BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, perusahaan-perusahaan dihadapkan pada fenomena di mana

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Hotel Proprietors Act

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitiaan. Setiap perusahaan yang didirikan dalam menjalankan kegiatan usahanya

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tunggal Tbk bertujuan untuk mengetahui pengaruh perputaran piutang

BAB IV ANALISIS DAN HASIL PEMBAHASAN. Laporan keuangan peruahaan merupakan sumber informasi bagi pihakpihak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. serta kondisi keuangan perusahaan. Melalui laporan keuangan perusahaan dapat

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam bidang keuangan karena kesalahan dan kekeliruan dalam

BAB II LANDASAN TEORITIS. 1. Pengertian dan Tujuan Penyusunan Anggaran Kas. kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh suatu bank untuk periode waktu

BAB I PENDAHULUAN. Industry) dan produk yang dihasilkan pun bermacam-macam dengan semakin

BAB I PENDAHULUAN. manufaktur, peternakan, perumahan, kaeuangan dan usaha-usaha lainnya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Dalam suatu aktivitas perekonomian, baik dalam lingkup yang sempit

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan perekonomian di Indonesia tidak terlepas dari peran serta industri

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. dikemukakan adanya beberapa konsep, yaitu :

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perubahan ekonomi dalam era globalisasi mengalami

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk membiayai aktivitas perusahaan sehari-hari misalnya untuk membeli bahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu masalah kebijaksanaan keuangan yang dihadapi perusahaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan Klassifikasi Piutang. mempertahankan langganan-langganan yang sudah ada dan untuk menarik

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia telah memaksa perusahaan-perusahaan di Indonesia untuk sebisa

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

III. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi menjanjikan peluang dan harapan bagi kesejahteraan warga

BAB II KAJIAN TEORI. A. Deskripsi Teori. 1. Return on Assets (ROA) a. Pengertian Return on Assets (ROA)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Secara umum istilah piutang timbul karena adanya kebijakan penjualan

Pengaruh Perputaran Piutang Dan Perputaran Kas Terhadap Tingkat Likuiditas

II. LANDASAN TEORI. dengan menggunakan aktiva lancar yang tersedia. Menurut Brigham dan Houston,

BAB III METODE PENELITIAN. Analisis ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar tingkat efisiensi dari

@UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Secara umum setiap perusahaan mempunyai tujuan untuk meningkatkan nilai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. Melihat perkembangan dunia usaha yang tumbuh semakin cepat. menyebabkan meningkatnya persaingan yang kompetitif antar perusahaan,

TINJAUAN PUSTAKA. Likuiditas merupakan suatu indikator yang mengukur kemampuan perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. mulai pada tahun Pada awal bulan tahun 1998, Indonesia dilanda krisis

BAB I PENDAHULUAN. Terjadinya krisis ekonomi di Indonesia sejak pertengahan tahun 1997 telah

BAB V PENUTUP. Ace Hardware Indonesia Tbk adalah sebagai berikut: 1. Rasio likuiditas PT Ace Hardware Indonesia Tbk bila dilihat dari current

BAB 1 PENDAHULUAN. Persaingan antar perusahaan yang semakin kompetitif dan kompleks mendorong

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I LATAR BELAKANG. suatu perusahaan adalah dengan menganalisis laporan keuangannya.

BAB 1 PENDAHULUAN. Persaingan antar perusahaan yang semakin kompetitif. menyebabkan semua perusahaan yang bergerak di bidang produk dan jasa harus

Dalam menganalisa laporan keuangan terdapat beberapa metode yang bisa dijadikan tolak ukur untuk menilai posisi keuangan perusahaan antara lain:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Untuk membelanjai operasi perusahaan dari hari ke hari, misalnya untuk

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi di Indonesia adalah pasar modal. Pasar modal efektif

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia saat ini telah menjadi negara yang mengarah ke basis industri.

