Ketentuan Pengalaman Praktik Keprofesian di Bidang Akuntansi Anggota Utama/Pemegang Sertifikat CA IAI

dokumen-dokumen yang mirip
of Accountants (IFAC) mengenai Continuing Professional Development: A Program of Ltfelong learning and Continuing Deyelopment of Professional

I. Informasi tentang Chartered Accountant (CA)

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25/PMK.01/2014 TENTANG AKUNTAN BEREGISTER NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25/PMK.01/2014 TENTANG AKUNTAN BEREGISTER NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /PMK.01/2017 TENTANG AKUNTAN BEREGISTER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LATAR BELAKANG PELUNCURAN CA

DEWAN PENGURUS NASIONAL IKATAN AKUNTAN INDONESIA (THE INDONESIAN INSTITUTE OF ACCOUNTANTS) SURAT KEPUTUSAN

Undangan dan Mekanisme Rapat Anggota IAI KAPd

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 111/PMK.03/2014 TENTANG KONSULTAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 111/PMK.03/2014 TENTANG KONSULTAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 111/PMK.03/2014 TENTANG KONSULTAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

-1-1. Direksi Perusahaan Efek yang melakukan kegiatan usaha sebagai Manajer Investasi; 2. Pengurus Asosiasi yang mewadahi Wakil Manajer Investasi;

PROSEDUR PENDAFTARAN USKAD IAI (Ujian Sertifikasi Keahlian Akuntansi Dasar) JADWAL PELAKSANAAN

Lampiran 1a Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 7/ 57 /DPbS tanggal 22 Desember 2005

SOSIALISASI PMK NO.25/PMK.01/2014 Tentang AKUNTAN BEREGISTER NEGARA. Malang, 13 Mei 2014

Direksi Perusahaan Efek yang melakukan kegiatan usaha sebagai Penjamin Emisi Efek dan/atau Perantara Pedagang Efek;

-1-1. Direksi Perusahaan Efek yang melakukan kegiatan usaha sebagai Manajer Investasi; 2. Pengurus Asosiasi yang mewadahi Wakil Manajer Investasi;

ANGGARAN RUMAH TANGGA INSTITUT AKUNTAN MANAJEMEN INDONESIA ANGGARAN RUMAH TANGGA INSTITUT AKUNTAN MANAJEMEN INDONESIA TAHUN 2016

S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK YANG MELAKSANAKAN KEGIATAN USAHA BERDASARKAN PRINSIP SYARIAH DI INDONESIA

IKATAN KONSULTAN PAJAK INDONESIA (INDONESIAN TAX CONSULTANTS ASSOCIATION)

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 13 /POJK.03/2017 TENTANG PENGGUNAAN JASA AKUNTAN PUBLIK DAN KANTOR AKUNTAN PUBLIK DALAM KEGIATAN JASA KEUANGAN

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.05/2015 TENTANG PROFESI PENUNJANG INDUSTRI KEUANGAN NON-BANK

2017, No Otoritas Jasa Keuangan mempunyai wewenang untuk melakukan pengawasan, pemeriksaan, penyidikan, perlindungan konsumen, dan tindakan lain

dengan ketentuan tanggung jawab penyelenggaraan tetap berada

BATANG TUBUH PENJELASAN

2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Akuntan Publik adalah seseorang yang telah memperoleh izin untu

ANGGARAN RUMAH TANGGA

INTERNATIONAL DUAL CERTIFICATION: ACCOUNTING, FINANCE & BUSINESS PROGRAM

2012, No BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Komite Profesi Akuntan Publik yang selanjutnya dis

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 84 TAHUN 2012 TENTANG KOMITE PROFESI AKUNTAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

ANGGARAN RUMAH TANGGA HIMPUNAN PENGEMBANGAN JALAN INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 84 TAHUN 2012 TENTANG KOMITE PROFESI AKUNTAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB II LANDASAN TEORI. II.1.1 Pengertian auditor dan kriteria seorang auditor

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 84 TAHUN 2012 TENTANG KOMITE PROFESI AKUNTAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

ANGGARAN RUMAH TANGGA INSTITUT AKUNTAN PUBLIK INDONESIA TAHUN 2017

ANGGARAN RUMAH TANGGA ALIANSI JURNALIS INDEPENDEN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2015 TENTANG PRAKTIK AKUNTAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. Dalam masa globalisasi saat ini sangat diperlukan sumber daya manusia (SDM) yang

