BUPATI PURWAKARTA PERATURAN BUPATI PURWAKARTA NOMOR 45 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN KETERTIBAN JALAN, FASILITAS UMUM DAN JALUR HIJAU

dokumen-dokumen yang mirip
PEMERINTAH KABUPATEN SIDOARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIDOARJO NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARAAN KETENTRAMAN DAN KETERTIBAN UMUM

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 84 TAHUN 2016 TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARAWANG NOMOR : 15 TAHUN 2012

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 40 TAHUN 2005

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR : 10 TAHUN 2008 SERI : E NOMOR : 5

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPIN NOMOR 19 TAHUN 2009 TENTANG GARIS SEMPADAN DI KABUPATEN TAPIN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, BUPATI TAPIN,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULELENG NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG KETERTIBAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BULELENG,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR 04 TAHUN 2007 TENTANG KETENTRAMAN DAN KETERTIBAN UMUM DI KABUPATEN LAMONGAN

WALIKOTA KENDARI PROVINSI SULAWSEI TENGGARA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG GARIS SEMPADAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BALANGAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BALANGAN NOMOR 18 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG GARIS SEMPADAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI JEPARA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 5 TAHUN 2017 TENTANG PEMANFAATAN BAGIAN JALAN DAERAH

WALIKOTA PEKALONGAN PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG GARIS SEMPADAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PEKALONGAN,

BUPATI SUKABUMI PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKABUMI NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN TULUNGAGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG PEMANFAATAN BAGIAN JALAN

BUPATI BADUNG PROVINSI BALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 19 TAHUN 2016 TENTANG JARINGAN UTILITAS TERPADU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLORA NOMOR TAHUN 2016 TENTANG KETERTIBAN UMUM

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI NOMOR : 7 TAHUN 2006 SERI : C NOMOR : 2 PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI NOMOR 7 TAHUN 2006 T E N T A N G

BUPATI BENGKULU UTARA PROVINSI BENGKULU

LEMBARAN DAERAH KOTA SUKABUMI

PEMERINTAH KABUPATEN MURUNG RAYA

BUPATI KAPUAS HULU PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KAPUAS HULU NOMOR 14 TAHUN 2014 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR

PEMERINTAH KOTA SURABAYA

PEMERINTAH KABUPATEN MURUNG RAYA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TANGERANG,

PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 18 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN PERPARKIRAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPIN NOMOR 04 TAHUN 2006 TENTANG PENGATURAN DAN PEMBINAAN PEDAGANG KAKI LIMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PENATAAN PEDAGANG KAKI LIMA

BUPATI BANDUNG BARAT PROVINSI JAWA BARAT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG IZIN PENGGUNAAN PEMANFAATAN TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG NOMOR 12 TAHUN 1998 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO

LEMBARAN DAERAH KOTA DEPOK TAHUN 2001 NOMOR 58 SERI C PERATURAN DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 14 TAHUN 2001

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR : 3 TAHUN 2009 TENTANG GARIS SEMPADAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA BARAT,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II S U M E D A N G NOMOR 8 TAHUN 1997 SERI C.1 PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II S U M E D A N G

BUPATI KAPUAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KAPUAS NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG JALAN DAN PENGATURAN LALU LINTAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA

BUPATI NGAWI PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGAWI NOMOR 20 TAHUN 2012 TENTANG KETERTIBAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI NGAWI,

LEMBARAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA (Berita Resmi Kota Yogyakarta) Nomor : 10 Tahun 2002 Seri: C

PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT

BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG PENGGUNAAN TANAH UNTUK PEMASANGAN JARINGAN PIPA GAS

WALIKOTA PEKALONGAN PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG KETERTIBAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR 2 TAHUN 2007 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN PARKIR DI TEPI JALAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG KETENTUAN GARIS SEMPADAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN BARITO UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO UTARA NOMOR 1 TAHUN 2005 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 4 Tahun : 2011 Seri : E

