Pengaruh Hambatan Cincin Terhadap Fenomena Flooding Dalam Aliran Dua Fase Berlawanan Arah Pipa Vertikal

dokumen-dokumen yang mirip
Pengaruh Variasi Sudut Water Injector Berbentuk Diffuser Terhadap Fenomena Flooding Pada Aliran Dua Fase Cair Udara Vertikal Berlawanan Arah

Pengaruh Variasi Diameter Injektor Konvergen Udara Terhadap Fenomena Flooding Dalam Aliran Dua Fase Gas-Cair Berlawanan Arah Pada Pipa Vertikal

PREDIKSI DAN VISUALISASI PEMBENTUKAN FLOODING PADA ALIRAN DUA FASE VERTIKAL BERLAWANAN ARAH

THE EFFECT OF THE CONCENTRATION OF THE SALT SOLUTION TO THE CHARACTERISTICS OF TWO PHASE FLOW AIR WATER

PENGARUH KONSENTRASI GARAM TERHADAP KARAKTERISITIK ALIRAN DUA FASE GAS DAN AIR 3

STUDI EKSPERIMENTAL DAN NUMERIK ALIRAN DUA FASE ( AIR - UDARA ) MELEWATI ELBOW 30 DARI PIPA VERTIKAL MENUJU PIPA DENGAN SUDUT KEMIRINGAN 60

POLA ALIRAN DUA FASE (AIR+UDARA) PADA PIPA HORISONTAL DENGAN VARIASI KECEPATAN SUPERFISIAL AIR

Karakterisasi Pressure Drops Pada Aliran Bubble dan Slug Air Udara Searah Vertikal Ke Atas Melewati Sudden Contraction

STUDI EKSPERIMENTAL DAN NUMERIK ALIRAN DUA FASE (AIR-UDARA) MELEWATI ELBOW 60 o DARI PIPA VERTIKAL MENUJU PIPA DENGAN SUDUT KEMIRINGAN 30 o

`BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

PENGURANGAN INTENSITAS FLUKTUASI TEKANAN PADA PEMBESARAN MENDADAK ALIRAN UDARA AIR SEARAH HORISONTAL DENGAN PENEMPATAN RING

ONSET OF FLOODING DAN FENOMENA HYDRAULIC

STUDI EKSPERIMENTAL DAN NUMERIK KARAKTERISTIK ALIRAN DUA FASE AIR-UDARA MELEWATI ELBOW 75⁰ DARI PIPA VERTIKAL MENUJU PIPA DENGAN SUDUT KEMIRINGAN 15

PENGARUH DEBIT ALIRAN TERHADAP HEAD LOSSES PADA VARIASI JENIS BELOKAN PIPA

Observasi Pola Aliran Dua Fase Air-udara Berlawanan Arah pada Pipa Kompleks ABSTRAK

STUDI EKSPERIMENTAL PENGUKURAN HEAD LOSSES MAYOR (PIPA PVC DIAMETER ¾ ) DAN HEAD LOSSES MINOR (BELOKAN KNEE 90 DIAMETER ¾ ) PADA SISTEM INSTALASI PIPA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

STUDI DISTRIBUSI TEKANAN ALIRAN MELALUI PENGECILAN SALURAN SECARA MENDADAK DENGAN BELOKAN PADA PENAMPANG SEGI EMPAT

BAB III PERALATAN DAN PROSEDUR PENGUJIAN

PENGARUH REYNOLD NUMBER ( RE ) TERHADAP HEAD LOSSES PADA VARIASI JENIS BELOKAN PIPA ( BERJARI JARI DAN PATAH )

POSITRON, Vol. IV, No. 2 (2014), Hal ISSN :

PENINGKATAN UNJUK KERJA KETEL TRADISIONAL MELALUI HEAT EXCHANGER

KARAKTERISITIK FLOW PATERN PADA ALIRAN DUA FASE GAS-CAIRAN MELEWATI PIPA VERTIKAL

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

2 yang mempunyai posisi vertikal sama akan mempunyai tekanan yang sama. Laju Aliran Volume Laju aliran volume disebut juga debit aliran (Q) yaitu juml

