PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYUSUN PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS BAGI GURU-GURU IPS SMP

dokumen-dokumen yang mirip
Pembinaan Sekolah SMK untuk Meningkatkan Profesionalisme Guru PKn Melalui PTK dan Publikasi Ilmiah

Rasiman 1, Wahyu Widayanto 2. Abstrak

1 Suharsimi Arikunto, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), h. 2.

PENELITIAN TINDAKAN BAGI GURU DALAM MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN

PENINGKATAN KOMPETENSI GURU MEMBUAT PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK) MELALUI WORKSHOP MODEL P2FR DI SMP NEGERI 43 MEDAN

MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA MELALUI MODEL PROBLEM SOLVING LEARNING BERBASIS DISCOVERY PADA KELAS VII

PELATIHAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS UNTUK MENINGKATKAN PROFESIONALISME GURU SD DI KECAMATAN BULELENG

Khoirun Nisa Nurul Fitri 1, Lilis Sugiyanti 2 PTE FT UNNES 1, SMA Negeri 2 Ungaran 2

JEMBER TAHUN PELAJARAN

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI PENGGUNAAN ALAT PERAGA KONKRIT PADA SISWA KELAS 1A SDN DARUNGAN 01 KECAMATAN TANGGUL KABUPATEN JEMBER

PENYUSUNAN PROPOSAL DAN LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN SAINS DENGAN MENGGUNAKAN METODE EKSPERIMEN DI KELAS V SD

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Pembelajaran kooperatif tipe TGT dapat meningkatkan kualitas. pembelajaran IPS di kelas IVB SDN Nanggulan Sleman.

Purhandayani SMP Teuku Umar Semarang

P., 2015 PENGARUH PEMBERIAN TUNJANGAN PROFESI TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU DI SMPN SE-RAYON 03 KABUPATEN GARUT

PENGEMBANGAN KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DALAM PENELITIAN TINDAKAN KELAS BAGI GURU- GURU BAHASA ARAB MADRASAH TSANAWIYAH

BAB III METODE PENELITIAN

Oleh: Ning Endah Sri Rejeki 2. Abstrak

Penerapan Metode Resitasi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VI SDN 2 Panau Pada Mata Pelajaran PKn

CONTOH : PROPOSAL PTK

FAKULTAS EKONOMI UNNES

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian tindakan kelas (classroom. praktis pembelajaran. (Depdikbud, 2002:3).

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR DAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COURSE REVIEW HORAY

BAB III METODE PENELITIAN. keadaan subyek/obyek penelitian berdasarkan fakta-fakta yang tampak

LAPORAN KEGIATAN PENGABDIAN PADA MASYARAKAT (PPM) DOSEN

BAB III METODE PENELITIAN. dengan jumlah siswa sebanyak 35 orang siswa. Sedangkan yang menjadi objek dalam penelitian

Jurnal Praksis dan Dedikasi Sosial

ISSN No Media Bina Ilmiah 31

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. research), karena penelitian dilakukan untuk memecahkan masalah

PENERAPAN METODE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS IV SD NEGERI MEDAN ESTATE

PENYUSUNAN PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS (Bidang Bahasa di Jenjang Sekolah Dasar) Oleh: Supartinah, S.Pd. PGSD FIP UNY

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE PEMBELAJARAN PERMAINAN SIMULASI PADA MATA PELAJARAN PPKN SMP NEGERI 5 TEBING TINGGI

SERTIFIKASI GURU, ANTARA PROFESIONALISME, TANTANGAN, DAN REALITA GURU*) Oleh : Badrun Kartowagiran**)

PENDAMPINGAN PELAKSANAAN PENELITIAN PENGEMBANGAN BAGI GURU SD GURU DI KOTA SINGARAJA

MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPS MELALUI MODEL TAKE AND GIVE PADA SISWA KELAS IX G SMP NEGERI 3 CIAMIS. Oleh: TETI MARYATI Guru SMP Negeri 3 Ciamis

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SEJARAH POKOK BAHASAN ZAMAN PENDUDUKAN MILITER JEPANG DI INDONESIA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN EKONOMI

