PERENCANAAN PROGRAM LATIHAN

dokumen-dokumen yang mirip
PERIODISASI LATIHAN OLEH: YUNYUN YUDIANA

TAHAP-TAHAP LATIHAN (PHASES OF TRAINING) Hedi Ardiyanto Hermawan

Fitria Dwi Andriyani, M.Or.

P E N G E M B A N G A N E K T R A K U R I K U L E R O L A H R A G A S E K O L A H H E D I A R D I Y A N T O H E R M A W A N

PERIODISASI THEORY AND METHODOLOGY OF TRAINING TUDOR O BOMPA RINGKASAN OLEH DRS. OCTAVIANUS MATAKUPAN

PERENCANAAN YANG BAIK MERUPAKAN SALAH SATU ELEMEN PENTING DALAM BAGAIMANA MELATIH YANG EFEKTIF

Oleh Cerika Rismayanthi, M.Or. Ahmad Nasrulloh, M.Or. Fatkhurahman Arjuna, M.Or. (TIM PENGAMPU)

BAB I PENDAHULUAN. waktu, dan tempat dengan selalu menjaga kehormatan masing-masing secara

PRINSIP-PRINSIP LATIHAN. Hedi Ardiyanto Hermawan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Muhammad Fahmi Hasan, 2013

BAB I PENDAHULUAN. satu karakteristik permainan sepak bola yaitu menendang dan mengoper bola

MEMBANGUN PRESTASI OLAHRAGA BERDASAR ILMU OLAHRAGA

SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) METODOLOGI KEPELATIHAN OLAHRAGA

PENGEMBANGAN MOTORIK SUATU PENGANTAR. Suharjana FIK UNY

2015 PERBANDINGAN METODE CONTINOUS TRAINING DAN INTERVAL TRAINING TERHADAP PENINGKATAN DAYA TAHAN AEROBIK PADA ATLET SEPAKBOLA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

Fitria Dwi Andriyani, M.Or.

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1. Perkembangan Prestasi Indonesia pada Sea Games (Tahun ) (Sumber: Dikdik Zafar Sidik, 2010: 1)

METODE LATIHAN. Indah Prasetyawati Tri Purnama Sari FIK UNY 2013

PRINSIP-PRINSIP LATIHAN OLEH: YUNYUN YUDIANA

PROFIL VO2MAX DAN DENYUT NADI MAKSIMAL PEMAIN DIKLAT PERSIB U-21

PRINSIP LATIHAN OLEH : YOYO BAHAGIA

TEORI DAN METODOLOGI LATIHAN OLEH: YUNYUN YUDIANA

METODE MELATIH FISIK SEPAKBOLA. Subagyo Irianto

FAKTOR-FAKTOR LATIHAN OLEH CERIKA RISMAYANTHI, M.OR. AHMAD NASRULLOH, M.OR. FATKHURAHMAN ARJUNA, M.OR. (TIM PENGAMPU)

BAB I PENDAHULUAN. Atletik merupakan salah satu cabang olahraga yang tertua didunia, karena

PEMBINAAN MULTILATERAL. Jurusan Kepelatihan Olahraga FIK UNY Dr.Or.Mansur,MS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

2015 DAMPAK LATIHAN FARTLEK TERHADAP PENINGKATAN V02MAX.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Prayogi Guntara, 2014 Pengaruh Recovery Aktif Dengan Recovery Pasif Terhadap Penurunan Kadar Asam Laktat

PROGRAM LATIHAN BOLA VOLI

BAB I PENDAHULUAN. Pesta Olahraga Negara-Negara Asia Tenggara (juga dikenal sebagai Sea

PENERAPAN PSIKOLOGI OLAHRAGA DAN BEBERAPA PETUNJUK PRAKTIS DALAM PELATIHAN OLAHRAGA. Oleh: KOMARUDIN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sepak bola merupakan cabang olahraga yang sudah memasyarakat dan

TEORI LATIHAN. Devi Tirtawirya, M.Or. Danang Wicaksono, M.Or TIM.

2015 PENGARUH BENTUK LATIHAN ENVELOPE RUN DAN LATIHAN BOOMERANG RUN DENGAN METODE LATIHAN REPETISI TERHADAP PENINGKATAN KELINCAHAN PEMAIN SEPAK BOLA

METODE MENYUSUN PERIODISASI

Oleh (Tim Pengampu) Cerika Rismayanthi, M.Or. Ahmad Nasrulloh, M.Or. Fatkhurahman Arjuna, M.Or.

