BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. kemampuan dan atau kemauan sendiri (Saiman, 2009:43).

dokumen-dokumen yang mirip
KEMAMPUAN INOVASI MEMEDIASI PENGARUH ORIENTASI KEWIRAUSAHAAN TERHADAP KINERJA PRODUK IMK SEKTOR INDUSTRI MAKANAN DI KOTA DENPASAR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG. Peranan Usaha Kecil Menengah (UKM) dalam perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. Kecil Menengah (UMKM). Adalah suatu kegiatan ekonomi yang berperan

BAB I PENDAHULUAN. berkembang dapat dikatakan sebagai tulang punggung perekonomian negara. Keberadaan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. daya untuk mencari peluang menuju sukses. Munculnya kreatifitas dan

A. JUDUL PENGABDIAN: PELATIHAN PERENCANAAN USAHA BAGI REMAJA USIA PRODUKTIF DI DUSUN SLANGGEN, TIMBULHARJO, SEWON, BANTUL, YOGYAKARTA

bermunculan lah pengusaha-pengusaha risol baru yang menjadi pesaing dari usaha

BAB I. Pendahuluan. yang seara langsung telah mempengaruhi cara pengusaha menciptakan dan

BAB II KERANGKA TEORI

BAB I PENDAHULUAN. peluang baru merupakan ancaman bagi pengusaha apotek. Meskipun layanan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perkembangan perekonomian Indonesia semakin meningkat.

BAB V PENUTUP. khas minang di kota Padang dengan menguji hubungan antara entrepreneurial

BAB I PENDAHULUAN. untuk menggambarkan operasional dan menerangkan soal keuangan, tahap

BAB I PENDAHULUAN. bermunculan dan telah dimanfaatkan oleh para investor dari dalam negeri maupun

BAB I. dari unsur-unsur tersebut (Kotler dan Keller, 2009). Tujuannya untuk. mengidentifikasi produk dan layanan dari kelompok penjual serta untuk

BAB II TINJAUAN KONSEPTUAL

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian Indonesia. Sektor UMKM adalah salah satu jalan untuk

banyak Rp 1 miliar per tahun.

LAMPIRAN: STRUKTUR ORGANISASI SUMBER BAHAGIA PRINTING. Pemilik

Modul ke: KEWIRAUSAHAAN PENDAHULUAN DAN GAMBARAN UMUM. 01Fakultas FASILKOM. Matsani, S.E, M.M. Program Studi SISTEM INFORMASI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Munculnya persaingan dalam dunia bisnis merupakan hal yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. dengan ide-ide yang kreatif dan inovatif. Industri barang dan jasa pun semakin

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada Era Globalisasi ini, aktivitas pembangunan dan perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. Di hampir semua periode sejarah manusia, kewirausahaan telah mengemban fungsi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. untuk menggambarkan operasi dan menerangkan soal keuangan, tahap

BAB II LANDASAN TEORI Pengertian Enterpreneurship atau Kewirausahaan. nilai yang diperlukan untuk memulai suatu usaha (startup phase) atau

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan tekhnologi didunia bisnis yang begitu pesat menjadi

Kewirausahaan. Kewirausahaan Dan Lingkungan. Ari Sulistyanto, S. Sos., M.I.Kom. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi Manajemen.

BAB I PENDAHULUAN. dalam hal menyerap tenaga kerja, meningkatkan jumlah unit usaha, dan. mendukung pendapatan rumah tangga (dalam Kuncoro, 2000:15).

