Seminar Nasional IENACO 2016 ISSN:

dokumen-dokumen yang mirip
PERFORMANSI MESIN SEPEDA MOTOR SATU SILINDER BERBAHAN BAKAR PREMIUM DAN PERTAMAX PLUS DENGAN MODIFIKASI RASIO KOMPRESI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berkaitan dengan judul penelitian yaitu sebagai berikut: performa mesin menggunakan dynotest.pada camshaft standart

PENGUJIAN STANDARD CAMSHAFT DAN AFTER MARKET CAMSHAFT TERHADAP UNJUK KERJA SEPEDA MOTOR 4 LANGKAH 110 CC

BAB II LANDASAN TEORI

Pengaruh Variasi Durasi Noken As Terhadap Unjuk Kerja Mesin Honda Kharisma Dengan Menggunakan 2 Busi

UJI PERFORMANSI MESIN OTTO SATU SILINDER DENGAN BAHAN BAKAR PREMIUM DAN PERTAMAX PLUS

KAJI EKSPERIMENTAL PENGARUH PENGGUNAAN MEDAN MAGNET TERHADAP KINERJA MOTOR BENSIN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambar 3.1 Diagram alir metodologi pengujian

PENGARUH PENGGUNAAN BLOWER ELEKTRIK TERHADAP PERFORMA MESIN SEPEDA MOTOR SISTEM INJEKSI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Studi Pustaka. Persiapan Dan Pengesetan Mesin. Kondisi Baik. Persiapan Pengujian. Pemasangan Alat Ukur

Bagaimana perbandingan unjuk kerja motor diesel bahan bakar minyak (solar) dengan dual fuel motor diesel bahan bakar minyak (solar) dan CNG?

UNJUK KERJA MESIN BENSIN 4 SILINDER TYPE 4G63 SOHC 2000 CC MPI

Abstract. Keywords: Performance, Internal Combustion Engine, Camshaft

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan jumlah kendaraan bermotor diindonesia sekarang ini

Gambar 1. Motor Bensin 4 langkah

PENGARUH JENIS BAHAN BAKAR TERHADAP UNJUK KERJA SEPEDA MOTOR SISTEM INJEKSI DAN KARBURATOR


PENGARUH PORTING SALURAN INTAKE DAN EXHAUST TERHADAP KINERJA MOTOR 4 LANGKAH 200 cc BERBAHAN BAKAR PREMIUM DAN PERTAMAX

PENGARUH FILTER UDARA PADA KARBURATOR TERHADAP UNJUK KERJA MESIN SEPEDA MOTOR

BAB II LANDASAN TEORI

PENGARUH PENAMBAHAN ADITIF PADA PREMIUM DENGAN VARIASI KONSENTRASI TERHADAP UNJUK KERJA ENGINE PUTARAN VARIABEL KARISMA 125 CC

BAB II LANDASAN TEORI. empat langkah piston atau dua putaran poros engkol. Empat langkah tersebut adalah :

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II DASAR TEORI 2.1. Motor Bensin Penjelasan Umum

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XIX Program Studi MMT-ITS, Surabaya 2 November 2013

PENGARUH PENGGUNAAN CDI PREDATOR DUAL MAP TERHADAP KARAKTERISTIK PERCIKAN BUNGA API DAN KINERJA MOTOR 4 LANGKAH 110 CC TRANSMISI AUTOMATIC

Unjuk Kerja Motor Bakar Bensin Dengan Turbojet Accelerator

ANALISA PENGARUH PEMANASAN AWAL BAHAN BAKAR SOLAR TERHADAP PERFORMA DAN KONSUMSI BAHAN BAKAR PADA MESIN MOTOR DIESEL SATU SILINDER

PENGARUH PENAMBAHAN ADITIF ABD 01 SOLAR KE DALAM MINYAK SOLAR TERHADAP KINERJA MESIN DIESEL

ANALISA KINERJA MESIN OTTO BERBAHAN BAKAR PREMIUM DENGAN PENAMBAHAN ADITIF OKSIGENAT DAN ADITIF PASARAN

Uji Eksperimental Pertamina DEX dan Pertamina DEX + Zat Aditif pada Engine Diesel Putaran Konstan KAMA KM178FS

