BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Siti Alifah Bezlina,2013

dokumen-dokumen yang mirip
ISLAM DAN TOLERANSI. ABDUL RACHMAN, S.S., M.Pd.I. Modul ke: Fakultas TEKNIK. Program Studi Teknik Industri.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eni Suratmi Ningsih, 2013 Universitas Pendidikan Indonesia Repository.upi.edu Perpustakaan.upi.

UKHUWAH ISLAMIYYAH Oleh : Agus Gustiwang Saputra

BAB I PENDAHULUAN. sebuah masyarakat adalah aqidah, khususnya aqidah Islam. Maka tugas

Ust. H. Ahmad Yani, Lc. MA. Urgensi Menjaga Lisan

Standar Kompetensi : 4. Membiasakan perilaku terpuji.

AL-QUR AN CEGAH MENTAL DISORDER. Ditulis oleh Prof. Dr. Duski Samad, M. Ag./ Ketua MUI Kota Padang Senin, 21 Juli :05

BAB I PENDAHULUAN. dalam wujud bunyi itu (Muhammad, 2011:48). Bahasa merupakan unsur

BAB IV HAK TERSANGKA MENURUT KUHAP DALAM PRESPEKTIF FIQIH MURA>FA AH. A. Persamaan Hak-Hak Tersangka Dalam Proses Penyidikan Menurut KUHAP

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas, selalu berbuat baik sehingga mampu membangun sebuah tatanan

BAB I PENDAHULUAN. mereka yang belum beragama. Dakwah yang dimaksud adalah ajakan kepada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Memahami Maksud dan Tujuan Persaudaraan Seiman

BAB I PENDAHULUAN. perubahan besar yang terjadi. Salah satunya yang menandai. perubahan orientasi masyarakat muslim dari urusan ibadah yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Artinya : Dan segala sesuatu kami ciptakan berpasang-pasangan supaya kamu mengingat kebesaran Allah. (Q.S.Adz-Dzariyat: 49).

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan diri dan keluarganya. Secara sosial ekonomi masyarakat sekarang

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP STATUS ANAK DARI PEMBATALAN PERKAWINAN

MENDAMAIKAN PERSAUDARAAN SEIMAN

?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.

BAB I PENDAHULUAN. sehari -hari. Masalah ini sering muncul karena adanya salah satu pihak yang

VII. RANCANGAN PROGRAM PENGEMBANGAN MASYARAKAT MELALUI MAJELIS TA LIM DESA RAMBAH HILIR TIMUR

PERSATUAN DAN KERUKUNAN

BAB I PENDAHULUAN. Nabi Muhammad SAW, sangat memiliki kedudukan yang tinggi. kepada umat manusia sejagad, bahkan bagi seisi alam semesta.

BAB VI PERILAKU TERCELA

Bahan Kultum, Ceramah PENYAKIT HATI

BAB I PENDAHULUAN. yang juga memiliki kedudukan yang sangat penting. Akhlak merupakan buah

Hukum Mencela Ulama. Syaikh Muhammad al-utsaimin rahimahullah. Terjemah :Muhammad Iqbal A.Gazali Editor : Eko Haryanto Abu Ziyad

Disebarluaskan melalui: website: Desember, TIDAK untuk tujuan KOMERSIL

Perusak Hubungan Persaudaraan dan Pertemanan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Penelitian dan Penegasan Judul

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Optimisme berasal dari akar kata optimis, dan imbuhan isme (paham,

BAB I PENDAHULUAN. menjamin kesejahteraan hidup material dan spiritual, dunia, dan ukhrawi. Agama Islam yaitu agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW

SALAM PADA TUHAN Oleh Nurcholish Madjid

BAB I PENDAHULUAN. Kota Banjarmasin merupakan pusat kota yang terletak di sebelah selatan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. terhadap perubahan ataupun kemajuan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. jangan beredar di antara orang-orang kaya saja diantara kamu. Dan juga Ibn. Abbas r.a dalam Laroche (1996) mengatakan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. ghoirumahdloh (horizontal). Sebagaimana firman Allah swt berikut:

BAB V PENUTUP. menyelasaikan seluruh masalah yang ada dalam penelitian: 1. Apakah dalam teks lagu Iwan Fals mengandung nilai dakwah?

