MODUL 2 KESELAMATAN KERJA (Peran & Fungsi K3 Pada Pekerjaan Konstruksi)

dokumen-dokumen yang mirip
MODUL 2 ALAT KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (ALAT PELI NDUNG MESI N/ APM) TINGKAT X PROGRAM KEAHLI AN TEKNI K PEMANFAATAN TENAGA LI STRI K

MODUL 3 KESELAMATAN KERJA (Kebijakan dan Prosedur K3)

MODUL 8 ALAT KERJA TANGAN DAN MESI N (MEMAHAT) TINGKAT X PROGRAM KEAHLI AN TEKNI K PEMANFAATAN TENAGA LI STRI K DISUSUN OLEH : Drs.

IMPLEMENTASI KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA DI SEKTOR KONSTRUKSI

MODUL 4 KESELAMATAN KERJA (Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan)

MODUL 7 ALAT KERJA TANGAN DAN MESI N (MENGGERGAJI ) TINGKAT X PROGRAM KEAHLI AN TEKNI K PEMANFAATAN TENAGA LI STRI K DISUSUN OLEH : Drs.

MODUL 1 ALAT KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (ALAT PELI NDUNG DI RI / APD) TINGKAT X PROGRAM KEAHLI AN TEKNI K PEMANFAATAN TENAGA LI STRI K

MODUL 4 ALAT KERJA TANGAN DAN MESI N (MENGUKUR) TINGKAT X PROGRAM KEAHLI AN TEKNI K PEMANFAATAN TENAGA LI STRI K DISUSUN OLEH : Drs.

MODUL 10 ALAT KERJA TANGAN DAN MESI N (MENGETAP DAN MENYENAI ) TINGKAT X PROGRAM KEAHLI AN TEKNI K PEMANFAATAN TENAGA LI STRI K DISUSUN OLEH :

MODUL 5 ALAT KERJA TANGAN DAN MESI N (MELUKI S) TINGKAT X PROGRAM KEAHLI AN TEKNI K PEMANFAATAN TENAGA LI STRI K DISUSUN OLEH : Drs.

MODUL 9 ALAT KERJA TANGAN DAN MESI N (MENGEBOR DAN MELUASKAN) TINGKAT X PROGRAM KEAHLI AN TEKNI K PEMANFAATAN TENAGA LI STRI K DISUSUN OLEH :

MODUL 1 KESELAMATAN KERJA (Peraturan, Norma dan Standar K3)

MODUL 2 SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. (Kecelakaan dan P3K) TINGKAT : XI PROGRAM KEAHLI AN TEKNI K PEMANFAATAN TENAGA LI STRI K

MODUL 13 SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. (Pengendalian Keselamatan dan Kesehatan Kerja)

MODUL 8 SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. (Kabel dan Sambungan) TINGKAT : XI PROGRAM KEAHLI AN TEKNI K PEMANFAATAN TENAGA LI STRI K

MODUL 6 ALAT KERJA TANGAN DAN MESI N (MENGI KI R) TINGKAT X PROGRAM KEAHLI AN TEKNI K PEMANFAATAN TENAGA LI STRI K DISUSUN OLEH : Drs.

MODUL 4 SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. (Pencegahan Kecelakaan) TINGKAT : XI PROGRAM KEAHLI AN TEKNI K PEMANFAATAN TENAGA LI STRI K

MODUL 10 SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. (Prinsip Keselamatan Kerja)

PELATIHAN INSPEKTOR LAPANGAN PEKERJAAN JALAN (SITE INSPECTOR OF ROADS)

MODUL 6 SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. (Terluka oleh benda kecil)

MODUL 11 ALAT KERJA TANGAN DAN MESI N (ALAT BANTU KERJA LI STRI K) TINGKAT X PROGRAM KEAHLI AN TEKNI K PEMANFAATAN TENAGA LI STRI K DISUSUN OLEH :

MODUL 5 SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. (Bekerja di Bengkel) TINGKAT : XI PROGRAM KEAHLI AN TEKNI K PEMANFAATAN TENAGA LI STRI K

MODUL SIB 01 : KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

MODUL 3 SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. (Penempatan dan Pembuangan)

MODUL 1 SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. (Kesehatan) TINGKAT : XI PROGRAM KEAHLI AN TEKNI K PEMANFAATAN TENAGA LI STRI K

MODUL 9 SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. (Tangga dan Beban) TINGKAT : XI PROGRAM KEAHLI AN TEKNI K PEMANFAATAN TENAGA LI STRI K

