Teknis Budidaya Tanaman Kakao Ramah Lingkungan Dengan Teknologi Bio~FOB

dokumen-dokumen yang mirip
Budidaya Tanaman Tembakau Dengan Teknologi Bio~FOB

BUDIDAYA TANAMAN LADA RAMAH LINGKUNGAN BERBASIS TEKNOLOGI Bio~FOB Wednesday, 12 December :41 - Last Updated Thursday, 13 December :11

Teknik Budidaya Bawang Merah Ramah Lingkungan Input Rendah Berbasis Teknologi Mikrobia PGPR

Teknik Budidaya Tanaman Pepaya Ramah Lingkungan Berbasis Teknologi Bio~FOB

Teknologi BioFOB-HES (High Energy Soil)

BUDIDAYA TANAMAN PADI SECARA ORGANIK BERBASIS TEKNOLOGI Bio~FOB Monday, 26 September :56 - Last Updated Wednesday, 20 February :19

PEMBUATAN BAHAN TANAM UNGGUL KAKAO HIBRIDA F1

Teknik Pembenihan Acacia Spp. (Akasia) Bebas Penyakit

Peluang Usaha Budidaya Cabai?

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan

Oleh Administrator Kamis, 07 November :05 - Terakhir Diupdate Kamis, 07 November :09

III BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan. Kabupaten Pesawaran dari Oktober 2011 sampai April 2012.

BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR

Cara Menanam Tomat Dalam Polybag

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas

BUDIDAYA KELAPA SAWIT

III. BAHAN DAN METODE. Universitas Lampung pada titik koordinat LS dan BT

III. BAHAN DAN METODE. Rajabasa dari bulan Januari 2011 sampai dengan Juni Permata yang diproduksi PT East West Seed Indonesia, gula aren, dedak

KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.)

TEKNIK PRODUKSI KOMPOS. Bio-TRIBA BT1. (Bahan aktif, Bacillus pantotkenticus dan Trichoderma lactae)

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2016 sampai dengan Juli 2016

BAB III BAHAN DAN METODE. Medan Area yang berlokasi di Jalan Kolam No. 1 Medan Estate, Kecamatan

I. TATA CARA PENELITIAN. Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten

III. TATA LAKSANA TUGAS AKHIR

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada di lahan sawah milik warga di Desa Candimas

BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No. 1 Medan Estate,

TUGAS KARYA ILMIAH BISNIS KOPI. NAMA: PIPIT RAFNUR SASKORO NIM : Kelas : 11.S1.SI

III. METODE KEGIATAN TUGAS AKHIR (TA) A. Tempat Pelaksanaan Pelaksanaan Tugas Akhir (TA) dilaksanakan di Dusun Selongisor RT 03 RW 15, Desa Batur,

Agroteknologi Tanaman Rempah dan Obat

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Muhammadiyah Yogyakarta pada bulan Januari sampai Maret B. Penyiapan Bahan Bio-slurry

Agro inovasi. Inovasi Praktis Atasi Masalah Perkebunan Rakyat

III. BAHAN DAN METODE

Penanganan bibit jati (Tectona grandis Linn. f.) dengan perbanyakan stek pucuk

I. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung.

VI ANALISIS KERAGAAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN

TEKNIK PENYEMAIAN CABAI DALAM KOKER DAUN PISANG Oleh : Elly Sarnis Pukesmawati, SP., MP Widyaiswara Muda Balai Pelatihan Pertanian (BPP) Jambi

TATA CARA PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. pertumbuhan tanaman cabai merah telah dilakukan di kebun percobaan Fakultas. B.