Pengaruh Kerenggangan Celah Busi terhadap Konsumsi Bahan Bakar pada Motor Bensin

PENGARUH PENGGUNAAN VARIASI BUSI TERHADAP KARAKTERISTIK PERCIKAN BUNGA API DAN KINERJA MOTOR HONDA BLADE 110 CC

Seminar Nasional (PNES II), Semarang, 12 Nopember 2014

PERENCANAAN MOTOR BAKAR DIESEL PENGGERAK POMPA

Andik Irawan, Karakteristik Unjuk Kerja Motor Bensin 4 Langkah Dengan Variasi Volume Silinder Dan Perbandingan Kompresi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH PENGGUNAAN VARIASI ELEKTRODA BUSI TERHADAP PERFORMA MOTOR BENSIN TORAK 4 LANGKAH 1 SILINDER HONDA SUPRA-X 125 CC

PENAMBAHAN ADITIF PRESTONE, REDEX DAN BAHAN BAKAR SOLAR TERHADAP PRESTASI MESIN DIESEL, TORSI, DAYA, DAN KONSUMSI BAHAN BAKAR CAIR SPESIFIK.

BAB III METODE PENELITIAN

UPAYA PENINGKATAN DAYA MOTOR DENGAN MERUBAH BESARNYA LUBANG KELUARAN GAS BUANG

BAB II LANDASAN TEORI

PEMBAHASAN. 1. Mean Effective Pressure. 2. Torque And Power. 3. Dynamometers. 5. Specific Fuel Consumption. 6. Engine Effeciencies

PENGARUH CAMPURAN METANOL TERHADAP PRESTASI MESIN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL UJI DAN PERHITUNGAN MENGETAHUI KINERJA MESIN MOTOR PADA KENDARAAN GOKART

KATA PENGANTAR. Fakultas Teknik Jurusan Teknik Mesin Universitas Medan Area. Dalam hal ini Tugas Sarjana yang penulis buat dengan judul ANALISA

III. METODOLOGI PENELITIAN. Alat-alat dan bahan yang digunakan dalam proses pengujian ini meliputi : mesin

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II DASAR TEORI 2.1 Motor Bensin Penjelasan Umum

BAB II TINJAUAN LITERATUR

: ENDIKA PRANNANTA L2E

KINERJA MESIN SEPEDA MOTOR SATU SILINDER DENGAN BAHAN BAKAR PREMIUM DAN ETANOL DENGAN MODIFIKASI RASIO KOMPRESI

ARTIKEL. Analisa Pengaruh Jenis Pegas, Roller Terhadap Torsi Dan Konsumsi Bahan Bakar Pada Sepeda Motor Matic

BAB III METODOGI PENGUJIAN DAN ANALISA HASIL PENGUJIAN

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

Pengaruh Suhu dan Tekanan Udara Masuk Terhadap Kinerja Motor Diesel Tipe 4 JA 1

KAJIAN EKSPERIMENTAL PENGARUH PENGGUNAAN KARBURATOR RACING TERHADAP KINERJA MOTOR 2-LANGKAH 150 CC Andriansyah Teknik Mesin, Fakultas Teknik,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA

BAB III LANDASAN TEORI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH VARIASI SUDUT BUTTERFLY VALVE PADA PIPA GAS BUANG TERHADAP UNJUK KERJA MOTOR BENSIN 4 LANGKAH

ASPEK TORSI DAN DAYA PADA MESIN SEPEDA MOTOR 4 LANGKAH DENGAN BAHAN BAKAR CAMPURAN PREMIUM METHANOL

Mesin uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah sepeda motor 4-

BAB IV HASIL DAN ANALISA DATA

Materi. Motor Bakar Turbin Uap Turbin Gas Generator Uap/Gas Siklus Termodinamika

PENGARUH PENGGUNAAN X- POWER TERHADAP PERFORMA PADA MESIN MOTOR 4 LANGKAH ABSTRAK

yang digunakan adalah sebagai berikut. Perbandingan kompresi : 9,5 : 1 : 12 V / 5 Ah Kapasitas tangki bahan bakar : 4,3 liter Tahun Pembuatan : 2004

BAB II LANDASAN TEORI. mekanik berupa gerakan translasi piston (connecting rods) menjadi gerak rotasi

