ANALISIS BREAK EVEN POINT USAHA PETERNAKAN AYAM BROILER DI KECAMATAN LIMBANGAN KABUPATEN KENDAL

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS PROFITABILITAS USAHA PETERNAKAN AYAM BROILER DENGAN POLA KEMITRAAN DI KECAMATAN LIMBANGAN KABUPATEN KENDAL

VII. ANALISIS PENDAPATAN

JIIP Volume 2 Nomor 2, Desember 2016, h

Analisa ekonomi usaha peternakan broiler yang menggunakan dua tipe kandang berbeda

IV. METODE PENELITIAN

ANALISIS FINANSIAL DAN SENSITIVITAS PETERNAKAN AYAM BROILER PT. BOGOR ECO FARMING, KABUPATEN BOGOR

ANALISIS PERFORMA PRODUKSI DAN PENDAPATAN PETERNAK AYAM BROILER DENGAN SISTEM PEMELIHARAAN CLOSED HOUSE

ANALISIS DAMPAK PERUBAHAN HARGA BAHAN BAKAR MINYAK (BBM) TERHADAP BIAYA INPUT DAN OUTPUT USAHATANI AYAM BROILER DI KABUPATEN DELI SERDANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tinjauan umum Ayam Broiler. sebagai penghasil daging, konversi pakan irit, siap dipotong pada umur relatif

Analisis Pendapatan Peternak Kambing di Kota Malang. (Income Analyzing Of Goat Farmer at Malang)

ANALISIS FINANSIAL USAHA BUDIDAYA AYAM PEDAGING (BROILER) PETERNAK PLASMA POLA KEMITRAAN DI PT. REZA PERKASA UNIT BUDIDAYA MADIUN

Analisis pola kemitraan usaha peternakan ayam pedaging sistem closed house di Plandaan Kabupaten Jombang

Peternakan Tropika Journal of Tropical Animal Science

ANALISIS PENDAPATAN PETERNAK AYAM RAS PEDAGING POLA KEMITRAAN INTI-PLASMA

ABSTRACT. Keywords: profit, R/C ratio, Brean Even Point.

BAGI HASIL KEMITRAAN AYAM PEDAGING PADA PT. X DI KABUPATEN MAROS, PROPINSI SULAWESI SELATAN

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Pola kemitraan ayam broiler adalah sebagai suatu kerjasama yang

VII. ANALISIS FINANSIAL

Animal Agriculture Journal 3(1): 24-33, April 2014 On Line at :

KELAYAKAN USAHA PETERNAKANN AYAM RAS PEDAGING POLA KEMITRAAN INTI-PLASMA

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM BOILER DI KECAMATAN MOYUDAN SLEMAN

PERENCANAAN LABA DENGAN METODE TITIK IMPAS (STUDI KASUS PADA PETERNAKAN AYAM UD. MARKOTA SURYA KECAMATAN BALUNG KABUPATEN JEMBER)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. umumnya dipanen pada umur 5 6 minggu dengan tujuan sebagai penghasil

BAB III MATERI DAN METODE. Daging ayam merupakan salah satu produk hasil ternak yang diminati

D Praditia, W. Sarengat dan M. Handayani* Program S-1 Peternakan Fakultas Peternakan dan PertanianUniversitas Diponegoro Semarang

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

Jurnal Manajemen Dan Bisnis Indonesia Vol 2. No. 1 Juni 2016

ANALISIS USAHA PETERNAKAN AYAM BROILER POLA KEMITRAAN INTI-PLASMA (Studi Kasus Peternak Plasma PT. Bilabong di Kecamatan Limpung Kabupaten Batang)

ANALISIS BREAK EVEN POINT USAHA PETERNAKAN AYAM PEDAGING DI DESA UJUNG BARU KECAMATAN BATI-BATI KABUPATEN TANAH LAUT PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

VI POLA KEMITRAAN. Perusahaan Inti DUF. Perusahaan Pemasok Sapronak

Animal Agriculture Journal 3(3): , Oktober 2014 On Line at :

ANALISIS USAHA PADA PETERNAKAN RAKYAT AYAM PETELUR DI KECAMATAN SRENGAT KABUPATEN BLITAR

BROILER FINANCIAL PERFORMANCE ANALYSIS OF SMALL AND MEDIUM FARMS IN PARTNERSHIP WITH "SINAR SARANA SENTOSA" COMPANY AT MALANG REGENCY ABSTRACT

