Mengaplikasikan Nilai-nilai Pancasila Dengan Donor Darah

dokumen-dokumen yang mirip
Lemahnya Kesadaran Masyarakat Indonesia Terhadap Nilai-nilai Pancasila

LAPORAN TUGAS AKHIR KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI BANGSA DAN DASAR NEGARA

PANCASILA SEBAGAI PANDANGAN HIDUP

MATA KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA

Pancasila; sistem filsafat dan ideologi Negara

MATA KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA

Pancasila Sebagai Pedoman Hidup Bangsa Indonesia

I. Hakikat Pancasila. 1. Pancasila sebagai dasar Negara

TUGAS AKHIR PENDIDIKAN PANCASILA

PANCASILA. AKTUALISASI NILAI PANCASILA : Implementasi Sila Pertama dalam kaitan dengan Pembangunan Manusia Seutuhnya. Dr. Achmad Jamil M.Si.

YODI PERMANA PENGAMALAN PANCASILA PENDIDIKAN PANCASILA JURUSAN SISTEM INFORMASI

HAK ASASI MANUSIA DAN HUBUNGANNYA DALAM PANCASILA di INDONESIA

Pancasila dan Implementasinya

TUGAS AKHIR PENDIDIKAN PANCASILA

MAKNA PANCASILA SILA PERTAMA SEBAGAI DASAR DALAM KEHIDUPAN BERAGAMA DAN BERNEGARA

PANCASILA DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT

PANCASILA. Dasar-dasar, Tujuan Penyelenggaraan, Capaian dan Metode Pembelajaran Pendidikan Pancasila. Poernomo A. Soelistyo, SH., MBA.

IMPLEMENTASI PANCASILA DALAM KEHIDUPAN BERBANGSA DAN BERNEGARA

IMPLEMENTASI PANCASILA DALAM KEHIDUPAN BERBANGSA DAN BERNEGARA

NILAI-NILAI DASAR SILA-SILA PANCASILA

HAKIKAT PANCASILA TUGAS AKHIR. Disusun oleh : Sani Hizbul Haq Kelompok F. Dosen : Abidarin Rosidi, Dr, M.Ma.

1. Pancasila sbg Pandangan Hidup Bangsa

SANTIAJI PANCASILA: Lima Nilai Dasar PANCASILA

TUGAS AKHIR STMIK AMIKOM YOGYAKARTA. : Oby rohyadi. Nomer mahasiswa : Program studi : STRATA 1. : Teknik Informatika

Pancasila : Persatuan Indonesia. STMIK AMIKOM Yogyakarta

PANCASILA SEBAGAI KESEPAKATAN BANGSA INDONESIA

PENGAMALAN PANCASILA DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI DAN REFORMASI

PENDIDIKAN PANCASILA. Modul ke: 15TEKNIK. Pancasila dan implementasi terhadap sila pertama. Fakultas. Yayah Salamah, SPd. MSi.

KEDUDUKAN DAN FUNGSI PANCASILA

PENGERTIAN PANCASILA SECARA ETIMOLOGIS DAN HISTORIS

TUGAS AKHIR PENDIDIKAN PANCASILA

Eksistensi Pancasila dalam Konteks Modern dan Global Pasca Reformasi

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

PANCASILA PENDAHULUAN. Nurohma, S.IP, M.Si. Modul ke: Fakultas FASILKOM. Program Studi Sistem Informasi.

INTI SILA PERTAMA SAMPAI INTI SILA KELIMA

PENDIDIKAN PANCASILA

RUANG LINGKUP MATA KULIAH PANCASILA

SEJARAH PERUMUSAN PANCASILA DAN BUTIR PENGAMALAN PANCASILA

PENERAPAN SILA KEMANUSIAAN YANG ADIL DAN BERADAB

PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA

MAKALAH PANCASILA PANCASILA DI ERA GLOBALISASI

NINGGAR DIAN PRASTIKA KELOMPOK S1 TI. DOSEN : Dr. ABIDARIN ROSYIDI, MMa.

PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA DAN PANDANGAN HIDUP BANGSA INDONESIA. Dosen Pembimbing: Mohammad Idris. P, Drs, MM

PANCASILA PENJABARAN NILAI-NILAI PANCASILA

PANCASILA SEBAGAI PANDANGAN HIDUP BANGSA

PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA KEHIDUPAN DALAM MASYARAKAT BERBANGSA DAN BERNEGARA

PANCASILA DAN IMPLEMENTASINYA

Eksistensi Pancasila Dalam Konteks Modern dan Global Pasca Reformasi

dalamnya turut mempertahankan dan mengamalkan pancasila dan UUD 1945 dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

TUGAS AKHIR PENDIDIKAN PANCASILA. Pancasila Terhadap Dunia Pendidikan

3.2 Uraian Materi Pengertian dan Hakikat dari Dasar Negara Pancasila sebagai dasar negara sering juga disebut sebagai Philosophische Grondslag

MAKALAH EKSISTENSI PANCASILA DALAM KONTEKS MODERN DAN GLOBAL PASCA REFORMASI

Hak Asasi Manusia Dalam Pancasila

PENDIDIKAN PANCASILA Pertemuan I : Pengantar Materi dan Silabus Pendidikan Pancasila NOVIA KENCANA, S.IP, MPA

PEMBAHASAN PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

2.4 Uraian Materi Pengertian dan Hakikat dari Pancasila sebagai Pandangan Hidup Bangsa Indonesia Sebagai pendangan hidup bangsa Indonesia,

Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. permasalahan yang serius jika tidak segera dicarikan jalan keluar.

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

Pancasila Sebagai Dasar Negara

FAKTA PANCASILA DALAM KEHIDUPAN

5 Contoh Sikap dan Perbuatan yang Mencerminkan Usaha Pelestarian Lingkungan Hidup sebagai Pengamalan Pancasila

NILAI HISTORIS PANCASILA DAN PERAN PANCASILA BAGI KEHIDUPAN BERBANGSA DAN BERNEGARA

1. Arti pancasila sebagai way of life (pandangan hidup)

STMIK AMIKOM JOGJAKARTA

BERPERILAKU PANCASILA

PERAN PANCASILA SEBAGAI ALAT PEMERSATU BANGSA

PLEASE BE PATIENT!!!

TUGAS AKHIR PANCASILA SILA- SILA PANCASILA

RANGKUMAN PENDIDIKAN PANCASILA PROF. KAELAN BAB 1

TUGAS AKHIR KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA SEMESTER GANJIL T.A. 2011/2012 STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

Pendidikan Pancasila. Makna dan Aktualisasi Sila Ketuahanan Yang Maha Esa Dalam Kehidupan Bernegara pada Bidang Politik ekonomi, sosial dan hankam

PANCASILA ADALAH FILSAFAT

BAB III PANCASILA SEBAGAI SISTEM ETIKA

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

LANDASAN PENDIDIKAN PANCASILA

PENDIDIKAN PANCASILA. Pancasila Sebagai Sistem Filsafat. Modul ke: 06Fakultas Ekonomi. Program Studi Manajemen

PANCASILA UNTUK INDONESIA

KATA PENGANTAR. Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat

NILAI-NILAI DAN NORMA BERAKAR DARI BUDAYA BANGSA INDONESIA

PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI DAN DASAR NEGARA

PANCASILA DASAR NEGARA INDONESIA

PANCASILA SEBAGAI DASAR FILSAFAT NEGARA REPUBLIK INDONESIA

NILAI-NILAI dan KANDUNGAN SILA-SILA PACASILA DALAM HIDUP BERNEGARA

Nilai-Nilai Pancasila

PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT

BAB 6 PANCASILA SEBAGAI FILSAFAT

PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI BANGSA

PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA

TUGAS AKHIR PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI DAN DASAR NEGARA