BAB I PENDAHULUAN. Ahmad Hendra Dana, 2014

BAB I PENDAHULUAN. secara efektif sepanjang hari pada saat melakukan aktifitas, biasanya pada saat

Disarikan dari berbagai sumber. Oleh : Octavianus Matakupan

KETAHANAN (ENDURANCE)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

Dasar Melatih. Indah prasetyawati tri purnama sari Fik uny Materi 4

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga saat ini telah menjadi kebutuhan setiap individu karena

BAB I PENDAHULUAN. Sehat adalah nikmat karunia Allah yang menjadi dasar bagi segala nikmat. Nikmatnya makan, minum, tidur, serta kemampuan

KONDISI FISIK. Danardono

BAHAN AJAR. : Pengelolaan Ekskul Olahraga Sekolah Kode Mata Kuliah : POR 309. Materi : Latihan

AFC B LICENCE COACHING COURSE

BAB I PENDAHULUAN. manusia sejak zaman Yunani kuno sampai dewasa ini. Gerakan-gerakan yang

BAB I PENDAHULUAN. Permainan bola basket di Indonesia telah berkembang sangat pesat. Event kejuaraan olahraga

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Irman Rediansyah, 2015

I. PENDAHULUAN. Taekwondo merupakan cabang olahraga bela diri yang berasal dari negara

METODE PEMBINAAN KEBUGARAN ATLIT *) Oleh: Eka Swasta Budayati (FIK UNY)

BAB I PENDAHULUAN. para atlet sepak bola yang berkualitas. Namun masih banyak yang harus dilakukan

2015 KONTRIBUSI DENYUT NADI ISTIRAHAT DAN KAPASITAS VITAL PARU-PARU TERHADAP KAPASITAS AEROBIK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN TEORITIS. kemampuan melakukan aktifitas olahraga. Menurut Tangkudung yang dikutip

BAB I PENDAHULUAN. dipertanggungjawabkan adalah melalui pendekatan ilmiah. Menurut Cholik

BAB I PENDAHULUAN. Latihan mental merupakan unsur yang sangat penting hampir diseluruh

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian


BAB 1 PENDAHULUAN. Pembinaan kondisi fisik merupakan syarat mutlak untuk mencapai prestasi

PERBEDAAN NILAI KAPASITAS VO 2 MAKSIMUM PADA ATLIT SEPAK BOLA DENGAN FUTSAL DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. memasyarakat dan digemari hampir semua orang. Orang bukan saja gemar

BAB II KAJIAN PUSTAKA Passing dan Ketepatan Tembakan Sepak Bola

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Olahraga semakin lama mendapat tempat di dunia kesehatan sebagai salah

PENYUSUNAN PROGRAM LATIHAN TIM SEPAKBOLA BAPOMI DIY PADA PEKAN OLAHRAGA MAHASISWA NASIONAL KE-XIII DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. landasan awal dalam pencapaian prestasi (M. Sajoto, 1988)

LATIHAN AEROBIK BENTUK DAN METODE. Suharjana FIK UNY

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. VO2max dianggap sebagai indikator terbaik dari ketahanan aerobik.

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga futsal kini menjadi olahraga permainan yang diminati dari

BAB I PENDAHULUAN. pembinaan dan pengembangan olahraga, dimana kualitas olahraga yang di

Kepelatihan Olahraga FIK UNY

I. PENDAHULUAN. Untuk mencapai kinerja (Performance) yang lebih baik dari seorang pemain

Tinjauan Umum dan Peran Sport Medicine dalam Meningkatkan Prestasi Atlet. Oleh : dr. Hamidie Ronald, M.Pd, AIFO

AKTIVITAS PENGEMBANGAN DAN KESEHATAN

2015 PENGARUH LATIHAN SQUAT D AN LATIHAN PNF TERHAD AP HASIL SMASH KED ENG PAD A PERMAINAN SEPAKTAKRAW

TAHAPAN LATIHAN JANGKA PANJANG 25/04/2010 1

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara multi budaya dan keanekaragaman. Hal tersebut dibuktikan dengan banyaknya

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Permainan sepakbola yang searah dengan filosofi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Sepak bola merupakan salah satu olahraga populer di dunia. Olahraga ini

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan olahraga permainan khususnya sepak bola

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pencapaian prestasi dibidang olahraga didukung oleh penerapan ilmu pengetahuan

ILUSTRASI PEMANDUAN BAKAT DI NEGARA-NEGARA EROPA TIMUR (AKHIR 1960 AWAL 1970)

PRINSIP PRINSIP LATIHAN DALAM OLAHRAGA PRESTASI Oleh : Dikdik Zafar Sidik

BAB I PENDAHULUAN. yang melelahkan selama waktu tertentu. Kemudian tujuan olahraga prestasi

PELATIHAN FISIK DAYA TAHAN ANAK SD

II. TINJAUAN PUSTAKA

LATIHAN OTOT UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN FUNGSIONAL-NYA PERLU MENGGUNAKAN BEBAN BEBAN : BERAT BADAN SENDIRI BEBAN YG BERASAL DARI LUAR.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Saujana ( mengartikan bahwa

PRINSIP-PRINSIP LATIHAN

KEBUGARAN JASMANI DAN LATIHAN KEBUGARAN JASMANI

KONSEP Latihan kebugaran jasmani

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Akbar Ghufron Maftuhaddin, 2014

BAB I PENDAHULUAN. wanita atau laki-laki sampai anak-anak, dewasa, dan orangtua bahwa dengan

BAB I PENDAHULUAN JENIS SCULLING SWEEP ROWING KAYAK CANOE CANOE POLO

Transkripsi:

PERENCANAAN PROGRAM LATIHAN

1. Pelatih adalah bak arsitek bangunan. Kalau perencanaan bangunan tak Sesuai dg. hukum2/prinsip2 arsitektur, rumah akan mudah roboh, sekali pun bahan2nya bagus. Sebaliknya, perencanaan bagus namun kualitas bahan2nya jelek, bangunan juga akan mudah roboh.