BAB III METODE PENELITIAN

PENINGKATAN KOMPETENSI PENELITIAN TINDAKAN KELAS BAGI GURU BAHASA JEPANG SMA/SMK SE-KOTA SEMARANG

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tindakan kelas pada dasarnya adalah penelitian yang dikembangkan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (Class Room Action

Oleh: Yuni Isnawati Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia ABSTRAK

PEMANFAATAN MUSEUM SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA TERHADAP MATERI PRASEJARAH BAGI GURU- GURU SMA KOTA SEMARANG

CALON PENERIMA BLOCK GRANT TAHUN 2010 LEMBAGA PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN JAWA TENGAH

BAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI HASIL PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

SERTIFIKASI GURU DAN DOSEN TAHUN 2009: DASAR HUKUM DAN PELAKSANAANNYA 1

BAB III METODE PENELITIAN

PENERAPAN TEKNIK CHAIN MESSAGE COOPERATIVE UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA PEMBELAJARAN IPS

PENINGKATAN HASIL BELAJAR EKONOMI DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION

Peningkatan Kedisiplinan dan Hasil Belajar IPA pada Materi Klasifikasi Benda Melalui Discovery Learning Siswa Kelas VII C SMP Negeri 2 Tolitoli

PELATIHAN MENDESAIN PENELITIAN TINDAKAN KELAS DAN PENGEMBANGAN MODEL DICK AND CAREY BAGI GURU-GURU DI SMA NEGERI 1 NARMADA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PELATIHAN STRATEGI-STRATEGI DALAM MEMECAHKAN MASALAH MATEMATIKA UNTUK GURU SMP/MTS

BAB III METODE PENELITIAN

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. kelas (PTK) sebenarnya diawali dari istilah action research atau penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. atau Classroom Action Research (CAR). Pendekatan PTK dipilih karena

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Sejarah Singkat SMP Negeri 15 Yogyakarta. terletak di jantung kota Yogyakarta yaitu di sebelah Stasiun

Jurnal Ilmiah Pendidikan Biologi Bioscientist Vol. 3 No.2, ISSN

BAB III METODE PENELITIAN. Jika akar permasalahan sudah diketahui, alternatif berikutnya adalah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Dwi Ambarwati 1. PENDAHULUAN

Key Words: map board media, social science learning achievement, ethnic and culture diversity in Indonesia

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Oleh: Sumirah SDN I Karanganyar, Gandusari, Trenggalek

Retno Sri Iswari, Sri Mulyani ES, Sigit Saptono, Endah Peniati, Eling Purwantoyo. Abstrak FMIPA UNNES

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Mei 2012.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang berjumlah 20 orang. Permasalahan dalam penelitian in adalah kurangnya

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. XII, No. 1, Tahun 2014 Shinta Agustina Siregar & Sukanti 1-13

IPTEK BAGI MASYARAKAT (IBM) Putu Suarniti Noviantari Universitas Mahasaraswati Denpasar

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian tindakan kelas (classroom

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 3 No. 3 ISSN X. Ni Ketut Mirniati

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. maka dari itu guru harus mempunyai kompetensi di dalam mengajar. Menurut

Ani Wantini SMP N 10 Semarang. Abstrak

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian tindakan kelas (PTK), yang

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMP NEGERI 3 SEMARANG

PENINGKATAN KREATIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPS

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI AKTIVITAS EKONOMI MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS IV SDN II ARYOJEDING KABUPATEN TULUNGAGUNG

Gambar 3.1. Bagan siklus Penelitian Tindakan Kelas

Dalam Undang-Undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen dalam. tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas. Istilah dalam bahasa Inggris adalah Classroom Action

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK),

MENINGKATKAN KOMPETENSI MENGGAMBAR DESAIN POSTER MELALUI METODE DEMONSTRASI PADA SISWA KELAS XI DKV SMK NEGERI PACITAN TAHUN PELAJARAN 2012/2013

PENERAPAN METODE QUANTUM LEARNING TEKNIK PETA PIKIRAN UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SOSIOLOGI SISWA KELAS X IPS 5 SMA AL ISLAM 1 SURAKARTA

STUDI TENTANG KOMPETENSI PEDAGOGIK DAN PROFESIONAL BAGI GURU GEOGRAFI DI SMA NEGERI KABUPATEN PATI. Erni Suharini Jurusan Geografi FIS UNNES.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. pemecahan masalah atau perbaikan. 1. pembelajaran di kelas, sehingga hasil belajar dapat ditingkatkan.

