) adalah salah satu penyakit. degenerative, akibat fungsi dan struktur jaringan ataupun organ

BAB I PENDAHULUAN. Data statistik organisasi kesehatan dunia (WHO) pada tahun 2000

BAB I PENDAHULUAN. dicapai dalam kemajuan di semua bidang riset DM maupun penatalaksanaan

BAB I PENDAHULUAN. adalah suatu kondisi terganggunya metabolisme di dalam tubuh karena

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. perilaku dan gaya hidup yang dijalani oleh masyarakat. Saat pendapatan tinggi,

BAB I PENDAHULUAN. penyakit masyarakat serta andil terhadap perubahan pola fertilitas, gaya hidup dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. tubuh dan menyebabkan kebutaan, gagal ginjal, kerusakan saraf, jantung, kaki

PENGETAHUAN DIABETES MELITUS DENGAN KADAR GULA DARAH PADA PASIEN DM TIPE 2

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. dialami oleh klien diabetes mellitus. Selain permasalahan fisik tersebut, diabetes

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. suatu konsep mengenai perubahan pola kesehatan dan penyakit. Konsep tersebut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Usia lanjut merupakan tahap akhir kehidupan manusia. Seseorang pada

BAB I PENDAHULUAN. bahwa, penderita diabetes mellitus di Indonesia pada tahun 2013 yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. usia harapan hidup. Dengan meningkatnya usia harapan hidup, berarti semakin

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung kronik progresif, dengan manifestasi klinis gangguan metabolisme

BAB 1 PENDAHULUAN. yang saat ini makin bertambah jumlahnya di Indonesia (FKUI, 2004).

BAB I PENDAHULUAN. mampu menggunakan insulin yang dihasilkan oleh pankreas (Word Health

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes melitus telah menjadi masalah kesehatan di dunia. Insidens dan

BAB 1 PENDAHULUAN. akibat PTM mengalami peningkatan dari 42% menjadi 60%. 1

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes Mellitus (DM) merupakan gangguan metabolisme dengan. yang disebabkan oleh berbagai sebab dengan karakteristik adanya

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Tn. S DENGAN GANGGUAN SISTEM ENDOKRIN DIABETES MELLITUS PADA Ny.T DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PURWOSARI

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes Mellitus (DM) adalah gangguan metabolisme kronik yang

BAB 1 PENDAHULUAN. aktivitas fisik dan meningkatnya pencemaran/polusi lingkungan. Perubahan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. syaraf) (Smeltzer & Bare, 2002). Diabetes Melitus (DM) adalah penyakit kronis

BAB I PENDAHULUAN. yang mampu diteliti dan diatasi (Suyono, 2005). Namun tidak demikian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Stroke merupakan penyebab kematian dan kecacatan yang utama. Hipertensi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. menempati peringkat kedua dengan jumlah penderita Diabetes terbanyak setelah

BAB I PENDAHULUAN. Pengukuran antropometri terdiri dari body mass index

HUBUNGAN PERILAKU PASIEN DALAM PERAWATAN DIABETES MELITUS DENGAN ULKUS DIABETIKUM PADA PASIEN DIABETES MELITUS DI RUANG RINDU A1 DAN A2 RSUP H

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit Diabetes Melitus atau kencing manis, seringkali dinamakan

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes mellitus dapat menyerang warga seluruh lapisan umur dan status

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang karena adanya

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes Melitus (DM) merupakan sekelompok kelainan heterogen yang

Transkripsi:

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT STRESS TERHADAP KADAR GULA DARAH PENDERITA DIABETES MELITUS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUKOHARJO I KABUPATEN SUKOHARJO SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar Sarjana Keperawatan NAMA NIM Disusun Oleh : : Septian Adi Nugroho : J210060028 FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2010