Pengaruh Diameter Gelembung Hidrogen Terhadap Penurunan Tekanan (Pressure Drop) Pada Saluran Tertutup Segi-Empat

SIMULASI CFD ALIRAN ANNULAR

KOEFISIEN RUGI-RUGI SUDDEN EXPANSION PADA ALIRAN FLUIDA CAIR

PENGARUH T-JUNCTION SEBAGAI ALAT PEMISAH KEROSENE-AIR

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH VARIASI PITCH COILED TUBE TERHADAP NILAI HEAT TRANSFER DAN PRESSURE DROP PADA HELICAL HEAT EXCHANGER ALIRAN SATU FASA

Jl. Grafika No. 2 Yogyakarta 55281, Indonesia ABSTRAK

Pengaruh Viskositas terhadap Aliran Fluida Gas-Cair melalui Pipa Vertikal dengan Perangkat Lunak Ansys Fluent 13.0

Eksperimental Karakterisitik Pressure Drop pada Aliran Dua Fase Gas-Cairan Melewati Pipa Vertikal

Karakteristik Hidrodinamik dan Pola Aliran Pada Fenomena FLooding Dalam Pipa Vertikal

BAB I. PENDAHULUAN Latar Belakang

SEMINAR NASIONAL ke 8 Tahun 2013 : Rekayasa Teknologi Industri dan Informasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III PEMBUATAN ALAT UJI DAN METODE PENGAMBILAN DATA

PENGARUH JARAK SALURAN KELUAR AIR DAN UDARA TERHADAP KARAKTERISTIK SPRAY PADA TWIN FLUID ATOMIZER

PENGARUH WATER CUT PADA INLET T-JUNCTION TERHADAP EFISIENSI PEMISAHAN KEROSENE-AIR

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

KAJI EKSPERIMENTAL ALIRAN DUA FASE AIR-CRUDE OIL MELEWATI PIPA SUDDEN EXPANSION

KAJI EKSPERIMENTAL ALIRAN DUA FASE WATER-CRUDE OIL MELEWATI PIPA SUDDEN EXPANSION HORISONTAL BERPENAMPANG LINGKARAN

BAB II LANDASAN TEORI. λ = f (Re, ε/d)... (2.1)

VOID FRACTION DAN PEMETAAN POLA ALIRAN DUA FASE (AIR-UDARA) MELEWATI ELBOW 75 DARI PIPA VERTIKAL MENUJU PIPA MIRING 15

BAB 3 METODE PENELITIAN

(TESIS) STUDI EKSPERIMENTAL DAN NUMERIK ALIRAN DUA FASE (AIR UDARA) MELEWATI ELBOW

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Skema pressurized water reactor ( September 2015)

EFISIENSI PEMISAHAN KEROSENE-AIR DI T-JUNCTION DENGAN POSISI SUDUT SIDE ARM 45 0

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Fenomena dan Kecepatan Minimum (Umf) Fluidisasi

BAB III PEMBUATAN ALAT UJI DAN METODE PENGAMBILAN DATA

STUDI EKSPERIMEN STRUKTUR ANTAR MUKA ALIRAN STRATIFIED PADA ALIRAN DUA FASA ADIABATIS SEARAH BERDASAR NILAI BEDA TEKANAN

Penentuan Sub-sub Pola Aliran Stratified Air-Udara pada Pipa Horisontal Menggunakan Pengukuran Tekanan

BAB III SET-UP ALAT UJI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Pendahuluan. Krida B et al., Analisis Penurunan Head Losses... Bagus Krida Pratama Mahardika 1, Digdo Listyadi Setiawan 2, Andi Sanata 2

MODUL PRAKTIKUM LABORATORIUM INSTRUKSIONAL TEKNIK KIMIA ALIRAN FLUIDA (ALF)

KEHILANGAN HEAD ALIRAN AKIBAT PERUBAHAN PENAMPANG PIPA PVC DIAMETER 12,7 MM (0,5 INCHI) DAN 19,05 MM (0,75 INCHI).