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING DI KELAS V SD

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYUSUN PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS BAGI GURU-GURU IPS SMP Sunarko dan Eva Banowati Jurusan Geografi C1 FIS UNNES, sunarko.fis@gmail.com Abstrak Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan untuk: 1). memberikan pemahaman tentang Penelitian Tindakan Kelas kepada guru-guru IPS SMP/MTs. di Kabupaten Semarang. 2). meningkatkan keterampilan menyusun proposal Penelitian Tindakan Kelas bagi guru-guru IPS SMP di Kabupaten Semarang. 3). memberikan pendampingan pada guru-guru IPS SMP, khususnya yang berkaitan dengan masalah Penelitian Tindakan Kelas.Metode yang digunakan dalam pengabdian ini yaitu memberikan penyuluhan, kerja kelompok dan pelatihan penyusunan proposal penelitian tindakan kelas. Kegiatan pengabdian diikuti oleh 24 guru yang berasal dari 22 SMP/MTs di Kabupaten Semarang. Hasil pengabdian menunjukkan secara teoritis berhasil, hal ini dilihat dari 24 peserta pelatihan, 74% peserta dapat memahami cara menyusun proposol PTK dengan baik dan bahkan 8% peserta dapat memahami menyusunan. Proposal PTK sangat baik. Namun dilihat dari praktek menyusunan proposal hasilnya belum memuaskan, karena baru 25% peserta yang dapat menyusun proposal PTK dengan baik dan 33% termasuk cukup, sedangkan 42% perserta belum berhasil menyusun proposal PTK. Kata Kunci : Keterampilan, Proposal Penelitian Tindakan Kelas. PENDAHULUAN. Pada saat pelaksanaan sertifikasi bagi guruguru SD,SMP,SMA, maupun SMK, portofolio adalah bukti fisik (dokumen) yang harus dikumpulkan dan selanjutnya dinilai oleh assesor untuk mengetahui lolos tidaknya seorang guru untuk mendapatkan sertifikat sebagai guru yang profesional. Pengalaman dari para assesor termasuk tim pengabdian pada masyarakat ini, menemukan bahwa dari 10 komponen, ada salah satu komponen yang nilainya 0 (nol) karena dokumen tersebut tidak diisi yaitu komponen karya pengembangan profesi, khususnya karya penelitan di bidang pendidikan. Kondisi semacam ini terjadi baik pada guru-guru yang lolos sertifikasi maupun yang tidak lolos dan harus mengikuti PLPG. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan guruguru untuk melaksanakan penelitian di bidang pendidikan masih sangat kurang, termasuk dalam penelitian tindakan kelas. Pada saat pelaksanaan PLPG bagi guruguru yang tidak lolos sertifikasi terungkap pula bahwa para peserta sangat membutuhkan pelatihan-pelatihan tentang penelitian tindakan kelas. Mereka menyadari bahwa penelitian ini sangat bermanfaat dan sangat dibutuhkan bagi seorang guru yang sudah profesional. Oleh