Teknik Budidaya Kubis Dataran Rendah. Untuk membudidayakan tanaman kubis diperlukan suatu tinjauan syarat

TUGAS AKHIR KARYA ILMIAH PELUANG USAHA PERKEBUNAN KARET MATA KULIAH LINGKUNGAN BISNIS

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung (POLINELA). Waktu

MODUL BUDIDAYA KAKAO

II. TINJAUAN PUSTAKA. Caulifloris. Adapun sistimatika tanaman kakao menurut (Hadi, 2004) sebagai

MODUL BUDIDAYA KELAPA SAWIT

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu penelitian. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2015 sampai Mei 2016

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Sepang Jaya Kecamatan Labuhan Ratu Bandar

BUDIDAYA DURIAN PENDAHULUAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di kebun percobaan Fakultas Pertanian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di rumah kaca Gedung Hortikultura Universitas Lampung

TATA CARA PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Penelitian ini dilakukan di Lahan Percobaan, di daerah Ketep, kecamatan

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian

MODUL BUDIDAYA KARET

III. BAHAN DAN METODE. laut, dengan topografi datar. Penelitian dilakukan mulai bulan Mei 2015 sampai

3. METODE DAN PELAKSANAAN

SYARAT TUMBUH TANAMAN KAKAO

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

Percobaan 4. Tumpangsari antara Jagung dengan Kacang Tanah

II. TINJAUAN PUSTAKA. Subhan dkk. (2005) menyatakan bahwa pertumbuhan vegetatif dan generatif pada

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di kebun Kota Sepang Jaya, Kecamatan Labuhan Ratu,

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. B. Bahan dan Alat Penelitian. Penah atau pensil, Buku pengamatan. C.

PETUNJUK TEKNIS PENGKAJIAN TEKNOLOGI PENGENDALIAN HAMA PENGGEREK BUAH KAKAO (PBK) DI PROVINSI BENGKULU

Bercocok Tanam Tomat dalam Pot/Polybag Oleh: Muhamad Ichsanudin (Produk Spesialis Terong dan Tomat PT EWINDO)

III. BAHAN DAN METODE

BUDIDAYA BELIMBING MANIS ( Averhoa carambola L. )

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2011 sampai dengan Januari

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian

III.TATA CARA PENELITIAN

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Istimewa Yogyakarta. Waktu pelaksanaan dimulai pada bulan September 2015

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di kebun percobaan laboratoriun lapangan terpadu

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

III. TATA LAKSANA KEGIATAN TUGAS AKHIR

Teknik Budidaya Tanaman Durian

Cara Menanam Cabe di Polybag

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian. Bahan dan Alat

Cara Sukses Menanam dan Budidaya Cabe Dalam Polybag

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 15 Maret sampai dengan 15 Juni 2015.

III. MATERI DAN METODE

TATA CARA PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Penelitian ini dilakukan di rumah kaca dan di laboratorium dan rumah

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang Terpadu dan Laboratorium Ilmu

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Pertanian, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Yogyakarta.

III. BAHAN DAN METODE

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian dilakukan di Laboratorium dan Lahan Percobaan Fakultas

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Laboratorium Terpadu dan Laboratorium

TEKNIS BUDIDAYA TEMBAKAU

Teknik Membangun Persemaian Pohon di Desa

DENGAN HIBRIDA HASIL PRODUKSI PADI MENINGKAT

PELAKSANAAN PENELITIAN. dan produksi kacang hijau, dan kedua produksi kecambah kacang hijau.

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. melon cabai dan pendapatan usahatani per musim. Petani yang menjadi objek

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan

MATERI DAN METODE. Pekanbaru. Penelitian ini dilaksanakan selama 5 bulan dimulai dari bulan Juni sampai

III. METODE PENELITIAN. Medan Area yang berlokasi di jalan kolam No.1 Medan Estate, Kecamatan Percut

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di rumah kaca Hortikultura Fakultas Pertanian

Percobaan 3. Pertumbuhan dan Produksi Dua Varietas Kacang Tanah pada Populasi Tanaman yang Berbeda

Teknik Budidaya Singkong Mekarmanik Teknologi MiG-6PLUS

I. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Suka Banjar Kecamatan Gedong Tataan

percobaan pemupukan, berdasarkan jumlah dan macam unsur hara yang diangkut hasil panen, berdasarkan ketersediaan unsur hara dalam tanah (analisis

TATA CARA PENELITIN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. B. Bahan dan Alat Penelitian

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di lahan percobaan Politeknik Negeri Lampung, Bandar

