Natallo Bugar dan Hermansyah, Uji Sensoris Pada Pembuatan Mie Basah Dengan Penambahan Surimi

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH PEMBERIAN TELUR ITIK DENGAN KONSENTRASI BERBEDA TERHADAP MUTU BAKSO BELUT (Monopterus albus) ELITA

II. TINJAUAN PUSTAKA Nugget Ayam Menurut SNI (2002) nugget merupakan salah satu produk olahan daging

KADAR PROTEIN DAN BETAKAROTEN BAKSO IKAN TUNA YANG DIPERKAYA JAMUR MERANG (Volvariella volvaceae) DAN UMBI WORTEL NASKAH PUBLIKASI

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI PENGOLAHAN PANGAN TEKNOLOGI PENGOLAHAN DAGING PEMPEK

I. PENDAHULUAN. tidak ada sama sekali. Saat produksi ikan melimpah, belum seluruhnya

I PENDAHULUAN. kandungan gizi yang cukup baik. Suryana (2004) melaporkan data statistik

PENGARUH PENAMBAHAN GULA PASIR DAN GULA MERAH TERHADAP TINGKAT KESUKAAN DODOL NANAS

ANALISIS TINGKAT KESUKAAN KONSUMEN TERHADAP OTAK-OTAK DENGAN BAHAN BAKU IKAN BERBEDA Mutemainna Karim, Aryanti Susilowati dan Asnidar ABSTRAK

TEHNIK PEMBUATAN MIE SEHAT. Dr. Sri Handayani

PENGARUH FORMULASI PENAMBAHAN TEPUNG SUKUN DALAM PEMBUATAN MIE KERING. Panggung, kec. Pelaihari, kab Tanah Laut, Kalimantan Selatan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Pendahuluan

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan Juli 2013 di

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Konsentrasi dan Lama Perendaman dalam Air Perasan Jeruk

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara berkembang selalu berupaya melakukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. aroma spesifik dan mempunyai nilai gizi cukup tinggi. Bagian kepala beratnya

I. PENDAHULUAN. kayu yang memiliki nilai gizi tinggi dan dapat dimanfaaatkan untuk berbagai jenis

NASKAH PUBLIKASI SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan. Guna mencapai derajat Sarjana S-1. Program Studi Pendidikan Biologi DIAH AYU FITRIANI

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah,

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Rendemen merupakan suatu parameter yang penting untuk mengetahui nilai

1 I PENDAHULUAN. yang cukup baik terutama kandungan karbohidrat yang tinggi.

PEMANFAATAN JANTUNG PISANG KEPOK KUNING (Musa paradisiaca) TEPUNG KEDELAI DAN TEPUNG TAPIOKA SEBAGAI BAHAN TAMBAHAN PADA BAKSO DAGING SAPI

KAJIAN PEMBERIAN ASAM ASKORBAT (VITAMIN C) DENGAN KONSENTRASI YANG BERBEDA TERHADAP KETENGIKAN ABON IKAN LELE (Clarias batrachus)

TINJAUAN PUSTAKA. Daging ayam juga merupakan bahan pangan kaya akan gizi yang sangat. diperlukan manusia. Daging ayam dalam bentuk segar relatif

I PENDAHULUAN. udang kerang/tiram, kepiting, tripang, cumi-cumi, rumput laut dan lain sebagainya.

BAB I PENDAHULUAN. Mie merupakan jenis makanan hasil olahan tepung yang sudah. dikenal oleh sebagian besar masyarakat Indonesia. Mie juga merupakan

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Syarbini ( 2013 : 15 ), tepung terigu adalah hasil dari

ANALISIS KOMPOSISI KIMIA PADA PEMBUATAN MAKANAN TRADISIONAL EMPEK-EMPEK PALEMBANG BERBAHAN BAKU DAGING, KULIT DAN TULANG IKAN GABUS

I. PENDAHULUAN. Mie merupakan salah satu bahan pangan yang bernilai ekonomis tinggi. Mie

I. PENDAHULUAN. Mie adalah produk makanan yang pada umumnya dibuat dari tepung terigu

LAPORAN PRAKTEK TEKNOLOGI MAKANAN PEMBUATAN NUGGET AYAM

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

KAJIAN PEMBERIAN ASAM ASKORBAT (VITAMIN C) DENGAN KONSENTRASI YANG BERBEDA TERHADAP KETENGIKAN ABON IKAN LELE (Clarias batrachus) ABSTRAK

TEKNOLOGI MIE SEHAT BUAH NAGA Oleh: Masnun, S.Pt., M.Si. (Widyaiswara BPP Jambi) I. PENDAHULUAN

