ANALISIS PEMASARAN USAHATANI CABAI MERAH KERITING DI DESA MAKU KECAMATAN DOLO KABUPATEN SIGI

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS PEMASARAN BAWANG MERAH DI DESA OLOBOJU KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI

ANALISIS PEMASARAN BERAS DI DESA SIDONDO I KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI

ANALISIS PEMASARAN KOPRADI DESA TAMBU KECAMATAN BALAESANG KABUPATEN DONGGALA

ANALISIS PEMASARAN TOMAT DIDESA LABUAN TOPOSO KECAMATAN LABUAN KABUPATEN DONGGALA

ANALISIS PEMASARAN CABAI MERAH KERITING DI DESA SIDERA KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI

ANALISIS PEMASARAN TEMPE PADA INDUSTRI RUMAH TANGGA MULTI BAROKAH DI KOTA PALU

ANALISIS PENDAPATAN DAN PEMASARAN USAHATANI SEMANGKA DI DESA MARANATHA KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI

ANALISIS PENDAPATAN DAN PEMASARAN USAHA PEMBUATAN GARAM DI KELURAHAN TALISE KECAMATAN MANTIKULORE KOTA PALU

ANALISIS PEMASARAN GETAH DAMAR DI DESA MALINO JAYA KECAMATAN SOYO JAYA KABUPATEN MOROWALI UTARA

HUBUNGAN SALURAN TATANIAGA DENGAN EFISIENSI TATANIAGA CABAI MERAH

Analisis Pemasaran Sawi Hijau di Desa Balun Ijuk Kecamatan Merawang Kabupaten Bangka ( Studi Kasus Kelompok Tani Sepakat Maju)

ANALISIS PEMASARAN USAHATANI TOMAT KELURAHAN BOYAOGE KECAMATAN TATANGA KOTA PALU

ANALISIS PENDAPATAN DAN POLA KELEMBAGAAN PEMASARAN USAHATANI CABAI RAWIT DI DESA SUNJU KECAMATAN MARAWOLA KABUPATEN SIGI

ANALISIS MARKETING BILL KOMODTI CABAI MERAH DI KOTA MEDAN. Staff Pengajar Program Studi Agribisnis Fakultas PertanianUniversitas Sumatera Utara

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data 4.3 Metode Pengambilan Responden

ANALISIS USAHATANI DAN PEMASARAN KEDELAI DI KECAMATAN KETAPANG KABUPATEN SAMPANG

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHATANI PADI SAWAH DI DESA KARAWANA KECAMATAN DOLO KABUPATEN SIGI

ANALISIS MARGIN DAN EFISIENSI SALURAN PEMASARAN KAKAO DI KABUPATEN KONAWE

Nurida Arafah 1, T. Fauzi 1, Elvira Iskandar 1* 1 Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala

ANALISIS SALURAN DISTRIBUSI DAN MARGIN PEMASARAN TELUR ITIK DI KABUPATEN SITUBONDO.

EFISIENSI PEMASARAN CABAI MERAH (Capsicum annuum L.) Nida Nuraeni (1) Rina Nuryati (2) D. Yadi Heryadi (3)

ANALISIS PENDAPATAN PETANI PENGGARAP PADA USAHATANI PADI SAWAH DI DESA KALEKE KECAMATAN DOLO BARAT KABUPATEN SIGI

ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN BUNGA MAWAR POTONG DI DESA KERTAWANGI, KECAMATAN CISARUA, KABUPATEN BANDUNG BARAT. Abstrak

ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI JAGUNG DI DESA LABUAN TOPOSO KECAMATAN LABUAN KABUPATEN DONGGALA

Analisis Efisiensi Pemasaran Pisang Produksi Petani di Kecamatan Lengkiti Kabupaten Ogan Komering Ulu. Oleh: Henny Rosmawati.

Program Studi Agribisnis FP USU Jln. Prof. A. Sofyan No. 3 Medan HP ,

ANALISIS EFISIENSI SALURAN PEMASARAN BAHAN OLAHAN KARET RAKYAT (BOKAR) LUMP MANGKOK DARI DESA KOMPAS RAYA KECAMATAN PINOH UTARA KABUPATEN MELAWI

RANTAI NILAI BERAS IR64 DI KECAMATAN WANAREJA KABUPATEN CILACAP

IV. METODE PENELITIAN

ANALISIS KELAYAKAN USAHA TAMBAK BANDENG DI DESA DOLAGO KECAMATAN PARIGI SELATAN KABUPATEN PARIGI MOUTONG

TATA NIAGA SALAK PONDOH (Salacca edulis reinw) DI KECAMATAN PAGEDONGAN BANJARNEGARA ABSTRAK