Transkripsi:

Teknis Budidaya Tanaman Kakao Ramah Lingkungan Dengan Teknologi Bio~FOB Kakao atau coklat merupakan komoditi export dari group perkebunan yang masih sangat potensial dan berprospek untuk dikembangkan hari ini dan masa yang akan datang. Masalah yang dihadapi saat ini adalah faktor tanah, hama penyakit dan pupuk langkah. Faktor-faktor tersebut yang banyak merugikan petani dalam usahatani kakao di Indonesia sampai saat ini. Penggunanan teknologi Bio-FOB dan komponennya berbasis ramah lingkungan merupakan salah satu solusi untuk mengurangi permasalahan tersebut. 1 / 9

PUPUK ORGANIK DAN HAYATI Setelah puluhan tahun kita semua baru terhenyak, pemakaian pupuk kimia sintetis berdampak sistemik terhadap semua segi kehidupan, terutama bidang pertanian. Dibutuhkan evaluasi dan kajian yang mendalam sehingga mampu menyentuh pada hakikat pertanian yang lebih manusiawi. Tanaman anggur dan lainnya, tidak hanya membutuhkan NPK, tapi mutlak membutuhkan 16 unsur makro dan mikro, fitohormon juga pestisida hayati/alami. Kenyataan di lapangan berbeda, mayoritas pelaku budidaya tanaman memaksakan kehendak dengan cara meningkatkan suplai NPK saja tanpa memperhatikan Neraca Hara dan faktor-faktor penentu lainnya. Semua tak lain kecuali untuk mengejar produksi. Akibatnya, kebutuhan pupuk dalam luas yang sama semakin meningkat tajam, di tanah kandungan mikroba penambat N dan pelarut P serta K nyaris tiada lagi. Kandungan C-Organik di tanah intensifikasi pertanian menurun drastis. Di pulau Jawa hanya tinggal di bawah 1% saja. Idealnya harus lebih dari 3%. Lahan pertanian kita sakit kronis, komplikatif, dan dikwatirkan bahwa pada lahan-lahan tanaman Kakao di Indonesia akan terjadi hal yang sama dan akan berdampak terhadap biaya produksi akan semakin meningkat. Jika kita berupaya untuk menyehatkan kembali di posisi ideal C-Organik, dibutuhkan pupuk organik yang terfermentasi dengan baik dengan memanfaatkan mikroorganisme pengurai (decomposer) potensial. Kadar C-Organiknya yang tinggi. Hal ini berarti dibutuhkan volume kubikasi atau tonase yang sangat besar jumlahnya. Untuk memenuhi kebutuhan NPK guna menekan tonase pupuk organik tetapi tetap upaya organik, maka dibutuhkan pupuk hayati. Untuk membantu menyelesaikan masalah itu maka CV. Meori Agro meluncurkan paket Bio-FOB yang terdiri dari formula ramah lingkungan untuk membantu petani dan perkebunan kakao serta tanaman lainnya. 2 / 9

