BAB 1 PENDAHULUAN. Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang dipergunakan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung saat tulisan tersebut dibaca oleh orang lain.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pelajaran bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang

I. PENDAHULUAN. Zaman globalisasi ini jelas bahwa keterampilan menulis sangat dibutuhkan. Kiranya tidaklah

EFETIVITAS PENGGUNAAN METODE NATURE LEARNING DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PUISI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PEMBELAJARAN MENULIS DESKRIPSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE FIELD TRIP

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan sarana komunikasi dalam kehidupan manusia. Hal

Oleh Rini Turnip Drs. H. Sigalingging, M.Pd.

BAB I PENDAHULUAN. Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang wajib dilaksanakan dari jenjang sekolah dasar

BAB I PENDAHULUAN. dikuasai dan dipahami oleh guru, yaitu kemampuan menggunakan berbagai

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yaitu: keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan

BAB I PENDAHULUAN. dengan istilah catur- tunggal. Keempat keterampilan tersebut yaitu : keterampilan

BAB 1 PENDAHULUAN. yang membutuhkan latihan berkelanjutan. Sependapat dengan yang dikemukakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. melainkan harus melalui proses pembelajaran dengan waktu yang lama untuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Cerpen merupakan sebuah karya yang didalamnya terkandung berbagai aspek

BAB I PENDAHULUAN. dalam melaksanakan keterampilan menulis dan hasil dari produk menulis itu.

BAB I PENDAHULUAN. dengan dilakukannya proses pembelajaran manusia akan mampu berkembang.

Menulis Puisi dengan Menggunakan Model Pembelajaran Paikem Gembrot

2015 PENERAPAN MODEL EXPERIENTIAL LEARNING DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS BERITA

BAB I PENDAHULUAN. secara tidak langsung ataupun tidak tatap muka dengan orang lain (Tarigan, 1981:3). Dalam

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS PROSEDUR KOMPLEKS DENGAN METODE DISCOVERY LEARNING

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Melalui penguasaan keterampilan. jenis tulisan baik tulisan fiksi maupun nonfiksi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keterampilan menulis merupakan keterampilan yang penting dalam

2015 PEMBELAJARAN MENULIS CERPEN MELALUI TRANSFORMASI FILM DOKUMENTER

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS TEKS DESKRIPSI SISWA KELAS X SMA NEGERI 14 MEDAN

BAB I PENDAHULUAN. bidang pendidikan. Terbentuknya sistem pendidikan yang baik diharapkan

2015 PENERAPAN TEKNIK MENULIS BERANTAI DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ULASAN FILM ATAU DRAMA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Swie Indarti, 2013

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. adanya suatu kegiatan tertentu untuk mengetahui sejauh mana tingkat

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Karya sastra mengandung pesan moral tinggi, yang dapat menjadi

BAB I PENDAHULUAN. menulis, yaitu menulis teks laporan hasil observasi, menulis teks prosedur

BAB I PENDAHULUAN. Kemampuan menulis merupakan kemampuan yang sangat penting untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Nadhira Destiana, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

2015 PENERAPAN MODEL SOMATIC, AUDITORY, VISUAL, INTELLECTUAL (SAVI) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PARAGRAF DESKRIPTIF

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan salah satu alat komunikasi yang bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Menulis merupakan keterampilan yang harus dikuasai setiap orang melalui proses

BAB I PENDAHULUAN. dapat terlaksananya pendidikan dan tersampainya ilmu pengetahuan. Dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

2015 PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SERI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI SISWA SEKOLAH DASAR

BAB 1 PENDAHULUAN. teknologi dan seni. Peningkatan pengetahuan berbahasa Indonesia berhubungan

percaya, yakin, dan terbujuk akan hal-hal yang dikomunikasikan yang mungkin berupa fakta, suatu pendirian umum, suatu pendapat/gagasan ataupun

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan seseorang dalam melakukan komunikasi sangat tergantung

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembelajaran bahasa Indonesia bertujuan untuk meningkatkan kemampuan

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Model Kreatif Pemecahan Masalah dalam pembelajaran menulis karangan

2014 KEEFEKTIFAN MOD EL PEMECAHAN MASALAH (PROBLEM SOLVING) D ALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS D ISKUSI

PEMANFAATAN MEDIA GAMBAR BERSERI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS NARATIF PADA SISWA KELAS VII A SMP MUHAMMADIYAH I SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Tarigan dalam Munthe (2013:1), dalam silabus pada KD 13.1 disebutkan, bahwa salah satu kompetensi yang harus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan

PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN EKSPOSISI DENGAN METODE INQUIRY DI KELAS V MI ISLAMIYAH PAMOYANAN

BAB 1 PENDAHULUAN. kemampuan berkomunikasi peserta didik dalam bahasa Indonesia dengan baik dan

OLEH Vera Puspita Liangsari NIM ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. masalah penelitian yang berisikan pentingnya keterampilan menulis bagi siswa

BAB I PENDAHULUAN. dengan baik. Keterampilan tersebut adalah keterampilan menyimak (listening

PENGARUH MEDIA TELEVISI MY TRIP MY ADVENTURE TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS TEKS DESKRIPSI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 3 MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2016/2017

BAB I PENDAHULUAN. oleh siswa kelas X. Hal ini sesuai dengan kurikulum yang saat ini berlaku di

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bahasa yang tidak dapat keluar dari sistem yang mengikatnya atau mengaturnya.

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN PERSUASI DENGAN MEDIA POSTER IKLAN BERTEMA LINGKUNGAN PADA SISWA

MODEL PEMBELAJARAN MENULIS PESAN SINGKAT DENGAN MENGGUNAKAN METODE KOLABORASI PADA SISWA KELAS VII

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Rizky Ananda Oktaviani, 2015

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan siswa dalam menyerap materi pendidikan. Guru sebagai fasilitator, menyampaikan ilmunya melalui bentuk-bentuk ajaran

BAB 1 PENDAHULUAN. Kegiatan berbahasa tidak terlepas dari empat komponen keterampilan

BAB 1 PENDAHULUAN. berbahasa yang bersifat produktif dan keterampilan berbahasa yang bersifat

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PERSUASI MENGGUNAKAN MEDIA POSTER PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 6 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2013/2014

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. membaca yang baik akan menunjang keberhasilan hal-hal yang lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan

BAB I PENDAHULUAN. deskripsi, eksposisi, argumentasi, proposal, surat resi, surat dinas, rangkuman,

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu ciri orang terpelajar atau bangsa yang terpelajar. Menurut

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Raysha Amanda, 2014

PENGARUH TEKNIK PENGELOMPOKAN KATA TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 KABANJAHE TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014

BAB I PENDAHULUAN. Menulis merupakan keterampilan yang harus dikuasai setiap orang melalui proses yang cukup

PENERAPAN METODE PANGALIRAN IMAJI (IMAGE STREAMING) DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyampaikan gagasan, keyakinan, pesan, pandangan hidup, cita-cita, serta

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

2015 PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPLANASI KOMPLEKS

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRI TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS TEKS ESKPLANASI SISWA KELAS XI SMA SWASTA BUDISATRYA MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2015/2016

BAB I PENDAHULUAN. merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam seluruh proses pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan manusia mampu mewujudkan potensi yang dimilikinya. Tirtarahardja

BAB I PENDAHULUAN. Pentingnya penyelenggaran pendidikan diupayakan untuk membangun

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dalam interaksi dirinya dengan lingkungannya. Hasil dari interaksi yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi menulis dalam KTSP SD yang berbunyi sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. Penerapan Metode Hypnoteaching Berbasis Pemecahan Masalah Dalam Pembelajaran Menyimak Informasi

EFEKTIVITAS TEKNIK PERMAINAN WRITE ON BACK DALAM MENINGKATKAN PENGUASAAN KOSAKATA

2016 PENERAPAN TEKNIK THINK-TALK-WRITE (TTW) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS BERITA

Transkripsi:

1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain. Menulis merupakan suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif. Dalam kegiatan menulis ini maka penulis haruslah terampil memanfaatkan grafologi (ilmu tentang aksara atau sistem tulisan.), struktur bahasa, dan kosakata. Keterampilan menulis ini tidak akan datang secara otomatis, melainkan harus melalui latihan dan praktik secara terus menerus dan teratur. Hal ini sejalan dengan pernyataan berikut ini Menulis merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam seluruh proses belajar yang dialami siswa selama menuntut ilmu di sekolah. Menulis memerlukan keterampilan karena diperlukan latihan-latihan yang berkelanjutan dan terus menerus. (Dawson, dkk, dalam Nurchasanah 1997:68). Nyatanya memang benar bahwa menulis merupakan keterampilan yang paling sedikit digunakan di antara empat keterampilan yang kita miliki. Menulis merupakan keterampilan tersulit untuk diadaptasikan di antara empat keterampilan. Tetapi meskipun demikian, dalam kehidupan modern ini jelas bahwa keterampilan menulis sangat dibutuhkan. Kiranya tidaklah terlalu berlebihan bila kita katakan bahwa keterampilan menulis merupakan suatu ciri dari orang yang terpelajar. Sehubungan dengan hal ini ada seorang penulis