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi ekonomi yang berkembang semakin pesat merupakan harapan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. spesialisasi dalam perusahaan serta semakin banyaknya perusahaan-perusahaan. modal tersebut mengandung begitu banyak aspek.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. uang, atau kombinasinya. Sedangkan Siegel dan Shim (2000) Penjualan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha saat ini baik pada perusahaan jasa, perusahaan dagang, maupun perusahaan manufaktur semakin

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. telah menyebabkan banyak perusahaan yang sulit untuk mempertahankan

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menghadapi persaingan dalam era globalisasi saat ini setiap perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Eddy Cahyono (2012), Era globalisasi telah membawa

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

PENGARUH PERPUTARAN PIUTANG TERHADAP PROFITABILITAS

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Penyajian Laporan Keuangan Hotel The Acacia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. tersebut. Selain digunakan dalam operasi perusahaaan sehari-hari, modal kerja

BAB I PENDAHULUAN. manufaktur, pada tahun 2012 yang lalu berdasarkan riset yang dilaoprkan oleh.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat analisis berupa rasio akan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis terhadap laporan keuangan PT. Astra Agro

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. defenisi dari modal kerja, kas, piutang dan persediaan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi menuntut perusahaan-perusahaan sekarang ini bergerak lebih

BAB II KAJIAN PUSTAKA. perusahaan yang telah dilaksanakan pada periode waktu tertentu. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. dapat mempertahankan kelangsungan hidup perusahaannya. Untuk itu tentu saja

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan Negara yang sampai saat ini masih berada dalam

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada laporan keuangan PT.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era globalisasi ini dunia usaha semakin berkembang pesat dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Sawir (2005:129), modal kerja adalah keseluruhan aktiva lancar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. skripsi ini, mengggunakan buku acuan Manajemen Keuangan: Prinsip

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya tujuan suatu perusahaan adalah untuk mencari keuntungan,

BAB I PENDAHULUAN. Makanan dan minuman merupakan kebutuhan pokok untuk masyarakat. merupakan perusahaan yang sudah go public.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perusahaan merupakan suatu unit kegiatan tempat kerja sama yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Bhayangkara Jaya. Pengaruh Piutang..., Indah, Fakultas Ekonomi 2015

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 2 LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Menurut Benny Alexandri (2009:135), persediaan memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Kas dan piutang merupakan pos penting karena merupakan elemen dari asset

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. PT. Kimia Farma Tbk merupakan salah satu perusahaan di Indonesia yang

ABSTRAKSI. Krisis ekonomi yang melanda negara Indonesia sejak pertengahan tahun 1997

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan operasionalnya agar senantiasa semakin efisien dan efektif. Perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. keberhasilan dan menjaga kelangsungan hidup perusahaan. perusahaan. Ada dua pengertian modal kerja, yang pertama gross working

MAKALAH Untuk Memenuhi Tugas Manajemen Keuangan ANALISIS RASIO KEUANGAN : PT. HOLCIM tbk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini, perusahaan-perusahaan dihadapkan pada fenomena di mana globalisasi sedang memainkan perannya dalam menularkan krisis finansial. Krisis ini awalnya terjadi di Amerika Serikat (AS), lalu menjalar ke hampir seluruh negara-negara dunia. Inilah yang disebut krisis global. Krisis ini bermula karena terjadinya booming property di Negara adidaya tersebut, dimana para pemilik rumah tak mampu membayar cicilan kredit. Efek dari krisis ekonomi dan finansial di AS itu, kini merambat ke negara-negara di Asia dan Eropa. Dan bukan hanya negara maju yang mengalami dampak krisis ini. Negara-negara berkembang pun seperti Indonesia, ikut terkena imbasnya. Krisis ini juga menyebabkan terhambatnya pertumbuhan hampir seluruh sektor di Indonesia. Lima sektor yang terkena dampak paling besar dari krisis keuangan global adalah sektor perbankan, pertanian, industri, pertambangan, dan telekomunikasi. Krisis global memiliki dampak yang besar pada sektor yang berorientasi pada ekspor dan impor. Industri tekstil merupakan salah satu sektor industri di Indonesia yang berorientasi pada ekspor, sehingga industri tekstil adalah salah satu sektor industri yang terkena dampak dari krisis global tersebut. Hal tersebut memaksa perusahaan-perusahaan tekstil di tanah air untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya. Selain dengan melakukan efisiensi