MODUL 3 ALAT KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (ALAT PENGAMAN RUANG DAN KEBAKARAN) TINGKAT X PROGRAM KEAHLI AN TEKNI K PEMANFAATAN TENAGA LI STRI K

Tujuan K3. Mencegah terjadinya kecelakaan kerja. Menjamin tempat kerja yang sehat, bersih, nyaman dan aman

MODUL 7 SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. (Listrik) TINGKAT : XI PROGRAM KEAHLI AN TEKNI K PEMANFAATAN TENAGA LI STRI K

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

K3 Konstruksi Bangunan

MUTU PEKERJAAN dan KESELAMATAN KERJA Oleh : Parfi Khadiyanto Anggota Dewan Pengurus Bidang I (Prolima)LPJKD Prov. Jateng

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kepuasan memiliki bermacam-macam arti, masing-masing bidang

MANAJEMEN RISIKO KECELAKAAN KERJA PADA PROYEK PEMBANGUNAN PERLUASAN HOTEL MERCURE 8 LANTAI PONTIANAK

BAB IITINJAUAN PUSTAKA TINJAUAN PUSTAKA. A. Manajemen Sumberdaya Manusia Manajemen Sumberdaya Manusia adalah penarikan seleksi,

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KECELAKAAN KERJA PT.METALINDO SENTOSA UTAMA DI SURABAYA

KESELAMATAN KERJA. Keselamatan & Kesehatan Kerja

BAB I PENDAHULUAN. tentang ketenaga kerjaan yakni penyegelan asset perusahaan jika melanggar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Menjamin keselamatan kerja operator & orang lain Menjamin penggunaan peralatan mekanik aman dioperasikan Menjamin proses produksi aman dan lancar

BAB IV HASIL DAN ANALISA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

harus dikelola oleh tenaga kesehatan yang professional. dalam pemberian P3K, Undang-Undang No.13 Tahun 2003 tentang

CONTOH (SAMPLE) Penerapan Sistem K3LM Proyek Konstruksi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Pekerjaan konstruksi merupakan suatu proses yang besar, yang melibatkan

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan perlu melaksanakan program keselamatan dan kesehatan kerja

pada tabel 6.1 tentang penyebab kecelakaan akibat tidakan tidak aman ( Unsafe

MEMPELAJARI KESELAMATAN KERJA RUANG PLATTING MENGGUNAKAN FREQUENCY RATE & SEVERITY RATE

BAB III EVALUASI A. Kognitif skill

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG PERIZINAN JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SERANG, a.

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Dunia industri dengan segala elemen pendukungnya selalu berkembang secara

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2000 TENTANG PENYELENGGARAAN PEMBINAAN JASA KONSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.08/MEN/VII/2010 TAHUN 2010 TENTANG ALAT PELINDUNG DIRI

KESEHATAN KERJA. oleh; Syamsul Rizal Sinulingga, MPH

IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KECELAKAAN KERJA DAN PENERAPAN SAFETY MANAGEMENT PADA PROYEK KONSTRUKSI DI BALI. Laporan Tugas Akhir

ANALISIS PENERAPAN JAMSOSTEK PADA PROYEK KONSTRUKSI. Oleh TEGUH SUSANTO NPM. :

12. Peraturan Uap Tahun 1930 atau Stoom Verordening 1930;

PERATURAN PERUNDANGAN TERKAIT K3 KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI

Tujuan Dari Sistem Manajemen K3

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN JALAN

KEBIJAKAN KEMNAKER DALAM PEMBINAAN KOMPETENSI AHLI K3 KONSTRUKSI

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Keselamatan dan Kesehatan Kerja. subkontraktor, serta safety professionals.

MODUL 12 SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. (Keselamatan Kerja Listrik dan Prosedur Isolasi)

Ujian Akhir Semester Keselamatan Kesehatan Kerja dan Lindung Lingkungan Semester Pendek Oleh: Arrigo Dirgantara

WALIKOTA JAMBI PROVINSI JAMBI PERATURAN DAERAH KOTA JAMBI NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2000 TENTANG PENYELENGGARAAN PEMBINAAN JASA KONSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PERUNDANGAN TERKAIT K3

BAB I PENDAHULUAN. kecelakaan kerja yang sangat tinggi sehingga mengakibatkan banyaknya korban

BAB IX ASURANSI ANEKA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada karyawan bagian finishing