2. PPL harus mengacu kpd. hukum2, prinsip2, metodologi pelatihan yang benar, a.l. prinsip dan metodologi overload, individualisasi, densitas, prinsip spesifik, pulih-asal, intensitas, volume, overkompensasi, dll.

Demikian pula mengacu kepada IPTEK OR dan periodisasi lat. fisik. Pelatih harus adapt to change; tinggalkan teori dan sistem lat. yg. sudah usang! Sebab tanpa pembaruan takkan ada perubahan; dan tanpa perubahan takkan ada kemajuan.

3. PPL harus didasarkan pada konsep periodisasi serta dengan prediksi kemungkinan prestasi yg. mampu dicapai atlet pd. setiap tahap latihan. Tujuan PPL: agar puncak prestasi atlet tercapai pada hari dan tanggal yg. direncanakan, pada pertand. yg. paling penting. Dalam metodologi training, masalah yang paling kompleks ialah bagaimana mencapai Prestasi Puncak pada hari yg. telah direncanakan.

a. Kalau PP jatuh sebelumnya, mungkin disebabkan karena: - latihan terlalu berat dan kurang ada peluang utk. regenerasi. - jadwal pertand. yg. terlalu berat/sering di Tahap Pertandingan. - memaksa atlet utk. mencapai prestasi tinggi dlm. waktu singkat.

b. Kalau jatuh sesudahnya, kemungkinannya ialah: - lat. terlalu ringan, kurang serius, atau persiapan kurang matang, - program unloading yang tidak tepat sehingga overkompensasi baru muncul seusai pertandingan.

4. Program bisa dirancang utk. jangka panjang (4 th. atau lebih). Program dibagi menjadi Program Latihan Tahunan (PLT), yg. dibagi lagi dalam tahap2 atau periodisasi latihan. Karakteristik setiap tahap dalam setiap tahun umumnya sama. Periodisasi = proses membagi-bagi PLT dalam beberapa tahap latihan (phases of training) dan sub-tahap latihan (sub-phases of training) yg. sistem, metode, bentuk, porsi latihannya punya tujuan yg. spesifik.

5. Program disusun secara objektif, bukan mengandalkan pada instinct atau feeling saja, sebab hasilnya biasanya juga hanya kebetulan saja. Dan faktor kebetulan ini teramat langka dalam OR. Maka, metode periodisasi adalah cara yg. paling baik utk. menghindari faktor kebetulan ini.

6. Pada dasarnya PLT dibagi dalam 3 tahap yg. masing2 dibagi lagi dalam beberapa sub-tahap latihan. a.tahap Persiapan: -Tahap Persiapan Umum (TPU). -Tahap Persiapan Khusus (TPK). b.tahap Pertandingan: -Tahap Pra Pertandingan (TPP). -Tahap Pertandingan Utama (TPUT). c. Tahap Transisi (tahap usai pertandingan).

7. Setiap tahap dibagi dalam siklus MAKRO, siklus MIKRO, dan sesi2 harian (unit latihan). Sistem, substansi, porsi, dan tujuan latihan di setiap tahap adalah spesifik dan harus sejauh mungkin diusahakan berbeda; selain itu juga harus semakin meningkat (advanced).

Untuk memudahkan perencanaan, anggaplah: 1 makro adalah 1 bulan dan 1 mikro = 1 minggu. Program dlm. siklus mikro adalah perangkat fungsional yg. paling penting, karena struktur dan programnya akan menentukan kualitas dan proses latihannya.

8. Kriteria merancang siklus mikro: a. Tetapkan sasaran dan faktor2 latihan yg. dominan. b. Tentukan persentase volume dan intensitas latihannya. c. Kapan hari2 lat. dg. intensitas tinggi, medium, rendah (wave-like).

d. Tentukan karakteristik latihannya (pembenahan, peningkatan, dll.) e. Tentukan sasaran seobjektif mungkin (mis. 2400 m dlm. 12 menit). f. Kalau ada, tentukan kapan uji-coba.

Skema Pembagian PLT dalam Tahap dan SiklusSiklus Latihan Makro dan Mikro PROGRAM LATIHAN TAHUNAN TAHAP LATIHAN TAHAP BAGIAN SIKLUS MAKRO SIKLUS MIKRO TAHAP PERSIAPAN TPU TPK TAHAP PERTANDINGAN TPP TPUT TRANSISI

TAHAP PERSIAPAN (TPU dan TPK) 9. Dalam PLT yang direncanakan selama 9-10 bulan, Tahap Persiapan bisa berlangsung sekitar 4 bulan (16 mikro); mis. Januari, Februari, Maret, April. Tahap Persiapan merupakan tahap amat penting karena di sini diletakkan dasar2 kerangka umum dari latihan fisik, teknik, taktik, mental, sebagai persiapan untuk tahap pertandingan yad.