IV. METODE PENELITIAN

Analisis Pemasaran Kakao Pola Swadaya di Desa Talontam Kecamatan Benai Kabupaten Kuantan Singingi

Jurnal Agrisistem, Juni 2007, Vol 3 No. 1 ISSN

BAB IV METODE PENELITIAN

Staf Pengajar Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Unja ABSTRAK

ANALISIS TATA NIAGA TELUR AYAM RAS (LAYER) SISTEM KEMITRAAN UD. JATINOM INDAH KABUPATEN BLITAR. Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga

Elvira Avianty, Atikah Nurhayati, dan Asep Agus Handaka Suryana Universitas Padjadjaran

28 ZIRAA AH, Volume 38 Nomor 3, Oktober 2013 Halaman ISSN

ANALISIS PEMASARAN BAWANG GORENG PADA INDUSTRI RUMAH TANGGA FLAMBOYAN DI KELURAHAN PANAU KECAMATAN TAWAELI KOTA PALU

IV. METODE PENELITIAN

ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN JAGUNG (Zea mays) DI KABUPATEN GROBOGAN (Studi Kasus di Kecamatan Geyer)

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Desa Ciaruten Ilir, Kecamatan Cibungbulang,

BAB III METODE PENELITIAN. ke konsumen membentuk suatu jalur yang disebut saluran pemasaran. Distribusi

ANALISIS EFISIENSI SALURAN PEMASARAN IKAN LELE DI DESA RASAU JAYA 1 KECAMATAN RASAU JAYA KABUPATEN KUBU RAYA

ANALISIS PEMASARAN BAWANG MERAH LEMBAH PALU DI DESA WOMBO KALONGGO KECAMATAN TANANTOVEA KABUPATEN DONGGALA

ANALISIS KELAYAKAN USAHATANI NANAS DI DESA DODA KECAMATAN KINOVARO KABUPATEN SIGI

III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

IV. METODE PENELITIAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. komoditas pertanian tersebut karena belum berjalan secara efisien. Suatu sistem

ANALISIS TATANIAGA KELINCI (Orictolagus, Spp.) DI KABUPATEN KARO ABSTRAK

ANALISIS PEMASARAN CENGKEH DI DESA JONO OGE KECAMATAN SIRENJA KABUPATEN DONGGALA

PENDAHULUAN. Tabel 1. Perkembangan PDB Hortikultura Tahun Komoditas

IV. METODE PENELITIAN

ANALISIS TATANIAGA AYAM RAS PEDAGING DI KABUPATEN SERDANG BEDAGAI

ANALISIS TITIK PULANG POKOK USAHATANI BAWANG MERAH (Allium ascolinicum L) VARIETAS LEMBAH PALU DI KELURAHAN TAIPA KECAMATAN PALU UTARA KOTA PALU

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data 4.3 Metode Pengumpulan Data

ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN UBI KAYU DI PROVINSI LAMPUNG. (Analysis of Marketing Efficiency of Cassava in Lampung Province)

TATANIAGA PERTANIAN OLEH : NOVINDRA DEP. EKONOMI SUMBERDAYA & LINGKUNGAN

Analisis Pemasaran Domba dari Tingkat Peternak Sampai Penjual Sate di Kabupaten Sleman

212 ZIRAA AH, Volume 40 Nomor 3, Oktober 2015 Halaman ISSN ELEKTRONIK

dwijenagro Vol. 5 No. 1 ISSN :

Saluran dan Marjin Pemasaran cabai merah (Capsicum annum L)

Analisis Pemasaran Susu Segar di Kabupaten Klaten

ANALISIS PEMASARAN TANAMAN HIAS PUCUK MERAH (OLEINA SYZYGIUM) PADA USAHA KEMBANG ASRI DI KOTA PALU

Key words: marketing margins, egg, layer, small scale feed mill

e-j. Agrotekbis 2 (2) : , April 2014 ISSN :

J. Sains & Teknologi, Agustus 2015, Vol.15 No.2 : ISSN LEMBAGA PEMASARAN KOMODITI PALA DI KOTA TERNATE PROVINSI MALUKU UTARA

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam mengambil sampel responden dalam penelitian ini

ANALISIS KEUNTUNGAN USAHA TANI CENGKEH (STUDI KASUS DESA SULUUN RAYA) Heince A. A. Lolowang Vicky V. J. Palenewen Arie D. P. Mirah

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN. individu dan kelompok dalam mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian di Indonesia masih memegang peranan penting dari

ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN SAYURAN WORTEL DI SUB TERMINAL AGRIBISNIS (STA) KABUPATEN KARANGANYAR

ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI JAGUNG MANIS PADA KELOMPOK TANI SUKAMAJU I DI DESA BULUPONTU JAYA KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI

KOMPARASI EFISIENSI PEMASARAN SAYUR-SAYURAN DATARAN TINGGI DAN DATARAN RENDAH (Comparison of Vegetables Marketing Efficiency in Highland and

ANALISIS PENDAPATAN DAN TATANIAGA BERAS VARIETAS PANDAN WANGI DAN VARIETAS UNGGUL BARU

DISTRIBUSI DAN PENANGANAN PASCAPANEN KACANG PANJANG

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu komoditas hortikultura yang banyak dibudidayakan masyarakat

ANALISIS TITIK IMPAS SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PEDAGANG CABAI RAWIT DI WILAYAH KOTA GORONTALO* )

KINERJA USAHA AGROINDUSTRI KELANTING DI DESA KARANG ANYAR KECAMATAN GEDONGTATAAN KABUPATEN PESAWARAN

IV. METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHA BAWANG GORENG PADA UMKM USAHA BERSAMADI DESA BOLUPOUNTU JAYA KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI

ANALISIS SISTEM TATANIAGA KARET PADA PETANI KARET EKS UPP TCSDP DI DESA BALAM MERAH KECAMATAN BUNUT KABUPATEN PELALAWAN

VII. ANALISIS STRUKTUR, PERILAKU, DAN KERAGAAN PASAR RUMPUT LAUT

LEMBAR PERSETUJUAN ARTIKEL. Analisis Margin Pemasaran Ternak Sapi Bali Di Kecamatan Pulubala Kabupaten Gorontalo. INDRYANI ALI NIM.

I. PENDAHULUAN. (b) Mewujudkan suatu keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia.

ABSTRACT. Keywords: Marketing, Channel Marketing, Margin, Copra

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHATANI PADI SAWAH DI DESA LAANTULA JAYA KECAMATAN WITAPONDA KABUPATEN MOROWALI

ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN JAMBU AIR DI DESA MRANAK KECAMATAN WONOSALAM KABUPATEN DEMAK

BAB II KAJIAN PUSTAKA


Agriekonomika, ISSN ANALISIS INTEGRASI PASAR BAWANG MERAH DI KABUPATEN PAMEKASAN

METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional mencakup pengertian yang

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengumpulan Data

ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN DURIAN DI DESA WONOAGUNG, KECAMATAN KASEMBON, KABUPATEN MALANG

AGRISTA : Vol. 3 No. 2 Juni 2015 : Hal ISSN ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN KEDELAI DI KABUPATEN GROBOGAN

IV. METODOLOGI PENELITIAN

Kata Kunci : Pemasaran, Ikan Gurami, Efisiensi

Transkripsi:

e-j. Agrotekbis 2 (6) : 660-666, Desember 2014 ISSN : 2338-3011 ANALISIS PEMASARAN USAHATANI CABAI MERAH KERITING DI DESA MAKU KECAMATAN DOLO KABUPATEN SIGI MarketingAnalysis ofred Chili Farming in Maku Village Sub District Dolo District Sigi Evi Asrianti Mahasiswa Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Tadulako, Palu e-mail :evi.asrianti09@gmail.com ABSTRACT This study aims to determine the marketing flow and the total margin, price received by farmers and the marketing efficiency of red chili on each marketing flow. The experiment was conducted in the Maku village Dolo Sub District Sigi District from April to June 2013. Taking 37 respondents of 60 red chili farmers on each marketing flow. The results ofthe analysis showed the total marketing margin of red chili on the first marketing flow was Rp.4,000.00/kg and marketing margin of red chilion second flow was Rp. 3,000.00/kg. Second flow was more efficient than first flow, this is because the ratio between the total cost and the total sales value of farmers on first flow by 1.52%, larger than the second flow by 1.25%. Keywords: Red chilli marketing, margin, efficiency ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk saluran pemasaran dan besarnya margin, bagian harga yang diterima oleh petani dan efisiensi pemasaran cabai merah keriting pada masing-masing saluran pemasaran.penelitian ini dilaksanakan di Desa Maku Kecamatan Dolo Kabupaten Sigi pada Bulan April sampai Juni 2013. Mengambil sebanyak 37 responden dari 60 petani cabai merah keriting pada masing-masing saluran pemasaran. Hasil analisis menunjukanmargin total pemasaran cabai merah keriting pada saluran pemasaran pertama yaitu Rp. 4.000,00/kg dan margin pemasaran cabai merah keriting pada saluran pemasaran kedua yaitu Rp. 3.000,00/kg. Pada saluran 2 lebih efisien dibandingkan dengan saluran pemasaran 1, ini karena nisbah antara total biaya dengan total nilai penjualan petani pada saluran 1 sebesar 1,52%, lebih besar dibandingkan dengan saluran 2 yaitu 1,25%. Kata kunci: Pemasaran cabai merah keriting, margin, efisiensi PENDAHULUAN Indonesia merupakan negara agraris dimana pembangunan pertanian mempunyai kedudukan strategis dengan kegiatan yang berbasis pada tanaman pangan dan holtikultura. Sektor ini selain melibatkan tenaga kerja terbesar dalam kegiatan produksi, produknya juga merupakan bahan pangan pokok pada konsumsi nasional. Ditinjau dari sisi bisnis, kegiatan ekonomi yang berbasis tanaman pangan dan hortikultura merupakan kegiatan bisnis terbesar dan tersebar luas di seluruh Indonesia (Saragih, 2001). Disektor pertanian kegiatan pemasaran merupakan suatu kegiatan ekonomi yang berperan menghubungkan kepentingan petani dengan konsumen, baik untuk produksi primer (produk segar), setengah jadi (bahan baku industri) maupun produk olahan jadi. Melalui kegiatan tersebut petani memperoleh imbalan sesuai dengan volume dan harga yang berlaku 660