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes merupakan salah satu penyakit tertua pada manusia dan dikenal dengan kencing manis. Nama lengkapnya adalah diabetes mellitus, berasal dari kata yunani. Diabetes berarti pancuran, mellitus berarti madu atau gula. Diabetes Mellitus (DM) merupakan kumpulan gejala yang timbul pada seseorang yang mengalami peningkatan kadar gula darah akibat kekurangan hormon insulin secara absolut atau relatif dan berlangsung menahun, bahkan seumur hidup. Hal ini yang menjadikan masyarakat pada umumnya melihat DM sebagai suatu penyakit yang sangat menakutkan dimana penderita akan menyandang gelar sebagai penderita selama hidupnya ( Almatsier, 2005 ). Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat sedikitnya 171.000.000 penduduk dunia saat ini menderita penyakit Diabetes Mellitus. Khususnya di negara berkembang, jumlah penderita DM meningkat 150 % pada 25 tahun yang akan datang. Dinegara berkembang usia penderita DM berkisar antara 35-64 tahun. International Diabetes Federation ( IDF ) mendata untuk kawasan Asia Timur Selatan ada 49 juta penderita DM, dengan perincian, total populasi 1,2 miliar jiwa, populasi dewasa (20-79 tahun ) 658 juta, jumlah penderita DM 49 juta, perkiraan insidensi DM 7,5 % (Pauline, 2004). Jumlah penderita DM di Indonesia diperkirakan akan meningkat, peningkatan populasi dari akibat jenis makanan yang dikonsumi, berkurangnya kegiatan jasmani (Pusat Diabetes dan Lipid FKUI/ RSCM, 2005). 1

2 Berdasarkan catatan Organisasi Dunia (WHO) tahun 1999, Indonesia menduduki peringkat ke - 6 dengan jumlah penderita DM terbanyak setelah India, Cina, Rusia, Jepang, Brasil. Data WHO juga menyebutkan, angka kejadian diabetes di Indonesia mendekati 4,6 % (Soegondo, 2005 ). Dibandingkan dengan orang yang tidak terkena diabetes, penderita diabetes memiliki resiko 4 kali terserang jantung koroner, 5 kali terserang stroke, 7 kali terserang ginjal dan 25 kali kebutaan (Soegondo, 2005). Menurut (Suyono, 2002) komplikasi yang dapat timbul pada pasien DM, antara lain : kerusakan sel saraf (68, 16 % ), hipertrigliserida, hipertensi (39,94 %), kerusakan ginjal ( 31, 56 % ), penyakit jantung koroner ( 29,65% ) dan kerusakan retina mata(27,10%) Melihat komplikasi pada DM dapat mengenai berbagai organ, maka penting sekali untuk melakukan pencegahan, agar tidak terjadi komplikasi. Salah satu untuk mencegah komplikasi terebut, Tingkat stress harus selalu di kendalikan (Rasmun, 2004). Stress adalah respon tubuh yang tidak spesifik terhadap setiap kebutuhan tubuh yang terganggu, suatu fenomena universal yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari dan tidak dapat di hindari, setiap orang mengalaminya, Stress dapat member dampak secara total pada individu yaitu terhadap fisik, psikologis, intelektual, sosial, dan spiritual, stress dapat mengancam keseimbagan fisiologis. Stress emosi dapat menimbulkan perasaan negatif atau destruktif terhadap diri sendiri dan orang lain. Stress intelektual akan mengganggu persepsi dan kemampuan seseorang dalam menyelesaikan