BAB I PENDAHULUAN. menerapkan ajaran agama dalam kehidupan. Al-Qur an menegaskan kepada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. seluruh umat Muslim di dunia. Dalam ibadah yang disyariatkan Allah kepada

BAB I PENDAHULUAN. menjalankan kehidupan sehari-hari setiap individu memiliki kepentingan

BAB I PENDAHULUAN. terlepas dari peristiwa komunikasi. Dalam berkomunikasi manusia memerlukan. paling utama adalah sebagai sarana komunikasi.

BAB I PENDAHULUAN. kekayaan yang sampai saat ini merupakan hal yang berpengaruh besar pada sikap

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah salah satu negara yang dilihat dari letak geografis

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan sistem jaminan sosial bagi seluruh rakyat dan. martabat kemanusiaan (Sinegar, UUD 1945: 31).

BAB IV ANALISIS EFEKTIVITAS PENGAWASAN KUA KECAMATAAN SEDATI TERHADAP PENGELOLA BENDA WAKAF

LAMPIRAN TERJEMAHAN AYAT. Surah dan Ayat / Hadist Riwayat. Q.S. al- Mujadallah/58: 11. hadis. Kahfi/18: 46. Q.S. al- Isra /17: 24.

Istiqomah. Khutbah Pertama:

BAB I PENDAHULUAN. Implementasi Kurukulum 2013 Pada Pembelajaran PAI Dan Budi Pekerti

Persatuan Islam dalam Perspektif Imam Shadiq

Berhati-Hati Dalam Menjawab Permasalahan Agama

BAB VI ANALISIS DATA. PELAKSANAAN EKSEKUSI HARTA BERSAMA DALAM PERKARA PERDATA NO 0444/Pdt.G/2012/PA.Tnk

BAB I PENDAHULUAN. setiap manusia akan mengalami peristiwa hukum yang dinamakan kematian.

BAB I PENDAHULUAN. dan keadaan, mengangkat dan menghilangkan segala beban umat. Hukum

Cahaya di Wajah Orang-Orang Yang Memahami Ilmu Agama

P e n t i n g n y a T a b a y y u n

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masyarakat batak toba menganut sistem kekeluargaan patrilineal yaitu

LAMPIRAN TERJEMAHAN AYAT AL-QUR AN

UMAR BIN KHATHTHAB. YAYASAN UMAR BIN ABDUL AZIZ Keputusan Menkumham RI nomor AHU-2870 AH Tahun 2008

BAB I PENDAHULUAN. 2011), hlm. 9. (Bandung: Irsyad Baitus Salam, 2007), hlm Rois Mahfud, Al-Islam Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Erlangga,

BAB I PENDAHULUAN. manusia, tanpa menghilangkan kebutuhannya. 1. dengan ikatan hukum Islam, dengan memenuhi syarat-syarat dan rukun-rukun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sunyi dari segala macam lukisan dan gambaran. Manakala anak-anak itu dibiasakan

PEDOMAN DOKUMENTER PEDOMAN OBSERVASI

BAB I PENDAHULUAN. Allah swt menganugerahi akal. Dan hal tersebut tidak dimiliki oleh makhluk lain.

BAB I PENDAHULUAN. Dakwah mempunyai sebuah pengertian sebagai suatu ajakan dalam bentuk

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam kehidupan sehari-hari perlu berhubungan dengan manusia lain,

BAB I PENDAHULUAN. sendi kehidupan manusia termasuk masalah ekonomi. Kegiatan perekonomian

Allah Itu Maha Indah dan Mencintai Keindahan

BAB I PENDAHULUAN. menjalankan segala aktivitas hidup manusia. Seperti penelitian, penyuluhan,

BAB I PENDAHULUAN. dunia maupun di akhirat. Secara garis besar ajaran Islam berisi kandungan-kandungan

BAB I PENDAHULUAN. bergaul satu sama lain. Dalam pergaulan di masyarakat, interaksi sesama manusia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. sangat besar dan merupakan kegiatan yang universal dalam kehidupan manusia.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Peringatan Maulid Nabi Muhammad, merupakan peristiwa bersejarah bagi

Bukti Cinta Kepada Nabi

ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP FATWA MAJLIS TARJIH DAN TAJDID MUHAMMADIYAH NOMOR : 08 TAHUN 2006 TENTANG BUNGA

BAB I PENDAHULUAN. bersama yang disebut dengan lembaga perkawinan. merupakan ibadah (Pasal 2 Kompilasi Hukum Islam). 2

