Buletin Kemanusiaan Indonesia

dokumen-dokumen yang mirip
Buletin Kemanusiaan Indonesia

Bulletin Kemanusiaan Indonesia

Buletin Kemanusiaan Bulanan Indonesia. Banjir, tanah longsor dan angin puting beliung meningkat selama April dan Mei. Isi HIGHLIGHTS ANGKA-ANGKA

Banjir berdampak paling besar di Februari. Angin puting beliung hampir mencapai kisaran sepertiga dari bencana alam

Dampak Bencana Alam Meningkat

Buletin Bulanan Kemanusiaan Indonesia

Kejadian dan dampak bencana berkurang seiring hampir berakhirnya musim hujan yang parah

Buletin Kemanusiaan Bulanan Indonesia. Musim hujan akhirnya hampir selesai. Isi

BAB I PENDAHULUAN. lempeng raksasa, yaitu Lempeng Eurasia, Lempeng Indo-Australia, dan

BAB 1 : PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I LATAR BELAKANG. negara yang paling rawan bencana alam di dunia (United Nations International Stategy

BAB I PENDAHULUAN. bencana. Dalam Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara kepulauan yang secara geografis, geologis,

BAB I PENDAHULUAN. Australia dan Lempeng Pasifik (gambar 1.1). Pertemuan dan pergerakan 3

LAPORAN HARIAN PUSDALOPS BNPB Selasa, 26 Mei 2009

BAB I PENGANTAR. Wilayah Indonesia terletak pada jalur gempa bumi dan gunung berapi

PENERAPAN KERANGKA KERJA BERSAMA SEKOLAH AMAN ASEAN UNTUK PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN DI INDONESIA

INSTRUKSI GUBERNUR JAWA TENGAH

LAPORAN HARIAN PUSDALOPS BNPB Minggu, 14 Juni 2009

BAB 1 PENDAHULUAN. Beberapa dekade terakhir, skala bencana semakin meningkat seiring dengan

BAB I PENDAHULUAN. imbas dari kesalahan teknologi yang memicu respon dari masyarakat, komunitas,

BAB I PENDAHULUAN. pada 6`LU- 11` LS dan antara 95` BT - 141` BT1. Sementara secara geografis

BAB I PENDAHULUAN. yang dalam keadaan tertentu dapat menghambat pembangunan nasional.

LAPORAN HARIAN PUSDALOPS BNPB Senin, 27 April 2009

BAB I PENDAHULUAN. faktor alam dan non alam yang mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia,

BAB I PENDAHULUAN. kerusakan lingkungan, kerugian harta benda dan dampak psikologis. Bencana

LAPORAN HARIAN PUSDALOPS BNPB Rabu, 25 Maret 2009

PENANGGULANGAN BENCANA (PB) Disusun : IdaYustinA

BAB I PENDAHULUAN. strategis secara geografis dimana letaknya berada diantara Australia dan benua Asia

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa tahun belakangan ini Indonesia banyak ditimpa musibah

LAPORAN HARIAN PUSDALOPS BNPB Kamis, 28 Mei 2009

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Peristiwa Alam yang Merugikan Manusia. a. Banjir dan Kekeringan

BAB I PENDAHULUAN. bencana, baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan

BAB I PENGANTAR Latar Belakang. Tentara Nasional Indonesia ( TNI ) berdasarkan Undang-Undang Republik

BAB I PENGANTAR Latar Belakang. tektonik aktif yaitu Lempeng Indo-Australia di bagian selatan, Lempeng Eurasia

BAB 1 : PENDAHULUAN. mencapai 50 derajat celcius yang menewaskan orang akibat dehidrasi. (3) Badai

BAB I PENDAHULUAN. bencana alam. Gambar 1.1 menggambarkan kondisi geologi Indonesia.

RANCANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI,

BAB I PENDAHULUAN. mengakibatkan terjadinya kerusakan dan kehancuran lingkungan yang pada akhirnya

BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA ( B N P B )

LAPORAN HARIAN PUSDALOPS BNPB Kamis, 18 Juni 2009

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

LAPORAN HARIAN PUSDALOPS BNPB Minggu, 31 Mei 2009

UJI KOMPETENSI SEMESTER I. Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c, atau d yang merupakan jawaban paling tepat!