2 yang mengatakan bahwa menulis dipergunakan oleh orang terpelajar untuk mencatat/merekam, menyakinkan, melaporkan/memberitahukan, dan mempengaruhi; dan maksud serta tujuan seperti itu hanya dapat dicapai dengan baik oleh orang-orang yang dapat menyusun pikirannya dan mengutarakannya dengan jelas, kejelasan ini bergantung pada pikiran, organisasi,pemakaian kata-kata, dan struktur kalimat. (Morsey, 1976:122). Sejalan dengan pernyataan di atas, pada praktiknya bertolak belakang dengan kenyataan pada saat ini. Dapat dikatakan bahwa saat ini pembelajaran menulis khususnya menulis karangan kurang berhasil. Salah satu faktor kurang berhasilnya pembelajaran menulis adalah kurangnya ketertarikan siswa untuk mengikuti pembelajaran menulis. Tidak adanya antusiasme yang tinggi, telah membuat pelajaran ini menjadi pelajaran yang kalah penting dibanding dengan pelajaran lain. Minat siswa baik yang menyangkut menulis semakin tampak menurun. Padahal, bila kebiasaan menulis sukses diterapkan sejak SMP maka seharusnya saat SMA siswa telah dapat mengungkapkan gagasan dan ''unek-unek'' mereka secara kreatif baik dalam bentuk deskripsi, narasi, maupun eksposisi yang diperlihatkan melalui pemuatan tulisan mereka di berbagai surat kabar. Dengan demikian apresiasi dari pembelajaran Bahasa Indonesia khususnya keterampilan menulis menjadi jelas tampak praktiknya dalam kehidupasn sehari-hari. Bila diberikan bobot yang besar pada penguasaan praktek membaca, menulis, dan apresiasi sastra dapat membuat para siswa mempunyai kemampuan menulis jauh lebih baik Hal ini sangat berguna sekali dalam melatih memanfaatkan kesempatan dan kebebasan

3 mereka untuk mengungkapkan apa saja secara tertulis, tanpa beban dan tanpa perasaan takut salah (Achmad Alfianto, 2006). Melihat kenyataan tersebut, sebagai seorang calon guru tentunya tidak menginginkan hal ini terjadi. Untuk itu kita harus dapat mencari kelemahankelemahan yang menyebabkan kurangnya minat siswa dalam pembelajaran menulis. Salah satu identifikasi kelemahan itu, mungkin saja terletak dari ketidakvariatifan media yang digunakan dalam proses pembelajaran, padahal media yang variatif dan menarik dapat merangsang siswa untuk menyukai pembelajaran menulis serta mendukung pencapaian tujuan PBM. Dengan media yang variatif dan didukung dengan kreatifitas guru yang tinggi dapat melahirkan/menunjang keberhasilan suatu pembelajaran. Pernyataan ini sejalan dengan pendapat yang dikemukakan Tarigan (1991: 3) bahwa salah satu faktor penyebab siswa kurang menyukai pembelajaran menulis adalah karena siswa sendiri merasakan pembelajaran menulis khusunya mengarang sebagai beban belaka dan sesuatu yang kurang menarik. Oleh karena itu, dituntut kreativitas yang tinggi dari para pengajar untuk terus mencari metode dan media pengajaran yang dapat menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif. Pendapat yang sama dikemukakan oleh Ari Wijayanti (penulis skripsi dengan judul Media Cergam Sebagai Peningkatan Kemampuan Menulis Karangan Narasi ) yang menyatakan bahwa kunci sukses pengajaran bukan terletak pada kecanggihan kurikulum atau kelengkapan fasilitas sekolah, melainkan bagaimana kredibilitas seorang guru di dalam mengatur dan memanfaatkan mediator yang ada di dalam kelas.