PANCASILA SEBAGAI SISTEM NILAI

TUGAS AKHIR KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA

PENERAPAN SILA KEMANUSIAAN YANG ADIL DAN BERADAB DALAM KEHIDUPAN BERKELUARGA

Pancasila dan Budaya. STMIK Amikom Yogyakarta. oleh : Rossidah ( Kelompok A ) D3 Manajemen Informatika. pembimbing :

PANCASILA DAN IMPLEMENTASINYA

MAKALAH PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI NEGARA STMIK AMIKOM YOGYAKARTA. Dosen : Dr. Abidarin Rosyidi, MMa Kelompok E Abdul Rajab Tahir S1.

PANCASILA SEBAGAI SISTEM NILAI

PENDIDIKAN PANCASILA

Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam permusywaratan/perwakilan

Transkripsi:

Mengaplikasikan Nilai-nilai Pancasila Dengan Donor Darah Disusun Oleh : Nama : Ihsan Hadi NIM : 11.11.5025 Kelas Kelompok Dosen : S1-TI-06 : D : Drs. Tahajudin.S Untuk memenuhi satu syarat mata kuliah Pendidikan Pancasila STMIK AMIKOM YOGYAKARTA 2011

Abstract Sudah seharusnya kita mempelajari, mendalami, menghayati pandangan hidup bangsa yang sekaligus sebagai dasar filsafat negara. Dan seterusnya untuk diamalkan dalam setiap aspek kehidupan dalam rangka bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Pancasila mengandung arti yaitu, dasar yang memiliki lima unsur. Secara historis bahwa nilai-nilai yang terkandung dalam setiap sila dalam Pancasila telah dimiliki oleh bangsa Indonesia sendiri. Pancasila yang dinyatakan sebagai dasar negara dan juga sebagai pandangan hidup bangsa adalah merupakan hasil kesepakatan bersama menjelang Proklamasi Kemerdekaan. Nilai-nilai yang terkandung dalam sila-sila Pancasila merupakan sekumpulan kesatuan nilai-nilai luhur yang diyakini kebenarannya. Pengamalan secara subyektif adalah pelaksanaan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari bangsa dan rakyat Indonesia, sedangkan pengamalan secara obyektif adalah pelaksanaan Pancasila dalam penyelenggaraan kehidupan kenegaraan. Ada banyak cara yang dapat kita lakukan untuk mengamalkan nilai-nilai Pancasila. Sebagai salah satu contohnya yaitu dengan menjadi donor darah sukarela. Berdasarkan uraian singkat di atas kiranya kita dapat mengerti dan menyadari bahwa Pancasila merupakan dasar negara kita yaitu Negara Kesatuan Republik Indonesia. Oleh karena itu, kita harus menjunjung tinggi dan mengamalkan nilai-nilai dalam setiap sila dari Pancasila tersebut dengan setulus hati dan penuh rasa tanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kita sebagai warga Negara Indonesia terutama kalangan intelektual sudah seharusnya mempelajari, mendalami, menghayati pandangan hidup bangsa yang sekaligus sebagai dasar filsafat negara. Dan seterusnya untuk diamalkan dalam setiap aspek kehidupan dalam rangka bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Kesetiaaan, nasionalisme, dan patriotisme warga negara kepada bangsa dan negaranya dapat diukur dalam bentuk kesetiaan mereka terhadap filsafat negaranya yang secara formal diwujudkan dalam bentuk peraturan perundang-undangan (Undang-undang Dasar 1945, dan peraturan perundang-undangan lainnya). Kesetiaan ini akan semakin kokoh apabila mengakui dan meyakini kebenaran, kebaikan dan keunggulan Pancasila sepanjang masa. Seperti yang telah dijelaskan diatas bahwa salah satu pointnya yaitu kesetiaan untuk mengamalkan nilai-nilai Pancasila. Ada banyak hal yang dapat dilakukan untuk mewujudkannya. Sebagai salah satu contohnya yaitu menjadi donor darah sukarela. Dengan menjadi donor darah sukarela berarti mengamalkan pancasila. Oleh karena itu masalah inilah yang selanjutnya akan dibahas.