Analisis Pendapatan Usaha Ternak Ayam Ras Pedaging Pada Pola Usaha Yang Berbeda Di Kecamatan Cingambul Kabupaten Majalengka

BAB III MATERI DAN METODE. sangat baik, karena produk yang dihasilkan mempunyai nilai gizi yang tinggi yang

Simon Candra, Hari Dwi Utami and Budi Hartono Faculty of Animal Husbandry, University of Brawijaya. Malang ABSTRACT

ABSTRAK. Karakteristik Struktur Biaya, Tingkat Pendapatan, Pola Usaha Kemitraan dan Mandiri

Business Analysis Of Broiler Chicken Farm With Partnership System In Limbangan Kendal District

JURNAL ILMU TERNAK, DESEMBER 2013, VOL. 13, NO. 2

Wajib menjaga kelestarian lingkungan.

ANALISIS TITIK IMPAS SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PEDAGANG CABAI RAWIT DI WILAYAH KOTA GORONTALO* )

Peternakan Tropika. Journal of Tropical Animal Science

I. PENDAHULUAN. Protein hewani memegang peran penting bagi pemenuhan gizi masyarakat. Untuk

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. METODE PENELITIAN. probiotik maupun non probiotik oleh peternak, dimulai dari pembesaran bibit

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Break Even Point adalah titik pulang pokok dimana total revenue = total

ANALISIS BREAK EVEN POINT DAN RISIKO PENDAPATAN USAHA KERUPUK IKAN GABUS DI KECAMATAN SERUYAN HILIR KABUPATEN SERUYAN KALIMANTAN TENGAH

[Pengelolaan dan Evaluasi Kegiatan Agribisnis Ternak Unggas]

ABSTRAK. Kata Kunci: Pola saluran pemasaran; marjin pemasaran; efisiensi pemasaran ABSTRACT

122 ZIRAA AH, Volume 34 Nomor 2, Juni 2012 Halaman ISSN

I. PENDAHULUAN an sejalan dengan semakin meningkatnya pendapatan per kapita masyarakat,

ANALISIS BREAK EVEN POINT USAHA TANI TERUNG DI DESA TULUNGSARI KECAMATAN SUKAMAJU KABUPATEN LUWU UTARA. Intisari

Analisis Biaya dan keuntungan...simon pardede

FINANCIAL ANALYSIS OF FATTENING CROSSING BOER (F1) LIVESTOCK COMPANY IN CV. AGRIRANCH KARANGPLOSO MALANG

BAB I PENDAHULUAN. pangan dan gizi serta menambah pendapatan (kesejahteraan) masyarakat. Hal ini

II TINJAUAN PUSTAKA. Domestikasi lazim dilakukan dengan budidaya yang bertujuan mendapatkan

ternakan Tropik ABSTRACT

Bab XIII STUDI KELAYAKAN

ANALISIS PROFIT DAN TITIK IMPAS USAHA PETERNAKAN AYAM BROILER DENGAN POLA KEMITRAAN DI KECAMATAN TAPA KABUPATAN BONE BOLANGO.

Lokakarya Fungsional Non Peneiti 1997 Sistem Perkandangan 1. Dari umur sehari sampai dengan umur 2 mingggu digunakan kandang triplek + kawat ukuran 1

ECONOMIC ANALYSIS OF LAYER AT HS INDRA JAYA ENTERPRISE AT PONGGOK SUBDISTRICT BLITAR REGENCY

BAB I PENDAHULUAN. Budidaya ayam ras khususnya ayam broiler sebagai ayam pedaging,

KAJIAN USAHA PETERNAKAN AYAM RAS PEDAGING DI KABUPATEN KARANG ANYAR: MEMBANDINGKAN ANTARA POLA KEMITRAAN DAN POLA MANDIRI

ANALISIS PROFITABILITAS TERHADAP PENGEMBALIAN ASET USAHA AYAM PETELUR (Studi Kasus UD. Putra Tamago Kota Palu)

Animal Agriculture Journal 3(3): , Oktober 2014 On Line at :

PERBANDINGAN PENDAPATAN ANTARA PETERNAK MITRA DAN PETERNAK MANDIRI AYAM BROILER DI KABUPATEN BUNGO. SKRIPSI. Oleh : ELSYE DILLA ANGRIANI