PENGARUH VARIASI MAIN JET NOZZEL PADA SISTEM KARBURATOR TERHADAP UNJUK KERJA MESIN

BAB 1 PENDAHULUAN. Analisis Penggunaan Venturi..., Muhammad Iqbal Ilhamdani, FT UI, Universitas Indonesia

BAB III PROSEDUR PENGUJIAN

KARAKTERISTIK PEMBAKARAN DARI VARIASI CAMPURAN ETHANOL-GASOLINE (E30-E50) TERHADAP UNJUK KERJA SEPEDA MOTOR 4 LANGKAH FUEL INJECTION 125 CC

Gambar 4.1 Grafik perbandingan Daya dengan Variasi ECU Standar, ECU BRT (Efisiensi), ECU BRT (Performa), ECU BRT (Standar).

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Berikut ini tabel hasil pemeriksaan dan pengukuran komponen cylinder. Tabel 4.1. Hasil Identifikasi Mekanisme Katup

BAB IV HASIL DAN ANALISA DATA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Pengaruh Pemanasan Bahan Bakar terhadap Unjuk Kerja Mesin

PENGARUH VARIASI MAIN JET NOZZEL PADA SISTEM KARBURATOR TERHADAP UNJUK KERJA MESIN (Studi Kasus Beberapa Tingkat Oktan)

PENGARUH JENIS BAHAN BAKAR TERHADAP UNJUK KERJA MOTOR BAKAR INJEKSI ABSTRAK

OPTIMASI DAYA MELALUI VARIASI BAHAN BAKAR BIODIESEL MESIN DIESEL 2500 CCKENDERAAN RODA EMPAT

Performansi Sepeda Motor Empat Langkah Menggunakan Bahan Bakar dengan Angka Oktan Lebih Rendah dari Yang Direkomendasikan

PENGARUH PENAMBAHAN TURBULATOR PADA INTAKE MANIFOLD TERHADAP UNJUK KERJA MESIN BENSIN 4 TAK

PENGARUH PERUBAHAN TITIK BERAT POROS ENGKOL TERHADAP PRESTASI MOTOR BENSIN EMPAT LANGKAH

PENGARUH PERUBAHAN SAAT PENYALAAN (IGNITION TIMING) TERHADAP PRESTASI MESIN PADA SEPEDA MOTOR 4 LANGKAH DENGAN BAHAN BAKAR LPG

Edi Sarwono, Toni Dwi Putra, Agus Suyatno (2013), PROTON, Vol. 5 No. 1/Hal

PENGARUH PENGGUNAAN FREKUENSI LISTRIK TERHADAP PERFORMA GENERATOR HHO DAN UNJUK KERJA ENGINE HONDA KHARISMA 125CC

PENGARUH PENGGUNAAN CAMSHAFT STANDARD dan CAMSHAFT RACING TERHADAP UNJUK KERJA MOTOR BENSIN EMPAT LANGKAH

UJI PERFORMA PENGARUH IGNITION TIMING TERHADAP KINERJA MOTOR BENSIN BERBAHAN BAKAR LPG

Gambar 4.1 Grafik percobaan perbandingan Daya dengan Variasi ECU Standar, ECU BRT (Efisiensi), ECU BRT (Performa), ECU BRT (Standar).

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH TIMING INJECTION TERHADAP UNJUK KERJA MOTOR DIESEL 1 SILINDER PUTARAN KONSTAN DENGAN BAHAN BAKAR BIO SOLAR

BAB I PENDAHULUAN. (khususnya sepeda motor) berkembang. semakin pesat dewasa ini, yang juga diikuti oleh perkembangan

Jurnal Teknik Mesin UMY

BAB II DASAR TEORI 2.1 Motor Bakar 2.2 Prinsip Kerja Mesin Bensin

III. METODOLOGI PENELITIAN. uji yang digunakan adalah sebagai berikut.

MESIN DIESEL 2 TAK OLEH: DEKANITA ESTRIE PAKSI MUHAMMAD SAYID D T REIGINA ZHAZHA A

Transkripsi:

KAJI EKSPERIMENTAL PENGARUH PERUBAHAN DURASI CAMSHAFT OVERLAP DURATION TERHADAP KINERJA MOTOR OTTO EMPAT LANGKAH SATU SILINDER DOHC Bhirowo Wihardanto, Riccy Kurniawan, Wegie Ruslan Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya Jl. Jenderal Sudirman No. 51, Daerah Khusus Ibukota Jakarta Email: bhirowowihardanto@gmail.com Abstrak Banyak langkah yang dapat ditempuh untuk meningkatkan kinerja sepeda motor. Salah satunya adalah dengan melakukan perubahan pada Camshaft Overlap Duration. Camshaft Overlap Duration adalah lamanya waktu katup masuk dan katup buang dalam keadaan membuka secara bersamaan. Pengujian ini menggunakan motor Otto satu silinder DOHC dengan kapasitas 150 cc, lalu dilakukan pengukuran nilai daya, torsi, konsumsi bahan bakar spesifik, konsumsi bahan bakar aktual dari setiap Camshaft Overlap Duration. Camshaft Overlap Duration yang digunakan untuk pengujian memiliki besaran 17 o, 23 o, 27 o (standar) dan 30 o. Hasil pengujian membuktikanterjadinya peningkatan daya lebih besar 11,94% dibanding kondisi standar jika menggunakan besaran 30 o. Sedangkan besaran 17 o menghasilkan daya yang lebih rendah 0,47% dibandingkan kondisi standar. Terjadinya peningkatan torsi sebesar 2,61% pada besaran 23 o, sedangkan torsi menurun sebesar 4,13% saat menggunakan besaran 30 o. Setelah dilakukan perubahan Camshaft Overlap Duration untuk besaran 23 o, konsumsi bahan bakar spesifik menjadi lebih rendah daripada kondisi standar pada kondisi putaran mesin 6000 9000 rpm. Pada pengujian konsumsi bahan bakar aktual, besaran 30 o menghasilkan konsumsi bahan bakar aktual lebih rendah 8,35 % dibandingkan besaran 27 o (standar) yaitu sebesar 29,4 Km/Liter (standar = 32, 3 Km/Liter) dengan kecepatan berkendara 60 120 Km/Jam. Kata kunci:bahan bakar, camshaft, daya, overlap, torsi 1. PENDAHULUAN Terdapat banyak cara untuk meningkatkan performa sepeda motor. Inovasi yang telah dilakukan antara lain adalah menggunakan sistem elektronik, mengganti karburator dengan injeksi, mengganti material bergerak dengan yang lebih ringan, mengganti part yang dapat memperkecil gesekan. Selain inovasi tersebut, juga dapat dilakukan modifikasi seperti porting polish, mengganti saluran gas buang, meningkatkan kompresi, dan mengubah Camshaft Overlap Duration. Perubahan Camshaft Overlap Duration pada camshaft ini akan berpengaruh terhadap berapa lama waktu saat katup masuk dan katup buang dalam keadaan terbuka secara bersamaan sehingga mempengaruhi daya dan torsi yang akan dihasilkan sepeda motor. Lamanya waktu saat katup masuk dan katup buang dalam keadaan terbuka secara bersamaan mempengaruhi jumlah gas hasil campuran udara dan bahan bakar sehingga mempengaruhi daya dan torsi. Penelitian Camshaft Overlap Duration terhadap kinerja motor otto empat langkah satu silinder dilakukan untuk memperoleh perbandingan daya, torsi, konsumsi bahan bakar spesifik dan konsumsi bahan bakar aktual pada setiap Camshaft Overlap Duration yang diteliti. Masalah yang akan dipecahkan pada penelitian tugas akhir ini adalah bagaimana pengaruh Camshaft Overlap Duration pada motor otto satu silinder DOHC. Camshaft Overlap Duration adalah lamanya waktu katup masuk dan katup buang dalam keadaan membuka secara bersamaan. Saat katup terbuka maka akan masuk gas hasil campuran udara dan bahan bakar yang berasal dari injector. Tujuan penelitian adalah memberikan informasi bahwa perubahan Camshaft Overlap Duration dapat meningkatkan dan menurunkan daya, torsi, konsumsi bahan bakar spesifik dan konsumsi bahan bakar aktual. 315