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN TENTANG PRAKTIK AKUNTAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

FORMULIR KLAIM SKPPL TAHUN 2017

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN

TENTANG JASA PENILAI PUBLIK MENTERI KEUANGAN,

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 111/PMK.03/2014 TENTANG KONSULTAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENYIAPKAN AKUNTAN PROFESIONAL INDONESIA (CA INDONESIA)

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR: 17/PMK.01/2008 TENTANG JASA AKUNTAN PUBLIK MENTERI KEUANGAN,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG AKUNTAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR /PMK.01/2016 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG AKUNTAN PUBLIK

2017, No MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG NOTARIS YANG MELAKUKAN KEGIATAN DI PASAR MODAL. BAB I KETENTUAN UMUM

ANGGARAN DASAR INSTITUT AKUNTAN MANAJEMEN INDONESIA ANGGARAN DASAR INSTITUT AKUNTAN MANAJEMEN INDONESIA TAHUN 2016 MUKADIMAH

BULETIN INFORMASI Ujian Indonesia Certified Public Accountant

No a. kebijakan pemberdayaan, pembinaan, dan pengawasan Akuntan Publik dan KAP; b. penyusunan standar akuntansi dan SPAP; dan c. hal lain yang

UU NO 34 TAHUN 1954 TENTANG PEMAKAIAN GELAR AKUNTAN UU NO 12 TAHUN 2012 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI PMK TENTANG AKUNTAN BEREGISTER NEGARA

KERANGKA RPMK AKTUARIS. Perubahan Nama dan/atau Bentuk Badan Usaha Konsultan Aktuaria

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG AKUNTAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PERHIMPUNAN ADVOKAT INDONESIA TENTANG NOMOR 3 TAHUN 2006 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN KHUSUS PROFESI ADVOKAT DEWAN PIMPINAN NASIONAL

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG KONSULTAN HUKUM YANG MELAKUKAN KEGIATAN DI PASAR MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR: KEP- 34 /PM/2003 TENTANG PENDAFTARAN AKUNTAN YANG MELAKUKAN KEGIATAN DI PASAR MODAL

Anggaran Dasar Anggaran Rumah Tangga

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DEWAN KOMISARIS PT. BPR KANAYA

-2- Untuk itu, dalam rangka menjaga kepercayaan publik terhadap kualitas informasi keuangan, Pihak yang Melaksanakan Kegiatan Jasa Keuangan harus menj

- 5 - a. laporan pelaksanaan ujian pengetahuan dasar di bidang. b. laporan kegiatan peningkatan pengetahuan di bidang Dana

ANGGARAN DASAR INSTITUT AKUNTAN PUBLIK INDONESIA TAHUN 2017

FORMULIR PENILAIAN PRAKTIK KERJA UJIAN PROFESIONAL AUDITOR PROFESSIONAL RECOGNITION PROGRAM CERTIFIED PROFESSIONAL AUDITOR OF INDONESIA

2 Sesuai amanat dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2011 tentang Akuntan Publik, Peraturan Pemerintah ini mengatur ketetentuan lebih lanjut mengenai: a.

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA

ANGGARAN DASAR HIMPUNAN PENGEMBANGAN JALAN INDONESIA MUKADIMAH

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG AKUNTAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

ANGGARAN RUMAH TANGGA

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG NOTARIS YANG MELAKUKAN KEGIATAN DI PASAR MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEDOMAN PROGRAM PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN (P2KB) TENAGA KESEHATAN MASYARAKAT

TATA CARA VERIFIKASI PENGALAMAN PRAKTIK OLEH IAPI & INFORMASI DOKUMEN YANG DISIAPKAN OLEH PEMOHON

ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI ANALIS KEBIJAKAN INDONESIA - AAKI (ASSOCIATION OF INDONESIAN POLICY ANALYSTS - AIPA) BAB I KETENTUAN UMUM

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /PMK.01/2016 TENTANG AKTUARIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG AKUNTAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

IKATAN AKUNTAN INDONESIA (INSTITUTE OF INDONESIA CHARTERED ACCOUNTANTS)