terhadap biaya produksi, hal lain yang dapat dilakukan perusahaan adalah dengan memberi kemudahan dalam syarat pembayaran. Hal ini disebabkan oleh pembayaran tunai yang ditawarkan perusahaan akan menjadi suatu hal yang sulit direalisasikan, karena pada masa krisis global pembayaran tunai tidak memberikan kemudahan dalam persyaratan pembayaran. Oleh karena itu penjualan secara kredit menjadi suatu kebutuhan bagi perusahaan dalam meningkatkan volume penjualan dan mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan. Penjualan secara kredit ini tidak segera menghasilkan penerimaan kas, tetapi menimbulkan piutang dan akan menjadi kas pada saat terjadi pelunasan piutang oleh pelanggan. Pada perusahaan yang sebagian besar aktivitas penjualan dilakukan secara kredit, maka piutang merupakan pos yang penting di dalam neraca karena piutang merupakan bagian dari aktiva lancar perusahaan dalam jumlah yang besar, bahkan nilainya bisa mencapai setengah dari jumlah aktiva lancar. Menurut Direktur Jenderal Kekayaan Negara Hadiyanto, banyak masalah yang membuat recovery (tingkat pengembalian) piutang di Indonesia itu tidak tinggi, meskipun dibandingkan dengan Negara-negara yang sama-sama dilanda krisis moneter tahun 1997, recovery di Indonesia jauh lebih tinggi. Oleh karena itu, manajemen diharapkan mau menaruh perhatian yang cukup terhadap masalah-masalah piutang agar perusahaan jangan sampai mendapat kerugian. Selain itu piutang merupakan elemen modal kerja yang selalu dalam keadaan berputar secara terus menerus dalam rantai perputaran modal kerja. Periode perputaran piutang dimulai

pada saat kas dikeluarkan untuk mendapatkan persediaan, kemudian persediaan dijual secara kredit sehingga menimbulkan piutang, dan piutang berubah kembali menjadi kas saat diterima pelunasan piutang dari pelanggan. Sehubungan dengan hal tersebut, maka pengendalian atas piutang merupakan hal yang sangat penting. Pengendalian ini penting untuk mengantisipasi resiko resiko yang timbul, seperti terlalu besarnya modal kerja yang tertanam dalam piutang, keterlambatan pembayaran piutang, bahkan tidak dibayar sebagian atau seluruh piutang. Hal tersebut jika tidak diantisipasi akan mempengaruhi perputaran piutang yang mencerminkan periode terkaitnya modal dalam piutang. Perputaran piutang memberikan gambaran mengenai berapa cepat piutang dapat dikonversi menjadi uang kas. Semakin pendek waktu terikatnya modal dalam piutang akan semakin baik, karena kemampuan perusahaan untuk segera mengubah aktiva lancarnya menjadi uang kas berkaitan dengan likuiditas perusahaan. Tingkat likuiditas perusahaan merupakan indikator mengenai kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban finansial jangka pendek dengan menggunakan aktiva lancar yang tersedia. Tingkat likuiditas perusahaan menjadi penting karena efisiensi suatu perusahaan tidak cukup hanya dilihat dari besarnya laba atau peningkatan volume penjualan saja, tetapi yang tidak kalah penting adalah usaha untuk mempertinggi tingkat likuiditasnya yang akan mencerminkan keadaan keuangan perusahaan yang berkaitan dengan kemampuannya untuk mengubah aktiva lancar tertentu menjadi uang kas.

Pada dasarnya likuiditas merupakan perbandingan antara aktiva lancar dengan hutang lancar, maka penambahan atau pengurangan pada aktiva lancar maupun hutang lancar akan mengakibatkan perubahan pada tingkat likuiditas itu sendiri. Oleh karena itu salah satu aspek yang dapat mempengaruhi tingkat likuiditas yang dicapai perusahaan adalah piutang. Hal ini dikarenakan piutang merupakan salah satu unsur aktiva lancar yang likuid dan biasanya memiliki proporsi yang besar dalam aktiva lancar yang dimiliki perusahaan. Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dalam menyusun skripsi ini dengan judul Pengaruh Perputaran Piutang Terhadap Tingkat Likuiditas Perusahaan (Survei pada beberapa Perusahaan Tekstil di BEI) 1.2 Identifikasi Masalah Dalam penelitian ini penulis mengidentifikasikan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana tingkat perputaran piutang perusahaan. 2. Bagaimana tingkat likuiditas perusahaan. 3. Sejauh mana pengaruh perputaran piutang terhadap tingkat likuiditas perusahaan. 1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui tingkat perputaran piutang perusahaan. 2. Untuk mengetahui tingkat likuiditas perusahaan.

