BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. baik yang bersifat bedah maupun non bedah.(aditama,2002:6) sesuai dengan wewenang, tanggung jawab dan kode etik profesi keperawatan

BAB 1 PENDAHULUAN. pentingnya kesehatan sebagai hak azasi manusia. Sehat merupakan kebutuhan dasar

EFISIENSI RUMAH SAKIT DI SUKOHARJO DENGAN METODE DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA)

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat melakukan hal tersebut banyak hal yang perlu dilakukan, salah satu diantaranya

BAB I PENDAHULUAN. kewenangan tenaga kesehatan yang bersangkutan (Anonim, 1992)

BAB I PENDAHULUAN. begitu ketat menuntut setiap perusahaan untuk mengoptimalkan seluruh aspek

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan suatu lembaga utama pada sistem pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. preventif, kuratif dan rehabilitatif bagi seluruh lapisan masyarakat, seringkali

BAB I PENDAHULUAN. tujuan mengupayakan penyembuhan (kuratif) dan pemulihan (rehabilitatif)

BAB I PENDAHULUAN. kemantapan, kemapanan, kesejahteraan, dan kepuasan. Bekerja bukan hanya

BAB I PENDAHULUAN. dengan tuntutan perkembangan eksternal organisasi (Rochmanadji, 2009).

BAB 1 PENDAHULUAN. mampu meningkatkan pelayanan yang lebih bermutu.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. sangat ditentukan oleh perilaku, sikap, motivasi, semangat, disiplin kepuasan kerja

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI INTRINSIK DENGAN KINERJA PERAWAT PELAKSANA DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI

prasarana, sumberdaya manusia, kefarmasian, dan peralatan. (2)

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit adalah suatu institusi penyelenggara pelayanan kesehatan yang

jaminan kesehatan nasional. (Kemenkes, 2015).

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan tugas memberi asuhan keperawatan (Arwani, 2006). perawat merasa puas dalam bekerja (Aditama,2006).

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka penyelenggaraan pelayanan kesehatan, kegiatan. pelayanan kesehatan secara keseluruhan. Perawat merupakan Sumber Daya

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu dampak dari kemajuan di bidang perekonomian adalah makin pesatnya

BAB I PENDAHULUAN. Perum dan terakhir ini telah menjadi Badan Layanan Umum (BLU). Dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengharuskan rumah sakit memberikan pelayanan berkualitas sesuai kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman, pola pikir masyarakat juga ikut berkembang,

BAB I PENDAHULUAN. tingginya pendidikan masyarakat, maka orientasi sistem nilai dalam masyarakat pun

BAB I PENDAHULUAN. manusia (human resources management/ HRM) menghubungkan antara

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Kotler (1988) kepuasan adalah tingkat kepuasan seseorang setelah

dasar yang paling penting dalam prinsip manajemen mutu (Hidayat dkk, 2013).

BAB 1 PENDAHULUAN. melakukan upaya kesehatan rujukan dan upaya kesehatan penunjang. Dari 22 RSU di

BAB 1 : PENDAHULUAN (1, 2)

ANALISIS KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI INSTALASI FARMASI RSUD DR MOEWARDI SURAKARTA S K R I P S I

BAB I PENDAHULUAN. efektif. Untuk meningkatkan kinerja karyawan dalam manajemen yang efektif

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Motivasi merupakan masalah yang sangat penting dalam setiap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam rangka peningkatan kualitas manusia, sektor pendidikan memegang peranan

BAB I PENDAHULUAN. terhadap perusahaan, karena turnover akan menyebabkan kerugian yang lebih besar

BAB I PENDAHULUAN. adalah dengan memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya, dengan

BAB I PENDAHULUAN. kesadaran masyarakat terhadap pentingnya arti kesehatan, maka jasa

BAB I PENDAHULUAN. sangat berkaitan erat dengan pelayanan kesehatan. pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang mendukung efektivitas dan efesiensi organisasi (Handoko, 1998).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. organisasi, belum tentu mempunyai kemampuan yang sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. rawat inap, rawat jalan, dan rawat darurat (Permenkes No. 147 tahun 2010).

BAB 1 PENDAHULUAN. dimana salah satu upaya yang dilakukan oleh rumah sakit adalah mendukung rujukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perusahaan yang siap berkompetisi harus memiliki manajemen

BAB I PENDAHULUAN. efektifitas pengelolaan sumber daya manusia. Organisasi yang berkembang

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan era globalisasi, perubahan dan kemajuan di berbagai

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan termasuk pelayanan keperawatan. Oleh karena itu, citra seorang

BAB I PENDAHULUAN. yang mampu mewujudkan kesehatan optimal. Sedangkan sasaran

BAB I PENDAHULUAN. yang optimal (Nursalam, 2013). Keperawatan merupakan indikator dari kualitas

BAB I PENDAHULUAN. dapat mewujudkan derajat pelayanan kesehatan yang bermutu dan merata, yang mampu mewujudkan kesehatan optimal.