4 Sejalan dengan perkembangan zaman, saat ini banyak bermunculan model-model pembelajaran yang efektif dengan strategi dan media pembelajaran yang kreatif, inovatif dan variatif, sehingga pembelajaran dapat berlangsung dengan mengoptimalkan proses dan berorientasi pada prestasi belajar. Salah satu diantaranya adalah Model Examples Non Examples yang menitikberatkan pada penggunaan contoh-contoh yang didapat dari gambar atau kasus yang relevan dengan kompetensi dasar. Dalam penelitian ini, Model Examples Non Examples diterapkan dalam menulis karangan deskripsi. Tarigan dalam Menulis Sebagai Keterampilan Berbahasa 1994:50 menyebutkan bahwa pengarang deskripsi mengajak para pembaca bersamasama menikmati, merasakan, memahami dengan sebaik-baiknya objek, adegan, kegiatan, orang dan suasana hati yang telah dialami oleh pengarang. Penerapan media gambar dalam menulis karangan deskripsi dapat dijadikan solusi untuk memudahkan siswa dalam mengembangkan konsep-konsep grafis yang diilustrasikan dari suatu objek gambar yang di dalamnya merupakan halhal yang terjadi di kehidupan nyata siswa menjadi sebuah bahasa tulisan deskriptif. Berdasarkan uraian permasalahan di atas, pemilihan model dan penggunaan media yang tepat dapat dijadikan alternatif untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam menulis karangan khususnya karangan deskripsi. Oleh karena itu, penulis mencoba mengajukan proposal yang berjudul Penerapan Model Examples Non Examples Dalam Keterampilan Menulis Karangan Deskripsi.

5 1.2 Identifikasi Masalah Bertitik tolak pada latar belakang masalah penelitian yang telah dikemukakan maka dapat diidentifikasikan beberapa masalah sebagai berikut. 1) Kurangnya minat siswa dalam pembelajaran menulis; 2) Ketidakvariatifan media yang digunakan dalam proses pembelajaran; 3) Kurangnya kredibilitas seorang guru dalam memanfaatkan mediator yang ada dalam kelas. 1.3 Batasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah di atas, dapat dirumuskan bahwa penelitian ini merupakan uji coba salah satu model pada pembelajaran menulis karangan deskripsi. Penelitian ini memfokuskan pada penggunaan model examples non examples yang merupakan model yang menggunakan contoh-contoh baik dengan media gambar atau pun dari kasus yang relevan dengan kompetensi dasar dalam pembelajaran menulis karangan deskripsi. 1.4 Rumusan Masalah Masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1) Bagaimana kemampuan menulis karangan deskripsi siswa sebelum menggunakan model examples non examples?

6 2) Bagaimana kemampuan menulis karangan deskripsi siswa setelah menggunakan model examples non examples? 3) Apakah model examples non examples efektif dalam meningkatkan kemampuan menulis karangan deskripsi pada siswa? 1.5 Tujuan Masalah Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan: 1) kemampuan menulis karangan deskripsi siswa sebelum menggunakan model examples non examples; 2) kemampuan menulis karangan deskripsi siswa setelah menggunakan model examples non examples; 3) keefektifan pengggunaan model examples non examples dalam meningkatkan keterampilan menulis karangan deskripsi siswa. 1.6 Manfaat Manfaat penelitian merupakan dampak dari tercapainya tujuan. Adapun manfaat dari penelitian ini adalah: 1) Manfaat teoretis Manfaat teoretis dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan model examples non examples dalam proses pengajaran untuk meningkatkan kemampuan keterampilan menulis karangan deskripsi.

7 2) Manfaat praktis a. Bagi guru Manfaat penelitian ini bagi guru adalah menambah referensi model-model yang akan diterapkan dalam proses pembelajaran dalam hal ini khususnya pembelajaran menulis karangan deskripsi. Sehingga dapat meningkatkan kemampuan kinerja guru dalam mengoperasionalkan media gambar dan contoh kasus yang relevan dengan kompetensi dasar yang pada akhirnya dapat meningkatkan minat, aktivitas, efektivitas dan hasil pembelajaran menulis. b. Bagi lembaga terkait (jurusan bahasa Indonesia UPI) Manfaat penelitian ini bagi dosen dan bagi mahasiswa/mahasiswi sebagai calon guru sama halnya seperti guru yaitu sebagai referensi model yang akan diterapkan pada proses pembelajaran. Untuk dosen model ini dapat digunakan dalam proses perkuliahan, Sedangkan bagi mahasiswa/mahasiswi sebagai calon guru adalah sebagai bekal apabila kelak terjun sebagai seorang guru. 1.7 Definisi Operasional 1) Model examples non examples adalah salah satu model pembelajaran efektif dengan menggunakan contoh yang didapat dari gambar yang relevan dengan kompetensi dasar dengan prinsip dasar gambar yang ditampilkan harus dianalisis terlebih dahulu sebelum siswa menulis karangan deskripsi. 2) Karangan deskripsi adalah sebuah karangan yang memaparkan atau menggambarkan suatu benda, tempat, suasana, atau keadaan yang dapat