KADAR PROTEIN DAN ORGANOLEPTIK NUGGET FORMULAS IKAN TONGKOL DAN JAMUR TIRAM PUTIH YANG BERBEDA NASKAH PUBLIKASI. Program studi pendidikan biologi

I PENDAHULUAN. dapat diperoleh di pasar atau di toko-toko yang menjual bahan pangan. Abon dapat

PENGARUH WAKTU PENGUKUSAN YANG BERBEDA TERHADAP KUALITAS PRESTO IKAN SEPAT SIAM (TRICHOGASTER PECTORALIS)

ANALISIS ORGANOLEPTIK PADA HASIL OLAHAN SOSIS IKAN AIR LAUT DAN AIR TAWAR

BAB I PENDAHULUAN. dengan jumlah penduduk terbesar ke-4 di dunia adalah perkembangan pola

PROSIDING SEMINAR HASIL PENELITIAN/PENGKAJIAN BPTP KARANGPLOSO

MENINGKATKAN NILAI TAMBAH PRODUK TEMPE DENGAN DIVERSIFIKASI PRODUK MENJADI NUGGET. Novelina dan Diana Sylvi

Tabel 9. Rata-rata kadar air mi sagu MOCAL

MODUL 2 NUGGET IKAN. Indikator Keberhasilan: Mutu nugget ikan yang dihasilkan memiliki tekstur yang kenyal dan rasa khas ikan.

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara beriklim tropis yang memiliki potensi di sektor

I PENDAHULUAN. Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, (7) Tempat dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kue bolu merupakan kue berbahan dasar tepung terigu dengan penambahan

BAB I PENDAHULUAN. Produk olahan yang paling strategis untuk dikembangkan dalam. rangka menunjang penganekaragaman (diversifikasi) pangan dalam waktu

PENGARUH PENGGUNAAN PEWARNA ALAMI, WAKTU PENGUKUSAN DAN SUHU TERHADAP PEMBUATAN SNACK MIE KERING RAINBOW

II. TINJAUAN PUSTAKA. disertai dengan proses penggilingan dan penjemuran terasi. Pada umumnya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tapioka. Kerupuk sudah banyak dimodifikasikan dengan berbagai cita rasa

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bakso adalah jenis makanan yang dibuat dari bahan pokok daging dengan

KAJIAN PENGOLAHAN PERMEN RUMPUT LAUT (Glacilaria Sp) DENGAN KONSENTRASI GULA YANG BERBEDA TERHADAP TINGKAT PENERIMAAN KONSUMEN

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pembuatan Ikan Tongkol (Euthynnus affinis) Asap. Pengolahan ikan tongkol (Euthynnus affinis) asap diawali dengan

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini masyarakat banyak mengonsumsi mi sebagai makanan alternatif

I. PENDAHULUAN. dimanfaatkan sebagian kecil masyarakat (Chasanah dkk., 2013).

IV HASIL DAN PEMBAHASAN. pengkukusan kacang hijau dalam pembuatan noga kacang hijau.

LAPORAN PRAKTEK TEKNOLOGI MAKANAN PEMBUATAN SOSIS AYAM

Food Science and Culinary Education Journal

PENGOLAHAN HASIL JAGUNG (MEMBUAT SUSU JAGUNG DAN MIE JAGUNG) Oleh: Masnun, S.Pt., M.Si.

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Indonesia memiliki beragam surnberdaya pangan dalam bentuk mak03nan

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan terigu oleh masyarakat Indonesia terus meningkat. Berdasarkan data dari APTINDO (2014) dilaporkan bahwa konsumsi tepung

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

I PENDAHULUAN. Pemikiran, 1.6 Hipotesis Penelitian, dan 1.7 Tempat dan Waktu Penelitian.

I PENDAHULUAN. banyak ditemukan dan dikonsumsi yaitu ikan tongkol. Secara ilmu pengetahuaan,

PEMBUATAN MIE SUKUN (KAJIAN SUBTITUSI SUKUN KUKUS DAN PENAMBAHAN TELUR) SKRIPSI. Oleh : INDARTY WIJIANTI

LEMBAR KUESIONER PENILAIAN SENSORIS PRODUK SUSU UHT FULL CREAM PADA RESPONDEN DEWASA

HASIL DAN PEMBAHASAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. tapioka menjadi adonan yang kemudian dibentuk menjadi bola-bola seukuran bola

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesa Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Perbandingan Tepung Tapioka : Tepung Terigu :