BAB I PENDAHULUAN. segala isinya adalah merupakan amanah Allah SWT yang diberikan kepada manusia

2014 KAJIAN TENTANG PERILAKU SISWA DALAM SALAT JUMAT

BAB I PENDAHULUAN. Islam adalah agama samawi terakhir. Berdasarkan tinjauan historis, ia

JENJANG PUASA NAFSANI

Pendidikan Agama Islam

Analisis Penggajian Pabrik Pupuk Petroganik di PT. Nito Nur Utama Tanggulangin Dalam Perspektif Prinsip Ekonomi Islam

UMAR BIN KHATHTHAB. Muqodimah PROPOSAL PEMBANGUNAN MASJID. YAYASAN UMAR BIN ABDUL AZIZ Keputusan Menkumham RI nomor AHU-2870 AH

Persatuan Dalam al-quran dan Sunnah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada hakikatnya Allah menciptakan manusia di dunia ini tidak lain

TUGAS. Bagaimana seharusnya pendidikan tentang lingkungan hidup ditanamkan? Dapatkah pendidikan lingkungan hidup menggunakan jalur dakwah? jelaskan!

BAB I PENDAHULUAN UKDW

BAB I PENDAHULUAN. Bekerja adalah fitrah dan sekaligus merupakan salah satu identitas

MENGIKUTI HAWA NAFSU

PANDUAN AGAMA DALAM MENDOAKAN TERHADAP PENGANUT AGAMA LAIN

Tafsir Surat Al-Kautsar

Pendidikan Agama Islam

BAB I PENDAHULUAN. Fitrah manusia bahwa mereka diciptakan oleh Allah dengan bersukusuku. dan berbangsa-bangsa sehingga satu sama lain saling mengenal.

INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA PEDOMAN OBSERVASI

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan. Beberapa kalangan mencurigai islam sebagai faktor penghambat

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari, individu selalu melakukan hubungan sosial dengan individu lain atau kelompok-kelompok tertentu. Hubungan sosial yang terjadi antar individu maupun antar kelompok tersebut juga dikenal dengan istilah interaksi sosial. Interaksi antara berbagai segi kehidupan yang sering kita alami dalam kehidupan sehari-hari itu akan membentuk suatu pola hubungan yang saling mempengaruhi sehingga akan membentuk suatu sistem sosial dalam masyarakat. Keadaan inilah yang dinamakan proses sosial. Salah satu tempat yang menjadi tempat kontak sosial di tengah masyarakat adalah majlis taklim. Majlis taklim ini merupakan tempat berkumpulnya seseorang untuk menuntut ilmu (khususnya ilmu agama). Kehadiran majlis taklim dalam masyarakat Indonesia sudah menjadi bagian dari kehidupan sosial yang semakin menguat hadir di tengah-tengah masyarakat. Majlis taklim merupakan tempat pengajaran atau pendidikan agama Islam yang paling fleksibel dan tidak terikat oleh waktu. Majlis taklim bersifat terbuka terhadap segala usia, lapisan atau strata sosial, dan jenis kelamin. Waktu penyelenggaraannya pun tidak terikat, bisa pagi, siang, sore, atau malam. Tempat yang digunakannya pun bisa dilakukan dirumah, masjid, muṣallā, gedung, aula, halaman, dan sebagainya. Selain itu majlis taklim memiliki dua fungsi sekaligus, yaitu sebagai lembaga dakwah dan lembaga pendidikan non formal. Fleksibilitas majlis taklim inilah yang menjadi kekuatan sehingga mampu bertahan dan merupakan lembaga pendidikan Islam yang paling dekat dengan umat (masyarakat) (Anitasari, et.al., 2010: 4). Majlis taklim juga merupakan wahana interaksi dan komunikasi yang kuat antara masyarakat awam dengan para mu alīm, dan antara sesama anggota jamaah majlis taklim tanpa dibatasi oleh tempat dan waktu. Majlis taklim mempunyai peranan penting guna menciptakan pola pikir, sikap dan tingkah laku yang sesuai dengan ajaran Islam di masyarakat (Anitasari, et.al., 2010: 4).

