PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

dokumen-dokumen yang mirip
PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG NOMOR 40 TAHUN 1960 TENTANG (LEMBARAN NEGARA TAHUN 1958 NO. 117) TENTANG WAJIB MILITER

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 1959 TENTANG PANGKAT-PANGKAT MILITER KHUSUS, TITULER DAN KEHORMATAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 202 TAHUN 1961 TENTANG PERATURAN GAJI PEGAWAI POLISI NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2001 TENTANG PERATURAN GAJI ANGGOTA TENTARA NASIONAL INDONESIA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 1965 TENTANG PERPANJANGAN DINAS WAJIB MILITER PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2001 TENTANG PERATURAN GAJI ANGGOTA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG NOMOR 39 TAHUN 1960 TENTANG PENYALURAN MILITER WAJIB DARURAT KEDALAM RANGKA WAJIB MILITER

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2001 TENTANG PERATURAN GAJI ANGGOTA KEPOLISIAN REPUBLIK INDONESIA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 1966 TENTANG PEMBERIAN TUNJANGAN KEPADA VETERAN REPUBLIK INDONESIA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Mendengar: Musyawarah Kabinet Kerja pada tanggal 21 September 1960.

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2001 TENTANG PERATURAN GAJI ANGGOTA TENTARA NASIONAL INDONESIA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 1964 TENTANG PENSIUN PEGAWAI PERUSAHAAN NEGARA/JANDA DAN TUNJANGAN ANAK YATIM PIATU

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA SERIKAT.

Menetapkan: Peraturan Pemerintah tentang Perpanjangan Dinas Wajib Militer. BAB I. KETENTUAN UMUM. Pasal 1

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 1964 TENTANG PENSIUN PEGAWAI PERUSAHAAN NEGARA/JANDA DAN TUNJANGAN ANAK YATIM PIATU

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PENGUASA PERANG TERTINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 1962 TENTANG PERBANTUAN KOMPONEN SIPIL PADA GUBERNUR MILITER MANDALA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 1958 TENTANG PEMBERHENTIAN MILITER SUKARELA DARI DINAS TENTARA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN GAJI ANGGOTA ANGKATAN BERSENJATA REPUBLIK INDONESIA Peraturan Pemerintah No. 18 Tahun 1977 tanggal 29 Maret 1977

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 1948 TENTANG GAJI PEGAWAI NEGERI 1948 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA SERIKAT

UU 2/1959, PENETAPAN UNDANG UNDANG DARURAT NO Bentuk: UNDANG-UNDANG (UU) Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA. Nomor: 2 TAHUN 1959 (2/1959)

Presiden Republik Indonesia,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Kampanye WALHI Sulsel 1

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 96 TAHUN 2007 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Sumber :

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 69 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 35 TAHUN 2008 TENTANG TATA CARA PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN KEANGGOTAAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2009 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 1979 TENTANG PEMBERHENTIAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, MEMUTUSKAN :

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

P.G.M GAJI POKOK. TUNJANGAN. PENSIUN. ANGGOTA TENTARA. BEKAS ANGGOTA TENTARA. JANDA DAN/ATAU ANAK YATIM-PIATUNYA. Presiden Republik Indonesia,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 1963 TENTANG PEMBENTUKAN GABUNGAN PERUSAHAAN SEJENIS ASURANSI JIWA (G.P.S.)

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 1977 TENTANG PERATURAN GAJI PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA.

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 180 TAHUN 1961 TENTANG PENDIRIAN BADAN PIMPINAN UMUM PERUSAHAAN-PERUSAHAAN NEGARA PERINDUSTRIAN RAKYAT

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2006 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2000 TENTANG PERATURAN GAJI HAKIM PERADILAN UMUM,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 35 TAHUN 2008 TENTANG

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2010 TENTANG ADMINISTRASI PRAJURIT TENTARA NASIONAL INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2010 TENTANG ADMINISTRASI PRAJURIT TENTARA NASIONAL INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 1964 TENTANG PENANGGUNGAN IURAN-IURAN PENSIUN PEGAWAI NEGERI/JANDA/YATIM PIATU OLEH NEGARA

Presiden Republik Indonesia,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2003 TENTANG WEWENANG PENGANGKATAN, PEMINDAHAN, DAN PEMBERHENTIAN PEGAWAI NEGERI SIPIL

