BAB I PENDAHULUAN. Listrik Dinamis di Kelas X SMA Negeri 3 Lamongan, Jurnal Prosiding Seminar Nasional Sains, ISBN , (2014), 5.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. bertujuan menghasilkan sumber daya manusia (SDM) Indonesia yang terdidik

BAB I PENDAHULUAN. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah pokok yang dihadapi dunia pendidikan di Indonesia adalah masalah yang berhubungan dengan mutu atau

BAB I PENDAHULUAN. penting. Salah satu bukti yang menunjukkan pentingnya. memerlukan keterampilan matematika yang sesuai; (3) merupakan sarana

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hilman Nuha Ramadhan, 2013

BAB I PENDAHULUAN. diberikan kepada siswa di semua jenjang pendidikan. Siswa dituntut untuk

BAB I PENDAHULUAN. berlandaskan pada kurikulum satuan pendidikan dalam upaya meningkatkan. masyarakat secara mandiri kelak di kemudian hari.

BAB I PENDAHULUAN. matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang dipelajari sejak SD. sampai SMA bahkan perguruan tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. membangun peradaban manusia di era modern seperti saat ini. Pada hakikatnya. mengalami perubahan (Wayan Somayasa, 2013: 2).

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting sebagai sarana yang tepat untuk

sendiri dari hasil pengalaman belajarnya.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. sebelumnya. UU nomor 20 tahun 2003 pasal 3 menjelaskan bahwa fungsi

2015 PENGARUH MEDIA PEMBELAJARAN AUDIO VISUAL BERBASIS FILM TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA

BAB I PENDAHULUAN. Untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia dibutuhkan. pendidikan, karena pendidikan merupakan wahana untuk mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah aspek penting dalam perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. teknologi komunikasi dewasa ini, menuntut individu untuk memiliki berbagai

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu komponen utama kebutuhan manusia. Melalui

BAB 1 PENDAHULUAN. pengendalian diri, kepribadian kecerdasan akhlak mulia, serta keterampilan yang. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER OLEH MAHASISWA CALON GURU FISIKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

2015 ANALISIS NILAI-NILAI KARAKTER, KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA PADA TOPIK KOLOID MELALUI PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING

BAB I PENDAHULUAN 1. 5 Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. manusia, karena dengan pendidikan manusia dapat berdaya guna dan mandiri.

BAB I PENDAHULUAN. dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara (UU SISDIKNAS 2003, 2006).

psikologis peserta didik. Untuk itu setiap satuan pendidikan melakukan perencanaan pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran serta penilaian

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Atamik B, 2013

I. PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) diajarkan bukan hanya untuk mengetahui dan

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-I Jurusan Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh :

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB V KESIMPULAN, SARAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. cerdas, terbuka dan demokratis. Pendidikan memegang peran dalam. tertuang dalam pembukaan Undang-undang Dasar 1945.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN FISIKA BERORIENTASI KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF PADA POKOK BAHASAN ZAT DAN WUJUDNYA DI SMP NEGERI 15 BANJARMASIN

2014 PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE KUIS TIM UNTUK ENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIS DAN SELF-CONFIDENCE SISWA SMP

BAB I PENDAHULUAN. berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas,

Skripsi Untuk MemenuhiSebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Matematika. Disusun Oleh :

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan pengalaman peneliti mengajar IPA di MTs Negeri Jeketro,

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan dalam pembelajaran yaitu: 1) kemampuan melakukan penalaran. 5) keterampilan komunikasi (Trisni dkk, 2012: 3).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nur Inayah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia abad ke-21 mempunyai karakteristik sebagai berikut,

BAB I PENDAHULUAN. Nasional Pendidikan pasal 6 ayat (1) dikemukakan bahwa kurikulum untuk jenis

BAB I PENDAHULUAN. Bandung, 2013, hlm Ismail, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM, Rasail Media Group, Semarang, 2008, hlm.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi peserta didik agar. demikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF CARD SORT DAN INDEX CARD MATCH TERHADAP PRESTASI BELAJAR GETARAN DAN GELOMBANG 1. Haryanto 2.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan PP 19 Tahun 2005 Pasal 20 dinyatakan bahwa: Perencanaan