2. TINJAUAN PUSTAKA Motor Pembakaran Motor yaitu suatu alat yang digunakan untuk mengubah suatu energi menjadi energi lain. Ganesan mendifinisikan motor pembakaran dalam adalah motor yang mengubah energy panas menjadi energi mekanik [1]. Ditinjau dari cara memperoleh energi termal atau berdasarkan tempat pembakarannya, motor pembakaran dibagi menjadi dua golongan, yaitu motor pembakaran luar dan motor pembakaran dalam. Motor Pembakaran Dalam Motor pembakaran dalam adalah motor di mana proses pembakaran itu sendiri sehingga gas pembakaran terjadi sekaligus berfungsi sebagai fluida kerja. Motor pembakaran dalam menggunakan satu atau lebih silinder yang di dalamnya terdapat torak yang bergerak translasi. Di dalam silinder itulah terjadi pembakaran antara bahan bakar dengan oksigen dari udara. Berdasarkan cara melakukan pembakaran, motor pembakaran dibedakan menjadi dua, yaitu Compression Ignition Engine (CI) dan Spark Ignition Engine (SI) yang biasa dikenal dengan motor otto [2]. Spark Ignition Engine SI merupakan motor yang bekerja dengan menggunakan nyala api dari busi. Pada prinsipnya SI memberikan output daya yang besar, stabil dan dapat bekerja pada putaran tinggi dengan konsumsi bahan bakar serta emisi gas buang yang rendah [3]. Prinsip Kerja Motor Otto Prinsip kerja motor otto empat langkah dapat ditunjukkan seperti pada Gambar 1. Gambar 1. Skema gerakan torak pada motor empat langkah [3] Terdapat empat langkah, yaitu: langkah hisap, langkah kompresi, langkah kerja, dan langkah buang [1]. Efisiensi Mekanis V. Ganesan menyatakan bahwa tenaga yang dihasilkan oleh motor pada poros roda disebut dengan Brake Horse Power (BHP). Sedangkan total tenaga yang dihasilkan oleh pembakaran pada ruang bakar tentunya lebih besar dibandingkan dengan BHP dan disebut dengan Indicated Horse Power (IHP). Perbedaan antara BHP dan IHP menunjukkan kerugian tenaga dalam komponenkomponen mekanis. Sedangkan perbedaan antara BHP dan IHP disebut dengan istilah Friction Horse Power (FHP). Daya Besarnya daya motor merupakan fungsi dari torsi yang terukur oleh dynamometer dan besar putaran poros motor yang dinyatakan dengan menggunakan persamaan: Atau dapat juga dinyatakan dengan hasilkalibrasi dinamometer : Keterangan: BHP = Brake Horse Power [HP] P = Gaya yang terbaca pada dinamometer [N] R = Panjang lengan dynamometer [m] Nd = Putaran motor [rpm] Torsi Konsep torsi dalam fisika, juga disebut momen, diawali dari kerja Archimedes dalam lever. Informalnya, torsi dapat dipikir sebagai gaya rotasional. Analog rotational dari gaya, masa, dan percepatan adalah torsi, momen inertia dan percepatan angular. Gaya yang bekerj a pada lever, 316

dikalikan dengan jarak dari titik tengah lever, adalah torsi. Secara matematik, torsi dinyatakan sebagai cross product seperti ditunjukkan pada persamaan: T = r x F (1) Keterangan: r = Vektor dari sumbu putaran ke titik di mana gaya bekerja F = Vektor gaya. Konsumsi Bahan Bakar Spesifik Konsumsi Bahan Bakar Spesifik (Spesific Fuel Compsumption, SFC) adalah jumlah pemakaian bahan bakar yang dikonsumsi oleh motor untuk menghasilkan daya satu daya kuda selama satu jam. Semakin besar nilai SFC, berarti semakin boros pemakaian bahan bakarnya dengan perolehan daya yang sama. Sebaliknya, semakin kecil nilai SFC menunjukkan semakin hemat pemakaian bahan bakarnya. Brake Specific Fuel Consumtion dapat dihitung dengan menggunakan persamaan: BSFC = (2) Keterangan: BSFC = Brake Spesific Fuel Consumption [kg/hp.jam] m = Massa bahan bakar [kg] t = waktu konsumsi bahan bakar [detik] BHP = Brake Horse Power [HP] Camshaft Gambar 2. Camshaft Camshaft berfungsi untuk mengatur waktu buka dan tutup katup secara halus sesuai dengan langkah kerja mesin motor. Titik Pembebanan camshaft ada 3, yaitu gesekan pada bantalan camshaft, pembengkokan saat menekan katup, dan momen puntir yang disebabkan oleh tarikan penggerak camshaft (rantai/timing-belt) [4]. Biasanya bantalan camshaft terbuat dari campuran almunium dan logam putih yang dapat meredam panas akibat gesekan dengan camshaft. Letak camshaft pada mesin motor ada 2, yaitu berada di kepala silinder (OHC) atau berada di dekat kruk-as (OHV) [4]. Beberapa faktor yang perlu diperhatikan jika ingin membuat camshaft adalah durasi, lift, overlap, dan LSA (Lobe Separation Angle). Dengan mengubah durasi, berarti dapat mempercepat atau memperlambat timing buka dan tutup camshaft. 317