BAB I PENDAHULUAN. hidrologis serta demografis. Dampak dari terjadinya suatu bencana akan

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan Indonesia menjadi negara yang rawan bencana. maupun buatan manusia bahkan terorisme pernah dialami Indonesia.

I.1 Latar Belakang. 1 Walhi, Menari di Republik Bencana: Indonesia Belum Juga Waspada. 30 Januari

BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA ( B N P B )

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. negara ini baik bencana geologi (gempa bumi, tsunami, erupsi gunung api)

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan

Definisi dan Jenis Bencana

BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA ( B N P B )

BAB 1 PENDAHULUAN. lempeng Indo-Australia, lempeng Eurasia dan Lempeng Pasifik. Gerakan ketiga

BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA ( B N P B )

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia dengan keadaan geografis dan kondisi sosialnya berpotensi rawan

LAPORAN HARIAN PUSDALOPS BNPB Rabu, 10 Juni 2009

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 1 : PENDAHULUAN. faktor alam dan/atau faktor non-alam maupun faktor manusia, sehingga

BUPATI PURBALINGGA PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 26 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yaitu Lempeng Euro-Asia dibagian Utara, Lempeng Indo-Australia. dibagian Selatan dan Lempeng Samudera Pasifik dibagian Timur.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 7. MENGANALISIS MITIGASI DAN ADAPTASI BENCANA ALAMLATIHAN SOAL 7.2

BAB I PENDAHULUAN. dalam lingkaran gunung api (ring of fire). Posisi tersebut menyebabkan Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Letusan Gunung Merapi pada tanggal 26 Oktober sampai 5 Nopember

BAB 1 : PENDAHULUAN. Berdasarkan data dunia yang dihimpun oleh WHO, pada 10 dekade terakhir ini,

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENETAPAN STATUS POTENSI BENCANA

MITIGASI BENCANA ALAM I. Tujuan Pembelajaran

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 7. MENGANALISIS MITIGASI DAN ADAPTASI BENCANA ALAMLATIHAN SOAL BAB 7

BAB III LANDASAN TEORI

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 4 TAHUN 2016 SERI D.4 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. hidrologis dan demografis, merupakan wilayah yang tergolong rawan bencana,

BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA ( B N P B )

Buletin Pemantauan Ketahanan Pangan INDONESIA. Volume 7, Agustus 2017

BAB I PENDAHULUAN. Kepulauan Indonesia secara geografis terletak di 6 LU - 11 LS dan

LAPORAN HARIAN PUSDALOPS BNPB Minggu, 21 Juni 2009

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 6 TAHUN 2011

Versi 27 Februari 2017

BAB1 PENDAHULUAN. Krakatau diperkirakan memiliki kekuatan setara 200 megaton TNT, kira-kira

PERAN KEDEPUTIAN PENCEGAHAN DAN KESIAPSIAGAAN DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL BIDANG PENANGGULANGAN BENCANA

BAB I PENDAHULUAN. samudra Hindia, dan Samudra Pasifik. Pada bagian selatan dan timur

BAB I PENDAHULUAN. letusan dan leleran ( Eko Teguh Paripurno, 2008 ). Erupsi lelehan menghasilkan

PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA,

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA ( B N P B )

Ditambahkan permasalahan yang menonjol dalam upaya PKK.

LAPORAN HARIAN PUSDALOPS BNPB Selasa, 09 Juni 2009

BAB I PENDAHULUAN. yang disebabkan oleh faktor alam, faktor non alam, maupun faktor manusia yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Jenis Bencana Jumlah Kejadian Jumlah

Definisi Bencana (2) (ISDR, 2004)

2015, No Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004 tentang Tentara Nasional Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 127, Tamba

BENCANA ALAM GEMPA DAN TSUNAMI KEPULAUAN MENTAWAI PROVINSI SUMATERA BARAT 25 OKTOBER 2010

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan Negara kepulauan yang secara geografis terletak di daerah