ANALISIS PENGARUH KEKENTALAN FLUIDA AIR DAN MINYAK KELAPA PADA PERFORMANSI POMPA SENTRIFUGAL

Eksperimental Karakteristik Pressure Drop

Multiple Droplets. Studi Eksperimental tentang Visualisai Pengaruh Frekuensi terhadap Fenomena Multiple droplets yang Menumbuk Permukaan Padat

Visualisasi Mekanisme Flooding Aliran Counter-Current Air- Udara pada Simulator Hotleg Dengan L/D=50

EFISIENSI PEMISAHAN KEROSENE-AIR DI T-JUNCTION DENGAN POSISI SUDUT SIDE ARM 45 0

DETEKSI MULAI TERBENTUKNYA ALIRAN CINCIN PADA PIPA HORISONTAL MENGGUNAKAN SENSOR ELEKTRODE Hermawan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II MODUL 7 WETTED WALL COLUMN

Sujawi Sholeh Sadiawan, Nova Risdiyanto Ismail, Agus suyatno, (2013), PROTON, Vol. 5 No 1 / Hal 44-48

RANCANG BANGUN SISTEM PERPIPAAN DAN PENGUJIAN KARAKTERISTIK POMPA SENTRIFUGAL SUSUNAN PARALEL ANTARA IDB-45 DENGAN IDB-35

MENINGKATKAN KAPASITAS DAN EFISIENSI POMPA CENTRIFUGAL DENGAN JET-PUMP

ANALISIS DEBIT FLUIDA PADA PIPA ELBOW 90 DENGAN VARIASI DIAMETER PIPA

BAB III DESKRIPSI ALAT UJI DAN PROSEDUR PENGUJIAN

PENGUJIAN PENGARUH VARIASI HEAD SUPPLY DAN PANJANG LANGKAH KATUP LIMBAH TERHADAP UNJUK KERJA POMPA HIDRAM

REKAYASA INSTALASI POMPA UNTUK MENURUNKAN HEAD LOSS

EKSPERIMENTAL KARAKTERISTIK PRESSURE DROP PADA SAMBUNGAN T (TEE) UNTUK POSISI FRONTAL DENGAN VARIASI KEMIRINGAN UNTUK SISTEM PERPIPAAN

KLASIFIKASI PADATAN MENGGUNAKAN ALIRAN FLUIDA

SEMINAR NASIONAL ke8tahun 2013 : RekayasaTeknologiIndustridanInformasi

Interpretasi Hasil Pengukuran Tebal Cairan pada Aliran Dua Fase Udara-Air Berlawanan Arah Menggunakan Metode Parallel-wire dalam Pipa Kompleks

WATER TO WATER HEAT EXCHANGER BENCH BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Tujuan Pengujian

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Analisa aliran berkembang..., Iwan Yudi Karyono, FT UI, 2008

Boundary condition yang digunakan untuk proses simulasi adalah sebagai berikut :

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

STUDI EKSPERIMEN MENGENAI SUB-SUB POLA ALIRAN STRATIFIED PADA ALIRAN DUA FASA SEARAH BERDASAR FLUKTUASI BEDA TEKANAN PADA PIPA HORISONTAL

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH SPASI NOSEL TERHADAP UNJUK KERJA EJEKTOR POMPA JET

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 2 (2017), ( X Print)

ANALISIS KINERJA COOLANT PADA RADIATOR

STUDI EKSPERIMENTAL KOEFISIEN PERPINDAHAN KALOR ALIRAN GELEMBUNG UDARA-AIR SEARAH DALAM PIPA KOIL HELIK VERTIKAL

Pengaruh Variasi Tebal Sudu Terhadap Kinerja Kincir Air Tipe Sudu Datar

Analisa Rugi Aliran (Head Losses) pada Belokan Pipa PVC

SISTEM AC (AIR CONDITIONING)

JET PUMP SEBAGAI POMPA HAMPA

Studi Numerik Pengaruh Variasi Jumlah Saluran Masuk Pressure Swirl Atomizer Terhadap Karakteristik Spray