ESTABLISHMENT OF QUALITY ATTRIBUTES STANDARD OF RAMBAK CRACKER

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Tempat penelitian dilakukan di Laboratorium kimia Analis Kesehatan,

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat, baik perkotaan maupun di pedesaan. Anak-anak dari berbagai

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai Latar Belakang (1.1.), Identifikasi

KAJIAN LAMA PEREBUSAN TERHADAP MUTU PINDANG PRESTO IKAN KEMBUNG (Rastrelliger sp).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Susu kedelai adalah salah satu hasil pengolahan yang merupakan hasil ekstraksi dari

PENGARUH PEMBERIAN TELUR BEBEK DENGAN KONSENTRASI BERBEDA TERHADAP MUTU BAKSO DAGING LIMBAH FILLET IKAN KAKAP MERAH (Lutjanus sanguineus)

PERAN CHITOSAN SEBAGAI PENGAWET ALAMI DAN PENGARUHNYA TERHADAP KANDUNGAN PROTEIN DAN ORGANOLEPTIK BAKSO AYAM SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. ditemukan pada anak-anak membuat anak buta setiap tahunnya

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan daging di Indonesia setiap tahunnya terus meningkat. Hal ini

I. PENDAHULUAN. Ubi jalar (Ipomoea batatas L) merupakan salah satu hasil pertanian yang

BAB III METODE PENELITIAN

METODE. Waktu dan Tempat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. gemuk untuk diambil dagingnya. Sepasang ceker yang kurus dan tampak rapuh,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PEMANFAATAN Gracilaria sp. DALAM PEMBUATAN PERMEN JELLY

BAB I PENDAHULUAN. berbentuk semi padat yang biasa dikonsumsi sebagai makanan selingan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. batok sabut kelapa (lunggabongo). Sebelum dilakukan pengasapan terlebih dahulu

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Proses Pembuatan Mie Basah Rasa Sayur Bayam Hijau

kabar yang menyebutkan bahwa seringkali ditemukan bakso daging sapi yang permasalahan ini adalah berinovasi dengan bakso itu sendiri.

I. PENDAHULUAN. di antara pulau lain, namun tingkat endemik masih kalah dibandingkan dengan

PENDAHULUAN. segar mudah busuk atau rusak karena perubahan komiawi dan kontaminasi

VARIASI KOMPOSISI BAHAN BAKU TERHADAP MUTU ORGANOLEPTIK MIE TEPUNG PISANG

BAB III MATERI DAN METODE. Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah daging kelinci, daging

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

Transkripsi:

UJI SENSORIS PADA PEMBUATAN MIE BASAH DENGAN PENAMBAHAN SURIMI DAGING IKAN TOMAN (Channa micropeltes) NATALLO BUGAR DAN HERMANSYAH Dosen pada Program Studi Teknologi Hasil Perikanan Fakultas Pertanian Universitas Palangka Raya ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan formulasi mie yang ditambah surimi daging ikan toman, sehingga diperoleh mie bertekstur kenyal dan tidak mudah putus. Berdasarkan hasil uji sensoris dengan cara uji organoleptik penilaian terhadap nilai rata-rata terbaik adalah warna pada perlakuan A, aroma pada perlakuan B, terkstur pada perlakuan A, dan rasa pada perlakuan A. Berdasarkan pengamatan penilaian tekstur rata-rata yaitu penerimaan panelis mendekati baik. 2011 Takari Fish Kata kunci : mie, surimi, ikan toman PENDAHULUAN Ikan toman (Channa micropeltes) adalah ikan yang berasal dari sungai yang kurang digemari karena rasa dagingnya tidak segurih ikan sungai lainnya. Hingga saat ini ikan toman hanya dikonsumsi dalam bentuk segar dan ikan asin, sehingga perlu dicari diversifikasi pengolahan dalam bentuk yang lain sehingga dapat meningkatkan konsumsi protein. Mie merupakan makanan yang dianggap kurang istimewa, hal ini terjadi karena kandungan gizi produk mie masih sangat rendah, terutama kandungan proteinnnya. Namun kandungan gizi yang rendah ini telah membuat produk mie cukup banyak dikonsumsi masyarakat Indonesia dan hanya mempunyai kandungan karbohidrat sebagai penghasil energi. Mie dengan bahan dasar utama terigu dapat dibagi menjadi 2 kelompok yaitu mie basah dan mie instan. Mie basah merupakan hasil dari pemotongan lembaran adonan yang terdiri dari campuran tepung tapioka dengan penambahan bumbubumbu sebagai penyedapnya. Sifat khas mie adalah elastis dan kukuh dengan lapisan permukaan yang tidak lembek dan tidak lengket, sifat tersebut diperoleh dari terigu dengan perlakuan tertentu. Produk mie saat ini diperkaya dengan unsur kandungan protein selain kandungan karbohidrat. Kandungan protein tersebut dapat diperoleh dari surimi ikan, baik ikan perairan umum maupun perairan laut. Menurut Okada (1992), definisi surimi adalah hancuran daging ikan yang dicuci berulang kali untuk mencegah terjadinya denaturasi protein selama penyimpanan. Tahapan pembuatan surimi daging ikan melalui proses penghilangan tulang (debiring), selanjutnya dilakukan pencucian dan penghilangan sebagian air (dewatering), penggilingan, pengemasan dan pembekuan. Menurut Peranginangin (1993), mie basah tergolong dalam bentuk semi basah, yaitu suatu makanan yang mempunyai kadar air yang tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu rendah yaitu antara 15-52%. Pada umumnya mie basah merupakan produk industri rumah tangga dengan kapasitas produk olahan kecil dan mempunyai masa simpan yang rendah. 67