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA

PEMERINTAH KOTA PADANG PANJANG

PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN

BUPATI BANGKA TENGAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA TENGAH NOMOR 26 TAHUN 2014 TENTANG

a. bahwa Pemerintah Kota memiliki kewajiban untuk melindungi masyarakat serta memelihara ketertiban umum dan ketentraman masyarakat;

PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBU

PEMERINTAH KABUPATEN BENGKULU TENGAH

P E R A T U R A N D A E R A H

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 4 TAHUN 2018 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA

LEMBARAN DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2012 NOMOR : 9 PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN PERPARKIRAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA

PEMERINTAH KOTA MADIUN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

PERATURAN BUPATI PURWAKARTA NOMOR 46 TAHUN 2014 TENTANG

Perda No. 19/2001 tentang Pengaturan Rambu2 Lalu Lintas, Marka Jalan dan Alat Pemberi Izyarat Lalu Lintas.

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR NOMOR 09 TAHUN 2006 TENTANG KELAS JALAN DAN PENGAMANAN PERLENGKAPAN JALAN DI PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

BUPATI BANGKA TENGAH

BUPATI SLEMAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG PERPARKIRAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CILACAP NOMOR 51 TAHUN 2003 SERI C NOMOR 6

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAKATOBI

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG

L E M B A R AN D A E R A H KABUPATEN BALANGAN NOMOR 12 TAHUN 2006 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BALANGAN NOMOR 12 TAHUN 2006 T E N T A N G

SALINAN L E M B A R AN D A E R A H KABUPATEN BALANGAN NOMOR 13 TAHUN 2007 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BALANGAN NOMOR 13 TAHUN 2007 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU

PERATURAN DAERAH PROVINSI BANTEN NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN KETENTERAMAN, KETERTIBAN UMUM DAN PERLINDUNGAN MASYARAKAT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAROS NOMOR 02 TAHUN 2006 TENTANG PENATAAN PEDAGANG KAKI LIMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KABUPATEN MAROS

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGGAMUS NOMOR : 49 TAHUN 2010 PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGGAMUS NOMOR : 02 TAHUN 2010 TENTANG

WALIKOTA SERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SERANG,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TASIKMALAYA,

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR

PERATURAN DAERAH KOTA MALANG NOMOR 1 TAHUN 2000 TENTANG PENGATURAN DAN PEMBINAAAN PEDAGANG KAKI LIMA DI WILAYAH KOTA MALANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG KETERTIBAN, KEBERSIHAN DAN KEINDAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA KENDARI PROVINSI SULAWESI TENGGARA PERATURAN DAERAH KOTA KENDARI NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG KETERTIBAN UMUM DAN KETENTERAMAN MASYARAKAT

BUPATI BANYUWANGI PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI PURWAKARTA PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA NOMOR : 12 TAHUN 2011 TENTANG

PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR 25 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN PEMBEBANAN BIAYA PAKSAAN PENEGAKAN HUKUM

WALIKOTA MALANG. (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1981 Nomor 76, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3209) ;

PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 8 TAHUN 2014 TENTANG PENATAAN DAN PEMBERDAYAAN PEDAGANG KAKI LIMA

BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG MANAJEMEN DAN REKAYASA LALU LINTAS

PEMERINTAH KABUPATEN GRESIK PERATURAN DAERAH KABUPATEN GRESIK NOMOR 25 TAHUN 2004 TENTANG

PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG PEMANFAATAN DAN PENGGUNAAN BAGIAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA SELATAN

PERATURAN DAERAH KOTA PALANGKA RAYA NOMOR 13 TAHUN 2009 TENTANG PENGATURAN, PENERTIBAN DAN PENGAWASAN PEDAGANG KAKI LIMA

PEMERINTAH KOTA SURABAYA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABALONG NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR : 2 TAHUN 2003 TENTANG PENYELENGGARAAN PERPARKIRAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANTUL,

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 7 TAHUN 2005 TENTANG KETENTRAMAN DAN KETERTIBAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TASIKMALAYA,

PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOM0R 25 TAHUN 2000 TENTANG

Transkripsi:

Menimbang BUPATI PURWAKARTA PERATURAN BUPATI PURWAKARTA NOMOR 45 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN KETERTIBAN JALAN, FASILITAS UMUM DAN JALUR HIJAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURWAKARTA, : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 3 huruf a Peraturan Daerah Kabupaten Purwakarta Nomor 12 Tahun 2009 tentang Penyelenggaraan Ketertiban, Kebersihan dan Keindahan, perlu mengatur lebih lanjut penyelenggaraan ketertiban di jalan, fasilitas umum dan jalur hijau di Kabupaten Purwakarta dengan Peraturan Bupati; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Provinsi Djawa Barat (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 1950), sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1968 tentang Pembentukan Kabupaten Purwakarta dan Kabupaten Subang Dengan Mengubah Undang- Undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Provinsi Jawa Barat (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1968 Nomor 31, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2851); 2. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1992 tentang Perumahan dan Permukiman (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 23, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3501); 3. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1992 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3480);

4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 100, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3495); 5. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3886); 6. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 134, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4235); 7. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 134, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4247); 8. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 32, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4377); 9. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (LNRI Tahun 2004 Nomor 125, TLNRI Nomor 4437) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang- Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (LNRI Tahun 2008 Nomor 59, TLNRI Nomor 4438); 10. Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 132, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4444); 11. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 124, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4674); 12. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725); 13. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 69, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4851); 14. Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 1980 tentang Penanggulangan Gelandangan dan Pengemis (LNRI Tahun 1980 Nomor 37, TLNRI Nomor 3293);

15. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2003 tentang Pengamanan Rokok Bagi Kesehatan (LNRI Tahun 2003 Nomor 34, TLNRI Nomor 4276); 16. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pedoman Satuan Polisi Pamong Praja (LNRI Tahun 2004 Nomor 112, TLNRI Nomor 4428); 17. Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sumber Daya Air (LNRI Tahun 2008 Nomor 82, TLNRI Nomor 4858); 18. Peraturan Daerah Kabupaten Purwakarta Nomor 6 Tahun 2000 tentang Penyidik Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Daerah Kabupaten Purwakarta Tahun 2000 Nomor 6); 19. Peraturan Daerah Kabupaten Purwakarta Nomor 3 Tahun 2005 tentang Tata Cara Pembentukan Peraturan Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Purwakarta Tahun 2005 Nomor 3); 20. Peraturan Daerah Kabupaten Purwakarta Nomor 9 Tahun 2006 tentang Bangunan (Lembaran Daerah Kabupaten Purwakarta Tahun 2006 Nomor 9); 21. Peraturan Daerah Kabupaten Purwakarta Nomor 7 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan Yang Menjadi Kewenangan Pemerintahan Kabupaten Purwakarta (Lembaran Daerah Kabupaten Purwakarta Tahun 2008 Nomor 7); MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG PENYELENGGARAAN KETERTIBAN JALAN, FASILITAS UMUM DAN JALUR HIJAU BAB I KETENTUAN UMUM Bagian Kesatu Pengertian Pasal 1 Dalam peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan: 1. Pemerintah Daerah adalah Bupati dan perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah. 2. Bupati adalah Bupati Purwakarta. 3. Satuan Polisi Pamong Praja yang selanjutnya disebut Satpol PP adalah Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Purwakarta.