2 Majlis taklim pada dasarnya tidaklah ditujukan bagi jenis kelamin tertentu, hanya saja dalam perkembangannya, majelis taklim menjadi lekat dengan kehidupan para perempuan lebih dari laki-laki. Hal ini dapat dilihat dari jumlah jamaah perempuan biasanya lebih banyak dibandingkan dengan jamaah laki-laki, bahkan majlis taklim yang khusus untuk perempuan juga lebih banyak hidup dan tumbuh dalam masyarakat dibandingkan dengan majlis taklim dengan jamaah khusus laki-laki. Hingga upaya untuk mengorganisir majlis taklim yang berjamaah khusus perempuan telah banyak dilakukan (Anitasari, et.al., 2010: 4). Majlis taklim sebagai lembaga pendidikan non formal berkembang pesat di Indonesia. Baik di kota-kota besar maupun di desa pasti terdapat majlis taklim yang kebanyakan didominasi oleh kaum perempuan terutama kaum ibu. Menurut Ramayulis (2010: 283) lembaga pendidikan non formal adalah lembaga pendidikan yang teratur namun tidak mengikuti peraturan-peraturan yang tetap dan kuat. Sebagai lembaga pendidikan non formal, majlis taklim menjamur di Indonesia dengan identitasnya masing-masing salah satunya dengan seragam. Belakangan ini kita bisa melihat banyak ibu-ibu yang mengikuti pengajian menggunakan seragam yang sama dan menunjukkan ciri khas majlis taklimnya masing-masing. Majlis taklim bukan hanya bergerak dalam bidang keagamaan saja melainkan juga di bidang sosial dan budaya. Dalam bidang keagamaan biasanya meliputi pengajian, membaca Al-Qur`ān, dan hal-hal yang berkaitan dengan ibadah. Dalam bidang sosial budaya, majlis taklim berusaha untuk meluruskan adat atau budaya yang melenceng dari ajaran Islam yang berkembang di masyarakat. Belakangan ini banyak masalah yang terjadi dalam kehidupan masyarakat diantaranya penyimpangan aqīdaħ, perbedaan cara beribadah, gosip antar tetangga, perekonomian lemah, pamer harta antar tetangga, dan masih banyak lagi masalah lain tentang kehidupan keagamaan di masyarakat. Dalam kehidupan bermasyarakat tentu banyak perbedaan cara beribadah satu

3 sama lain. Hal itu terjadi karena adanya perbedaan mazhab yang dianut oleh seseorang. Ada yang menganut mazhab Hanafi, Syafi i, Maliki dan Hambali. Namun terkadang perbedaan tersebut dijadikan sebagai suatu masalah besar oleh masyarakat sehingga menimbulkan perdebatan bahkan pertengkaran atau permusuhan. Perbedaan mazhab juga bisa menimbulkan masalah baru yakni berkumpulnya sebagian orang dan saling menggosip atau saling memperbincangkan keburukan satu sama lain. Gosip dalam Islam lebih dikenal dengan kata gibah. Gibah artinya membicarakan atau menggunjing atau dalam bahasa sekarang merumpi tentang orang lain, yaitu membicarakan orang lain tentang sesuatu yang tidak disukai apabila ia mendengarkannya. Gibah termasuk ke dalam akhlāq mażmūmah yakni akhlāq yang tercela dan hukumnya haram. Hal ini sejalan dengan firman Allāh dalam Q.S. Al-Hujurāt ayat 12; Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), Karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. dan bertakwalah kepada Allāh. Sesungguhnya Allāh Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang. (Q.S. Al-Hujurāt [49]: 12) 1 1 Semua teks dan terjemahan Al-Qurꞌān dalam skripsi ini dikutip dari Ms. Word Menu Add-Ins Al- Qurꞌān dan disesuaikan dengan Al-Qurꞌān dan terjemahannya. Tim Penerjemah Depag RI. (2002). Jakarta : CV Darus Sunnah.