I. PENDAHULUAN. Geografis Indonesia merupakan negara kepulauan yang terletak pada

LAPORAN HARIAN PUSDALOPS BNPB Sabtu, 21 Maret 2009

Transkripsi:

Buletin Kemanusiaan Indonesia Januari Maret 2014 SOROTAN Dampak bencana alam meningkat Ribuan telah diungsikan berbulanbulan karena letusan vulkanik Gunung Sinabung Harmonisasi klaster berlanjut Penutupan HRF di 2014 ANGKA-ANGKA Bencana alam (Januari Maret 14) Bencana alam 523 Total populasi 1,546,724 terdampak Korban & 211 hilang TNI Dampak bencana alam meningkat Dalam edisi ini Ikhtisar kejadian bencana P.1 Kesiapsiagaan Respon Bencana P.5 Pendanaan P.6 Musim hujan di Indonesia, bencana hidrometeorologi, dan dampak kemanusiaannya, mencapai puncaknya pada bulan Januari berdampak pada 1.212.747 orang, meningkat dari angka 171.259 di bulan Desember 2013. Hujan lebat di wilayahindonesia pada akhir Desember dan awal Januari menyebabkan banjir meluas terutama di kota Jakarta dan Manado. Aktivitas gunung berapi yang sedang berlangsung di Gunung Sinabung di Sumatra Utara terus berdampak pada masyarakat sekitarnya. Pada bulan Februari terdapat letusan baru dari Gunung Kelud di Jawa Timur. Pada bulan Maret, Gunung Merapi di Yogyakarta menunjukkan aktivitas meningkat dan kembali normal sementara Gunung Slamet di Jawa Tengah mengalami gempa dengan letusan piroklastik setinggi 300-800 meter. Antara Februari-Maret 2014, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan 285 kejadian bencana - dengan tanah longsor yang paling sering terjadi, kemudian diikuti angin putting beliung dan gempa bumi - menyebabkan total 37 orang meninggal dan hilang, setidaknya 301.622 orang terdampak dan 23.419 rumah mengalami kerusakan. JUMLAH KEJADIAN BENCANA ALAM Januari - Maret 2014 : Jan : Feb : Mar BANJIR TANAH LONGSOR PUTING BELIUNG GEMPABUMI > 5.0 SR BANJIR & TANAH LONGSOR KEBAKARAN HUTAN Source : BNPB & OCHA Di bulan Januari tahun 2014, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan 1 238 kejadian bencana - banjir yang paling sering diikuti tanah longsor dan angin puting beliung - menyebabkan total 174 kematian, setidaknya 1.245.102 terdampak dan 5.127 rumah mengalami kerusakan. Mayoritas dampak kemanusiaan dan kerusakan infrastruktur di periode ini disebabkan banjir, terutama di Jakarta dan daerah perkotaan sekitarnya.