pada saat terjadinya transaksi. Hasil pemasaran tersebut diharapkan dapat memberikan keuntungan yang proporsional bagi petani sesuai dengan biaya, resiko dan pengorbanan yang sudah dikeluarkan. Dilain pihak para pelaku pemasaran diharapkan memperoleh imbalan jasa pemasaran proposional dengan pelayanan dan resiko yang ditanggungnya. Dalam bidang agroindustri, untuk istilah distribusi lebih sering digunakan istilah tataniaga atau pemasaran. Karakteristik produk-produk di Indonesia adalah didominasi oleh usaha-usaha kecil (mikro) dan disisi lain, kebutuhan suatu industri menghendaki volume pasokan yang cukup besar, sehingga untuk mencapai skalah besar diperlukan adanya keterpaduan dengan perusahaan besar dalam bentuk kerjasama kemitraan usaha yang adil dan proporsional bagi masing-masing pelaku (Dillon, 2008). Saluran distribusi (pemasaran) adalah rute dan status kepemilikan yang ditempuh oleh suatu produk ketika produk ini mengalir dari penyediaan bahan mentah melalui produsen sampai kekonsumen akhir.saluran ini terdiridari semua lembaga atau pedagang perantara yang memasarkan produk barang/jasa dari produsen sampai ke konsumen. Disepanjang saluran distribusi terjadi beragam pertukaran produk, pembayaran, kepemilikan dan informasi. Tujuan dari penelitian ini adalah (i) Mengetahui bentuk saluran pemasaran dan besarnya margin pemasaran cabai merah keriting pada masing masing saluran pemasaran. (ii) Mengetahui bagian harga yang di terima oleh petani (produsen) cabai merah keriting pada masing masing saluran pemasaran. (iii) Mengetahui efisiensi pemasaran cabai merah keriting pada masing masing saluran pemasaran di Desa Maku Kecamatan Dolo Kabupaten Sigi. METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan di Desa Maku Kecamatan Dolo Kabupaten Sigi.Lokasi penelitian ditentukan secara sengaja (Purposive) dengan pertimbangan bahwa Desa Maku merupakan daerah penghasil cabai merah keriting tertinggi di Kecamatan Dolo. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai dengan Juni 2013. Penentuan Responden Penentuan respondendilakukan dengan metode sampel acak sederhana (Simple random sampling method), dimana unsur dalam semua populasi yaitu 41 dan mempunyai kemungkinan yang sama untuk menjadi sampel penelitian. Penentuan responden pedagang digunakan dengancara penjajakan (Tracing sampling),jumlah responden pedagang pengumpul sebanyak 2 orang dan responden pedagang pengecer sebanyak 2 orang. Teknik Pengumpulan Data Penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder.data primer diperoleh dari observasi lapangan dan wawancara langsung dengan responden dengan menggunakan daftar pertanyaan (Quisioner), sedangkan data sekunder diperoleh dari berbagai instansi/dinas yang terkait dengan penelitian ini dan berbagai literatur. Analisis Data Menurut Aroning (2008), untuk mengetahui bentuk pemasaran cabai merah keriting, dilakukan dengan menanyakan berapa harga cabai merah keriting yang diterima oleh pertain dalam memasarkannya. Kemudian untuk mengetahui margin pemasaran (M) digunakan model sebagai berikut : M= Hp - Hb.1 M = Margin Pemasaran (Rp) Hp Hb = HargaPenjualan (Rp) = HargaPembelian (Rp) Sobirin (2009) merumuskan bahwa untuk mengetahui margin total pemasaran dari semua lembaga pemasaran yang terlibat dalam pemasaran cabai merah keriting, dapat dihitung dengan rumus : MT= M 1 + M 2 + M 3 + +Mn....2 MT = Margin Total Pemasaan M 1 +M 2 +M 3 = Margin dari setiap lembaga pemasaran 661