B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang permasalahan seperti di atas, maka beberapa permasalahan yang teridentifikasi antara lain: 1. Apa pengertian Pancasila? 2. Mengapa kita perlu mengamalkan nilai-nilai pancasila? 3. Apa hubungannya donor darah dengan pancasila?

BAB II PEMBAHASAN A. Pendekatan 1. Historis Bangsa Indonesia terbentuk melalui suatu proses sejarah yang cukup panjang sejak zaman kerajaan Kutai, Sriwijaya, Majapahit sampai datangnya bangsa lain yang menjajah serta menguasai bangsa Indonesia. Beratus-ratus tahun bangsa Indonesia dalam perjalanan hidupnya berjuang untuk menemukan jati dirinya sebagai suatu bangsa yang merdeka, mandiri serta memiliki suatu prinsip yang tersimpul dalam pandangan hidup serta filsafat hidup bangsa. Setelah melalui proses yang cukup panjang dalam perjalanan sejarah bangsa Indonesia menemukan jati dirinya, yang didalamnya tersimpul ciri khas, sifat, dan karakter bangsa yang berbeda dengan bangsa lain, yang oleh para pendiri Negara kita dirumuskan dalam suatu rumusan yang sederhana namun mendalam, yang meliputi lima prinsip (lima sila) yang kemudian diberi nama Pancasila. Terbentuknya Pancasila tidak lepas dari sejarah bangsa Indonesia. Dan sejarah bangsa Indonesia tidak lepas dari nilai-nilai Pancasila. Landasan Historis dibagi menjadi 3, yaitu: a. Fungsional (meyakini bahwa Pancasila berasal dari nilai-nilai peradaban kita) b. Material (mengerti dan sadar akan sejarah perjuangan bangsa) c. Formal edukasi (diharapkan menjadi warga Negara yang cinta akan bangsa) Jadi secara historis bahwa nilai-nilai yang terkandung dalam setiap sila Pancasila sebelum dirumuskan dan disahkan menjadi dasar Negara Indonesia secara objektif historis telah dimiliki oleh bangsa Indonesia sendiri. Sehingga asal nilai-nilai Pancasila tersebut tidak lain

adalah dari bangsa Indonesia sendiri, atau dengan kata lain bangsa Indonesia sebagai kausa materialis Pancasila. Oleh karena itu berdasarkan fakta objektif secara historis kehidupan bangsa Indonesia tidak dapat dipisahkan dengan nilai-nilai Pancasila. 2. Yuridis Landasan yuridis dibagi menjadi 3 : a. Fungsional (secara hukum kita wajib mengamalkan nilai-nilai Pancasila) b. Material (nilai-nilai yang sudah ada digali lagi) c. Formal edukatif (cinta bangsa Indonesia) B. Pembahasan 1. Pengertian Pancasila Sebelum membahas Pancasila secara mendalam, terlebih dahulu kita mengetahui apa arti dari Pancasila itu sendiri. Kedudukan dan fungsi Pancasila bilamana kita kaji secara ilmiah memiliki pengertian yang luas, baik dalam kedudukannya sebagai dasar Negara, sebagai pandangan hidup bangsa, sebagai ideologi bangsa dan Negara serta sebagai kepribadian bangsa. Pancasila berasal dari bahasa sansekerta India (kasta brahmana). sedangkan menurut Muh Yamin, dalam bahasa sansekerta, memiliki dua macam arti secara leksikal yaitu: panca yang artinya lima, syila vokal i pendek, yang artinya batu sendi, alas, atau dasar. Syiila vokal i panjang artinya peraturan tingkah laku yang baik atau penting. Katakata tersebut kemudian dalam bahasa indonesia terutama bahasa jawa diartikan susila yang memiliki hubungan dengan moralitas. Oleh karena itu secara etimologi kata Pancasila yang dimaksud adalah istilah pancasyila dengan vokal i yang memiliki makna leksikal berbatu sendi lima atau secara harfiah dasar yang memiliki lima