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

R121. Rekomendasi Jaminan Kecelakaan Kerja, 1964 (No. 121)

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 1995 TENTANG ANGKUTAN UDARA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 7 TAHUN 2002 TENTANG IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SLEMAN,

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

10. SAFETY 10.1 Proses Keselamatan (Safety Process)

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan berarti memberi. kesempatan kepada karyawan dalam memenuhi kelangsungan hidupnya

Peralatan Perlindungan Pekerja

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK. Kontraktor memerlukan strategi agar hasil yang dicapai sesuai dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. ILO menghasilkan kesimpulan, setiap hari rata-rata orang meninggal, setara

BAB VI PENUTUP. terkait langsung dengan sistem transportasi. Evaluasi dari manajemen sangat

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP DISIPLIN DALAM BERLALU LINTAS DENGAN KINERJA

PT MDM DASAR DASAR K3

BAB II LANDASAN TEORI. dan proses produksi (Tarwaka, 2008: 4). 1. Mencegah dan Mengurangi kecelakaan.

BAB I PENDAHULUAN. hak pekerja yang wajib dipenuhi oleh perusahaan disamping hak-hak normatif

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2000 TENTANG PENYELENGGARAAN PEMBINAAN JASA KONSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Angka kecelakaan kerja di Indonesia tahun 2010 hingga Juli mencapai kasus.

PERATURAN DAERAH KOTA TANJUNGPINANG NOMOR 7 TAHUN 2006 TENTANG IZIN GANGGUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TANJUNGPINANG,

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA TENTANG GANTI KERUGIAN ANGKUTAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

USULAN PERBAIKAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA BERDASARKAN METODE SWIFT PADA PT KRAKATAU STEEL DIVISI WIRE ROD MILL

Transkripsi:

MODUL 2 KESELAMATAN KERJA (Peran & Fungsi K3 Pada Pekerjaan Konstruksi) TINGKAT : XI PROGRAM KEAHLI AN TEKNI K PEMANFAATAN TENAGA LI STRI K DISUSUN OLEH : Drs. SOEBANDONO

LEMBAR KERJA SISWA 2 A. LATAR BELAKANG Pekerjaan konstruksi merupakan kompleksitas kerja yang melibatkan bahan bangunan, peralatan, perlengkapan, teknologi dan tenaga kerja yang secara sendiri ataupun bersama-sama dapat menjadi sumber potensial terjadinya kecelakaan. Selain itu pekerjaan konstruksi pada umumnya merupakan pekerjaan di lapangan terbuka yang mudah terpengaruh oleh cuaca. Macam pekerjaan dapat berlangsung dibawah tanah, dalam genangan air, pada tempat-tempat lembab ataupun gelap yang berpotensi terhadap kesehatan kerja. Tenaga kerja merupakan sumber daya yang sangat penting. Oleh karena itu perlu dilindungi. Apalagi bila tenaga kerja yang telah trampil atau yang mempunyai keahlian mendapatkan kecelakaan yang akan berakibat terhadap waktu penyelesaian pekerjaan dan pada akhirnya merugikan bagi kontraktor. Oleh sebab itu dibuatlah suatu peraturan perundang-undangan yang mewajibkan kontraktor untuk melaksanakan Kesehatan dan Keamanan Kerja (K3) pada proyek yang menjadi tanggung jawabnya guna menjamin perlindungan tenaga kerja dari kecelakaan dan gangguan kesehatan kerja. Pelaksana lapangan sebagai petugas kontraktor di lapangan perlu mengetahui pokok-pokok kesehatan dan keselamatan kerja (K3) pada pekerjaan konstruksi yang meliputi : - Peraturan Perundangan yang berlaku. - Organisasi Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3). - Sebab-sebab serta cara pencegahan terjadinya kecelakaan. - Sebab-sebab serta cara pencegahan gangguan kesehatan tenaga kerja pada pekerjaan konstruksi. B. PERATURAN DAN PERUNDANGAN YANG BERKAITAN DENGAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3) PADA PEKERJAAN KONSTRUKSI Peraturan dan perundangan yang berkaitan dengan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) pada pekerjaan konstruksi adalah : 1. Bangsa Indonesia sebagai bangsa-bangsa didunia, telah turut serta pada Konvensi Internasional tentang perlindungan terhadap tenaga kerja. 2. Pada tahun 1989 telah dikeluarkan Undang-undang No.14 tahun 1989 tentang Kesehatan Tenaga Kerja. Yang sebelumnya pada tahun 1970 telah dikeluarkan Undang-undang No.1 tentang Keselamatan Kerja. 3. Pada tahun 1980 Menteri Tenaga Kerja telah mengeluarkan Peraturan No.01/MEN/1980 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada Konstruksi Bangunan. 4. Pada tahun 1986 Menteri Pekerjaan Umum dan Menteri Tenaga Kerja menerbitkan Surat Keputusan bersama No.174/MEN/1986 dan 104/KPTS/1986 tentang Pedoman Kesehatan dan Keselamatan Kerja pada Tempat Pekerjaan Konstruksi. PROBOLINGGO Nama Siswa : 1 7