Pengaruh Penggunaan Baffle pada Shell-and-Tube Heat Exchanger

STUDI KARAKTERISTIK LAJU ALIRAN ENERGI UNTUK FLUIDA AIR DAN UDARA PADA PIPA HORISONTAL

PENGURANGAN KELEMBABAN UDARA MENGGUNAKAN LARUTAN CALSIUM CHLORIDE (CACL2) PADA WAKTU SIANG HARI DENGAN VARIASI SPRAYING NOZZLE

Gbr. 2.1 Pusat Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU)

MODUL PRAKTIKUM LABORATORIUM INSTRUKSIONAL TEKNIK KIMIA ALIRAN FLUIDA (ALF) Koordinator LabTK Dr. Pramujo Widiatmoko

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan utama dalam sektor industri, energi, transportasi, serta dibidang

PENGARUH JARAK KATUP LIMBAH DENGAN KATUP PENGHANTAR TERHADAP EFISIENSI HIDRAM

Transkripsi:

Pengaruh Hambatan Cincin Terhadap Fenomena Flooding Dalam Aliran Dua Fase Berlawanan Arah Pipa Vertikal Nur Robbi, Slamet Wahyudi, Denny Widyanuriyawan Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Jalan. Mayjend Haryono 167, Malang 65145, Indonesia Phone: +62-341-587711, Fax: +62-341-554291 E-mail: nurrobbift@gmail.com Abstract Two-phase flow is widely used in daily life and industry, such as the installation of sludge pumps that drain liquid and solid or on the installation of air condition that drain freon fluid in the gas and liquid phase. However, in the two-phase flow also did not rule out the occurrence of barriers, barriers occur because of the crust, reduction and enlargement of the pipe. Besides that the twophase flow is also very useful as a coolant in the pipeline contained hot phase therein. In a Variation of ring barriers,,, and, the fluid is streamed from the top passing through the water injector, while the air from the compressor is streamed from the down through the air injector. Water pressure ranging from 3-6 L/min and the air was varied ranging from 3-10 L/s. The test results obtained the flooding phenomenon that occurs because of the pressure difference in the pipe that causes fluid that move from the top through the injector can not go down but it back upwards because of the air pressure is greater than the water. In the ring barriers,,, and, the fastest flooding phenomenon occurs on the ring barriers in water debit 6 L/min, air 6 L/s, this is because the bigger barriers make the occurrence of the phenomenon of flooding be faster, flooding phenomenon is also due to pressure differences in the test tube, the bigger debit of air and water make the flooding phenomenon be faster. Keywords: The phenomenon of flooding, air and water discharge, pressure differences. PENDAHULUAN Aliran dua fase merupakan aliran yang sering dipakai dalam kehidupan sehari-hari, aliran dua fase ini banyak ditemukan pada berbagai instalasi mesin, seperti instalasi pompa air lumpur yang mengalirkan zat cair dan padat atau pada instalasi AC (Air Condition) yang mengalirkan fluida freon dalam fase gas dan cair. Aliran dua fase adalah aliran yang terdiri dari dua macam zat yang berbeda fase yang mengalir pada waktu yang bersamaan dalam satu saluran [1]. Aliran dua fase sendiri dapat dikelompokkan menjadi aliran dua fase cair-gas, aliran dua fase cair padat, aliran dua fase gas-padat. Aliran dua fase bisa terjadi pada saluran horisontal, vertikal, miring atau membentuk sudut. Tebal film dan fenomena flooding dengan menggunakan suatu instalasi water injector berbentuk annular berlubang banyak. Proses flooding terjadi pada kecepatan aliran udara 2,904 m/s [2]. Aliran dua fase gas cairan yang melewati pipa vertikal mengalami perubahan karakterisitik flow patern yang dipengaruhi oleh kecepatan superficial cairan dan kualitas volumetrik gas. Pada setiap kecepatan superficial cairan untuk kualitas volumetrik gas menengah (medium) terjadi homogeneous bubbly flow dan dense bubbly flow untuk kisaran kualitas volumetrik gas yang tinggi [3]. Flooding ditentukan oleh kecepatan kritis udara, yang membentuk gelombang film pada bagian bawah saluran pipa uji, dan merambat keatas searah dengan aliran udara, yang rnengakibatkan lonjakan beda tekanan secara tiba-tiba pada manometer diatas injektor cairan. Fenomena flooding selalu diawali dengan ketidakstabilan aliran film diikuti adanya pola aliran seperti droplet, aliran acak serta tetesan-tetesan air. Saat flooding pola 188