Buletin Kemanusiaan Indonesia 2 1,365,939 TERDAMPAK & MENGUNGSI (Jiwa) 61 57 MENINGGAL & HILANG (Jiwa) 36 35 22 Banjir 119,984 Erupsi 44,411 Banjir & Tanah longsor 13,846 Tanah longsor 1,904 Puting beliung 425 215 Kebakaran hutan Gelombang pasang Tanah Longsor Banjir Banjir & tanah longsor Puting beliung Erupsi Source : BNPB & OCHA Banjir melanda 75,7 % dari total orang terdampak bencana. Banjir Banjir merupakan bencana alam yang paling umum selama periode Januari-Maret 2014 dan dengan dampak tertinggi. Banjir menyebabkan lebih dari satu pertiga (41,3 persen) dari jumlah kejadian bencana, 75,7 persen orang yang terkena dampak dan/atau mengungsi akibat bencana alam dan 2,4 persen kerusakan rumah. Pada Januari 2014, BNPB melaporkan 108 kejadian banjir (meningkat dari angka 38 pada Januari 2013) mengakibatkan 52 kematian, berdampak pada lebih dari 1.160.000 orang dan merusak 527 rumah (termasuk rumah terendam). Banjir terparah terjadi di Jawa Tengah, Banten, Jawa Barat, Bekasi, Tangerang, Depok, Jambi, Kalimantan Selatan, Jawa Tengah dan Jawa Timur. Pada Februari 2014, BNPB melaporkan 35 kejadian banjir (meningkat dari 33 kejadian pada Februari 2013) berdampak pada 183.586 orang, merusak sekitar 121 rumah dan menewaskan satu orang. Beberapa banjir terparah terjadi pada akhir Februari pada saat hujan lebat meluapkan sungai Ato, Anapri dan STM yang menyebabkan banjir bandang serta tanah longsor di Kecamatan Jayapura Utara, Abepura dan Jayapura Selatan dan menewaskan satu orang. Jumlah kejadian banjir di bulan Maret menurun menjadi 32 kejadian, berdampak pada 16.207 orang, menewaskan empat orang, dan merusak 187 rumah. Banjir Jakarta Hujan deras di akhir Desember 2013 dan awal Januari 2014 mengakibatkan banjir di Jakarta Timur dan Selatan. Pada tanggal 13 Januari pemerintah setempat menetapkan siaga banjir sampai tanggal 12 Februari. Banjir menyebabkan 12 orang meninggal dan pada puncaknya mengakibatkan setidaknya 62.819 orang mengungsi dan total 134.662 orang dari 34 kecamatan terdampak. Pengungsi dievakuasi ke 253 titik pengungsian di daerah terdampak di dalam kota. Tanah longsor Aktivitas longsor selama periode pelaporan juga meningkat dibandingkan dengan periode yang sama di bulan Januari-Maret 2013: dari total 60 kejadian longsor menjadi 138. Pada bulan Maret 2014, jumlah longsor menurun menjadi 33 kejadian dengan tujuh kematian dan 131 rumah rusak. Pada Februari 2014, BNPB melaporkan bahwa 47 kejadian longsor mengakibatkan sembilan orang tewas, 9.954 orang terdampak dan mengungsi serta 1.605 rumah dan bangunan publik atau masyarakat rusak. Hujan lebat pada Januari 2014 menyebabkan 53 kejadian longsor yang mengakibatkan 45 kematian, 852 rumah rusak dan 3.881 terdampak dan mengungsi. United Nations Office for the Coordination of Humanitarian Affairs (OCHA) Coordination Saves Lives

Buletin Kemanusiaan Indonesia 3 Angin puting beliung Angin puting beliung adalah bencana alam yang paling umum terjadi di bulan Februari 2014 dimana BNPB melaporkan 49 - hampir sepertiga dari peristiwa bencana di bulan itu. Total 825 terdampak dan/atau mengungsi serta dan hampir 2.000 rumah rusak. Pada Januari 2014 BNPB melaporkan 48 kejadian angin puting beliung yang mengakibatkan 35 kematian, lebih dari 1.000 terdampak dan mengungsi, dan 2.674 rumah rusak. Pada bulan Maret 2014 dilaporkan 22 peristiwa angin puting beliung melukai 9 orang dan merusak 989 rumah. Gunung berapi Gunung Merapi - yang berada di status siaga Level 2 sejak 3 Agustus 2011 menyemburkan letusan kecil pada 26 Februari dengan sedikit dampak kemanusiaan di luar jatuhnya abu di Kecamatan Batipuh dan Batipuh Selatan, Yogyakarta. Pada akhir Maret 2014, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) melaporkan satu gunung berapi di status siaga Level 4 (Gunung Sinabung) dan tiga lainnya di siaga Level 3 (Karangetang, Rokatenda, Lokon). Sementara kejadian letusan vulkanik hanya terjadi 0,7 persen dari total kejadian bencana antara Januari-Maret 2014, kejadian bencana tersebut memiliki persentase tertinggi penyebab rumah rusak (62,5 persen atau 17.380 rumah). Ribuan orang telah diungsikan berbulanbulan karena letusan Gunung Sinabung di Kabupaten Karo, Sumatera Utara Letusan Gunung Sinabung Pada akhir Februari 2014, Gunung Sinabung di Kabupaten Karo, Sumatera Utara, tetap aktif dengan PVMBG mempertahankan statusnya di Level 4. Pada tanggal 1 Februari, letusan gunung tersebut menewaskan 15 orang dan melukai tiga orang lainnya. Setidaknya 31.739 orang (9.915 KK) dari 34 desa telah mengungsi (termasuk Gunung Sinabung erupsi sejak awal September, ribuan orang mengungsi. Photo Credit: WFP 20.270 orang dari desa-desa yang terletak dalam radius 5 kilometer dari kawah) selama berbulan-bulan akibat aktivitas Gunung Sinabung yang terus-menerus, dan ditempatkan di 42 pusat-pusat pengungsian. Dimulai pada tanggal 13 Februari, Satuan Tugas Nasional yang dipimpin oleh BNPB memfasilitasi pemulangan pengungsi yang tinggal di luar radius 5-km dari kawah. Pada tanggal 23 Februari setidaknya 17.150 orang (5.213 KK) dari 15 desa sudah kembali ke rumah mereka dan selanjutnya 366 orang pada 24 Februari. Pada akhir Maret, masih terdapat 15.773 pengungsi (4,989 rumah tangga) dari 16 desa dan dua dusun yang berlindung di 33 pusat pengungsian. Komando tanggap darurat masih terus memenuhi kebutuhan dasar pengungsi yang tersisa. United Nations Office for the Coordination of Humanitarian Affairs (OCHA oordination Saves Lives