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 35 TAHUN 2008 TENTANG TATA CARA PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN KEANGGOTAAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA

UNDANG-UNDANG DARURAT (UUDRT) NOMOR 19 TAHUN 1950 (19/1950) TENTANG PERATURAN PENSIUN DAN ONDERSTAND KEPADA PARA ANGGOTA TENTARA ANGKATAN DARAT

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG DARURAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 1957 TENTANG ANGGOTA ANGKATAN PERANG BERDASARKAN IKATAN DINAS SUKARELA (MILITER SUKARELA)

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 1957 TENTANG POKOK-POKOK PEMERINTAHAN DAERAH *) PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 69 TAHUN 2010 TENTANG TUNJANGAN KINERJA PEGAWAI DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 1949 TENTANG PERATURAN GAJI MILITER 1949 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2013

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 52 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI NASIONAL LANJUT USIA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

a. Pasal 4, 5 dan 17 Undang-undang Dasar 1945; b. Undang-undang Nomor 10 Prp tahun 1960 (Lembaran Negara tahun 1960 Nomor 31).

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2010 TENTANG ADMINISTRASI PRAJURIT TENTARA NASIONAL INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BNPB. Tunjangan Kinerja. Pemberian. Tata Cara.

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 77 TAHUN 1992 TENTANG DANA PENSIUN LEMBAGA KEUANGAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 1990 TENTANG ADMINISTRASI PRAJURIT ANGKATAN BERSENJATA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2010 TENTANG ADMINISTRASI PRAJURIT TENTARA NASIONAL INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PENGUASA PERANG TERTINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 1962 TENTANG HAK DAN KEDUDUKAN SUKARELAWAN PEMBEBASAN IRIAN BARAT

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 3, Tamba

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 1979 TENTANG PEMBERHENTIAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 1954 TENTANG PENANGGUNGAN PAJAK PERALIHAN DAN PAJAK UPAH BAGI PEGAWAI NEGERI OLEH NEGARA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 16 TAHUN 2016 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 1951 TENTANG PERATURAN SEMENTARA TENTANG PENETAPAN GAJI TENTARA ANGKATAN DARAT

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG WEWENANG PENGANGKATAN, PEMINDAHAN, DAN PEMBERHENTIAN PEGAWAI NEGERI SIPIL.

Transkripsi:

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 176 TAHUN 1961 TENTANG UANG SAKU, UANG KONPENSASI, UANG PESANGON DAN TUNJANGAN-TUNJANGAN BAGI MILITER WAJIB PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa sebagai pelaksana dari pada Undang-undang Wajib Militer perlu diadakan suatu peraturan yang mengatur tentang penghasilan militer wajib. Mengingat: 1. Pasal 50 Undang-undang Nomor 66 tahun 1958 (Lembaran Negara tahun 1956 Nomor 117) yang telah diubah dan ditambah dengan Undang-undang Nomor 40 Prp. tahun 1960 (Lembaran-Negara tahun 1960 Nomor 125) tentang Wajib Militer; 2. Peraturan Pemerintah Nomor 26 tahun 1957 (Lembaran-Negara tahun 1957 Nomor 68) tentang Peraturan Gaji Militer; jo. Peraturan Presiden Nomor 9 tahun 1957 tentang kenaikan Gaji Pokok menurut P.G.M. 1956; 3. Pasal 5 ayat (2) Undang-undang Dasar; 4. Undang-undang Nomor 10 Prp. tahun 1960 (Lembaran Negara tahun 1960 Nomor 31). Mendengar: Musyawarah Kabinet Kerja pada tanggal 4 April 1961. MEMUTUSKAN: Menetapkan: PERATURAN PEMERINTAH TENTANG UANG SAKU, UANG KOMPENSASI, UANG PESANGON DAN TUNJANGAN-TUNJANGAN BAGI MILITER WAJIB BAB I Ketentuan Umum Pasal 1 Yang dimaksudkan dalam peraturan ini dengan: a. "pegawai Pemerintah" ialah pegawai Negeri, pegawai daerah dan pegawai perusahaan negara, baik dalam dinas tetap maupun sementara, termasuk pegawai bulanan yang digaji berdasarkan peraturan gaji 1 / 8