4. Organisasi Perangkat Daerah yang selanjutnya disngkat OPD adalah Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Purwakarta. 5. Penyidik Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disingkat PPNS adalah Pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu yang berdasarkan peraturan perundang-undangan ditunjuk selaku Penyidik dan mempunyai wewenang untuk melakukan penyidikan tindak pidana dalam lingkup undang-undang yang menjadi dasar hukumnya masing-masing. 6. Orang adalah orang perseorangan, kelompok orang, dan/atau badan hukum. 7. Jalan adalah prasarana transportasi darat meliputi segala bagian jalan, termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu lintas, yang berada pada permukaan tanah, di atas permukaan tanah, di bawah permukaan tanah dan/atau air kecuali jalan kereta api, jalan lori dan jalan kabel. 8. Ketertiban adalah sesuatu keadaan kehidupan yang serba teratur dan tertata dengan baik sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku guna mewujudkan kehidupan masyarakat yang dinamis, aman, tenteram lahir dan batin 9. Fasilitas Umum adalah segala prasarana dan/atau sarana yang diadakan atau dibangun oleh pemerintah daerah untuk kepentungan umum. 10. Jalur Hijau adalah setiap jalur-jalur yang terbuka sesuai dengan rencana kota yang peruntukkan penataan dan pengawasannya dilakukan oleh pemerintah daerah. 11. Tempat umum adalah sarana yang diselenggarakan oleh pemerintah, swasta atau perorangan yang digunakan untuk kegiatan bagi masyarakat, termasuk di dalamnya adalah semua gedung-gedung perkantoran milik pemerintah daerah, gedung perkantoran umum dan pusat perbelanjaan. 12. Peraturan Daerah yang selanjutnya disebut Perda adalah Peraturan Daerah Kabupaten Purwakarta. 13. Peraturan Bupati yang selanjutnya disebut Perbup adalah Peraturan Bupati Purwakarta. Bagian Kedua Tujuan Pasal 2 Tujuan penyelenggaraan ketertiban jalan, fasilitas umum dan jalur hijau sebagaimana diatur dalam Peraturan Bupati ini adalah: a. sebagai pedoman pelaksanaan bagi aparatur pemerintah daerah dalam melaksanakan penertiban dan pemulihan fungsi jalan, fasilitas umum dan jalur hijau sebagaimana diatur dalam Peraturan Daerah Kabupaten Purwakarta Nomor 12 Tahun 2009 tentang Penyelenggaraan Ketertiban, Kebersihan dan Keindahan. b. untuk mewujudkan ketertiban umum di jalan, fasilitas umum dan jalur hijau sesuai fungsi dan peruntukannya bagi kepentingan umum;

BAB II RUANG LINGKUP Pasal 3 Ruang lingkup penyelenggaraan ketertiban jalan, fasilitas umum dan jalur hijau dalam peraturan Bupati ini, meliputi: a. penyelenggaraan ketertiban di jalan; b. penyelenggaraan ketertiban fasilitas umum; dan c. penyelenggaraan ketertiban jalur hijau. Bagian Kesatu Ketertiban Jalan Pasal 4 (1) Setiap orang berhak menikmati kenyamanan berjalan, berlalu lintas dan mendapatkan perlindungan dari Pemerintah Daerah. (2) Untuk melindungi hak setiap orang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pemerintah Daerah, melalui OPD terkait, melakukan penertiban dan menyediakan tempat penyeberangan orang, memelihara kualitas jalan serta mengatur pelarangan kedaraan bus/truk ke jalan lokal/kolektor sekunder. (3) Dalam rangka mengatur kelancaran lalu lintas, Pemerintah Daerah dapat menetapkan jalan satu arah, jalan bebas becak, jalan bebas sado/delman, alur bebas parkir dan kawasan tertib lalu lintas pada jalan-jalan tertentu yang rawan kemacetan. (4) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan (3) ditetapkan dengan keputusan Bupati. Pasal 5 (1) Setiap pejalan kaki yang menyeberang jalan wajib menggunakan sarana jembatan penyeberangan orang atau marka penyeberangan (zebra cross) pada tempat yang tersedia. (2) Jembatan penyeberangan orang dan marka penyeberangan (zebra cross) dilarang digunakan untuk tempat berjualan dan mengemis. Pasal 6 (1) Dalam rangka penertiban jalur lalu lintas Pemerintah Daerah melakukan pengaturan rambu-rambu lalu lintas dan marka jalan. (2) Pengaturan rambu-rambu lalu lintas dan marka jalan dilaksanakan oleh OPD yang membidangi perhubungan.