Gambar 3. Proses Kerja Camshaft Durasi memiliki kaitan dengan timing. Durasi overlap artinya adalah lama waktu saat katup masuk dan katup buang dalam keadaan terbuka secara bersamaan. Timing artinya adalah waktu dimana camshaft mulai terbuka dan saat tertutup. Pada umumnya durasi overlap menggunakan satuan derajat. Derajat durasi overlap camshaft selalu terukur dalam durasi perputaran crank shaft. Tiap produsen kendaraan bisa saja memproduksi camshaft dengan durasi yang sama, akan tetapi ada perbedaan profil camshaft yang mempengaruhi lift dan timing dalam durasi camshaft tersebut. 3. METODOLOGI Percobaan penelitian yang dilakukan oleh penulis menggunakan beberapa peralatan, seperti dynamometer, gelas ukur, stopwatch, dan tachometer. Peralatan yang digunakan dalam eksperimen sudah sesuai dengan standarisasi yang berlaku dan telah dikalibrasi dalam batas waktu pemakaian tertentu, sehingga data hasil eksperimen yang dilakukan, merupakan data yang valid dan dapat dipertanggungjawabkan. Langkah-langkah penelitian yang dilakukan yaitu tentang uraian prosedur percobaan dengan upaya pengumpulan dan pengolahan data hasil pengujian yang dilakukan. Jenis percobaan penelitian yang digunakan oleh penulis merupakan jenis eksperimen murni dengan tujuan menganalisis hubungan sebab akibat dari data yang diperoleh dari hasil pengujian yang dilakukan. Pengujian Camshaft Pada penelitian ini jumlah varian durasi overlap camshaft yang digunakan ada empat jenis. Spesifikasi camshaft tersebut dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Spesifikasi Camshaft 318

Prosedur Pengujian Pengujian Daya dan Torsi Pengujian daya dan torsi dilakukan dengan menggunakan dynamometer, dengan prosedur pengujian sebagai berikut: 1. Mempersiapkan motor dan menyalakan motor pada putaran idle, sekitar 1.500 rpm selama beberapa menit sehingga motor mencapai kondisi kerja. 2. Menaikkan sepeda motor ke atas dynamometer dan melakukan pengikatan agar posisinya tetap berada di posisi centre. 3. Melakukan run dengan empat macam camshaft. Pengujian Konsumsi Bahan Bakar Spesifik Pada pengujian konsumsi bahan bakar spesifik dilakukan di dynamometer, dengan prosedur pengujian sebagai berikut: 1. Mempersiapkan motor dan setting dynamometer untuk mengatur rpm yang diinginkan. Nyalakan motor selama beberapa menit hingga mencapai kondisi kerja pada putaran stasioner. 2. Mengukur bahan bakar sebanyak 100 ml dengan menggunakan gelas ukur memasukannya ke dalam botol yang berfungsi sebagai pengganti tangki bensin. 3. Mengubah posisi selang bensin ke posisi botol yang telah berisi 100 ml bensin. 4. Menjalankan sepeda motor pada posisi 5.000 rpm sampai motor dalam keadaan off karena bahan bakar yang digunakan sudah habis, dan mencatat waktunya dengan menggunakan stopwatch. 5. Mengulang langkah dengan putaran yang lebih variatif yaitu 7.000 rpm dan 9.000 rpm Mengulangi langkah 1 sampai 5 dengan pemasangan camshaft yang berbeda. Gambar 4. Grafik Hubungan Antara Torsi Dengan Putaran Motor Torsi maksimum yang dihasilkan motor dengan camshaft overlap duration 27 o adalah 11,84 Nm pada putaran 8.100 rpm. Hasil pergantian camshaft camshaft overlap duration 23 o membuat torsi maksimum menjadi 12,15 Nm pada putaran mesin yang lebih rendah yaitu di 7.550 rpm. Dari data dapat dilihat kenaikan torsi sebesar 2,61%. Sedangkan setelah mengganti camshaft dengan camshaft overlap duration 17 o membuat torsi menurun menjadi 11,75 Nm pada putaran 8.025 rpm. Dari data dapat dilihat bahwa penurunan torsi terjadi sebesar 0,76%. Pada camshaft overlap duration 30 o, menghasilkan torsi di angka 11,35 Nm pada putaran 7900 rpm. Pada kombinasi terakhir ini terjadi penurunan torsi yang cukup signifikan yaitu sebesar 4,13 %. Hasil Pengujian Daya Dari hasil pengujian daya yang telah dilakukan dengan menggunakan dynamometer, diperoleh grafik hubungan antara daya yang dihasilkan dengan putaran motor, seperti ditunjukkan pada Gambar 5. 319