Buletin Kemanusiaan Indonesia 4 Letusan Gunung Kelud Gunung Kelud, Jawa Timur, meletus pada tanggal 13 Februari menewaskan tujuh orang dan mengakibatkan sekitar 201.228 orang dievakuasi dari Kabupaten Blitar, Kediri, dan Malang ke pusat pengungsian di daerah tersebut. Pada akhir Maret, seluruh pengungsi telah kembali ke rumah mereka. Meningkatnya aktivitas gunung tersebut mendorong PVMBG meningkatkan status siaga menjadi level 2 pada tanggal 2 Februari, level 3 pada 10 Februari, dan level 4 pada tanggal 13 Februari. Dengan peningkatan ke level 4, PVMBG merekomendasikan zona bahaya dalam radius 10 km dari kawah. Setelah letusan pada tanggal 13 Februari, aktivitas vulkanik Gunung Kelud terus bertahan tinggi hingga 20 Februari. PVMBG kemudian menurun status siaga ke level 3, dengan menentukan zona aman radius 5 km dari kawah. Kegiatan ini terus menurun sehingga PVMBG menurunkan status siaga ke level 2 pada tanggal 28 Februari, dengan zona aman radius 3 km dari kawah. Gn. Kelud, Jawa Timur, erupsi pada 13 February Foto : OCHA Otoritas Jawa Timur mengakhiri status keadaan darurat provinsi pada tanggal 22 Februari dan sekaligus menyatakan status darurat provinsi baru untuk menanggapi ancaman aliran lahar hujan di Gunung Kelud. Total setidaknya 8.452 rumah rusak di Kabupaten Kediri, Blitar dan Malang. BNPB telah menyerahkan Rp 4 miliar (sekitar US $ 351.354) dana darurat serta peralatan logistik dengan total nilai Rp 3,8 miliar (sekitar US $ 333.787). Gempa bumi Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) melaporkan 19 kejadian gempa dengan kekuatan lebih dari 5.0 Skala Richter pada Maret 2014, 16 kejadian di Februari 2014 dan 20 kejadian di Januari 2014. Pada 26 Januari 2014, gempa berkekuatan 6,5 skala Richter melanda sekitar 104km sebelah tenggara Kebumen, Jawa Tengah. Gempa tidak memicu peringatan dini tsunami namun sangat dirasakan di sepanjang pantai selatan Cilacap, Kebumen, Purworejo, Yogyakarta, Solo, Boyolali, Klaten, Magelang, Sragen, Garut, Tasikmalaya, Pangandaran dan Semarang. Gempa ini menghancurkan 17 rumah di Kabupaten Banyumas, dan merusak 41 rumah di Kabupaten Bantul, Purworejo, Banyumas, Cilacap, dan Magelang. Upaya berbagai pemangku kepentingan untuk menanggulangi kebakaran lahan dan hutan di propinsi Riau Kebakaran Lahan dan Hutan Kebakaran menghancurkan setidaknya 6.000 hektar Biosfer Giam Siak Kecil, Bukit Batu di Kabupaten Bengkalis dan Taman Nasional Tesso Nello yang menghasilkan asap pada tingkat yang berbahaya di Kota Pekanbaru, Bengkalis, Siak, dan Meranti di Provinsi Riau. Otoritas Riau menyatakan situasi darurat provinsi pada 25 Februari hingga 4 April, membentuk Komando Tanggap Darurat, dan mengalokasikan Rp 10 miliar (sekitar US $ 878.387) untuk keadaan darurat. Beberapa kabupaten dan kota juga menyatakan situasi darurat termasuk Dumai, Rohul, Kampar, Siak, Bengkalis dan Palalawan. Pemerintah telah menanggapi situasi dengan memobilisasi pesawat dan helikopter untuk pemboman perang, memanfaatkan teknologi modifikasi cuaca dan memobilisasi personil sipil dan militer. BMKG memprediksi puncak musim kemarau di Provinsi Riau akan terjadi pada bulan Juni. Dengan demikian, Pemerintah telah mengantisipasi kebakaran hutan dari Mei hingga September tahun ini.