Anterior Jurnal, Volume 12 Nomor 1, Desember 2012, Hal 67 71 METODOLOGI Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Jurusan Pengolahan Hasil Perikanan Fakultas Perikanan Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru. Bahan-bahan yang digunakan adalah daging ikan toman, air es, garam, tepung terigu, dan minyak goreng, sedangkan alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah pisau, talenan, baskom, sendok, kain penyaring, dan chopper (penghancur daging), gilingan mie/roller press dan panci. Hasil data yang diperoleh selanjutnya diolah dengan menggunakan Uji Tanda (Nasution dan Barizi, 1985) dengan 3 perlakuan. Perlakuan O : mie tanpa penambahan surimi (0%) Perlakuan A : mie dengan penambahan surimi (20%) Perlakuan B : mie dengan penambahan surimi (40%) Uji sensoris yang dilakukan yaitu dengan cara uji organoleptik meliputi warna, aroma, tekstur dan rasa. Panelis uji organoleptik yaitu sebanyak enam orang panelis terlatih. Uji organoleptik dilakukan berdasarkan tingkat kesukaan (Kartika et al., 1987). HASIL DAN PEMBAHASAN Pengujian organoleptik adalah cara penilaian yang dilakukan atas dasar pengamatan dengan menggunakan panca indera yang berperan (Soekarto, 1985). Uji organoleptik pada mie basah meliputi warna, aroma, tekstur dan rasa, dengan penilaian secara subyektif yang dilakukan sejumlah 6 orang panelis terlatih. Nilai uji organoleptik mie basah dapat dilihat pada Tabel 1. Warna adalah ciri-ciri bahan yang dapat dikenali melalui indera mata dan warna mempunyai arti dan peranan yang sangat penting pada komoditas pangan, peranan itu sangat nyata pada tiga hal yaitu daya tarik, tanda pengenal dan atribut mutu. terhadap warna menunjukkan bahwa ketiga Dari hasil statistik terhadap warna mie basah bahwa perlakuan O dengan perlakuan A, dengan perlakuan B, dimana X 2 hitung < Menurut Kartika et al. (1987), warna merupakan suatu sifat bahan yang dianggap berasal dari penyebaran spectrum sinar. Warna bukan merupakan suatu zat atau benda melainkan suatu sensasi seseorang oleh karena adanya rangsangan dan seberkas energi radiasi yang jatuh ke indera mata. Timbulnya warna dibatasi oleh faktor terdapatnya sumber sinar. Menurut Kartika et al. (1987), merupakan salah satu faktor yang menentukan suatu produk olahan, aroma juga dapat didefinisikan sebagai sesuatu yang dapat diamati dengan indera penciuman. Hasil mie basah mempunyai aroma yang khas yang dibentuk oleh karbohidrat diubah menjadi alcohol, asam-asam organic, gliserol dan gas CO 2 yang dapat merubah aroma khas. 68