Gambar 5. Grafik Hubungan Antara Daya Dengan Putaran Motor. Pada Gambar 5. menunjukkan daya dari setiap camshaft. Daya maksimal pada camshaft overlap duration 27 o adalah sebesar 12,64 HP pada 9.350 rpm. Setelah dilakukan pergantian camshaft overlap duration 17 o didapat penurunan daya maksimal menj adi 12,58 HP pada 8.900 rpm. Dari data dapat dilihat penurunan daya sebesar 0,47%. Sedangkan setelah mengganti camshaft dengan camshaft overlap duration 23 o membuat daya menjadi 13,6 HP pada putaran 9250 rpm. Dari data dapat dilihat bahwa terjadi peningkatan sebesar 7,5%. Pada camshaft overlap duration 30 o, menghasilkan kenaikan di angka 14,15 HP pada putaran 10.050 rpm. Pada kombinasi terakhir ini terjadi yang cukup signifikan yaitu sebesar 11,94 % dibandingkan dengan kondisi standar. Pengaruh Durasi Camshaft Terhadap RPM dan Konsumsi Bahan Bakar Spesifik Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui perubahan konsumsi bahan bakar spesifik setelah dilakukan pergantian camshaft. Konsumsi bahan bakar spesifik dipengaruhi oleh kesempurnaan motor untuk membakar campuran bahan bakar dan udara di dalam ruang bakar. Menurut Heywood faktor lain yang mempengaruhi konsumsi bahan bakar spesifik antara lain homogenitas campuran bahan bakar, ketersediaan O2 untuk bereaksi dengan bahan bakar, waktu yang tersedia untuk melakukan pembakaran (bergantung pada putaran motor), perbandingan kompresi dari ruang bakar, sampai desain ruang bakar itu sendiri [3]. Grafik dari pengujian konsumsi bahan bakar spesifik pada pengujian ini dapat dilihat pada Gambar 6. Gambar 6. Grafik Konsumsi Bahan Bakar Spesifik Pada Gambar 4.3. dapat dilihat hasil dari pengujian konsumsi bahan bakar spesifik pada putaran mesin 5000, 7000, dan 9000. Tampak jelas bahwa pada camshaft yang sama, akan mengalami penurunan nilai BSFC di putaran mesin yang lebih tinggi. Hal ini dikarenakan campuran bahan bakar dan gas yang terbakar lebih efisien ketika mesin berputar pada putaran yang lebih tinggi. 320