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Menurut Kotler dan Armstrong (2019:253) produk adalah segala sesuatu yang dapat

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. sebuah produk (Aaker, 1991). Model asli dari ekuitas merek pelanggan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. penampilan bagi manusia. Pakaian juga mencerminkan pribadi orang yang

BAB 1. aktivitas pejualan barang atau jasa yg dilakukan secara langsung untuk memenuhi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pengaruh perkembangan zaman yang semakin pesat membuat setiap pemilik

1. Tujuan Instruksional Umum (TIU) 2. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)

BAB I PENDAHULUAN. untuk menggambarkan operasional dan menerangkan soal keuangan, tahap

BAB 1 PENDAHULUAN. keinginan konsumen serta perubahan yang terjadi dalam menempatkan orientasi. kepada kepuasan pelanggan sebagai tujuan utama.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. penduduk. Masalah yang timbul adalah faktor apa yang mendasari proses

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan salah satu kebutuhan hidup yang terpenting, karena UKDW

Adanya perubahan gaya hidup dan mobilitas yang semakin tinggi menyebabkan masyarakat lebih menyukai makanan yang praktis tetapi memiliki nilai gizi

BAB I PENDAHULUAN. Keputusan pembelian merupakan kesimpulan terbaik konsumen untuk melakukan

BAB I PENDAHULUAN. Sekarang ini perusahaan industri sepeda motor di indonesia semakin

BAB I PENDAHULUAN. Terjadinya persaingan dalam dunia bisnis abad ini tidak dapat dihindarkan lagi. Bahkan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. menunjukkan tabel gambaran umum responden pada penelitian ini: Tabel 4.1. Gambaran Umum Responden

BAB I LATAR BELAKANG. dunia bisnis saat ini semakin kompetitif. Hal ini berlaku untuk segala jenis

BAB I PENDAHULUAN. kepada kepuasan pelanggan sebagai tujuan utama. Tidak terkecuali usaha dalam

BAB I PENDAHULUAN. bisnis baru yang bermunculan dengan berbagai inovasi dan variasi terbarunya

TUGAS KARYA ILMIAH LINGKUNGAN BISNIS

Kewirausahaan dan Memulai Bisnis Kecil

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah kota besar terdiri dari beberapa multi etnis baik yang pribumi maupun

BAB I PENDAHULUAN. penting, karena dalam berwirausaha kreativitas, inovasi dan pengetahuan

I. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki peranan yang penting bagi pertumbuhan pembangunan

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ini maka diperlukan adanya teori-teori atau konsep-konsep yang

Pengaruh Orientasi Kewirausahaan Terhadap Kinerja Produk Pada Agroindustri Kopi Di Kota Bukittinggi

BAB I PENDAHULUAN. semakin berkembang, selain itu mereka selalu berlomba-lomba untuk menunjukkan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada saat ini perkembangan sektor jasa telah mengalami peningkatan yang

masukan untuk menentukan strategi bisnis, terkait dengan kegiatan orientasi pasar

BAB I PENDAHULUAN. melatih personel-personel jasa yang terampil, berpengetahuan dan menarik. Namun

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan agar daya saing Asean meningkat serta bisa menyaingi Cina dan India

Produksi Media PR Cetak. Modul ke: 05FIKOM. Brand Image. Fakultas. Program Studi HUMAS. Mintocaroko, S.Sos., M.Ikom

Modul ke: KEWIRAUSAHAAN KONSEPSI DASAR KEWIRAUSAHAAN. 02Fakultas FASILKOM. Program Studi SISTEM INFORMASI

BAB I PENDAHULUAN. mahasiswa menjadi bibit wirausaha (Indra 2010). Pengembangan

BAB 1 PENDAHULUAN. kemajuan teknologi dibidang perbankan dewasa ini. Berbagai usaha dilakukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Strategi pemasaran yang dilakukan oleh perusahaan pada umumnya lebih

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tanggapan yang diinginkan perusahaan dalam pasar sasaran (Kotler,2003).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. baru dapat dikatakan bermanfaat apabila dapat dikelola oleh sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. Usaha pembuatan stempel kini merupakan salah satu pekerjaan yang banyak

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. bidang perekonomiannya. Pembangunan ekonomi negara Indonesia di. ide baru, berani berkreasi dengan produk yang dibuat, dan mampu

BAB I PENDAHULUAN. upaya menjalin hubungan yang baik dengan pelanggan atau disebut dengan

BAB I. Pendahuluan. pertumbuhan ekonomi pasca krisis tahun 1998 dimana saat itu banyak perusahaanperusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Pengangguran masih menjadi masalah serius di Indonesia karena sampai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Di era globalisasi saat ini banyak sekali kemajuan dan perubahan yang

