BAB I PENDAHULUAN. penggunaan secara legal bagi ilmu pengetahuan dan pengobatan, narkotika. banyak pula dipakai secara illegal atau disalahgunakan.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III PENUTUP. disimpulkan beberapa hal sebagai berikut: 1. Wujud Peran Serta Musisi Dalam Memberantas Peredaran Narkotika Dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan nasional Indonesia bertujuan mewujudkan manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peredaran gelap narkotika di Indonesia menunjukkan adanya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masuknya informasi dari luar negeri melalui media massa dan

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB I PENDAHULUAN. sebanyak orang dan WNA sebanyak 127 orang 1.

BAB I PENDAHULUAN. Di masa sekarang ini pemerintah Indonesia sedang giat-giatnya

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan perubahan tersebut ditegaskan bahwa ketentuan badan-badan lain

BAB I PENDAHULUAN. dan pengembangan ilmu pengetahuan. Indonesia dan negara-negara lain pada

BAB I PENDAHULUAN. dalam proses pembiusan sebelum pasien dioperasi. Seiring dengan perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Penyalahgunaan narkotika pada akhir-akhir tahun ini dirasakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam mewujudkan masyarakat Indonesia yang sejahtera, adil, dan

BAB I PENDAHULUAN. yang berkaitan dengan modus-modus kejahatan.

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dan kemajuan teknologi. Adanya perkembangan dan kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. bermanfaat bagi pengobatan, tetapi jika dikonsumsi secara berlebihan atau tidak. rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan.

BUPATI HULU SUNGAI UTARA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. Pertama kalinya konferensi tentang psikotropika dilaksanakan oleh The United

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Permasalahan mengenai penggunaan Narkotika semakin hari

BAB I PENDAHULUAN. ketergantungan bagi penggunanya dimana kecenderung akan selalu

BAB I PENDAHULUAN. menentukan secara tegas bahwa negara Indonesia adalah negara hukum.

I. PENDAHULUAN. Permasalahan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba (narkotika,

BAB I PENDAHULUAN. terus menerus termasuk derajat kesehatannya. dengan mengusahakan ketersediaan narkotika dan obat-obatan jenis tertentu

III. METODE PENELITIAN. hukum, maupun doktrin-doktrin hukum guna menjawab isu hukum yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Trend perkembangan kejahatan Narkoba di Indonesia akhir-akhir ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Praperadilan merupakan lembaga baru dalam dunia peradilan di

BAB I PENDAHULUAN. pasar narkoba terbesar di level Asean. Menurut United Nation Office on Drugs and

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini sudah membuat kalangan masyarakat resah dan tidak nyaman.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam penjelasan Undang-Undang Dasar 1945, telah ditegaskan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. sesuatu serta dengan maksud untuk mengatur tata tertib kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. kepentingan pengobatan manusia, yaitu sebagai obat untuk mengobati suatu

BAB I PENDAHULUAN. hukum seperti telah diatur dalam Pasal 12 Undang-Undang No. 35 Tahun

REHABILITASI MEDIS DAN SOSIAL TERHADAP PELAKU TINDAK PIDANA PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA. (STUDI KASUS PUTUSAN NOMOR 22/PID.B/2014/PN.

BAB I PENDAHULUAN. perbuatan menyimpang yang ada dalam kehidupan masyarakat. maraknya peredaran narkotika di Indonesia.