3. Untuk mengetahui sejauh mana pengaruh perputaran piutang tingkat likuiditas perusahaan. 1.4 Manfaat Penelitian Dengan penulisan skripsi ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada pihak pihak sebagai berikut : 1. Bagi penulis diharapkan dapat memberikan wawasan dan pengalaman dalam penerapan dari ilmu yang telah diperoleh penulis selama bangku kuliah sehingga dapat menjadi bekal dikemudian hari. Dan diajukan untuk memenuhi dan melengkapi salah satu syarat dalam menempuh ujian Sarjana Ekonomi Program Studi Akuntansi dalam Fakultas Ekonomi Universitas Widyatama. 2. Bagi perusahaan diharapkan dapat menyumbangkan pemikiran dan masukan informasi sebagai bahan pertimbangan bagi pihak manajemen mengenai perputaran piutang dan pengaruhnya terhadap tingkat likuiditas perusahaan. 3. Bagi pihak pihak lain yang membutuhkan diharapkan agar skripsi ini dapat digunakan sebagai bahan informasi dan bahan perbandingan yang akan digunakan dalam penelitian penelitian. 1.5 Kerangka Pemikiran Pada umumnya setiap perusahaan telah mempersiapkan perencanaan yang sistematis dalam mengelola sumber dayanya untuk dapat mencapai tingkat perkembangan dan pertumbuhan yang diharapkan. Dalam prakteknya, perkembangan dan pertumbuhan ini dapat dicapai melalui perluasan volume

penjualan. Untuk meningkatkan volume penjualannya perusahaan cenderung melakukan penjualan secara kredit dalam rangka meraih pelanggan sebanyak mungkin. Kebijakan penjualan secara kredit yang diterapkan perusahaan menimbulkan piutang, dimana dana yang diinvestasikan dalam piutang tersebut diharapkan akan kembali dalam waktu kurang dari satu tahun sehingga dapat dijadikan sebagai salah satu sumber pendapatan perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansialnya dalam jangka pendek. Sehubungan dengan hal tersebut diperlukan suatu aktifitas penagihan yang terencana untuk menjamin kelangsungan operasional perusahaan. Hal ini dikarenakan jika perusahaan sanggup mempercepat perputaran piutang, maka waktu terikatnya modal pada piutang akan lebih pendek, berarti kemungkinan resiko tidak dilunasinya piutang akan semakin kecil. Tingkat perputaran piutang dapat digunakan sebagai gambaran keefektifan pengelolaan piutang, karena semakin tinggi tingkat perputaran piutang suatu perusahaan berarti semakin baik pengelolaan piutangnya. Tingkat perputaran piutang dapat ditingkatkan dengan cara memperketat kebijaksanaan penjualan kredit, misalnya dengan cara memperpendek jangka waktu pembayaran. Menurut rumus yang dinyatakan oleh Bambang Riyanto maka perputaran piutang dapat diketahui dengan cara sebagai berikut: Perputaran Piutang = Penjualan Kredit Rata-rata Piutang Rata-rata Piutang = Piutang Awal + Piutang Akhir 2