BAB I PENDAHULUAN. Jawa Timur, terutama dalam meningkatkan pendapatan asli daerah,

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. usaha organisasi atau perusahaan dalam mendesain, promosi, harga dan distribusi

kewirausahaan karyawannya

BAB 1 PENDAHULUAN. aktivitas masyarakat, baik di perkotaan maupun di pedesaan tak lepas dari

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Asep Jolly, 2015 Pengembangan model komunitas pembelajaran untuk meningkatkan kewirausahaan

BAB I PENDAHULUAN. juga cukup fleksibel dan dapat dengan mudah beradaptasi dengan pasang surut

BAB I PENDAHULUAN. Setiap pemain bisnis di Indonesia harus menghadapi tingkat persaingan bisnis yang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan bisnis di era sekarang telah berkembang sangat pesat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN an merupakan pukulan yang sangat berat bagi pembangunan Indonesia. ekonomi yang lebih besar justru tumbang oleh krisis.

BAB I PENDAHULUAN. bidang yang sama sehingga banyak perusahaan yang tidak dapat. mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan.

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia merupakan pasar terbesar otomotif di kawasan Asia. Setelah tahun lalu

BAB I PENDAHULUAN. dapat dihindari dengan adanya persaingan maka perusahaan-perusahaan akan

BAB IV. Hasil dan Pembahasan

I. PENDAHULUAN. TUJUAN Memahami konsep kewirausahaan Memahami kunci sukses kewirausahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Era globalisasi yang terjadi saat ini menimbulkan persaingan

Transkripsi:

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Kewirausahaan Kewirausahaan adalah hal-hal atau upaya-upaya yang berkaitan dengan penciptaan kegiatan atau usaha aktivitas bisnis atas dasar kemauan sendiri dan atau mendirikan usaha atau bisnis dengan kemauan dan atau kemampuan sendiri. Wirausaha/wiraswasta adalah orang-orang yang memiliki sifat-sifat kewiraswastaan/kewirausahaan dan umumnya memiliki keberanian dalam mengambil risiko terutama dalam menangani usaha atau perusahaannya dengan berpijak pada kemampuan dan atau kemauan sendiri (Saiman, 2009:43). Ada beberapa alasan mengapa seseorang memiliki motivasi untuk melakukan wirausaha, salah satunya ialah laba, kebebasan, impian personal serta kemandirian. Sukses tidaknya seseorang menjadi wirausahawan tidak semata-mata dipengaruhi dari banyaknya modal dan koneksi yang dimiliki. Faktor yang sangat menonjol adalah suatu bisnis perlu dikelola oleh seseorang yang memiliki jiwa kewirausahaan dan tahu mengenai cara suatu bisnis harus dijalankan. Hal yang harus diperhatikan bahwa sukses tidaknya seorang wirausahawan adalah bagaimana seorang wirausahawan tersebut berpikir secara kreatif dan objektif agar bisa menelaah kesempatan-kesempatan yang mungkin muncul dari lingkungan sekitarnya (Saiman, 2009:43). 11