8 mengajak para pembaca bersama-sama menikmati, merasakan dan memahami dengan sebaik-baiknya yang telah dialami oleh pengarang. 1.8 Anggapan Dasar 1) Keterampilan menulis karangan deskripsi merupakan salah satu bahan pengajaran bahasa dan sastra Indonesia yang ada di dalam KTSP. 2) Media pembelajaran dapat meningkatkan kemampuan menulis pada siswa 3) Metode pembelajaran merupakan salah satu faktor yang dapat meningkatkan kemampuan menulis pada siswa. 1.9 Hipotesis Dengan bertitik tolak pada rumusan masalah dan anggapan dasar, penulis mengajukan hipotesis kerja sebagai berikut: Penerapan/Penggunaan Model Examples Non Examples efektif dalam meningkatkan hasil pembelajaran menulis karangan deskripsi. 1.10 Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Quasy eksperimen dengan pre test and post test design. Desain ini dapat digambarkan seperti berikut:

9 Tabel 1.1 Desain Penelitian Kelompok Prates Perlakuan Pascates E (R) O 1 X1 O 2 Keterangan: E(R): kelas eksperimen O1: kemampuan awal pada kelas eksperimen O2: kemampuan akhir pada kelas eksperimen X1: perlakuan di kelas eksperimen model examples non examples 1.11 Populasi dan Sampel Penelitian a. Populasi penelitian Populasi adalah keseluruhan unit individu yang diteliti sifatnya atau karakteristiknya. Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri 10 Bandung sebagai subjek penelitian. b. Sampel penelitian Sampel adalah bagian dari populasi serta dipandang dapat mewakili populasi. Sampel kemudian dipilih untuk menentukan kelas terikat/eksperimen. Dalam penelitian ini sampel diambil dengan cara random atau acak yang dilakukan dengan sistem pengundian.

10 1.12 Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini berbentuk tes dan nontes. 1) Tes Tes yang dilakukan dalam bentuk tes awal (prates) dan tes akhir (postes) baik pada kelas/kelompok eksperimen. Tes awal dilakukan untuk melihat kemampuan siswa sebelum digunakan model examples non examples, sedangkan tes akhir dilakukan untuk melihat kemampuan siswa sesudah digunakan model examples non examples. Perbandingan antara prates dan postes akan mengantarkan kita pada suatu kesimpulan apakah suatu model yang diterapkan dalam proses pengajaran efektif atau tidak. 2) Nontes Nontes dalam pengumpulan data ini dilakukan dalam bentuk antara lain observasi dan angket. Observasi digunakan untuk mengamati aktivitas siswa selama pembelajaran menulis deskripsi dengan menggunakan model examples non examples dan menganalisis efektivitas dan proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru dalam mengajarkan menulis deskripsi dengan menggunakan model examples non examples. Angket dibuat berdasarkan tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini yaitu mengetahui efektivitas penggunaan model examples non examples dalam pembelajaran menulis deskripsi.

11 1.13 Instrumen Penelitian Instrumen yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1) Tes. Tes adalah instrumen pengumpul data melalui serangkaian latihan yang digunakan untuk mengukur keterampilan; 2) Angket. Angket adalah instrumen pengumpul data yang digunakan dalam teknik komunikasi tak langsung. 3) Observasi. Observasi adalah instrumen pengumpul data yang digunakan untuk menilai pembelajaran menulis dengan menggunakan model examples non examples. 1.14 Teknik pengolahan data Setelah didapatkan data baik dari tes maupun nontes, maka langkah selanjutnya adalah mengolah data hasil tes tersebut berdasarkan perhitungan statistik. Pengolahan data yang diakukan penulis dalam penelitian ini dapat dilihat di bawah ini. 1. Pengolahan Data Kemampuan Menulis Teknik pengolahan data kemampuan manulis dilakukan dengan cara: 1) mengolah skor prates dan postes siswa; 2) menghitung reliabilitas skor prates dan pascates; 3) menghitung uji normalitas skor prates dan pascates; 4) menghitung efektivitas treatment; 5) Menghitung rata-rata instrumen tes.

12 2. Pengolahan Angket Pengolahan data angket ini dilakukan dengan cara menghitung jumlah siswa yang menjawab tiap pertanyaan kemudian dibagi dengan jumlah siswa yang mengikuti pengisian angket. Setelah itu, hasilnya dikalikan 100% maka penulis akan memperoleh persentasenya. 3. Pengolahan Lembar Observasi Pengolahan lembar observasi dengan cara menjumlahkan semua aspek yang dinilai kemudian dibagi jumlah aspek yang dinilai.