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan bagian integral dari seluruh sistem pelayanan kesehatan,

BAB I PENDAHULUAN. terhadap kelangsungan dan perkembangan suatu perusahaan. tercipta semangat kerja yang baik pada pegawai maka perlu dipenuhi

Summary FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA PERAWAT DI RS TOTO KABILA KABUPATEN BONE BOLANGO. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan semua perusahaan yang bergerak pada bidang jasa, berlomba

BAB I PENDAHULUAN. kategori khusus sebanyak 168. Sedangkan rumah sakit swasta non profit untuk

I. PENDAHULUAN. Menghadapi persaingan bisnis yang semakin kompleks dan laju perkembangan teknologi

BAB I PENDAHULUAN. penyelenggaraan upaya kesehatan (Depkes RI, 2009). Salah satu pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam upaya menjaga mutu pelayanan di rumah sakit.

BAB I PENDAHULUAN. tersebut harus memiliki SDM yang berkualitas. seseorang mentaati semua peraturan perusahaan dan norma-norma sosial yang

BAB 1 : PENDAHULUAN. penunjang medis dan melaksanakan pelayanan administratif. Sumber Daya Manusia (SDM)

dilihat dari beberapa penelitian. Berdasarkan penelitian, (Anik, 2013), keinginan keluar perawat di Rumah Sakit Ibnu Sina YW-UMI pada tahun 2010

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan faktor fundamental yang harus dibangun. atas pelayanan kesehatan. Rumah sakit adalah bagian yang amat penting

BAB I PENDAHULUAN. asing yang bekerja paling singkat 6 (enam) bulan di Indonesia, yang telah

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada era globalisasi, pelayanan prima merupakan elemen utama di rumah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sekelompok orang yang bekerjasama untuk mencapai suatutujuan organisasi.

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang memuaskan (satisfactory healty care). (Depkes RI, 2005).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang sejahtera. Seluruh kepentingan masyarakat dalam rangka

BAB 1 PENDAHULUAN. Rumah Sakit merupakan salah satu sarana kesehatan dan tempat

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan untuk mencapai tujuan tersebut tergantung kepada. kehandalan dan kemampuan organisasi dalam mengoperasikan unit-unit

BAB I PENDAHULUAN. satu penentu dalam mencapai keberhasilan perusahaan untuk mencapai tujuan

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan rumah sakit menghadapi suatu masalah global akan

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perkembangan cukup pesat seiring di tertibkannya berbagai peraturan

BAB I PENDAHULUAN. Kepuasan kerja (job satisfaction) merupakan sasaran penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Banyak persepsi yang menganggap komunikasi itu hal yang mudah, yang menerima pesan dalam berkomunikasi (Suryani, 2015)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Kemajuan sebuah organisasi sangat dipengaruhi oleh kualitas sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. baik di pasar domestik (nasional) maupun di pasar internasional/global. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. secara langsung terhadap sistem pendidikan dan pelayanan kepada masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan memiliki keunggulan kompetitif (competitive advantage) pengelolaan sumber daya manusia secara efektif.

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan yang lebih baik. serta memulihkan kesehatan perorangan, keluarga, kelompok dan atau

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi sekarang ini persaingan semakin ketat di setiap aspek

BAB I PENDAHULUAN. pada sumber daya manusia (human resources) guna menjalankan fungsinya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. merupakan inti dari sifat biologis, kognitif, dan aturan-aturan sosial.

BAB I PENDAHULUAN. diselenggarakan baik oleh pemerintah maupun oleh swasta dan baik. namun Rumah Sakit Pemerintah memiliki beban ganda yakni selain

BAB 1 PENDAHULUAN. Pemberlakuan zona ASEAN Free Trade Area (AFTA) pada 2015 nanti. ASEAN untuk membentuk suatu kawasan bebas perdagangan dalam

BAB I PENDAHULUAN. diarahkan dalam rangka tercapainya kesadaran, kemauan dan kemampuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Dalam beroperasi suatu perusahaan mengkombinasikan antara sumber

BAB 1 PENDAHULUAN. yang profit maupun yang non profit, mempunyai tujuan yang ingin dicapai melalui

BAB I PENDAHULUAN. layanan kesehatan juga terus berubah. Untuk itu semua aspek termasuk sumber

