BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jalan merupakan salah satu sarana transportasi darat yang penting untuk menghubungkan berbagai tempat seperti pusat industri, lahan pertanian, pemukiman, serta sebagai sarana distribusi barang dan jasa untuk menunjang perekonomian. Jalan juga berfungsi sebagai pembatas (delineator) antar lokasi seperti blok bangunan, wilayah administrasi dan peruntukan lahan. Peranan jalan di atas terkait dengan berbagai pekerjaan seperti manajemen transportasi, tata guna lahan, pembentukan wilayah administrasi baru dan juga mitigasi bencana dimana dalam pelaksanaannya, diperlukan data jaringan jalan dalam bentuk peta jalan yang merupakan salah satu data dasar dari infrastruktur data spasial. Menurut fungsinya, jalan umum dikelompokkan kedalam: (wikipedia.org) 1. Jalan arteri merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan utama dengan ciri perjalanan jarak jauh, kecepatan rata-rata tinggi dan jumlah jalan masuk dibatasi secara berdaya guna. 2. Jalan kolektor merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan pengumpul atau pembagi dengan ciri perjalanan jarak sedang, kecepatan rata-rata sedang dan jumlah jalan masuk dibatasi. 3. Jalan lokal merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan setempat dengan ciri perjalanan jarak dekat, kecepatan rata-rata rendah dan jumlah jalan masuk tidak dibatasi.
4. Jalan lingkungan merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan lingkungan dengan ciri perjalanan jarak dekat dan kecepatan rata-rata rendah. Penginderaan jauh (inderaja) adalah suatu ilmu yang digunakan untuk memperoleh informasi suatu daerah atau obyek yang diinginkan dengan analisis data yang diperoleh dengan menggunakan media/alat tanpa kontak langsung dengan daerah atau obyek tersebut. Penginderaan jauh merupakan bagian dari bidang ilmu geografi dan dasar dari Sain Informasi Geografi, yang berkaitan dengan interpretasi citra non-foto dan citra foto. Citra non-foto adalah sebuah gambar yang dicetak dari hasil perekaman dengan bantuan alat seperti satelit dengan hasil perekaman secara parsial, contohnya adalah citra dari satelit Landsat. Sedangkan, citra foto adalah sebuah gambar yang dicetak dari hasil pemotretan dengan kamera dengan perekaman secara fotografi, contohnya adalah foto udara. Foto udara biasanya dikelompokkan menjadi foto udara tegak dan foto udara condong. Foto udara tegak dibuat dengan sumbu kamera sedapat mungkin tegak lurus. Foto udara yang dibuat dengan kerangka kamera berlensa tunggal merupakan jenis foto udara yang paling umum digunakan pada berbagai penerapan penginderaan jauh. Akan tetapi foto udara yang betul-betul tegak jarang dapat diperoleh karena adanya rotasi kesudutan pesawat terbang saat pemotretan. Kesendengan yang tidak dapat dihindari ini menyebabkan inklinasi kecil (1 0-3 0 ) sumbu optik kamera yang tidak dikehendaki dan menghasilkan foto udara sendeng (titled photographs). Definisi citra menurut kamus Webster adalah suatu representasi, kemiripan atau imitasi dari suatu obyek atau benda. Sebuah citra mengandung informasi tentang obyek yang direpresentasikan. Citra dapat dikelompokkan menjadi citra tampak dan citra tak tampak. Untuk dapat dilihat mata manusia, citra tak tampak harus dirubah menjadi citra tampak, misalnya dengan menampilkannya di monitor, dicetak di kertas dan sebagainya. Salah satu contoh citra tak tampak adalah citra digital. Citra sebagai keluaran suatu sistem perekaman data dapat bersifat optik berupa foto, bersifat analog berupa sinyal-sinyal video seperti gambar pada monitor televisi, atau bersifat digital yang dapat langsung disimpan pada suatu