10. Sebelum latihan aktif ada beberapa hal yg. harus diperhatikan: a. adakan diagnosa tentang masalah2 yg. timbul di pertandingan yll: apa ada cedera2, kelemahan2 teknik, taktik, fisik, mental?

b. lakukan tes fisik, terutama VO2max (tes Balke, Bleep), dan MHR (tes 5 menit) khusus untuk cabor yang sistem energinya dominan aerobik atau anaerobik, atau keduanya. Tes juga unsur2 kekuatan, kelentukan, agilitas, kecepatan.

Tes MHR penting untuk mengetahui kemampuan maksimal daya tahan aerobik atlet. Tanpa mengetahui ini, sukar kita akan bisa menentukan %-ase intensitas latihannya kelak. Diagnosa dan tes2 tsb. adalah penting guna mengetahui status awal kesehatan dan kondisi fisik atlet, agar pelatih tak terlalu sukar untuk menyusun program latihan yg. sesuai bagi setiap individu kelak.

11. Baik dlm. TPU maupun TPK, latihan ditekankan pada perkembangan FISIK dengan VOLUME yg. tinggi agar kelak dalam tahap2 selanjutnya latihan teknik dan taktik bisa dimaksimalisasi.

a. Volume latihan yg. tinggi akan menghasilkan atlet yg. memiliki daya tahan yg. tinggi shg. (a) tidak mudah lelah, (b) siap menerima beban latihan yang berat, (c) cepat pulih-asal, dan (d) psikologis tegar. b. Volume latihan menjadi faktor determinan bagi kualitas hasil latihan dalam tahap pertandingan kelak.

12. Sejak TPU sampai TPK, volume meningkat secara bertahap sampai mencapai kira2 80%. Untuk mengakomodasi volume yang tinggi tsb. intensitas latihan umumnya rendah sampai medium (60-70%).

Dlm. tahap ini dilakukan pembenahan teknik dan taktik, namun belum ditekankan sebagaimana latihan fisik. Latihan mental: disiplin diri, rileksasi,komunikasi, konsentrasi, kepatuhan kepada pelatih dan acara latihan, dll.

13. Jadi, secara umum, tujuan latihan dalam Tahap Persiapan a.l.: a. Lakukan tes medik dan fisik utk. Mengetahui status awal atlet. b. Kembangkan kondisi fisik umum. c. Kembangkan aspek teknik dan benahi aspek taktik.

d. Volume latihan tinggi, intensitas rendah sampai medium. e. Tanamkan karakteristik psikologis khas cabornya. f. Kembangkan unsur2 kerjasama antar individu dan tim.

Siklus mikro dengan satu top (Harsono, 2004). HARI INTENSITAS 80-100% T 60-80% M 30-60% R 0 Ist S Se R K J Sa M

Siklus mikro dengan dua top (Harsono, 2004). HARI INTENSITAS 80-100% T 60-80% M 30-60% R 0 Ist S Se R K J Sa M

Intensitas setiap hari terlampau berat. Tak ada regenerasi dan overkompensasi. (Harsono, 2004). HARI INTENSITAS 80-100% T 60-80% M 30-60% R 0 Ist S Se R K J Sa M

Periodisasi dengan Siklus Tunggal (Mono-Cicle). (Diadopsi dari Bompa, 1994). K U R VA V O L U M E I N T E N S I T A S P E R I O D I S A S I Volume P R E S T A S I Performa Intensitas TAHAP PERSIAPAN UMUM ( T.P.U. ) TAHAP PERSIAPAN KHUSUS ( T.P.K ) TAHAP PRA PERT. (T.P.P) U N L O A D P E K R H S U I S A U P S A N P E R T. U T A M A PERTANDINGAN UTAMA (T.P.U.T) TAHAP PERSIAPAN TAHAP PERTANDINGAN T R A N S I S I

Periodisasi dengan Siklus Ganda (Bi-cycle). (Diadopsi dari Bompa, 1994). K u rv a V O L U M E I N T E N S I T A S P E R I O D I S A S I P R E S T A S I me u l a Vo o rm f r Pe i tas s n e I nt U N L O A D PERSIAPAN 1 P R A P E R T A N D I N G A N PERTANDINGAN 1 P E R T A N D I N G A N UNLOAD PERS. 2 U N L O A D PERTANDINGANII P E R T. U T A M A T R A N S I S I

Tahap Persiapan Umum (TPU) 14. TPU ini bisa berlangsung sekitar 2 bulan, artinya 2 makro atau 8 mikro (tergantung dari kondisi awal atlet, terutama kondisi fisiknya).

Penekanan pada lat. kondisi fisik umum (daya tahan, kelentukan, kekuatan, unsur2 dasar kecepatan) guna membangun dasar2 kebugaran fisik dan kemampuan biomotorik yg. solid. Tanpa kondisi fisik yg. prima, pelatih tak akan bisa memaksimalkan latihan teknik dan taktik kelak di tahap-tahap latihan berikutnya.

Selain lat. fisik, adakan pula perbaikan elemen2 teknik, dan dasar2 dari beberapa manuver taktik permainan. Demikian juga penanaman karakteristik psikologis cabor ybs.

15. Setiap mikro berisi volume lat. tinggi yg. dikembangkan secara bertahap dan yang meningkat secara progresif sampai mencapai sekitar 80%. Makin tinggi potensi kinerja atlet, makin mudah dia akan bisa beradaptasi thd. tuntutan2 fisikal dan psikologik berat di tahap2 lat. berikutnya. Intensitas lat. rendah/medium: kira2 60-70%.