BAB I PENDAHULUAN. memasuki masa sekolah, tugas mereka adalah belajar. Ini merupakan salah

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas pendidikan di Indonesia masih tergolong rendah. Indikator paling nyata

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan fakta dan konsep (Yuniastuti, 2013). 2009). Dengan melakukan hands on activity dan minds on activity berbasis proses

BAB I PENDAHULUAN. Dalam upaya meningkatan mutu pendidikan pemerintah. mengeluarkan berbagai kebijakan. Salah satu kebijakannya adalah mengganti

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rika Nurjanah, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya pendidikan merupakan kebutuhan manusia. Pendidikan tidak dapat diperoleh begitu saja

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Wita Aprialita, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Deslyn Everina Simatupang, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. ukur kemajuan suatu bangsa, sehingga kualitas pendidikan sangat. diperhatikan oleh pemerintah. Hingga saat ini pemerintah terus

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan formal yang sedang banyak diminati masyarakat, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. menjelaskan ayat sebagai berikut: 1

PENERAPAN PEMBELAJARAN BERBASIS PAIKEM PADA PELAJARAN MATEMATIKA MATERI DIFERENSIAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI IPA3 SMAN I PALOPO

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. yang berkualitas, cerdas, damai, terbuka, demokratis, dan mampu bersaing serta dapat

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kualitas pendidikan merupakan masalah yang harus diselesaikan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu proses memanusiakan manusia atau lazim

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan kualifikasi guru, penyempurnaan kurikulum, pengadaan buku dan alat

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. yang berdampak pada peningkatan kualitas hidup suatu bangsa. Menurut

harapkan dapat mencapai tujuan pendidikan nasional dan dapat meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas. Dalam hal ini siswa perlu memilik

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR TEKNIK LISTRIK DASAR OTOMOTIF

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Agung Firmansyah, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Wahyu Handining Tyas, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Metode Pembelajaran Contextual Teaching and Learning Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Kelas V SDN Kedung Banteng

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Iva Sucianti, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. mengharuskan mampu melahirkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang

PENGARUH PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN INQUIRY

PENERAPAN METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN KETRAMPILAN MERENCANAKAN EKSPERIMEN DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI SISWA KELAS X-3 SMA NEGERI 1 SIMO

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Implementasai kurikulum 2013 di Indonesia sangat diharapkan dalam

BAB I PENDAHULUAN. lembaga atau individu untuk mencapai tujuan tertentu. Pendidikan merupakan

Pembelajaran Grafik Fungsi Trigonometri Berbantu Aplikasi Geogebra untuk Meningkatkan Kreativitas dan Hasil Belajar Siswa

BAB 1 PENDAHULUAN. teknologi yang serba canggih seperti saat ini, tentu saja manusia dapat dengan

Meningkatkan Hasil Belajar IPA Konsep Cahaya Melalui Pembelajaran Science-Edutainment Berbantuan Media Animasi

BAB I PENDAHULUAN. merupakan integrasi dari berbagai cabang Ilmu Sosial. Supardi (2011: 183)