2.1.2 Orientasi Kewirausahaan Orientasi kewirausahaan mengacu pada pengambilan keputusan gaya, praktek, proses dan perilaku yang mengarah pada masuk ke pasar baru atau didirikan dengan barang atau jasa yang baru atau yang sudah ada (Madhoushi, 2011). Definisi orientasi kewirausahaan konsisten dengan pandangan bahwa orientasi kewirausahaan mengarah masuk ke pasar, baik pasar baru atau yang sudah ada, tetapi juga secara eksplisit mengakui bahwa hal ini dapat dicapai baik dengan barang atau jasa baru atau yang sudah ada (Kraus et al., 2011). Moreno & Casillas (2008: 508) dalam Fatoki (2012) mencatat bahwa orientasi kewirausahaan adalah kecenderungan pengambilan keputusan organisasi dalam mendukung kegiatan kewirausahaan. Covin dan Lumpkin (2011: 856) dalam Fatoki (2012) berpendapat bahwa orientasi kewirausahaan adalah sebuah proses dimana individu-individu dalam sebuah perusahaan yang didirikan mengejar peluang kewirausahaan untuk berinovasi tanpa memperhatikan tingkat dan sifat sumber daya yang tersedia saat ini. Orientasi kewirausahaan adalah upaya untuk memperluas keunggulan kompetitif organisasi. Inovatif, pengambilan risiko, dan proaktif, merupakan seperangkat perilaku yang mencerminkan orientasi kewirausahaan (Jalali et al., 2014). Perusahaan dengan tingkat orientasi kewirausahaan yang tinggi akan berusaha untuk memperoleh sumber daya yang disediakan oleh lingkungan. Sumber daya ini kemudian dapat dialokasikan ke arah proyek proaktif dan inovatif yang memungkinkan perusahaan untuk 12

mengeksplorasi dan mengeksploitasi peluang untuk mengubah sumber daya menjadi kinerja yang unggul (Rosenbusch, 2013). 1) Pro-Aktif Memiliki arti yaitu selalu memiliki inisiatif dan tidak menunggu, serta berpikir secara visionaris sehingga memiliki perencanaan tidak saja jangka pendek, namun bersifat jangka panjang (stratejik), dan belajar dari pengalaman orang lain, kegagalan, dan dapat terbuka menerima kritik dan saran untuk masukan pengembangan usaha (Soegiastuti & Haryani, 2013). Apabila perusahaan proaktif, berarti perusahaan memiliki sikap inisiatif dan tidak menunggu, serta berpikir secara visionaris sehingga memiliki perencanaan tidak saja jangka pendek, namun bersifat jangka panjang (stratejik), dan belajar dari pengalaman orang lain, kegagalan, dan dapat terbuka menerima kritik dan saran untuk masukan pengembangan usaha (Isa, 2013). Sikap proaktif juga menyangkut sebagaimana pentingnya inisiatif dalam proses kewirausahaan. Untuk menjadi sebuah bisnis yang proaktif, di perlukan beberapa faktor penunjang sebagai indikator, bahwa bisnis tersebut telah memiliki dimensi proaktif dalam orientasi kewirausahaan (Quantananda & Haryadi, 2015) 13

2) Risk Taking Risk Taking atau pengambilan resiko berarti perusahaan berani mengambil resiko, dan menyesuaikan profil resiko serta mengetahui resiko dan manfaat dari suatu bisnis. Perusahaan harus memiliki manajemen resiko dalam segala aktivitas usahanya (Isa, 2013). Berani mengambil risiko merupakan suatu tindakan seorang entrepreneur yang memiliki kesediaan atau kemauan untuk memanfaatkan sumber daya yang dimiliki untuk dapat menjalankan suatu pekerjaan walaupun tanpa adanya kepastian hasil yang akan didapat. Menjadi pelaku sebuah bisnis yang berani mengambil resiko atau risk taking, di perlukan beberapa faktor penunjang sebagai indikator bahwa pelaku bisnis tersebut telah memiliki dimensi risk taking dalam orientasi kewirausahaan (Quantananda & Haryadi, 2015) 2) Inovativenes Memiliki sikap atau pola berpikir yang inovatif sangatlah penting baik untuk usaha besar, maupun IMK untuk mendorong pertumbuhan perekonomian. Suatu usaha yang memiliki orientasi kewirausahaan di dalamnya, biasanya akan lebih berani dan efektif didalam mengelola ide inovatifnya dibandingkan usaha yang tidak (Hafeez et al., 2011). Usaha ini dapat berupa bagaimana suatu usaha berpikir mengenai memperbaiki kualitas produk, meningkatkan nilai produk, memperluas informasi mengenai pasar, dan memperbaiki teknis menjalankan usaha tersebut (Hsu, 2011). 14