HUKUMAN MATI NARAPIDANA NARKOBA DAN HAK ASASI MANUSIA Oleh : Nita Ariyulinda *

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sudah semakin menjamur dan sepertinya hukum di Indonesia tidak

BAB I PENDAHULUAN. manusia dalam pergaulan di tengah kehidupan masyarakat dan demi kepentingan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan masyarakat di Indonesia perjudian masih menjadi

BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM, ASSALAMU ALAIKUM WR.WB

- 1 - BUPATI TAPIN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPIN NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. pengadilan yang dilakukan oleh aparat penegak hukum. pemeriksaan di sidang pengadilan ada pada hakim. Kewenangan-kewenangan

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1996 TENTANG PENGESAHAN CONVENTION ON PSYCHOTROPIC SUBSTANCES 1971 (KONVENSI PSIKOTROPIKA 1971)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Narkotika diperlukan oleh manusia untuk memenuhi kebutuhan

BAB III PENUTUP. A. Kesimpulan. Narkotika di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Jumlah personil yang di Direktorat Reserse Narkotika dan

Rencana Program Media Sosialisasi Perda No: 3 Tahun 2000

BAB I PENDAHULUAN. secara persuasif yang dilandasi kesadaran dan kesukarelaan.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANJAR,

BAB 1 PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. pidana yang diancamkan terhadap pelanggaran larangan 1. Masalah pertama

BAB I PENDAHULUAN. Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun

BAB I PENDAHULUAN. yang memiliki derajat yang sama dengan yang lain. untuk memperoleh pendidikan dan pengajaran. Dalam Pasal 2 Undang-undang

BAB I PENDAHULUAN. keberadaannya menjadi ancaman bagi kelangsungan hidup masyarakat karena

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses peradilan yang sesuai dengan prosedur menjadi penentu

III. METODE PENELITIAN. Upaya untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam melakukan penelitian

BAB I PENDAHULUAN. terkait korupsi merupakan bukti pemerintah serius untuk melakukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia adalah adalah mahluk sosial yang dianugrahkan suatu kebebasan

BAB I PENDAHULUAN. mampu memimpin serta memelihara kesatuan dan persatuan bangsa dalam. dan tantangan dalam masyarakat dan kadang-kadang dijumpai

BAB I PENDAHULUAN. (4) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Kepolisian

BAB I PENDAHULUAN. terbendung lagi, maka ancaman dahsyat semakin mendekat 1. Peredaran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembicaraan tentang anak dan perlindungan tidak akan pernah

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia telah lahir beberapa peraturan perundang-undangan yang

BAB I PENDAHULUAN. dan Undang-Undang Dasar 1945 dalam wadah Negara Kesatuan Indonesia yang

BAB I PENDAHULUAN. Pembukaan Undang-Undang Dasar tahun 1945 yaitu melindungi segenap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia adalah Negara hukum, sebagaimana tertuang dalam

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang mengintegrasikan bagian-bagian masyarakat dan hukum

BAB I PENDAHULUAN. informasi dan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan serta teknologi.

BAB I PENDAHULUAN. (rechtsstaat), tidak berdasarkan atas kekuasaan belaka (machtsstaat). Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Negara republik Indonesia adalah negara hukum, berdasarkan pancasila

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

WALIKOTA PAYAKUMBUH PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA PAYAKUMBUH NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG LARANGAN PENYALAHGUNAAN FUNGSI LEM

BAB I PENDAHULUAN. penyakit kronik (sulit disembuhkan) yang berulang kali kambuh yang hingga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peredaran narkotika semakin mengkhawatirkan di Indonesia karena

I. PENDAHULUAN. kita mengetahui yang banyak menggunakan narkoba adalah kalangan generasi muda

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Profesi sebagai polisi mempunyai nilai penting dalam menentukan tegaknya

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BNN TES URINE PEGAWAI BPK SUMUT

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 1997 TENTANG PSIKOTROPIKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Dalam Undang-Undang RI No. 35 Tahun 2009, sanksi bagi pelaku kejahatan narkoba adalah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keadaan saat ini dimana moralitas masyarakat telah dihegomoni oleh perkembangan budaya negatif yang

BIO DATA KOTA TANGERANG

BAB III METODE PENELITIAN. membandingkan dengan standar ukuran yang telah ditentukan. 1

BAB I PENDAHULUAN. berhak untuk mendapat perlakuan yang sama di hadapan hukum (equality before