ANGGARAN RUMAH TANGGA INSTITUT AKUNTAN MANAJEMEN INDONESIA TAHUN 2009 BAB I KEANGGOTAAN. Pasal 1 KETENTUAN UMUM

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG PENILAI YANG MELAKUKAN KEGIATAN DI PASAR MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

No. 3/32/DPNP Jakarta, 14 Desember Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN

SURAT KEPUTUSAN DEWAN PIMPINAN PUSAT PERSATUAN AHLI GIZI INDONESIA Nomor:2284/SK/DPP-PERSAGI/XI/2014 T E N T A N G

SURAT KEPUTUSAN PENGURUS PUSAT IKATAN APOTEKER INDONESIA Nomor : Kep. 007/ PP.IAI/1418/IV/2014. Tentang

PERATURAN KOMITE PROFESI AKUNTAN PUBLIK TENTANG

ANGGARAN RUMAH TANGGA INSTITUT AKUNTAN PUBLIK INDONESIA TAHUN 2017

Standar Nasional Pendidikan Tinggi

- 2 - SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 67 /POJK.04/2017 TENTANG NOTARIS YANG MELAKUKAN KEGIATAN DI PASAR MODAL

2.4 KODE ETIK AKUNTAN INDONESIA

ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN PUSTAKAWAN INDONESIA. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1. Pengertian

: Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan Nomor : Kep. 24 /DJPPK/V/2006 Tanggal : 17 Mei 2006

BULETIN INFORMASI Indonesia Certified Public Accountant Exam

RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR.../POJK.05/2014 TENTANG INVESTASI DANA PENSIUN

2 e. bahwa Peraturan Menteri Keuangan Nomor 125/PMK.01/2008 tentang Jasa Penilai Publik dipandang sudah tidak relevan dengan perkembangan profesi sehi

BAB VIII PENGAMBILAN KEPUTUSAN Pasal 15

Direksi Perusahaan Efek yang melakukan kegiatan usaha sebagai Penjamin Emisi Efek dan/atau Perantara Pedagang Efek SALINAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

2015, No Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587); 2. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang

KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR: 263/SK/R/UI/2004. Tentang PENYELENGGARAAN PROGRAM DOKTOR DI UNIVERSITAS INDONESIA

PERUBAHAN ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN NOTARIS INDONESIA HASIL RAPAT PLENO PENGURUS PUSAT YANG DIPERLUAS DI BALIKPAPAN, 12 JANUARI 2017

Transkripsi:

KETENTUAN CHARTERED ACCOUNTANT (CA) IKATAN AKUNTAN INDONESIA (IAI) Penerimaan Anggota Utama / Pemberian Sertifikat CA IAI 1) Permohonan untuk menjadi Anggota Utama/PenerimaSertifikat CA IAI harus diajukan secara tertulis kepada DPN yang dilakukan melalui IAI Pusat maupun IAI Wilayah dengan melengkapi persyaratan sebagai berikut: a. mengisi formulir keanggotaan yang memuat data-data anggota, pernyataan kesediaan memenuhi kewajiban sesuai ketentuan dalam AD/ART dan peraturan organsiasi IAI serta kesediaan untuk diproses dan menerima sanksi penegakan disiplin keanggotaan sesuai mekanisme yang berlaku dalam hal tidak memenuhi kewajibannya sebagai anggota IAI; dan b. melengkapi dokumen administrasi pendukung sebagai berikut: 1. pas Foto 4x6 sebanyak 2 (dua) lembar, berlatar belakang putih; 2. kopi Register Negara untuk Akuntan; 3. Ijazah, dan 4. surat keterangan pengalaman menjalankan praktik keprofesian di bidang akuntansi baik di sektor pendidikan, korporasi, sektor publik, maupun praktisi akuntan publik; 5. buktipembayaran uang pangkal dan iuran tahunananggotautama. c. Permohonan untuk menjadi Anggota Utama/Penerima Sertifikat CA IAIdapat dilakukan secara langsung dikantor IAI Pusat, Wilayah, maupun Knowledge Center IAI; atau secara tidak langsung dengan menyampaikan formulir pendaftaran melalui fax, email, atau online dari internet. Ketentuan Pengalaman Praktik Keprofesian di Bidang Akuntansi Anggota Utama/Pemegang Sertifikat CA IAI 1) Pengalaman menjalankan praktik keprofesian di bidang akuntansi calon Anggota Utama/PenerimaSertifikat CA IAI dapat diperoleh dari: a. pengalaman bekerja di bagian akuntansi pada suatu entitas; b. pengalaman sebagai pengajar atau dosen di bidang akuntansi; c. pengalaman sebagai auditor atau pemeriksa di bidangkeuanganpada Badan Pemeriksa Keuangan, Kementerian/Lembaga Non Kementerian, Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan, atau Kantor Akuntan Publik; atau d. pengalaman di bidang akuntansi lainnya. 2) Jangka waktu pengalaman menjalankan praktik keprofesian di bidang akuntansi calon Anggota Utama adalah minimal selama 3 (tiga) tahun. 3) Pendidikan Profesi Akuntansi diakui sebagai pengalaman menjalankan praktik keprofesian di bidang akuntansi selama 1 (satu) tahun. 4) Penilaianpengalamandibuktikandengansurat keterangan pengalaman menjalankan praktik