2.1.3 Kemampuan Inovasi Inovasi adalah bagaimana sebuah perusahaan atau seseorang menghasilkan uang dari hasil kreativfitas. Inovasi produk merupakan salah satu faktor persaingan yang paling penting untuk mencapai kesuksesan dimana akhir-akhir ini lingkungan bisnis selalu berubah dengan cepat (Soegiastuti & Haryanti, 2013). Inovasi adalah konsep yang lebih luas yang membahas penerapan gagasan, produk atau proses yang baru. Inovasi juga didefinisiskan sebagai penerapan yang berhasil dari gagasan kreatif perusahaan. Oleh karena itu perusahaan diharapkan membentuk pemikiran-pemikiran baru dalam menghadapi baik pesaing, pelanggan dan pasar yang ada (Supranoto, 2009). Seorang wirausaha merupakan inovator, yang tidak selalu berperan sebagai inventor. Pengusaha berperan sebagai orang yang mengatur pengalokasian sumber daya dalam usaha eksploitasi invensi yang mungkin sudah ada sebelumnya. Pengusaha menciptakan kombinasi-kombinasi baru dari penggunaan factor produksi. Pengusaha yang mampu menciptakan jenis barang baru akan memberi keuntungan bagi pasar (Suharyadi et al. 2011:99) dan menarik konsumen baru serta meningkatkan kinerja perusahaan (Hafeez et al., 2012). 2.1.4 Kinerja Produk Kinerja perusahaan merupakan sesuatu yang dihasilkan oleh suatu perusahaan dalam periode tertentu dengan mengacu pada standar yang telah ditetapkan sebelumnya. Hendaknya kinerja perusahaan merupakan hasil yang dapat diukur dan menggambarkan kondisi empirik suatu perusahaan dari berbagai ukuran yang 15

disepakati. Kinerja produk umumnya berkaitan dengan aspek fungsional dari produk dan menjadi karakteristik vital bagi konsumen ketika konsumen akan memilih atau membeli suatu produk. Ini juga dapat diartikan sebagai daya guna suatu produk, yaitu suatu tingkatan kemampuan produk tersebut bekerja sesuai fungsinya (Kusmantini et al., 2011). Berdasarkan penelitian Lianto et al. (2015) digunakan beberapa variabel didalam pengukuran kinerja suatu produk yaitu, kualitas produk, keunggulan harga, dan keunikan produk. 1) Kualitas Produk Kualitas produk adalah totalitas fitur dan karakteristik produk atau jasa yang bergantung pada kemempuannya untuk memuaskan kebutuhan yang dinyatakan atau tersirat. Kualitas produk adalah keseluruhan kualitas atau keunggulan suatu produk atau jasa layanan berkaitan dengan apa yang diharapkan oleh pelanggan. Kotler & Keller (2007:173) dalam Rondonuwu (2013) menyatakan bahwa sekarang konsumen lebih terdidik dan terinformasi daripada dahulu, dan mereka memiliki alat untuk menguji klaim-klaim perusahaan dan mencari alternatif-alternatif unggul. Kualitas produk adalah kemampuan produk untuk menjalankan tugasnya yang mencakup daya tahan, kehandalan atau kemajuan, kekuatan, kemudahan dalam pengemasan dan reparasi produk dan ciri-ciri lainnya. Kotler & Keller (2007:173) dalam Sundalangi et al. (2014) menyampaikan produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepasar untuk mendapatkan perhatian, dibeli, digunakan, atau dikonsumsi yang dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan. 16