Kalau intensitas kurang dari 60%, tak akan terasa manfaat latihannya (training effect-nya), Volume lat. fisik sekitar 60-70% dari jumlah sesi lat. Harian per mikro. Volume lat. teknik dan taktik sekitar 30%-40% (tergantung karakteristik cabornya). Jadi kalau berlatih pagi-sore selama seminggu, maka 6 sampai 7 sesi untuk latihan fisik, dan 3-4 sesi untuk teknik. Sebagai pedoman umum, pagi untuk latihan teknik, sore hari untuk latihan fisik.

16. Latihan mental: penanaman karakteristik psiklogis cabor ybs., disiplin, kekompakan, komunikasi, rileksasi, goal setting, enjoyment dalam latihan namun tetap serius, loyalitas. Pertandingan: atlet belum siap diterjunkan dalam pertandingan karena penekanan latihan masih pada latihan fisik yg. berat sehingga gerakan-gerakannya belum stabil.

17. Jadi yang perlu diperhatikan dalam TPU a.l. ialah: a. Volume lat. dari medium ditingkatkan sampai kira-kira 80%. b. Intensitas latihan rendah sampai medium (60%-70% dari maksimal). c. Tekanan pada lat. kondisi fisik umum, belum pada yg. spesifik.

d. Perbaikan elemen2 teknik dan taktik. e. Mental: disiplin, motivasi, kerjasama, loyalitas kepada tim. f. Belum dianjurkan diterjunkan dalam pertandingan2. g. Ratio volume latihan fisik, teknik, taktik bisa: 60%-30%-10%.

Tahap Persiapan Khusus (TPK) 18. Dalam PLT 9-10 bulan, lama TPK bisa berlangsung selama dua sampai dua setengah bulan, artinya 8-10 mikro. Latihan fisik dasar yg. dilatih di TPU masih bisa dilanjutkan di awal TPK. Selambat-lambatnya di makro ke-2 TPK, karakteristik latihannya harus lebih spesifik ke cabor-nya, baik teknik, taktik, maupun unsur2 biomotoriknya. Karena itu pelatih harus tahu sistem energi yang dominan bagi cabornya, apakah aerobik, anaerobik, atau keduanya.

19. Di setiap mikro, volume latihan masih tinggi, sekitar 80%. Pada akhir TPK (kira-kira 2 minggu terakhir) volume mulai menurun. Kalau volume tidak berkurang, intensitas latihan yang sudah harus mulai merangkak naik tidakakan terakomodasi.

Intensitas latihan masih medium (60% - 70%); namun pada akhir TPK mulai merangkak naik. Cabor2 yang menganggap atribut intensitas latihan adalah penting (cabor beregu, sprint, lompat), volume latihan pada akhir TPK bisa turun sampai 50%.

20. Latihan fisik: selambat-lambatnya pada akhir TPK unsur2 fisik dasar yg. telah dikembangkan di TPU kini dikonversi (diubah) menjadi unsur2 yang lebih tinggi kualitasnya dan yang spesifik diperlukan cabor-nya (sport-specific), mis. kekuatan menjadi power dan muscle endurance, daya tahan aerobik menjadi stamina (laktacid dan/alaktacid), kelentukan menjadi agilitas dan/atau mobilitas. Selain itu, metode, sistem, dan bentuk2 latihannya harus pula spesifik cabornya.

21. Penyempurnaan elemen2 teknik, koordinasi gerak, dan perbaikan elemen2 taktik. Namun frekuensi latihan teknik lebih diutamakan ketimbang latihan taktik. Latihan mental: visualisasi/imajeri, manajemen stres, konsentrasi, goal setting, semangat juang, dll. Untuk menghindari boredom perlu diciptakan variasi2 dalam latihan (renang, fartlek, cross country, dll.)

Performa: pada akhir TPK, atlet sudah siap untuk diterjunkan dalam tes-tes tarung-uji kecil2-an tapi yg. berisi stres2 fisik dan mental. Tujuannya ialah apakah performa atlet setelah berlatih selama 4-5 bulan sudah ada kemajuan. Selain itu, utk. memperoleh feedback bagi perencanaan program tahap latihan berikutnya. Bisa juga dg. menyelenggarakan bentuk2 simulasi pertandingan, misalnya semacam PON MINI.

22. Jadi yg. penting diperhatikan dalam TPK a.l. ialah: a. Tipe dan karakteristik latihan harus spesifik cabornya; termasuk latihan unsur2 biomotoriknya. b. Volume latihan masih naik secara progresif sampai kira2 mendekati akhir TPK; lalu mulai merangkak turun; intensitas medium, namun mendekati akhir TPK mulai meningkat secara progresif.

c. Penyempurnaan elemen2 teknik dan perbaikan taktik. d. Akhir TPK atlet harus sudah memperlihatkan perkemb. performa. e. Selenggarakan simulasi PON MINI pada akhir TPK.