Pasal 7 (1) Jalan diperuntukkan bagi lalu lintas kendaraan umum, dan trotoar diperuntukkan bagi pejalan kaki. (2) Untuk menjaga fungsi jalan dan trotoar sebagaimana dimaksud pada ayat (1) setiap orang dilarang melakukan kegiatan, meletakkan benda, mendirikan bangunan, dan/atau mengubah fisik jalan atau trotoar yang dapat menghalangi arus lalu lintas kendaraan dan/atau orang tanpa izin Bupati. Pasal 8 Setiap orang atau badan dilarang menggunakan sepadan bangunan toko yang berdampingan dengan trotoar untuk tempat parkir atau berjualan di sepanjang ruas jalan Jenderal Sudirman. Bagian Kedua Ketertiban Fasilitas Umum Pasal 9 (1) Dalam rangka memberikan pelayanan untuk kepentingan umum, Pemerintah Daerah menyediakan fasilitas umum bagi masyarakat. (2) Setiap orang berhak menikmati dan memanfaatkan fasilitas umum yang disediakan oleh Pemerintah Daerah. (3) Untuk menjamin kenyamanan fasilitas umum sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Pemerintah Daerah melalui OPD yang membidangi kebersihan dan pertamanan melakukan pemeliharaan terhadap fasilitas umum. Pasal 10 (1) Setiap orang wajib menggunakan dan memanfaatkan fasilitas umum yang disediakan Pemerintah Daerah sesuai dengan fungsi dan peruntukannya bagi kepentingan umum. (2) Untuk menjaga fungsi fasilitas umum setiap orang dilarang melakukan kegiatan, meletakkan benda, dan/atau mendirikan bangunan pada fasilitas umum tanpa izin Bupati.

Bagian Ketiga Ketertiban Jalur Hijau Pasal 11 (1) Dalam rangka perlindungan dan penataan lingkungan, Pemerintah Daerah menyediakan jalur hijau berupa ruang terbuka hijau sesuai rencana kota dan tata ruang wilayah untuk kepentingan umum. (2) Setiap orang dapat menikmati dan memanfaatkan jalur hijau sepanjang tidak mengganggu fungsi dan peruntukan jalur hijau sebagai kawasan lindung. Pasal 12 (1) Untuk melestarikan dan menjaga kelangsungan fungsi jalur hijau setiap orang wajib menjaga dan memelihara jalur hijau. (2) Setiap orang dilarang melakukan kegiatan, meletakkan benda dan/atau mendirikan bangunan yang dapat mengurangi dan/atau merusak fungsi jalur hujau. BAB III LARANGAN Pasal 13 Dalam rangka mewujudkan ketertiban di jalan, fasilitas umum dan jalur hijau, setiap orang dilarang: a. mempergunakan jalan selain untuk kepentingan lalu lintas tanpa mendapatkan ijin dari Bupati; b. mempergunakan kendaraan becak di ruas jalan bebas becak yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Daerah; c. mengotori dan merusak perkerasan jalan, drainase, jalur hijau dan fasilitas umum lainnya; d. berusaha atau berdagang di trotoar, jalan/badan jalan, taman jalur hijau dan tempat-tempat lain yang bukan peruntukkannya tanpa mendapat ijin dari Bupati; e. mempergunakan fasilitas sosial yang bukan peruntukkannya tanpa mendapat ijin dari Bupati atau pejabat yang ditunjuk; f. membuka, mengambil, memindahkan, membuang dan merusak penutup riul, tanda-tanda peringatan, pot-pot bunga, tanda-tanda batas persil, pipa-pipa air, gas listrik, papan nama jalan, lampu penerangan jalan dan alat-alat semacam itu yang ditetapkan oleh pejabat yang berwenang; g. mengangkut muatan dengan kendaraan terbuka yang dapat menimbulkan pengotoran jalan;