pegawai yang berlaku; b. "uang saku" ialah uang bulanan atau uang harian yang diberikan kepada militer wajib selama mereka dalam pendidikan atau dalam dinas wajib-militer; c. "uang kompensasi" meliputi uang kompensasi karena kehilangan penghasilan dan tunjangan untuk mencukup nafkah wajib keluarga. BAB II Uang Saku Pasal 2 (1) Militer wajib selama dalam pendidikan atau selama belum diangkat dalam suatu pangkat wajib militer mendapat "uang saku pendidikan" menurut ketentuan-ketentuan yang berlaku bagi Militer Sukarela yang mengikuti pendidikan pembentukan militer yang setingkat. (2) Militer Wajib yang telah diangkat dalam suatu pangkat wajib militer selama dalam dinas mendapat uang saku yang besarnya sama dengan gaji permulaan menurut Peraturan Gaji Militer untuk pangkat yang setingkat ditambah dengan tunjangan- tunjangan yang sah menurut peraturan yang berlaku bagi Militer Sukarela. (3) Bekas Militer Sukarela yang diangkat menjadi Militer Wajib mendapat uang saku yang besarnya sama dengan gajinya terakhir sebagai Militer Sukarela. (4) Pegawai Pemerintah yang menjadi militer wajib selama dalam dinas wajib militer menerima penghasilan sebagai berikut: a. ia menerima uang saku seperti termaksud dalam ayat (2); jika jumlah ini kurang dari gaji bersihnya (gaji pokok ditambah dengan tunjangan keluarga, kemahalan, sumbangan negara dan dikurangi dengan pajak dan iuran-iuran wajib) sebagai pegawai Pemerintah, maka kepadanya diberi uang saku tambahan sebesar selisih antara gaji bersihnya sebagai pegawai Pemerintah dan jumlah uang saku untuk pangkatnya, atau b. ia tetap menerima gajinya sebagai pegawai negeri; jika jumlah ini kurang dari jumlah uang saku seperti dimaksud dalam ayat (2), maka kepadanya diberi uang saku sebesar selisih antara kedua jumlah tersebut. (5) Untuk masa dinas wajib militer yang berlangsung dalam satu bulan takwim penuh dibayarkan uang saku bulanan sebesar tersebut ayat (2). (6) Untuk masa dinas wajib militer yang berlangsung dalam sebagian dari bulan takwim dibayarkan uang saku harian yang jumlahnya tiap hari adalah 1/30 (sepertigapuluh) dari jumlah uang saku bulanan menurut perhitungan tersebut pada ayat (2). Pasal 3 Militer Wajib bukan bekas militer sukarela pada waktu pengangkatannya menerima uang saku permulaan dari pangkat yang dimilikinya. Pasal 4 (1) Kepada militer wajib dapat diberikan kenaikan uang saku berkala, kenaikan uang saku istimewa atau hadiah menurut syarat-syarat yang berlaku untuk militer sukarela. 2 / 8

(2) Masa kerja dinas wajib militer tidak dihitung untuk penetapan kenaikan uang saku termaksud dalam ayat (1) selama yang bersangkutan: a. menjalani pidana penjara, pidana kurungan atau pidana disiplin berupa penahanan berat; b. hilang karena desersi; c. berada dalam tahanan sementara atau pemberhentian sementara dari jabatan karena tuduhan kejahatan dan oleh pengadilan kemudian dijatuhi hukuman. Pasal 5 (1) Militer Wajib yang dinaikkan atau diturunkan pangkatnya dalam golongan yang sama diberi uang saku tunai dari pangkat yang baru yang segaris dengan masa kerja dalam golongan pangkat itu. (2) Militer wajib yang dinaikkan atau diturunkan pangkatnya dalam golongan pangkat yang lain diberi uang saku dari pangkat yang baru yang segaris dengan masa kerja dalam golongan pangkat yang lama. (3) Jika segaris dengan tahun masa kerja menurut pangkat yang lama termaksud dalam ayat (1) dan (2) pada pangkat yang baru tidak terdapat angka uang saku, maka dalam hal kenaikan pangkat diberikan uang saku permulaan dari pangkat yang baru dan dalam hal penurunan pangkat diberikan uang saku maksimum dari pangkat yang baru. Pasal 6 Dalam keadaan seperti dimaksud dalam pasal 4 ayat (2) huruf a, b dan c uang saku dan tunjangan-tunjangan dibayarkan kepada militer wajib menurut ketentuan yang berlaku bagi militer sukarela dalam keadaan yang sama. BAB III Uang Kompensasi Pasal 7 (1) Kepada militer wajib yang terus menerus dalam dinas lebih dari satu bulan, atas permintaannya dapat diberi uang kompensasi apabila ternyata: a. ia mengalami kehilangan penghasilan, atau b. ia sangat memerlukan tambahan uang untuk membiayai nafkah wajib keluarganya yang tidak dapat dicukupi dengan uang saku dan lain-lain penghasilan yang diterimanya sebagai militer wajib. (2) Dalam hal-hal luar biasa Menteri Keamanan Nasional dapat menyimpan dari ketentuan tentang syarat jangka waktu tersebut dalam ayat (1). Pasal 8 (1) Jumlah uang kompensasi dalam pasal 7 ditetapkan oleh Menteri Keamanan Nasional atau pejabat yang ditunjuknya atas usul Komisaris, setelah mendapat pertimbangan dari Komisi Pemilihan atas dasar: a. besar penghasilan menurut surat penetapan gaji/penghasilan atau surat penetapan pajak penghasilan yang sah, dan/ atau b. peninjauan keterangan yang sah tentang kebutuhan-kebutuhan yang mutlak untuk membiayai 3 / 8