BAB I PENDAHULUAN. memunculkan persaingan yang cukup tajam, dan sekaligus menjadi ajang seleksi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I. dengan pembelajaran. Untuk mencapai tujuan pendidikan harus melalui proses. pembelajaran. Syam, dkk (1988:2) mengemukakan:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peradaban manusia semakin berkembang dan perkembangan masa kini telah memasuki era globalisasi. Era globalisasi yakni sebagai era persaingan mutu dan kualitas, siapa yang berkualitas dialah yang akan maju dan mampu mempertahankan eksistensinya. Oleh karena itu pembangunan sumber daya manusia yang berkualitas merupakan sesuatu yang tidak dapat ditawar lagi. 1 Pembangunan sumber daya manusia yang berkualitas tidak lepas dari peran dunia pendidikan yang ada pada suatu negara. Salah satu cara untuk meningkatkan SDM yang berkualitas adalah melalui proses pendidikan. Proses pendidikan berfungsi sebagai alat untuk mencapai tujuan pendidikan. Yakni kompetensi yang harus dicapai dalam ikhtiar pendidikan. 2 Dalam proses pendidikan di sekolah kegiatan belajar mengajar memegang peranan yang sangat penting. Sehingga guru harus memahami benar kedudukan model pembelajaran yaitu sebagai strategi pengajaran dan sebagai alat untuk mencapai tujuan. Tugas utama guru adalah menciptakan suasana kelas agar terjadi interaksi belajar-mengajar yang dapat memotivasi siswa untuk belajar dengan baik dan sungguh-sungguh. Salah satu kemampuan yang sangat penting adalah kemampuan mengatur kelas. 3 Berhasil dan tidaknya tujuan pembelajaran banyak tergantung pada proses kegiatan belajar mengajar yang dilakukan oleh guru di kelas tanpa mengesampingkan faktor-faktor pendidikan. Dalam proses belajar ada beberapa faktor yang mempengaruhi yakni faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor yang ada dalam diri 1 Mulyasa, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya 2006), 2. 2 Tsaney, Pengaruh Penerapan Mind Mapping terhadap Hasil Belajar Siswa pada Materi Listrik Dinamis di Kelas X SMA Negeri 3 Lamongan, Jurnal Prosiding Seminar Nasional Sains, ISBN 978-602-14702-6-8, (2014), 5. 3 Conny Semiawan, dkk, Pendekatan Keterampilan Proses (Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia, 2002), 63. 1

2 peserta didik, meliputi kondisi fisik, motivasi, bakat, minat dan integrasi. Sedangkan faktor eksternal merupakan faktor yang ada di luar peserta didik meliputi guru, sarana dan prasarana, kurikulum dan model pembelajaran. 4 Fisher berpendapat bahwa faktor eksternal memiliki pengaruh yang cukup kuat terhadap perkembangan kognitif seseorang. 5 Dengan keyakinan tersebut guru diharapkan mampu menerapkan pembelajaran yang memberikan kesempatan siswa untuk merasa benar-benar ikut ambil bagian atau berpartisipasi aktif dalam kegiatan belajar, sehingga memunculkan motivasi dari internal diri siswa dalam melakukan proses pembelajaran. Berdasarkan wawancara kepada salah satu guru SMP, diperoleh informasi bahwa selama ini dalam pembelajaran matematika, guru langsung menginformasikan rumus yang akan diajarkan. Peserta didik jarang sekali, bahkan tidak pernah diajak untuk mencari dan menemukan sendiri rumus. Definisi, rumus dan contoh soal diberikan dan dikerjakan oleh guru. Peserta didik hanya menyalin apa yang ditulis guru di depan papan tulis. 6 Peserta didik belum diajarkan untuk lebih aktif dan menemukan berbagai hal yang terkait dengan pembelajaran baik pemahaman konsep, penalaran maupun pemecahan masalah. Permasalahan diatas membuat peserta didik bosan mengikuti pelajaran matematika. Sesuai Standar Nasional Pendidikan disebutkan tentang proses pembelajaran yang seharusnya dilaksanakan di sekolahsekolah. Pada pasal 19 ayat 1 berbunyi proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi siswa untuk berpartisipsi aktif, serta memberi ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis siswa. 7 Salah satu cara guru untuk mencapai proses pembelajaran yang diharapkan adalah dengan menerapkan suatu model pembelajaran yang membimbing siswa mencapai 4 M. Dahlan. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2004), 5. 5 Ibid, halaman 4. 6 Nur Rokhmawati, Pembelajaran di kelas, Gresik tanggal 2 september 2014. 7 Standar Nasional Pendidikan (Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan). (Jakarta: Sinar Grafika, 2005), 14.