2) Harga Harga dapat diartikan sebagai jumlah uang (satuan moneter) dan/atau aspek lain (non-moneter) yang mengandung utilitas/kegunaan tertentu yang diperlukan untuk mendapatkan suatu produk. Harga adalah segala bentuk biaya moneter yang dikorbankan oleh konsumen untuk memperoleh, memiliki, memanfaatkan sejumlah kombinasi dari barang beserta pelayanan dari suatu produk (Rondonuwu, 2013). Menetapkan harga suatu produk tidaklah semudah yang kita bayangkan, ada beberapa proses yang harus dilakukan dalam penetapan harga suatu produk. Hal tersebut dilakukan agar mendapatkan keuntungan bagi perusahaan. Beberapa proses yang harus dilakukan oleh suatu perusahaan dalam menetapkan harga suatu produk. Bagi pelanggan harga merupakan hal yang penting karena mampu membuat pelanggan dari pasar industri memperoleh keuntungan. Produk yang mampu memberikan keuntungan, harga jual yang kompetitif dan skema pembayaran yang lunak akan memungkinkan pengguna memperoleh margin keuntungan yang lebih tinggi. Harga merupakan salah satu faktor penentu dalam pemilihan merek yang berkaitan dengan keputusan membeli konsumen. Sewaktu memilih diantara merek-merek yang ada, konsumen akan mengevaluasi harga secara absolut tetapi dengan membandingkan beberapa standar harga sebagai referensi untuk melakukan pembelian. Para konsumen tertarik untuk mendapatkan harga yang pantas. Harga yang pantas berarti nilai yang dipersepsikan pantas pada saat transaksi dilakukan. Konsumen beranggapan bahwa suatu produk dengan harga yang mahal berarti mempunyai kualitas yang baik, 17

sedangkan apabila harga yang murah mempunyai kualitas yang kurang baik (Sundalangi et al., 2014). 2.2 Hipotesis Penelitian 2.2.1 Pengaruh Orientasi Kewirausahaan terhadap Kemampuan Inovasi Penelitian yang dilakukan oleh Parkman et al. (2012) mengatakan bahwa Orientasi Kewirausahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kemampuan inovasi dalam sebuah industri kreatif, penelitian tersebut dilakukan pada perusahaan arsitektur pada wilayah barat Amerika. (Galindo & Picazo, 2013; Hafeez et al., 2012) juga melakukan penelitian kepada para wirausahawan dan menemukan hasil bahwa orientasi kewirausahaan berpengaruh positif signifikan terhadap kemampuan inovasi perusahaan serta mampu berdampak positif bagi pertumbuhan ekonomi suatu Negara, khususnya bagi negara-negara berkembang. Berdasarkan penelitian terdahulu dapat disusun hipotesis sebagai berikut: H 1 : Orientasi Kewirausahaan berpengaruh positif signifikan terhadap kemampuan inovasi perusahaan. 2.2.2 Pengaruh Orientasi Kewirausahaan terhadap Kinerja Produk Penelitian Zhang & Zhang (2012) yang dilakukan di China mendapatkan hasil bahwa orientasi kewirausahaan memiliki hubungan yang positif dan signifikan terhadap kinerja UKM, pada penelitian ini juga menggunakan variabel jumlah jaringan yang dimiliki perusahaan, sebab semakin luas jaringan yang dimiliki dipercaya mampu menambah informasi dan meningkatkan pengaruh orientasi 18

kewirausahaan terhadap kinerja UKM. Ndubisi & Iftikhar (2012) melakukan penelitian yang membagi usaha dalam dua kelompok yaitu kelompok usaha kecil, dan kelompok usaha menengah untuk mengetahui bagaimana pengaruh orientasi kewirausahaan terhadap kinerja dua kelompok usaha yang berbeda dan menemukan hasil yang menunjukkan pengaruh positif dan signifikan antara orientasi kewirausahaan dan kinerja produk. Quantananda & Haryadi (2015) mengungkapkan bahwa orientasi kewirausahaan dan kinerja UMKM memiliki hubungan yang positif dan signifikan, penelitian ini dilakukan di Surabaya yang menguji bagaimana dimensi-dimensi orientasi kewirausahaan baik secara parsial maupun simultan berpengaruh terhadap kinerja bisnis yang menggunakan tolak ukur dari sisi keuangan, SDM, serta pemasaran yang didalamnya mencakup omset dan perubahan produk. Berdasarkan penelitian terdahulu dapat disusun hipotesis sebagai berikut: H 2 : Orientasi Kewirausahaan berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja produk. 2.2.3 Pengaruh Kemampuan Inovasi terhadap Kinerja Produk Chaston & Scott (2012) menemukan bahwa kinerja suatu produk dari perusahaan di Peru akan mengalami peningkatan apabila sebuah perusahaan melibatkan inovasi serta pembelajaran di dalamnya, hal ini disebabkan karena perusahaan yang menerapkan inovasi dipercaya akan memperpanjang siklus hidup produknya. Lewrick et al. (2010) menyatakan bahwa baik wirausaha yang telah menjalankan usahanya sejak tahun 1996 hingga 2007 maupun usaha yang baru 19