BAB I PENDAHULUAN. pergeseran industri dan perubahan perilaku karyawan. Sumber daya manusia (SDM)

BAB I PENDAHULUAN. profesionalisme staf rumah sakit (Hasibuan, 2002). Sebuah RS. pencegahan, penyembuhan dan pemulihan bagi pelanggan (pasien dan

Transkripsi:

15 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ketenagaan merupakan salah satu sumber daya yang diperlukan dalam sistem kesehatan suatu negara untuk meningkatkan kesehatan hidup masyarakat. Ketenagaan membutuhkan masa persiapan yang terpanjang dibandingkan dengan sumber daya yang lain dan tergantung yang menyalurkan mobilisasi atau usahausaha untuk pemerataan pelayanan. Keunggulan suatu rumah sakit sebagai penyedia pelayanan kesehatan sangat bergantung pada kemampuannya dalam upaya penyediaan ketenagaan yang proposional sesuai dengan kualifikasi dan kebutuhan sehingga dapat mencapai kinerja yang optimal. Kinerja yang optimal akan dapat diraih jika produktivitas pegawai sebagai asset dalam organisasi mengalami kemajuan/peningkatan. Untuk mencapai produktivitas kerja pegawai yang diharapkan, maka organisasi dalam hal ini rumah sakit sangat perlu untuk menilai seberapa optimal kinerja yang telah dicapai pegawainya Selain itu adanya tuntutan terhadap pengelolaan sumber daya manusia di rumah sakit pemerintah agar dapat bersaing dengan rumah sakit swasta merupakan pekerjaan yang tidak mudah bagi penentu kebijakan rumah sakit. Peningkatan produktivitas pegawai yang berkualitas menjadi salah satu hal yang penting untuk diperhatikan karena tanpa adanya pegawai yang berkualitas, betapapun canggihnya sistem yang ada maka tujuan organisasipun akan sulit untuk dicapai. Oleh karena itu, untuk meningkatkan kinerja pegawai dapat memupuknya dengan mempengaruhi semangat bekerja para pegawai. Meminjam pernyataan dari http://www.skripsi-tesis.com semangat bekerja ini dipengaruhi oleh kepuasan kerja pegawai. Kepuasan kerja mencerminkan perasaan dan segala sesuatu di lingkungan kerjanya. Ini terlihat dari sikap pegawai terhadap pekerjaan dan segala sesuatu di lingkungan kerjanya. Besar kemungkinan ketidakpuasan pegawai berhubungan dengan semangat rendah pegawai yang akan menyebabkan penurunan kinerja pegawai. 1

16 Sumber yang didapat dari Subdepdiklit mengenai survey yang telah dilakukan oleh Rumkitpolpus RS Sukanto tentang kepuasan pegawai pada tahun 2008, memperoleh hasil yakni; dilihat dari hak yang diperoleh karyawan 64,8% merasa sangat tidak puas dengan gaji yang diterima dan 27,1% merasa tidak puas dengan kesempatan mendapatkan seminar/pelatihan yang dilakukan oleh rumah sakit. Dilihat dari tanggung jawab 27,1% tidak puas dengan beban kerja yang diterimanya. Terkait dengan profesionalitas kerja terlihat 26,4% pegawai merasa dirinya bukanlah orang yang mandiri dalam pekerjaan, dan 25% merasa tidak bangga saat membicarakan pekerjaannya dengan orang lain. Selain itu, 21,7% pegawai merasa tidak puas dengan keterampilan kerja yang dimilikinya dan 20,6% pegawai merasa beban kerja yang dihadapinya berpengaruh pada kinerjanya. Dalam hal komunikasi 25,3% pegawai merasa tidak puas dengan frekuensi pimpinan ruangan dalam membicarakan masalah yang dihadapi pegawai seharihari. Ketidakpuasan pegawai dalam hal team work terlihat hanya 10,7% pegawai merasa tidak puas dengan kerjasama antar pegawai diruang kerja dan 10,8% merasa tidak puas dengan kesempatan yang ada untuk mendiskusikan masalah dengan rekan kerja. Perhatian dari rumah sakit dalam hal tinkat kenaikan gaji dirasa kurang memuaskan oleh 60,7% pegawai dan 47,8% merasa kurang puas terhadap perhatian rumah sakit dalam hal pemberian penghargaan terhadap kinerjanya. Bila rumah sakit tidak melakukan penilaian kinerja pegawai, maka akan berdampak pada ketidaktahuan pihak pengambil keputusan terhadap sejauh mana prestasi yang dilakukan pegawai. Hal ini penting untuk diketahui sebagai pengambilan keputusan yang digunakan untuk promosi, demosi, pemberhentian dan penetapan besarnya balas jasa serta sebagai dasar untuk mengevaluasi efektivitas seluruh kegiatan didalam organisasi. Mengingat perawat merupakan pegawai rumah sakit yang jumlahnya paling banyak maka dari survei kepuasan pegawai tersebut dianggap perlu untuk melakukan penilaian terhadap kinerja perawat sebagai alat untuk meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit. Selain itu, keperawatan hubungannya sangat banyak keterlibatan dengan manusia dan kemanusiaan, oleh karena berbagai masalah