unsur. Adapun istilah pancasyiila dengan huruf Dewanagari i bermakna lima aturan tingkah laku yang penting. Dengan uraian diatas jelaslah bahwa Pancasila yang dinyatakan sebagai dasar negara dan juga sebagai pandangan hidup bangsa adalah merupakan hasil kesepakatan bersama menjelang Proklamasi Kemerdekaan, bukan berasal dari buku Sotasoma dan juga bukan buku Negarakertagama, karena jelas materinya berbeda dan juga makna yang dimaksudkannya juga berbeda. Sehingga jika dinyatakan sudah ada pernyataannya sejak zaman Majapahit adalah tidak benar, walaupun materinya ada dalam kehidupan bangsa Indonesia sejak dahulu, tetapi rumusannya baru kemudian. Istilah Pancasila penulisannya juga mengalami proses perkembangan. Menurut ejaan aslinya yang ditulis dengan huruf latin pertama-tama ditulis dengan Panca-Syila. Kemudian disesuaikan dengan ejaan bahasa Indonesia lama menjadi Pantja-Sila, dan karena itulah Pantja-Sila dipakai nama Dasar Filsafat Negara yang isinya merupakan satu-kesatuan, maka menurut Notonagoro (1905-1981) seorang ahli pikir Pancasila secara kefilsafatan, penulisannya tidak dipisahkan, tetapi harus dirangkai jadi satu, yaitu Pantjasila, dan kemudian disempurnakan dengan ejaan bahasa Indonesia sekarang yaitu ditulis dengan Pancasila. 2. Pentingnya Mengamalkan Nilai-nilai Pancasila Nilai-nilai yang terkandung dalam sila-sila Pancasila merupakan sekumpulan kesatuan nilai-nilai luhur yang diyakini kebenarannya, yang kemudian dijabarkan dalam pedoman pengamalan Pancasila. Isi nilai-nilai tiap sila dapat diuraikan sebagai berikut : a. Sila pertama dengan rumusan Ketuhanan Yang Maha Esa, terkandung nilai-nilai religius, antara lain : 1) Keyakinan terhadap adanya Tuhan Yang Maha Esa dengan segala sifat-sifat-nya Yang Maha Sempurna, yakni: Maha

Kasih, Maha Kuasa, Maha Adil, Maha Bijaksana, dan lain-lain sifat yang suci. 2) Ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, dengan menjalankan semua perintah-nya dan menjauhi segala larangan-nya. 3) Nilai ketuhanan sebagai nilai religius meliputi sila kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan. b. Sila kedua dengan rumusan Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab, terkandung nilai-nilai kemanusiaan, antara lain : 1) Pengakuan terhadap adanya martabat manusia dengan segala hak-hak asasinya. 2) Perlakuan yang adil terhadap sesama manusia dengan memperlakukan dan memberikan sesuatu yang telah menjadi haknya. 3) Manusia beradab dengan sumber daya cipta rasa karsa dan keyakinan sebagai landasan bertindak sesuai nilai-nilai hidup manusiawi. 4) Nilai kemanusiaan diliputi dan dijiwai sila ketuhanan serta meliputi dan menjiwai sila persatuan, kerakyatan, dan keadilan. c. Sila ketiga dengan rumusan Persatuan Indonesia, terkandung nilai-nilai persatuan dan kebangsaan, antara lain : 1) Persatuan Indonesia merupakan persatuan sekelompok manusia yang menjadi warga negara Indonesia dengan citacita hidup bersama. 2) Bangsa Indonesia adalah persatuan suku-suku bangsa yang mendiami wilayah Indonesia.