keprofesian di bidang akuntansi baik di sektor pendidikan, korporasi, sektor publik, maupun praktisi akuntan publikditandatanganiolehpejabatberwenang; Ketentuan Meningkatkan Kompetensi Anggota Utama IAI/Pemegang Sertifikat CA IAI 1. Kewajiban Meningkatkan Kompetensi 1) Pendidikan Profesional Berkelanjutan (PPL) adalah kegiatan peningkatan kompetensi profesional secara terus menerus (continuous profesional development) yang harus ditempuh oleh Anggota Utama IAI. 2) Anggota Utama harus menempuh PPL sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sekurang-kurangnya 120 (seratus dua puluh) Satuan Kredit PPL (SKP) dalam periode 3 (tiga) tahun. 3) Dalam memenuhi kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Anggota Utama harus memenuhi sekurang-kurangnya 30 (tiga puluh) SKP dalam 1 (satu) tahun. 2. Bentuk Kegiatan Pendidikan dan Pelatihan 1) Kegiatan terstruktur tatap muka, yaitu: a. pelatihan; b. kursus; c. lokakarya; d. diskusi panel; e. seminar; f. konferensi; g. konvensi; h. simposium; atau i. program pasca sarjana pada bidang studi yang relevan. 2) Terstruktur Non-tatap Muka yang diakui oleh IAI, yaitu: a. program belajar jarak jauh; b. penulisan artikel, makalah, atau buku dengan materi yang relevan dan dipublikasikan; c. riset profesional atau studi terhadap bidang-bidang yang relevan; d. menjadi anggota Dewan Penguji pada organisasi profesi yang mengharuskan yang bersangkutan menyiapkan atau mereview materi-materi yang bersifat teknis; atau e. menjadi anggota dalam komite-komite teknis yang dibentukdan/ataudiakui oleh IAI. 3. Perhitungan SKP 1) Perhitungan SKP pesertakegiatanpelatihan, kursus, lokakarya, diskusi panel, seminar, konferensi, konvensidansimposiumadalahsebagaiberikut: a. satu SKP terdiri dari 50 (lima puluh) menit efektif; b. bila suatu kegiatan terdiri dari beberapa sesi atau bagian, maka SKP dihitung setelah menjumlahkan terlebih dahulu waktu atau menit untuk seluruh sesi dalam kegiatan tersebut; dan c. jumlah waktu dibagi dengan 50 (lima puluh) menit dengan pembulatan dalam hal hasilnya berupa pecahan. 2) Perhitungan SKP untuk Peserta Kegiatan Program Pascasarjana adalah sebagaiberikut:

a. bagi peserta kegiatan program pascasarjana di bidang akuntansi diakui nilai SKP berdasarkan SKS yang diambilnya dengan ketentuan 1 (satu) SKS = 1 (satu) SKP; dan b. dalam periode 3 (tiga) tahun, maksimum SKP yang bisa diakui untuk program pasca sarjana adalah 90 (sembilan puluh) SKP. 3) Perhitungan SKP untuk Pengajar atau Pembicara pada Suatu Program PPL adalah sebagai berikut: a. pengajar/pembicara pada program PPL berhak mendapat SKP untuk persiapan dan presentasi yang telah dilakukan; b. resentasi SKP dihitung berdasarkan jumlah waktu tatap muka; c. pengajar/pembicara melaksanakan suatu program untuk yang pertama kali maka pengajar /pembicara berhak menerima SKP untuk waktu aktual yang digunakan dalam persiapan; d. lama waktu persiapan dibatasi maksimal 2 (dua) kali waktu yang diperlukan untuk menyampaikan materi presentasi; dan e. presentasi yang pernah dilakukan sebelum oleh pembicara/pengajar tidak akan menerima SKP kecuali jika pembicara/pengajar tersebut dapat menunjukkan bahwa materi presentasi telah diubah secara signifkan dan perubahan tersebut memerlukan persiapan atau penelitian tambahan yang signifikan. 4) Perhitungan SKP untuk Kegiatan Belajar Jarak Jauh adalahsebagaiberikut: a. dalam hal seseorang menjalani program belajar jarak jauh maka dia berhak mendapatkan SKP dengan perhitungan 1 (satu) SKS = 1 (satu) SKP; dan b. dalam periode 3 (tiga) tahun, maksimum SKP yang bisa diakui untuk kegiatan belajar jarak jauh adalah 36 (tiga puluh enam) SKP. 5) Perhitungan SKP untuk Kegiatan Penulisan Artikel yang Dipublikasikan, Buku atau Modul Pelatihan adalahsebagaiberikut: a. penulis artikel, buku atau program PPL berhak menerima SKP untuk waktu aktual yang digunakan dalam melakukan penelitian dan penulisan sepanjang waktu yang digunakan tersebut meningkatkan kompetensi profesionalnya; dan b. dalam periode 3 (tiga) tahun maksimum SKP yang bisa diakui untuk kegiatan menulis artikel, buku atau modul adalah 60 (enam puluh) SKP. 6) Perhitungan SKP untuk Kegiatan Penelitian atau Riset Profesional adalah sebagai berikut: a. peneliti dan Periset Profesional berhak menerima SKP untuk waktu aktual yang digunakannya dalam melakukan penelitian dan riset sepanjang waktu yang digunakan tersebut untuk meningkatkan kompetensi profesionalnya; dan b. dalam periode 3 (tiga) tahun, jumlah maksimum SKP yang bisa diakui untuk kegiatan penelitian adalah 90 (sembilan puluh) SKP. 7) Perhitungan SKP bagi Anggota Dewan Standar Profesi Ikatan Akuntan Indonesia adalah sebagai berikut: a. sebagai Anggota Dewan Standar Profesi Ikatan Akuntan Indonesia seseorang berhak mendapatkan maksimum 30 (tiga puluh) SKP per tahun; dan b. dalam periode 3 (tiga) tahun, maksimum SKP yang bisa diakui untuk partisipasi sebagai Anggota Dewan Standar Profesi Ikatan Akuntan Indonesia tersebut adalah 90 (sembilan puluh) SKP. 8) Perhitungan SKP untuk Partisipasi sebagai Anggota Komite Teknis di IAI adalah sebagai berikut: a. sebagai anggota komite teknis IAI, seseorang berhak mendapatkan maksimum 30 (tiga puluh) SKP per tahun; dan b. dalam periode3 (tiga) tahun, maksimum SKP yang bisa diakui untuk partisipasi