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Negara Indonesia adalah negara berdasarkan UUD 1945 sebagai konstitusi

BAB I PENDAHULUAN. makmur yang merata materiil dan spirituil berdasarkan Pancasila dan Undang-

Assalamu'alaikum wr wb. dan salam sejahtera untuk kita semua

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keterbatasan pengetahuan tentang narkoba masih sangat

BAB I PENDAHULUAN. Narkotika Psikotropika dan Zat Adiktif. Semua istilah ini baik narkoba atau napza

I. PENDAHULUAN. pengobatan dan pelayanan kesehatan. Namun, dengan semakin berkembangnya zaman, narkotika

BAB I PENDAHULUAN. paling dominan adalah semakin terpuruknya nilai-nilai perekonomian yang

BAB VII AKSI BERSAMA MENUJU MASANGAN BEBAS NARKOBA

I. PENDAHULUAN. Narkotika selain berpengaruh pada fisik dan psikis pengguna, juga berdampak

BAB I PENDAHULUAN. yaitu masalah pidana yang diancamkan terhadap pelanggaran tertentu 2. Topik

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan potensi dan perannya untuk mewujudkan keamanan,

BAB I PENDAHULUAN. dilaksanakan secara bersama-sama oleh semua instansi terkait (stakeholders) bertanggung jawab di bidang jalan;

BAB I PENDAHULUAN. kejahatan yang bersifat trans-nasional yang sudah melewati batas-batas negara,

persepsi atau mengakibatkan halusinasi 1. Penggunaan dalam dosis yang 2

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sistem pemidanaan di Indonesia secara berangsur mengalami

BAB I PENDAHULUAN. tinggi tingkat budaya dan semakin modern suatu bangsa, maka semakin

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi dengan masyarakat secara wajar. Istilah narkoba muncul sekitar

PRESS RELEASE AKHIR TAHUN 2016 KERJA NYATA PERANGI NARKOTIKA

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. Keberhasilan pembangunan Bangsa Indonesia ditentukan oleh Bangsa

PENANGGULANGAN TINDAK PIDANA NARKOTIKA DITINJAU DARI UNDANG- UNDANG NOMOR 35 TAHUN 2009

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada awalnya penggunaan narkotika ditujukan untuk kepentingan umat manusia, khususnya di bidang pengobatan. Namun sekarang ini, selain penggunaan secara legal bagi ilmu pengetahuan dan pengobatan, narkotika banyak pula dipakai secara illegal atau disalahgunakan. Pengedaran obat terlarang narkotika secara illegal di Indonesia sejak beberapa tahun terakhir semakin meningkat. Indonesia yang tadinya hanya Negara transit, belakangan telah menjadi daerah tujuan operasi bagi jaringan pengedar narkotika internasional. Ini terbukti dari banyaknya pengedar berkebangsaan asing yang tertangkap serta penyitaan barang bukti narkoba dalam jumlah besar. Bahaya narkotika dirasakan sangat menggoncangkan masyarakat, karena keamanan dan ketertiban umum terganggu. Mengutip pendapat dari Bambang Purnomo bahwa hubungan kepentingan-kepentingan dalam masyarakat diharapkan dapat bersifat selaras agar manusia dapat hidup berdampingan secara damai, tentram, dan sejahtera 1. Hal ini menjelaskan bahwa apabila angka para penyalahguna narkotika di dalam masyarakat itu tinggi, hubungan kepentingan yang ada di dalamnya pun menjadi tidak 1 Bambang Poernomo, Orientasi Hukum Acara Pidana, Amarta buku, Yogyakarta 1984, hal 1