ANALISIS KELAYAKAN EKONOMI USAHA PEMBESARAN AYAM KAMPUNG DI TINGKAT PETERNAK DI KABUPATEN LAMPUNG TIMUR. Reli Hevrizen dan Reny Debora Tambunan

ANALISIS PRODUKSI USAHA PETERNAKAN AYAM PEDAGING DI KABUPATEN SLEMAN PRODUCTION ANALYSIS OF BROILER FARM IN SLEMAN DISTRICT

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data

ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM RAS PETELUR DI KECAMATAN AMBUNTEN, KABUPATEN SUMENEP

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Rinto., dkk. Analisis Komputasi Pendapatan...

BAB II KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN DAN KEADAAN USAHA TERNAK AYAM BROILER

ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN TRADISIONAL ITIK PETELUR DI KABUPATEN JEMBER.

ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGEMUKAN AYAM KAMPUNG (LOKAL) DI TINGKAT PETANI STUDI KASUS KELOMPOK PETERNAK AYAM KAMPUNG "BAROKAH" DI CIAMIS

ANALISA PENDAPATAN USAHA TERNAK AYAM POTONG (Studi Kasus Peternakan Milik Dani L. Di Kecamatan Karang Ploso)

RENTABILITAS USAHA PEMASARAN AYAM RAS PEDAGING PADA UD. MITRA SAHABAT

ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI PETERNAKAN AYAM BROILER DENGAN POLA KEMITRAAN (Studi Kasus di CV. MUSTIKA Semarang)

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM PETELUR HJ. SARI INTAN DI DESA POTOYA KECAMATAN DOLO KABUPATEN SIGI

KEMITRAAN USAHA AYAM RAS PEDAGING: KAJIAN POSISI TAWAR DAN PENDAPATAN TESIS. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Gelar Magister

Pengaruh Harga Jual dan Volume Penjualan Terhadap Pendapatan Pedagang Pengumpul Ayam Potong

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA AYAM KAMPUNG DI DISTRIK SEMANGGA KABUPATEN MERAUKE. Ineke Nursih Widyantari 1) ABSTRACT

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Jumlah Tenaga Kerja Usia 15 Tahun ke Atas Menurut Lapangan Pekerjaan Tahun 2011

IV. METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian

(ANALYSIS OF NEEDED INVESTMENT FOR BROILER CHICKEN FARM IN PURBALINGGA)

I. PENDAHULUAN. dalam pembangunan sektor pertanian. Pada tahun 1997, sumbangan Produk

Hasil rata-rata (Rp/PT) , , ,04

ANALISIS PROFITABILITAS PENGEMBANGAN USAHA TERNAK ITIK DI KECAMATAN PAGERBARANG KABUPATEN TEGAL

SURYA AGRITAMA Volume 2 Nomor 2 September 2013 ANALISIS PENDAPATAN DAN EFISIENSI USAHA AYAM RAS PETELUR DI KABUPATEN WONOSOBO ABSTRAK

Perbandingan Pendapatan Sistem Kemitraan Peternakan Ayam Broiler di Kota Pekanbaru. ABSTRACT

ANALISIS USAHA PADA PENGGEMUKAN SAPI POTONG

ANALISIS PENDAPATAN PETERNAK ITIK PEDAGING BERDASARKAN SKALA USAHA YANG BERBEDA DI DESA SIPODECENG KECAMATAN BARANTI KABUPATEN SIDRAP

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

VI. PELAKSANAAN KEMITRAAN

ANALISIS TITIK IMPAS USAHATANI KEDELAI

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Peternakan Ayam Broiler di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN PETERNAK AYAM BROILER POLA KEEMITRAAN DI KECAMATAN GUNUNGPATI DAN MIJEN KOTA SEMARANG SKRIPSI

I. PENDAHULUAN. pembangunan kesehatan dan kecerdasan bangsa. Permintaan masyarakat akan

Transkripsi:

On Line at : http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/aaj ANALISIS BREAK EVEN POINT USAHA PETERNAKAN AYAM BROILER DI KECAMATAN LIMBANGAN KABUPATEN KENDAL Analysis Of Break Even Point at Broiler Farm In Limbangan Distric Kendal Regency Zentiko B. D., M. Handayani dan S. I. Santoso* Program Studi S-1 Peternakan Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro *sisdaris2005@yahoo.com ABSTRAK Penelitian bertujuan mengetahui nilai (Break Even Point) BEP unit, nilai BEP penjualan dan perbedaan nilai BEP unit dan BEP penjualan pada (strata I, II dan III) pada usaha peternakan ayam broiler pola kemitraan di Kecamatan Limbangan Kabupaten Kendal. Penelitian dilakukan pada bulan Juni Juli 2014. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survei. Penentuan sampel responden dengan metode sensus sebanyak 78 peternak. Analisis data menggunakan independent sample t-test. Hasil penelitian menunjukkan nilai BEP unit pada strata I sebanyak 1.191 kg, strata II sebanyak 2.322 kg dan strata III sebanyak 6.072 kg. Nilai BEP penjualan pada strata I sebesar Rp 20.007.796.-, strata II sebesar Rp 37.810.203-, dan strata III Rp 101.839.330,-. Hasil analisis independent sample t-test menunjukkan bahwa terdapat perbedaan nyata antara nilai BEP unit strata I dengan strata II dan nilai BEP unit strata I dengan strata III (p<0,05), sedangkan nilai BEP unit strata II dengan strata III tidak terdapat perbedaan (p>0,05). Nilai BEP penjualan strata I dengan strata II serta strata I dengan strata III terdapat perbedaan nyata (p<0,05), sedangkan nilai BEP penjualan pada strata II dan III tidak terdapat perbedaan (p>0,05). Berdasarkan hasil penelitian diperoleh nilai BEP unit pada strata I sebesar 1.191, jika strata I memperoleh nilai sebesar 3.913. BEP unit pada strata II adalah 2.322 dan pada strata III 6.072, jika dibandingkan dengan hasil panen pada strata II dan III memperoleh nilai sebesar 7.017 dan 17.927. BEP penjualan pada strata I sebesar Rp 20.007.796,-, strata II Rp 37.810.203,- dan III Rp 101.839.330,-. Dapat disimpulkan bahwa nilai analisis BEP penjualan dan BEP unit pada strata I dan II serta pada strata I dan III terdapat perbedaan nyata pada strata II dan III tidak terdapat perbedaan apabila dibandingkan dengan hasil penjualan dan hasil pemanenan dapat dikatakan tidak mengalami kerugian. Kata Kunci : ayam broiler; kemitraan; break even point ABSTRACT The study aims to determine the value ( Break Even Point ) BEP units, sales value and the difference value BEP units and sales in stratum I, II and III on broiler chicken farm in the district partnership Limbangan Kendal. This study was

conducted in June-July, 2014. The method used is a survey method. Determination of the sample with as many as 78 farmers census method. Analysis of data using independent sample t-test. The results show the value of BEP units in strata I as much as 1.191 kg, strata II as many as 2.322 kg and as many as 6.072 kg strata III. BEP value of sales in the first Rp 20.007.796.- strata, stratum II Rp 37.810.203,-, and stratum III Rp 101.839.330,-. The results of the analysis of independent sample t-test showed that there is a real difference between the value of BEP unit with strata strata I and II BEP value strata unit I with strata III (p <0.05), while the value of BEP unit with strata stratum II III there is no difference (p> 0.05). BEP value sales strata I and II strata and strata strata I to III are significant differences (p <0.05), while the value of sales in the strata BEP II and III does not come with a difference (p> 0.05). Based on the results obtained by the value of BEP units in strata I of 1.191, when compared with yields strata I obtain a value of 3.913. BEP units in stratum II is 2.322 and the strata III 6.072, when compared with yields on strata II and III to obtain a value of 7.017 and 17.927. BEP sales in the first stratum of Rp 20.007.796,-, stratum II Rp 37.810.203,- and III Rp 101.839.330,-. It can be concluded that the value of sales and BEP analysis units in strata I and II and in strata I and III there is a real difference in stratum II and III there is no difference when compared with the results of the sales and results of harvesting can be said to not lose. Keywords: broiler chickens; partnership; break even point PENDAHULUAN Pemberdayaan ekonomi rakyat merupakan salah satu upaya pemerintah untuk memperbaiki perekonomian di Indonesia yang sedang mengalami keterpurukan. Arah kebijakan pemerintah di bidang ekonomi antara lain berusaha memberdayakan pengusaha kecil, menengah dan koperasi agar lebih efisien, produktif dan berdaya saing serta menciptakan suasana usaha yang kondusif dan memiliki peluang usaha yang seluas-luasnya. Pembangunan di bidang peternakan diarahkan untuk mengembangkan peternakan yang maju dan efisien. Pertumbuhan populasi ayam broiler tidak terlepas dari konsumsi peningkatan permintaan dan konsumsi masyarakat akan daging ayam. Peningkatan daging ayam di Indonesia terlihat dari trend kenaikan konsumsi daging ayam per kg per kapita per tahun. Berdasarkan data dari tahun 2010 sampai dengan pertengahan tahun 2012 populasi ayam broiler mengalami peningkatan. Tahun 2010 populasi ayam pedaging sebanyak 7.543.470 ekor, pada tahun 2011 mencapai 8.299.461 ekor, dan pada pertengahan tahun 2012 mencapai 8.299.461 ekor (Winarno, 2012). Peternakan ayam broiler adalah salah satu usaha yang dapat mendukung program pemerintah, karena keunggulannya dalam memproduksi dan menyediakan daging. Berkembangnya usaha peternakan ayam broiler dapat memberikan sumbangan dalam pemenuhan gizi dengan harga yang terjangkau di seluruh kalangan masyarakat. Ayam broiler komersial telah terseleksi dan ditingkatkan keunggulan potensi genetiknya yaitu 16