3) Pengakuan ke Bhineka Tunggal Ika -an suku bangsa dan kebudayaan bangsa yang memberikan arah dalam pembinaan kesatuan bangsa. 4) Nilai persatuan bangsa diliputi dan dijiwai oleh ketuhanan dan kemanusiaan, serta meliputi dan menjiwai sila kerakyatan dan keadilan. d. Sila keempat dengan rumusan Kerakyatan yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan Perwakilan, terkandung nilai-nilai kerakyatan, antara lain : 1) Kedaulatan negara ditangan rakyat yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan berlandaskan penalaran yang sehat. 2) Manusia Indonesia sebagai warga negara dan warga masyarakat Indonesia mempunyai kedudukan, hak dan kewajiban yang sama. 3) Musyawarah untuk mufakat dalam kenegaraan dicapai dalam permusyawaratan wakil-wakil rakyat dengan dasar kekeluargaan. 4) Nilai kerakyatan diliputi dan dijiwai sila ketuhanan, kemanusiaan, dan persatuan, serta meliputi dan menjiwai sila keadilan. e. Sila kelima dengan rumusan Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia, terkandung nilai keadilan sosial, antara lain : 1) Keadilan dalam kehidupan sosial meliputi semua bidang kehidupan nasional untuk seluruh rakyat Indonesia. 2) Cita-cita masyarakat adil makmur, material dan spiritual, yang merata bagi seluruh rakyat Indonesia. 3) Keseimbangan antara hak dan kewajiban, serta keseimbangan antara cinta kemajuan dan pembangunan yang selaras serasi dengan nilai-nilai luhur bangsa Indonesia.

4) Nilai keadilan sosial diliputi dan dijiwai oleh sila ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, dan kerakyatan. Nilai-nilai Pancasila yang bersifat kerohanian ini diyakini kebenarannya sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia dalam bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Nilai-nilai luhur Pancasila kemudian dijelmakan atau dijabarkan dalam bentuk pedoman pengamalannya, baik secara subyektif maupun secara obyektif. Pengamalan secara subyektif adalah pelaksanaan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari bangsa dan rakyat Indonesia, sedangkan pengamalan secara obyektif adalah pelaksanaan Pancasila dalam penyelenggaraan kehidupan kenegaraan. Jadi dalam pengamalan subyektif rakyat yang mengamalkan, dan dalam pengamalan obyektif negara yang mengamalkan(noor Bakry, 1997:163-165). Di antara dua pengamalan Pancasila diatas, menurut Notonagoro yang utama adalah pengamalan subyektif, karena yang pokok adalah manusianya. Jika manusianya melaksanankan Pancasila otomatis negaranya pun juga akan ikut melaksanakan. 3. Pancasila dan Donor Darah Pada hakekatnya manusia adalah makhluk yang monodualisme, yaitu sebagai makhluk individu dan makhluk sosial. Oleh karena itu manusia tidak lepas dari hubungan sosialitas atau dengan kata lain manusia tidak dapat hidup tanpa bantuan orang lain. Ada banyak cara yang dapat kita lakukan untuk mengamalkan nilai-nilai Pancasila. Sebagai salah satu contohnya yaitu dengan menjadi donor darah sukarela. Karena dengan menjadi donor darah sukarela secara tidak langsung kita telah membantu orang lain yang membutuhkan darah kita. Simbiosis mutualisme. Itulah yang akan kita rasakan jika kita melakukan donor darah, sebab setiap tetes darah yang kita