3 masalah, Stress social akan mengganggu hubungan individu terhadap kehidupan (Rasmun, 2004) Stress dan Diabetes Mellitus memiliki hubungan yang sangat erat terutama pada penduduk perkotaan. Tekanan kehidupan dan gaya hidup tidak sehat sangat berpengaruh, ditambah dengan kemajuan teknologi yang semakin pesat dan berbagai penyakit yang sedang di derita menyebabkan penurunan kondisi seseorang sehingga memicu terjadinya stress. Vranic et al. (2000) menyebutkan stress pada penderita Diabetes Mellitus dapat berakibat gangguan pada pengontrolan kadar gula darah. Pada keadaan stress akan terjadi peningkatan ekskresi hormon katekolamin, gkukagon, glukokortikoid, β-endorfin dan hormon pertumbuhan. Stress menyebabkan produksi berlebih pada kortisol, kortisol adalah suatu hormon yang melawan efek insulin dan menyebabkan kadar gula darah tinggi, jika seseorang mengalami stress berat yang dihasilkan dalam tubuhnya, maka kortisol yang dihasilkan akan semakin banyak, ini akan mengurangi sensivitas tubuh terhadap insulin. Kortisol merupakan musuh dari insulin sehingga membuat glukosa lebih sulit untuk memasuki sel dan meningkatkan gula darah (Watkins, 2010) Puskesmas Sukoharjo I merupakan salah satu Puskesmas di Kabupaten Sukoharjo yang mempunyai visi yaitu memberikan pelayanan prima dan mantap dalam pemberdayaan kesehatan guna mewujudkan masyarakat yang mandiri untuk hidup sehat menuju sehat 2010. Puskesmas Sukoharjo I bertanggung jawab mewujudkan Kecamatan Sukoharjo yang bersih dan sehat yang tercermin dari perilaku hidup sehat masyarakatnya dan mengoptimalkan

4 potensi yang dimilikinya guna meningkatkan derajat kesehatan. Berdasarkan data yang diperoleh dari rekam medik pada tahun 2009 terdapat 135 pasien dengan diagnosa Diabetes Mellitus di Puskesmas Sukoharjo I (Profile Puskesmas Sukoharjo I, 2009). Maka dari itu penyakit ini perlu diberikan perhatian lebih untuk mencegah terjadinya komplikasi. Berdasarkan wawancara dengan lima pasien Diabetes Mellitus yang di lakukan oleh peneliti, Empat diantaranya merasakan stress akibat penyakit dan prosedur Diabetes Mellitus, ketidak nyamanan, masalah keuangan serta ketidak pastian hidup. Keadaan ini akan memperbesar gejala dan akibat sakit yang sudah ada. Kesiapan pasien secara psikologis dan dukungan keluarga berperan penting dalam keberlangsungan penyakit Diabetes Mellitus yang sedang di derita. Berdasarkan permasalahan diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang Hubungan antara tingkat stress terhadap kadar gula darah penderita Diabetes Mellitus di wilayah Puskesmas Sukoharjo I Kabupaten Sukoharjo 2010. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas maka peneliti merumuskan masalah Adakah hubungan antara tingkat stress terhadap kadar gula darah penderita Diabetes Melitus di wilayah kerja Puskesmas Sukoharjo I Kabupaten Sukoharjo?.

5 C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Mengetahui hubungan tingkat stress terhadap kadar gula darah pada penderita Diabetes Mellitus di wilayah kerja Puskesmas Sukoharjo I Kabupaten Sukoharjo. 2. Tujuan Khusus a. Mendeskripsikan tingkat stress klien Diabetes Mellitus di wilayah kerja Puskesmas Sukoharjo I Kabupaten Sukoharjo. b. Mendeskripsikan kadar gula darah klien Diabetes Mellitus di wilayah kerja Puskesmas Sukoharjo I Kabupaten Sukoharjo. c. Menganalisis hubungan antara tingkat stress terhadap kenaikan kadar gula darah pasien Diabetes Mellitus di wilayah kerja Puskesmas Sukoharjo I Kabupaten Sukoharjo. D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Ilmu Pengetahuan a. Hasil penelitian ini diharapakan dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan khususnnya berkaitan tentang tingkat stress terhadap kadar gula darah pada penderita Diabetes Mellitus. b. Bagi Peneliti selanjutnya Sebagai sumber data dan informasi bagi yang akan melakukan penelitian mengenai tingkat stress dan kadar gula darah dengan variabel dan metode penelitian yang lebih komplek.