selaras dan terganggu. Kenyataan ini dapat dilihat di dalam TV, surat kabar, bahwa banyak generasi muda yang terjerat dalam kasus penyalahgunaan narkoba. Peran serta masyarakat mendominasi obrolan di segala bidang kehidupan masyarakat. Tidak hanya kalangan Lembaga Swadaya Masyrakat (LSM) dan aktivis-aktivis sosial lainnya, lembaga-lembaga internasional dan pemerintah Indonesia sendiri membicarakan dan menganalisis peran serta masyarakat, yang tidak jarang dengan bahasa dan versi yang masingmasing berbeda. Begitu luasnya pengertian dan pemahaman peran serta masyarakat, sehingga menimbulkan beraneka ragam penafsiran, yang sering kali penafsiran pihak yang kuatlah yang timbul dan mereduksi peran serta yang bermakna (meaningfull participation). Tulisan ini, dengan sendirinya tidaklah dimaksudkan untuk memberi jawaban yang tepat dari fenomena yang ada. Apa yang dicoba dilakukan adalah membahas peran serta masyarakat dalam media dunia hiburan musik yang dapat menjadi salah satu wujud peran serta masyarakat dalam memberantas narkotika, setidaknya, memberi wawasan yang lebih jelas tentang apa peran serta masyarakat itu. Penulisan ini dimaksudkan untuk memberi salah satu gambaran tentang peran serta masyarakat yaitu di dunia musik yang bisa menjadi peran dalam memberantas narkotika, dengan lebih menekanan ruang peran serta masyarakat yang disediakan peraturan perundang-undangan di bidang Narkotika seperti pasal 104 dan pasal 105

Undang- undang no.35 tahun 2009 tentang narkotika dan UU no.5 tahun 1997 tentang Psikotropika. Pada pasal 104 UU no.35 tahun 2009 dijelaskan bahwa Masyarakat mempunyai kesempatan yang seluas-luasnya untuk berperan serta dalam membantu upaya pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika. Salah satu peran masyarakat dalam memberantas narkotika adalah dalam bentuk dunia hiburan yaitu sekelompok grup musik ( band) yang dalam kehidupan sehari-hari menjadi inspirasi untuk mengungkapkan apa yang ada dalam benak mereka sebagai seniman musik yang dituangkan dalam lagu lagu yang mereka ciptakan sama seperti seniman seniman lainnya yang bukan melalui media lagu ( teater, lukisan, puisi dan lain lainya). Grup grup musik yang terkenal dari nasional sampai dengan manca negara sudah banyak yang menyampaikan keprihatiananya terhadap peredaran dan penyalahgunaan narkotika melalui lagu lagu mereka, maupun orasi di saat mereka melakukan aksi di panggung yang menyerukan ajakan ajakan untuk peduli terhadap pengelolaan lingkungan hidup. Misalnya contoh Dari kalangan musik internasional, banyak yang telah dilakukan untuk menunjukkan kepedulian terhadap bahaya dari penyalah gunaan narkotika. Mulai dari kampanye anti narkotika, membagikan stiker maupun pin yang bertanda tangan musisi terkenal, hingga poster-poster yang berisi ajakan untuk menjauhi narkotika. band yang berasal dari Amerika serikat Fall Out Boy yang digandrungi oleh anak anak muda jaman sekarang ini pada tahun 2008 mengadakan konser khusus untuk

mengkampanyekan anti narkotika, yang pada kesempatan itu juga mereka membagikan kaos bertuliskan SAY NO TO DRUGS. Di Inggris sebuah band bernama The Verve membikin lagu dengan judul The drugs don t work yang berisi tentang tidak berdayanya mereka saat mengkonsumsi narkotika dan hanya membuat mereka menjadi orang yang bodoh. Begitu juga dengan Band yang bernama Arkarna yang membikin lagu dengan judul Rehab yang berisi pengalaman sang vokalis pada saat menjalani rehabilitasi narkotika. Untuk di Indonesia sendiri ada Grup musik Slank didaulat menjadi Duta Anti Narkotika oleh Walikota Kediri HA Maschut untuk mengkampanyekan Gerakan Anti Narkoba dalam pertunjukan musik di Pinggir Sungai Brantas, Kediri, Jatim, pada tanggal 28 agustus 2009. Pada kesempatan itu Slank mengajak Persikmania, sebuah wadah seporter sepak bola untuk ikut ambil bagian dalam kampanye anti narkotika tersebut dengan mengusung semangat SAY NO TO DRUGS!. Dalam hal ini Musisi band dari kota Yogyakarta yang juga mempunyai misi terhadap pemberantasan narkotika, yang hal ini dituang kan dalam lagu. Mereka tak henti henti dalam aksi panggung mereka selalu mengajak penggemarnya untuk selalu menjauhi narkoba. Dari sini dapat dilihat bahwa dalam dunia hiburan khususnya musik dapat menjadi salah satu bukti masyarakat dalam berperan memberatntas penyalahgunaan narkoba. Hal ini sesuai sengan Pasal 104 UU no.35 tahun 2009 tentang narkotika dan UU