sumbangkan tidak hanya dapat memberikan kesempatan hidup bagi yang menerima tetapi juga memberikan manfaat kesehatan bagi pendonornya. Anggapan yang menyatakan mendonorkan darah bisa membuat kita menjadi lemas adalah salah. Saat kita mendonorkan darah, maka tubuh akan bereaksi langsung dengan membuat penggantinya. Jadi, kita tidak akan mengalami kekurangan darah. Selain membuat tubuh memproduksi darah-darah baru, ada lima manfaat kesehatan lain yang bisa kita rasakan, yaitu sebagai berikut: a. Menjaga kesehatan jantung Tingginya kadar zat besi dalam darah akan membuat seseorang menjadi lebih rentan terhadap penyakit jantung. Zat besi yang berlebihan di dalam darah bisa menyebabkan oksidasi kolesterol. Produk oksidasi tersebut akan menumpuk pada dinding arteri dan ini sama dengan memperbesar peluang terkena serangan jantung dan stroke. Saat kita rutin mendonorkan darah maka jumlah zat besi dalam darah bisa lebih stabil. Ini artinya menurunkan risiko penyakit jantung. b. Meningkatkan produksi sel darah merah Donor darah juga akan membantu tubuh mengurangi jumlah sel darah merah dalam darah. Tak perlu panik dengan berkurangnya sel darah merah, karena sumsum tulang belakang akan segera mengisi ulang sel darah merah yang telah hilang. Hasilnya, sebagai pendonor kita akan mendapatkan pasokan darah baru setiap kali kita mendonorkan darah. Oleh karena itu, donor darah menjadi langkah yang baik untuk menstimulasi pembuatan darah baru. c. Membantu penurunan berat tubuh Menjadi donor darah adalah salah satu metode diet dan pembakaran kalori yang ampuh. Sebab dengan memberikan sekitar 450 ml darah, akan membantu proses pembakaran kalori kira-kira

650. Itu adalah jumlah kalori yang banyak untuk membuat pinggang kita ramping. d. Mendapatkan kesehatan psikologis Menyumbangkan hal yang tidak ternilai harganya kepada yang membutuhkan akan membuat kita merasakan kepuasan psikologis. Sebuah penelitian menemukan, orang usia lanjut yang rutin menjadi pendonor darah akan merasakan tetap berenergi dan bugar. e. Mendeteksi penyakit serius Setiap kali kita ingin mendonorkan darah, prosedur standarnya adalah darah kita akan diperiksa dari berbagai macam penyakit seperti HIV, hepatitis B, hepatitis C, sifilis, dan malaria. Bagi yang menerima donor darah, ini adalah informasi penting untuk mengantisipasi penularan penyakit melalui transfusi darah. Sedangkan untuk kita, ini adalah "rambu peringatan" yang baik agar kita lebih perhatian terhadap kondisi kesehatan kita sendiri. Setelah menginjak usia 18 tahun, cobalah untuk membiasakan diri mendonorkan darah setiap tiga bulan sekali. Tidak hanya akan memberikan perasaan yang senang karena dapat membantu sesama, namun bermanfaat positif bagi kesehatan tubuh kita sendiri (Astrid Anastasia, 2011). Selain itu juga, dengan menjadi donor darah sukarela maka kita telah mengamalkan salah satu dari nilai-nilai Pancasila. Dan usia maksimal untuk melakukan kebiasaan baik ini adalah hingga berusia 60 tahun.

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Pancasila merupakan pandangan hidup bangsa dan dasar Negara Republik Indonesia. Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila telah dimiliki oleh bangsa Indonesia sendiri. Pengamalan secara subyektif adalah pelaksanaan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari bangsa dan rakyat Indonesia, sedangkan pengamalan secara obyektif adalah pelaksanaan Pancasila dalam penyelenggaraan kehidupan kenegaraan. Kita sebagai warga negara yang baik wajib mengamalkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. B. Saran Berdasarkan uraian di atas kiranya kita dapat mengerti dan menyadari bahwa Pancasila merupakan dasar negara kita yaitu Negara Kesatuan Republik Indonesia. Oleh karena itu, kita harus menjunjung tinggi dan mengamalkan nilai-nilai dalam setiap sila dari Pancasila tersebut dengan setulus hati dan dengan penuh rasa tanggung jawab.

REFERENSI Bakry, Noor. 1997. Pancasila Yuridis Kenegaraan. Yogyakarta: Liberty Kaelan. 2008. Pendidikan Pancasila Yuridis Kenegaraan. Yogyakarta: Paradigma Anastasia, Astrid. 2011. 5 Manfaat Jadi Donor Darah. Kompas.com