Dengan adanya peraturan perundangan tersebut, maka telah lengkap dan mantap landasan hukum untuk melaksanakan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) pada pekerjaan konstruksi. Oleh karena itu menjadi kewajiban semua pihak yang terlibat pada konstruksi antara lain pemberi kerja, pemborong, pengawas dan tenaga kerja untuk melaksanakan peraturan dan perundangan tersebut. C. ORGANISASI KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3) Peraturan Perundangan MENAKERTRANS MENKIMSARWIL SK Bersama INSPEKTOR PROYEK PROYEK PROYEK KONTRAKTOR KONTRAK Petugas Kesehatan INSPEKTOR Site Manager Petugas Kesehatan Pelaksana Lapangan Pelaksana Lapangan PROBOLINGGO Nama Siswa : 2 7

Penjelasan : - Di Indonesia Peraturan Perundangan tentang Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) telah memadai. Departemen Pekerjaan Umum bertanggung jawab terhadap Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) pada Pekerjaan Konstruksi. - Dilingkungan Departemen Tenaga Kerja ada unit/petugas yang melakukan tugas pengawasan / inspeksi yaitu para Inspektor Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3). - Dilingkungan Departemen Pekerjaan Umum terdapat unit/petugas yang melaksanakan inspeksi / pengawasan, termasuk pengawasan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3). - Dalam kontrak pekerjaan konstruksi tercantum klosul tentang kewajiban kontraktor untuk melaksanakan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3). - Kontraktor harus mempunyai petugas dalam bidang Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) yang disebut Petugas Kesehatan. Adapun tugas petugas kesehatan adalah : 1. Membuat perencanaan dan program pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) di Proyek. 2. Melakukan penyuluhan dan pemberian informasi serta latihan tentang Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3). 3. Mencatat data kecelakaan. 4. Mencegah terjadinya kecelakaan dan gangguan kecelakaan. D. KERUGIAN BILA TIDAK MELAKSANAKAN K3 Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) sangat penting dan bermanfaat baik bagi pemberi kerja, pemborong maupun tenaga kerja. Bila tidak melaksanakannya dapat menimbulkan kerugian. Kerugian-kerugian antara lain : 1. Bagi Pemberi Kerja Bila terjadi kecelakaan dan terjadi musibah (misalnya kebakaran), maka proyek dapat tertunda penyelesaiannya. Sekalipun pemberi kerja tidak akan mengeluarkan biaya tambahan karena adanya kebakaran tsb, namun tertundanya penyelesaian proyek bearti merupakan penundaan manfaat proyek yang dibiayai dari dana kredit, jelas pemberi kerja akan menanggung bunga kredit itu selama waktu tertundanya proyek beroperasi. 2. Bagi Kontraktor Banyak sekali kerugian yang harus dipikul. Baik kerugian dalam keuangan, beban pikiran dan reputasi. Bila terjadi kecelakaan dan kecelakaan tersebut menimbulkan kerugian masyarakat yang besar, kontraktor akan diprotes, dituntut bahkan dicacimaki oleh Pers. 3. Bagi Tenaga Kerja (Naker) Bagi tenaga kerja yang mendapat kecelakaan, apalagi cacat berat bearti yang bersangkutan akan kehilangan kesempatan bekerja sesuai kemampuan yang dimilikinya, atau tidak dapat bekerja sama sekali. Bagi yang sudah berumahtangga kecelakaan dapat menimbulkan penderitaan istri dan anak-anaknya. PROBOLINGGO Nama Siswa : 3 7