dengan ukuran tubuh besar, proporsi daging karkas tinggi, kerangka tulang kuat, pertumbuhan cepat, warna kulit putih atau kuning bersih, memiliki konversi pakan yang baik, dan tahan terhadap penyakit (Fadilah, 2005). Ayam broiler merupakan ayam yang memiliki kemampuan produksi daging sangat cepat sehingga saat ini banyak dikembangkan oleh masyarakat (Murtidjo, 1992). Ayam broiler akan berproduksi optimal pada suhu 18-21 o C. Ayam broiler pada periode starter kebutuhan suhunya mulai 29-35 o C, dan pada periode finisher membutuhkan suhu 20 o C (Wijayanti et al., 2013). Break Even Point (BEP) atau nilai impas adalah suatu teknis analisis untuk hubungan antara biaya tetap, biaya variabel, keuntungan, volume penjualan. BEP merupakan pengukuran dimana kapasitas riil pengolahan bahan baku menjadi output, menghasilkan total peneriman yang sama dengan pengeluaran (Soekartawi, 2006). Swastha dan Ibnu (2002) menyatakan bahwa salah satu prinsip bagi manajemen dalam penentuan harga adalah menitikberatkan pada kemauan pembeli untuk harga yang ditentukan dengan jumlah yang cukup untuk menutup ongkosongkos dan menghasilkan laba. Pola kemitraan dilakukan peternak dengan cara menjalin kerjasama atau bermitra dengan perusahaan penyedia sarana produksi, dengan ketentuan peternak diharuskan menjual semua hasil produksinya kepada perusahaan inti sesuai dengan harga kesepakatan yang tertera dalam kontrak yang telah disepakati bersama oleh peternak dan perusahaan yang bersangkutan. Kontrak kerjasama tersebut berisi mengenai, perusahaan berperan sebagai inti dan peternak berperan sebagai plasma (Windarsari, 2012) Kecamatan Limbangan merupakan salah satu daerah yang berpotensi untuk pengembangan usaha peternakan unggas di Kabupaten Kendal khususnya peternakan ayam. Lokasi tersebut memiliki kondisi suhu dan topografi yang ideal untuk usaha peternakan, daerah Kecamatan Limbangan sudah memiliki akses jalan sebagai prasarana transportasi yang sudah cukup baik sehingga mobilisasi untuk sapronak maupun pemasaran hasil peternakan dapat menjangkau daerah pedesaan-pedesaan yang ada peternakannya. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui nilai BEP unit, nilai BEP penjualan dan perbedaan nilai BEP unit dan BEP penjualan pada strata I, II dan III pada usaha peternakan ayam broiler pola kemitraan di Kecamatan Limbangan Kabupaten Kendal. METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode survei. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni Juli 2014 di Kecamatan Limbangan Kabupaten Kendal. Metode penentuan sampel responden dengan metode sensus sebanyak 78 peternak atau responden yang digunakan sebagai obyek penelitian yang dibagi dalam 3 tingkatan (Strata) yang dibagi berdasarkan jumlah kepemilikan ternak. Strata I dengan pembagian kapasitas kepemilikan sebanyak 5000 ekor 17