h. mengotori dan merusak jalan akibat dari suatu kegiatan proyek; i. membuang dan/atau membakar sampah kotoran di badan jalan, fasilitas umum, jalur hijau, sehingga mengganggu ketertiban umum; j. buang hajat besar dan/atau hajat kecil di jalan, jalur hijau, taman, selokan, tempat umum kecuali di MCK; k. mendirikan kios dan berjualan di trotoar, taman jalur hijau atau dengan cara apapun yang dapat mengakibatkan kerusakan kelengkapan taman, bunga atau tanaman lainnya; l. berdiri, duduk menerobos pagar pemisah jalan, pagar pada jalur hijau dan pagar di taman; m. mencuci mobil, menyimpan, menjadikan garasi, membiarkan kendaraan dalam keadaan rusak, rongsokan, memperbaiki kendaraam beberapa hari lamanya dan mengecat kendaraan, tambal ban di bahu jalan dan trotoar; n. memasang portal penghalang jalan dan polisi tidur pada jalan umum tanpa ijin. BAB IV PENERTIBAN Pasal 14 (1) Satpol PP sesuai tugas dan fungsinya melakukan tindakan penertiban atas pelanggaran terhadap larangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13. (2) Penertiban sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan berdasarkan temuan langsung di lapangan atau berdasarkan laporan dari masyarakat maupun aparat. (3) Dalam melakukan penertiban, Satpol PP dapat meminta bantuan dan berkoordinasi dengan Kepolisian Negara Republik Indonesia dan/atau lembaga lain. (4) Satpol PP dalam hal meminta bantuan kepada Kepolisian Negara Republik Indonesia dan lembaga lain sebagaimana dimaksud pada ayat (3) bertindak selaku koordinator operasi lapangan. Pasal 15 (1) Satpol PP dalam melakukan penertiban sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ayat (1) menempuh tahapan sebagai berikut: a. sosialisasi; b. peringatan/teguran; dan c. penindakan.

(2) Sosialisasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dapat berupa kegiatan pertemuan, pemasangan papan peringatan/pemberitahuan/ pengumuman pada tempat yang mudah dilihat dan/atau pemberitahuan melalui media audio/visual. (3) Peringatan/teguran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b berupa pemberian peringatan atau teguran kepada setiap orang yang melanggar larangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 setelah dilakukan kegiatan sosialisasi yang dianggap cukup. Pasal 16 (1) Penindakan sebagaimana dimaksud oleh Pasal 15 ayat (1) huruf c dapat berupa: a. tindakan paksa/pemulihan; dan/atau b. pemberian sanksi. (2) Tindakan paksa/pemulihan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dapat berupa pembongkaran, penggusuran dan pemindahan dan/atau tindakan lain untuk memulihkan kepada keadaan semula sesuai fungsinya. (3) Pemberian sanksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b merupakan tindakan yang dilakukan oleh PPNS dalam rangka penegakan Perda dan/atau Perbup. BAB V SANKSI Pasal 17 (1) Setiap orang yang melanggar ketentuan Pasal 8 dan Pasal 13 dipidana dengan pidana kurungan paling lama 3 (tiga) bulan atau denda paling banyak Rp. 5.000.000,- (lima juta rupiah) sebagaimana diatur dalam ketentuan Pasal 43 Peraturan Daerah Kabupaten Purwakarta Nomor 12 Tahun 2009 tentang Penyelenggaraan Ketertiban, Kebersihan dan Keindahan. (2) Tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah pelanggaran. (3) Denda sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan penerimaan daerah dan disetor ke Kas Daerah.

BAB VI PENUTUP Pasal 18 Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Purwakarta. Ditetapkan di Purwakarta pada tanggal 17 Pebruari 2014 BUPATI PURWAKARTA, Ttd. DEDI MULYADI Diundangkan di Purwakarta Pada tanggal 17 Pebruari 2014 SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA Drs. H. PADIL KARSOMA,M.Si BERITA DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA TAHUN 2014 NOMOR 45