aliran tersebut saling berinteraksi dan membentuk gelombang. Pada permukaan film yang bergerak ke atas searah dengan aliran udara dan gradien tekanan meningkat tajam [4]. Flooding disini adalah proses baliknya air karena terbawa oleh udara akibat tekanan air yang terlalu besar, hal ini terjadi pada aliran dua fase air-udara yang berlawanan arah vertikal pada saat kecepatan udara mencapai harga kritisnya. Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya flooding antara lain diameter dan panjang saluran, kekasaran permukaan dinding, sistem inlet dan outlet saluran [5]. Fenomena flooding sangat berbahaya bila terjadi pada sistem pendingin reaktor nuklir. Bila inti reaktor menjadi kering sebagian atau keseluruhan akan mengakibatkan gagalnya pendinginan pada inti reaktor sehingga dapat menyebabkan lelehnya material dinding [6]. Dalam aliran dua fase air dan udara juga tidak menutup kemungkinan terjadinya kerak yang terjadi didalam sistem perpipaan, sambungan pada sistem perpipaan, pengecilan dan pembesaran sistem perpipaan dan lain-lainnya. Yang menyebabkan terjadinya fenomena flooding. Oleh karena itu fenomena flooding perlu diteliti untuk diminimalisir hingga aliran air dalam pipa pada aliran dua fase air dan udara tidak terhenti. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah rekayasa ulang beberapa kemungkinan yang akan terjadi dalam kurun waktu lama adalah hambatan. Untuk melengkapi beberapa penelitian terdahulu dan memberikan sumbangan pemikiran bagi pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya tentang fenomena flooding pada aliran dua fase air dan udara berlawanan arah, maka perlu dilakukan penelitian pada suatu bentuk jika terjadi hambatan dalam sistem perpipaan terhadap terjadinya fenomena flooding. Hambatan dalam sistem perpipaan ini adalah hambatan cincin. Tujuan yang ingin dicapai adalah melihat terjadinya fenomena flooding jika diberi hambatan dalam sistem perpipaan. Variasi hambatan mulai dari dari hambatan cincin,,, dan. Pengamatan akan dilakukan pada gradien tekanan, pola aliran, dan batas kecepatan maksimal dari fluida fase air dan udara dengan adanya hambatan cincin ini sebelum terjadi flooding penuh. METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimental, dengan melakukan pengamatan pada seksi uji, berupa hambatan yang divariasikan mulai dari hambatan cincin,,, dan dimana aliran udara dibuat berlawanan arah, fluida cair akan dialirkan dari atas setelah melewati injektor air dan fluida udara dari arah bawah setelah melewati injektor udara. Hal menjadi perhatian disini adalah bagaimana fenomena yang terjadi dengan adanya hambatan cincin dalam pipa aliran dua fase vertikal agar tidak terjadi flooding dengan cepat dan dua zat yang berbeda fase ini tetap dapat mengalir dengan lancar tanpa terhalang antara satu fase dengan fase yang lainnya. Contohnya disini adalah udara dapat menjadi sumbat dalam pipa bagi cairan yang bergerak kebawah membentuk film. Dalam seksi uji penelitian ini menggunakan pipa transparan dengan diameter 36 mm ketebalan 2 mm, air melewati injektor air agar membentuk film yang smooth dan udara diinjeksikan dari bawah ke atas secara aksial melewati injektor udara. Pengujian yang dilakukan dalam penelitian ini dengan menambahkan debit tekan air dan debit udara sampai terjadinya fenomena flooding, variasi debit air mulai dari 3-6 L/min, masing-masing variasi diberi perbandingan debit udara mulai 3-10 L/s mulai dari pipa sebagai seksi uji dengan hambatan cincin,,,dan. tekanan udara dibuat konstan 10 bar agar dalam pengambilan data tidak terjadi penurunan atau lonjakan secara tiba-tiba. Dalam penelitian ini ditambah dengan desain hambatan pada saluran pipa dengan tujuan agar dapat mendeteksi sejak dini 189