no.5 tahun 1997 tentang Psikotropika, memberi peluang bagi kesertaan masyarakat guna ikut menyelamatkan generasi penerus terhadap bahaya narkotika tidak terkecuali Musisi Band asal kota Yogyakarta. Dalam berperan serta menjaga generasi muda, personil band band asal Yogyakarta wajib berkomitmen dalam menjaga pergaulan mereka dalam kehidupan sehari hari bukan hanya sekedar dituangkan dalam lagu saja, dan di saat aksi diatas panggung. Di sinilah makna peran serta tersebut, dan berdasarkan hak dan kewajiban sebagai warga Indonesia dalam mengatasi permasalahan narkotika sesuai dengan Pasal 104 UU no.35 tahun 2009 serta UU no.5 tahun 1997 tentang Psikotropika Berdasarkan uraian di atas maka penulis memilih judul penulisan hukum: PERAN SERTA MUSISI DALAM MEMBERANTAS PEREDARAN NARKOTIKA DAN PSIKOTROPIKA DI YOGYAKARTA B. Rumusan Masalah Bertitik tolak dari uraian di atas, maka yang menjadi permasalahan adalah: 1. Bagaiamanakah wujud peran serta masyarakat dalam memberantas peredaran narkotika, yang dilakukan oleh musisi kota Yogyakarta? 2. Apa saja hambatan band band asal kota Yogyakarta dalam berperan serta dalam memberantas peredaran narkotika? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh data tentang upaya apa yang dilakukan oleh musisi Jogja dalam upaya memberantas peredaran narkotika.

2. Untuk memperoleh data tentang hambatan yang ditemui dalam upaya musisi Jogja dalam memberantas peredaran narkotika D. Manfaat Penelitian 1. Untuk mengetahui wujud peran serta komunitas band Yogyakarta dalam memberantas peredaran narkotika 2. Secara praktis diharapkan hasil penelitian ini dapat merupakan rekomendasi/pemikiran/konsep/saran untuk digunakan para pihak yang berkepentingan, baik bagi praktisi, akademisi ataupun aparat penegak hukum. E. Keaslian Penelitian Sepanjang sepengetahuan peneliti belum pernah sebelumnya diteliti oleh peneliti lain. Merupakan karya penulis, bukan berupa duplikasi ataupun plagiat dari hasil karya penulis lain. F. Batasan Konsep 1. Peran serta masyarakat. Yaitu proses komunikasi dua arah yang berlangsung terus-menerus untuk meningkatkan pengertian masyarakat secara penuh atas suatu proses kegiatan.