Penyebaran margin tataniaga dilihat berdasarkan bagian (share) yang diperoleh masing-masing kelembagaan tataniaga. Farmer s share mempunyai hubungan negatif dengan margin tataniaga sehingga semakin tinggi margin tataniaga, maka bagian yang akan diperoleh petani semakin rendah. Menurut Swastha (2002) Secara matematis, farmer s share dapat dirumuskan sebagai berikut :.3 Sf = X 100% Sf=Bagian harga yang diterima petani Price Farm= Harga ditingkat petani Price Retailer =Harga konsumen akhir Selanjutnya untuk menghitung efisiensi pemasaran cabai merah keriting dari produsen kepedagang pengumpul atau dari produsen kepedagang pengecer digunakan rumus perhitungan efisiensi pemasaran, Ekasari (2007). EP = 100%..4 EP = Efisiensi pemasaran TB = Total biaya TNP = Total nilai produk yangdipasarkan. HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Responden. Petani responden di Desa Maku memiliki karakteristik yang berbeda, berdasarkan data yang diperoleh melalui observasi wawancara langsung dengan responden, maka karakteristik responden yang diambil meliputi umur responden, tingkat pendidikan, jumlah tanggungan keluarga, pengalaman berusahatani. Umur Responden. Berdasarkan hasil penelitian petani cabai merah keriting yang ada di Desa Maku Kecamatan Dolo Kabupaten Sigi memiliki petani yang produktif, karena banyak petani yang umurnya masih muda, yaitu 25 tahun keatas terdapat dari 37 petani responden, Ini menunjukkan kisaran umur petani dalam usia produktif 15-64 tahun (BPS, 2011). Tingkat Pendidikan. Pendidikan Petani cabai merah keriting di Desa Maku bervariasi, yaitu SD sebanyak 16 jiwa (33,33%), SMP sebanyak 11 jiwa (29,73%), SMA sebanyak 10 jiwa (27,02%). Hal ini membutikan tingkat pendidikan petani cabai merah keriting di Desa Maku masih tergolong rendah. Tanggungan Keluarga. Jumlah tanggungan keluarga responden di Desa Maku bervariasi sampai yang tertinggi adalah 6 jiwa. Banyaknya jumlah tanggungan keluarga akan membuat pengeluaran atau biaya semakin tinggi sehingga semakin kecil modal yang digunakan untuk proses produksi. Sebaliknya semakin kecil tanggungan keluarga semakin rendah pengeluaran atau biaya sehingga makin banyak modal yang dapat dialokasikan dalam upaya peningkatan usahataninya. Pengalaman Berusahatani. Pengalaman berusahatani cabai merah keriting di Desa Maku sangat bervariasi dari yang terendah 3 tahun sampai yang tertinggi 38 tahun. Dalam pengelolaan usahatani semakin lama petani berusahatani maka dapat mempengaruhi kebiasaan, kemahiran, dan keterampilan atau keahlian dalam melakukan kegiatan usahatani yang nantinya akan mempengaruhi baik tidaknya hasil produksi. Kelembagaan Pemasaran. Kelembagaan pemasaran cabai merah keriting di Desa Maku Kecamatan Dolo adalah individu yang menyelenggarakan pemasaran, berdasarkan penelitian yang dilakukan, maka lembaga pemasaranyang terlibat di Desa Maku Kecamatan Dolo Kabupaten Sigi dalam menyalurkan komoditi cabai merah keriting dari podusen ke konsumen terdiri dari Pedagang Pengumpul dan Pedagang Pengecer. Saluran Pemasaran. Penyaluran cabai merah keriting melibatkan kegiatan-kegiatan yang saling melengkapi. Lembaga pemasaran mutlak diperlukan untuk membantu petani di Desa Maku Kecamatan Dolo Kabupaten Sigi dalam menyalurkan hasil panen sampaiketangan konsumen. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, terdapat 2 (dua) saluran pemasaran cabai merah keriting di Desa Maku Kecamatan Dolo Kabupaten Sigi pada Gambar1. Pada saluran 1 petani menjual cabai merah keriting ke pedagang pengumpul.dimana pedagang pengumpul langsung mendatangi 662