dan memiliki jumlah responden sebanyak 37 peternak, strata II dengan kapasitas kepemilikan sebanyak 5001-1000 ekor dengan responden sebanyak 33 peternak, dan strata III dengan kapasitas kepemilikan sebanyak >10000 memiliki responden sebanyak 8 peternak. Jenis data yang diambil berupa data primer dan data sekunder. Data primer merupakan data utama yang mencakup identitas responden, keadaan umum usaha peternakan, pendapatan usaha, kebutuhan tenaga kerja, upah tenaga kerja, struktur penerimaan, faktor-faktor produksi, biaya tetap (fixed cost) dan biaya variabel (variabel cost) yang dikeluarkan dalam usaha peternakan tersebut. Data sekunder merupakan data pendukung yang meliputi data dari instansi-instansi terkait seperti Kantor Desa atau Kecamatan berupa data geografis lokasi penelitian. Analisis Data Data yang diperoleh dari hasil wawancara dengan peternak kemudian ditabulasi selanjutnya dianalisis dengan menggunakan model analisis break even point (BEP) sebagai berikut : BEP (unit) = BT P/unit BV/unit BEP (Rp) = 1 - BT BV / unit P / unit Keterangan : P = Harga jual (Rp/kg) BT = Biaya Tetap (Rp/periode) BV = Biaya tidak tetap (Rp/periode) Uji t (Independent sample t- test) dengan program SPSS 16 digunakan untuk menganalisis perbedaan nilai BEP unit dan nilai BEP penjualan pada strata I, strata II dan strata III. Kriteria pengujian sebagai berikut : a. jika nilai sig > 0,05 maka tidak terdapat perbedaan. b. jika nilai sig < 0,05 maka terdapat perbedaan. HASIL DAN PEMBAHASAN Identitas Responden Penelitian yang dilaksanakan di Kecamatan Limbangan Kabupaten Kendal dengan responden sebanyak 78 orang memiliki karateristik responden, antara lain; umur, tingkat pendidikan, skala kepemilikan, dan pengalaman beternak. Umur peternak yang dijadikan responden sebagian besar antara 36 50 tahun sebanyak 38 orang (48,72%), peternak yang memiliki umur diatas 50 tahun sebanyak 25 orang (32,05%) dan sisanya peternak dengan umur dibawah 36 tahun (19,23%) Tingkat pendidikan responden sebagian besar adalah SMA, sebanyak 42 orang (53,85%). Peternak dengan latar belakang SD sebanyak 3 orang (3,85%), tamat SMP sebanyak 14 orang (17,95%), dan sisanya tamat Perguruan Tinggi sebanyak 19 orang (24,35%). Responden sebagian besar mempunyai skala kepemilikan ternak kurang atau sama dengan 5000 ekor sebanyak 37 orang (47,44%), dengan kepemilikan 5001 10.000 sebanyak 33 orang (42,31%), dan sisanya sebanyak 8 orang dengan jumlah kepemilikan diatas 10.000 ekor. Peternak dengan pengalaman beternak kurang atau sama dengan 10 tahun sebanyak 34 orang (43,59%) dan peternak dengan 18