Berdasarkan pernyataan dan penjelasan di atas, penulis berpendapat bahwa tingkat perputaran piutang mempunyai efek langsung terhadap besar kecilnya modal yang diinvestasikan dalam piutang. Semakin tinggi tingkat perputaran piutang maka waktu terikatnya modal dalam piutang semakin pendek, artinya tingkat likuiditas perusahaan juga akan semakin meningkat. Keefektifan kebijaksanaan penjualan kredit suatu perusahaan tidak cukup hanya dilihat dari tingkat perputaran piutang tetapi juga perlu dikaitkan dengan hari rata-rata pengumpulan piutang. Namun hari rata-rata pengumpulan piutang ini akan lebih berarti jika dibandingkan dengan syarat pembayaran yang telah ditetapkan perusahaan. Apabila hari rata-rata pengumpulan piutang selalu lebih besar daripada batas waktu pembayaran yang telah ditetapkan perusahaan berarti cara pengumpulan piutang yang dilakukan perusahaan kurang efisien. Menurut Bambang Riyanto (2001:91) hari rata-rata pengumpulan piutang (average collection period) dapat dihitung dengan cara sebagai berikut: Average Collection Period = 360. Receivable Turnover Average Collection Period = 360 x Average Receivable Net Credit Sales Pada umumnya perusahaan harus dapat mempertahankan jumlah aktiva lancar yang lebih besar daripada utang lancar agar dapat memenuhi kewajiban finansial jangka pendek. Kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban finansial jangka pendek dikenal dengan istilah likuiditas.

Rasio likuiditas pada dasarnya merupakan perhitungan rasio untuk menilai keadaan keuangan perusahaan pada masa lalu, saat ini, dan kemungkinannya di masa depan. Analisis rasio seperti analisis rasio likuiditas merupakan hal yang sangat umum digunakan untuk menilai keadaan keuangan perusahaan, dimana hasil analisis rasio ini akan memberikan pengukuran relatif dari kegiatan operasional perusahaan. Jika perusahaan hanya mementingkan laba semata dan mengabaikan tingkat likuiditas maka perusahaan tidak akan mampu memenuhi kewajiban keuangan jangka pendeknya yang pada akhirnya akan menyulitkan perusahaan dalam menyelenggarakan kegiatan operasional perusahaan. Sebaliknya apabila perusahaan terlalu likuid maka hal ini juga akan merugikan perusahaan karena berarti ada dana yang menganggur di dalam perusahaan. Sehubungan dengan hal tersebut, maka piutang sebagai salah satu elemen modal kerja dan unsur aktiva lancar yang likuid dapat mempengaruhi tingkat likuiditas yang dicapai perusahaan. Penambahan atau pengurangan jumlah piutang akan mempengaruhi tingkat likuiditas yang dicapai perusahaan. Karena likuiditas pada dasarnya merupakan perbandingan antara aktiva lancar dan hutang lancar, maka jumlah piutang yang besar akan mengakibatkan jumlah aktiva lancar yang besar pula. Jika aktiva lancar bertambah sementara di sisi lain jumlah hutang lancar tetap maka hal ini akan meningkatkan tingkat likuiditas perusahaan.

Dalam mengukur tingkat likuiditas perusahaan dapat diukur melalui rasio lancar (current ratio) dan acid test ratio/quick ratio, dengan menggunakan formula sebagai berikut: Current Ratio = Current Assets Current Liabilities Quick Ratio = Current Assets - Inventories Current Liabilities Namun di sisi lain jumlah piutang yang besar dapat megindikasikan kemungkinan bahwa piutang tersebut memiliki periode perputaran yang lambat sehingga tidak dapat dikonversi menjadi uang kas dalam jangka waktu yang telah di tentukan. Hal ini mengindikasikan bahwa pengukuran tingkat likuiditas perusahaan tidak cukup hanya dilakukan dengan melihat aktiva lancar dan hutang lancar secara keseluruhan, namun juga perlu untuk memperhatikan masing-masing komponen aktiva lancar untuk memastikan bahwa aktiva lancar yang dimiliki perusahaan benar-benar likuid dan dapat digunakan sebagai alat bayar untuk memenuhi kewajiban keuangan perusahaan dalam jangka pendek. Seperti pernyataan Lukman Syamsudin (2001 : 47), sebagai berikut : Adanya komposisi yang berbeda dari masing-masing aktiva lancar dan hutang lancar akan mempunyai pengaruh yang sesungguhnya. Oleh karena itu penting untuk melihat sesuatu yang terdapat dibalik pengukuran likuiditas secara menyeluruh untuk menentukan tingkat likuiditas yang sesungguhnya dari masing-masing komponen aktiva lancar dan hutang lancar.