3 kompetensi yang diharapkan dan mampu meningkatkan motivasi dan mencapai hasil belajar yang maksimal. Hands on activity adalah suatu model yang dirancang untuk melibatkan siswa dalam menggali informasi dan bertanya, beraktivitas dan menemukan, mengumpulkan data dan menganalisis serta membuat kesimpulan sendiri. Siswa diberi kebebasan dalam mengkonstruk pemikiran dan temuan selama melakukan aktivitas sehingga siswa melakukan sendiri dengan tanpa beban, menyenangkan dan dengan motivasi yang tinggi 8. Melalui hands on activity ini akan mendapatkan pengetahuan itu secara langsung melalui pengalaman sendiri sehingga kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik dapat tercapai dengan baik dan maksimal. Dengan hands on activity siswa mendapatkan pengalaman dan penghayatan terhadap konsep-konsep dalam pembelajaran. Selain untuk membuktikan fakta dan konsep, hands on activity juga mendorong rasa ingin tahu siswa secara lebih mendalam sehingga cenderung untuk membangkitkan siswa mengadakan penelitian untuk mendapatkan pengamatan dan pengalaman dalam proses ilmiah. 9 Geometri adalah salah satu materi yang diberikan di setiap jenjang pendidikan mulai dari Sekolah Dasar (SD) hingga Sekolah Menengah Pertama (SMP). Tujuan pembelajaran geometri adalah agar siswa memperoleh rasa percaya diri mengenai kemampuan matematikanya, menjadi pemecah masalah yang baik, dapat berkomunikasi dan bernalar secara matematika, mengembangkan intuisi keruangan, menanamkan pengetahuan untuk menunjang materi yang lain, dan dapat membaca serta menginterpretasikan argumen-argumen matematika. Pada dasarnya geometri mempunyai peluang yang lebih besar untuk dipahami siswa dibandingkan dengan cabang matematika yang lain. Hal ini karena ide-ide geometri sudah dikenal oleh siswa sejak sebelum mereka masuk sekolah, misalnya garis, bidang dan ruang. Meskipun demikian, bukti-bukti di lapangan menunjukkan bahwa hasil belajar geometri masih rendah dan perlu ditingkatkan. Bahkan, di antara berbagai 8 Kartono, Hands On Activity pada Pembelajaran Geometri Sekolah sebagai Assesmen Kinerja Siswa. Hands On Activity, 23. 9 Sondang R Manurung, Hands-on and Minds-on activity dalam pembelajaran Pengantar Fisika. (Seminar dan Workshop Nasional Fisika, Bandung, 2010), 4.

4 cabang matematika, geometri menempati posisi yang paling memprihatinkan. 10 Berdasarkan hasil Ujian Nasional tahun 2012, daya serap siswa terhadap bangun datar masih rendah. Daya serap untuk kemampuan menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan luas daerah bangun datar hanya mencapai 6,57% untuk tingkat sekolah. 11 Dan untuk wilayah Jawa Timur dari hasil pada Ujian Nasional tahun 2012 untuk soal menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan luas bangun datar rata-rata provinsi Jawa Timur mencapai 34,99 dan rata-rata nasional juga rendah mencapai 31,04. 12 Pengembangan perangkat pembelajaran matematika materi geometri dengan hands on activity sesuai dengan peraturan pemerintah nomor 19 tahun 2005 tentang standar nasional pendidikan dan membuat siswa terlibat aktif dalam proses belajar mengajar. Hal tersebut menarik peneliti untuk mengadakan penelitian dengan judul Pengembangan Perangkat Pembelajaran Materi Geometri dengan Hands On Activity Di SMP Negeri 1 Gresik B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: 1. Bagaimana kelayakan perangkat pembelajaran materi geometri dengan hands on activity ditinjau dari kriteria konstruksi (construct validity)? 2. Bagaimana kelayakan perangkat pembelajaran materi geometri dengan hands on activity ditinjau dari kriteria isi (content validity)? 3. Bagaima hasil belajar siswa setelah pembelajaran materi geometri dengan hands on activity? 10 Ibid. 11 Khusnul Safrina dkk. Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Geometri melalui Pembelajaran Kooperatif Berbasis Teori Van Hiele. Jurnal Didaktik Metematika. 1:1, (April, 2014), 11. 12 Hafidz Jauhari dkk. Pendekatan Pembelajaran Konstruktivisme Menggunakan Teknik Hypnosis In Teaching Pada Materi Geometri Siswa Kelas VII Mts Di Kabupaten Ponorogo. Jurnal Elektronik Pembelajaran Matematika. 2:1, (Maret, 2014), 18.