karena itu permasalahan yang akan dipecahkan pada kesempatan pengabdian pada masyarakat ini yaitu; (1) Bagaimanakah meningkatkan pemahaman guru-guru IPS SMP dalam pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas? (2) Bagaimakah meningkatkan keterampilan guruguru IPS SMP dalam menyusun proposal Penelitian Tindakan Kelas? Tujuan kegiatan pengabdian pada masyarakat yaitu: (1) Memberikan pemahaman tentang Penelitian Tindakan Kelas kepada guru-guru IPS SMP. di Kabupaten Semarang. (2) Meningkatkan keterampilan menyusun proposal Penelitian Tindakan Kelas bagi guru-guru IPS SMP di Kabupaten Semarang, (3) Memberikan pendampingan pada guru-guru IPS SMP, khususnya yang berkaitan dengan masalah Penelitian Tindakan Kelas. Manfaat kegiatan pengabdian pada masyarakat yaitu, (1) meningkatkan kualitas pembelajaran bagi guru-guru IPS SMP, (2) meningkatkan prestasi belajar siswa, (3) meningkatkan profesionalisme guru-guru SMP. METODE Kerangka pemecahan masalah yang dihadapi oleh guru-guru IPS SMP di Kabupaten Semarang yaitu pemberian penyuluhan dan pelatihan penyusunan proposal lewat kegiatan pengabdian pada masyarakat. Pemberian penyuluhan dan pelatihan penyusunan proposal penelitian tindakan kelas lewat kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini merupakan alternatif yang paling efektif dan efisien untuk memecahkan permasalahan yang dihadapi oleh guru-guru IPS SMP di Kabupaten Semarang karena: (1) di dalam kegiatan ini para guru diberikan penyuluhan, pelatihan (praktik) dan bimbingan secara langsung cara-cara menyusun proposal penelitian tindakan kelas, (2) waktu pemberian pelatihan disesuaikan dengan waktu mengajar sehingga para guru tidak perlu meninggalkan jam mengajarnya, (3) tempat kegiatan dapat dilakukan berdekatan dengan tempat guru-guru mengajar disekolah dan (4) peserta pelatihan tidak dipungut biaya. Bentuk penyuluhan dan pelatihan penyusunan proposal penelitian tindakan kelas dalam kegiatan pengabdian kepada masyrakat ini dibagi menjadi beberapa tahap yaitu: (1) ceramah/penyuluhan dan bimbingan, metode ini digunakan untuk menjelaskan tentang caracara dan langkah-langkah penyusunan proposal penelitian tindakan kelas disertai dengan berbagai macam contoh proposal, (2) pemberian pelatihan secara klasikal, melalui metode ini peserta pengabdian berlatih menyusun proposal penelitian dengan bimbingan tim pengabdian, (3) pemberian pelatihan secara mandiri, para peserta pengabdian berlatih secara individu menyusun proposal penelitian tindakan kelas, (4) presentasi secara individu, para peserta secara individu mempresentasikan proposal penelitian yang telah disusun, (5) perbaikan proposal, berdasarkan masukan dari peserta pelatihan yang lain dan tim pengabdian. Peserta pengabdian memperbaiki poroposal yang telah dipresentasikan. Dengan kegiatan-kegiatan tersebut diharapkan pemahaman dan keterampilan guru IPS SMP dalam menyusun proposal penelitian tindakan kelas lebih meningkat. Bahan yang digunakan dalam pengabdian kepada masyarakat ini yaitu makalah tentang cara menyusun proposal penelitian tindakan kelas dan berbagai macam contoh proposal penelitian tindakan kelas. Untuk membantu kelancaran pengabdian masyarakat alat yang digunakan yaitu laptop, LCD dan kamera. Bentuk evaluasi yang digunakan untuk mengetahui tingkat keberhasil pengabdian yaitu, (1) pengamatan/observasi untuk mengetahui tingkat kehadiran, ketekunan dan kesungguhan, (2) tes tertulis, untuk mengetahui tingkat pemahaman peserta setelah mengikuti penyuluhan tentang cara penyusunan proposal penelitian tindakan kelas, (3) penilaian unjuk kerja untuk mengetahui kemampuan peserta dalam menyusun proposal penelitian tindakan kelas (melihat proposal yang telah disusun).