Selain itu, teori yang penulis ambil bahwa perputaran piutang mempunyai pengaruh terhadap tingkat likuiditas berasal dari Ridwan & Inge (2002:159) yang menyatakan: Semakin tinggi perputaran piutang perusahaan, menyebabkan semakin tinggi pula tingkat likuiditasnya sehingga semakin rendah resiko perusahaan menghadapi keadaan pailit. Dari pernyataan di atas, penulis menyimpulkan bahwa perputaran piutang sangat berpengaruh terhadap tingkat likuiditas perusahaan. Hal itu dikarenakan dengan adanya perputaran piutang yang semakin tinggi maka modal yang diinvestasikan dalam piutang akan semakin sedikit, sehingga perusahaan mempunyai ketersediaan dana yang cukup untuk dapat memenuhi kewajiban jangka pendeknya atau dengan kata lain dapat meningkatkan tingkat likuiditas perusahaan. Penelitian terdahulu telah dilakukan oleh Arwan Nugroho, Universitas Padjajaran pada tahun 2006 dengan judul Analisa pengaruh perputaran kas, perputaran piutang, dan perputaran persediaan terhadap profitabilitas perusahaan (studi kasus pada PT Antam Tbk). Berdasarkan penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa perputaran piutang pada PT Antam Tbk tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap tingkat profitabilitas perusahaan. Hal ini disebabkan oleh jumlah piutang yang lebih kecil apabila dibandingkan dengan jumlah komponen modal kerja lain yang diteliti seperti kas dan persediaan. Perbedaan dengan penelitian terdahulu terletak pada variabel independen, variabel dependen, dan objek penelitian.

Bagan 1.1 Kerangka Pemikiran Pengaruh perputaran piutang terhadap tingkat likuiditas perusahaan Perputaran piutang Tingkat likuiditas perusahaan Periode terikatnya modal dalam piutang, indikatornya adalah angka yang menunjukan perbandingan antara jumlah penjualan kredit pada suatu periode dengan rata rata piutang pada periode tersebut Penjualan kredit Perputaran piutang = Rata rata piutang Average 360 collection = periode Receivable turnover Kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban finansiilnya dalam jangka pendek dengan menggunakan aktiva lancar yang tersedia. Rasio likuiditas meliputi : Current assets Current ratio = Current liabilities Acid test ratio / quick ratio = Current assets inventories Current liabilities Rancangan hipotesis : perputaran piutang mempunyai pengaruh terhadap tingkat likuiditas perusahaan, dan dikatakan baik jika rata-rata hari pengumpulan piutang kurang dari 60 hari dan tingkat likuiditas sebesar 125% atau lebih. Diterima : Perputaran piutang mempunyai pengaruh terhadap tingkat likuditas perusahaan dan dikatakan baik jika hari rata rata pengumpulan piutang kurang dari 60 hari dan tingkat likuiditas perusahaan sebesar 125 % atau lebih Ditolak : perputaran piutang tidak mempunyai pengaruh terhadap tingkat likuiditas perusahaan dan dikatakan tidak baik jika hari rata rata pengumpulan piutang lebih dari 60 hari dan tinkat likuiditas perusahaan kurang dari 125 %

1.6 Metodologi Penelitian Dalam melakukan penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian deskriptif asosiatif. Sedangkan teknik pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut : 1. Penelitian kepustakaan (library research) Merupakan penelitian yang dilakukan dengan cara mempelajari tulisan-tulisan yang berhubungan dengan skripsi ini, baik dari bukubuku teori, catatan kuliah, serta tulisan-tulisan ilmiah lainnya yang mempunyai kaitan langsung dengan masalah yang akan diselidiki. Penulisan ini dimaksudkan untuk mendapatkan teori yang mendukung masalah dan pembuatan skripsi. 2. Penelitian lapangan (Secara Tidak Langsung) Yaitu mengunjungi secara langsung perusahaan melalui objek yang diteliti dengan cara yang dilakukan adalah sebagai berikut : 1. Pojok BEJ Universitas Sangga Buana (STIE YPKP) 2. Dari situs BEI : www.idx.co.id 1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian Penulis melakukan penelitian di Pojok Bursa Universitas Sangga Buana (STIE YPKP), jalan PHH Mustofa No.68 Bandung, sedangkan waktu yang digunakan untuk penelitian ini dimulai sejak bulan Juli 2010 sampai dengan selesai.