sebagai anggota komite teknis adalah 90 (sembilan puluh) SKP. 9) Perhitungan SKP untuk Kegiatan non IAI ditetapkan oleh DPN dengan ketentuan sebagai: a. kegiatan yang diikuti di luar IAI maka SKP yang diakui oleh IAI akan diperhitungkan sesuai dengan jumlah SKP dan relevansi topik yang diikuti sesuai dengan ketentuan IAI; dan b. kegiatan yang diikuti harus relevan dengan peningkatan pengetahuan dan keahlian dibidang Akuntansi, Auditing, Keuangan, Manajemen Keuangan, Akuntansi Manajemen, Perbankan, ataupun Perpajakan. 10) Penyelenggara kegiatan PPL Non-IAI yang dapat diakui adalah: a. organisasi profesi akuntansi yang merupakan anggota International Federation of Accountants; b. Asosiasi Profesi Mitra IAI; c. institusi yang diakui pemerintah sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku; dan d. institusi lainnya yang memiliki kredibilitas tinggi sesuai ketetapan DPN. Prosedur Pemberhentian Anggota IAI 1) DPN dapat memberhentikan keanggotaan IAI atas pelanggaran kewajiban, sebagai berikut : a. Tidak menjunjungtinggi nama, citra, dan kehormatan organisasi; b. Tidak menaati dan melaksanakan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga, Kode Etik, serta semua peraturan dan keputusa norganisasi yang berlaku; c. Tidak bekerjasama dengan sesama anggota yang lain; d. Tidak melaksanakan tugas yang dipercayakan organisasi; e. Tidak membayar iuran dan kewajiban keuangan lainnya sesuai dengan ketentuan yang berlaku; f. Tidak menaati dan melaksanakan Standar Profesi khusus bagi Anggota Utama; dan g. tidak memelihara dan meningkatkan kompetensi melalui kegiatan Pendidikan Profesional Berkelanjutan (PPL) khusus bagi Anggota Utama. 2) DPN akan memberhentikan keanggotaan IAI atas pelanggaran kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat (1) butir a, b, c, d setelah ada keputusan yang bersifat tetap dan mengikat. 3) Keputusan yang bersifat tetap dan mengikat sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat ditetapkan oleh: a. Komite Penegakan Disiplin Anggota untuk anggota IAI yang tergabung dalam kompartemen; b. DPN untuk anggota selain anggota IAI yang tergabung dalam kompartemen; atau c. Majelis Kehormatan untuk anggota yang mengajukan banding atas Keputusan Komite Penegakan Disiplin Anggota dan/atau DPN. 4) DPN akan membekukan keanggotaan IAI atas pelanggaran kewajiban membayar iuran sebagaimanadimaksudpadaayat (1) butir e, dengan ketentuan sebagai berikut: a. anggota IAI akan diberikan peringatan pertama, kedua, dan ketiga dalam waktu masing-masing 1 (satu) bulan dalam hal tidak membayar iuran 3 (tiga) bulan

semenjak masa keanggotaannya berakhir; b. dalam hal sesudah peringatan ketiga iuran tersebut tetap belum dilunasi maka DPN dapat membekukan keanggotaan anggota IAI sebagaimana dimaksud dalam butir a; dan c. dalam hal anggota IAI yang telah dibekukan keanggotaannya ingin kembali menjadi anggota IAI maka harus menempuh prosedur penerimaan anggota baru dan melunasi seluruh tunggakan iurannya. 5) DPN akan membekukan keanggotaan IAI atas pelanggaran kewajiban tidak memelihara dan meningkatkan kompetensi melalui kegiatan Pendidikan Profesional Berkelanjutan (PPL) sebagaimana dimaksud pada ayat (1) butir g, dengan ketentuan sebagai berikut: a. Anggota UtamaIAI akan diberikan peringatan pertama, kedua, dan ketiga dalam waktu masing-masing 1 (satu) bulan dalam hal tidak menyampaikan laporan mengikuti kegiatan PPL paling lama pada akhir bulan April tahun berikutnya; b. dalam hal sesudah peringatan ketiga Anggota Utama IAI tidak menyampaikan laporan mengikut ikegiatan PPL maka DPN dapat membekukan keanggotaan anggota IAI sebagaimana dimaksud dalam butir a; c. dalam hal Anggota Utama IAI yang telah dibekukan keanggotaannya ingin kembali menjadi anggota IAI maka harus menempuh prosedur penerimaan anggota baru dan memenuhi kewajiban kegiatan PPL; d. Dalamhal Anggota Utama IAI yang yang telah dibekukan keanggotaannya ingin kembali menjadi anggota IAI namun tidak memenuhi kewajiban kegiatan PPL maka keanggotannya menjad ianggota Madya. 6) Anggota IAI dapat mengajukan permohonan pengunduran diri dari anggota IAI dengan menyampaikan pemberitahuan tertulis kepada DPN selambat-lambatnya 1 (satu) bulan sebelumnya, dengan syarat kewajiban yang belum dipenuhi harus diselesaikan. 7) DPN menyampaikan pemberitahuan secara tertulis mengenai sanksi pembekuan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dan (5) dan keputusan atas permohonan pengunduran diri dari anggota IAI sebagaimana dimaksud pada ayat (6) kepada anggota yang terkait. Sumber : http://www.iaiglobal.or.id/v02/chartered_accountant/