pengalaman lebih dari 10 tahun sebanyak 44 orang (56,41%). Biaya Produksi Usaha Ternak Ayam Pedaging Komponen biaya yang dihitung dan dianalisis pada usaha ternak ayam pedaging meliputi biaya tetap (Fixed Cost) dan biaya variabel (Variabel Cost). Biaya tetap dalam usaha ternak ayam pedaging ini meliputi; biaya Pajak Bumi Bangunan (PBB), sewa tanah, sewa kandang, penyusutan kandang dan peralatan, sedangkan biaya variabel meliputi; biaya sarana produksi, biaya tenaga kerja dan biaya listrik. Biaya tetap dan biaya tidak tetap Biaya tetap yang dikeluarkan oleh peternak meliputi biaya sewa tanah, upah tenaga kerja tetap, biaya penyusutan, dan biaya lain-lain. Biaya tetap ini semuanya ditangung oleh peternak itu sendiri. Penyusutan dibagi menjadi penyusutan bangunan dan peralatan. Hal ini sesuai dengan pendapat peralatan Rasyaf (1995) yang menyatakan bahwa biaya tetap merupakan biaya yang tidak langsung berkaitan dengan jumlah ayam yang dipelihara, misal pajak bumi dan bangunan, sewa tanah, sewa kandang, penyusutan kandang. Biaya tidak tetap atau biaya variabel merupakan biaya yang berubah-ubah mengikuti atau seiring dengan besar kecilnya aktivitas produksi. Biaya variabel dalam usaha ternak ayam pedaging meliputi biaya (Day Old Chick) DOC, pakan, obatobatan, dan operasional (tenaga kerja, listrik, air, sekam, dan gas LPG). Biaya DOC, pakan, dan obatobatan harganya ditetapkan oleh perusahan pada saat awal periode pemeliharan. Rata-rata perincian perhitungan biaya tetap dan tidak tetap pada usaha peternakan ayam pedaging di Kecamatan Limbangan tertera pada Tabel 1. Tabel 1. Rata-rata Biaya Tetap dan Tidak Tetap Skala Usaha Biaya Tetap Biaya TidakTetap... Rp/periode... Strata I 56.428.870 114.219.735 Strata II 73.882.123 209.146.810 Strata III 45.823.247 379.028.075 Penerimaan Penerimaan dari usaha ternak yang utama adalah peneriman dari hasil penjualan ayam, hasil penjualan ayam sangat tergantung pada bobot badan ayam yang dihasilkan. Bobot ayam yang tinggi, disertai pengunan pakan yang lebih hemat maka peternak akan mendapatkan hasil penjualan yang baik. Hal tersebut sependapat dengan pernyataan Soekartawi (2006) bahwa penerimaan juga sangat ditentukan oleh besar kecilnya produksi yang dihasilkan dan harga dari produksi tersebut. Rata-rata penerimaan tercantum pada Tabel 2. Tabel 2. Rata-rata Penerimaan Skala Usaha Penerimaan... Rp/periode... Strata I 124.274.943 Strata II 226.442.783 Strata III 554.468.937 Total penerimaan peternak plasma tertera pada Tabel 2, strata I adalah Rp 124.274.943, strata II adalah Rp 226.442.783 sedangkan total penerimaan peternak plasma pada strata III adalah Rp 554.468.937. Penerimaan pada strata III dengan 19

nominal Rp 554.468.937,- lebih tinggi jika dibandingkan dengan strata I dan II. Penerimaan usaha peternakan ayam broiler diperoleh dari penjualan ayam broiler, sekam dan kotoran, sak bekas pakan dan bonus bonus yang diberikan oleh perusahaan inti. Kotoran ayam selama satu periode akan dijual oleh pengepul. Bagi peternak yang tidak menjual kotoran ayamnya, kotoran ayam digunakan untuk mencukupi keperluan pemupukan tanamannya sendiri. Pendapatan Pendapatan merupakan tujuan setiap jenis usaha. Pendapatan dapat dicapai jika jumlah penerimaan yang diperoleh dari hasil usaha lebih besar daripada jumlah pengeluarannya. Tingginya selisih penerimaan dan pengeluaran, semakin meningkatkan keuntungan yang dapat diperoleh. Rata-rata pendapatan tercantum pada Tabel 3. Tabel 3. Rata-rata Pendapatan Skala Usaha Pendapatan... Rp/periode... Strata I 8.424.647 Strata II 12.724.091 Strata III 27.301.653 Rata-rata pendapatan pada strata I sebesar Rp 8.424.647,-, strata II sebesar Rp 12.724.091,- dan pada strata III sebesar Rp 27.301.653,-. Pendapatan pada strata III mempunyai nilai yang paling tinggi. Hal ini selain disebabkan jumlah kepemilikan ternak yang banyak, dapat juga dipengaruhi oleh penerimaan yang tinggi. Pendapatan yang diperoleh oleh peternak pada masing-masing strata selain dari hasil penjualan ayam, juga dipengaruhi oleh harga pasar, bonus pemeliharaan, serta penjualan kotoran dan karung. Break Even Point Rata-rata nilai BEP unit dan BEP penjualan dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Rata-rata BEP unit dan BEP penjualan Skala Usaha BEP unit BEP penjualan Strata I 1.191.Rp/periode. 20.007.796 Strata II 2.322 37.810.203 Strata III 6.072 101.839.330 Berdasarkan dari hasil perhitungan, nilai BEP unit pada strata I sebesar 1.191, jika strata I memperoleh nilai sebesar 3.913. BEP unit pada strata II adalah 2.322 dan pada strata III 6.072, jika pada strata II dan III memperoleh nilai sebesar 7.017 dan 17.927. BEP penjualan pada strata I sebesar (Rp 20.007.796,-), strata II (Rp 37.810.203,-) dan III (Rp 101.839.330,-). Hasil tersebut merupakan hasil produksi minimal yang harus dihasilkan oleh peternak sebesar minimal pada masing-masing strata, apabila kurang dari jumlah produksi tersebut maka peternak akan mengalami kerugian. Hal ini sesuai dengan pendapat Thamrin, dkk (2006) yang menyatakan, apabila hasil penjualan usaha hanya mencapai titik BEP unit dan BEP rupiah maka usaha tersebut tidak mengalami kerugian dan keuntungan (impas) sedangkan apabila menjual hasil produksi diatas BEP unit dan BEP rupiah maka usaha tersebut 20