apabila dalam aliran dua fase berlawanan arah terjadi hambatan seperti kerak-kerak, sambungan atau yang lair diluar dugaan sehingga dapat dilakukan tindakan preventive. Instalasi alat penelitian terdiri dari tiga kategori, yaitu: alat utama, alat mendukung, dan alat ukur dan pengatur. Alat utama disini adalah pipa acrylic yang transparan agar bisa mengamati seksi uji. Alat pendukung disini berupa pompa air, compressor, pipa instalasi air, injektor udara dan air. Adapun alat ukur dan pengatur meliputi flowmeter air dan udara, pressure gauge, manometer U, handycame. Instalasi uji diperlihatkan pada gambar 1. 4. Debit udara dinaikkan setiap satu skala flowmeter udara dimulai dari skala 3-10 L/s. 5. Amati perubahan gradien tekanan pada manometer U untuk mendeteksi awal terjadinya flooding. 6. Dengan menggunakan kamera digital atau handycame pola aliran dapat direkam dengan baik dan dilakukan dengan cermat untuk mendapatkan gambar fenomena flooding. 7. Catat debit udara saat terjadinya flooding dan rekam fenomena alirannya. Desain hambatan cincin Dalam penelitian ini dengan menambahkan variasi hambatan cincin dengan tujuan untuk mengetahui fenomena yang terjadi ketika terjadi dalam aliran dua fase air dan udara pada pipa vertikal seperti yang diperlihatkan pada gambar 2. Gambar 2. Desain hambatan cincin Gambar 1. Instalasi penelitian Prosedur pengambilan data Langkah-langkah pelaksanaan pengujian : 1. Kompresor dijalankan sampai tekanan udara dalam tangki 10 bar. 2. Pompa dijalankan dan dibiarkan sampai akumulator air terisi 3/4 bagian. 3. Dengan menggunakan katup, debit air dapat dipertahankan mulai dari 3-6 L/min dan dapat dibaca pada skala flowmeter air. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil pengujian dan pengambilan data dalam penelitian aliran dua fase pipa vertikal dengan penambahan hambatan berupa cincin mulai dari hambatan cincin,,,dan, diperoleh data yang kemudian dilakukan pengolahan atau perhitungan untuk mendapatkan beda tekanan dalam pipa, debit air dan debit udara, massa alir air dan udara, fluks massa air dan udara, dan kecepatan superficial air dan udara. Perhitungan terhadap parameter penting dalam menganalisis 190

fenomena-fenomena yang terjadi dalam aliran dua fase vertikal dengan variasi hambatan. Dari empat variasi dapat diperoleh perbandingan terhadap terjadinya fenomena flooding yang lebih cepat dari masing-masing variasi hambatan cincin seperti pada gambar 3. Gambar 3. Gradien beda tekanan dan debit udara hambatan cincin, awal terjadinya flooding pada debit air 3 L/min pada debit udara 10 L/s. Sebagaimana terlihat pada gambar 3, perubahan secara drastis dalam penelitian hambatan cincin terjadinya beda tekanan dimulai dari debit udara 9 L/s, hal ini menunjukkan bahwa dengan debit udara 9 L/s bisa membuat aliran air dalam pipa uji mengalami perubahan. Perubahan ditunjukkan dengan naiknya sebagian air keatas terbawa oleh udara, sehingga menimbulkan riak yang terjadi dalam pipa uji. Fenomena ini dinamakan dengan flooding, flooding terjadi dikarenakan terjadinya beda tekanan dalam seksi uji dikarenakan debit udara semakin besar sehingga menimbulkan lapisan film bagian luar terbawa oleh udara naik keatas., awal terjadinya flooding pada debit air 3 L/min, udara pada debit udara 7 L/s. Sebagaimana terlihat pada gambar 4, bahwa perubahan secara drastis dalam penelitian hambatan cincin terjadinya perubahan tekanan dimulai dari debit udara 7 L/s, hampir sama seperti yang terjadi dalam pengujian tanpa adanya hambatan cincin. Dalam variasi hambatan cincin, ini menunjukkan bahwa pada debit udara 7 L/s bisa membuat aliran dalam pipa uji mengalami perubahan pada cairan yang mengalir dari atas melewati water injector. Perubahan ditunjukkan dengan naiknya sebagian air keatas terbawa 191