4 Masalah lain yang terjadi di kehidupan masyarakat yaitu mengenai ekonomi. Lemahnya perekonomian di masyarakat bisa menimbulkan kesenjangan antara si kaya dan si miskin. Selain itu, di kehidupan masyarakat biasanya terjadi saling pamer harta antara tetangga yang satu dengan yang lain sehingga bisa menimbulkan sifat ḥasad atau dengki. Dengki adalah sifat yang dimiliki oleh seseorang yang menginginkan hilangnya kesenangan yang dimiliki oleh orang lain dan berusaha memindahkannya kepada dirinya. Sifat ḥasad itu adalah sifat yang jelek dan sebenarnya menyakiti dan menyiksa pemiliknya sebelum ia menyakiti orang lain. Hal ini sesuai dengan firman Allāh dalam Q.S. An-Nisā` ayat 32, Dan janganlah kamu iri hati terhadap apa yang dikaruniakan Allāh kepada sebahagian kamu lebih banyak dari sebahagian yang lain. (karena) bagi orang laki-laki ada bahagian dari pada apa yang mereka usahakan, dan bagi para wanita (pun) ada bahagian dari apa yang mereka usahakan, dan mohonlah kepada Allāh sebagian dari karunia- Nya. Sesungguhnya Allāh Maha mengetahui segala sesuatu. (Q.S. An- Nisā` [4]: 32) Beberapa masalah kehidupan masyarakat di atas menunjukan majlis taklim sangat diperlukan keberadaannya untuk menangani masalah-masalah tersebut. Majlis taklim sebagai lembaga non formal di masyarakat merupakan sarana yang sangat potensial untuk menyampaikan dakwah Islam dan membina masyarakat. Jumlahnya amat banyak, hampir tersebar di seluruh provinsi, kabupaten/kota, bahkan hingga ke tingkat RW dan RT sekalipun. Majlis taklim ini menjangkau seluruh lapisan masyarakat mulai dari masyarakat kelas atas, kelas menengah hingga kelas bawah (Mubarak, 2007).

5 Agar majlis taklim dapat menjadi wadah pembinaan umat menuju masyarakat Islam, majlis taklim tidak boleh dijalankan sebagai sebuah aktivitas rutin belajar-mengajar tanpa arah dan tujuan yang jelas. Seharusnya majlis taklim bertujuan: (1) mengokohkan aqīdaħ (keimanan) pesertanya, (2) menjadikan pesertanya sebagai pribadi yang selalu terikat dengan syarī āt Islam dalam kehidupan kesehariannya, (3) menjadikan pesertanya sebagai ibu yang mendidik anaknya dengan baik, sehingga menjadi kader umat yang berkualitas, (4) menjadikan pesertanya sebagai pejuang penegakkan syarī āt dalam masyarakat (Mubarak, 2007). Di Indonesia kebanyakan orang yang mengikuti majlis taklim adalah kaum ibu yang sudah mempunyai anak dan keluarga sendiri. Hal ini menunjukkan bahwa adanya keterkaitan antara majlis taklim sebagai lembaga pendidikan non formal dengan peningkatan kualitas pendidikan keluarga. Antara keluarga dan pendidikan adalah dua istilah yang tidak bisa dipisahkan. Sebab, dimana ada keluarga di situ ada pendidikan (Djamarah, 2004: 2). Dalam buku Pendidikan dalam Keluarga karya Soelaeman (1994: 168) disebutkan bahwa keluarga dianggap sebagai lembaga pendidikan yang pertama dan utama bagi anak. Maka dari itu, akan terjadi perbedaan dalam mendidik anak antara orang tua yang sering mengikuti kegiatan di majlis taklim dengan orang tua yang tidak mengikuti kegiatan di majlis taklim. Majlis taklim Riyadus Sholihah berada di bawah naungan Yayasan Pendidikan Islam Miftahus Shiddiq. Majlis taklim Riyadus Sholihah bergerak di bidang keagamaan, sosial budaya, dan pendidikan. Bidang keagamaan di majlis taklim Riyadus Sholihah meliputi pengajian setiap hari Jumat, memperingati Isrā` Mi rāj, memperingati Maulid Nabi Muhammad Saw, serta memperingati tahun baru Islam. Dalam bidang sosial budaya, majlis taklim Riyadus Sholihah ini berupaya untuk meluruskan adat atau budaya yang melenceng dari ajaran Islam yang berkembang di masyarakat. Adapun dalam bidang pendidikan, majlis taklim ini mengadakan seminar juga mengadakan lomba antar jamaah majlis taklim setiap malam tahun baru.