Buletin Kemanusiaan Indonesia 5 Kesiapsiagaan Respon Bencana Penyusunan Rencana Nasional Penanggulangan Bencana 2015-2019 Di bulan Februari, BNPB bersama dengan Kementerian Negara Perencanaan/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) menyelenggarakan serangkaian lokakarya dengan pemerintah dan non-pemerintah untuk menyusun Rencana Nasional Penanggulangan Bencana (Renas PB) untuk periode 2015-2019. Lokakarya untuk masyarakat internasional diadakan pada tanggal 17 Februari. Perbaikan dari proses sebelumnya adalah bahwa Renas PB sekarang dilengkapi dengan Rencana Aksi Nasional Pengurangan Risiko Bencana untuk periode 2015-2019. Dokumen-dokumen ini akan menjadi dokumen kerja penanggulangan bencana bagi pemerintah terpilih yang baru untuk periode 2015-2019. dan kementerian melan utkan proses adaptasi pendekatan klaster Proses harmonisasi Cluster berkelanjutan Pada tanggal 26 Februari OCHA dan BNPB bersama-sama memimpin lokakarya Sosialisasi dan Penyelarasan Klaster sebagai bagian dari proses yang sedang berlangsung yaitu harmonisasi sistem klaster IASC (Komite Tetap Antar Badan) dengan klaster Pemerintah Indonesia. Lokakarya tersebut melanjutkan lokakarya tanggal 17 Januari dimana BNPB bersama dengan kementerian/lembaga lainnya menetapkan delapan klaster nasional, yaitu : Kesehatan; Pencarian dan Penyelamatan; Pendidikan; Ekonomi; Sarana dan Prasarana; Logistik; Pengungsian dan Perlindungan; dan Pemulihan Dini/Pemerintanan. Lokakarya 26 Februari dimulai dengan sosialisasi sistem klaster IASC (Komite Tetap Antar Badan) termasuk pembentukan dan arsitektur sistem klaster, klaster individu, piranti yang tersedia untuk klaster global maupun lokal, dan peran OCHA dalam koordinasi klaster. Sesi berikutnya menampilkan diskusi dari delapan klaster Pemerintah Indonesia dan diskusi kelompok tentang bagaimana klaster IASC (Komite Tetap Antar Badan) dapat mendukung mereka. BNPB sedang mempersiapkan untuk mengeluarkan surat resmi kepada Kementerian dan untuk akhirnya menetapkan peraturan mengenai pembentukan klaster nasional. Review Peraturan Kepala BNPB mengenai partisipasi masyarakat internasional dalam keadaan darurat Pada tanggal 4 Maret, BNPB melakukan konsultasi publik untuk mereview draft perbaikan dari Peraturan Kepala BNPB tentang partisipasi masyarakat internasional pada masa darurat. Peraturan Kepala BNPB Nomor 22 tahun 2010 ditinjau dan diperbaiki untuk memfasilitasi secara lebih baik bantuan internasional yang datang ke negara dalam bencana skala besar. Konsultasi publik ini dihadiri oleh perwakilan dari kementerian, lembaga donor, LSM, Palang Merah dan Gerakan Bulan Sabit Merah, dan badan-badan PBB. Mentawai Megathrust Disaster Relief Exercise (MM DIREX) 2014 Pada Maret 2014, BNPB menyelenggarakan serangkaian latihan dan kegiatan lainnya di Provinsi Sumatera Barat. Diikuti oleh masyarakat sebagai pelaku kemanusiaan lokal dan internasional, MM DIREX terdiri dari Geladi Posko, Geladi Lapang, Evakuasi massal, dan bakti sosial di Kota Padang dan Kepulauan Mentawai. Kegiatan ini juga mencakup pameran dengan tema Foto : BNPB United Nations Office for the Coordination of Humanitarian Affairs (OCHA) Coordination Saves Lives