oleh udara, sehingga menimbulkan riak yang terjadi dalam pipa uji. Fenomena perubahan aliran riak ini dinamakan dengan flooding, flooding terjadi dikarenakan terjadinya beda tekanan dalam pipa uji antara air dengan udara., awal terjadinya flooding pada debit air 3 L/min pada debit udara 7 L/s. Pada gambar 5 perubahan secara drastis dalam penelitian dengan variasi hambatan cincin terjadinya perubahan tekanan dimulai dari debit udara 6 l/s dan air pada debit air 3 L/min, hal ini dikarenakan variasi hambatan cincin yang dipergunakan semakin kecil, sehingga terjadi perubahan karena melewati pengecilan pipa secara mendadak (sudden contaction). Dalam variasi hambatan cincin ini menunjukkan bahwa pada debit udara 4 L/s dan debit air 4 bisa membuat aliran dalam pipa uji mengalami perubahan pada cairan yang mengalir dari water injector. Perubahan ditunjukkan dengan naiknya sebagian air keatas terbawa oleh udara, sehingga menimbulkan riak dan gelembung yang terjadi dalam pipa uji. Fenomena ini dinamakan dengan flooding, flooding terjadi dikarenakan terjadinya beda tekanan dalam pipa uji antara air dengan udara dan ketebalan film., awal terjadinya flooding pada debit air 3 L/min pada debit udara 8 L/s. Pada gambar 6, perubahan paling nampak yang terjadi dalam penelitian dengan variasi hambatan cincin dimulai dari debit udara 4 L/s dan air pada debit air 5 l/m, hal ini dikarenakan variasi hambatan cincin yang dipergunakan semakin kecil, sehingga terjadi perubahan karena melewati pengecilan pipa secara mendadak (sudden contaction). Dalam variasi hambatan cincin ini menunjukkan bahwa pada debit udara 4 L/s dan debit air 5 L/min. bisa membuat aliran dalam pipa uji mengalami perubahan pada cairan yang mengalir dari water injector. Perubahan ditunjukkan dengan naiknya sebagian air keatas terbawa oleh udara, sehingga menimbulkan riak dan gelembung, dan jika dilakukan penambahan debit udara dan air secara terus menerus maka akan terjadi fenomena flooding total yang terjadi dalam pipa uji. Dari hasil perbandingan pada gambar 3 diperoleh bahwa, yang menunjukkan bahwa diameter cincin semakin kecil maka hambatannya menjadi semakin besar. Fenomena flooding yang terjadi pada hambatan cincin semakin besar juga lebih cepat, hal ini dikarenakan beda tekanan dalam pipa yang disebabkan oleh debit udara dan debit air juga mengalami peningkatan, ketika debit air semakin diperbesar makan film yang terbentuk juga semakin tebal, hal ini bisa menyebabkan ruang gerak udara yang melewati bagian tengah film dalam pipa semakin menyempit sehingga lapisan luar film terbawa udara naik, jika debit udara semakin diperbesar air yang terbawa juga semakin banyak dan terjadilah flooding. Hasil visualisai pola aliran menunjukkan bahwa pada tekanan udara yang rendah dapat menyebabkan aliran menjadi smooth yang dapat ditunjukkan pada gambar 4(a). kejadian ini menimbulkan gejala terjadinya fenomena flooding. Fenomenna flooding selalu diawali dengan ketidakseimbangan aliran film yang terjadi dikarenakan oleh interaksi aliran udara dengan aliran film pada air. Ketidakstabilan aliran film ditandai dengan timbulnya riak atau gelombang dipermukaan film. Gelombang ini merangkak naik mendekati jarak yang relatif terhadap sisi air keluar, dimana gaya dorong udara tidak mampu mengimbangi gaya beratnya air, sehingga gelombang tersebut terurai menjadi droplet serta membentuk tetesan-tetesan air. Bila udara dinaikkan semakin tinggi, dimana interaksi antara udara dan air akan membentuk gelombang permukaan seperti pada gamabar 4(b). kejadian ini akan terus terjadi bila tekanan udara dinaikkan lagi sehingga gelombang film pada seluruh permukaan makin besar dan membentuk butiran cairan terbawa kedalam inti udara seperti pada gambar 4(c). Pada tekanan udara yang semakin tinggi, butiran 192