23. Suatu alternatif periodisasi lat. Fisik dalam TPU dan dilanjutkan di TPK bisa sbb.: No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Komponen fisik Siklus mikro kekelentukan 1-2-3-4-5-6-7-8 Daya tahan (aerobik) 1-2-3-4-5-6-7-8 Kekuatan otot 1-2-3-4-5-6-7-8 Kelincahan 9 s/d 16 Daya tahan anaerobik (stamina) 9 s/d 16 Power 9 s/d 13 Daya tahan kekuatan 14 15 16 Kecepatan 9 s/d 16

TAHAP PERTANDINGAN (TPP DAN TPUT) 24. Tahap pertandingan ini bisa berlangsung selama 5 bulan. Tujuan: penyempurnaan semua aspek fisik, teknik, taktik, mental. - Latihan fisik yg. sport-specific diteruskan dan dikembangkan. - Pemeliharaan unsur2 fisik spt. power, daya tahan otot, stamina,dll.

Kalau latihan fisik dihentikan, maka akan terjadi disturbance pada keadaan biologis sel-sel dan organ-organ tubuh. Akibatnya ialah detraining Atau penurunan kondisi fisik, yg. berarti pula penurunanperforma (prestasi). Tahap Persiapan Tahap Pertandingan Adaptasi Kekuatan Konversi ke Pemeliharaan Anatomik maksimal - power -power (AA) - strength endur. -strength endur. Model periodisasi latihan kekuatan (strength)

25. Memasuki Tahap Pertand. aspek teknik seyogianya sudah mendekati kesempurnaan, terutama utk. cabor2 permainan beregu. - Untuk cabor yang aspek taktik tidak ada/atau tidak dominan, latihan ditekankan pada semakin menyempurnakan teknik dan skill gerakan. - Penyempurnaan manuver2 taktik pertahanan, penyerangan, pola2 serta formasi2 permainan.

Fokus lat. juga lebih ditekankan pada pengembangan tactical sense (kesadaran taktis) individu atlet. Berikan pula banyak interval skill drills dan small games. Dg. demikian k. fisik juga akan terjaga dan meningkat. Dan fisik yg. baik akan bisa men-support latihan aspek2 lainnya yaitu teknik, taktik, mental, serta penampilan atlet.

26. Intensitas dan volume lat.: pada TP ini intensitas semakin meningkat, (bisa sampai 90% di TPUT), sedangkan volume latihan secara berangsur semakin menurun. Intensitas tinggi terutama penting bagi cabor2 yg. unsur kecepatan, power, dan kekuatan maksimalnya merupakan unsur2 yang dominan dan menjadi faktor determinan (penentu) untuk peningkatan prestasi (lompat, sprint, lempar, angkat besi, tinju, karate, gulat, judo, dll.).

Namun untuk cabor2 endurance dan stamina (lari atau renang jarak jauh, maraton, road race sepeda, dayung, dll.) volume latihan masih bisa agak tinggi atau tinggi.

27. Kalau performa atlet di tahap ini cenderung menurun, ada kemungkinan hal ini disebabkan oleh volume yg. terlalu cepat diturunkan, dan sebaliknya intensitas terlalu cepat dinaikkan; tapi mungkin pula karena overtraining atau overreaching. Jadi, manipulasi ratio volume-intensitas latihan harus dilakukan dengan cermat.

Overtraining biasanya disebabkan karena ratio work-rest tidak seimbang/proporsional. Kembangkan sifat2 psikologis sesuai dg. Kekhasan karakteristik cabornya. Latihan mental harus diberikan secara sengaja, sistematis, berencana, intentionally; jangan diharapkan akan berkembang dg. sendirinya atau secara alamiah saja.

28. Beri pengalaman banyak bertanding (tapi jangan TERLALU banyak) agar tumbuh ciri2 mental spt. disiplin waktu, pantang menyerah, percaya diri, sportivitas, dll. Terlalu banyak pertandingan (terutama di TPUT) mungkin akan bisa mengakibatkan kelelahan fisik dan mental menjelang pertandingan utama kelak.

29. Jadi sasaran umum dalam Tahap Pertandingan a.l. ialah: a. Tetap melakukan latihan2 guna penyempurnaan kondisi fisik, terutama unsur2 spesifik cabornya. b. Konsolidasi dan penyempurnaan teknik dan skill.

c. Tekanan pada manuver dan taktik permainan. d. Kembangkan sifat2 psikologis sesuai dg. kekhasan cabor-nya. e. Berikan banyak pengalaman bertanding, namun jangan TERLALU banyak; sebab makin banyak uji-coba, atlet bisa semakin stres.

Tahap Pra Pertandingan (TPP) 30. TPP ini bisa berlangsung selama 2 2 ½ bulan. Sesuai dg. prinsip kekhususan (specificity of training), latihan harus lebih khusus ditujukan kepada cabor-nya, termasuk latihan fisiknya.

Contoh sepakbola: meskipun dominan aerob; namun jangan dilupakan bahwa unsur anaerob alactic juga penting, sebab dalam pertandingan sering ada adegan2 seperti menerobos dg. Cepat ke daerah gawang lawan. Jadi ratio latihan aerob dan anaerob untuk sepakbola bisa 2:1.