Buletin Kemanusiaan Indonesia 6 Kolaborasi untuk Gempa dan Tsunami Kesiapsiagaan dengan menggambar dan lomba poster sebagai bagian dari agenda. Pameran ini diikuti oleh Pemerintah, NGO/LSM, sektor swasta, donor dan Badan PBB. Lomba menggambar diikuti oleh 370 siswa SD dan 170 siswa SMP. Juga dilakukan penyediaan pelayanan medis bagi masyarakat serta penyebaran informasi untuk kesiapsiagaan bencana di tingkat masyarakat. Delapan MoU baru dengan BNPB untuk kesiapasiagaan bencana Pada tanggal 11 Maret, BNPB menandatangani delapan Nota Kesepahaman dengan Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal, Departemen Perhubungan, Departemen Kesehatan, Bank Indonesia, MNC Media, Metro TV, LAPAN, dan Arsip Nasional Republik Indonesia. Sejauh ini, total telah ada 45 MoU yang ditandatangani oleh BNPB dengan berbagai pihak untuk mengantisipasi tanggap bencana pada tahun 2015. Forum Bappenas-PBB Pada tanggal 22 Januari, Forum Bappenas-PBB mengenai Kerjasama Pembangunan mengadakan pertemuan pertama untuk meninjau pelaksanaan tahap pertama Kerangka Kemitraan Pembangunan PBB (UNPDF) 2010-2014. Pertemuan kajian ini dibuka oleh Menteri Negara Perencanaan dan UN Resident oordinator. UNPDF terdiri dari lima area fokus (Tata Kelola/ o ernan e, Perubahan Iklim/ limate hange, Pelayanan Sosial/ oial eries, Penanggulangan Bencana/Ketahanan Disaster anagement Resilien e, dan Penghidupan Berkelanjutan/ ustainable i elihood). Pertemuan juga membahas rencana tahap kedua UNPDF untuk 2015-2019. Pendanaan Pada akhir Februari 2014 hanya ada satu proyek HRF yang sedang dilaksanakan oleh Humanitarian Forum Indonesia untuk memberdayakan masyarakat yang terkena dampak letusan Gunung Sinabung. Lima proyek lainnya telah selesai dan sedang diaudit menjelang pembayaran akhir kepada LSM pelaksana. Keputusan untuk menutup HRF- Indonesia telah disahkan melalui surat dari USG untuk Urusan Kemanusiaan dan Koordinator Bantuan Darurat yang ditujukan kepada Koordinator Kemanusiaan Indonesia. Untuk informasi lebih lanjut, harap menghubungi: Rajan Gengaje, Head of Office, gengaje@un.org, Tel. (+62) 21 314 1308 ext. 215 Nova Ratnanto, Emergency Response Officer, ratnanto@un.org, Tel. (+62) 21 314 1308 ext. 128 Buletin kemanusiaan OCHA tersedia di http://indonesia.humanitarianresponse.info www.reliefweb.int United Nations Office for the Coordination of Humanitarian Affairs (OCHA oordination Saves Lives