nafkah wajib keluarganya yang tidak dapat dicukupi dengan uang saku dan lain-lain penghasilan yang diterimanya sebagai militer wajib. (2) Uang kompensasi termaksud dalam pasal 7 ayat (1) huruf a dan b setiap bulan paling tinggi berjumlah berturut-turut Rp. 1.500,- dan sebesar 25% dari jumlah uang saku ditambah dengan tunjangan keluarga dan kemahalan yang diterimanya dalam bulan yang bersangkutan. BAB IV Uang Pesangon dan Hadiah Pengganti Pembelian Pakaian Sipil Pasal 9 Kepada militer wajib yang telah mengakhiri masa dinas wajib militer karena panggilan berdasarkan pasal 28 Undang-undang Wajib Militer ayat 2 b dan yang berlangsung sekurang-kurangnya satu tahun terus-menerus diberi uang pesangon sekaligus sebesar dua kali uang saku bulanan terakhir beserta tunjangan keluarga/ kemahalan untuk tiap tahun masa dinas wajib militer, apabila yang bersangkutan itu: a. diluar kehendak atau kesalahan sendiri tidak dapat kembali kepekerjaannya semula sebagai pegawai Pemerintah, pekerja Pemerintah atau buruh, atau b. tidak termasuk golongan yang mempunyai penghasilan tetap atau menerima pensiun/tunjangan yang bersifat pensiun yang dibayar dari Kas Negara. Pasal 10 Kepada setiap militer wajib pada waktu mengakhiri masa dinas wajib militer karena panggilan berdasarkan pasal 28 Undang-undang Wajib Militer ayat (2) b dan yang berlangsung sekurang-kurangnya satu tahun terusmenerus, diberikan hadiah uang sebesar Rp. 1.250,- untuk membeli pakaian preman. Pasal 11 Kepada militer wajib pada waktu berakhirnya masa-dinas wajib militer termaksud dalam pasal 28 ayat (1) huruf g dan pasal 25 Undang-undang Wajib Militer yang berlangsung sekurang-kurangnya satu tahun terus-menerus, diberikan uang pesangon dan hadiah pakaian menurut ketetapan yang berlaku untuk militer sukarela yang meninggalkan dinas tentara. BAB V Tunjangan Pasal 12 Kepada militer wajib diberikan tunjangan-tunjangan khusus seperti yang berlaku bagi militer sukarela. BAB VI Ketentuan Penutup 4 / 8

Pasal 13 Peraturan ini dapat disebut "Peraturan Penghasilan Militer Wajib" dan mulai berlaku sejak tanggal diundangkan. Agar supaya setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Pemerintah ini dengan penempatan dalam Lembaran-Negara Republik Indonesia. Ditetapkan Di Jakarta, Pada Tanggal 26 April 1961 PEJABAT PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Ttd. DJUANDA Diundangkan Di Jakarta, Pada Tanggal 26 April 1961 PEJABAT SEKRETARIS NEGARA REPUBLIK INDONESIA, Ttd. SANTOSO LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1961 NOMOR 201 5 / 8

PENJELASAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 176 TAHUN 1961 TENTANG UANG SAKU, UANG KOMPENSASI, UANG PESANGON DAN TUNJANGAN-TUNJANGAN BAGI MILITER WAJIB UMUM Peraturan ini mengatur tentang penghasilan militer wajib, selama dalam pendidikan dan dalam dinas wajib militer. Kepada militer wajib yang karena kehilangan penghasilan sebagian atau seluruhnya, ataupun karena kehilangan kesempatan untuk dapat mencukupi nafkah-wajib, diberi uang kompensasi. Pada asasnya besar kecilnya uang kompensasi tersebut didasarkan pada kebutuhan keluarga yang layak. Kepada militer wajib yang telah melakukan dinas wajib militer dalam keadaan darurat/perang sekurangkurangnya satu tahun pada waktu mengakhiri dinas tersebut diberi hadiah untuk dapat membeli pakaian preman sebagai penghargaan atas jasa baktinya dalam pertahanan Negara. PASAL DEMI PASAL Pasal 1 Pasal 2 Ayat (1) Penentuan uang saku pendidikan bulanan sesuai dengan ketentuan dalam peraturan uang saku pendidikan yang berlaku bagi militer sukarela untuk pangkat yang sama, sedang uang saku pendidikan harian adalah 1/30 dari jumlah uang saku pendidikan bulanan. Ayat (2) Ayat (3) Turut dihitungnya masa kerja sebagai militer sukarela didasarkan atas penghargaan pengalaman kerja yang sejenis dan sederajat. Ayat (4) Ayat (5) dan ayat (6) Contoh: dinas wajib militer mulai tanggal 11 Januari sampai dengan 18 April Uang saku diperhitungkan sebagai berikut: 6 / 8

Untuk masa 11 Januari sampai dengan 31 Januari dan 1 April sampai dengan 18 April dibayarkan uang saku harian, sedang untuk masa 1 Pebruari sampai dengan 31 Maret dibayarkan uang saku bulanan. Pasal 3 Jumlah uang saku permulaan adalah sebesar angka uang saku pada masa kerja nol tahun tiap golongan pangkat. Pasal 4 Ayat (1) Syarat-syarat untuk kenaikan gaji berkala, kenaikan gaji istimewa dan pemberian hadiah untuk militer sukarela ditentukan dalam Peraturan Gaji Militer(P.G.M)serta peraturan-peraturan pelaksanaanya. Ayat (2) huruf a dan huruf b huruf c Ketentuan dalam huruf ini tidak berlaku bagi mereka yang dikenakan tahanan sementara atau pemberhentian sementara dari jabatan, tetapi kemudian tidak terdapat pidana menurut putusan pengadilan. Pasal 5 Pasal 6 Pasal 7 Ayat (1) Penentuan batas waktu satu bulan adalah didasarkan atas pengorbanan yang cukup besar bagi mereka yang melakukan kewajiban untuk masuk dinas wajib militer. Ayat (2) Pasal 8 Ayat (1) Dalam pasal ini ditentukan bahwa komisi pemilihan ditugaskan untuk memeriksa surat-surat keterangan dan bukti bukti mengenai besarnya penghasilan dan kebutuhan nafkah wajib dan selanjutnya memberi pertimbangan berapa jumlah uang kompensasi yang layak untuk yang bersangkutan. Ayat (2) 7 / 8

Pasal 9 Uang pesangon merupakan hadiah yang diberikan sekaligus kepada militer wajib sebagai bekal untuk kembali kemasyarakat. Pasal 10 Ketentuan ini diadakan sekedar untuk meringankan beban mereka dalam memasuki lagi kehidupan masyarakat setelah menjalankan tugas wajib militer dalam keadaan darurat/perang. Pasal 11 Mereka yang tersebut dalam pasal ini menjalankan tugas penuh dalam Angkatan Perang secara sukarela, maka sudah selayaknya mendapat perlakuan yang sama dengan militer sukarela, sehingga mereka ini akan mendapat uang pesangon dan hadiah pakaian menurut peraturan-peraturan yang berlaku bagi militer sukarela yang diberhentikan dari dinas tentara. Pasal 12 Tunjangan-tunjangan khusus untuk militer sukarela adalah tunjangan-tunjangan berdasarkan peraturanperaturan khusus diluar rangka peraturan gaji militer, seperti tunjangan brevet, tunjangan jabatan/representasi, tunjangan tugas berbahaya dan sebagainya. Pasal 13 TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2264 8 / 8