6 2. Manfaat Praktis a. Bagi klien Diabetes Mellitus Sebagai masukan dan informasi tentang pentingnya pengaturan tingkat stress sehingga kadar gula darah dapat terkontrol. b. Bagi Perawat di Puskesmas Sukoharjo I Diharapkan dapat sebagai bahan pertimbangan dalam upaya peningkatan pelayanan kesehatan, meningkatkan kinerja perawat dalam memberikan asuhan keperawatan kepada klien Diabetes Mellitus. c. Instansi Puskesmas Daerah Sukoharjo I Sebagai wacana keilmuan di Puskesmas Sukoharjo I tentang keterkaitan tingkatan stress terhadap kadar gula darah, dan menjadi tindak lanjut agar pasien mempunyai kadar gula darah yang normal. E. Keaslian Penelitian Sepengetahuan penulis penelitian tentang hubungan tingkat stress terhadap kadar gula darah merupakan penelitian pertama yang dilakukan di Wilayah Kerja Puskesmas Sukoharjo I Kabupaten Sukoharjo. Penelitian lain yang relevan mengenai Stress yaitu : Penelitian yang dilakukan oleh Haryati. (2005) dengan judul Hubungan dukungan sosial dengan stress pada pasien yang menjalani hemodialisa di RSUD Dr Moewardi Surakarta, jenis penelitian ini yaitu study korelasi dengan metode deskriptif dan desain yaitu cross sectional, jumlah

7 responden 35 orang. Hipotesis pada penelitian ini adalah ada hubungan antara dukungan sosial dengan stress pada pasien yang menjalani hemodialisa. Instrumen yang digunakan berupa kuesioner dengan hasil penelitian ada korelasi antara dukungan sosial dengan stress pada pasien yang menjalani hemodialisa di RSUD Dr Moewaedi Surakarta. Perbedaan penelitian yang dilakukan peneliti adalah, tempat penelitian, jenis penelitian, variabel penelitian, instrumen penelitian,dan responden penelitian. Peneliti melakukan penelitian di Wilayah Kerja Puskesmas Sukoharjo I, jenis penelitian adalah kuantitatif dengan menggunakan metode Deskriptif analitik, variabel penelitian ini adalah tingkat stress dan kadar gula darah, instrumen yang digunakan adalah lembar kuisioner dan alat pengukur Gula Darah Puasa (glukotest digital). Responden penelitian yaitu Pasien dengan diagnosa Diabetes Mellitus di Wilayah Kerja Puskesmas Sukoharjo I. Kemudian penelitian tentang kadar gula darah pasien Diabetes Mellitus yang dilakukan oleh Maryanti (2004). Hubungan antara pelaksanaan olah raga dengan terkontrolnya kadar gula darah pada penderita DM di Poliklinik Penyakit Dalam RSUD Sleman Yogyakarta, jenis penelitian non eksperimental dengan rancangan cross sectional, jumlah responden 30 orang. Intrumen yang digunakan adalah lembar kuisioner dan rekam medik penderita Diabetes Mellitus. Hasil penelitian ada hubungan yang bermakna antara pelaksanaan olahraga dengan terkontrolnya kadar gula darah pada pasien penderita Diabetes Mellitus. Perbedaan penelitian yang dilakukan peneliti adalah, tempat penelitian, jenis penelitian, variabel penelitian,dan

8 instrumen penelitian. Peneliti melakukan penelitian di Wilayah Kerja Puskesmas Sukoharjo I, jenis penelitian adalah kuantitatif dengan menggunakan metode deskriptif analitik, variabel penelitian ini adalah tingkat stress dan kadar gula darah, instrumen yang digunakan adalah lembar kuisioner dan alat pengukur Gula Darah Puasa (glukotest digital). Berdasarkan penelitian di atas, maka disimpulkan bahwa penelitian ini bukan merupakan penelitian yang bersifat duplikasi/replikasi.