petani. Pedagang pengumpul kemudian menjual cabai merah keiting kepada pedagang pengecer. Selanjutnya, pedagang pengecer menjual ke konsumen di pasar.pada saluran 2 petani menjual cabai merah keriting ke pedagang pengecer dimana pedagang pengecer mendatangi langsung para petani.pedagang pengecer kemudian menjual ke konsumen di pasar. Saluran 1 Saluran 2 Petani Pedagang Pengumpul Pedagang Pengecer Konsumen Individu Gambar 1.Saluran Pemasaran Cabai Merah Keriting di Desa Maku Kecamatan Dolo Kabupaten Sigi, 2013 Semakin panjang saluran pemasaran akan mengakibatkan semakin mahalnya produk yang diterima konsumen, karena semakin besarnya biaya yang dikeluarkan. Dalam saluran pemasaran tersebut produk yang dipasarkan harus sampai ke konsumen dengan efektif dan efisien. Hal ini dikarenakan konsumen menginginkan produk cabai merah keriting dalam keadaan segar (fresh), sehinggah proses penyimpanan yang lama hanya akan merugikan pedagang. Kebanyakan petani memilih menjual hasil panennya kepedagang pengumpul karena merasa dalam memasarkan produknya, pedagang pengumpul juga selalu siap membeli hasil panen para petani.berbeda dengan pedagang pengecer yang hanya datang langsung kepetani apabila harga cabe merah keriting dipasar dalam keadaan tinggi. Petani terpaksa menjual produknya kepedagang pengumpul karena tidak mampu membawa langsung produknya kepasar dalam jumlah besar. Margin dan Bagian Harga Pemasaran. Margin pemasaran menentukan harga cabai merah keriting ditingkat konsumen.margin pemasaran juga diharapkan dapat memberikan keuntungan yang proporsional bagi petani dan lembaga pemasaran cabai merah keriting sesuai dengan biaya, resiko, pengorbanan dan pelayanan yang ditanggungnya.data margin pemasaran cabai merah keriting padasaluran 1 di Desa Maku Kecamata Dolo Kabupaten Sigi terlihat pada Tabel 1. Tabel 1. Margin Pemasaran Cabai Merah Keriting Pada Saluran 1 di Desa Maku Kecamatan Dolo Kabupaten Sigi, 2013 No. Uraian Harga (Rp/kg) Biaya (Rp/kg) Margin 1. Harga Penjualan Petani 15.000 2. Pedagang Pengumpul a. Harga Pembelian b. Biaya Pemasaran - Biaya tenaga Kerja - Biaya Transportasi - Biaya Pengepakan Jumlah Biaya c. Harga Penjualan Pedagang Pengecer Konsumen Individu 15.000 91,79 73,68 35,79 201,26 17.000 2.000 Keuntungan 1.798,74 3. Pedagang Pengecer a. Harga Pembelian 17.000 b. Biaya Pemasaran - Biaya tenaga Kerja 47,90 - Biaya Sortir 12,20 - Biaya Pengepakan 12,86 Jumlah Biaya 72,97 c. Harga Penjualan 19.000 2.000 Keuntungan 1.927,03 Total Margin M1 + M2 4.000 Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2013 663