17 kesehatan. Keperawatan memandang manusia secara utuh dan unik sehingga praktek keperawatan membutuhkan penerapan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang kompleks sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan pasien. Keunikan hubungan perawat dan pasien harus dipelihara interaksi dinamikanya dan kontuinitasnya sehingga dinilai perlu untuk mengetahui kinerja perawat. Dalam hal peningkatan kinerja keperawatan, Carpetino (1999) mengemukakan bahwa perkembangan pelayanan keperawatan saat ini telah melahirkan paradigma keperawatan yang menuntut adanya pelayanan keperawatan yang bermutu. Hal ini dapat dilihat dari adanya dua fenomena sistem pelayanan keperawatan yakni perubahan sifat pelayanan dari fakasional menjadi profesional dan terjadinya pergeseran fokus pelayanan asuhan keperawatan. Fokus asuhan keperawatan berubah dari peran kuratif dan promotif menjadi peran promotif, pereventif,kuratif dan rehabilitatif. Disiplin dan motivasi tenaga keperawatan yang baik dalam pelayanan kesehatan bagi masyarakat merupakan harapan bagi semua pengguna pelayanan. Disiplin dan motivasi yang rendah akan berdampak negatif, karena pengguna jasa pelayanan akan meninggalkan Puskesmas dan beralih ketempat pelayanan kesehatan lainnya. Untuk itu diperlukan tenaga perawat yang profesional yang dapat memberikan pelayanan keperawatan yang efektif, efisien dan bermutu Ukuran kinerja suatu organisasi tidak dapat hanya diukur dari para pelaksana pelayanan, tetapi dari penerima pelayanan. Hal ini dikarenakan kinerja pada dasarnya output bukan input. Pihak yang dapat merasakan output bukanlah pihak penyelenggara layanan tetapi pengguna jasa pelayananan (masyarakat). Oleh karena itulah dalam pengukuran suatu kinerja mau tidak mau harus melibatkan konsumen yang berasal dari masyarakat pengguna jasa layanan. Rumkitpolpus RS Sukanto pun untuk mengetahui kinerja melakukan survei mengenai kepuasan pasien dalam hal ini peneliti hanya mengambil survei kepuasan pasien rawat inap mengenai pelayanan perawatnya saja. Survei ini dimaksudkan untuk mengetahui kinerja perawat dilihat dari pelayanannya. Dari data survei yang ada dapat dilihat dari segi penilaian perawat dihasilkan sebagai berikut:

18 Tabel 1.1 Hasil Survei Kepuasan Pasien Rawat Inap Mengenai Pelayanan Perawat Tahun 2008 No Variabel Penilaian Sangat Tidak Sangat tidak Puas puas puas puas 1. Keramahan 0 11 130 48 2. Cepat tanggap 2 14 134 37 3. Keterampilan 1 8 141 31 4. Member penjelasan 0 14 143 33 5. Kecepatan melayani pasien 2 16 134 35 Penilaian prestasi kerja pada perawat dapat menimbulkan perasaan puas dalam diri perawat, karena dengan cara ini hasil kerja perawat dinilai oleh organisasi dengan sewajarnya dan kelemahan-kelemahan yang ada dalam diri individu perawat dapat diketahui. Kelemahan-kelemahan tersebut harus diterima secara objektif oleh perawat sebagai suatu kenyataan dan pada akhirnya akan menimbulkan dorongan untuk memperbaiki diri. Oleh karena itu, adanya peran dari rumah sakit untuk mengetahui tingkat kinerja para perawat dinilai sangat penting. Selain hal tersebut bila dilihat dari hasil survei kepuasan kerja yang dilakukan oleh rumah sakit yang telah dijelaskan diatas dapat terwakili oleh perawat karena perawat merupakan jumlah pegawai yang terbanyak di Rumkitpolpus RS Sukanto. Oleh karena itu pula penulis sangat tertarik untuk melakukan penelitian mengenai kinerja perawat Rumkitpolpus RS Sukanto dengan menggunakan asuhan keperawatan sebagai penilaian kinerja dengan harapan akan dapat mencerminkan kualiatas kerja perawat sebenarnya. 1.2. Perumusan Masalah Sesuai dengan latar belakang yang telah dijabarkan di awal, dilihat dari survei kepuasan kerja dan survei kepuasan pasien dirawat inap. Hal tersebut mengindikasikan masih minimnya pelayanan keperawatan yang diberikan oleh