5000 RPM Pada camshaft overlap duration 17 o, nilai BSFC lebih rendah 2,09 % dibanding pada camshaft overlap duration 23 o. Nilai BSFC yang lebih rendah juga terjadi pada camshaft overlap duration 30 o, yaitu sebesar 5,93% dibanding kondisi standar. Nilai BSFC terendah pada rpm ini terjadi pada camshaft overlap duration 27 o, yaitu sebesar 11,39 %. Pada rpm 5000, camshaft overlap duration 27 o merupakan varian camshaft dengan efisiensi tertinggi pada proses pembakaran dari campuran bahan bakar dan gas, dibandingkan dengan kombinasi lainnya. 7000 RPM Pada camshaft overlap duration 17 o, nilai BSFC lebih rendah 11,26 % dibandingkan kombinasi standar dan menurun sebesar 23,13 % dibandingkan dengan nilai BSFC pada 5000 rpm. Bila dibandingkan dengan kondisi standar, camshaft overlap duration 30 o mempunyai nilai BSFC yang lebih rendah dengan persentase sebesar 11,97 %, dan menurun sebesar 20,63 %, bila dibandingkan dengan kondisi 5000 rpm. Untuk camshaft overlap duration 27 o nilai BSFC lebih tinggi 0,58% dibandingkan dengan kombinasi standar dan mengalami penurunan sebesar 3,73 % dibanding dengan kondisi 5000 rpm. Pada kondisi 7000 rpm, camshaft overlap duration 17 o dan camshaft overlap duration 30 o mempunyai nilai BSFC yang hampir sama. Camshaft overlap duration 17 o dan camshaft overlap duration 30 o mempunyai efisiensi pembakaran yang sama baiknya pada kondisi 7000 rpm. 9000 RPM Pada camshaft overlap duration 17 o, nilai BSFC lebih tinggi 7,89 % dibandingkan camshaft overlap duration 27 o dan menurun sebesar 29,78 % dibandingkan dengan nilai BSFC pada 5000 rpm. Bila dibandingkan dengan camshaft overlap duration 27 o, camshaft overlap duration 30 o mempunyai nilai BSFC yang lebih rendah dengan persentase sebesar 5,86 %, dan menurun sebesar 36,24 %, bila dibandingkan dengan kondisi 5000 rpm. camshaft overlap duration 23 o nilai BSFC lebih rendah 3,38 % dibandingkan dengan kombinasi standar dan mengalami penurunan sebesar 30,52 % dibanding dengan kondisi 5000 rpm. Pada 9000 rpm, camshaft overlap duration 30 o merupakan kombinasi dengan efisiensi tertinggi pada proses pembakaran dari campuran bahan bakar dan gas, dibandingkan dengan kombinasi lainnya. 5. SIMPULAN Dari hasil pengujian dan analisis yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan: 1. Terjadi perubahan daya setelah melakukan perubahan pada Camshaft Overlap Duration. Camshaft Overlap Duration yang lebih tinggi menghasilkan daya yang lebih besar jika dibandingkan dengan Camshaft Overlap Duration kondisi standar. Sedangkan Camshaft Overlap Duration yang lebih rendah menghasilkan daya yang lebih kecil jika dibandingkan dengan Camshaft Overlap Duration kondisi standar. 2. 2. Perubahan torsi juga terjadi setelah melakukan perubahan pada Camshaft Overlap Duration. Camshaft Overlap Duration yang lebih tinggi menghasilkan torsi yang lebih kecil jika dibandingkan dengan Camshaft Overlap Duration kondisi standar. Sedangkan Camshaft Overlap Duration yang lebih rendah menghasilkan torsi yang lebih besar jika dibandingkan dengan Camshaft Overlap Duration kondisi standar. 3. 3. Dengan mengubah Camshaft Overlap Duration konsumsi bahan bakar spesifik dapat menjadi lebih rendah dari kondisi standar di berbagai kondisi putaran mesin. 4. 4. Dengan menggunakan besaran 30 o menghasilkan konsumsi bahan bakar aktual yang paling rendah bila dibandingkan besaran lainnya dan lebih rendah 8,35 % dibandingkan besaran 27 o (standar). 321

DAFTAR PUSTAKA 5P uilailgai a 1T.1 a 1 1 Penggerak Mula Motor Bakar Torak' a 1EeILeIEIN1ITCf1CfaILGuILg a 12ELM * EILI5LIL a 19 a 1 Internal Combustion Engines, Tata McGraw-Hill Publishing Company Limiter, 2003. +H ZRRG a 1I Cf a 1l Internal Combustion Engine Fundamentals, McGraw-Hill Book Company, 1998. Hammil, ' e5.1 How To Choose Camshafts And Time Them For Maximum Power' a 19 elret 1 Publishing PLC, 1998. 322