31 Program weight training diteruskan. Kalau dihentikan maka akan terjadi efek detraining atau penurunan fitness. Karena itu sebaiknya diteruskan, karena keuntungannya ialah bahwa... the body uses protein to build and repair damaged tissues (Bompa:1994).

Sebaliknya, kalau weight tr. dihentikan maka... the body increases the process of protein degradation, shg. memubazirkan perkembangan (gains) yg. sudah diperoleh di lat.2 sebelumnya (Harsono:2005).

32. Penyempurnaan aspek teknik dan keterampilan (skill). Namun tekanan lat. ialah pada aspek taktik. Di akhir TPP teknik diusahakan sudah lebih sempurna agar latihan di TPUT kelak bisa lebih dikonsentrasikan pada aspek taktik (untuk cabor2 permainan).

Jadi perbandingan %-ase fisik-teknik-taktik bisa begini: 20%-30%-50%. Volume latihan menurun; intensitas terus merambat naik sampai tidak kurang dari 80%. Latihan mental: ciptakan stres2 mental, lat. isolasi, visualisasi, percaya diri, positive thinking, teknik desensitisasi (peredaan) ketegangan.

33. Pertandingan uji-coba dijadwalkan pada akhir TPP; tujuannya untuk mengukur sampai sejauh mana kemajuan (kalau ada!) para atlet. Dalam uji-coba, menang jangan dijadikan tujuan utama. Sebab kita bisa menang namun tidak sukses; sebaliknya, bisa kalah namun sukses. Sebaiknya performance goal oriented, bukan outcome goal.

Uji-coba selalu didahului dg. unloading singkat, misalnya 2-3 hari. Jadwal uji-tarung tidak boleh bertabrakan dg. program umum lat. yg. telah disusun.

34. Jadi, beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam TPP a.l. ialah: a. Specialized training harus mendominasi materi dan isi latihan. b. Polesan terakhir teknik2 gerakan; konsentrasi lat. pada aspek taktik. c. Volume latihan menurun, intensitas naik sampai tinggi (80%). d. Pemeliharaan kondisi fisik mungkin sudah bisa dilakukan di makro kedua TPP;

e. Good quality work adalah penting; jadi berikan sentuhan2 IPTEK OR. f. Sekali2 bertanding melawan lawan yg. agak berat tanpa ada persiapan khusus atau perubahan program latihan (unsur surprise). g. Pelatih harus waspada terhadap kemungkinan timbulnya staleness. h. Peak (pemuncakan prestasi) tahap I tercapai (siklus ganda).

Tahap Pertandingan Utama (TPUT) 35. Karena banyak try-out, TPUT bisa berlangsung sekitar 3 bulan. Potensi fisik, teknik, taktik, kinerja mental, digali seoptimal mungkin. Tetap berlatih fisik spesifik cabor-nya utk. mempertahankan (maintain) kondisi yang telah dikembangkan di tahap2 sebelumnya.

Beban lat. tidak wajib ditambah lagi, kecuali kalau dirasa perlu. Kalau salah satu unsur predominan, mis. daya tahan otot lebih dominan d/p power (seperti dalam dayung), perbandingan ratio latihannya bisa 3:1.

36. Latihan teknik: unsur teknik seharusnya sudah sempurna di TPP setelah dilatih selama 5-6 bulan. Namun manakala masih dirasa perlu, masih bisa diberikan. Untuk cabor yg. tidak ada/atau yg. minim aspek taktiknya, lat. teknik bisa diteruskan untuk penyempurnaan; namun sudah terlambat utk. dilakukan perubahan2, apalagi pembaharuan2 dalam teknik.

37. Penekanan latihan ialah pd. peningkatan aspek taktik (terutama tactical sense setiap individu atlet) yg. sudah dikembangkan di TPP. Setiap pola penyerangan dan pertahanan haruslah dilatih sedemikian rupa shg. berkembang menjadi... a smoothly functioning and precision unit.

Volume lat. terus turun; kecuali utk. cabor2 yg. dominan aerobik dan/atau anaerobik (maraton, balap sepeda, dll.) volumenya masih bisa agak tinggi. Untuk cabor yg. perlu kesempurnaan koordinasi, power, kecepatan, volume latihannya bisa diturunkan sampai 50%.

Intensitas latihan ditingkatkan secara bertahap dan mencapai puncaknya (90%) sekitar 2 minggu sebelum hari pertand. utama. Setelah itu memasuki tahap unloading, intensitas secara bertahap mulai menurun. Latihan mental: terapkan model2 mental training, rileksasi, visualisasi, self-hypnose (focusing, positive thinking, perseverence), sikap expect the unexpected, dll.

38. Rancangan uji-coba/try-out: selang seling antara yang berat dengan yang ringan supaya ada keseimbangan antara menang dan kalah. Jangan mengikuti sembarang pertandingan di sembarang waktu. Semakin banyak melibatkan atlet dalam pertandingan, bisa semakin stres atlet jadinya. Dan hal ini bisa saja menyebabkan atlet masuk ke dalam kumparan (spiral) detraining (Harsono:2004).