PEMBIBITAN KAKAO DENGAN METODA Bio-FOB 1. Benih yang digunakan adalah benih yang sudah direkomendasikan oleh Departemen Pertanian. Benih tersebut berasal dari buah berbentuk normal, sehat dan sudah matang. 2. Buah dipotong membujur, lalu benih yang berada dibagian tengah diambil dan dibersihkan dengan serbuk gergaji/ cocopit dan dicuci dengan air bersih kemudiaan dicelup kedalam Bio-FOB EC selama 10 menit kemudian dikeringanginkan. 3. Sebelum benih disemaikan terlebih dahulu dicelup sekali lagi dalam larutan Bio-FOB EC. Bisa juga menggunakan Bio-FOB WP akan tetapi sebelumnya dicelup dulu kedalam air aqua/air minum, kemudiaan benih tersebut dicampur dengan Bio-FOB WP. 4. Benih yang selesai diberi perlakuan selanjutnya 1/3 bagian dibenam kedalam lapisan pasir yang diatasnya telah diberi dengan Organik-FOB yang telah terdapat dalam bedengan (Tanah bedengan dicangkul sedalam 30 cm, kemudiaan lapisan atas di beri pasir setebal 10 cm dan diatasnya ditaburi dengan organik-fob secukupnya). 5. Setelah 4 5 hari dipesemaian benih sudah berkecambah, selanjutnya dipindahkan kedalam polybag 20 x 30 cm media tumbuh. Media yang digunakan dalam polybag adalah campuran tanah, pupuk OrganoTRIBA, pasir dengan perbandingan 2:1:1. Satu kecambah cacao kedalam lubang sedalam telunjuk, lalu lubang ditutup dengan OrgnoTRIBA. 6. Polybag berisi kecambah disimpan dilokasi pembibitan dengan jarak 60 cm dalam pola segitiga sama sisi. Lokasi pembibitan dinaungi dengan paranet atau ayaman bambu atau sejenisnya yang terapat dilokasi. 7. Pembibitan disiram 2 kali sehari kecuali kalau ada hujan. Untuk merangsang pertumbuhan tanaman bibit dapat disirim dengan BioTRIBA 2 minggu sekali dengan dosis 10 ml/l. Pemupukan dapat dilakukan setiap 2 minggu dengan menggunakan NPK 2 gr/bibit sampai umr 3 bulan. Bibit siap tanaman setelah berumur 4 5 bulan dan berdaun 20 45 hel PENAMAN 1. Pengajiran. Air dibuat dari bambu 80 100 cm. Pasang ajir induk sebagai patokan dalam pengajiran selanjutnya,untuk meluruskan ajir gunakan tali sehingga diperoleh jarak tanam yang sama. 2. Persiapan. Ukuran lubang tnam 60 x 60 x 60 cm pada akhir musim hujan. Berikan pupuk organotriba yang dicampur dengan tanah ( 1 : 1) ditambah pupuk TSP 1 5 gram per lubang. 3. Tanam Bibit. (a) Pada saat bibit kakao ditanam pohon naungan harus sudah tumbuh 3 / 9

baik dan naungan sementara sudah 1 tahun. (b)penanaman kakao dengan system tumpang sari tidak perlu naungan, misalnya tumpang sari dengan pohon kelapa. (c) Bibit dipindahkan ke lapangan sesuai dengan jenisnya, untuk kakao Mulia ditanam setelah bibir umur 6 bulan, Kakao Lindak 4-5 bulan. PEMELIHARAN TANAMAN Penyiraman dilakukan 2 kali sehari (pagi dan sore) sebanyak 2-5 liter/pohon Dibuat lubang pupuk disekitar tanaman dan pupuk dimasukan dalam lubang pupuk lihat dengan dosis sesuai dengan dosis anjuran setempat (dianjurkan untuk mengurangi 25-50% dari dosi anjuran jika menggunakan teknik BioFOB). Tabel 1. Contoh simulasi penggunaan pupuk organotriba Plus dan hayati BioTRIBA dengan dosis anjuran pupuk an organic : Urea = 550 g/phn/thn, SP-36 = 350g/phn/thn, KCL=300g/phn/thn dan Super Dolomit =160kg/phn/thn, kompos 5kg/phn/thn Jenis pupuk Dosis (/phn/thn) 100% pupuk an organik tanpa OrganoTRIBA Plus dan hayati BioTRIBA BT2 Dosis (phn/thn) 70% pupuk an organik + pupuk organotriba Plus/Biost dan hayati BioTRIBA BT Dosis (/phn/thn) 50% pupuk an organic + pupuk OrganoTRIBA Plus dan hayati BioTRIBA BT2 4 / 9

1. Urea 2. SP-36 3. KCL 4. Super Dolomit 4. Kompos 550kg 350kg 300kg 160kg 5kg 385kg 245kg 5 / 9

210kg 112kg 2.5kg 275kg 175kg 150kg 80kg 0kg 1. OrganoTRIBA Plus/organo triba 2. Hayati BioTRIBA BT2 0 kg 0 lt 6 / 9