E. KECELAKAAN PADA PEKERJAAN KONSTRUKSI Pekerjaan konstruksi tergolong pekerjaan yang mengandung atau mempunyai potensi terjadinya kecelakaan yang cukup besar. Kecelakaan pada pekerjaan konstruksi bermacam-macam. Ada kecelakaan akibat terkena benda jatuh atau yang disebabkan karena terpukul, benda tajam, sengatan aliran listrik, tergelincir dll. Data statistik kecelakaan pada pekerjaan konstruksi di Indonesia digambarkan sebagai berikut : Kriteria Prosentase Sebab-sebab kecelakaan 30 % Pengangkutan dan lalu-lintas 29 % Kejatuhan benda 5 % Kebakaran 26 % Tergelincir, terpukul 10 % Jatuh dari ketinggian F. SEBAB SEBAB KECELAKAAN Setiap kecelakaan tentu ada penyebabnya. Sebab-sebab terjadinya kecelakaan digolongkan dalam dua kelompok yaitu yang disebabkan faktor manusia dan faktor konstruksi (alat dan lingkungan). 1. Faktor Manusia Bahaya kecelakaan kerja umumnya disebabkan oleh manusia itu sendiri (human error). Antara lain karena kurangnya pengertian, kurang pengetahuan, kurang disiplin, kondisi mental misalnya emosi, kejenuhan dll. 2. Faktor Konstruksi (Alat dan Lingkungan) Bahaya kecelakaan kerja yang disebabkan oleh faktor konstruksi (alat dan lingkungan) antara lain tidak adanya perencanaan K3, minimnya pengamanan, penggunaan/pengoperasian alat tidak benar/tidak sesuai, konstruksi salah sehingga roboh. Keadaan lingkungan yang kurang baik misalnya lapangan atau tempat kerja licin, gelap, pengap, berdebu dll. PROBOLINGGO Nama Siswa : 4 7

G. UPAYA PENCEGAHAN KECELAKAAN Telah diuraikan diatas bahwa penyebab terjadinya kecelakaan adalah karena faktor manusia dan faktor konstruksi (alat dan lingkungan). Melihat kenyataan tersebut, maka kunci pencegahan terjadinya kecelakaan adalah mendorong adanya ketertiban dan disiplin kerja serta menjamin agar keadaan lapangan kerja (lingkungan) tertata dengan baik, teratur dan bersih. Pencegahan kecelakaan yang disebabkan oleh faktor manusia dapat ditempuh berbagai upaya antara lain : 1. Kampaye dan penyuluhan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) secara berkala untuk menumbuhkan kesadaran ber Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3). 2. Mengadakan latihan dan demontrasi Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) bagi para pekerja maupun staff kontraktor misalnya : latihan eveluasi bahaya kebakaran, cara-cara P3K dsb 3. Melakukan pengecekan secara teratur terhadap alat-alat Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3), peralatan P3K, alarm/sirine tanda kebakaran dsb. 4. Memasang poster dan tanda-tanda Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) ditempat strategis. 5. Memberikan sanksi bagi pekerja yang melanggar peraturan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) dan memberikan penghargaan bagi pekerja yang telah patuh dan melaksanakan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3). 6. Mengadakan pertemuan, dialog atau diskusi khusus tentang Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) bagi seluruh karyawan. 7. Penelitian bersifat teknis 8. Penelitian medis 9. Penelitian psikologis 10. Standarisasi alat dan perlengkapan kerja 11. Pengawasan bersifat umum dan khusus 12. Asuransi kecelakaan PROBOLINGGO Nama Siswa : 5 7

RANGKUMAN PROBOLINGGO Nama Siswa : 6 7

SOAL 1. Sebutkan beberapa 2 peraturan perundangan yang berkaitan dengan K3 pada pekerjaan konstruksi! 2. Kerugian pihak manasaja bila pekerjaan konstruksi tidak melaksanakan K3? 3. Sebutkan sebab-sebab terjadinya kecelakaan kerja yang dikarenakan sengatan Listrik! 4. Sebutkan faktor apa saja yang menyebabkan terjadinya kecelakaan! 5. Sebutkan berbagai upaya guna mencegah terjadinya kecelakaan kerja! JAWABAN PROBOLINGGO Nama Siswa : 7 7

Daftar Pustaka Drs. Heru Subagyo, Keselamatan Kerja, APEI-JATIM 2000 Ir. Imam Soebari, Keselamatan dan Kesehatan Kerja(K3), APEI-JATIM 2000 H.N.C. Stam, Keselamatan dan Kesehatan di Tempat Kerja, Katalis- Jakarta 1989 Tia Setiawan, Harun Keselamatan Kerja dan Tata Laksana Bengkel, Depdikbud 1980