19 perawat.. Selain itu belum diketahuinya faktor-faktor yang berhubungan dengan kinerja perawat dalam pelaksanan asuhan keperawatan pasien di unit rawat inap. Dengan menggunakan metode penilaian kinerja perawat yang diukur/dinilai dari asuhan keperawatan yang dilakukan diharapkan dapat mengetahui kinerja perawat sesungguhnya. 1.3. Pertanyaan Penelitian 1. Bagaimanakah gambaran kinerja perawat di unit rawat Rumkitpolpus RS Sukanto pada tahun 2009? 2. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kinerja perawat di unit rawat Rumkitpolpus RS Sukanto pada tahun 2009? 3. Bagaimanakah hubungan variabel individu dengan kinerja perawat di unit rawat Rumkitpolpus RS Sukanto pada tahun 2009? 4. Bagaimanakah hubungan variabel organisai dengan kinerja perawat di unit rawat Rumkitpolpus RS Sukanto pada tahun 2009? 1.4. Tujuan Penelitian 1.4.1. Tujuan Umum Diketahuinya gambaran mengenai analisa kinerja perawat di unit rawat Rumkitpolpus RS Sukanto pada tahun 2009 1.4.2. Tujuan Khusus 1. Diketahuinya faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja perawat di unit rawat inap Rumkitpolpus RS Sukanto pada tahun 2009 2. Diketahuinya hubungan variabel individu perawat dengan kinerja perawat di unit rawat Rumkitpolpus RS Sukanto pada tahun 2009 3. Bagaimanakah hubungan variabel organisai dengan kinerja perawat di unit rawat Rumkitpolpus RS Sukanto pada tahun 2009?

20 1.5. Manfaat Penelitian 1.5.1. Manfaat bagi institusi (Rumkit Polpus RS Sukanto) 1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai masukan data mengenai kinerja perawat di Rumkitpolpus RS Sukanto. 2. Dapat dijadikan dasar dalam proses pengambilan keputusan promosi, pemecatan serta kenaikan gaji. 3. Dapat digunakan sebagai acuan prioritas pengembangan dan pelatihan perawat yang harus diadakan guna meningkatkan mutu pelayanan keperawatan yang lebih baik ataupun mempertahankan mutu pelayanan keperawawtan yang sudah baik. 1.5.2. Manfaat bagi peneliti 1. Memberikan kesempatan bagi peneliti untuk menerapkan illmu yang sudah didapat selama dibangku kuliah. 2. Dengan dilakukannya penelitian ini akan memberikan suatu pengalaman yang berharga bagi peneliti karena menjawab tantangan yang terjadi dilapangan. 1.6. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Rumkitpolpus RS Sukanto yang berlokasi di Jalan Raya Bogor, Kramat Jati, Jakarta Timur. Objek pengamatan terfokus kinerja perawat rawat inap. Dalam penelitian ini yang menjadi target penelitian adalah dengan melakukan survei pada kinerja perawat rawat inap di Rumkitpolpus RS Sukanto Kegiatan penilitian dilaksanakan langsung ketempat yang telah disebutkan diatas pada bulan Mei 2009 dengan melakukan survei pada perawat rawat inap Rumkitpolpus RS Sukanto mengenai kinerja dilihat dari asuhan keperawatan yang telah dilakukannya.

21 Dalam bab selanjutnya akan dibahas mengenai tinjauan kepustakaan pada bab II, kerangka teori, kerangka konsep dan definisi operasional pada bab III dengan mendeskripsikan hubungan antara variabel-variabel. Pada bab selanjutnya yakni bab IV penulis akan membahas mengenai metodologi penelitian yang akan dipakai meliputi jenis penelitian, lokasi dan waktu penelitian, populasi dan sampel yang akan digunakan, metode pengumpulan data yang digunakan, pengolahan dan analisis data. Dalam bab selanjutnya penulis akan mencantumkan keterbatasan penelitian yang akan mengukur keberhasilan penelitian serta hasil dan pembahasan penelitian. Dan pada bab terakhir penulis akan membuat kesimpulan dan saran yang diharapkan dapat memberikan masukan yang bermanfaat bagi instansi rumah sakit tempat penelitian dilakukan.