Tabel 1.menunjukkan bahwa pada saluran 1, harga penjualan petani atau harga pembelian pedagang pengumpul sebesar Rp. 15.000/kg dan harga penjualan pedagang pengumpul sebesar Rp. 17.000/kg, sehingga margin pemasaran yang diterima ditingkat pedagang pengumpulrp. 2.000/kg. Biaya pemasaran ditingkat pedagang pengumpul sebesar Rp.201,26/kg. Dengan demikian, keuntungan ditingkat pedagang pengumpul sebesar Rp. 1.798,74/kg. Selanjutnya, harga pembelian pada pedagang pengecer Rp. 17.000/kg dan harga penjualan pedagang pengecer sebesar Rp. 19.000/kg, sehingga margin pemasaran yang diterima ditingkat pedagang pengecer sebesar Rp. 2.000/kg. Biaya pemasaran ditingkat pedagang pengecer yaitu sebesar Rp. 72,97/kg. Dengan demikian, keuntunganditingkat pedagang pengumpul sebesar Rp. 1.927,03. Margin total dari podusen (petani) ke konsumen pada saluran 1 sebesar Rp. 4.000/kg. Margin total pemasaran pada saluran 2 relatif lebih kecil. Hal ini dikarenakan pedagang pengecer membeli cabai merah keriting langsung dari petani. Data margin pemasaran cabai merah keriting pada saluran2 di Desa Maku Kecamatan Dolo Kabupaten Sigi terlihat pada Tabel 2. Tabel 2. Margin Pemasaran Cabai Merah Keriting Pada Saluran 2 di Desa Maku Kecamatan Dolo Kabupaten Sigi, 2013 No Uraian Harga Biaya (Rp/kg) (Rp/kg) 1. Harga Penjualan Petani 15.500 2. Pedagang Pengecer a. Harga Pembelian 15.500 b. Biaya Pemasaran - Biaya Tenaga Kerja 71,99 - Biaya Transportasi 107,98 - Biaya Pengepakan 38,09 Jumlah Biaya 218,06 c. Harga Penjualan 18.500 Keuntungan 2.781,94 Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2013 Margin (Rp) 3.000 Tabel 2.menunjukkan bahwa pada saluran 2, harga penjualan petani atau harga pembelian pedagang pengecer sebesarrp. 15.500/kg dan harga penjualan pedagang pengecer sebesar Rp. 18.500/kg, sehingga margin pemasaran yang diterima ditingkat pedagang pengecer sebesar Rp. 3.000/kg. Secara otomatis margin total dari produsen (petani) ke konsumen sebesar Rp. 3.000/kg. Efisiensi Pemasaran. Efisiensi pemasaran sering dikenal sebagai persentase nisbah antara total biaya dengan total nilai produksi yang dipasarkan. Sistem pemasaran produk hortikultura seringkali dikatakan merupakan bagian yangpaling lemah dalam mata rantai perekonomian dikarenakan sifat dari produk tersebut. Dengan kata lain, efisiensi pemasaran produk tersebut masih rendah, sehingga kemungkinan atau peluang untuk peningkatan efisiensinya masih besar. Untuk mengetahui efisiensi pemasaran cabai merah keriting di Desa Maku Kecamatan Dolo Kabupaten Sigi pada masing-masing saluran pemasaran. Kegiatan pemasaran berperan menghubungkan produsen dengan konsumen. Oleh karena itu, pemasaran yang efisien mutlak diperlukan untuk menciptakan harga yang rendah. Efisiensi pemasaran juga sangat dipengaruhi oleh efisiensi sistem transportasi yang menghubungkan lokasi produsen dan konsumen, karena biaya transportasi akan mempengaruhi harga penawaran. Sistem pemasaran komoditas pertanian yang tidak efisien, seperti yang terjadi pada hampir setiap daerah produksi pertanian, menyebabkan posisi petani kurang menguntungkan.semakin tinggi biaya pemasaran menunjukkan semakin rendahnya efisiensi sistim pemasaran. Data efisiensi cabai merah keriting pada saluran 1 dan 2 di Desa Maku Kecamatan Dolo Kabupaten Sigi terlihat pada Tabel 3. Tabel 3.menunjukkan bahwa efisiensi pemasaran pada saluran 1 sebesar 1,52 % dan saluan 2 sebesar 1,25 %. Artinya bahwa 664