terhadap aroma menunjukkan bahwa ketiga Dari hasil statistik terhadap aroma mie basah bahwa perlakuan O dengan perlakuan A, dengan perlakuan B, dimana X 2 hitung < Pada proses perebusan mie terjadi hidrolisis protein menjadi peptide-peptida dan asam-asam amino serta perubahan asam amino menjadi senyawa belerang yang menghasilkan aroma khas produk mie (Anonim, 2008). Menurut De man (1989), tekstur adalah sifat bahan yang diterima dengan indera peraba, tekstur memegang peranan penting pada makanan lunak dan renyah, tekstur juga mempengaruhi citarasa makanan tersebut juga Tabel 1. Analisis nilai rata-rata uji organoleptik mie basah Perlakuan Warna Aroma Tekstur Rasa O 5,9 7,8 7,7 7,2 A 8,3 9,0 8,0 8,1 B 7,9 8,4 7,8 7,9 Tabel 2. Data tabulasi uji tanda terhadap warna mie basah Ket O-A 3,20 3,84 6,64 Tidak berbeda O-B 3,20 3,84 6,64 Tidak berbeda A-B 0,25 3,84 6,64 Tidak berbeda Tabel 3. Data tabulasi uji tanda terhadap aroma mie basah O-A 0,25 3,84 6,64 Tidak berbeda O-B 0,25 3,84 6,64 Tidak berbeda A-B 0,80 3,84 6,64 Tidak berbeda Tabel 4. Data tabulasi uji tanda terhadap tekstur mie basah O-A 2,25 3,84 6,64 Tidak berbeda O-B 1,33 3,84 6,64 Tidak berbeda A-B 0,80 3,84 6,64 Tidak berbeda Tabel 5. Data tabulasi uji tanda terhadap rasa mie basah O-A 8,17 3,84 6,64 Berbeda sangat nyata O-B 6,25 3,84 6,64 Berbeda nyata A-B 0,25 3,84 6,64 Tidak berbeda nyata 69

Anterior Jurnal, Volume 12 Nomor 1, Desember 2012, Hal 67 71 menentukan mutunya, ciri yang sering diacu adalah kekerasan, keadhesifan dan kandungan air. terhadap tekstur menunjukkan bahwa ketiga Dari hasil statistik terhadap tekstur mie basah bahwa perlakuan O dengan perlakuan A, dengan perlakuan B, dimana X 2 hitung < Penyebab utama rusaknya tesktur pada makanan karena terjadinya kerusakan pada jaringan protein yang disebabkan oleh pengumpulan jaringan protein yang mengakibatkan produk makanan kering rapuh dan jaringan longgar (Hiasinta, 2001). Rasa adalah respon lidah terhadap rangsangan yang diberikan suatu makanan. Menurut Soekarto (1985), rasa makanan yang dikenal sehari-hari sebenarnya bukan suatu tanggapan melainkan campuran dari tanggapan cicip, bau yang diramu oleh kesan-kesan lain seperti penglihatan dan sentuhan. terhadap rasa menunjukkan bahwa ketiga Dari hasil statistik terhadap rasa mie basah bahwa perlakuan O dengan perlakuan A, perlakuan O dengan perlakuan B dimana X 2 hitung > yang berarti berbeda sangat nyata dan berbeda nyata. Sedangkan perlakuan A dengan perlakuan B, dimana X 2 hitung < X 2 tabel Cita rasa mempunyai dua komponen bau dan rasa. Indera rasa merupakan indera kimia seperti halnya bau (Desreoiser, 1988). KESIMPULAN Secara organoleptik, panelis menyukai warna, aroma, tesktur dan rasa mie basah ikan toman pada perlakuan A (mie basah dengan penambahan surimi daging ikan toman 20%) dengan rata-rata penerimaan 8,35 dan penerimaan pada perlakuan B (mie basah dengan penambahan surimi daging ikan toman 40%) dengan rata-rata 8,0. UCAPAN TERIMA KASIH Ucapan Terima kasih yang sebesarbesarnya kepada tenaga pengajar Jurusan Teknologi Hasil Perikanan UNLAM Banjarbaru dan semua pihak yang turut membantu dalam kegiatan penelitian ini DAFTAR PUSTAKA Anonim. 2008. Pemanfaatan Produk Perikanan. Teknologi Surimi. http://www.wikipedia.co.id (diakses tanggal 21 Juli 2008). Desroiser, N. W. 1988. Teknologi Pengawetan Pangan. UI Press. Jakarta. Kartika, B., Hastuti, P dan Supartono, W. 1987. Pedoman Uji Inderawi Bahan Pangan. Pusat Antar Universitas Pangan dan Gizi. Proyek Peningkatan/Pengembangan Perguruan Tinggi. UGM. Yogyakarta. 70

Nasution, A.S. dan Barizi. 1985. Metode Statistik. Gramedia Jakarta. Okada, M. 1992. Surimi Technology. Histori of Surimi Technology Japan. Marcel Dekker. Inc. New York. 528 p. Peranginangin, R. 1993. Mie Basah. Jurnal Hasil- Hasil Penelitian Pasca Panen Perikanan. Pusat Penelitian dan Pengembangan Perikanan, Jakarta. 71