mendapat pendapatan, sebaliknya apabila menjual hasil produksi dibawah dari BEP unit dan BEP rupiah maka usaha tersebut mengalami kerugian. Nilai analisis BEP penjualan dan BEP unit masing-masing strata apabila dibandingkan dengan hasil penjualan dan hasil pemanenan dapat dikatakan tidak mengalami kerugian. Hasil analisis BEP baik secara Quantitas maupun volume penjualan, maka Usaha ternak ayam pedaging yang diselenggarakan di Kecamatan Limbangan berada diatas titik impas, dengan demikian usaha tersebut dapat dikatakan tidak mengalami kerugian (untung). SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada usaha ternak ayam broiler dengan sistem kemitraan di Kecamatan Limbangan Kabupaten Kendal, nilai BEP unit pada strata I sebesar 1.191, jika strata I memperoleh nilai sebesar 3.913. BEP unit pada strata II adalah 2.322 dan pada strata III 6.072, jika pada strata II dan III memperoleh nilai sebesar 7.017 dan 17.927. BEP penjualan pada strata I sebesar Rp20.007.796,-, strata II Rp37.810.203,- dan III Rp101.839.330,-. Nilai analisis BEP penjualan dan BEP unit masingmasing strata apabila dibandingkan dengan hasil penjualan dan hasil pemanenan dapat dikatakan tidak mengalami kerugian. DAFTAR PUSTAKA Fadilah, R. 2005. Panduan Mengelola Peternakan Ayam Broiler Komersial. Agromedia Pustaka Jakarta. Murtidjo, B. A. 1992. Pengendalian Hama dan Penyakit Ayam. Kanisius. Yogyakarta. Rasyaf, M. 1995. Pengelolaan Usaha Peternakan Ayam Pedaging. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Soekartawi 2006. Analisis Usaha Tani. Universitas Indonesia Press. Jakarta Swastha, B dan I. Sukotjo. 2002. Pengantar Bisnis Modern. Yogyakarta: Liberty Thamrin, S,. M. Muis, dan A. E. N. Rumengan. 2006. Analisis Finansial Usaha Peternakan Ayam Broiler Pola Kemitraan. Jurnal Agrisistem, Juni 2006, Vol 2 No. 1 ISSN 1858-4330 32 Wijayanti, R. P., W. Busono, and R. Indarti. 2013. Effect House Of Temperature On Performance Of Broiler In Starter Period. University Of Brawijaya, Malang. Winarno, B. 2012. Pengembangan Sistem Informasi Profil Daerah Kabupaten Kendal. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah. Kendal. Windarsari, L. D., 2012. Kajian Usaha Peternakan Ayam Ras Pedaging Di Kabupaten Karang Anyar: Membandingkan Antara Pola Kemitraan dan Pola Mandiri. Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Jurnal Ilmu Pertanian dan Perikanan Desember 2012 Vol. 1 No.1 Hal : 65-72 ISSN 2302-6308 21