persentase nisbah antara total biaya dengan total nilai produksi yang dipasarkan (total nilai penjualan) pada saluran 2 lebih kecil Tabel 3. Efisiensi Pemasaran Cabai Merah Keriting di Desa Maku Kecamatan Dolo Kabupaten Sigi, 2013 No. Saluran Pemasaran 1. Saluran 1 Petani - Pedagang Pengumpul - Pedagang Pengecer Konsumen 2. Saluran 2 Petani - Pedagang Pengecer Konsumen Sumber : Data Primer Setelah diolah, 2013 tersebut juga mempengaruhi besar kecilnya efisiensi pemasaran cabai merah keriting hingga ke konsumen. Total Biaya Total Nilai Penjualan Efisiensi (Rp) (Rp) (%) 6.512.923,04 428.355.000 1,52 3.866.139,77 308.395.000 1,25 dibandingkan dengan saluran 1. Faktor yang mempengaruhi adalah total biaya pemasaran cabai merah keriting pada saluran 1(Rp. 6.512.923,04) lebih besar dibandingkan dengan saluran 2 (Rp. 3.866.139,77). Menurut Dillon (2008), semakin tinggi biaya pemasaran menunjukkan semakin rendahnya efisiensi sistim pemasarannya. (i). Secara konsepsional, sistem tataniaga/pemasaran dapat dianggap efisien apabila memenuhi syarat, yaitu mampu menyampaikan hasilhasil dari petani produsen kepada konsumen dengan biaya semurah-murahnya, dan mampu mengadakan pembagian yang adil dari pada keseluruhan harga yang dibayar oleh konsumen terakhir kepada semua pihak yang ikut serta dalam kegiatan produksi dan tataniaga barang itu. Berdasarkan uraian dan mengacu pada literatur diatas, pemasaran cabai merah keriting dilokasi penelitian pada saluran 2 lebih efisien dibandingkan dengan saluran 1. Hal ini dikarenakan petani pada saluran 1 menerima bagian harga sebesar 78,95 % dengan nisbah antara total biaya dengan total nilai produksi yang dipasarkan (total nilai penjualan) sebesar 1,52 % dan pada saluran 2 petani menerima bagian harga 83,78 % dengan nisbah antara total biaya dengan total nilai produksi yang dipasarkan (total nilai penjualan) sebesar 1,25 %. Pada saluran pertama petani menerima bagian harga yang lebih kecil dibandingkan pada saluran kedua, ini disebabkan oleh panjang dan pendeknya saluran pemasaran cabai merah keriting yang ada di Desa Maku selain itu, hal KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan. Berdasarkan dari uraian hasildanpembahasan yang telah dikemukakan diatas, maka dapat diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut : Ada 2 bentuk saluran pemasaran Cabai Merah Keriting yang terdapat di Desa Maku yaitu: 1) Petani menjual Cabai Merah Keriting kepada pedagang pengumpul dari pedagang pengumpul Cabai Merah Keriting diteruskan ke pedagang pengecer yang ada di Pasar kemudian meneruskan ke konsumen akhir, 2) Petani menjual produksinya ke pedagang pengecer, kemudian pedagang pengecer menjual Cabai Merah Keriting langsung ke konsumen akhir yang ada di Pasar. Margin pemasaran Cabai Merah Keriting yang diperoleh untuk saluran pertama yaiturp 4.000 dan margin pemasaran Cabai Merah Keriting yang diperoleh untuk saluran kedua yaitu sebesar Rp 3.000. Margin pada saluran II lebih kecil dibanding pada saluran I. (ii). Besarnya bagian harga yang diterima saluran I pada pemasaran Cabai Merah Keriting yaitu sebesar 78,95 % sedangkan bagian harga yang diterima di saluran II pada pemasaran Cabai Merah Keriting yaitu sebesar 83,78 %.(iii). Nilai efisiensi pemasaran saluran I sebesar 1,52 % dan untuk saluran II sebesar 1,25 %. Dari kedua nilai efisiensi pada saluran I dan II yang paling efisiensi adalah saluran II. 665

Saran. Disarankan pada petani agar dapat menyalurkan hasil panennyamenggunakan saluran 2, karenapada saluran 2 lebih efisiendibandingkan dengan saluran1, sehingga dengan memperpendek saluran pemasaran member peluang peningkatan harga ditingkat petani. DAFTAR PUSTAKA Aroning R., 2008. Analisis Saluran dan Hasil Margin Pemasaran kakao di desa timbuseng, Kecamatan pattalasang, kabupaten gowa.http://www.deptan.go.id. Diakses pada tanggal 26 November 2012. BPS, 2011.Sulawesi Tengah Dalam Angka, 2012.BPS-Statistics Sulawesi Tengah Provinsial Office.Palu. Dillon, H.S., 2008 Manajemen Distribusi Produk- Produk Agroindustri, Percetakan TI-ITS, Jakarta. Ekasari 2007. Analisis Margin Pemasaran Telur Itik di Kelurahan Borongloe Kecamatan Bontomarannu, Kabupaten Gowa. http://www.deptan.go.id. Diakses pada tanggal 26 November 2012. Saragih.2001. Kumpulan Pemikiran Agribisnis Paradigma Baru Pembangunan Ekonomi Berbasis Pertanian.Pustaka Wirausaha Muda. Bogor. Sobirin, 2009.Efisiensi Pemasaran di Kecamatan Sumbang Kabupaten Banyumas, http://www.deptan.go.id Diakses pada tanggal 26 November 2012. Swastha, B dan Ibnu Sokotjo, 2002. Pengantar Ekonomi Perusahaan Moderen. CV.Pionir Group. Bandung. 666