cairan akan semakin besar dan menyumbat, seperti pada gambar 4(d). kecepatan udara yang tinggi dapat mengakibatkan sebagian air terbawa ke atas seperti ditunjukkan gambar 4(e), dan pada saat itulah terjadi fenomena flooding total. a b c d e Gambar 4. Hambatan cincin Aliran berlawanan arah terjadi apabila cairan dimasukkan kedalam pipa vertikal melewati sebuah injektor pada bagian atas mulai dari debit 3-6 L/min yang akan turun dengan membentuk film. Sedangkan udara dialirkan keatas melewati injektor pada bagian bawah dengan variasi tekan mulai dari 3-10 L/s. KESIMPULAN Dari hasil penelitian dan analisa yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Dari pengujian aliran dua fase berlawanan arah pipa vertikal dengan beda tekanan dalam pipa uji terbesar terdapat pada variasi tanpa hambatan dengan debit air 4 L/min dan udara 10 L/s dengan beda tekanan 62,78 dan dapat terjadi fenomena flooding. 2., beda tekanan yang terjadi dalam pipa uji cenderung berubah secara sistematis dan jarak antara variasi debit udara dan air sangat mempengaruhi. Namun pada hambatan ini tidak sampai terjadi fenomena flooding total. 3. Dengan adanya hambatan cincin pada pipa, terjadinya flooding lebih cepat bila dibandingkan dengan tanpa hambatan cincin. DAFTAR PUSTAKA [1] Sumarli., 2008, Pola Aliran Dan Penurunan Tekanan Pada Aliran Dua Fase Gas-Cair Melewati Pengecilan Pipa Secara Mendadak, Jurnal Teknologi Dan Kejuruan., Vol. 31, No. 1, Februari 2008: 50-62. [2] Mahmuddin, Samsul Kamal, Indarto, Dan Purnomo., 2008, Tebal Film Dan Fenomena Flooding Dalam Aliran Annular Berlawanan Arah Vertikal, Makalah Seminar Nasional Aplikasi Sains dan Teknologi., 2008-IST AKPRIND Yogyakarta. [3] Priyo., 2010, Eksperimental Karakterisitik Pressure Drop pada Aliran Dua Fase Gas-Cairan Melewati Pipa Vertikal, DINAMIKA Jurnal Ilmiah Teknik Mesin., Vol. 1, No. 2, Mei 2010. [4] Muhammad Yusuf Baso., 2008, Pengaruh Viskositas Cairan Terhadap Kecepatan Kritis Pada Peristiwa Flooding dalam pipa Vertikal, Jurnal., Vol. 7, No. 3, April 2008 UMI, 105-110. [5] Collier, J.G., 1972, Convective Boiling and Condensation, 2 nd edition, Mc. Graw-Hill Book International Company., New York. [6] Munson, B.R., Young, D.F., Okiishi, T.H., 2002, Fundametals of Fluid Mechanics, 4 th edition, John Wiley & Sons, Inc., United States of America. New York. 193