Beberapa minggu sebelum pertand. akbar, sebaiknya tidak ada uji-coba lagi, khususnya bagi contact sports, guna menghindari kemungkinan terjadinya cedera. Lagi pula, terlalu banyak bertanding di Tahap Pertand. bisa melelahkan fisik dan mental atlet; 7-10 uji-coba yg. bermutu diperkirakan sudah cukup.

Jagalah jangan sampai atlet memasuki pertand. dalam keadaan lelah, letih, lesu, atau sakit, sebab dengan demikian overkompensasi tak akan muncul, sehingga peak juga tidak akan tercapai di pertandingan utama nanti.

39. Jadi beberapa hal yg. perlu diperhatikan dalam TPUT a.l. ialah: a. Maintain latihan fisik yang spesifik cabornya. b. Fokus latihan ialah pada aspek taktik, juga psikologis. Perbandingan latihan fisik, teknik (kalau masih perlu), dan taktik bisa 50-10-20%.

c. Di tahap ini The stress of late (panic) learning should be avoided so that competition performances can be attended with confidend techniques. Sebab kalau situasi lebih stressful, respons2 akan menjadi lebih primitif.

d. Konsentrasi pada intensitas latihan; volume latihan diturunkan. e. Jumlah tarung-uji dibatasi a.l. guna menghindari kelelahan mental. f. Sifat training pada akhir TPUT: positive and enjoyable training sessions dengan aktivitas2 yg. pernah dilakukan sebelumnya.

Tahap Unloading 40. Tahap ini berlangsung sekitar 10 hari sampai 2 minggu sebelum hari pertand. utamanya. Jangan melebihi 2 minggu karena dikhawatirkan akan terjadi detraining.

Tujuan: regenerasi seluruh fungsi organisme tubuh dan regenerasi psikologis utk. mengakumulasi cadangan2 energi fisiologis dan psikologis agar overkompensasi bisa muncul di hari pertandingan. Regenerasi psikologis menjadi perhatian utama (primary concern).

41. Volume latihan turun drastis; latihan tidak berlangsung lama; intensitas lat. masih bisa medium atau agak tinggi, namun berlangsung singkat. (Jangan coba untuk melakukan last minute struggle ). Paling lambat 1 minggu sebelum pertandingan, program weight training dihentikan guna simpan tenaga menjelang pertand. berat yad.

Dua hari sebelum pertandingan: latihan dg. intensitas rendah dan berlangsung singkat. Saat ini adalah kesempatan baik utk. menekankan pada team spirit, rasa percaya diri, positive thinking, serta menerapkan kiat-kiat dan strategi psychological preparation before contest.

TAHAP TRANSISI 42. Tahap usai pertand. ini disebut tahap transisi karena merupakan tahap perpindahan (transisi) dari program PLT sebelumnya ke program PLT tahun berikutnya. Tahap ini biasanya berlangsung sekitar 6 minggu.

43. Active recovery training dg. misalnya recreational sport activities spt. hiking, fartlek, renang, dll. yang intensitasnya rendah-medium guna mempertahankan tingkat kondisi fisik sampai sekitar 60%. Hal ini adalah penting agar pada permulaan program PLT tahun depan kondisi atlet tetap baik.

44. Tujuan: memberikan istirahat fisik,... psychogical rest, relaxation, and biological regeneration (Bompa:1994); karena itu disebut juga regeneration/rebuilding phase ; jadi latihannya dalam suasana rileks (efek psikologis). Tujuan lain: rehabilitasi cedera otot dan tendon.

Tahap ini digunakan utk. menganalisis penampilan atlet/tim pada pertandingan yll. Setelah film2, foto2 dievaluasi dan dianalisis, kemudian dilakukan perbaikan teknik, taktik, fisik, utk. penampilan yg. lebih baik di musim latihan berikutnya.

45. Pentingnya latihan dalam tahap transisi ini terutama ialah utk. mempertahankan fitness agar menghadapi PLT tahun berikutnya atlet sudah berada dlm. kondisi yg. cukup baik. Sebab kalau menjelang PLT berikutnya kondisi atlet berada di tingkat rendah apalagi di tingkat nol (sebagaimana sering terjadi pd. atlet2 kita), maka tidak akan ada jaminan bahwa prestasinya dari tahun ke tahun akan bisa meningkat secara progresif.

Catatan: rangkuman naskah ini diambil dari buku Harsono: 1. Coaching dan Aspek-Aspek Psikologis dalam Coaching (1988) 315 hlm. Khusus dari Bab IV : Prinsip-Prinsip Latihan Bab V : Latihan Kondisi Fisik Bab VI : Musim-Musim Latihan Bab IX : Anxiety 2. Perencanaan Program Latihan ed. I (2000) 37 hlm. 3. Latihan Kondisi Fisik (2001) 51 hlm. 4. Perencanaan Program Latihan Edisi II (2004)- 110 hlm. Khusus dari Bab III : Periodisasi Bab IV s/d Bab VIII: TPU-TPK-TPP-TPUT-Transisi Bab IX : Overtraining Overreaching Bab X : Peaking (Pemuncakan Prestasi)

Penulis makalah Prof. Harsono, Drs., M.Sc., adalah Gurubesar Emeritus di Sekolah Pascasarjana UPI-Bandung dalam matakuliah Teori dan Metodologi Latihan.

TERIMA KASIH