1.0kg/2kg 50 ml 1.5kg/3kg 50ml Keterangan: - Pemberian pupuk pertama sebaiknya pada awal musim hujan (September - Oktober) dan kedua di akhir musim hujan (Maret- April) - Aplikasi hayati HatayiBioTRIBA BT2 dilakukan setiap 3 4 bulan sekali dengan dosis 10-20 ml/l disiram pada panggal batang atau dibuat lubang pada 4 titik pada setiap tanaman dan larutan Hayati BioTRIBA BT2 dimasukkan kedalam lubang tadi. - Aplikasi OrganoTriba Plus dilakukan bersamaan dengan pupuk an organic dan hayati BioTRIBA BT2 1 minggu setelah pemupukan an organik. - OrganoTRIBA :pupuk organic yang diproduksi dengan menggunakan bioaktivator Biotriba BT1 PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT Dalam budidaya tanaman Kakao ada 3 OPT utama yaitu penggerek Buah Kakao (PBK), kepik pengisap buah (KPB) dan penyakit busuk buah Phytophthora. Penggunaan pupuk 7 / 9

organotriba Plus dan hayati BioTRIBA BT2 dan kompos Biotriba dapat mengurangi serangan hama penyakit. Hal disebabkan bahwa beberapa mikroba terkandung dalam formula itu seperti Bacillus,Trichoderma dan Pseudomonas dapat berfungsi sebagai agen pengendali biologis bagi OPT dan meningkatkan kesehatan tanaman.untuk mengelola Hama dan Penyakit yang berbasis ramah lingkungan harus berdasarkan konsep PHT dimana pengguan pesisida organic diutamakan dan penggunaan pestisida kimiawi merupakan pilihan terakhir. Pestisida organic yang dapat digunakan antara lain, Mitol 20EC, OrgaNeem dan Siori mengandung bahan aktif dari ekstran tanaman. Informasi dapat di lihat di Web. www.meori-agro.co.id TEKNIK PENGENDALIAN Usaha pengendalian hama/penyakit tersebut terutama dilakukan dengan sistem PHT (pengendalian hama terpadu). - Penggerek Buah Kakao (PBK) Pengendaliannya dilakukan dengan : (1) karantina; yaitu dengan mencegah masuknya bahan tanaman kakao dari daerah terserang PBK; 2) pemangkasan bentuk dengan membatasi tinggi tajuk tanaman maksimum 4m sehingga memudahkan saat pengendalian dan panen; (3) mengatur cara panen, yaitu dengan melakukan panen sesering mungkin (7 hari sekali) lalu buah dimasukkan dalam karung sedangkan kulit buah dan sisa-sisa panen dibenam; (4) penyelubungan buah (kondomisasi), caranya dengan mengguna-kan kantong plastik dan cara ini dapat menekan serangan 95-100 %. Selain itu sistem ini dapat juga mencegah serangan hama helopeltis dan tikus.; (5) Menggunakan pestisida organic OrgaNeem dan Siori dengan dosis 3 5 ml/l setiap 2 minggu - Hama Helopeltis. Pengendalian yang efektif dan efisien sampai saat ini dengan insektisida pada areal yang terbatas yaitu bila serangan helopeltis <15 % sedangkan bila serangan >15% penyemprot-an dilakukan secara menyeluruh. Selain itu hama helopeltis juga dapat dikendalikan secara biologis, menggunakan semut hitam. Sarang semut dibuat dari daun kakao kering atau daun kelapa diletakkan di atas jorket dan diolesi gula, atau pestisida organic yaitu Siori dan OrgaNeem - Penyakit Busuk Buah Phytopthora. Dapat diatasi dengan beberapa cara yaitu: (1) sanitasi kebun, dengan memetik semua buah busuk lalu membenamnya dalam tanah sedalam 30 cm, kemudian di siram dengan BioTRIBA BT1 dosis 10 ml/l; (2) kultur teknis, yaitu dengan pengaturan pohon pelindung dan lakukan pemangkasan pada tanaman-nya sehingga kelembaban di dalam kebun akan turun; (3)pestisida organic Mitol 20EC dan Siori dengan dosis 8 / 9

3 5 ml/lt. 9 / 9