5 C. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui kelayakan perangkat pembelajaran materi geometri dengan hands on activity ditinjau kriteria konstruksi (construct validity) 2. Untuk mengetahui kelayakan perangkat pembelajaran materi geometri dengan hands on activity ditinjau kriteria isi (content validity) 3. Untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah proses pembelajaran D. Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagi Siswa Dapat digunakan sebagai sarana yang dapat membantu siswa dalam memahami materi, khususnya bagi siswa yang menjadi subjek ujicoba, mereka mendapat pengalaman belajar materi geometri dengan hands on activity. 2. Bagi Guru dan Sekolah a. Memberi wawasan baru tentang pembelajaran dengan hands on activity b. Dapat dijadikan alternatif dalam memilih pembelajaran matematika dengan hands on activity yang nantinya dapat diterapkan dalam pembelajaran dikelas. 3. Bagi Peneliti Lain. Dapat melakukan pengembangan pembelajaran matematika hands on activity pada pokok bahasan yang lain. 4. Bagi Peneliti Dapat memberikan pengetahuan dan pengalaman baru dalam mengembangkan pembelajaran matematika materi geometri dengan hands on activity, sehingga dapat diterapkan dalam proses pembelajaran selanjutnya.

6 E. Definisi Operasional Agar tidak terjadi salah pengertian terhadap maksud penelitian ini, maka berikut ini diberikan definisi yang terdapat dalam penyusunan penelitian ini : 1. Proses pengembangan perangkat adalah proses pembuatan perangkat pembelajaran yang menggunakan model penelitian dan pengembangan (Research and Developmnent/ R&D). Berdasarkan langkah-langkah R&D yang dikembangkan oleh Sugiyono dan Sukmadinata, maka dilakukan modifikasi tahapan menjadi 3 tahap yaitu: 1) Survei Lapangan 2) Perencanaan perangkat 3) Validasi dan uji coba terbatas. 2. Hands on activity adalah suatu model pembelajaran yang dirancang untuk melibatkan siswa dalam menggali informasi dan bertanya, beraktivitas dan menemukan, mengumpulkan data dan menganalisis serta membuat kesimpulan sendiri. Siswa diberi kebebasan dalam mengkonstruk pemikiran dan temuan selama melakukan aktivitas sehingga siswa melakukan sendiri dengan tanpa beban, menyenangkan dan dengan motivasi yang tinggi. 3. Kelayakan perangkat pembelajaran materi geometri dengan hands on activity adalah penilaian layak atau tidaknya perangkat pembelajaran materi geometri dengan hands on activity setelah ditinjau dari segi teoritis dan empiris. Dikatakan layak apabila hasil validasi perangkat pembelajaran sudah memenuhi kriteria yang telah ditentukan. Untuk mengetahui kelayakan perangkat pembelajaran dibutuhkan sebuah instrumen. Instrumen yang disusun harus memenuhi validitas teoritis. Validitas teoritis mencakup kriteria isi serta konstruksi. Kriteria konstruksi (construct validity) meliputi syarat-syarat yang berkenaan dengan penggunaan bahasa, susunan kalimat, kosakata, tingkat kesukaran dan kejelasan (kegrafisan) yang pada hakekatnya haruslah tepat guna dalam arti dapat dimengerti. Sedangkan kriteria isi (content validity) yaitu kesesuian materi dengan silabus dan kurikulum yang diajarkan.

7 F. Batasan Penelitian Perangkat pembelajaran yang dikembangkan dalam penyusunan penelitian ini hanya sebatas pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) pada materi geometri. Uji coba yang dilakukan hanya terbatas di satu kelas di kelas IX SMP Negeri 1 Gresik tahun pelajaran 2014/2015.