6 Pada umumnya, majlis taklim itu musiman, namun majlis taklim Riyadus Sholihah berbeda dengan majlis taklim lainnya. Majlis taklim Riyadus Sholihah ini stabil baik dari jumlah jamaahnya maupun aktivitasnya. Peneliti berasumsi bahwa majlis taklim Riyadus Sholihah memiliki kekhasan dan program pembinaan yang baik sehingga mampu mengikat jamaahnya. Oleh sebab itu, peneliti merasa perlu mendalami lebih jauh penyebab majlis taklim Riyadus Sholihah bisa bertahan dan stabil sementara majlis taklim lainnya pasang surut bahkan ada yang bubar. Selain itu, peneliti juga memandang penting untuk melakukan penelitian mengenai peranan majlis taklim Riyadus Sholihah terhadap peningkatan kualitas pendidikan keluarga. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijelaskan di atas maka rumusan masalah utama dalam penelitian ini adalah: Bagaimanakah Peranan Majlis taklim Riyadus Sholihah Terhadap Peningkatan Kualitas Pendidikan Keluarga di Kelurahan Leuwigajah?. Dari rumusan masalah utama di atas maka dapat dijabarkan kepada beberapa pertanyaan sebagai berikut: 1. Bagaimanakah proses pembinaan majlis taklim Riyadus Sholihah dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan keluarga? 2. Apa saja faktor pendukung dan kendala dalam proses pembinaan dan bagaimana cara mengatasinya? 3. Apa dampak yang dirasakan jamaah dari proses pembinaan majlis taklim Riyadus Sholihah? C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian merupakan salah satu faktor penting karena dapat menjadi acuan dalam kegiatan penelitian. Oleh karena itu, yang menjadi tujuan dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Tujuan Umum

7 Tujuan umum yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran secara utuh mengenai peranan majlis taklim Riyadus Sholihah terhadap peningkatan kualitas pendidikan keluarga. 2. Tujuan Khusus Tujuan khusus dari penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Mengkaji proses pembinaan majlis taklim Riyadus Sholihah dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan keluarga. b. Menganalisis faktor pendukung dan kendala dalam proses pembinaan dan cara mengatasinya. c. Menaganalisis dampak yang dirasakan oleh jamaah dari proses pembinaan majlis taklim Riyadus Sholihah. D. Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang akan diperoleh dari penelitian ini adalah: 1. Manfaat Teoritis Penelitian ini secara teoritis diharapkan dapat memberikan sumbangan (kontribusi) terhadap keilmuan (science) khususnya mengenai pendidikan agama di masyarakat. 2. Manfaat Praktis Dengan diadakannya penelitian ini, peneliti berharap dapat memberikan manfaat dan kontribusi bagi berbagai pihak yang berhubungan dengan dunia pendidikan Islam pada umumnya maupun di majlis taklim seperti: a. Mengetahui dan memahami pertumbuhan dan perkembangan pendidikan Islam di masyarakat. b. Mengambil manfaat dari proses pembinaan agama Islam di masyarakat, guna memecahkan problematika pendidikan Islam pada masa kini. c. Mengetahui peranan majlis taklim di masyarakat dalam peningkatan kualitas pendidikan keluarga.

8 d. Sebagai pembangunan dan pengembangan terhadap peningkatan pendidikan Islam di masyarakat. E. Struktur Organisasi Agar penulisan dalam penelitian (skripsi) ini mengarah kepada maksud yang sesuai dengan judul, maka penulisan ini peneliti susun berdasarkan sistematika yang telah ditentukan dalam Pedoman Karya Tulis Ilmiah UPI 2012. Rincian dari sistematika tersebut adalah sebagai berikut: BAB I Pendahuluan yang meliputi latar belakang masalah, identifikasi dan perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi. BAB II Bab ini berisi tentang penjelasan konsep-konsep yang mendukung penelitian yakni mengenai pengertian majlis taklim, fungsi dan tujuan majlis taklim, peranan majlis taklim, pengertian pendidikan keluarga, fungsi keluarga, aspek-aspek pendidikan dalam keluarga, dan pentingnya pendidikan keluarga. BAB III Metodologi penelitian dan prosedur penelitian yang terdiri dari metode penelitian, pendekatan penelitian, teknik pengumpulan data, teknik analisis data, tahap penelitian, lokasi penelitian, dan subjek penelitian. BAB IV Hasil penelitian dan pembahasan untuk menjawab pertanyaan dari permasalahan yang telah penulis rumuskan. Pada bab ini juga dituliskan deskripsi hasil penelitian dan pembahasannya. BAB V Kesimpulan dan saran menyajikan penafsiran dan pemaknaan peneliti terhadap hasil analisis temuan penelitian serta merekomendasikan untuk penelitian selanjutnya.