2. Musisi band Yogyakarta para seniman yang bergerak dibidang seni musik yang berdomisili di Kota yogyakarta tetapi karya karya musisi band Yogyakarta tersebar di Luar Kota Yogyakarta juga. G. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian dalam penelitian hukum ini adalah penelitian hukum normatif, yaitu mengkaji norma-norma hukum yang belaku. Penelitian hukum normatif adalah penelitian kepustakaan yang dilakukan dengan cara meneliti bahan pustaka yang merupakan data sekunder. Terkait dengan penelitian hukum yang menjadi bahan kajian adalah peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan peran serta masyarakat dalam memberantas peredaran narkotika. 2. Sumber data a. Bahan hukum primer terdiri dari peraturan perundang-undangan, catatan-catatan resmi atau risalah dalam pembuatan perundangundangan dan putusan-putusan hakim. 2 Antara lain yang berhubungan dengan penelitian ini adalah: - Undang-undang No.35 tahun 2009 tentang Narkotika khususnya, pasal104 dan 105 yang mengatur tentang peran serta masyarakat dalam memberantas narkotika 2 Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum, Yuridika, 2001, hlm 10

- Undang-undang No. 5/1997 tentang Psikotropika, khususnya pasal 54 ayat (1) dan (2) - Undang-Undang No. 2 tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia b. Bahan hukum sekunder berupa semua publikasi tentang hukum yang bukan merupakan dokumen-dokumen resmi, buku-buku, majalah atau surat kabar, dan dilengkapi dengan wawancara dengan responden, yaitu : 1) Dedhot personil dari Letto band 2) Reno personil dari Jagostu/Dharma Band 3) Achied personil dari Tabung Band 4) Gober personil dari The Produk Gagal Saya memilih 4 orang tersebut karena band mereka termasuk band yang berpengaruh dan berbasis massa banyak. 3. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang akan digunakan adalah: a) Studi kepustakaan, untuk memperoleh data sekunder dengan membaca dan mempelajari buku - buku, peraturan - peraturan, majalah, surat kabar yang sehubungan dengan penelitian ini.

b) Wawancara yaitu tanya jawab dengan para musisi Band menggunakan daftar pertanyaan yang telah disusun sehubungan dengan masalah yang diteliti. 4. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian adalah di Yogyakarta tempat dimana musisi Band berdomisili, juga untuk melihat peran musisi Band di Yogyakarta dalam menjalankan peran serta untuk memberantas peredaran narkotika. 5. Metode Analisa Data Penelitian ini menggunakan penelituan hukum normatif. Data yang diperoleh kemudian akan dianalisis secara kualitatif, yaitu suatu metode analisis data yang tidak mendasarkan pada angka-angka atau statistic, sehingga data-data yang diperoleh dalam penelitian akan disajikan dalam kalimat-kalimat yang logis untuk memperoleh gambaran yang jelas tentang permasalahan dalam penelitian. Adapun proses penalaran dalam menarik kesimpulan dari keadaan yang umum atau penemuan yang khusus dari yang umum. 3 H. Sistematika Penulisan Hukum Untuk memudahkan membaca dan memahami isi dari penulisan ini maka penulis membaginya menjadi 3 (tiga) Bab, yaitu : 3 Pusat Bahasa Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi ke tiga, Balai pustaka, Jakarta, 2002, hlm 32

BAB I : PENDAHULUAN Dalam hal ini akan diuraikan mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan konsep, metode penelitian, dan sistematika penulisan hukum. BAB II : KETERLIBATAN MUSISI DAN MASYARAKAT DALAM MEMBERANTAS PEREDARAN NARKOTIKA DAN PSIKOTROPIKA DI YOGYAKARTA Dalam bab ini diuraikan menjadi 4 ( empat ) sub bahasan yaitu : a) Pembahasan mengenai peredaran narkotika dan psikotropika di Yogyakarta. b) Polisi sebagai pihak yang berwenang dalam memberantas narkotika dan psikotropika serta keterbatasannya c) Pengertian peran serta masyarakat. d) Hasil penelitian peran serta musisi dalam memberantas peredaran narkotika dan psikotropika di Yogyakarta BAB III : PENUTUP Dalam bab ini akan membahas mengenai kesimpulan, yaitu berupa pernyataan singkat atas temuan penelitian jawaban atas permasalahan, sedangkan untuk saran, yaitu berupa temuan persoalan yang berguna untuk pengembangan ilmu hukum.