pita magnetik. Citra digital merupakan suatu larik dua dimensi atau suatu matriks yang elemen-elemennya menyatakan tingkat keabuan dari elemen gambar. Jadi informasi yang terkandung bersifat diskret. Citra digital tidak selalu merupakan hasil langsung data rekaman suatu sistem. Kadang-kadang hasil rekaman data bersifat kontinu seperti gambar pada monitor televisi, foto sinar-x dan lain sebagainya. Dengan demikian untuk mendapatkan suatu citra digital diperlukan suatu proses konversi, sehingga citra tersebut selanjutnya dapat diproses dengan komputer. Oleh sebab itu penulis mencoba menggunakan metode threshold dalam mengekstraksi jalan dari foto udara. 1.2 Rumusan masalah Adapun rumusan masalah ini adalah: 1. Bagaimana membuat aplikasi untuk mengekstraksi jalan dari foto udara? 2. Apa kesulitan yang dihadapi dalam mengekstraksi jalan dari foto udara? 3. Berapa besar nilai threshold yang harus diterapkan pada foto udara agar hasil yang diperoleh akurat? 1.3 Batasan Masalah Agar pembahasan penelitian ini tidak menyimpang dari apa yang telah dirumuskan, maka diperlukan batasan-batasan. Batasan-batasan dalam penelitian ini adalah: 1. Pembuatan aplikasi ini dilakukan dengan bahasa pemrograman Matlab R2008. 2. Jalan yang diekstraksi adalah jalan yang mempunyai lebar minimal 1 meter. 3. Jembatan juga dianggap jalan. 4. Foto Udara yang digunakan adalah Foto Udara Kabupaten Pidie Jaya tahun 2005 dengan skala 1 : 1000. 5. Hasil analisis akan dibandingkan dengan hasil yang dikerjakan dengan software ArcGis.
1.4 Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah: 1. Menganalisis metode threshold. 2. Membuat aplikasi untuk mengekstraksi jalan dari foto udara. 3. Membandingkan hasil ekstraksi dengan hasil yang dikerjakan software pembanding, misalnya ArcGis. 1.5 Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini adalah: 1. Membantu operator Sistem Informasi geografis dalam mengekstraksi jalan. 2. Memperkaya literatur tentang pengolahan citra digital. 1.6 Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan beberapa tahapan, antara lain: 1. Studi Literatur Pengumpulan bahan-bahan referensi yang meliputi referensi pengolahan citra, ekstraksi jalan, Threshold, referensi pemograman Matlab dan beberapa referensi lainnya untuk menunjang pencapaian tujuan tugas akhir. 2. Analisis Pada tahap ini akan dilakukan analisis kinerja metode Threshold dalam pengolahan citra pada kasus ekstraksi jalan dari foto udara. 3. Perancangan Pada tahap ini dilakukan pembuatan diagram konteks, DFD, perancangan data, perancangan antarmuka dan perancangan prosedural sistem.
4. Pengkodean Pada tahap ini sistem yang telah dirancang kemudian diimplementasikan ke dalam bahasa pemrograman. 5. Pengujian Pada tahap ini dilakukan pengujian program dan mencari kesalahan pada program hingga program itu dapat berjalan seperti yang diharapkan. 6. Penyusunan Laporan Menyusun laporan hasil analisis dan perancangan ke dalam format penulisan skripsi. 1.7 Sistematika Penulisan BAB 1 : PENDAHULUAN Bab ini akan menjelaskan mengenai latar belakang pemilihan judul, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian dan sistematika penulisan. BAB 2 : LANDASAN TEORI Pada bab ini dibahas mengenai teori-teori yang mendukung pembahasan bab selanjutnya. Teori-teori tentang pengolahan citra, citra grayscale, metode threshold, operasi morfologi, transformasi dan penghilangan derau. BAB 3 : DATA DAN PERANCANGAN APLIKASI Pada bab ini dibahas mengenai data, DFD, Flowchart, serta rancangan desain antarmuka aplikasi yang akan dibuat. BAB 4 : IMPLEMENTASI, HASIL UJI COBA, DAN ANALISIS Bab ini menjelaskan tentang cara pemakaian aplikasi, hasil uji coba terhadap data, dan analisis hasil uji coba.
BAB 5 : PENUTUP Bab terakhir akan memuat kesimpulan isi dari keseluruhan uraian bab-bab sebelumnya dan saran-saran dari hasil yang diperoleh yang diharapkan dapat bermanfaat dalam pengembangan selanjutnya.