didirikan di Amerika Serikat memerlukan inovasi sebagai alat yang sangat vital dalam meningkatkan kinerja produk suatu perusahaan. Perusahaan yang telah belajar untuk meningkatkan kemampuan inovasinya mampu secara aktif untuk meningkatkan pertumbuhan usahanya. Parkman et al. (2012) menemukan bahwa kemampuan inovasi dari perusahaan arsitektur yang tergolong ke dalam industri kreatif mampu secara positif dan signifikan berpengaruh terhadap keberhasilan suatu produk yang dihasilkan perusahaan dan keunggulan kompetitifnya. Berdasarkan penelitian terdahulu dapat disusun hipotesis sebagai berikut: H 3 : Kemampuan inovasi berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja produk. 2.2.4 Peran Kemampuan Inovasi Memediasi Pengaruh Orientasi Kewirausahaan terhadap Kinerja Produk Hafeez et al. (2012) menemukan bahwa inovasi merupakan sebuah missing link yang menghubungkan antara orientasi kewirausahaan dengan kinerja usaha kecil menengah di Pakistan, hubungan antara inovasi dan kinerja disebut memiliki hubungan yang krusial dalam pertumbuhan bisnis dan salah satu faktor yang mampu membedakan keunggulan suatu usaha. Sejalan dengan Ndubisi & Ikhtifar (2012) yang menemukan bahwa inovasi memediasi antara risk-taking dan pro-aktif yang merupakan indikator orientasi kewirausahaan dengan kinerja usaha kecil menengah, suatu usaha dengan kemampuan inovasi yang lebih besar ketika menggabungkan sumber daya yang ada akan lebih berhasil dalam merespon perubahan yang terjadi dilingkungan bisnisnya. Parkman et al. (2012) juga menemukan bahwa inovasi 20

berhasil memediasi hubungan antara orientasi kewirausahaan dengan kinerja yang diukur dengan keberhasilan produk dan keunggulan kompetitif. Berdasarkan penelitian terdahulu dapat disusun hipotesis sebagai berikut: H 4 : Kemampuan Inovasi mampu memediasi secara signifikan pengaruh orientasi kewirausahaan terhadap kinerja produk. 2.3 Model Penelitian Hasil penelitian dari Parkman et al. (2012) menyatakan bahwa orientasi kewirausahaan berpengaruh positif signifikan terhadap inovasi perusahaan, dan kinerja produk. Penelitian ini juga menemukan bahwa inovasi mampu memediasi orientasi kewirausahan terhadap kinerja produk dan keunggulan kompetitif. Isa (2013) menemukan bahwa orientasi kewirausahaan berpengaruh positif signifikan secara langsung pada kinerja produk. Ndubisi & Ikhtifar (2012) melakukan penelitian yang serupa mengenai orientasi kewirausahaan, kemampuan inovasi dan kinerja baik secara parsial maupun simultan kepada kelompok usaha kecil dan menengah. Berdasarkan telaah pustaka dan penelitian terdahulu maka dapat disusun kerangka berpikir sebagai berikut. 21

(Dr. Tabel Ni 1.1 Nyoman Jumlah Perusahaan Kerti Yasa, /Usaha SE.,MS.) Menurut H 2 Orientasi Kewirausahan (X) H 1 Kemampuan Inovasi (Y 1 ) H 3 H 4 Kinerja Produk (Y 2 ) Gambar 2.1 Kerangka Konsep Pengaruh Kemampuan Inovasi Memediasi Hubungan Orientasi Kewirausahaan terhadap Kinerja Produk 22