Statistik yang digunakan untuk menganalisis data dalam pengabdian kepada masyarakat ini analisis deskriptif persentase dan agar mudah dipahami data tersebut ditampilkan dengan bantuan tabel. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Kegiatan Peserta kegiatan pelatihan penyusunan proposal Penelitian Tindakan Kelas adalah guru-guru IPS SMP di Kabupaten Semarang. Semula direncanakan jumlah pesertanya yaitu 20 guru, namun dalam realisasinya bertambah 25% menjadi 24 guru. Peserta berasal dari 21 SMP Negeri dan 1 SMP Swasta, masingmasing mengirim seorang guru kescuali SMP Negeri I Ungaran dan SMP Negeri I Suruh yang mengirim 2 orang guru. Hal ini karena guru di SMP tersebut ada yang menjadi pengurus MGMP. Peserta terdiri dari 16 guru putri dan 8 guru pria. Secara umum, kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan oleh Tim pengabdian tentang pelatihan penyusunan proposal penelitihan tindakan kelas hasilnya cukup baik. Semua kegiatan yang direncanakan dapat berjalan sesuai jadwal yang telah ditentukan. Semua unsur yang terlibat dalam kegiatan ini dapat hadir sehingga tujuan pokok dari kegiatan ini dapat disampaikan dengan baik dan respon dari peserta juga sangat antusias. Hal ini dapat dilihat dari kehadiran peserta dalam mengikuti pelatihan. Pada hari pertama yang semula ditarget 20 peserta, ternyata yang hadir 24 peserta (125%) dan mereka mengikuti pelatihan sampai jam terakhir. Begitu juga pada hari yang kedua dan ketiga para peserta tidak ada yang absen, semua hadir 24 orang (100%) tepat waktu dan mengikuti sampai penutupan kegiatan pelatihan. Secara khusus (teoritis) berikut ini disajikan hasil pencapaian tujuan dari kegiatan pelatihan. Hasil kegiatan pre test dan post test peserta pelatihan ditampilkan pada tabel berikut ini. Tabel 1. Nilai Pre Tes dan Pos Tes Penyusunan Proposal PTK No Nilai Pretes % Pos Tes % Jml Jml 1 50 10 42 0 0 2 60 5 21 4 16 3 70 7 29 6 24 4 80 2 8 12 50 5 90 0 0 2 8 6 100 0 0 0 0 24 100 24 100 Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa pada saat pre test sebagian besar 15 peserta (61 %), belum memahami tentang cara penyusunan proposal PTK, hal ini ditandai dengan nilai yang diperoleh saat pre test 60 kebawah. Bahkan sebagian besar 10 peserta (66,6%) tersebut nilainya 50. Setelah mendapatkan pelatihan dan dilakukan pos test ternyata pemahaman peserta pelatihan dalam menyusun proposal meningkat. Hal ini dapat dilihat dari hasil pre test yang mendapatkan nilai 50 ada 10 orang dan yang mendapatkan nilai 60 ada 5 orang namun setelah mengikuti pelatihan dan diadakan pos test yang mendapatkan nilai 50 tidak ada dan yang mendapatkan nilai 60 tinggal 4 orang (16%). Disamping itu pada saat pre test yang mendapatkan nilai 80 hanya 2 orang (8%) dan nilai 90 tidak ada, namun pada saat pos test meningkat yang mendapatkan nilai 80 menjadi 12 orang (50%) dan yang mendapatkan jilai 90 ada 2 orang (8%). Berdasarkan perbandingan dari kedua nilai tersebut, maka dapat dikatakan bahwa secara teoritis kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini berhasil. Hasil pelatihan pengabdian kepada masyarakat yang berupa penyusunan proposal PTK ternyata belum sesuai dengan apa yang telah ditargetkan. Sesuai dengan rancangan keberhasilan pelatihan yaitu 15 peserta (62,5%) dapat menyusun proposal PTK dengan baik ternyata hanya 6 peserta (25%) yang dapat membuat proposal PTK dengan baik, 8 peserta (33%) dapat menyusun

proposal walaupun masih tergolong cukup sedangkan yang 10 peserta (42%) dalam menyusun proposal PTK belum selesai atau masih kebingungan. Berdasarkan hasil tersebut bahwa kegiatan pengabdian kepada masyarakat dalam penyusunan proposal PTK dapat dikatakan belum memuaskan. Karena yang berhasil menyusun proposal dengan kategori baik baru 25%, dan yang cukup 33%, dan yang belum berhasil masih ada 42%. Pembahasan Hasil Kegiatan Kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang memilih sasaran guru-guru IPS SMP di Kabupaten Semarang ini dilihat dari kehadiran dan keseriusan peserta dalam mengikuti pelatihan dapat dikatakan berhasil. Hal ini dapat dilihat dari jumlah peserta yang mengikuti kegiatan pelatihan yang semula direncanakan 20 peserta bertambah menjadi 24 peserta. Begitu pula dilihat dari kehadiran mulai dari hari pertama sampai dengan hari terakhir kehadiran peserta mencapai 100%. Mereka mengikuti pelatihan dengan tekun dan serius. Disamping itu secara teoritis pengabdian ini juga dapat dikatakan berhasil karena sebagian besar (83%) peserta mempunyai pemahaman yang baik tentang cara menyusun proposal penelitian tindakan kelas. Keberhasilan pengabdian masyarakat ini karena kegiatan pelatihan dilaksanakan pada jam-jam dimana para peserta tidak mengajar. Kegiatan pengabdian dilaksanakan setiap hari Kamis yang merupakan hari pertemuan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) IPS. Disamping itu tempat pelaksanaan kegiatan di SMP Negeri 1 Ungaran yang merupakan tempat bertemunya guru-guru yang tergabung dalam kegiatan MGMP IPS di Kabupaten Semarang.. Beberapa faktor lain yang mendukung keberhasilan pelaksanaan kegiatan pelatihan ini yaitu; 1. Tersedianya fasilitas (LCD, Laptop, ruangan untuk pelatihan) di SMP Negeri 1 untuk kegiatan pelatihan. 2. Sebagian besar peserta belum pernah mengikuti pelatihan PTK, sedangkan di sisi lain peran guru untuk meningkatkan kompetensi dan profesionalismenya dituntuk untuk melakukan PTK. 3. Dukungan penuh dari para Kepala Sekolah SMP untuk memberikan ijin para guru dalam mengikuti pelatihan. 4. Dukungan dari Ketua MGMP IPS Kabupaten Semarang yang mengkoordinasikan antara Tim pengabdian dengan pihak guru-guru SMP peserta pelatihan. Keberhasilan pengabdian kepada masyarakat secara teoritis seperti yang telah dijelaskan di depan belum diikuti keterampilan para peserta pengabdian dalam menyusun proposal PTK. Hal ini dapat dilihat dari jumlah peserta yang mampu menyusun proposal PTK dengan baik sebanyak 6 peserta (25%). Hal ini disebabkan, (1) waktu untuk menyusun proposal PTK relatif sempit, karena penyusunan proposal dilakukan di sela-sela waktu tidak mengajar, (2) kesulitan mendapatkan buku-buku sebagai rujukan tinjauan pustaka, (3) pelaksanaan bimbingan penyusunan proposal kurang efektif karena waktu relatif sempit dan dilaksanakan pada saat pertemuan pelatihan (tidak dapat secara kontinyu). SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil evaluasi, kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini berjalan baik dan sesuai dengan yang direncanakan. Beberapa hal yang terkait dengan keberhasilan pelatihan ini yaitu; 1. Pelaksanaan pelatihan mendapatkan respon yang positif dari perserta 2. Pemahaman peserta pelatihan tentang Penelitian Tindakan Kelas meningkat. 3. Sebagian peserta pelatihan (25%) dapat menyusun proposal Penelitian Tindakan Kelas secara baik, sebagian peserta (33%) dapat menyusun proposal PTK walaupun belum baik dan sebagian peserta (42%)

masih belum mampu menyusun Penelitian Tindakan Kelas. Saran DAFTAR PUSTAKA Andreas, Priyono. 2001. Petunjuk Praktis Classroom Base Action Researh. Semarang: Kanwil Depdiknas, Propinsi Jawa Tengah. Anonim. 1999. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Dirjen Dikti Saran yang disampaikan perlu adanya pendampingan terhadap guru-guru yang telah mendapatkan pelatihan khususnya bagi guruguru yang akan menindak lanjuti pelaksanaan penelitian tindakan kelas di sekolah masingmasing. Suhandini, Purwadi. 2003. Penelitian Tindakan Kelas Geografi. Jakarta: Direktorat PLP, Dikdasmen, Depdiknas Suharsimi, dkk. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta. Bumi Aksara Zainal Aqib, 2006. Penelitian Tindakan Kelas Untuk Guru. Bandung: Yrama Widya